kab/kota: Madura

  • Pasca Insiden Berdarah, Kapolda Jatim Pertebal Keamanan Pilkada Sampang 2024

    Pasca Insiden Berdarah, Kapolda Jatim Pertebal Keamanan Pilkada Sampang 2024

    Sampang (beritajatim.com) – Pasca terjadinya insiden berdarah di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, yang menewaskan seorang pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati, pengamanan untuk pelaksanaan Pilkada Serentak 2024 di Sampang akan diperketat.

    Kapolda Jawa Timur, Irjen Imam Sugianto, mengungkapkan bahwa Kabupaten Sampang akan menjadi perhatian khusus dalam hal pengamanan menjelang Pilkada. Sebagai langkah antisipasi, Polda Jatim akan menerjunkan lima Satuan Setingkat Kompi (SSK), yang terdiri dari 2 SSK Brimob, 2 SSK TNI AD, dan 1 SSK Marinir, untuk memperkuat pengamanan di wilayah tersebut.

    “Tiga atau empat hari sebelum pencoblosan, khusus untuk wilayah Sampang akan menjadi perhatian utama, dan kami akan menyiagakan sekitar 5 SSK untuk menjaga keamanan,” ungkap Irjen Imam Sugianto.

    Kapolda juga menjelaskan bahwa Polda Jatim telah melakukan rapat koordinasi bersama pihak terkait untuk meningkatkan pengamanan di Sampang menjelang Pilkada 2024, yang puncaknya akan berlangsung pada 27 November mendatang.

    “Harapannya tidak ada lagi peristiwa yang dapat menimbulkan gejolak. Kami pastikan, setiap pelanggaran, kerusuhan, atau keributan, termasuk penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia, akan diproses secara hukum,” tegas Kapolda.

    Sebelumnya, salah seorang pendukung pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 2, H. Slamet Junaidi-Ra Mahfud (Jimad Sakteh), menjadi korban penganiayaan dan meninggal dunia akibat luka bacok senjata tajam. Setelah kejadian tersebut, jajaran Polda Jatim berhasil mengamankan satu tersangka yang kini menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

    Dengan langkah pengamanan yang lebih ketat ini, diharapkan Pilkada Serentak 2024 di Sampang dapat berjalan lancar dan aman, tanpa gangguan yang dapat merusak proses demokrasi. [sar/beq]

  • Angkat Harmoni Nusantara, Festival Kebangsaan Rayakan Keberagaman Budaya di Banyuwangi

    Angkat Harmoni Nusantara, Festival Kebangsaan Rayakan Keberagaman Budaya di Banyuwangi

    Liputan6.com, Banyuwangi – Selain dikenal dengan wisata alamnya, Banyuwangi juga dikenal dengan kemajemukan suku, budaya dan tradisi. Berbagai kekayaan budaya dan tradisi dari suku-suku dan etnis tersebut, kembali diangkat dalam Festival Kebangsaan yang digelar di Gedung Seni Budaya (Gesibu) Blambangan,

    Digelar selama 2 hari, mulai 15-16 November 2024, tahun ini tema yang diangkat adalah ‘Kembang Setaman Harmoni Nusantara’. Tema ini menggambarkan sebuah taman yang banyak ditumbuhi bunga warna-warni yang elok dan indah untuk dilihat. 

    Tema tersebut bukan tanpa alasan. Warga Banyuwangi terdiri dari berbagai suku, termasuk suku Using, Mandar, Jawa, Bali, Madura, serta etnis Tionghoa dan Arab.

    “Mengutip lirik dari lagu Umbul-umbul Blambangan, Banyuwangi adalah tamansari nusantara yang berarti miniaturnya Indonesia. Kerukunan ini kemudian kami bungkus dengan Festival Kebangsaan ini,” kata Plt. Bupati Banyuwangi Sugirah, Sabtu malam (16/11/2024).

    Beragam seni budaya dari berbagai suku tersebut ditampilkan dengan apik dalam sebuah panggung festival. Dihadiri pula berbagai tokoh masyarakat, budayawan dan pemuda yang tergabung dalam Forum Pembauran Kebangsaan (FPK). 

    “Beragam suku yang ada di Banyuwangi memperkaya tradisi seni dan budaya Banyuwangi yang tentunya menjadi modal sosial untuk membangun Banyuwangi. Kerukunan antar etnis Ini harus kita rawat dengan baik,” kata Sugirah.  

    Banyak etnis lain, selain suku Osing, yang juga sarat sejarah dan sampai saat ini masih eksis keberadaannya hingga kini.

    Seperti Suku Tionghoa yang ada di Banyuwangi. Berasal dari Fukkien Selatan, mata pencaharian mereka adalah berdagang sesuai daerah asalnya. Keberadaannya bisa ditelusuri di daerah pecinan, Karangrejo.

