kab/kota: Madiun

  • Penyebab Tewasnya Mahasiswi UGM di Magetan, Dilaporkan Hilang Sebelum Lebaran – Halaman all

    Penyebab Tewasnya Mahasiswi UGM di Magetan, Dilaporkan Hilang Sebelum Lebaran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) bernama Sheila Amelia Christanti (21) ditemukan tewas di Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada Sabtu (12/4/2025).

    Kondisi jasad berada di parit dan tertutup sepeda motor bernopol AE 3413 CA.

    Mahasiswi asal Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur dilaporkan hilang sejak tiga minggu lalu atau sebelum lebaran.

    Proses autopsi jenazah dilakukan di RSUD Dr Sayidiman, Magetan pada Minggu (13/4/2025).

    Kapolsek Plaosan, AKP Joko Yuhono, mengatakan jasad ditemukan warga sekitar pukul 14.00 WIB karena mencium bau tak sedap.

    “Posisi jenazah masuk ke parit, kemudian di atasnya ada sepeda motor, jadi tidak nampak dari luar,” tuturnya, Minggu, dikutip dari TribunJatim.com.

    Hasil autopsi menunjukkan korban tewas karena kecelakaan tunggal.

    Korban mengendarai sepeda motor matic berwarna hitam dari arah Jawa Tengah menuju Madiun.

    “Ada bekas rem pada aspal, dan kendaraan juga keluar dari jalan raya. Bekas itu ditemukan mengarah ke TKP, lalu ditemukan mayat,” ungkapnya.

    Barang milik korban tak hilang mulai handphone, laptop hingga pakaian.

    “Bekas rem juga membuat jalan rusak. Kemungkinan korban sempat melakukan pengereman, ketika melalui jalan yang menurun,” sambungnya.

    Jenazah telah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.

    Sebelumnya, AKP Joko Yuhono, mengatakan identitas jasad terungkap setelah pihak keluarga mendatangi rumah sakit untuk memastikan ciri-ciri korban.

    “Ayah kandung korban ikut menyaksikan langsung. Setelah melihat ciri-ciri korban, ternyata betul jenazah adalah anak kandungnya,” tukasnya.

    Menurutnya, wajah korban nyaris tak dapat dikenali sehingga perlu melakukan identifikasi.

    “Orang tua kandung mengenali jasad tersebut dari behel, yang dipakai pada gigi dan gelang di tangannya, termasuk baju,” imbuhnya.

    Sementara itu, kakak sepupu korban, Taufik Eka Nirawanto (41), menjelaskan Sheila merupakan anak tunggal dan sedang kuliah di UGM.

    Komunikasi terakhir korban yakni pada Selasa 25 Maret 2025 saat berangkat dari Yogyakarta menuju Madiun.

    “Kami sempat menghubungi Sheila pada Selasa 25 Maret, pamitan mau pulang jam 11 siang. Siang masih terhubung kalau korban di Klaten, setelah itu sudah tidak ada kontak,” terangnya.

    Keluarga sempat membuat laporan ke petugas kepolisian di Klaten dan Yogyakarta.

    Selang tiga minggu kemudian, jasad korban ditemukan di dalam parit dalam kondisi mengenaskan.

    “Kami pertama memastikan dari plat nomor sepeda motor miliknya. Kebetulan juga sudah viral di media sosial,” jelasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Terungkap Hasil Autopsi Jasad Mahasiswi UGM yang Ditemukan di Magetan, Diduga Kecelakaan Tunggal

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Febrianto)

  • Mahasiswa UGM yang Sempat Dikabarkan Hilang saat Mudik Ditemukan Meninggal di Selokan

    Mahasiswa UGM yang Sempat Dikabarkan Hilang saat Mudik Ditemukan Meninggal di Selokan

     

     

    Liputan6.com, Jakarta – Sheila Amelia, mahasiswa UGM yang sempat dikabarkan hilang sejak 25 Maret 2025 dalam perjalanan mudik menggunakan sepeda motor, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Tubuh korban ditemukan pada Sabtu (12/4/2025), di sebuah parit di Lawu Green Forest, tepatnya di Jalan Raya Sarangan-Cemoroseu, Plaosan, Kabupaten Magetan, Jatim.

