kab/kota: Magelang

  • Pantesan Truk Sering Jadi Penyebab Kecelakaan Maut, Ternyata Begini Kondisinya

    Pantesan Truk Sering Jadi Penyebab Kecelakaan Maut, Ternyata Begini Kondisinya

    Jakarta

    Kecelakaan maut truk masih saja terjadi. Sudah beberapa kali kecelakaan yang melibatkan truk sampai menimbulkan korban jiwa. Ternyata, begini kondisinya.

    Kemarin, terjadi lagi kecelakaan maut yang melibatkan kendaraan dump truck. Dilaporkan detikJateng, kecelakaan maut itu terjadi di Jl Purworejo-Magelang tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Rabu (7/5/2025) siang. Dilaporkan ada 11 orang meninggal dunia dan 6 lainnya luka-luka.

    Menurut pakar transportasi yang juga sebagai Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno, ada beberapa faktor penyebab kecelakaan maut akibat kendaraan angkutan barang. Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terhadap beberapa kejadian kecelakaan sejak tahun 2015 hingga sekarang, terutama yang melibatkan angkutan umum baik angkutan orang maupun angkutan barang, faktor yang yang berkontribusi terhadap kecelakaan antara lain kondisi kendaraan yang kurang laik, faktor kelelahan pengemudi, faktor kesehatan pengemudi, serta faktor pembinaan dan penindakan.

    “Menurut KNKT, jumlah pengemudi bus dan truk di Indonesia mengalami penurunan, rasio dengan jumlah kendaraan yang beroperasi sudah masuk dalam zona berbahaya (danger). Kecakapan pengemudi sangat rendah dalam mengoperasikan kendaraan. Waktu kerja, waktu istirahat, waktu libur, dan tempat istirahat pengemudi bus dan truk di Indonesia sangat buruk. Tidak ada regulasi yang melindungi mereka, sehingga performance mereka berisiko tinggi terhadap kelelahan dan bisa berujung pada microsleep,” kata Djoko dalam keterangan tertulisnya.

    Lanjut Djoko, menurut KNKT 84 persen kecelakaan saat ini terjadi akibat kegagalan sistem pengereman dan kelelahan pengemudi. Kegagalan sistem pengereman dapat disebabkan di antaranya oleh kondisi pengemudi yang tidak siap serta tidak menguasai kendaraan, ataupun kondisi dari kendaraannya. Adapun penyebab kelelahan pengemudi adalah kurangnya waktu untuk beristirahat.

    “Pengemudi bukan hanya memiliki kemampuan teknik mengendarai yang baik dan pengetahuan berlalu lintas yang baik. Namun juga harus memiliki kepribadian dan kompetensi yang baik, meliputi skill, knowledge, dan attitude, sehingga dapat melayani dan menghargai penumpang dengan mengutamakan keselamatan dan keamanan,” ucap Djoko.

    Djoko mencontohkan banyaknya truk angkutan barang yang melaju ribuan kilometer. Bahkan, dari Pulau Jawa sampai Aceh mereka tempuh. Perjalanan panjang itu kerap membuat sopir letih.

    “Saya bulan puasa lalu ke Sumatera, melihat jalur JTTS ya, Tol Trans Sumatera, 60 persen dilewati oleh angkutan barang. Dan angkutan barang itu dari Jawa sampai ke Aceh. Padahal angkutan barang itu efisien jika jaraknya maksimal 500 km, 500 km kira-kira itu Jakarta-Semarang lah,” sebut Djoko dalam sambungan telepon kepada detikOto, Kamis (8/5/2025).

    Padahal, Djoko menyarankan, angkutan barang dialihkan ke moda transportasi lain seperti kereta api atau bahkan gunakan moda transportasi air. Dengan begitu, sopir truk tak kelelahan dan diharapkan tidak ada lagi kejadian truk rem blong.

    “Buat pengemudi dia nggak lelah juga kan, naik kapal dari Tanjung Priok atau dari mana itu ke Medan, nanti baru dia melanjutkan. Ini nggak, saya tanya berapa hari ke Aceh, 4 hari-5 hari,” sebut Djoko.

    (rgr/din)

  • Ditanggung Jasa Raharja, Ini Besaran Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Purworejo – Halaman all

    Ditanggung Jasa Raharja, Ini Besaran Santunan untuk Korban Kecelakaan Maut di Purworejo – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – PT Jasa Raharja sudah memberikan santunan dan menanggung biaya perawatan bagi korban kecelakaan maut di Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (7/5/2025).

    Kepala PT Jasa Raharja Kantor Wilayah Utama Jawa Tengah, Triadi, menyampaikan keprihatinannya atas insiden tragis ini.

    Sebagaimana diketahui, peristiwa ini menelan 17 korban jiwa, dengan rincian 11 orang meninggal dunia dan enam lainnya mengalami luka-luka.

    Korban meninggal terdiri dari 10 guru SDIT As Syafi’iyah beserta satu supir angkot.

    “Ini musibah yang menonjol, menimbulkan korban jiwa cukup banyak. Kami turut prihatin,” ucapnya di Magelang, Kamis (8/5/2025), dilansir Tribun Jogja.

