kab/kota: Madura

  • Dishub Sampang Janji Tindak Tegas Pelanggaran Truk Pengangkut Garam

    Dishub Sampang Janji Tindak Tegas Pelanggaran Truk Pengangkut Garam

    Sampang (beritajatim.com) – Adanya tetesan air garam dari truk pengangkut yang melewati jalan raya di Madura, menyebabkan banyak kecelakaan.

    Dinas Perhubungan (Dishub) Sampang, bersama Polres dan para pengusaha garam telah duduk bersama membahas polemik tersebut. Alhasil, semua pihak telah sepakat menjaga keamanan dan kenyamanan bersama, serta tidak membahayakan pengguna jalan yang lain.

    Kepala Bidang (Kabid) Perhubungan Darat Dishub setempat Hery Budiyono mengatakan, bahwa dalam upaya meminimalisir adanya truk pengangkut garam yang meneteskan air garam, pihaknya akan memeriksa dan melakukan uji kir.

    “Untuk sementara ini, truk pengangkut yang air garamnya berceceran di jalan nasional, bukan truk dari Kabupaten Sampang,” terangnya, Sabtu (30/9/2023).

    Pihaknya, saat ini gencar melakukan sosialisasi dan imbauan. Namun, ketika masih ada pelanggar, maka pihaknya tidak segan untuk menindak secara tegas.

    “Kami akan tindak tegas jika masih ada pelanggaran, karena dampaknya ke pengendara lain,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, pihaknya mengimbau kepada pengusaha garam dan sopir truk agar mengangkut garam yang sudah kering dan melapisi truk dengan plastik ataupun terpal. “Jadi tidak akan ada tetesan air garam,” pungkasnya.

    Seperti yang diberitakan sebelumnya, adanya tetesan air garam di jalan raya nasional di Mdura ini juga memicu adanya aksi unjuk rasa oleh ratusan massa. Bahkan, mereka sempat menutup akses jembatan dan meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur turun tangan. Sebab, banyak korban kecelakaan akibat jalanan licin.[sar/ted]

  • Dishub Sampang Janji Tindak Tegas Pelanggaran Truk Pengangkut Garam

    Dishub Sampang Janji Tindak Tegas Pelanggaran Truk Pengangkut Garam

    Sampang (beritajatim.com) – Adanya tetesan air garam dari truk pengangkut yang melewati jalan raya di Madura, menyebabkan banyak kecelakaan.

    Dinas Perhubungan (Dishub) Sampang, bersama Polres dan para pengusaha garam telah duduk bersama membahas polemik tersebut. Alhasil, semua pihak telah sepakat menjaga keamanan dan kenyamanan bersama, serta tidak membahayakan pengguna jalan yang lain.

    Kepala Bidang (Kabid) Perhubungan Darat Dishub setempat Hery Budiyono mengatakan, bahwa dalam upaya meminimalisir adanya truk pengangkut garam yang meneteskan air garam, pihaknya akan memeriksa dan melakukan uji kir.

    “Untuk sementara ini, truk pengangkut yang air garamnya berceceran di jalan nasional, bukan truk dari Kabupaten Sampang,” terangnya, Sabtu (30/9/2023).

    Pihaknya, saat ini gencar melakukan sosialisasi dan imbauan. Namun, ketika masih ada pelanggar, maka pihaknya tidak segan untuk menindak secara tegas.

    “Kami akan tindak tegas jika masih ada pelanggaran, karena dampaknya ke pengendara lain,” imbuhnya.

    Lebih lanjut, pihaknya mengimbau kepada pengusaha garam dan sopir truk agar mengangkut garam yang sudah kering dan melapisi truk dengan plastik ataupun terpal. “Jadi tidak akan ada tetesan air garam,” pungkasnya.