    Menurut penuturan warga, penemuan jasad Sheila tidak disengaja saat warga hendak menolong seseorang korban kecelakaan di lokasi yang hampir berdekatan. Awalnya warga melihat ada sepeda motor dalam keadaan terbalik, dan setelah ditelisik ternyata ada tubuh tertimpa di baliknya dalam kondisi meninggal dunia. 

    Sheila Amelia yang merupakan warga Kebonsari Madiun tercatat sebagai mahasiswa Faperta UGM. Dirinya dilaporkan hilang sejak 25 Maret 2025 saat hendak mudik ke kampung halamannya. 

    Kapolsek Ploasan AKP Jokon Yuhono menurut keterangan resminya, Minggu (13/4/2025) menjelaskan kronologi kejadian penemuan jasad tersebut. Awalnya warga mendapat telepon dari temannya yang saat itu sedang menolong orang kecelakaan di jalur Lawu Greent Forest, Sabtu, 12 April 2025 sekitar pukul 10.00 WIB.

    “Saat itu juga (dia) melihat ada sebuah sepeda motor dengan posisi terbalik di parit. Selanjutnya warga tersebut segera mendatangi lokasi dan setelah dilakukan pengecekan ternyata benar ada sebuah sepeda motor dengan posisi terbalik di sebuah parit dan setelah dicek mendetail ada seorang di bawah sepeda motor tersebut dengan kondisi kemungkinan sudah meninggal,” katanya.

    Dijelaskannya, jasad ditemukan di dalam parit sedalam 77 cm dengan lebar sekitar 60 cm, dan dalam kondisi tubuh tertimpa sepeda motor berwarna hitam bernomor polisi AE 3413 CA.

    Usai penemuan itu, warga langsung melapor ke Polsek Plaosan. Petugas yang datang kemudian langsung memeriksa dan mengevakuasi jasad tersebut. Saat diperiksa tim medis Puskesmas sudah dinyatakan meninggal dunia. Saat ditemukan, korban mengenakan celana panjang jins warna biru gelap.

    Joko juga menambahkan, saat ditemukan, barang-barang pribadi milik korban termasuk helm, masih melekat di tubuhnya. 

    “Dari hasil pemeriksaan di lokasi, ditemukan bekas pengereman di aspal yang mengarah ke titik jatuhnya motor dan korban. Dugaan sementara, korban mengendarai sepeda motornya dari arah Jawa Tengah dan tidak mampu mengendalikan laju kendaraan di jalur menurun,” jelasnya.

    Hasil pemeriksaan tim medis menyebutkan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasaan di tubuh korban. Sehingga terindikasi penyebab kematian korban adalah karena kecelakaan tunggal dengan menabrak rambu jalan dan masuk ke parit. Keluarga korban pun menerima kejadian tersebut sebagai kecelakaan dan tidak memberikan izin kepada tim medis untuk melakukan autopsi.

    Sementara itu, pihak Fakultas Pertanian UGM juga membenarkan Sheila Amelia merupakan salah satu mahasiswa di kampus tersebut. Melalui unggahan Instagram @fapertaugm menyampaikan duka cita atas meninggalnya Sheila yang kemudian dibanjiri komentar duka cita. 

    “Segenap keluarga besar Fakultas Pernanian Universitas Gadjah Mada mengucapkan turut berduka cita atas berpulangnya Sheila Amelia Cristanti, mahasiswa program studi S1 Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (2023). Semoga almarhumah diterima di sisi-Nya, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan,” tulis akun @fapertaugm.