    Triadi menyebut, percepatan penyerahan santunan tidak lepas dari sinergi yang baik dengan pihak kepolisian, terutama Satlantas Polres Purworejo dan juga Satlantas Kabupaten Magelang.

    “Tanpa laporan dari pihak kepolisian, kami tidak bisa langsung memproses santunan.” 

    “Kami sangat apresiasi karena dengan kerja sama ini, santunan bisa diserahkan dalam waktu 1×24 jam,” tuturnya.

    Jasa Raharja telah menerbitkan guarantee letter atau surat jaminan biaya perawatan hingga maksimal Rp20 juta kepada korban luka.

    Surat ini diberikan langsung kepada rumah sakit sehingga keluarga korban tidak perlu mengeluarkan biaya di awal.

    “Ini bagian dari peningkatan pelayanan kami. Masyarakat tidak perlu nombok dulu ke rumah sakit, cukup dengan surat jaminan dari Jasa Raharja,” terangnya.

    Sementara itu, sesuai Keputusan Menteri Keuangan, santunan untuk korban meninggal dunia masing-masing sebesar Rp50 juta.

    Adapun total santunan yang telah diserahkan kepada ahli waris mencapai Rp550 juta.

    “Untuk korban luka, masih dalam proses perawatan. Selama biaya perawatannya belum mencapai Rp20 juta, tetap dalam tanggungan Jasa Raharja,” ungkap Triadi.

    Ia menambahkan, jika korban luka membutuhkan rujukan ke rumah sakit lain, biayanya juga masih ditanggung selama belum melewati plafon Rp20 juta.

    Polisi Selidiki Penyebab Kecelakaan

    Terpisah, jajaran Polres Purworejo sampai saat ini masih mendalami kasus kecelakaan yang terjadi pada Rabu kemarin.

    Kasihumas Polres Purworejo, AKP Ida Widiastuti, mengatakan pihaknya masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    “Sampai saat ini belum diketahui penyebab laka karena kami masih melakukan olah TKP,” kata Ida dihubungi pada Kamis.

    Ia menyatakan, belum bisa dipastikan penyebab kecelakaan itu karena rem blong pada truk.

    Pasalnya, sebelumnya, kuat dugaan rem blong jadi penyebab terjadinya kecelakaan.

    Ida juga menyebut belum ada tersangka yang ditetapkan dalam kejadian ini.

    Termasuk apakah L, sopir dump truk yang terlibat dalam kecelakaan tersebut berpotensi menjadi tersangka.

    “Yang jelas saat ini masih dalam penyelidikan,” ucap Ida.

    Hingga saat ini, terdapat enam korban luka yang masih berada dalam perawatan.

    Lima orang dirawat di Rumah Sakit Islam (RSI) Loano, Purworejo, yang terdiri dari dua warga Desa Kalijambe dan tiga warga Magelang.

    Dua warga Desa Kalijambe tersebut terluka setelah truk dan angkudes bertabrakan mengenai rumah mereka di pinggir jalan.

    Lalu tiga warga Magelang yang merupakan korban selamat dari kecelakaan, pada saat kejadian tengah menaiki angkudes.

    “Satu lagi adalah sopir truk (L), yang sebelumnya berada di RSUD dr Tjitrowardojo lalu dirujuk ke RSUP dr. Sardjito Yogyakarta sekitar pukul 05.30 WIB tadi,” jelas Ida.

    Tiga warga Magelang penumpang angkudes yang terluka juga hendak dipindahkan ke tempat asal mereka.

    Rencananya mereka akan melanjutkan perawatan di Rumah Sakit Tentara (RST) Magelang.

    Sebagaimana diketahui, tabrakan antara dump truk yang disopiri L dengan angkudes disopiri oleh ES terjadi sekitar pukul 11.00 WIB.

    Warga setempat pun sempat menyaksikan bagaimana peristiwa itu terjadi.

    Warga Kalijambe, Iwan mengatakan, L sempat membunyikan klakson panjang beberapa kali untuk memperingatkan angkudes di depannya. 

    Namun tabrakan tetap terjadi hingga mengenai rumah warga.

    “Kebetulan jalan di sini memang cukup rawan terjadi laka, kebanyakan karena rem blong,” ujarnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Jasa Raharja Tanggung Biaya Perawatan dan Beri Santunan Korban Kecelakaan Maut di Purworejo.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Yuwantoro/Alexander)

  • 8
                    
                        Duka Berlapis Kepala SD IT As Syafi’iyah, 10 Guru Sekolahnya Tewas Ditabrak Truk Saat Hendak Melayat Sang Ayah
                        Regional

    8 Duka Berlapis Kepala SD IT As Syafi’iyah, 10 Guru Sekolahnya Tewas Ditabrak Truk Saat Hendak Melayat Sang Ayah Regional

    Duka Berlapis Kepala SD IT As Syafi’iyah, 10 Guru Sekolahnya Tewas Ditabrak Truk Saat Hendak Melayat Sang Ayah
    Tim Redaksi
     
    MAGELANG, KOMPAS.com
    – Nurul Faizah, Kepala SD IT As Syafi’iyah di Kabupaten
    Magelang
    , Jawa Tengah, harus menanggung duka berlapis.
    Belum selesai berduka atas kepergian sang ayah, KH Barzachi Yusuf, ia harus menerima kenyataan pahit lain: 10 guru di sekolah yang dipimpinnya tewas dalam kecelakaan maut di Kalijambe,
    Purworejo
    , Rabu (7/5/2025).
    Yang lebih menyayat hati, para guru tersebut tewas saat dalam perjalanan untuk melayat ke rumah Nurul, di Kecamatan Gebeng.
     
