kab/kota: Magelang

  • Daftar Daerah Termiskin di Jawa Tengah, Kebumen Pertama, Kota Semarang Terakhir

    Daftar Daerah Termiskin di Jawa Tengah, Kebumen Pertama, Kota Semarang Terakhir

    TRIBUNJATENG.COM – Berikut ini daftar daerah termiskin di Jawa Tengah berdasar data dari Badan Pusat Statistik (BPS).

    Disebut daerah termiskin dalam artian kabupaten atau kota tersebut memiliki presentase kemiskinan yang tinggi.

    Sebanyak 17 kabupaten di Jawa Tengah menjadi prioritas penanganan kemiskinan karena tercatat memiliki angga kemiskinan di atas rata-rata provinsi maupun nasional. 

    Menurut survei Badan Pusat Statistik (BPS) rata-rata kemiskinan di Jawa Tengah pada Maret 2024 sebesar 10,47 persen, sementara rata-rata nasional 9,03 persen.

    Angka kemiskinan di Jawa Tengah pada September 2024 turun menjadi 9,58 persen dengan total 3,4 juta warga miskin.

    Angka itu mengalami penurunan 307.000 orang.

    Kepala Bappeda Jawa Tengah, Harso Susilo menuturkan, daerah yang menjadi prioritas penanganan kemiskinannya didominasi wilayah pertanian dan pedesaan.

    “Kalau yang paling bawah, saya ingat itu Kebumen, Brebes, Banyumas, mungkin Banjarnegara, Wonosobo, sampai Cilacap di daerah selatan semua, yang wilayahnya luas luas,” ujar Harso saat diwawancarai Rabu (22/1/2025).

    Wilayah miskin di Jateng

    Berdasarkan data BPS per Maret 2024, Kebumen menjadi daerah dengan kemiskinan tertinggi di Jawa Tengah, dan Kota Semarang menjadi daerah terendah, yakni 4,03 persen.

    Daerah dengan persentase kemiskinannya tertinggi di Jawa Tengah di antaranya Kebumen (15,71 persen), Brebes (15,60 persen), Wonosobo (15,28 persen), Pemalang (14,92 persen),  Banjarnegara (14,71 persen), Purbalingga (14,18 persen).

    Lalu Rembang (14,02 persen), Sragen (12,41 persen), Klaten (12,04 persen), Banyumas (11,95 persen), Demak (11,89 persen), Grobogan (11,43 persen), Blora (11,42 persen), Purworejo (10,87 persen), Kabupaten Magelang (10,83 persen), Wonogori (10,71 persen), Cilacap (10,68 persen).

    “Kalau masalah kemiskinan secara absolut kita sudah tahu, kita sudah turun jadi 9,58 persen dari BPS, tp by name by address tidak ada, jadi hanya persentase saja.”

    “Masalah kemiskinan memang kompleks sekali dan kita coba. Dari saya, masuk Bappeda itu kan mulai pokja (kelompok kerja) prioritas kemiskinan,” ungkap dia.

    Saat ini, Bappeda akan membuat kelompok kerja atau pokja untuk menangani kemiskinan khususnya di 17 kabupaten yang menjadi prioritas Pemprov Jateng.

    Harso menilai, intervensi pengentasan kemiskinan yang menyasar kelompok miskin lebih cepat mengurangi angka kemiskinan ketimbang menyasar kelompok miskin esktrem.

    Apalagi sebagian besar kelompok miskin ekstrem sangat bergantung dengan bantuan sosial dari pemerintah.

    “Satu data sudah dilaksanakan semua sasarannya, tapi betul dipicunya memang tidak yang miskin banget, sedang lah, desil 2,3, 4, apalagi 3, itu dipicu sedikit itu sudah bergerak.”

    “Tapi yang benar miskin itu memang diberi bantuan apapun tinggal melaksanakan, bertahan dari 10 menjadi satu, yang bertahan sudah bagus. Memang agak susah, mental, mindset, perilakunya, semuanya,” tandas dia. (*)

  • Viral! Emak-emak Senam Aerobik di Atas Jembatan, Netizen: Ora Umum!

    Viral! Emak-emak Senam Aerobik di Atas Jembatan, Netizen: Ora Umum!

    Jakarta: Sebuah video yang memperlihatkan sekelompok emak-emak tengah asyik senam aerobik di atas Jembatan Srandakan Lama, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) viral di media sosial. Aksi mereka mendapat beragam komentar dari netizen.

    Video viral tersebut tersebar di media sosial, salah satunya dibagikan akun Instagram @magelang_raya. Dalam video tersebut terlihat sekelompok emak-emak senam di atas jembatan yang menghubungkan Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul dengan Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo. 

    Emak-emak yang kompak mengenakan baju biru ini berbaris di salah satu sisi jalan. Berbekal pengeras suara portable mereka dengan semangat mereka mengikuti gerakan dari sang instruktur.
     

    Meski kegiatan ini positif, namun banyak netizen yang menyayangkan pemilihan tempat untuk senam aerobik.  Meski Jembatan Srandakan Lama kini sudah bukan menjadi jembatan utama.