    Seperti yang diberitakan sebelumnya, adanya tetesan air garam di jalan raya nasional di Mdura ini juga memicu adanya aksi unjuk rasa oleh ratusan massa. Bahkan, mereka sempat menutup akses jembatan dan meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur turun tangan. Sebab, banyak korban kecelakaan akibat jalanan licin.[sar/ted]

  • Kajari Bojonegoro Akui Eks Camat Padangan Hadir Tiap Sidang

    Kajari Bojonegoro Akui Eks Camat Padangan Hadir Tiap Sidang

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Bojonegoro Badrut Tamam membenarkan saksi sidang perkara dugaan korupsi BKKD Kecamatan Padangan, Heru Sugiharto, yang merupakan eks Camat Padangan terus dihadirkan dalam agenda pemeriksaan saksi-saksi.

    “Surat pemanggilan disampaikan melalui bupati dan berlaku terus selama keperluan persidangan,” ujarnya, Kamis (28/09/2023).

    Dasar pemanggilan untuk menghadirkan saksi mantan Camat Padangan itu yakni keputusan Majelis Hakim dalam persidangan sebelumnya memerintahkan kepada jaksa penuntut umum (JPU) untuk menghadirkan Heru Sugiharto dalam persidangan sebagai saksi.

    “Perintah dalam menghadirkan saksi Heru itu statusnya sama dengan penetapan hakim,” jelas pria asal Madura itu.

    BACA JUGA:
    Terkait Korupsi BKKD Bojonegoro, Pengacara Minta Camat dan Kades Segera Jadi Tersangka

    Permintaan Majelis Hakim menghadirkan saksi yang sekarang menjabat sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Bojonegoro itu karena keterangan yang diberikan dalam persidangan dinilai ada kebohongan.

    “Hadirkan dia (Heru Sugiharto) pak jaksa pada persidangan selanjutnya. Saksi ini harus tetap duduk di sini bersama para kepala desa yang lain penerima dana BKK,” perintah Hakim Anggota Manambus Pasaribu saat persidangan yang digelar Selasa (12/09/2023) di Pengadilan Negeri Tipikor Surabaya.

    BACA JUGA:
    Update Kasus Korupsi Dana BKKD Bojonegoro, Saksi Sebut Camat Ikut Main

    Untuk diketahui, dalam perkara dugaan korupsi Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) tahun 2021 di Kecamatan Padangan itu Polda Jatim menetapkan satu orang tersangka. Satu tersangka yakni Bambang Soedjatmiko sebagai rekanan.

    Dalam perkara tersebut diduga nilai kerugian negara yang timbul sebesar Rp1,6 miliar dari total anggaran untuk pembangunan jalan rigid beton di delapan desa di Kecamatan Padangan sebesar Rp6,3 miliar. Delapan desa itu yakni, Desa Cendono, Kuncen, Kebonagung, Kendung, Dengok, Prangi, Purworejo, dan Desa Tebon. [lus/beq]

  • Polda Jatim Siapkan 4925 Personel Amankan Persebaya vs Arema

    Polda Jatim Siapkan 4925 Personel Amankan Persebaya vs Arema

    Surabaya (beritajatim.com) – Polda Jatim siapkan 4.925 personel amankan laga Persebaya Surabaya vs Arema FC di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) pada Sabtu (23/9/2023) besok. Personel tersebut merupakan gabungan dari unsur Polri, TNI, serta Pemerintah Kota Surabaya.

    “Nanti yang dilibatkan dalam pengamanan maksimal ada sekitar 4.925 personel gabungan TNI/Polri dan Pemkot Surabaya. Kalau laga-laga biasa, tidak sampai 1.000 (personel), seperti laga Madura dengan Persebaya kemarin,” kata Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Dirmanto, saat ditemui di kantornya, Jumat (22/9/2023).

    Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Dirmanto

    Nantinya, di antara petugas itu ada yang disiagakan di seluruh perbatasan pintu masuk Surabaya untuk melakukan penyekatan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya suporter dari luar kota yang masuk ke Gelora Bung Tomo.

    “Penyekatan di batas kota ini kita lakukan terus mulai pagi sampai laganya dimulai. Operasi miras juga dilaksanakan sebagai langkah agar tidak ada miras yang masuk ke dalam stadion. Kemudian, di luar juga kami terus lakukan imbauan-imbauan Kamtibmas,” tambahnya.