    KH Barzachi Yusuf sendiri adalah pengasuh Pondok Pesantren Al Huda Sirembes yang wafat sehari sebelum insiden kecelakaan.
    “Ketika ayah saya mau dimakamkan, saya mendapat kabar itu,” ucap Nurul dengan suara berat, Kamis (8/5/2025).
    “Saya benar-benar syok,” cetusnya.
     
    Kehilangan 10 guru sekaligus, sebagian besar di antaranya perempuan, membuat kegiatan belajar-mengajar di SD IT As Syafi’iyah kini terganggu.
    Nurul mengaku belum dapat memastikan kapan aktivitas sekolah akan kembali berjalan normal.
    “Masalah itu adalah jumlah kehilangan guru yang mencapai separuh,” katanya.
    Dari total 28 guru yang ada, 10 orang di antaranya menjadi korban dalam kecelakaan tragis yang melibatkan truk tronton dan angkutan kota.
    Ketua Yayasan As Syafi’iyah, Habib Muhsin Syafingi, menambahkan bahwa lima dari 10 guru yang meninggal adalah penghafal sekaligus pengajar Al-Qur’an (ustazah tahfidz).
    Sekolah kini tengah menyiapkan guru pengganti agar kegiatan belajar mengajar tak terganggu terlalu lama.
    “Kami akan berkoordinasi dengan beberapa ponpes untuk mengisi kekurangan ustazah tahfidz,” ujarnya.
    Kecelakaan maut yang terjadi pada Rabu (7/5/2025) itu melibatkan sebuah truk tronton bernomor polisi B 9970 BYZ dan sebuah angkutan kota (angkot) yang membawa rombongan warga.
    Truk diduga mengalami rem blong saat melintasi jalan menurun dan menikung, sehingga hilang kendali dan menabrak angkot serta sebuah rumah di pinggir jalan.
    Menurut saksi mata yang hanya ingin disebutkan dengan inisial L, truk bermuatan pasir tersebut mengalami masalah pada sistem remnya.
    “Itu truk dari atas sudah klakson terus, kasih kode. Sudah ambil kanan untuk menghindari kendaraan lain. Pas sampai tanjakan, langsung banting kiri dan menabrak angkutan,” ujar L saat ditemui di lokasi kejadian.
    Truk tersebut, yang dalam kondisi rem blong, kemudian menabrak angkot rombongan ibu-ibu.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kondisi 6 Korban yang Selamat dari Kecelakaan Maut di Purworejo, Sopir Truk Dirujuk ke Yogyakarta – Halaman all

    Kondisi 6 Korban yang Selamat dari Kecelakaan Maut di Purworejo, Sopir Truk Dirujuk ke Yogyakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kecelakaan maut yang melibatkan truk muatan pasir dengan angkutan umum desa (angkudes) di Jl Purworejo-Magelang, Tanjakan Ngangkruk, Desa Kalijambe, Kecamatan bener, Purworejo, Jawa Tengah menewaskan 11 orang.

    Kecelakaan yang terjadi pada Rabu (7/5/2025) siang ini juga menyebabkan enam orang terluka, termasuk sopir truk.

    Kasi Humas Polres Purworejo, AKP Ida Widiastuti mengatakan, enam korban selamat tersebut kini berada tengah mendapatkan perawatan lantaran alami luka-luka.

    Ia menuturkan, lima orang dirawat di Rumah Sakit Islam (RSI) Loano, Purworejo.

    Lima orang tersebut merupakan warga Desa Kalijambe dan tiga warga Magelang.

    Dua warga yang terluka setelah truk menabrak rumah mereka yang berada di pinggir jalan.

    Sementara tiga warga Magelang merupakan penumpang angkudes yang selamat.

    Ida menjelaskan, sopir truk berinisial L juga selamat dan kini berada di rumah sakit di Yogyakarta.

    “Satu lagi adalah sopir truk (L), yang sebelumnya berada di RSUD dr Tjitrowardojo lalu dirujuk ke RSUP dr. Sardjito Yogyakarta sekitar pukul 05.30 WIB tadi,” jelas Ida.

    Ditanya soal penyebab kecelakaan, AKP Ida mengatakan bahwa pihak kepolisian masih melakukan olah TKO.

    “Sampai saat ini belum diketahui penyebab laka karena kami masih melakukan olah TKP,” kata Ida dihubungi pada Kamis (08/05/2025).

    Mengutip TribunJogja.com, ia belum bisa menyatakan apakah penyebabnya rem blong atau bukan.

    Ia juga menyebut belum ada tersangka dalam kasus ini.

    “Yang jelas saat ini masih dalam penyelidikan,” ujarnya.

    Ustazah Jadi Korban Tewas

    Diketahui, ada 11 orang yang tewas dalam kecelakaan ini.