    Menurut netizen meski menjadi jembatan utama, jembatan tersebut masih dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk menyebrang. Sehingga masih banyak lalu lintas sepeda motor.

    “Keren sama semangatnya, tapi sayang tempatnya kurang pas,” tulis @pur****.

    “Kok ora umum alias bombongan,” tulis @pan***.

    “Iya sih untuk umum, tapi gak juga senam disitu ibu-ibu,” timpal @han***.
     

    Jakarta: Sebuah video yang memperlihatkan sekelompok emak-emak tengah asyik senam aerobik di atas Jembatan Srandakan Lama, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) viral di media sosial. Aksi mereka mendapat beragam komentar dari netizen.
     
    Video viral tersebut tersebar di media sosial, salah satunya dibagikan akun Instagram @magelang_raya. Dalam video tersebut terlihat sekelompok emak-emak senam di atas jembatan yang menghubungkan Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul dengan Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo. 
     
    Emak-emak yang kompak mengenakan baju biru ini berbaris di salah satu sisi jalan. Berbekal pengeras suara portable mereka dengan semangat mereka mengikuti gerakan dari sang instruktur.
     

    Meski kegiatan ini positif, namun banyak netizen yang menyayangkan pemilihan tempat untuk senam aerobik.  Meski Jembatan Srandakan Lama kini sudah bukan menjadi jembatan utama.

    Menurut netizen meski menjadi jembatan utama, jembatan tersebut masih dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk menyebrang. Sehingga masih banyak lalu lintas sepeda motor.
     
    “Keren sama semangatnya, tapi sayang tempatnya kurang pas,” tulis @pur****.
     
    “Kok ora umum alias bombongan,” tulis @pan***.
     
    “Iya sih untuk umum, tapi gak juga senam disitu ibu-ibu,” timpal @han***.
     
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (RUL)

  • Pimpinan MPR akan temui Presiden Prabowo saat momentum 100 hari kerja

    Pimpinan MPR akan temui Presiden Prabowo saat momentum 100 hari kerja

    “Kami akan mengajukan waktu berkonsultasi dengan presiden, pimpinan MPR ya menyampaikan pandangan, pemikiran, dan diskusi dengan presiden tentang persoalan-persoalan negara,”

    Jakarta (ANTARA) – Ketua MPR RI Ahmad Muzani mengatakan bahwa jajaran pimpinan MPR RI berencana bertemu dengan Presiden RI Prabowo Subianto untuk mendiskusikan berbagai persoalan negara dalam rangka momentum 100 hari kerja pemerintahan Prabowo-Gibran.

    “Kami akan mengajukan waktu berkonsultasi dengan presiden, pimpinan MPR ya menyampaikan pandangan, pemikiran, dan diskusi dengan presiden tentang persoalan-persoalan negara,” kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.

    Dia menyebut rencana silaturahmi tersebut telah disepakati bersama dalam Rapat Pimpinan MPR RI hari ini.

    “Tadi di rapat pimpinan kami, kami menyepakati untuk bersilaturahmi dan berkonsultasi dengan presiden,” ucapnya.

    Adapun terkait perlu tidaknya evaluasi terhadap sejumlah menteri dalam Kabinet Merah Putih (KMP) dengan merombak susunan kabinet pada momentum 100 hari kerja presiden, Muzani mengatakan hal itu sepenuhnya menjadi hak prerogatif presiden.

    “Itu (reshuffle) kewenangan sepenuhnya ada di presiden. Saya belum tanya, saya belum ketemu,” ujarnya.

    Terkait sejumlah kasus melibatkan menteri KMP yang mencuat ke publik beberapa waktu belakangan, dia memandang bahwa hal tersebut tak ubahnya sebagai bagian dari penyempurnaan proses pemerintahan bekerja.

    “Pak Prabowo yang seperti itu selalu merasa bahwa itu bagian dari upaya untuk penyempurnaan terhadap sistem pemerintahan yang dijalankan,” tuturnya.

    Dia pun membalikannya ke publik apakah sejumlah kasus yang menuai sorotan masyarakat atas perilaku beberapa menteri di KMP itu menganggu kinerja positif yang dicapai pemerintahan Presiden Prabowo.

    “Jadi sebagai manusia biasa selalu ada kekurangan, dan apa yang disampaikan oleh berbagai macam kalangan itu bagian dari upaya untuk menyempurnakan bagi jalannya proses pemerintahan,” kata Sekjen Gerindra itu.

    Sebelumnya, Rabu (23/10/2024), Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto mengatakan bahwa penggunaan kop surat kementerian pada surat undangan haul orang tuanya merupakan murni kesalahan administrasi.

    Kemudian pada Jumat (6/11/2024), eks Utusan Khusus Presiden Prabowo Subianto untuk bidang Kerukunan Umat Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan Miftah Maulana Habiburrahman yang akrab disapa Gus Miftah memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya.

    Keputusan tersebut diambil setelah dirinya menjadi sorotan publik lantaran video viral di media sosial yang memperlihatkan dirinya mengolok-olok seorang penjual es teh saat mengisi acara pengajian di Magelang, Jawa Tengah.