     

     

  • Awal Pekan di Madiun dan Pacitan: Cuaca Dinamis, Warga Diimbau Siaga Hujan Pagi

    Awal Pekan di Madiun dan Pacitan: Cuaca Dinamis, Warga Diimbau Siaga Hujan Pagi

    Surabaya (beritajatim.com) – Memasuki awal pekan, Senin 14 April 2025, wilayah Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Pacitan diprediksi akan mengalami variasi cuaca yang cukup beragam. Berdasarkan prakiraan cuaca dari BMKG Juanda, ketiga wilayah ini akan mengalami kombinasi antara hujan ringan, langit berawan, hingga kondisi cerah terang di beberapa waktu.

    Di Kota Madiun, cuaca diperkirakan akan diawali dengan hujan ringan pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB. Kondisi ini kemudian berubah menjadi berawan menjelang siang, yakni pada pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB.

    Sore harinya, warga akan disambut oleh langit yang cerah terang, sebelum akhirnya kembali berawan menjelang malam pukul 18.00 WIB. Meski begitu, malam hari di Kota Madiun diprediksi tetap cukup bersahabat dengan langit cerah berawan.

    “Suhu udara berkisar antara 23 hingga 29 derajat Celcius, dengan kelembaban cukup tinggi yaitu 74 hingga 96 persen,” ujar Oky Sukma Hakim, S.Tr., prakirawan BMKG Juanda. Angin diperkirakan bertiup dari arah Tenggara dengan kecepatan 4,8 km/jam.

    Sementara itu, Kabupaten Madiun akan mengalami pola cuaca yang hampir serupa dengan wilayah kota. Hujan ringan kemungkinan besar akan turun pada pagi hari, diikuti langit berawan menjelang siang, dan cerah terang saat sore hari.

    Namun yang menjadi pembeda, malam hari di Kabupaten Madiun justru diprediksi akan cerah terang pada pukul 21.00 WIB.

    “Kelembapan udara di Kabupaten Madiun sedikit lebih tinggi dibanding kota, yakni antara 79 sampai 97 persen, dengan suhu berkisar antara 23 hingga 28 derajat Celcius,” jelas Oky. Arah angin akan datang dari Barat Daya dengan kecepatan sekitar 4,6 km/jam.

    Berbeda dengan Madiun, wilayah Pacitan justru menunjukkan kestabilan cuaca yang cukup baik sepanjang hari. Sejak pagi hingga siang hari, langit diperkirakan berawan. Namun, kondisi cerah terang akan mulai terlihat sejak pukul 15.00 WIB hingga malam hari sekitar pukul 21.00 WIB. Setelah itu, langit kembali berawan. “

    Meski cuaca relatif stabil, masyarakat tetap disarankan waspada terhadap perubahan mendadak, terutama yang memiliki aktivitas di luar ruangan,” tambah Oky Sukma Hakim.

    Suhu di Pacitan berkisar antara 21 hingga 28 derajat Celcius dengan tingkat kelembaban 75 hingga 96 persen. Angin bertiup dari arah Utara dengan kecepatan sekitar 6,8 km/jam.

    Dengan kondisi cuaca yang bervariasi ini, masyarakat diimbau untuk tetap mempersiapkan diri, terutama saat pagi dan malam hari. Membawa perlengkapan seperti payung atau jas hujan tetap disarankan agar aktivitas harian tidak terganggu.

    BMKG juga terus mengingatkan masyarakat untuk terus memantau informasi cuaca terbaru agar bisa lebih waspada dan tanggap terhadap kondisi lingkungan sekitar. [mnd/aje]

  • Rekomendasi 5 Tempat Wisata Hits di Madiun, Pas untuk Liburan Keluarga dan Healing!

    Rekomendasi 5 Tempat Wisata Hits di Madiun, Pas untuk Liburan Keluarga dan Healing!