    Mayoritas, korban meninggal merupakan penumpang angkudes.

    Angkudes tersebut ditumpangi oleh guru perempuan dari SD Islam Tahfidz Quran As Syafiiyah, Magelang yang hendak takziah di Purworejo.

    TribunJogja.com, mewartakan, angkudes tersebut ditumpangi 10 orang guru dan satu orang sopir.

    “Terdapat 11 jenazah yang kami tempatkan di Instalasi Pemulasaran Jenazah (IPJ),” kata Wakil Direktur Pelayanan RSUD dr Tjitrowardojo Purworejo, Nunik Sulistyaningsih.

    Diketahui, kecelakaan maut yang terjadi di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo ini diduga karena truk yang gagal melakukan pengereman menabrak angkot yang berisikan belasan orang.

    Angkot berkelir biru juga tertimpa bodi truk hingga ringsek.

    Truk besar tersebut melaju dari arah Magelang ke Purworejo.

    Sesampainya di turunan Tanjakan Ngangkruk, truk diduga mengalami rem blong.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Polres Purworejo Masih Dalami Penyebab Laka Tanjakan Ngangkruk, Korban Luka Akan Dipindahkan

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(TribunJogja.com, Alexander Aprita/Ahmad Syarifudin)

  • Solusi Berantas ‘Truk Pencabut Nyawa’ dari Jalan Raya

    Solusi Berantas ‘Truk Pencabut Nyawa’ dari Jalan Raya

    Jakarta

    Truk rem blong masih terus menjadi ‘mesin pencabut nyawa’ di jalan raya. Negara harus hadir untuk membenahi karut-marut masalah transportasi darat itu.

    Kemarin, terjadi lagi kecelakaan maut yang melibatkan kendaraan dump truck. Dilaporkan detikJateng, kecelakaan maut itu terjadi di Jl Purworejo-Magelang tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Rabu (7/5/2025) siang. Dilaporkan ada 11 orang meninggal dunia dan 6 lainnya luka-luka.

    Seluruh korban adalah penumpang angkot yang merupakan rombongan takziah. Angkot sampai hancur tak berbentuk.

    “Korban 11 MD (meninggal dunia) merupakan penumpang dan sopir angkot. Rombongan dari Mendut Magelang mau takziah ke Purworejo,” kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Purworejo, Ipda Boby Pangestu.

    Kecelakaan maut akibat kendaraan besar seperti bus dan truk diprediksi masih akan terjadi ke depannya kalau masalah krusialnya tidak dibenahi. Pengamat transportasi yang menjabat sebagai Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, solusi mengatasi masalah ini adalah dengan mengubah cara pengangkutan barang dari jalur darat ke kereta api, laut, atau sungai.

    “Kita jangan fokus angkutan barang itu ke jalan raya. Ini negara kepulauan, gunakan jalur kereta, gunakan perairan,” kata Djoko kepada detikOto, Kamis (8/5/2025).

    Baru-baru ini Djoko melakukan observasi ke Jalan Tol Trans Sumatera. Jalan tol itu didominasi oleh angkutan barang. Tak sedikit yang merupakan truk over dimension over load (ODOL).

    “Angkutan barang itu (jalan) dari Jawa sampai ke Aceh. Padahal, angkutan barang itu efisien jika jaraknya maksimal 500 km, 500 km itu kira-kira Jakarta-Semarang lah. Kenapa nggak angkutan barang itu lewat kapal laut aja,” ucap Djoko.

    Dengan menggunakan moda transportasi lain seperti kereta api atau kapal laut, pengemudi truk juga jadi tidak lelah. Banyak kecelakaan juga yang disebabkan oleh pengemudi yang kelelahan.

    “Buat pengemudi dia nggak lelah juga kan, naik kapal dari Tanjung Priok atau dari mana itu ke Medan, nanti baru dia melanjutkan. Ini nggak, saya tanya berapa hari ke Aceh, 4-5 hari,” sebutnya.

    “Termasuk juga di Kalimantan, Ya sungainya untuk angkutan barang. Kalau di jalan semua rusak jalannya. Angkutan sungai yang ada di Kalimantan (sebaiknya) untuk angkut barang,” sambung Djoko.

    (rgr/dry)

  • Langkah UMKM Lokal Tembus Pasar Global Lewat Pameran Internasional

    Langkah UMKM Lokal Tembus Pasar Global Lewat Pameran Internasional

    Magelang: Menindaklanjuti inisiatif Kementerian BUMN dalam mendukung kemandirian dan daya saing UMKM di Indonesia, PERURI mengikutsertakan UMKM binaannya dalam pameran Borobudur International Bike Week (BIBW).
     
    Pameran tersebut berlangsung pada 2–4 Mei 2025 di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Borobudur International Bike Week 2025 menghadirkan ribuan pengunjung dari berbagai daerah maupun luar negeri.
     
    Terdapat tiga UMKM Binaan PERURI yang berpartisipasi dalam kegiatan bertaraf internasional ini, yakni Agung Snack, Selaras dan Dapoer YHK yang bergerak di bidang kuliner.