    Adapun pada Senin (20/1/2025), ratusan pegawai ASN di lingkungan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) RI menggelar aksi damai terhadap Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro yang dipicu pemberhentian mendadak kepada pegawai di lingkungan setempat.

    Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

  • Debi Aprilia Diadili atas Kasus Joki Seleksi CASN Kejaksaan Agung 2023

    Debi Aprilia Diadili atas Kasus Joki Seleksi CASN Kejaksaan Agung 2023

    Surabaya (beritajatim.com) – Debi Aprilia menjalani persidangan setelah didakwa menjadi joki dalam ujian seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) Kejaksaan Agung tahun 2023. Ia diduga memalsukan dokumen berupa KTP dan kartu seleksi untuk menggantikan peserta ujian, Erika Yanu Devina. Kejanggalan ini terungkap saat proses ujian berlangsung, sehingga Debi diamankan oleh panitia seleksi.

    Berdasarkan dakwaan Jaksa, kasus ini bermula pada Oktober 2022, ketika Sri Herni Rahmiyati, ibu Debi Aprilia, bertemu dengan seorang bernama Asrori di sebuah restoran cepat saji di Jalan Magelang, Mlati Dukuh, Sleman. Asrori menawarkan jasa bantuan untuk mendaftarkan CPNS dengan biaya Rp50 juta per orang.

    Sri Herni setuju untuk mendaftarkan dua anaknya, Herlinda Yulianingrum dan Erika Yanu Devina, dengan total biaya Rp100 juta. Uang sebesar Rp50 juta kemudian diserahkan kepada Asrori.

    Pada November 2023, Asrori yang diketahui sebagai narapidana kasus serupa meminta Debi Aprilia menjadi joki untuk menggantikan Erika Yanu Devina dalam ujian seleksi CASN. Sebagai imbalan, Asrori menjanjikan Rp25 juta kepada Debi.

    Asrori meminta pas foto Debi untuk membuat KTP dan kartu peserta ujian atas nama Erika Yanu Devina. Debi menerima dokumen tersebut di sebuah rumah makan di Mertoyudan, Magelang, ditemani oleh ayahnya, Endro Prihantoro. Dokumen tersebut mencantumkan nomor peserta dan foto Debi, meskipun menggunakan identitas Erika.

    Pada 13 Desember 2023, Debi datang ke lokasi ujian di Hotel Grand Empire Surabaya dengan membawa dokumen palsu berupa KTP dan kartu peserta ujian. Ia berhasil memasukkan nomor peserta dan PIN ujian ke dalam aplikasi Computer Assisted Test (CAT) yang disediakan panitia. Debi bahkan menyelesaikan ujian Seleksi Kemampuan Dasar (SKD) dengan nilai 442.

    Setelah menyelesaikan ujian, Debi bersama ayahnya bertemu Asrori di Surabaya. Sesuai kesepakatan, Debi menerima pembayaran sebesar Rp25 juta sebagai imbalan atas aksinya menjadi joki.

    Jaksa mendakwa Debi dengan sengaja melakukan kecurangan dalam proses seleksi CASN, termasuk menggunakan dokumen palsu dan melanggar prosedur ujian. Ia dituduh memasukkan nomor peserta dan PIN tanpa izin panitia seleksi serta memalsukan identitas pada dokumen resmi.

    Persidangan Debi Aprilia masih berlangsung, dengan jaksa menghadirkan sejumlah bukti dan saksi untuk mendukung dakwaannya. [uci/beq]

  • Viral Video Pria Magelang Sandera 5 Anggota Keluarganya di Masjid, Motif Sakit Hati dengan Kades – Halaman all

    Viral Video Pria Magelang Sandera 5 Anggota Keluarganya di Masjid, Motif Sakit Hati dengan Kades – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Magelang – Pria berinisial SD (45) yang menyandera lima anggota keluarganya di Masjid Al Barokah, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, telah ditetapkan sebagai tersangka.

    Penetapan ini dilakukan setelah insiden yang terjadi pada Jumat, 17 Januari 2025, di mana SD melakukan aksi penyanderaan dengan menggunakan senjata tajam hingga viral lewat media sosial.

    Kasat Reskrim Polresta Magelang, Kompol Muhammad Fachrur Rozi membenarkan informasi di atas.

    “Kami menginformasikan bahwa pelaku penyanderaan sudah kami tetapkan sebagai tersangka dengan peristiwa penggunaan senjata tajamnya,” katanya.

    SD kini ditahan dan dijerat dengan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951, yang mengatur tentang kepemilikan senjata tajam, dengan ancaman hukuman maksimal 10 tahun penjara.

    Fachrur menjelaskan bahwa motif dari tindakan penyanderaan ini diduga berasal dari ketersinggungan pribadi dan rasa sakit hati terhadap kepala desa.

    “Tersangka merasa terancam akan dibunuh dan juga ada rasa sakit hati terkait masalah pribadi dengan kepala desa,” ujarnya.

    Meski begitu, keluarga SD memilih untuk tidak melaporkan kasus penyanderaan tersebut, sehingga pihak kepolisian hanya memproses kasus terkait penggunaan senjata tajam.