     

    Viral Kisah Bocah Kelas 4 SD Jualan Gorengan Hingga Tengah Malam

  • Polisi Tangkap 1 Terduga Pelaku Carok di Sampang

    Polisi Tangkap 1 Terduga Pelaku Carok di Sampang

    Liputan6.com, Surabaya – Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Farman membenarkan pihaknya telah menangkap satu orang terduga pelaku carok yang menewaskan Jimmy Sugito Putra, saksi salah satu paslon Cabup-Cawabup Sampang 2024.

    “Baru satu orang dibawa ke Polda Jatim. Mohon doanya ya,” ujar Kombes Farman singkat kepada jurnalis di Surabaya, Senin malam (18/11/2024).

    Sementara itu, Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto mengungkapkan, pihaknya langsung melakukan koordinasi, konsolidasi terutama kepada para tim pemenangan pasangan calon yang berkontestasi dalam Pilkada Sampang.

    “Saya pastikan bahwa Polri dan stakeholder terkait dan TNI, kita khususnya Polri akan mengejar pelaku sampai dapat. Alhamdulillah tadi malam sudah kita dapatkan satu terduga tersangka inisial FS,” ujarnya di Sampang, Madura.

    Irjen Imam mengatakan bahwa saat ini kasusnya sedang dianalisa. Pihaknya akan terus kembangkan dari tersangka FS.

    “Tim saat ini sedang bekerja di lapangan semoga segera bisa ditangkap pelaku pelaku lain sehingga bisa kita proses dan kita tegakkan hukum seadil adilnya,” ucapnya.

    “Kasus ini ditangani oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jatim,” lanjut Irjen Imam.

    Dikonfirmasi mengenai motif, Irjen Imam menjawab, pihaknya sampai saat ini masih mendalami, mudah-mudahan tidak ada kaitan dengan berbau politik.

    “Terduga pelaku yang ditangkap untuk peran masih kita dalami, semoga waktu yang tidak begitu lama semua pelaku bisa kita tangkap. Sehingga tahu konstruksi hukumnya dari peristiwa kemarin,” ujarnya.

     

  • Janji Calon Bupati ke Keluarga Pendukung yang Tewas saat Carok di Sampang, Biayai Anak hingga Kuliah

    Janji Calon Bupati ke Keluarga Pendukung yang Tewas saat Carok di Sampang, Biayai Anak hingga Kuliah

    TRIBUNJAKARTA.COM – Pihak keluarga Jimmy Sugito Putra yang tewas setelah carok maut dengan sekelompok orang di Sampang, Madura, pada Minggu (17/11/2024) mengungkap janji Calon Bupati Sampang Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz (Jimad Sakteh).

    Paman Jimmy, Abdul Sidik mulanya mengatakan keponakannya yang merupakan saksi sekaligus pendukung dari Jimad Sakteh merupakan orang baik.

    “Beliau orang baik, kalau di panggil tengah malam ada yang rusak, pasti datang, beliau itu petugas PLN,” ucap Abdul Sidik.

    Abdul Sidik menyebut Jimmy sudah menikah dan mempunyai dua anak yang masih kecil.

    “Dia punya istri, istrinya ngajar di SMP,” kata Abdul Sidik.

    Kepada polisi, Abdul Sidik berpesan agar orang-orang yang menyerang Jimmy dengan sadis segera ditangkap dan diberikan hukuman setimpal.

    Ia menegaskan pihak keluarga Jimmy, tidak akan melakukan aksi balas dendam kepada para pelaku.

    “Saya sebagai keluarga minta yang seadil-adilnya untuk penegak hukum, karena ini masalah nyawa, kalau dari keluarga saya tidak akan mengadakan balas dendam, karena kita orang berpendidikan,” katanya.

    “Saya mohon kepada penegak hukum tangkap pelaku yang ada di video,”

    “Tidak butuh muluk-muluk saya,” imbuhnya.

    Di sisi lain pihak Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz berjanji kepada keluarga Jimmy akan membiayai pendidikan anak korban hingga kuliah.

    Menanggapi hal tersebut, Abdul mengaku sangat berterima kasih.

    “Saya sangat berterima kasih kepada kepedulian beliau, beliau benar-benar bijaksana, bukan saya mau jadi pendukung beliau,” ucap Abdul.

    “Tapi dengan apa yang beliau janjikan kepada anak yatim, saya sangat bangga sekali,”

    “Itu adalah pemimpim yang ada di Sampang,” tambahnya.

    Pelaku Ditangkap

    Salah satu pelaku pembacokan Jimmy Sugito Putra berhasil diamankan pada (17/11/2024) malam. 

    Pelaku seorang pria berinisial FS warga setempat.

    Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto mengatakan bahwa, saat ini pihaknya terus melakukan pendalaman terhadap pelaku FS dengan harapan dapat melakukan pengembangan dan menangkap pelaku lainnya.

    “Peran dari pelaku ini, kita masih mendalaminya. Untuk posisinya saat ini pelaku sudah berada di Polda Jatim,” ujarnya.

    Menurutnya, saat ini tim tengah berada di lapangan untuk terus melakukan pendalaman sekaligus pengajaran terhadap pelaku lainnya mengingat, pelaku lebih dari satu orang.