    Melalui partisipasi dalam event ini, UMKM binaan PERURI dari Karawang memiliki peluang strategis untuk memperkenalkan produk unggulan lokal ke pasar yang lebih luas, khususnya ke pasar global, serta membangun jaringan bisnis dengan komunitas regional dan nasional.
     

    Penanggung Jawab Strategic Corporate Branding dan TJSL PERURI Aris Wibowo, mengatakan melalui kegiatan ini, PERURI berupaya membawa misi untuk memperkenalkan UMKM Binaan yang bergerak di bidang kuliner dengan cita rasa autentik lokal ke panggung global.
     
    Harapannya, keikutsertaan ini tidak hanya menjadi ajang promosi, tetapi juga membuka peluang pasar yang lebih luas, sehingga kuliner Indonesia dapat diterima oleh lidah masyarakat internasional dan mampu menarik minat konsumen mancanegara.
     
    “Kami terus berkomitmen mendorong kemajuan UMKM, salah satunya dalam kegiatan Borobudur International Bike Week agar UMKM Binaan kami memiliki kesempatan untuk memperluas pasar, membangun jejaring usaha, serta menunjukkan kualitas dan daya saing produk lokal kepada audiens yang lebih luas,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Kamis, 8 Mei 2025.
     
    Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi menyambut baik penyelenggaraan BIBW 2025. Luthfi menilai event berskala internasional seperti ini bukan hanya mempererat hubungan antara komunitas dan masyarakat, tapi juga membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi para pelaku UMKM. 
     
    PERURI berharap melalui kegiatan ini UMKM Binaannya dapat terus berkembang dan meningkatkan daya saingnya di pasar internasional. PERURI berkomitmen untuk mendampingi UMKM Indonesia terus berkembang, guna memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (KIE)

  • Modus Pelarian Endang Pristiwati, Koruptor Rp2 Miliar: Ganti Identitas 4 Kali Selama 8 Tahun

    Modus Pelarian Endang Pristiwati, Koruptor Rp2 Miliar: Ganti Identitas 4 Kali Selama 8 Tahun

    Liputan6.com, Lampung – Setelah delapan tahun buron, mantan teller bank pelat merah, Endang Pristiwati (56), akhirnya ditangkap oleh tim Kejaksaan Negeri (Kejari) Lampung Tengah. Endang merupakan terpidana kasus korupsi senilai Rp2 miliar yang selama ini dikenal lihai menghindari kejaran hukum.

    Kepala Seksi Intelijen Kejari Lampung Tengah, Alfa Dera, menyebutkan bahwa Endang berpindah-pindah lokasi persembunyian dan telah mengganti identitasnya sebanyak empat kali selama dalam pelarian.

    “Alhamdulillah, setelah pemantauan intensif dan kerja sama lintas seksi, kami berhasil mengamankan yang bersangkutan,” ujar Alfa, Kamis (8/5/2025).

    Endang sempat divonis bersalah secara in absentia oleh pengadilan pada tahun 2017. Namun, sejak proses penyidikan hingga putusan tersebut, ia terus menghindar dari kejaran aparat dengan tinggal di berbagai daerah di Pulau Jawa dan kembali lagi ke Lampung.

    Berdasarkan hasil pemeriksaan, Endang sempat mengganti identitas menjadi “Widyastuti” saat berada di Magelang, Jawa Tengah, dibantu oleh beberapa orang yang kini turut dalam penyelidikan. Setelah itu, dia berpindah ke Wonosobo, lalu ke Pesawaran, dan terakhir ditangkap di Bandar Lampung.

    “Dia mengaku menggunakan nama yang sama, tapi beda alamat di setiap daerah. Ini jadi bagian strateginya mengelabui petugas,” ungkapnya.

  • Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Maut Purworejo: Mereka Ustazah Semua, Semoga Syahid

    Identitas 11 Korban Tewas Kecelakaan Maut Purworejo: Mereka Ustazah Semua, Semoga Syahid

    TRIBUNJATENG.COM – Identitas sebelas korban meninggal dalam kecelakaan maut di Purworejo, Rabu (7/5/2025).

    Kecelakaan itu menyisakan duka mendalam bagi para kerabat dan keluarga korban.

    Kecelakaan terjadi antara truk tronton pengangkut pasir bernomor polisi B 9970 BYZ dengan angkutan kota (angkot) yang membawa para ustazah, guru SD IsIam Tahfidz Quran As-Syafi’iyah Magelang.

    Di Jalan Magelang-Purworejo, wilayah Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, kecelakaan terjadi pada pukul 11:00 WIB.

    Diduga mengalami rem blong dan menabrak angkot,

    Kendaraan angkot yang ditumpangi 13 ustazah dan 1 orang supir remuk tidak berupa pasca kecelakaan. 

    Truk terguling, muatan pasir tumpah. Satu rumah di lokasi kejadian rusak parah terdampak kecelakaan.

    Sebanyak 11 orang korban dilaporkan meninggal dunia, termasuk di dalamnya 10 orang ustazah. Sementara itu, 4 orang korban mengalami luka parah, dan 2 orang korban luka ringan.

    Penyebab kecelakaan hingga kini masih dalam penyelidikan polisi.

    Para korban juga masih mendapatkan perawatan medis di sejumlah rumah sakit di Purworejo.