    Kronologi Kejadian

    Peristiwa penyanderaan bermula ketika SD menggiring keluarganya, yang terdiri dari tiga anak-anak dan dua orang dewasa, ke masjid dengan alasan merasa terancam.

    Ia membawa senjata tajam untuk “mengamankan diri.” Namun, saat keinginannya tidak dipenuhi, SD mengancam akan bunuh diri, bukan melukai korbannya.

    SD meminta untuk dipertemukan dengan kepala desa dan adik laki-lakinya.

    “Karena ada ingkar dari adik laki-lakinya, dia merasa sepertinya adiknya itu ikut pak lurah, jadi adiknya seperti dicap sebagai pengkhianat,” jelas Rozi.

    Setelah tuntutan tersangka dipenuhi dan dilakukan musyawarah di masjid, SD akhirnya menyerahkan senjata tajamnya dan situasi berhasil diredakan.

    Rozi menegaskan bahwa SD tidak memiliki gangguan kejiwaan.

    “Karena pada saat kita memberikan apa yang dia kehendaki, dia langsung meninggalkan senjatanya dan masuk ke masjid untuk bermusyawarah,” pungkasnya.

    (TribunJogja.com/Yuwantoro Winduajie)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • 4 Spot dengan View Gunung Sumbing di Temanggung

    4 Spot dengan View Gunung Sumbing di Temanggung

    Liputan6.com, Temanggung – Keanggunan Gunung Sumbing setinggi 3.371 mdpl menyapa pengunjung dari kejauhan dengan perpaduan tebing curam dan lembah yang membentang di sisi-sisinya. Gunung berapi aktif yang terletak di perbatasan Kabupaten Magelang, Temanggung, dan Wonosobo, Jawa Tengah ini memiliki jalur pendakian yang menantang sekaligus memikat.

    Puncak Sumbing yang sering diselimuti awan memberikan panorama matahari terbit yang memukau, dengan latar belakang Gunung Sindoro yang berdiri kokoh di sebelah baratnya. Saat cuaca cerah, hamparan awan putih terlihat seperti lautan yang membentang di bawah puncak, menciptakan pemandangan yang memesona.

    Kekayaan flora di sepanjang jalur pendakian menambah daya tarik Gunung Sumbing. Sabana dan hutan alpine yang tumbuh di ketinggian memberikan sentuhan hijau pada lereng-lereng gunung.

    Keberadaan bunga edelweis di puncak menjadi penanda bahwa pendaki telah mencapai titik tertinggi gunung vulkanik ini. Mengutip dari berbagai sumber, berikut empat spot view Gunung Sumbing di Temanggung:

    1. Sigandul View

    Sigandul View menjadi destinasi wisata alam yang menawarkan pemandangan spektakuler Gunung Sumbing dan Sindoro di Temanggung. Berlokasi di Jl. Raya Parakan – Wonosobo Km. 8, Kwadungan Jurang, tempat ini mengusung konsep kedai kopi dan resto yang tidak hanya memanjakan mata dengan keindahan alam sekitarnya, tetapi juga menyajikan pengalaman kuliner yang memikat lidah pengunjungnya.

    Suasana asri dan pemandangan alam yang memukau menjadikan Sigandul View sebagai tempat yang sempurna untuk mengabadikan momen-momen berharga melalui spot foto yang instagramable. Destinasi ini juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas menarik dan wahana permainan yang seru, menambah keseruan liburan bersama keluarga dan teman.

    Akses menuju Sigandul View terbilang mudah karena lokasinya yang strategis, dapat dijangkau baik menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dengan kombinasi panorama alam yang indah, kuliner lezat, dan beragam fasilitas yang menghibur, destinasi ini memastikan setiap kunjungan akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan.

    2. Lapangan Kledung

    Lapangan Kledung merupakan sebuah area terbuka yang berlokasi di Desa Kledung, tepat di depan pos pendakian Gunung Sindoro via Kledung. Tempat ini menjadi salah satu spot favorit wisatawan untuk mengabadikan momen dengan latar belakang Gunung Sumbing yang menjulang gagah.

    Selain fungsinya sebagai destinasi wisata, lapangan ini juga berperan penting dalam kehidupan masyarakat setempat, digunakan untuk berbagai kegiatan kemasyarakatan, festival desa dan kecamatan, serta menjadi tempat penjemuran tembakau pasca panen.

     

  • Motif Pria Magelang Sandera 5 Orang di Masjid, Salat Jumat Sampai Dipindahkan, ‘Pelaku Marah’

    Motif Pria Magelang Sandera 5 Orang di Masjid, Salat Jumat Sampai Dipindahkan, ‘Pelaku Marah’

    TRIBUNJATIM.COM – Pria di Magelang, Jawa Tengah, melakukan perbuatan nekat yang menggemparkan satu kampung. 

    Dia diketahui menyandera lima orang di masjid.

    Tak ayal, berkat aksinya itu, salat jumat yang seharusnya dilaksanakan di sana terpaksa dipindah ke tempat aman. 

    Lantas, seperti apa kronologi penyanderaan ini? 

    Apa motif pelaku dan bagaimana kondisi korban?

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

    Seorang pria berinisial SD (45) menyandera anggota keluarganya di Masjid Al Barokah, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (17/1/2025). 