    BACA JUGA:
    Marak Tiket Palsu Jelang Persebaya vs Arema, Panpel: Animonya Tinggi

    Dirmanto mengimbau, para suporter yang tidak mendapat tiket bisa menonton laga tersebut melalui televisi yang menyiarkan secara live. Hal itu juga diwajibkan bagi suporter Arema, supaya tidak nekat memaksakan diri untuk menonton di GBT.

    “Kalau tidak ada tiket ya jangan ke stadion. Kemarin kita sepakati, karena ini laganya di Surabaya, sesuai perjanjian tahun 1996 di mana suporter tidak saling kunjung di kandang lawan itu ditaati seluruh elemen suporter. Untuk teman-teman Arema, mari menyaksikan di berbagai media yang menyiarkan secara live,” lanjutnya.

    BACA JUGA:
    Aremania Nobar Persebaya vs Arema FC di Bioskop Berbayar

    Sementara ketika ditanya terkait pengamanan tim tamu selama berada di kandang Bajol Ijo. Kombes Dirmanto memastikan, setiap pergerakan rombongan tim, baik Persebaya maupun Arema FC akan dikawal ketat.

    “Hasil rapat kemarin disepakati bahwa di semua mekanisme atau proses laga nanti, baik itu di tempat tinggalnya pemain Arema dan Persebaya, nanti kita jaga dan kita kawal pulang-pergi,” pungkasnya. [uci/beq]

  • Rofiah Lapor Dugaan Penculikan Anak ke Polres Sampang

    Rofiah Lapor Dugaan Penculikan Anak ke Polres Sampang

    Sampang (beritajatim.com) – Masih ingat dengan Rofiah (40) warga Dusun Takong, Desa Aeng Sareh, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, yang pernah mengadu kehilangan anaknya ke Polres Sampang. Kamis (21/9/2023). Kembali mendatangi Mapolres dan menanyakan perkembangan penanganan kasus tersebut.

    Alhasil, unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres setempat, telah melakukan gelar perkara dan menaikan status kasus tersebut dari penyelidikan ke penyidikan. Tidak hanya itu, Rofiah juga memperlihatkan surat tanda bukti pelaporan dugaan penculikan anak.

    Saat ditemui di Mapolres Sampang, Rofiah terlihat sedih dan meneteskan air mata dengan penuh harap kepada kepolisian agar penaganan kasus itu segera tuntas dan anaknya bisa dikembalikan. “Awalnya anak saya ini dipinjam 3 hari oleh mantan suami siri, namun selama empat bulan tak kunjung dikembalikan. Sementara upaya untuk menjemput secara kekeluargaan juga tidak membuahkan hasil,” ujarnya.

    Rofiah mengatakan, pelihan melaporkan dugaan penculikan itu karena aduan dan upaya pengambilan anaknya secara kekeluargaan tidak membuahkan hasil. Sehingga, ia membuat laporan kepolisian.

    Seperti yang diberitakan sebelumnya. Rofiah, mengaku telah kehilangan anaknya yang diduga dibawa kabur oleh mantan suami siri. Singkat cerita, beberapa tahun lalu Rofiah yang berstatus janda itu berangkat menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Malaysia. Selama di perantauan, ia bertemu dengan sesama TKI yakni seorang pria inisial H asal Pamekasan.

    Di negara Malaysia itu, mereka memutuskan untuk menikah siri secara agama. Dan selang beberapa bulan kemudian Rofiah hamil. Lalu, pasangan suami istri siri tersebut, memutuskan untuk melahirkan si buah hatinya di kampung halamanya di Madura. Sehingga mereka pulang ke Indonesia.

    Sayangnya, saat berada di Madura, Rofiah sering ditinggal oleh suaminya pulang ke Pamekasan dan ternyata di sana inisial H ini juga mempunyai istri. “Saya harus berjuang sendiri untuk membiayai proses persalinan,” kata Rofiah, Rabu (6/9/2023).