    DIDUGA REM BLONG – kecelakaan maut melibatkan dump truk dengan angkutan kota (angkot) menewaskan 11 orang dan enam korban luka-luka di Jalan Purworejo–Magelang, tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Rabu (6/5/2025). Para korban tewas belum teridentifikasi. (Dok Polda Jateng) (IST)

    Kronologi: Ustazah korban kecelakaan hendak melayat ke Purworejo

    Diwartakan Tribunjogja.com sebelumnya, para ustazah yang juga merupakan guru SD IsIam Tahfidz Quran As-Syafi’iyah Magelang rencananya hendak melayat ke Purworejo. 

    Ditemui wartawan Tribunjogja.com di SD IsIam Tahfidz Quran As-Syafi’iyah Magelang, Rabu (7/5/2025) siang, salah satu orang tua siswa anggota komite sekolah, Bhineke Giandika, mengatakan, para ustazah hendak bertakziah karena bapak dari kepala sekolah yang meninggal dunia.

    “Salah satu, bapak dari kepala sekolah kami meninggal dunia, kami mau bertakziah ke sana,” kata Bhineke.

    Ia mengatakan, para guru (termasuk ustazah) dan anggota komite sekolah dibebaskan untuk melayat pagi atau siang.

    “Kami sudah mengoordinir sendiri bahwa kita dibagi beberapa kloter, tapi nggak itu, nggak terkoordinir ibaratnya, ya yang bisa pagi, (berangkat) pagi, yang bisa siang, (berangkat) siang, kebetulan saya siang,” tuturnya.

    Bhineke mengatakan, kemarin malam (Selasa, 6 Mei 2025) para ustazah memberi info bahwa siswa akan pulang lebih awal pukul 09:00 WIB pagi agar ustazah bisa takziah.

    “Memang ustazah menginformasikan malam itu untuk anak-anak pulang jam 9 pagi karena memang akan takziah ke Purworejo. Saya dapat informasi dari grup WhatsApp,” ungkapnya.

    Sementara itu, Ketua Komite SD IsIam Tahfidz Quran As-Syafi’iyah, Wahid Ghozali mengungkapkan, pihak sekolah yang menuju ke Purworejo untuk takziah antara lain ustazah (guru), komite sekolah, dan pemilik yayasan.

    Rombongan berangkat dari SD IsIam Tahfidz Quran As-Syafi’iyah Magelang ke Purworejo menggunakan 5 unit mobil, pada pukul 10:00 WIB.

    Sebanyak 2 unit mobil diisi para guru, 1 mobil diisi komite, dan 1 mobil untuk keluarga yayasan. Sementara itu, 1 mobil lainnya adalah mobil milik Wahid. Ia memutuskan berangkat ke Purworejo dengan mengendarai mobil sendiri.

    Mobil Wahid semula berada di urutan terakhir.

    Namun, saat sampai di Bangjo Salaman, Wahid menyalip rombongan di depannya dan tiba terlebih dahulu di lokasi takziah Purworejo.

    Setibanya di lokasi, Wahid langsung melakukan salat jenazah. 

    Tak berselang lama setelah itu, ia mendapat kabar bahwa satu mobil angkot yang diisi belasan ustazah mengalami kecelakaan dan mayoritas ustazah di dalamnya meninggal dunia.

    Wahid mengaku sangat kaget atas kejadian tersebut.

    “Saya kaget. Saya tidak bisa berkata apa-apa. Setelah ada kabar-kabar lagi. Kami komunikasi dengan pemilik yayasan, saya tahu tidak ada pengurus yayasan yang di sekolah, akhirnya saya pulang untuk mengondikasikan di sekolah,” katanya.

    Wahid berharap, ustazah para korban kecelakaan maut di Purworejo dapat meninggal dunia dalam keadaan syahid.

    “Korbannya ustazah semua. Semoga mereka mati syahid. Karena perginya bukan untuk hura-hura, melainkan untuk bertakziah,” ujar Wahid.

    Sepengetahuan Wahid, mobil angkot yang kecelakaan berisi 13 ustazah dan 1 sopir sehingga totalnya 14 orang. 

    “Korban kecelakaan satu mobil angkot itu, isinya setahuku 13 guru, 14 orang dengan sopir,” ungkapnya.

    Firasat mimpi korban dan suara burung di tengah malam

    AMBULANS : Tangkapan layar dari Facebook Ariy Koukka pada Rabu (7/5/2025) – Suasana Ambulans Berdatangan Evakuasi 11 Korban Tewas dan 6 Korban Luka Kecelakaan Maut di Purworejo (Facebook Ariy Koukka)

    Diwartakan Tribunjogja.com sebelumnya, Mutiah ibunda dari salah satu ustazah korban kecelakaan (almarhumah Isna Hayati) mengungkapkan, putrinya sempat mimpi buruk sebelum meninggal dunia.

    Almarhumah Isna Hayati bercerita kepada sang ibu, bahwa ia bermimpi kakaknya meninggal dunia, namun hidup lagi.

    “Kakak saya meninggal tapi kok hidup lagi. Lah kok tiba-tiba anak saya (Isna) meninggal, kaget tak menyangka kalau anak saya dipanggil Gusti Allah,” ucap Mutiah saat ditemui Tribunjogja.com di rumah duka, Rabu (7/5/2025). 