    SD diketahui menawan lima anggota keluarganya, yakni adik kandungnya, istrinya yang sedang hamil, dua anaknya, dan satu keponakannya. 

    Kejadian ini bermula sekitar pukul 10.00 WIB saat pelaku membawa senjata tajam ke serambi masjid.

    Dari video yang beredar, SD terlihat merangkul seorang perempuan dewasa di lehernya sambil menggenggam senjata tajam di tangan kanannya. 

    Sementara itu, sandera lainnya tampak duduk di atas tikar di serambi masjid. 

    “Pelaksanaan penyanderaan itu dimulai dari jam 10.00 sampai jam 13.30,”

    “Itu dilakukan oleh seseorang yang saat ini kami masih minta keterangannya,” ujar Kasat Reskrim Polresta Magelang, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Jumat (17/1/2025).

    SD meminta agar adiknya yang lain, berinisial S, dihadirkan ke lokasi.

    Pelaku melontarkan ancaman pembunuhan jika tuntutannya tidak dipenuhi.

    “Pelaku merangkul leher adik kandungnya sambil menodongkan katana,”

    “Dia meminta adiknya yang lain, berinisial S, untuk hadir di masjid,” kata Rozi.

    Polresta Magelang segera melakukan upaya negosiasi dengan melibatkan sejumlah pejabat, termasuk Kasat Intel, Kasat Samapta, Kanit Pidum, serta beberapa personel dari Polsek dan Polresta Magelang. 

    Setelah adiknya dan kepala desa hadir, pelaku akhirnya melucuti senjata tajam yang dibawanya dan mengikuti proses negosiasi di dalam masjid.

    “Senjata tajamnya sempat dilemparkan ke arah petugas, kemudian pelaku masuk ke masjid untuk musyawarah,” tambah Rozi.

    Proses negosiasi berjalan intensif selama sekitar 20 menit setelah kepala desa tiba di lokasi.

    SD akhirnya menyerah tanpa perlawanan, dan aksi penyanderaan berakhir damai sekitar pukul 13.30 WIB. 

    Polisi berhasil mengamankan lima bilah senjata tajam yang dibawa pelaku, termasuk golok, parang, dan katana.

    Kepala Dusun Gowok, Zaenal Arifin, yang turut membantu mediasi, menjelaskan bahwa insiden ini dipicu oleh konflik internal keluarga.

    “Pelaku marah kepada adiknya dan mengancam akan membunuh.

    “Kami berusaha menenangkan situasi hingga semuanya selesai,” ujar Zaenal.

    Insiden ini sempat mengganggu pelaksanaan Salat Jumat di Masjid Al Barokah. 

    Warga dan aparat memutuskan untuk mengalihkan salat ke musala di sekitar lokasi demi menjaga keselamatan jamaah.

    “Karena peristiwa itu, yang bersangkutan kami bawa ke Polresta Magelang untuk diambil keterangan.

    “Saat ini yang bersangkutan masih kita periksa. Kemudian, untuk tindak lanjutnya akan kami informasikan lebih lanjut,” pungkas Rozi.

    Polisi kini sedang mendalami motif dan latar belakang insiden penyanderaan ini.

     Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. 

    Di sisi lain, seorang suami menyandera anaknya sendiri selama 16 jam.

    Sang anak masih berusia 1 tahun 2 bulan.

    Terjadi di Sulawesi Selatan, pelaku bernama Sandi (25).

    Pelaku pun sempat menggantung anaknya dengan tali dan mengancam akan membunuh anaknya yang masih balita dengan sebilah parang.

    Itu terungkap setelah pelaku mengirimkan video kekerasan yang dilakukannya kepada istrinya.

    “Pelaku mengancam membunuh anaknya, kemudian divideokan dikirim ke istrinya. Dari sana kami dapat laporannya,” kata Kasat Reskrim Polres Pinrang, Iptu Andi Reza Pahlawan, dikutip dari Tribun Timur, Selasa (6/8/2024), via Tribun Bengkulu.

    Andi Reza mengungkapkan, dari hasil pemeriksaan sementara pelaku melakukan hal tersebut dikarenakan merasa jengkel dengan istrinya setelah memutuskan untuk pisah ranjang.

    “Kalau hasil pemeriksaan sementara dia (pelaku) melakukan itu karena jengkel pisah ranjang dengan istrinya,” ungkapnya.

    Pelaku melakukan penyanderaan mulai pukul 19.00 Wita, Minggu (4/8) hingga 10.00 Wita, Senin (5/8).

    “Selama 16 jam yah dia (pelaku) ini menyandera anaknya. Mulai jam 7 malam sampai 10 pagi tadi,” ungkap Kasat Reskrim Polres Pinrang, Iptu Andi Reza.

    Andi Reza mengutarakan, selama penyanderaan itu, pihaknya terus melakukan negosiasi kepada pelaku agar melepaskan korban.

    Seorang ayah sandera anak kandung selama 16 jam dipicu karena pisah ranjang dengan istri. (via Tribun Bengkulu)

    Namun pelaku bersikeras tidak mau melepaskan anaknya itu.