    “Kita minta doanya kepada masyarakat semoga pelaku lainnya cepat diamankan dan jalannya Pilkada 2024 di Sampang terus damai,” pungkasnya. 

    Gara-gara Beda Pilihan

    Peristiwa berdarah itu terjadi berawal dari Paslon Jimad Sakteh melaksanakan kunjungan ke salah satu kediaman tokoh agama di desa setempat, Minggu (17/11/2024).

    Ketua Tim Pemenangan Pasangan Jimad Sakteh, Surya Noviantoro menceritakan, kala itu sempat ada penghadangan dari beberapa orang tidak bertanggung jawab kepada Paslon Jimad Sakteh.

    “Setelah ada negosiasi, akhirnya Pasangan Calon kami bisa diamankan dan keluar dari lokasi,” ujarnya.

    Kemudian, berselang beberapa menit kejadian tidak diinginkan terjadi di kediaman salah satu tokoh yang dikunjungi Paslon Jimad Sakteh.

    Para pelaku mendatangi Jimmy Sugito Putra yang merupakan saksi sekaligus pendukung Jimad Sakteh.

    Para pelaku datang lengkap dengan senjata tajam jenis celurit, sedangkan korban tidak membawa sajam jenis apapun.

    “Kericuhan itu akhirnya menimbulkan korban jiwa, korban merupakan pendukung Paslon Jimad Sakteh,” terangnya.

    Akibat dikeroyok korban mengalami sejumlah luka bacok ditubuhnya.

    Atas kejadian tersebut, pihaknya sangat menyangkan dan mengutuk keras tindakan kriminal tersebut karena tidak dapat diantisipasi, serta dideteksi dini oleh pihak keamanan.

    “Kami tim pemenangan Jimad Sakteh mendesak Kepolisian agar segera menindak tegas pelaku sekaligus otak kejadian tersebut,” pungkasnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Pengakuan Keluarga Saksi Paslon Korban Carok di Sampang, Tuntun Keadilan dan Tak Akan Balas Dendam

    Pengakuan Keluarga Saksi Paslon Korban Carok di Sampang, Tuntun Keadilan dan Tak Akan Balas Dendam

    TRIBUNJAKARTA.COM – Pihak keluarga Jimmy Sugito Putra yang tewas setelah carok maut dengan sekelompok orang bercelurit di Sampang, Madura, pada Minggu (17/11/2024) akhirnya buka suara.

    Paman Jimmy, Abdul Sidik mengatakan keponakannya yang merupakan saksi dari pasangan Calon Bupati Sampang Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz (Jimad Sakteh) merupakan orang baik.

    “Beliau orang baik, kalau di panggil tengah malam ada yang rusak, pasti datang, beliau itu petugas PLN,” ucap Abdul Sidik.

    Abdul Sidik menyebut Jimmy sudah menikah dan mempunyai dua anak yang masih kecil.

    “Dia punya istri, istrinya ngajar di SMP,” kata Abdul Sidik.

    Kepada polisi, Abdul Sidik berpesan agar orang-orang yang menyerang Jimmy dengan sadis segera ditangkap dan diberikan hukuman setimpal.

    Ia menegaskan pihak keluarga Jimmy, tidak akan melakukan aksi balas dendam kepada para pelaku.

    “Saya sebagai keluarga minta yang seadil-adilnya untuk penegak hukum, karena ini masalah nyawa, kalau dari keluarga saya tidak akan mengadakan balas dendam, karena kita orang berpendidikan,” katanya.

    “Saya mohon kepada penegak hukum tangkap pelaku yang ada di video,”

    “Tidak butuh muluk-muluk saya,” imbuhnya.

    Di sisi lain pihak Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz berjanji kepada keluarga Jimmy akan membiayai pendidikan anak korban hingga kuliah.

    Menanggapi hal tersebut, Abdul mengaku sangat berterima kasih.

    “Saya sangat berterima kasih kepada kepedulian beliau, beliau benar-benar bijaksana, bukan saya mau jadi pendukung beliau,” ucap Abdul.

    “Tapi dengan apa yang beliau janjikan kepada anak yatim, saya sangat bangga sekali,”

    “Itu adalah pemimpim yang ada di Sampang,” tambahnya.

    Pelaku Ditangkap

    Salah satu pelaku pembacokan Jimmy Sugito Putra berhasil diamankan pada (17/11/2024) malam. 

    Pelaku seorang pria berinisial FS warga setempat.

    Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto mengatakan bahwa, saat ini pihaknya terus melakukan pendalaman terhadap pelaku FS dengan harapan dapat melakukan pengembangan dan menangkap pelaku lainnya.

    “Peran dari pelaku ini, kita masih mendalaminya. Untuk posisinya saat ini pelaku sudah berada di Polda Jatim,” ujarnya.

    Menurutnya, saat ini tim tengah berada di lapangan untuk terus melakukan pendalaman sekaligus pengajaran terhadap pelaku lainnya mengingat, pelaku lebih dari satu orang.