    Surabaya (beritajatim.com) – Mencari destinasi liburan bernuansa alam yang sejuk dan menyegarkan? Madiun, Jawa Timur bisa jadi pilihan tepat. Wilayah ini menyimpan beragam tempat wisata alam yang tak hanya menawarkan pemandangan indah, tapi juga fasilitas lengkap yang cocok untuk rekreasi keluarga hingga solo traveler. Mulai dari hutan pinus yang asri hingga air terjun tersembunyi, berikut lima rekomendasi wisata alam di Madiun yang wajib dikunjungi.

    1. Hutan Pinus Nongko Ijo

    Terletak di Desa Kare, Kecamatan Kare, Hutan Pinus Nongko Ijo menyuguhkan hamparan pohon pinus tinggi yang memanjakan mata. Suasana khas pegunungan yang sejuk membuat tempat ini cocok untuk bersantai dan menghilangkan penat.

    Selain berburu foto di spot-spot instagramable yang tersedia, pengunjung juga bisa menikmati area camping yang cukup luas. Fasilitas seperti rumah pohon, ayunan, warung makan, hingga ruang terbuka untuk kumpul keluarga turut menambah kenyamanan. Cukup dengan tiket masuk Rp10.000, kalian bisa menikmati nuansa alam yang asri dan tenang.

    2. Wana Wisata Grape

    Berjarak sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Madiun, Wana Wisata Grape yang terletak di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, menyuguhkan pengalaman wisata di tengah hutan yang alami. Dikelilingi persawahan hijau dan perbukitan, tempat ini cocok bagi pecinta aktivitas luar ruang.

    Mulai dari bersepeda, trekking di alam terbuka, bermain air di sungai jernih, hingga berkemah bisa dilakukan di sini. Keasrian alamnya menjadikan Wana Wisata Grape sebagai destinasi favorit untuk healing bersama keluarga maupun menjelajah sendirian.

    3. Madiun Umbul Square

    Jika ingin menikmati wahana seru dengan sentuhan sejarah, Madiun Umbul Square di Desa Glonggong, Kecamatan Dolopo bisa jadi pilihan. Dulunya merupakan peninggalan masa penjajahan Belanda, kini tempat ini disulap menjadi taman rekreasi keluarga.

    Berbagai wahana seperti roller coaster, bianglala, kora-kora, outbound, hingga kolam renang dan kebun binatang mini tersedia di sini. Anak-anak juga akan senang bermain di rumah hobbit, rumah balon, hingga naik kereta mini tayo. Dengan harga tiket masuk Rp20.000 dan biaya tambahan Rp5.000–10.000 per wahana, Madiun Umbul Square menjadi destinasi rekreasi favorit yang ramah di kantong.

    4. Wisata Watu Rumpuk

    Berlokasi di Desa Mendak, Kecamatan Dagangan, Wisata Watu Rumpuk adalah surga bagi pecinta alam dan fotografi. Dengan luas sekitar 12,8 hektar, tempat ini menawarkan udara sejuk pegunungan, taman bunga yang tertata indah, dan beragam spot foto menarik.

    Aktivitas seperti trekking, camping, hingga hunting foto bisa dinikmati di sini. Fasilitas pendukung seperti area parkir luas, mushola, toilet, dan tempat makan juga tersedia. Tiket masuknya pun cukup terjangkau, hanya Rp10.000 per orang.

    5. Air Terjun Krecekan Denu

    Tak jauh dari kawasan Grape, tepatnya di Dusun Gilingan, Desa Kepel, Kecamatan Kare, terdapat Air Terjun Krecekan Denu yang memikat dengan keindahannya. Meski debit airnya tidak terlalu deras, air terjun setinggi 20 meter ini tetap menawarkan panorama yang menawan.

    Dikelilingi pepohonan tropis, tempat ini menjadi spot foto yang alami dan cocok untuk dikunjungi saat ingin menikmati suasana yang tenang. Akses jalan yang sudah beraspal memudahkan wisatawan menuju lokasi tanpa hambatan berarti.