    “Semalaman kami di sana, melakukan negosiasi kepada pelaku. Tapi pelaku juga bersikeras, baru tadi sekitar jam 10 kami bisa amankan pelaku dan menyelamatkan anaknya,” ujarnya.

    Pelaku saat ini sudah diamankan di Mapolres Pinrang, belum diketahui motif pelaku melakukan penyanderaan tersebut.

    Sementara korban saat ini menjalani perawatan intensif di rumah sakit dikarenakan mengalami dehidrasi setelah disandera 16 jam.

    “Kami masih melakukan pemeriksaan pelaku, sudah diamankan. Kalau korban di rumah sakit kurang vitamin dan susu setelah disandera 16 jam,” tandas Andi Reza. 

    —– 

    Berita Jatim dan berita viral lainnya.

  • Viral Video Pria Magelang Sandera 5 Anggota Keluarganya di Masjid, Motif Sakit Hati dengan Kades – Halaman all

    Ancam Bunuh Keluarganya di Masjid, Pria Bersenjata di Magelang Tuntut Adiknya Datang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria berinisial SD (45) nekat melakukan penyanderaan terhadap keluarganya di Masjid Al Barokah, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (17/1/2025). 

    Dengan bersenjatakan pedang, SD menyandera 5 anggota keluarganya, yakni sang istri yang sedang hamil, dua anak, adik perempuan kandung, dan satu keponakannya. 

    Kasat Reskrim Polresta Magelang Kompol Muhammad Fachrur Rozi mengungkapkan bahwa aksi penyanderaan bermula sekitar pukul 10.00 WIB saat pelaku membawa senjata tajam (sajam) ke serambi masjid.

    Penyanderaan berlangsung lebih dari tiga jam dimulai pukul 10.00-13.30 WIB.

    “Pelaksanaan penyanderaan itu dimulai dari jam 10.00 sampai jam 13.30,” kata Rozi, Jumat, dilansir dari TribunJogja.com.

    Dari video yang beredar, pelaku SD tampak merangkul leher seorang perempuan dewasa sambil menggenggam sebilah pedang di tangan kanannya.

    Sandera lainnya tampak duduk beralaskan tikar di serambi masjid.

    Rozi menyebutkan bahwa penyanderaan ini didorong oleh masalah keluarga pelaku SD.

    “Latar belakang (penyanderaan) masalah internal keluarga mereka,” ungkap Rozi.

    Dijelaskan juga alasan pelaku SD sengaja memilih masjid sebagai lokasi penyanderaan adalah agar disaksikan banyak orang.

    “Niat yang bersangkutan ingin ramai dan disaksikan banyak orang,” kata Rozi.

    Permintaan Pelaku

    Aksi penyanderaan menggunakan senjata tajam dilakukan oleh seorang pria berinisial SD (45 tahun) di Masjid Al Barokah, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jumat (17/1/2025). (Tribunjogja.com/IST)

    Saat penyanderaan berlangsung, SD meminta agar adiknya yang lain, berinisial S, didatangkan ke tempat kejadian perkara (TKP).

    Pelaku SD pun melontarkan ancaman pembunuhan jika tuntutannya itu tidak dipenuhi.

    “Pelaku merangkul leher adik kandungnya sambil menodongkan katana,” sebut Rozi.

    “Dia meminta adiknya yang lain, berinisial S, untuk hadir di masjid,” lanjutnya.

    Polresta Magelang yang terjun ke TKP segera melakukan upaya negosiasi terhadap pelaku dengan melibatkan sejumlah pejabat, termasuk Kasat Intel, Kasat Samapta, Kanit Pidum, serta beberapa personel dari Polsek dan Polresta Magelang. 

    Setelah adik pelaku dan kepala desa hadir, SD akhirnya melucuti sajam yang dibawanya dan mengikuti proses negosiasi di dalam masjid.

    “Senjata tajamnya sempat dilemparkan ke arah petugas, kemudian pelaku masuk ke masjid untuk musyawarah,” terang Rozi.

    Proses negosiasi berjalan intensif selama sekitar 20 menit setelah kepala desa tiba di lokasi.

    SD akhirnya menyerah tanpa perlawanan, dan aksi penyanderaan berakhir damai sekitar pukul 13.30 WIB. 

    Polisi berhasil mengamankan 5 bilah senjata tajam yang dibawa pelaku, termasuk golok, parang, dan katana.

    Kepala Dusun Gowok, Zaenal Arifin, yang ikut serta membantu mediasi, mengatakan bahwa penyanderaan ini dipicu oleh konflik internal keluarga.

    “Pelaku marah kepada adiknya dan mengancam akan membunuh. Kami berusaha menenangkan situasi hingga semuanya selesai,” ujar Zaenal.

    Salat Jumat Pindah

    Penyanderaan pria bersenjata ini berimbas pada terganggunya pelaksanaan salat Jumat di Masjid Al Barokah. 

    Warga dan aparat memutuskan untuk mengalihkan salat ke musala di sekitar TKP demi menjaga keselamatan jemaah.

    “Karena peristiwa itu, yang bersangkutan kami bawa ke Polresta Magelang untuk diambil keterangan,” kata Kompol Rozi.