    “Kita minta doanya kepada masyarakat semoga pelaku lainnya cepat diamankan dan jalannya Pilkada 2024 di Sampang terus damai,” pungkasnya. 

    Gara-gara Beda Pilihan

    Peristiwa berdarah itu terjadi berawal dari Paslon Jimad Sakteh melaksanakan kunjungan ke salah satu kediaman tokoh agama di desa setempat, Minggu (17/11/2024).

    Ketua Tim Pemenangan Pasangan Jimad Sakteh, Surya Noviantoro menceritakan, kala itu sempat ada penghadangan dari beberapa orang tidak bertanggung jawab kepada Paslon Jimad Sakteh.

    “Setelah ada negosiasi, akhirnya Pasangan Calon kami bisa diamankan dan keluar dari lokasi,” ujarnya.

    Kemudian, berselang beberapa menit kejadian tidak diinginkan terjadi di kediaman salah satu tokoh yang dikunjungi Paslon Jimad Sakteh.

    Para pelaku mendatangi Jimmy Sugito Putra yang merupakan saksi sekaligus pendukung Jimad Sakteh.

    Para pelaku datang lengkap dengan senjata tajam jenis celurit, sedangkan korban tidak membawa sajam jenis apapun.

    “Kericuhan itu akhirnya menimbulkan korban jiwa, korban merupakan pendukung Paslon Jimad Sakteh,” terangnya.

    Akibat dikeroyok korban mengalami sejumlah luka bacok ditubuhnya.

    Atas kejadian tersebut, pihaknya sangat menyangkan dan mengutuk keras tindakan kriminal tersebut karena tidak dapat diantisipasi, serta dideteksi dini oleh pihak keamanan.

    “Kami tim pemenangan Jimad Sakteh mendesak Kepolisian agar segera menindak tegas pelaku sekaligus otak kejadian tersebut,” pungkasnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Bos SKK Migas Ngadu ke DPR: Ada Oknum Peras Kontraktor di Selat Madura

    Bos SKK Migas Ngadu ke DPR: Ada Oknum Peras Kontraktor di Selat Madura

    Bisnis.com, JAKARTA – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto mengungkapkan adanya aksi pemerasan yang dilakukan oknum terhadap Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

    Djoko menyebut aksi premanisme itu tepatnya terjadi di wilayah Selat Madura. Dia menuturkan preman-preman itu melakukan pemerasan terhadap KKKS yang melakukan kegiatan eksplorasi seismik.

    Adapun, modus pemerasan itu dengan cara meminta ganti rugi rumpon atau alat bantu penangkapan ikan yang terdampak eksplorasi. Padahal, dalam berita acara sebelumnya tidak terdapat rumpon di wilayah eksplorasi.

    “Tapi masyarakat melakukan ancaman kalau tidak diganti. Jadi, bahkan kami sudah mengganti satu rumpon itu Rp6 juta sampai Rp30 juta,” kata Djoko dalam Rapat Kerja bersama Komisi XII DPR RI, Senin (18/11/2024).

    Menurut Djoko, hal itu sangat menghambat kegiatan eksplorasi, termasuk mengganggu kenyamanan investor untuk menggarap wilayah-wilayah perairan. Ini khususnya di Selat Madura. 

    Oleh karena itu, Djoko meminta bantuan kepada Komisi XII DPR dan para pemangku kepentingan terkait untuk menyelesaikan masalah itu bersama-sama. 

    “Kami mohon bantuan Bapak-Ibu sekalian, Komisi XII DPR RI bersama stakeholder terkait, TNI-Polri, tokoh-tokoh daerah, untuk bisa membantu kami memberikan pengertian kepada masyarakat yang tidak bertanggung jawab ini melakukan pemerasan di lapangan,” tutur Djoko.

    Dia menambahkan bahwa solusi permasalahan di atas sangat dinantikan oleh para pengusaha. Selain itu, penyelesaian masalah tersebut juga akan sangat memudahkan langkah SKK Migas untuk mencapai target-target.

    “Isu-isu strategis yang kami paparkan tersebut sangat dinantikan solusinya oleh pemangku bisnis,” tutup Djoko.

  • Saksi Paslon Jimad Sakteh Diserang 5 Orang saat Carok di Sampang, Sempat Hidup Meski Terluka Parah

    Saksi Paslon Jimad Sakteh Diserang 5 Orang saat Carok di Sampang, Sempat Hidup Meski Terluka Parah

    TRIBUNJAKARTA.COM – Saksi dari pasangan Calon Bupati Sampang Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz (Jimad Sakteh), Jimmy Sugito Putra diserang oleh sekitar 5 orang bercelurit di Sampang, Madura, pada Minggu (17/11/2024).

    Setelah diserang secara membabi buta, Jimmy rupanya masih hidup dan tak tewas di tempat kejadian.

    Ia sempat dirawat di RSD Ketapang.

    Kepala Humas RSD Ketapang, Sampang Syafril Alfian Akbar mengatakan bahwa, pasca kejadian itu korban sempat dibawa ke RSD Ketapang pada 16.10 WIB. 