    Lanjut Rofiah, enam bulan kemudian seiring usia bayi laki-laki yang dilahirkan semakin tumbuh besar dan tanpa seorang suami yang menafkahi. Rofiah kembali memutuskan untuk berangkat ke Malaysia menjadi TKI. Sementara anaknya, dititipkan ke saudaranya yang ada di Sampang.

    “Saat saya berada di Malaysia ternyata mantan suami saya itu datang ke rumah adik saya, dengan tujuan meminjam anak, karena adik saya tahu bahwa itu mantan suami yang juga mempunyai hak, maka diberikanlah anak saya itu,” imbuhnya.

    Namun, karena tak kunjung dikembalikan, maka Rofiah lagi-lagi pulang ke Madura untuk meminta anaknya ke rumah inisial H di Pamekasan. Tetapi, hingga tiga kali usahanya gagal. “Karena usaha saya untuk mengambil anak gagal, 21 Juni 2023 kasus ini saya adukan ke PPA,” tambahnya.

    Terpisah, Kasat Reskrim Polres Sampang, AKP Sukaca saat dikonfirmasi mengatakan, dirinya segera berkoordinasi dengan penyidik untuk memintai laporan perkembangan kasus tersebut. “Kita akan segera pangil kedua belah pihak baik pelapor maupun terlapor,” pungkasnya.[sar/kun]

    BACA JUGA: Rofiah Lapor Dugaan Penculikan Anak ke Polres Sampang

  • Bandit Curanmor Beralmamater Kampus di Surabaya Ditangkap Polisi

    Bandit Curanmor Beralmamater Kampus di Surabaya Ditangkap Polisi

    Surabaya (beritajatim.com) – Bandit curanmor beralmamater kampus di Surabaya ditangkap polisi. Dua bandit yang ditangkap adalah Arifin (25) dan Bakri (25) warga Sawah Pulo. Keduanya sengaja menggunakan almamater perguruan tinggi swasta warna biru di wilayah Sukolilo untuk mengelabui warga sekitar kos tempat operasinya.

    Kapolsek Sukolilo, Kompol M Sholeh mengatakan kedua pelaku merencanakan aksi pencuriannya dengan sempurna. Mereka selalu menggunakan jas almamater agar tidak dicurigai masyarakat. Semua aksi pencurian kedua pemuda Sawah Pulo itu dilakukan di wilayah Sukolilo. Sama dengan tempat Kampus yang mereka pinjam jas almamaternya.

    “Mereka telah 5 kali mencuri di Sukolilo. Mereka ga berani di luar Sukolilo karena pede dengan penyamaran ala mahasiswa salah satu PTS di Surabaya yang juga ada di Sukolilo,” ujar Kompol M Sholeh, Rabu (20/09/2023).

    Baca Juga: Selama 9 Tahun Unisma Pecahkan 11 Rekor MURI, Terbaru Saat Oshika Maba 2023

    Penangkapan kedua bandit ini bermula dari laporan korban bernama Tama. Ia kehilangan sepeda motornya di kos Jalan Keputih gang Makam pada Rabu (09/09/2023) kemarin. Setelah serangkaian penyelidikan, didapati rekaman CCTV dan keterangan saksi-saksi.

    10 hari kemudian, tepatnya tanggal 19 September 2023 sore, Arifin dan Bakri kembali berputar-putar mencari mangsa baru di wilayah Gebang, Sukolilo. Kedua bandit curanmor beralmamater itu tak sadar bahwa petugas Polsek Sukolilo sudah memburu keduanya.

    Di Jalan Gebang Wetan, kedua pelaku diberhentikan oleh anggota Reskrim Polsek Sukolilo. Kedua pelaku sempat berkilah jika mereka adalah mahasiswa yang hendak menjemput temannya. Petugas kepolisian langsung melakukan penggeledahan dan menemukan 1 kunci T, 3 anak kunci, 1 kunci magnet, 1 kunci L perusak gembok.

    Baca Juga: Belasan PSK Terjaring Razia Satpol PP Kabupaten Mojokerto

    “Kami memang sudah memperkirakan akan kembali lagi. Karena dari beberapa informasi masuk, mereka selalu menggunakan modus yang sama dan hanya beraksi di Sukolilo,” imbuh Sholeh.