    Polisi saat ini masih mendalami motif dan latar belakang insiden penyanderaan ini.

    “Saat ini yang bersangkutan masih kita periksa. Kemudian, untuk tindak lanjutnya akan kami informasikan lebih lanjut,” katanya.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam aksi penyanderaan ini.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Pria Bersenjata di Magelang Sandera 5 Anggota Keluarga di Masjid, Salat Jumat Pindah Tempat

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJogja.com/Yuwantoro Winduajie) (Kompas.com/Egadia Birru/Ihsanuddin)

  • Pria Bersenjata Pedang di Magelang Sandera Keluarga di Masjid, Jemaah Salat Jumat Diungsikan – Halaman all

    Pria Bersenjata Pedang di Magelang Sandera Keluarga di Masjid, Jemaah Salat Jumat Diungsikan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang pria berinisial SD (45) menyandera keluarganya menggunakan senjata tajam di Masjid Al Barokah, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jumat (17/1/2025). 

    SD menawan 5 anggota keluarganya, antara lain sang istri yang sedang hamil, dua anak mereka, adik perempuan kandung, dan satu keponakannya. 

    Penyanderaan ini dimulai sekitar pukul 10.00 WIB saat pelaku membawa senjata tajam ke serambi masjid.

    Dari video yang beredar, pelaku SD terlihat merangkul leher seorang perempuan dewasa sambil menggenggam sebilah pedang di tangan kanannya. 

    Sementara itu, sandera lainnya tampak duduk beralaskan tikar di serambi masjid.

    Penyanderaan berlangsung lebih dari tiga jam, yakni mulai pukul 10.00-13.30 WIB.

    “Pelaksanaan penyanderaan itu dimulai dari jam 10.00 sampai jam 13.30,” kata Kasat Reskrim Polresta Magelang, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Jumat (17/1/2025) dilansir dari TribunJogja.com.

    Aksi penyanderaan menggunakan senjata tajam dilakukan oleh seorang pria berinisial SD (45 tahun) di Masjid Al Barokah, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jumat (17/1/2025) (Tribunjogja.com/IST)

    Rozi mengatakan bahwa niat SD melakukan penyanderaan di masjid adalah agar ditonton banyak orang.

    “Niat yang bersangkutan ingin ramai dan disaksikan banyak orang,” sebut Rozi.

    Diungkapkan Rozi, penyanderaan ini ditengarai karena masalah keluarga.

    Saat penyanderaan berlangsung, SD meminta agar adiknya yang lain, berinisial S, dihadirkan ke tempat kejadian perkara (TKP).

    Pelaku SD menyerukan ancaman pembunuhan jika permintaannya itu tidak dipenuhi.

    “Pelaku merangkul leher adik kandungnya sambil menodongkan katana,”

    “Dia meminta adiknya yang lain, berinisial S, untuk hadir di masjid,” ungkap Rozi.

    Polresta Magelang yang terjun ke TKP segera melakukan upaya negosiasi dengan melibatkan sejumlah pejabat, termasuk Kasat Intel, Kasat Samapta, Kanit Pidum, serta beberapa personel dari Polsek dan Polresta Magelang. 

    Setelah adik pelaku dan kepala desa hadir, SD akhirnya melucuti senjata tajam yang dibawanya dan mengikuti proses negosiasi di dalam masjid.

    “Senjata tajamnya sempat dilemparkan ke arah petugas, kemudian pelaku masuk ke masjid untuk musyawarah,” jelas Rozi.

    Proses negosiasi berjalan intensif selama sekitar 20 menit setelah kepala desa tiba di lokasi.

    SD akhirnya menyerah tanpa perlawanan, dan aksi penyanderaan berakhir damai sekitar pukul 13.30 WIB. 

    Polisi berhasil mengamankan lima bilah senjata tajam yang dibawa pelaku, termasuk golok, parang, dan katana.

    Kepala Dusun Gowok, Zaenal Arifin, yang ikut serta membantu mediasi, mengatakan bahwa penyanderaan ini dipicu oleh konflik internal keluarga.

    “Pelaku marah kepada adiknya dan mengancam akan membunuh. Kami berusaha menenangkan situasi hingga semuanya selesai,” tutur Zaenal.

    Pelaksanaan Salat Jumat Dipindahkan

    Aksi penyanderaan oleh pria bersenjata ini berimbas pada pelaksanaan Salat Jumat di Masjid Al Barokah. 

    Warga dan aparat memutuskan untuk mengalihkan salat ke musala di sekitar lokasi demi menjaga keselamatan jamaah.

    “Karena peristiwa itu, yang bersangkutan kami bawa ke Polresta Magelang untuk diambil keterangan,” ucap Kasat Reskrim Polresta Magelang, Kompol Muhammad Fachrur Rozi.

    Kini polisi masih mendalami motif dan latar belakang insiden penyanderaan ini.