    Saat itu kondisi korban masih sadar namun, berlumuran darah karena dalam pendarahan aktif.

    “Saat tiba di RSD, korban menerima perawatan medis, pertolongan terhadap korban,” ujarnya, Senin (18/11/2024).

    Akan tetapi, berselang beberapa menit kondisinya terus menurun.

    Korban mengalami sejumlah luka di bagian muka, punggung, dan tangan akibat senjata tajam. 

    “Pada pukul 17.15 wib, korban akhirnya meninggal dunia dan korban sudah diantarkan ke rumah duka,” tutupnya.

    Satu Pelaku Ditangkap

    Salah satu pelaku pembacokan terhadap Jimmy Sugito Putra berhasil diamankan pada (17/11/2024) malam. 

    Pelaku seorang pria berinisial FS warga setempat.

    Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto mengatakan bahwa, saat ini pihaknya terus melakukan pendalaman terhadap pelaku FS dengan harapan dapat melakukan pengembangan dan menangkap pelaku lainnya.

    “Peran dari pelaku ini, kita masih mendalaminya. Untuk posisinya saat ini pelaku sudah berada di Polda Jatim,” ujarnya.

    Menurutnya, saat ini tim tengah berada di lapangan untuk terus melakukan pendalaman sekaligus pengajaran terhadap pelaku lainnya mengingat, pelaku lebih dari satu orang.

    “Kita minta doanya kepada masyarakat semoga pelaku lainnya cepat diamankan dan jalannya Pilkada 2024 di Sampang terus damai,” pungkasnya. 

    Kronologi Penyerangan

    Peristiwa berdarah itu terjadi berawal dari Paslon Jimad Sakteh melaksanakan kunjungan ke salah satu kediaman tokoh agama di desa setempat, Minggu (17/11/2024).

    Ketua Tim Pemenangan Pasangan Jimad Sakteh, Surya Noviantoro menceritakan, kala itu sempat ada penghadangan dari beberapa orang tidak bertanggung jawab kepada Paslon Jimad Sakteh.

    “Setelah ada negosiasi, akhirnya Pasangan Calon kami bisa diamankan dan keluar dari lokasi,” ujarnya.

    Kemudian, berselang beberapa menit kejadian tidak diinginkan terjadi di kediaman salah satu tokoh yang dikunjungi Paslon Jimad Sakteh.

    Para pelaku mendatangi Jimmy Sugito Putra yang merupakan saksi sekaligus pendukung Jimad Sakteh.

    Terungkap awal mula carok maut di Kabupaten Sampang, Madura yang menewaskan saksi dari pasangan Calon Bupati Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz (Jimad Sakteh), Jimmy Sugito Putra. (Tangkapan layar Instagram)

    Para pelaku datang lengkap dengan senjata tajam jenis celurit, sedangkan korban tidak membawa sajam jenis apapun.

    “Kericuhan itu akhirnya menimbulkan korban jiwa, korban merupakan pendukung Paslon Jimad Sakteh,” terangnya.

    Akibat dikeroyok korban mengalami sejumlah luka bacok ditubuhnya.

    Atas kejadian tersebut, pihaknya sangat menyangkan dan mengutuk keras tindakan kriminal tersebut karena tidak dapat diantisipasi, serta dideteksi dini oleh pihak keamanan.

    “Kami tim pemenangan Jimad Sakteh mendesak Kepolisian agar segera menindak tegas pelaku sekaligus otak kejadian tersebut,” pungkasnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Janji Calon Bupati ke Keluarga Pendukung yang Tewas saat Carok di Sampang, Biayai Anak hingga Kuliah

    Awal Mula Carok di Sampang, Niat Calon Bupati Jimad Sakteh Kunjungi Pemuka Agama Berujung Tragis

    TRIBUNJAKARTA.COM – Terungkap awal mula carok maut di Kabupaten Sampang, Madura yang menewaskan saksi dari pasangan Calon Bupati Slamet Junaidi-Achmad Mahfudz (Jimad Sakteh), Jimmy Sugito Putra.

    Peristiwa berdarah itu terjadi berawal dari Paslon Jimad Sakteh melaksanakan kunjungan ke salah satu kediaman tokoh agama di desa setempat, Minggu (17/11/2024).

    Ketua Tim Pemenangan Pasangan Jimad Sakteh, Surya Noviantoro menceritakan, kala itu sempat ada penghadangan dari beberapa orang tidak bertanggung jawab kepada Paslon Jimad Sakteh.

    “Setelah ada negosiasi, akhirnya Pasangan Calon kami bisa diamankan dan keluar dari lokasi,” ujarnya.

    Kemudian, berselang beberapa menit kejadian tidak diinginkan terjadi di kediaman salah satu tokoh yang dikunjungi Paslon Jimad Sakteh.

    Diduga para pelaku mendatangi Jimmy Sugito Putra.

    Para pelaku datang lengkap dengan senjata tajam jenis celurit, sedangkan korban tidak membawa sajam jenis apapun.