    Dari data kepolisian, kedua pelaku sudah pernah ditahan di Polrestabes Surabaya dan baru keluar penjara pada Agustus 2022 kemarin. Mereka mengaku bahwa tiap motor hasil curiannya dijual ke penadah di Madura dengan harga Rp4.5 juta.

    “Penadah berinisial IS sudah kami kantongi identitasnya dan ini masih pengejaran,” pungkas Sholeh.

    Baca Juga: Cak Imin Apresiasi Komitmen TNI Jaga Netralitas Pemilu 2024

    Sementara itu, Arifin mengaku jas almamater yang dikenakan untuk mengelabui warga itu berasal dari bekas milik kakaknya. Walaupun pernah dipenjara, ia tidak kapok untuk kembali melakukan pencurian.

    “Biar ga ketangkep lagi pak. Pakai cara baru nyamar jadi mahasiswa,” tutup Arifin. (ang/ian)

  • Lampu Mobil Terlalu Terang, Warga Lebak Arum Dihajar Tetangganya Sendiri

    Lampu Mobil Terlalu Terang, Warga Lebak Arum Dihajar Tetangganya Sendiri

    Surabaya (beritajatim.com) – Alasan lampu mobil terlalu terang, seorang warga Lebak Arum berinisial VC (35) memukuli tetangganya pada Kamis (14/09/2023) pukul 7 malam. Aksi VC terekam CCTV dan sudah dilaporkan ke Polsek Tambaksari.

    Melville Nathaniel (32) korban pemukulan dari VC mengatakan bahwa kejadian itu bermula ketika ia dan teman wanitanya bernama irene Kusumawati (30) hendak pulang ke Jl. Lebak Arum IV. Saat melintas di depan rumah VC, Irene yang mengendarai mobilnya diteriaki oleh VC karena lampu mobilnya terlalu terang.

    Merasa diteriaki, Irene membuka jendela dan mempertanyakan sikap VC. Saling adu argumen sempat terjadi beberapa saat. VC juga menyemprotkan air ke dalam mobil.

    Irene yang kepalang basah langsung pulang ke rumahnya yang berjarak 4 rumah dari rumah VC. Melville heran karena Irene mengendarai mobil namun pulang dalam kondisi basah. Disitulah Irene bercerita jika VC baru saja menyemprotkan air dengan alasan lampu mobil terlalu terang.

    Baca Juga: Gairahkan Pasar Mobil, Showroom di Jombang Kumpulkan Klub Otomotif

    “Saya tidak terima terus saya datangi rumah Victor. Ia sempat menjelaskan beberapa hal lalu tiba-tiba saya dipiting untuk melihat bagian mobil mana yang ia semprot,” ujar Melville diwawancarai awak media, Minggu (17/09/2023).

    Dalam kondisi dipiting, Melville kemudian dibanting saat sudah berjalan beberapa meter. Disitu, Melville langsung dipukuli oleh VC. Irene yang mengikuti dari luar kemudian berlari untuk memisahkan VC dan Melville. Namun sayang, Irene juga kena pukul di bagian wajahnya.

    “Saya melaporkan ke Polsek Tambaksari dan kemudian diantar visum ke RSUD Soewandi,” tutup Melville Nathaniel Tjipto.

    Sementara itu, Kapolsek Tambaksari Kompol Ari Bayu Aji saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya akan mengecek terlebih dahulu berkas kasus ini.

    Baca Juga: Trio Brasil Sukses Bawa Madura United Amankan Poin dari Persebaya

    “Kita cek dulu perkembangannya sampai mana. Kemarin terakhir masih menunggu hasil visum yang dikeluarkan RSUD dr. Soewandi. Bila hasilnya positif ada luka yang disebabkan pemukulan maka terlapor akan kita amankan,” kata Ari. (ang/ian)

  • Istri Bacok Suami di Rungkut, Ngakunya Berhalusinasi Ditagih Hutang

    Istri Bacok Suami di Rungkut, Ngakunya Berhalusinasi Ditagih Hutang

    Surabaya (beritajatim.com) – Istri membacok suami di Pandugo, Rungkut mengaku berhalusinasi karena ditagih hutang Rp100 juta. Pengakuan itu disampaikan langsung oleh Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya, AKBP Mirzal Maulana.