    Jadi, jika kalian sedang merencanakan liburan ke Madiun, lima destinasi wisata alam di atas bisa menjadi pilihan menarik untuk refreshing dan menikmati keindahan alam Jawa Timur. Jangan lupa siapkan kamera dan perlengkapan outdoor, ya! [mnd/aje]

  • 8
                    
                        Jenazah Mahasiswi UGM di Jalur Tawangmangu-Sarangan Diduga Kecelakaan Saat Mudik
                        Surabaya

    8 Jenazah Mahasiswi UGM di Jalur Tawangmangu-Sarangan Diduga Kecelakaan Saat Mudik Surabaya

    Jenazah Mahasiswi UGM di Jalur Tawangmangu-Sarangan Diduga Kecelakaan Saat Mudik
    Tim Redaksi
    MAGETAN, KOMPAS.com
    – Kepolisian Sektor Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, memastikan bahwa jenazah yang tewas di selokan jalur
    Tawangmangu-Sarangan
    adalah
    mahasiswa UGM
    asal Madiun yang diduga mengalami
    kecelakaan
    .
    Kapolsek Plaosan AKP Jok Yuhono melalui sambungan telepon mengatakan, keluarga korban mendatangi Polsek Plaosan pada hari Minggu (13/4/2025) dini hari.
    “Kita oleh TKP sampai jam 12 malam, keluarga korban memang mendatangi Polsek tadi malam untuk memastikan bahwa jenazah adalah keluarga mereka. Kalau dari pakaian, sepeda motor yang digunakan dipastikan itu milik korban, namun pihak keluarga memastikan bahwa jenazah adalah keluarga mereka tadi malam sekitar pukul 12.00 WIB,” ujarnya, Minggu.
    Joko Yuhono menyampaikan, korban ditemukan oleh salah satu warga pada hari Sabtu sekitar pukul 15.00 WIB yang mencium bau busuk menyengat.
    “Salah satu warga curiga mencium bau menyengat, karena tidak berani mendekat, dia memanggil temannya dan menemukan ada sepeda motor di parit, ternyata ada mayat di bawah sepeda motor tersebut. Kita terima laporan pukul 15.00 WIB,” katanya.
    Setelah memastikan korban adalah mahasiswa UGM, keluarga kemudian membawa pulang jenazah korban untuk dimakamkan.
    Dari hasil penyelidikan, korban diduga mengalami kecelakaan saat
    mudik
    ke Madiun.
    “Dari oleh TKP ada rambu-rambu yang ditabrak, kemudian ada bekas pengereman di lokasi kejadian. Korban diduga mengalami kecelakaan,” ucap Joko Yuhono.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Identitas Jenazah di Jalan Tembus Magetan Terungkap Setelah 8 Jam, Korban Mahasiswi UGM

    Identitas Jenazah di Jalan Tembus Magetan Terungkap Setelah 8 Jam, Korban Mahasiswi UGM

    Magetan (beritajatim.com) – Penemuan mengejutkan terjadi di kawasan Jalan Raya Cemorosewu–Sarangan, tepatnya di tikungan Tamansari atau yang dikenal dengan Tikungan Lawu Green Forest, wilayah hukum Polsek Plaosan, Magetan.

    Pada Sabtu (12/4/2025) pukul 14.00 WIB, warga menemukan sesosok jenazah perempuan tertindih sepeda motor di dalam parit pinggir jalan.

    Kapolsek Plaosan AKP Joko Yuhono membenarkan temuan tersebut. “Kejadian tersebut selanjutnya dilaporkan ke kami Polsek Plaosan, sehingga kami mendatangi TKP bersama Tim Inafis Polres Magetan untuk melakukan olah TKP dan pertolongan pada korban,” katanya.

    Dalam pemeriksaan awal di tempat kejadian perkara, korban dinyatakan telah meninggal dunia. Tubuh korban ditemukan berada di parit dengan kedalaman 77 sentimeter dan lebar 60 sentimeter. Yang mengejutkan, tubuh korban tertindih sepeda motor sehingga tidak terlihat dari jalan raya.