    “Kericuhan itu akhirnya menimbulkan korban jiwa, korban merupakan pendukung Paslon Jimad Sakteh,” terangnya.

    Akibat dikeroyok korban mengalami sejumlah luka bacok ditubuhnya, sehingga nyawa Jimmy Sugito Putra tak dapat ditolong.

    Atas kejadian tersebut, pihaknya sangat menyangkan dan mengutuk keras tindakan kriminal tersebut karena tidak dapat diantisipasi, serta dideteksi dini oleh pihak keamanan.

    “Kami tim pemenangan Jimad Sakteh mendesak Kepolisian agar segera menindak tegas pelaku sekaligus otak kejadian tersebut,” pungkasnya.

    Polisi Buka Suara

    Kasi Humas Polres Sampang Ipda Dedy Dely Rasidie mengatakan bahwa, pihaknya sementara ini belum bisa mengungkap permasalahan pembunuhan yang menimpa korban Jimmy Sugito Putra sebab, masih terus diselidiki.

    Hanya saja, untuk jumlah pelaku insiden berdarah ini lebih dari 1 orang, para pelaku membunuh korban diduga menggunakan senjata tajam mirip celurit. 

    “Untuk pelaku masih belum diamankan,” ujarnya. 

    Kemudian sebagai tindak lanjut, pihaknya juga telah membuat laporan polisi model A, dan akan melakukan otopsi terhadap korban.

    Sehingga untuk keterangan lainnya menunggu hasil pemeriksaan.

    “Kami akan berupaya untuk melakukan pengungkapan pada peristiwa ,” pungkasnya.

    Video Carok Viral

    Warga Sampang, Madura dihebohkan insiden pembacokan terhadap seorang pria oleh segerombolan orang di Kecamatan Ketapang, Sampang, Minggu (17/11/2024).

    Detik-detik berdarah itu sempat diabadikan oleh warga yang berada di lokasi dengan handphone selulernya hingga, videonya viral di media social.

    Terdapat beberapa potongan video namun, yang paling mencekam saat korban dieksekusi oleh sejumlah pria lengkap dengan senjata tajam jenis celurit.

    Tampak terdapat sekitar 5 orang lebih memegang sajam.

    Mereka mengeroyok korban di sebuah lokasi halaman luas dan beberapa diantaranya menyabetkan celurit ke tubuh korban.

    Korban yang mengenakan sarung dan kopyah putih tanpa dilengkapi sajam, hanya bisa tersungkur di tanah menerima sabetan celurit secara membabi buta.

    Akibatnya, korban mengalami luka bacok di sekujur tubuh seperti di pinggang dan paha bagian belakang. 

    Hingga akhirnya beberapa warga yang berada di lokasi kejadian mencoba untuk melerai bahkan, bahkan salah satu warga menggunakan bambu untuk memisahkan korban dengan para pelaku.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • 5 Fakta Relawan Cabup Sampang Madura Tewas Dibacok: Kronologi Celurit Berdarah hingga Sikap NasDem

    5 Fakta Relawan Cabup Sampang Madura Tewas Dibacok: Kronologi Celurit Berdarah hingga Sikap NasDem

    TRIBUNJAKARTA.COM – Kasus pembacokan terhadap relawan salah satu paslon Pilkada Sampang, Madura, menghebohkan masyrakat.

    Pasalnya, seluruh wilayah Indonesia juga sedang menggelar hajat Pilkada menentukan pemimpinnya.

    Terlebih, video pembacokan tersebut viral di media sosial.

    Sementara 10 hari lagi pemungutan suara suara akan digelar, dan hari ini persaingan semakin ketat.

    Tentu diharapkan kontestasi politik tidak sampai jatuh korban jiwa.

    Berikut TribunJakarta rangkum 5 fakta soal pembacokan relawan salah satu paslon Pilkada Sampang, Madura.

    Korban

    Korban kasus pengeroyokan menggunakan senjata tajam ini adalah Jimmy Sugito Putra.

    Ia merupakan warga sekitar lokasi kejadian, Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura.

    Jimmy adalah relawan dan saksi dari paslon Pilkada Kabupaten Sampang nomor 2, Slamet Junaidi-Ahmad Mahfudz (Jimad Sakteh).

    Pembacokan terhadap Jimmy terjadi setelah kunjungan Cabup Slamet Junaidi ke salah satu kiai di Desa Ketapang Laok, Minggu (17/11/2024) sore.

    Kronologi Celurit Berdarah

    Sikap Jimmy yang mendukung paslon JImad Sakteh bertentangan dengan mayoritas sikap politik warga di kampungnya yang mendukung paslon nomor 1, KH. Muhammad Bin Muafi Zaini dan H. Abdullah Hidayat.

    Pada kunjungan Cabup Slamet ke Ketapang Laok, sempat terjadi cekcok hingga mendatangkan warga.

    Sementara, di tengah suasana tidak kondusif, Slamet pergi meninggalkan lokasi.