    “Saat ini yang bersangkutan masih kita periksa. Kemudian, untuk tindak lanjutnya akan kami informasikan lebih lanjut,” tandasnya.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Pria Bersenjata di Magelang Sandera 5 Anggota Keluarga di Masjid, Salat Jumat Pindah Tempat

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (TribunJogja.com/Yuwantoro Winduajie) (Kompas.com/Egadia Birru/Ihsanuddin)

  • Akhir Drama Penyanderaan 5 Anggota Keluarga 3,5 Jam di Masjid hingga Salat Jumat Pindah ke Musala – Halaman all

    Akhir Drama Penyanderaan 5 Anggota Keluarga 3,5 Jam di Masjid hingga Salat Jumat Pindah ke Musala – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MAGELANG – Drama penyanderaan yang dilakukan SD (45) terhadap 5 anggota keluarganya di Masjid Al Barokah, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jumat (17/1/2025) berakhir damai.

    SD akhirnya membebaskan lima anggota keluarganya, yakni adik kandung, istrinya yang sedang hamil, dua anaknya, dan satu keponakannya.

    Kelima anggota keluarga pelaku berhasil dibebaskan dalam kondisi selamat setelah sempat disandera oleh pelaku AD selama sekitar 3,5 jam.

    Penyanderaan berlangsung sejak pukul 10.00 WIB hingga sekitar pukul 13.30 WIB.

    Aksi penyanderaan menggunakan senjata tajam dilakukan oleh seorang pria berinisial SD (45 tahun) di Masjid Al Barokah, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jumat (17/1/2025) (Tribunjogja.com/IST)

    Kronologis Penyanderaan

    Berikut kronologis penyanderaan 5 anggota keluarga dikutip dari TribunJogja.com.

    SD nekat menyandera keluarganya sendiri di Masjid Al Barokah, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jumat (17/1/2025).

    Mereka yang disandera adalah adik kandung, istrinya yang sedang hamil, dua anaknya, dan satu keponakannya.

    Sambil memegang senjata tajam, SD menyandera anggota keluarganya itu di masjid. 

    Awalnya sekitar pukul 10.00 WIB, pelaku SD membawa senjata tajam ke serambi masjid.

    Dari video yang beredar, SD terlihat merangkul seorang perempuan dewasa di lehernya sambil menggenggam senjata tajam di tangan kanannya. 

    Sementara itu, sandera lainnya tampak duduk di atas tikar di serambi masjid. 

    Aksi penyanderaan menggunakan senjata tajam dilakukan oleh seorang pria berinisial SD (45 tahun) di Masjid Al Barokah, Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, Jumat (17/1/2025). (Tribunjogja.com/IST)

    “Pelaksanaan penyanderaan itu dimulai dari jam 10.00 sampai jam 13.30. Itu dilakukan oleh seseorang yang saat ini kami masih minta keterangannya,” ujar Kasat Reskrim Polresta Magelang, Kompol Muhammad Fachrur Rozi, Jumat (17/1/2025).

    SD meminta agar adiknya yang lain, berinisial S, dihadirkan ke lokasi.

    Pelaku melontarkan ancaman pembunuhan jika tuntutannya tidak dipenuhi.

    “Pelaku merangkul leher adik kandungnya sambil menodongkan katana. Dia meminta adiknya yang lain, berinisial S, untuk hadir di masjid,” kata Rozi.

    Polresta Magelang segera melakukan upaya negosiasi dengan melibatkan sejumlah pejabat, termasuk Kasat Intel, Kasat Samapta, Kanit Pidum, serta beberapa personel dari Polsek dan Polresta Magelang. 

    Setelah adiknya dan kepala desa hadir, pelaku SD akhirnya melucuti senjata tajam yang dibawanya dan mengikuti proses negosiasi di dalam masjid.

    “Senjata tajamnya sempat dilemparkan ke arah petugas, kemudian pelaku masuk ke masjid untuk musyawarah,” tambah Rozi.

    Dipicu Konflik Internal Keluarga

    Proses negosiasi berjalan intensif selama sekitar 20 menit setelah kepala desa tiba di lokasi.

    SD akhirnya menyerah tanpa perlawanan, dan aksi penyanderaan berakhir damai sekitar pukul 13.30 WIB. 

    Polisi berhasil mengamankan lima bilah senjata tajam yang dibawa pelaku, termasuk golok, parang, dan katana.

    Kepala Dusun Gowok, Zaenal Arifin, yang turut membantu mediasi, menjelaskan bahwa insiden ini dipicu oleh konflik internal keluarga.

    “Pelaku marah kepada adiknya dan mengancam akan membunuh. Kami berusaha menenangkan situasi hingga semuanya selesai,” ujar Zaenal.

    Salat Jumat Pindah ke Musala

    Aksi penyanderaan ini sempat mengganggu pelaksanaan Salat Jumat di Masjid Al Barokah. 

    Warga dan aparat memutuskan untuk mengalihkan salat ke musala di sekitar lokasi demi menjaga keselamatan jamaah.

    “Karena peristiwa itu, yang bersangkutan kami bawa ke Polresta Magelang untuk diambil keterangan.

    “Saat ini yang bersangkutan masih kita periksa. Kemudian, untuk tindak lanjutnya akan kami informasikan lebih lanjut,” pungkas Rozi.

    Polisi kini sedang mendalami motif dan latar belakang insiden penyanderaan ini.

    Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. (tro)