    “Korban pada saat ditemukan, sudah dalam keadaan meninggal. Saat itu, korban berada di bawah sepeda motor, tepatnya di parit dengan kedalaman 77 sentimeter dengan lebar 60 sentimeter,” tambahnya.

    Kondisi jenazah sudah mengalami perubahan fisik, sehingga tidak dapat dikenali secara kasat mata. Korban langsung dibawa ke RSUD dr Sayidiman Magetan untuk pemeriksaan lebih lanjut. “Yang pasti, korban ini meninggal sudah lebih dari tiga hari,” terang Kapolsek.

    Dugaan sementara, korban meninggal akibat kecelakaan tunggal. Hal ini diperkuat dengan temuan bekas rem di aspal yang mengarah ke parit tempat korban ditemukan, serta kondisi motor dan helm korban yang masih berada di lokasi.

    “Dugaan sementara korban meninggal karena kecelakaan, karena untuk kondisi dan barang termasuk helm yang pecah masih menempel dengan sepeda motor tersebut, di dalam parit,” beber AKP Joko.

    Setelah kabar penemuan jenazah tersebut beredar di media sosial, pihak keluarga mendatangi rumah sakit untuk memastikan identitas korban. Proses identifikasi dilakukan berdasarkan ciri-ciri khusus yang dikenali keluarga.

    “Setelah kami lakukan pemeriksaan penyidikan bersama kedokteran didapatkan ciri-ciri khusus, hal itu juga disampaikan pada pihak keluarga. Dan dari orang tua kandung korban menyampaikan bahwa betul ciri-ciri korban adalah anaknya. Ciri khususnya, korban memakai behel gigi dan gelang ditangannya,” ujarnya.

    Korban diketahui bernama Sheila Amelia Cristanti, seorang mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) asal Kabupaten Madiun, yang sebelumnya telah dilaporkan hilang oleh keluarganya.

    Setelah proses pemeriksaan medis selesai pukul 23.30 WIB, jenazah dibawa ke rumah duka. “Proses pemeriksaan mendalam korban di RSUD dr Sayidiman selesai dilakukan pukul 23.30, selanjutnya kedua orang tuanya menemani jenazah didalam ambulan dan diantar ke rumah duka di Kabupaten Madiun untuk dimakamkan,” pungkas AKP Joko. [fiq/suf]

  • Mayat Membusuk Tertindih Motor Ditemukan di Saluran Air Jalan Tembus Magetan

    Mayat Membusuk Tertindih Motor Ditemukan di Saluran Air Jalan Tembus Magetan

    Magetan (beritajatim.com) – Penemuan mayat membusuk yang tertindih sepeda motor menghebohkan warga di sekitar Jalan Raya Sarangan-Cemoro Sewu atau dikenal sebagai Jalan Tembus Magetan. Tepatnya di tikungan Lawu Green Forest, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Magetan, jenazah tersebut ditemukan pada Sabtu (12/4/2025) sore dalam kondisi mengenaskan.

    Mayat tersebut ditemukan berada di dasar saluran air dengan kedalaman sekitar satu meter. Tubuhnya tertindih sepeda motor yang dalam kondisi terbalik dan tersembunyi di balik semak-semak, sehingga tak tampak dari permukaan jalan. Kondisi tersebut membuat jenazah sulit terlihat, hingga bau menyengat yang tercium akhirnya memicu kecurigaan.

    Kejadian bermula dari laporan adanya kecelakaan lalu lintas yang diterima pihak kepolisian. Saat petugas bersama warga melakukan pengecekan di lokasi, mereka mencium aroma busuk menyengat yang berasal dari saluran air. Setelah ditelusuri, ditemukanlah sepeda motor Honda Beat dengan nomor polisi AE 3134 CA, dan di bawahnya terdapat sesosok mayat dalam kondisi membusuk.