    Ketua DPD Partai Nasdem Sampang, Surya Noviantoro, mengatakan, awalnya rombongan Slamet sempat dicegat.

    Namun setelah berunding, akhirnya Slamet bisa bebas pergi.

    “Setelah ada negosiasi, akhirnya Pasangan Calon kami bisa diamankan dan keluar dari lokasi,” ujar Surya dikutip dari TribunMadura.

    Setelah itu, Jimmy menjadi sasaran warga yang mencegat Slamet.

    Jimmy pun dikerubungi pria bercelurit seperti pada video yang viral di media sosial.

    Jimmy yang tidak bersenjata dihajar celurit hingga tersungkur dan luka di sekujur tubuhnya.

    Celurit para pelaku berdarah sambil sesekali diacungkan ke atas.

    “Kericuhan itu akhirnya menimbulkan korban jiwa, korban merupakan pendukung Paslon Jimad Sakteh,” terang Surya.

    Sikap NasDem

    Surya sebagai Ketuad DPD NasDem Sampang dan Ketua Tim Pemenangan Jimad Sakteh, mengutuk keras penyerangan berujung pembunuhan tersebut.

    Polisi diminta bertindak menangkap para pelaku, termasuk dalang di baliknya.

    “Kami tim pemenangan Jimad Sakteh mendesak Kepolisian agar segera menindak tegas pelaku sekaligus otak kejadian tersebut,” tegas Surya.

    Polisi Buru Pelaku

    Kasi Humas Polres Sampang, Ipda Dedy Dely Rasidie, membenarkan peristiwa yang terjadi diwilayah hukumnya tersebut. Namun ia belum bisa menjelaskan secara detail.

    Kabar terbaru, pada Senin (18/11/2024), pelaku belum ditangkap.

    “Untuk pelaku masih belum diamankan,” ujar Dedy. 

    Sebagai tindak lanjut, pihaknya juga telah membuat laporan polisi model A, dan akan melakukan otopsi terhadap korban. Sehingga untuk keterangan lainnya menunggu hasil pemeriksaan.

    “Kami akan berupaya untuk melakukan pengungkapan pada peristiwa ,” pungkasnya.

    Kondisi Korban

    Di sisi lain,  Kepala Humas RSD Ketapang, Sampang, Syafril Alfian Akbar mengatakan bahwa, pasca kejadian itu korban sempat dibawa ke RSD Ketapang pada 16.10 WIB, Minggu.

    Saat itu kondisi korban masih sadar namun, berlumuran darah karena dalam pendarahan aktif.

    Akan tetapi, berselang beberapa menit kondisinya terus menurun. Korban mengalami sejumlah akibat senjata tajam seperti, di bagian muka, punggung, dan tangan. 

    “Pada pukul 17.15 wib, korban akhirnya meninggal dunia dan korban sudah diantarkan ke rumah duka,” kata Syafril kepada TribunMataraman.

     

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • KH Mas Mansur, Pahlawan Nasional dari Muhammadiyah yang karib KH Wahab

    KH Mas Mansur, Pahlawan Nasional dari Muhammadiyah yang karib KH Wahab

    Surabaya (ANTARA) – Organisasi Muhammadiyah, yang kini memasuki ulang tahun (milad) ke-112 sejak didirikan di Yogyakarta pada 18 November 1912, memiliki hubungan erat dengan sosok KH Mas Mansur.

    KH Mas Mansur, sosok Pahlawan Nasional Indonesia adalah pendiri Muhammadiyah Cabang Surabaya pada 17 April 1921, sembilan tahun setelah organisasi tersebut berdiri di Yogyakarta.

    KH Mas Mansur lahir pada 25 Juni 1896 di Kampung Sawahan, Surabaya, dan wafat pada usia 50 tahun pada 25 April 1946. KH Mas Mansur adalah putra KH Mas Ahmad Marzoeki, seorang imam Masjid Ampel, dan Hj Raudhah Sagipoddin dari keluarga pesantren di Sidoresmo, Surabaya.

    Ketertarikan KH Mas Mansur terhadap metode dakwah KH Ahmad Dahlan menjadi salah satu alasan utama ulama kharismatik itu bergabung dengan Muhammadiyah.

    Ketertarikan tokoh besar itu diungkap dalam buku “KH Mas Mansur Sapu Kawat Jawa Timur”, yang awalnya merupakan skripsi karya DR H. Syaifullah, M.Ag.,.

    Buku yang mengupas perjalanan hidup KH Mas Mansur, mulai dari masa mudanya hingga perannya sebagai tokoh nasional, itu kemudian diterbitkan lewat suntingan naskah oleh PW Muhammadiyah Jatim, H. Nadjib Hamid.