    “Pelakunya istrinya sendiri berinisial AP. Ia membacok suaminya dengan pisau saat suaminya tidur,” ujar Mirzal saat di Polrestabes Surabaya, Jumat (15/09/2023).

    Mirzal menjelaskan bahwa aksi pembacokan itu dilakukan Anik Purwati (50) setelah berjalan-jalan dengan suaminya M Sholeh (51) di pasar malam bersama anak angkatnya pada Selasa (29/08/2023) kemarin. Mereka pulang seperti pasutri pada umumnya. Kemudian, M Sholeh terlelap tidur di ruang tengah.

    Baca Juga: Hasil Autopsi Penembakan Wartawan Jombang: Paru-paru Korban Tertembus Peluru

    Pada pagi harinya, Sholeh merasakan sakit di perutnya. Saat itu, ia melihat perutnya telah tersayat hingga pendarahan. Disaat yang sama, istrinya telah berdiri di sampingnya dengan jarak 2 meter dengan memegang pisau daging yang berlumuran darah. Sholeh pun langsung teriak minta pertolongan. Sambil merangkak ke depan rumah.

    “Saat tetangga menolong korban, pelaku berlari ke kamar mandi. Ia ditemukan pingsan oleh adik korban,” kata Mirzal.

    Dari pengakuan Anik Purwati, ia mengalami susah tidur sebelum ia mengeksekusi suaminya. Ia mengakui bahwa dirinya punya hutang Rp100 juta yang juga dipinjamkan kepada saudaranya. Saat ditagih, saudaranya Anik enggan membayar hutang itu. Hal itulah yang membuat ia stress kemudian berhalusinasi.

    Baca Juga: Jalan Nglenyer dan Nasib Tragis Kepala Desa Bojonegoro

    Anik Purwati merasa mendengar suara ular didalam rumah. Ia pun mengambil pisau daging dan menyabetkan beberapa kali ke ular itu. Namun yang ia sabet berkali-kali itu ternyata suaminya.

    “Tersangka mengakui ada bau darah usai menyabetkan pisau. Saat ini petugas masih memeriksa kondisi kejiwaannya,” tutup Mirzal.

    Dari keterangan yang dihimpun polisi, selama ini Anik dan Soleh dikenal sebagai pasutri yang rukun dan tidak pernah bertengkar. Bahkan tetangga menangkap pernikahan mereka baik-baik saja.

    Saat ini, kondisi Soleh sudah kian membaik. Ia sudah pulang dari RSUD dr. Soetomo. Nyawanya berhasil diselamatkan setelah tim dokter melakukan 2 kali operasi. Pihak keluarga dari Soleh sempat membuka donasi terbuka di platform kitabisa karena ongkos operasi menghabiskan Rp. 77 juta.

    Baca Juga: Warga Bangkalan Madura Meninggal di Tengah Sawah Diduga Kehabisan Darah

    Sementara, Anik Purwati harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan pasal pasal 44 ayat (1 uu no. 23 tahun 2004) dengan ancaman pidana maksimal kurungan penjara selama 10 tahun dan denda Rp15 juta. (ang/ian)

  • Polisi Gresik Dalami Pria yang Meninggal Ditemukan di Gubuk Sawah Kecamatan Dukun

    Polisi Gresik Dalami Pria yang Meninggal Ditemukan di Gubuk Sawah Kecamatan Dukun

    Gresik (beritajatim.com) – Jajaran Satreskrim Polres Gresik masih mendalami pria yang bernama Abdul Wachid (38) yang ditemukan meninggal dunia di gubuk sawah Desa Sambogunung, Kecamatan Dukun, Gresik.