    Motor tersebut diketahui identik dengan kendaraan milik Sheila Amelia Cristanti, mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) asal Madiun, yang sebelumnya dilaporkan hilang. Berdasarkan laporan, Sheila terakhir kali terlihat pada Selasa, 25 Maret 2025, seusai mengikuti kelas daring di UGM dan berencana mudik ke Madiun melalui jalur Klaten-Solo.

    Dia dilaporkan mengendarai motor Honda Beat tahun 2018 berwarna putih dengan ciri khas mengenakan jaket hijau army, helm hitam berlogo Bogo, serta membawa tas gendong oranye merek Eiger.

    Hingga saat ini, pihak kepolisian masih belum memberikan kepastian mengenai identitas jenazah. Camat Plaosan, Dian Maheru Robby Widiatmoko, menyatakan, “Benar tadi ada temuan mayat. Namun, belum diketahui identitasnya. Rekan-rekan dari pihak kepolisian masih memeriksa,” ujarnya.

    Adapun ciri-ciri Sheila Amelia yang telah dilaporkan oleh keluarga mencakup tinggi badan 148 cm, rambut merah panjang, usia 21 tahun, memakai behel gigi, dan membawa tas gendong oranye merek Eiger. Laporan kehilangan telah dibuat ke Polsek Madiun dan Polsek Klaten sejak Rabu, 26 Maret 2025, namun hingga kini belum ada perkembangan signifikan.

    Penemuan ini menambah daftar panjang kasus hilangnya orang yang belum terungkap, dan masyarakat berharap pihak berwenang segera mengungkap identitas korban dan penyebab pasti kejadian ini. [kun]

  • Bocah SMP Ngawi Hilang Terseret Arus Deras Bengawan Madiun

    Bocah SMP Ngawi Hilang Terseret Arus Deras Bengawan Madiun

    Ngawi (beritajatim.com) – Seorang anak laki-laki berusia 14 tahun dilaporkan hanyut terseret derasnya arus Sungai Bengawan Madiun di Desa Purwosari, Keadungan, Ngawi, Jawa Timur pada Sabtu (12/4/2025) siang sekitar pukul 12.00 WIB.

    Korban berinisial RD, siswa kelas 7 SMP Negeri Kwadungan, dikabarkan hanyut saat mandi bersama tiga temannya di sungai yang berada tepat di belakang rumahnya. Kejadian ini sontak membuat ibu korban, Sri Hartini (40), menangis histeris begitu mengetahui kabar musibah tersebut.

    “Ibu korban terus menangis sambil berharap anak bungsunya dapat segera ditemukan,” ujar salah satu warga yang menyaksikan suasana pilu tersebut.

    Sri Hartini, seorang ibu rumah tangga dan istri dari Sukarno (48), pertama kali mengetahui kabar musibah dari ketiga teman anaknya yang panik dan berlari ke rumah korban untuk meminta pertolongan. Jarak antara rumah korban dan lokasi kejadian diketahui hanya sekitar 100 meter.

    Sukarno, ayah korban, langsung menuju sungai untuk melakukan pencarian dengan cara menyelam, namun tidak membuahkan hasil. Kondisi sungai yang memiliki kedalaman hingga lima meter serta arus yang deras menyulitkan proses pencarian.

    “Itu tadi mandi bersama teman-temannya terus hanyut. Temannya panik, ngasih tahu ke orang tuanya. Lantas bapak korban mencari ke sungai dengan cara menyelam, namun tak ditemukan hingga sekarang,” ungkap Mujiono, warga sekitar.

    Kepala Desa Purwosari, Suyono, juga membenarkan kejadian tersebut. “Mandi bersama tiga temannya terus tidak bisa berenang dan hanyut. Kedalaman sampai lima meter. Pencarian terus dilakukan hingga sekarang,” jelasnya.

    Pihak kepolisian setempat yang menerima laporan segera menuju lokasi kejadian. “Kita dapat laporan, datangi lokasi, ditemukan kaos korban di pinggir sungai. Diduga korban hanyut saat mandi bersama temannya. Pencarian terus dilakukan,” ujar Aipda Sutrisno, petugas Polsek Kwadungan yang juga Bhabinkamtibmas Desa Purwosari.