    “Anak saya dua. Isna anak nomer dua,” ujarnya. 

    Selain soal mimpi, Mutiah juga mengungkapkan bahwa malam sebelum kejadian (Selasa, 6 Mei 2025) tetangga sekitar mendengar ada burung di atas rumah.

    “Tetangga bilang semalam ada burung, sekitar tengah malam,” ungkapnya.

    Mutiah mengaku ikhlas dengan kepergian anak keduanya untuk selama-selamanya. 

    Data Daftar Korban Kecelakaan Maut di Purworejo

    Kapolres Purworejo, AKBP Andry Agustiano, pada Rabu siang mengatakan, Unit Kecelakaan Lalu Lintas Polres Purworejo segera turun ke lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).

    “Dampak dari kecelakaan ini sangat serius. Sebanyak 11 orang meninggal dunia di tempat dan enam lainnya mengalami luka. Kami masih melakukan proses identifikasi terhadap seluruh korban,” ujarnya.

    Dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com, Rabu (7/5/2025), Kapolres Purworejo AKBP Andry Agustiano mengonfirmasi bahwa sopir truk tronton yang kecelakaan di Purworejo adalah Ladis (48), warga Bojonegoro, Jawa Timur.

    Sopir truk itu mengalami luka-luka dan saat ini sedang menjalani perawatan di rumah sakit. 

    “Sopir masih dilakukan perawatan di rumah sakit,” kata Kapolres Purworejo, dikutip Tribunjogja.com dari Kompas.com.

    Berikut daftar nama dan identitas 11 korban meninggal dunia dalam kecelakaan maut di Purworejo

    Korban meninggal dunia

    Aulia Anggi Pratiwi (26), warga Muntilan, Magelang 
    Divya Kreswinannda (25), warga Mertoyudan, Magelang
    Isna Hayati (27), warga Mendut, Mungkid, Magelang
    Naely Nur Sadiyah (23), warga Jenis Srambianak, Mungkid, Magelang
    Finna Mukarromah (28), warga Rambeana, Mungkid, Magelang
    Siti Khur Fatimah (28), guru, warga Ngaglik, Borobudur, Magelang
    Hesti Nurngaini Rahayu (24), pelajar, warga Panujo, Borobudur, Magelang
    Umi Rohman (27), pelajar, warga Rambe Anak, Mungkid, Magelang
    Melani Septiani (25), pelajar, warga Ambartawang, Mungkid, Magelang 
    Neli Suroya (36), wiraswasta, warga Paremono, Mungkid, Magelang 
    Edi Sunaryo (71), wiraswasta, warga Ngerajek, Mungkid, Magelang

    Berikut daftar sementara korban selamat dalam kecelakaan maut di Purworejo hari ini : 

    Mila Mudianawati (ustazah/guru) – Kritis, dirawat di RSI Purworejo (Bojong, Banjarnegoro)
    Ayu Salwa Naziatun (ustazah/guru) – Selamat, dirawat di RSI Purworejo (asal Ngluwar)
    Suvita (ustazah/guru) – Selamat, dirawat di RSI Purworejo (Kalinegoro)
    Ladis (48), supir truk, warga Bojonegoro, Jawa Timur – Selamat, luka-luka
    Miyatun (pemilik rumah) – Selamat, luka-luka

    Sebagai catatan, daftar nama korban bersifat sementara dan akan diperbarui apabila ada info terbaru. (*)

     

  • Jadi Mesin Pencabut Nyawa, Truk Tabrak Angkot di Purworejo Tak Punya Izin

    Jadi Mesin Pencabut Nyawa, Truk Tabrak Angkot di Purworejo Tak Punya Izin

    Jakarta

    Kecelakaan maut truk berulang kali terjadi dan belum berhenti. Kemarin, dump truck muatan pasir menabrak mobil angkot di Purworejo, Jawa Tengah, hingga menewaskan 11 orang.

    Dilaporkan detikJateng, kecelakaan maut itu terjadi di Jl Purworejo-Magelang tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Rabu (7/5/2025) siang. Dilaporkan ada 11 orang meninggal dunia dan 6 lainnya luka-luka.

    Seluruh korban adalah penumpang angkot yang merupakan rombongan takziah. Angkot sampai hancur tak berbentuk.

    “Korban 11 MD (meninggal dunia) merupakan penumpang dan sopir angkot. Rombongan dari Mendut Magelang mau takziah ke Purworejo,” kata Kanit Gakkum Satlantas Polres Purworejo, Ipda Boby Pangestu.

    Ternyata, truk ‘pencabut nyawa’ di Purworejo itu tidak memiliki izin angkutan. Menteri Perhubungan mengkonfirmasi bahwa truk tersebut tidak terdaftar dalam sistem perizinan.

    “Adapun telah diperiksa pada aplikasi Mitra Darat, truk tersebut tidak terdaftar di dalam sistem perizinan yang dimiliki oleh Kementerian Perhubungan,” kata Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi seperti dikutip Antara.

    Setelah kami cek di Data Laik Kendaraan di aplikasi Mitra Darat yang bisa diakses secara publik, truk dengan nomor polisi B 9970 BYZ tidak ditemukan.

    Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kemenhub tengah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, Dinas Perhubungan setempat dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mendalami penyebab kecelakaan tersebut.

    “Jika terbukti terdapat unsur pidana akan diberikan sanksi tidak hanya kepada pengemudi melainkan juga pemilik kendaraan,” katanya.

    Truk Rem Blong Kerap Jadi Mesin Pencabut Nyawa

    Sudah sering terjadi truk yang mengalami rem blong menjadi pemicu kecelakaan maut. Masalah ini seakan terus terulang tanpa ada pembenahan dari berbagai pihak. Korban pun terus berjatuhan.

    Pengamat transportasi yang juga Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mengatakan, setidaknya ada tiga fundamental yang belum terpenuhi untuk keselamatan armada truk dan bus. Pertama, belum ada kewajiban perawatan safety item, contoh minimal sistem rem yang harus di-overhaul setiap 3 tahun (seperti moda lainya). Kedua, tidak ada batasan yang jelas untuk jam kerja dan istirahat pengemudi seperti masinis atau pilot. Ketiga, tidak standar kesehatan mental dan fisik untuk pengemudi seperti pada moda lainya.

    “Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan oleh Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) terhadap beberapa kejadian kecelakaan sejak tahun 2015 hingga sekarang, terutama yang melibatkan angkutan umum baik angkutan orang maupun angkutan barang, terdapat beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kecelakaan yang terjadi antara lain kondisi kendaraan yang kurang laik, faktor kelelahan pengemudi, faktor kesehatan pengemudi, serta faktor pembinaan dan penindakan,” kata Djoko dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/5/2025).

    Menurut KNKT, sebanyak 84 persen kecelakaan terjadi akibat kegagalan sistem pengereman dan kelelahan pengemudi. Kegagalan sistem pengereman dapat disebabkan di antaranya oleh kondisi pengemudi yang tidak siap, serta tidak menguasai kendaraan, ataupun kondisi dari kendaraan itu sendiri. Adapun penyebab kelelahan pengemudi adalah kurangnya waktu untuk beristirahat.

    (rgr/din)

  • Kesaksian Pemilik Rumah Hancur Dihantam Truk dalam Kecelakaan Maut Tewaskan 11 Orang di Purworejo

    Kesaksian Pemilik Rumah Hancur Dihantam Truk dalam Kecelakaan Maut Tewaskan 11 Orang di Purworejo

    TRIBUNJATENG.COM, PURWOREJO – Kecelakaan maut terjadi di Jalan Purworejo–Magelang, Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, pada Rabu (7/5/2025). 

    Kejadian tersebut menewaskan 11 orang dan melukai 6 lainnya.

    Kecelakaan juga menghancurkan sebuah rumah warga di sekitar lokasi kejadian. 

    Paiman (60), pemilik rumah yang hancur akibat tabrakan antara truk tronton dan minibus jenis angkot, mengaku syok melihat kerusakan yang terjadi.

    Saat kejadian, Paiman berada di dalam rumah dan mendengar suara klakson sebelum tabrakan terjadi.

    “Saya itu dengar suara klakson tet tet tet, setelah beberapa detik kemudian truk itu sudah oleng dan ambruk,” kata Paiman saat ditemui awak media di rumah sakit.

    Rumah Paiman kini hanya tersisa puing-puing.

    Kesaksian pemilik rumah

    Dinding yang roboh, atap yang ambruk, dan perabotan yang rusak total menggambarkan dampak dari kecelakaan tersebut.

    Beberapa kendaraan roda dua milik keluarganya yang terparkir juga mengalami kerusakan parah.

    “Waktu itu saya lagi mau ngecat lemari, saya gak sempat lari. Pikir saya kalau ambruk gak sampai rumah saya. Gak taunya roboh menimpa rumah saya,” ungkapnya.

    Kecelakaan terjadi sekitar pukul 10.30 WIB ketika truk tronton dengan nomor polisi B 9970 BYZ melaju dari arah Magelang menuju Purworejo.

    Diduga truk mengalami rem blong saat melintasi jalan menurun dan menikung, sehingga kehilangan kendali dan menabrak angkot yang berada di depannya.

    Setelah menabrak angkot, truk tersebut juga menghantam rumah Paiman.

    Korban kecelakaan Purworejo

    Sementara itu, Wakil Direktur RSUD Tjitrowardojo Purworejo, Nunik Sulityaningsih, mengonfirmasi bahwa di RSUD terdapat 6 korban kecelakaan, terdiri dari 5 korban meninggal dunia dan 1 orang luka parah.

    “Yang dirujuk ke Tjitrowardojo itu ada 6, Mbak, 5 meninggal dunia perempuan semua, yang 1 luka berat, teridentifikasi sebagai sopir,” ungkapnya.

    Sementara itu, di RSUD Tjokronegoro, terdapat 5 korban yang dirujuk dan semuanya dinyatakan meninggal dunia.

    “Semua korban sudah teridentifikasi oleh inafis dan setelah selesai langsung dibawa pulang,” kata Nunik.

    Kecelakaan ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pihak berwenang untuk meningkatkan keselamatan di jalan raya. (*)