    Dari hasil otopsi, pria asal Bangkalan Madura itu, meregang nyawa lantaran mengalami pendarahan akibat luka sayatan pada urat nadi pada pergelangan tangan kiri. “Selain itu terdapat luka sayatan pada bagian dagu,” Kanit Resmob Polres Gresik Ipda Andika Komang Prabu, Kamis (14/09/2023).

    Ada dugaan kematian yang dialami Abdul Wachid akibat sayatan celurit. Benda itu ditemukan petugas disekitar lokasi kejadian. Namun, petugas belum bisa memastikan kepemilikan senjata tajam tersebut. “Dugaan sementara korban bunuh diri. Namun, kami masih menggali petunjuk lainnya,” ungkap Andika Komang Prabu.

    Perwira pertama Polri itu menambahkan, dari keterangan keluarga korban. Abdul Wachid meninggalkan rumah sejak seminggu terakhir. Dari hasil digital forensik handphone korban juga didapati percakapan yang menggambarkan kegelisahan yang dialaminya. “Belum jelas permasalahan pastinya. Disisi lain, keluarga korban telah mengikhlaskan kepergiannya,” imbuhnya.

    Sementara itu, Kepala Desa Sambogunung M.Syaiful Bahri mengatakan, peristiwa tersebut baru diketahui pada sore hari, sekitar pukul 15.00 WIB. Saat itu, korban diketahui sudah tidak sadarkan diri disebuah gubuk sawah. “Sewaktu ditemukan ada darah yang berceceran. Termasuk sebilah celurit yang berada di dekat korban,” katanya.

    Masih menurut Syaiful, sosok korban tidak dikenali oleh warga setempat. Pasalnya, bukan penduduk asli desa. Bahkan, warga tidak ada yang tahu dan mengenalinya. “Dari keterangan warga kami, korban sempat berinteraksi di sekitar lokasi kejadian pada pagi hari sebelum ditemukan tak bernyawa di gubuk sawah. Kami menyerahkan sepenuhnya kepada pihak berwajib,” pungkasnya. [dny/kun]

    BACA JUGA: Ditinggal ke Sawah, Toko Sembako di Menganti Gresik Terbakar

  • Warga Tangkap Spesialis Curanmor di Sekitar UTM Bangkalan

    Warga Tangkap Spesialis Curanmor di Sekitar UTM Bangkalan

    Bangkalan (beritajatim.com) – Dua orang pelaku curanmor di Kelurahan Telang, Kecamatan/Kabupaten Bangkalan, atau di sekitar kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM) berhasil diamankan.

    Kapolsek Kamal, AKP Andy Bakhtera Indera Jaya mengatakan, dua pelaku yakni AR (21) dan MH (21) warga Desa Jaddih, Kecamatan Socah, Bangkalan. Saat menjalankan aksinya dua pelaku in berboncengan dan mengelilingi kawasan rumah kos yang berada di sekitar kampus UTM. “Jadi mereka pagi-pagi sudah keliling cari mangsa. Targetnya itu motor yang ada di rumah kos di area UTM,” terangnya, Jumat (8/9/2023).

    Ia juga mengatakan, saat hendak mencuri, warga melihat pelaku dengan gelagat tak wajar. Akhirnya warga sepakat mengamankan pelaku secara bersama-sama. “Lalu salah satu warga menghubungi kami,” imbuhnya.

    Setelah tiba di lokasi polisi langsung menggeledah pelaku. Alhasil ditemukan sejumlah alat yang akan digunakan pelaku untuk membobol motor korban. “Kami menemukan dua senjata tajam jenis pisau dengan berbeda ukuran dan kunci T dari motor korban,” ujarnya.

    Pelaku juga mengakui aksinya berkeliling koplek untuk mencari calon korban. Bahkan, keduanya menyiapkan alat tersebut untuk mencuri. “Mereka juga mengaku sudah pernah mencuri di 4 TKP di rumah kos yang berada di sekitar area UTM,” pungkasnya.[sar/kun]

    BACA JUGA: Polres Pasuruan Kota Bekuk Sindikat Curanmor Pagi Hari