    Hingga saat ini, upaya pencarian korban masih dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari warga, TNI, Polri, BPBD, Damkar, serta sejumlah relawan. Namun, pencarian terkendala oleh derasnya arus Sungai Bengawan Madiun.

    Masyarakat berharap korban segera ditemukan dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan menghadapi musibah ini. [fiq/kun]

  • Pemkot Madiun subsidi pupuk hingga Rp1,5 M

    Pemkot Madiun subsidi pupuk hingga Rp1,5 M

    ANTARA – Pemerintah Kota Madiun telah menganggarkan tambahan pupuk subsidi sebesar Rp1,5  M untuk pertanian. Anggaran ini bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun anggaran 2025, yang dialokasikan untuk 790 hektare lahan pertanian milik seluruh Kelompok Tani (Poktan) yang sudah berbadan hukum di wilayahnya. 
    (Rindhu Dwi Kartiko/Rizky Bagus Dhermawan/I Gusti Agung Ayu N)

  • Modus Pinjam untuk Beli Rokok, Pria di Ponorogo Gelapkan Motor

    Modus Pinjam untuk Beli Rokok, Pria di Ponorogo Gelapkan Motor

    Ponorogo (beritajatim.com) – Kepolisian Sektor (Polsek) Sukorejo mengamankan seorang pria yang diduga melakukan penggelapan sepeda motor. Pelaku menggunakan modus pura-pura meminjam motor untuk beli rokok.

    Pelaku diketahui bernama Roji Sakti, yang juga dikenal dengan nama alias Tarji atau Bagor, warga Dukuh Tambang, Desa Kedungbanteng, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Ponorogo.

    Penangkapan pelaku penggelapan sepeda motor ini pun dibenarkan oleh Kapolsek Sukorejo Iptu  Agus Tri Cahyo Wiyono. Ia menyebut bahwa penangkapan dilakukan pada Sabtu pagi, 11 April 2025, sekitar pukul 09.30 WIB. Kasus ini mencuat setelah laporan dari Sunaryo, warga Dukuh Dondong, Desa Tambakmas, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, yang menjadi korban penggelapan.

    “Memang benar, Polsek Sukorejo mengamankan terduga pelaku penggelapan sepeda motot di wilayah Desa Kedungbanteng,” kata Iptu Agus.

    Peristiwa pengelapan itu terjadi awal bulan Maret 2025 lalu. Sekitar pukul 09.30 WIB, Roji meminjam sepeda motor milik Sunaryo, yakni Yamaha Fizz R tipe V110, warna hitam kombinasi oranye, bernomor polisi AE 5761 EG. Pelaku memimjam motot tersebut dengan alasan hendak membeli rokok.

    Namun, hingga berjam-jam berselang, Roji tak kunjung kembali. Korban yang merasa curiga kemudian mencari pelaku ke sejumlah lokasi, termasuk pasar dan rumahnya, namun nihil hasil. Merasa dirugikan, Sunaryo akhirnya melapor ke Polsek Sukorejo. Nilai kerugian ditaksir mencapai Rp12,7 juta.

    “Kerugian yang ditimbulkan dari aksi tindak pidana taksir Rp12,7 juta,” katanya.

    Unit Reskrim Polsek Sukorejo langsung menindaklanjuti laporan tersebut. Setelah serangkaian penyelidikan, Roji berhasil diamankan dan kini tengah menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Dua saksi turut diperiksa dalam kasus ini, yakni Supri, warga Desa Prajegan, Kecamatan Sukorejo, serta Iwan, warga Dukuh Kaliampir, Desa Kedungpanji, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan.

    Kapolsek Sukorejo menyampaikan bahwa proses hukum akan terus berlanjut, dan pihaknya mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap modus-modus serupa yang kerap menyasar hubungan sosial dekat seperti teman atau tetangga. [end/beq]