    Dalam bedah buku “KH Mas Mansur Sapu Kawat Jawa Timur” di Surabaya (27/10), diceritakan masa muda KH Mas Mansur diisi dengan pendidikan di Pesantren Syaikhona Cholil, Bangkalan, Madura, di mana ia bertemu KH Wahab Hasbullah, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

    Setelah dua tahun mondok di Bangkalan, KH Mas Mansur berangkat ke Mekkah pada usia 12 tahun bersama KH Wahab Hasbullah. Kedua kawan akrab itu agaknya mewarisi “keakraban” KHM Hasyim Asy’ari (pendiri NU) dan KH Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) yang juga sama-sama pernah mondok di pesantren Bangkalan.

    Keberadaan keduanya untuk belajar itu juga menandai “pertemuan” KHM Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan di Mekkah. Ada sebuah tugu/prasasti yang menandai pertemuan kedua tokoh dari dua organisasi besar di Indonesia itu.

    Di Mekkah, KH Mas Mansur menyaksikan gejolak Perang Dunia I, yang membuat KH Wahab Hasbullah kembali ke Indonesia, sementara KH Mas Mansur melanjutkan studi ke Universitas Al-Azhar, Mesir, selama empat tahun. Di Mesir, ia terpengaruh oleh pemikiran modernisme Islam dari Syeikh Rasyid Ridha, murid modernis Muhammad Abduh.

    Sepulangnya ke Indonesia pada 1915 saat berusia 19 tahun, KH Mas Mansur tidak ke Surabaya lebih dulu melainkan langsung menuju Yogyakarta untuk bertemu KH Ahmad Dahlan.

    Dalam pertemuan itu, ia terkesan dengan metode “tafsir langsung action” KH Ahmad Dahlan, seperti penafsiran QS Al-Maun yang diwujudkan dalam aksi nyata berupa pendirian PKU Muhammadiyah (sosial), rumah sakit pendidikan (kesehatan), dan aksi kemasyarakatan atau kegiatan sosial lainnya.

    Sapu kawat Jawa Timur

    Pada 1921, enam tahun setelah kembali ke Indonesia, KH Mas Mansur meminta KH Ahmad Dahlan datang ke Surabaya dan menginap di tempat tinggalnya.

    Dalam kesempatan itu, KH Mas Mansur menyatakan bergabung dengan Muhammadiyah dan ditunjuk sebagai Ketua Muhammadiyah Cabang Surabaya pada 17 April 1921. KH Ahmad Dahlan menggambarkan KH Mas Mansur sebagai “sapu kawat Jawa Timur,” yang melambangkan kemampuan KH Mas Mansur menyelesaikan berbagai persoalan, dari a sampai z.

    Dari kepemimpinan di Surabaya, KH Mas Mansur terus naik ke posisi strategis di Muhammadiyah, dari PWM Jatim hingga PP Muhammadiyah, termasuk mengusulkan pembentukan Majelis Tarjih pada 1927 dan lebih mengimplementasikan “gaya” KH Ahmad Dahlan..

    Di tingkat pusat, KH Mas Mansur berperan dalam mengembangkan metode dakwah yang lebih modern dan terorganisasi.

    KH Mas Mansur tidak hanya dikenal sebagai ulama, tetapi juga sebagai aktivis pergerakan nasional. Ketika belajar di Yogyakarta, ia juga mengajar dan tinggal di kompleks rumah guru Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah, yang bersebelahan dengan rumah Bung Karno. KH Mas Mansur sempat menjadi saksi sekaligus penghulu dalam pernikahan Bung Karno dengan Fatmawati.

    Di Surabaya, ia aktif berdiskusi dengan tokoh pergerakan seperti HOS Tjokroaminoto. Pada 1937-1943, KH Mas Mansur bersama Ki Bagus Hadikusumo menjadi anggota PPKI dan pada tahun 1943 di BPUPKI, yang merupakan langkah awal dalam pembentukan negara Indonesia.

    “KH Mas Mansur memang merupakan sosok yang lengkap, beliau merupakan agamawan, pendidik, politik/orator, dan jurnalis/redaktur,” kata Dr. H. Syaifullah MAg, penulis buku “KH Mas Mansur Sapu Kawat Jawa Timur”.

    KH Mas Mansur dikenal sebagai “4 serangkai “ dalam MIAI (Majelis Islam Ala Indonesia) yakni Wahono/ketua, KH Wahab Hasbullah, KH Ahmad Dahlan Achyat, dan KH Mas Mansur,” dan PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat), bersama tokoh-tokoh nasional seperti Bung Karno, Bung Hatta, dan Ki Hajar Dewantara.

    KH Mas Mansur wafat pada 25 April 1946 dalam usia yang relatif muda akibat perlakuan buruk dari pihak NICA. KH Mas Mansur dipenjara dua kali karena dianggap berkolaborasi dengan Jepang, meskipun kontribusinya terhadap perjuangan kemerdekaan tidak diragukan.

    Penyiksaan di penjara, termasuk suntikan zat kimia berbahaya, mengakibatkan kerusakan saraf yang pada akhirnya merenggut nyawanya. “Saat keponakannya membesuk di penjara pun diancam macam-macam, namun dimaklumi karena faktor syaraf itu,” kata Syaifullah.

    Editor: Primayanti
    Copyright © ANTARA 2024