kab/kota: Madiun

  • Kapolres Magetan Bakal Temui Pimpinan Perguruan Silat Cegah Konflik Lanjutan

    Kapolres Magetan Bakal Temui Pimpinan Perguruan Silat Cegah Konflik Lanjutan

    Magetan (beritajatim.com) – Aparat gabungan TNI dan Polri melakukan tindakan cepat untuk mencegah terjadinya potensi konflik lanjutan antar perguruan silat di wilayah Kabupaten Magetan dan Kota Madiun. Upaya ini dilakukan usai betrokan yang pecahdi Desa Madigondo, Takeran, Magetan setelah kegiatan halal bihalal yang digelar salah satu perguruan silat di Desa Kiringan, Takeran, Minggu (20/4/2025)

    Kapolres Magetan, AKBP Erik Bangun Prakasa menjelaskan bahwa langkah penyekatan dilakukan secara terkoordinasi bersama jajaran TNI dan dipimpin langsung oleh Dandim Magetan.

    “Ini bersama-sama dengan rekan-rekan dari TNI dipimpin langsung oleh Bapak Dandim Magetan. Kami dari Polres Magetan melakukan upaya penyekatan terjadinya potensi konflik antara dua perguruan silat yang ada di wilayah Kabupaten Magetan dan Kota Madiun. Kebetulan tadi ada acara kegiatan halal bihalal di Takeran,” jelas AKBP Erik.

    Menurutnya, langkah cepat aparat berhasil mengurai massa yang sempat berkumpul usai acara, sebelum mereka kembali ke wilayah Kota Madiun.

    “Dan setelah selesai kegiatan, ketika akan kembali ke wilayah Kota Madiun, terjadi penyekatan dan Alhamdulillah, berkat kerja cepat dari aparat yang ada di lapangan dibantu dengan Bapak Dandim. Kami berhasil untuk melakukan pendekatan dan masa kemudian berangsur-angsur sudah memubarkan diri. Tidak ada korban yang ada di lokasi ini dan mudah-mudahan ini tidak terjadi lagi ke depannya,” lanjutnya.

    Dalam rangka mencegah eskalasi lebih lanjut, aparat berencana melakukan pertemuan dengan para pimpinan perguruan silat dari wilayah Magetan dan Keresidenan Madiun. Tujuannya adalah membangun komunikasi yang baik serta menyelesaikan potensi permasalahan yang mungkin timbul.

    “Besok (21/4/2025) kemungkinan juga kami dengan Bapak Dandim langsung bertemu dengan para pimpinan dari ee pondok ee silat yang ada di wilayah Magetan maupun di Keresidenan Madiun supaya kita bisa menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada dan tidak ada gejolak-gejolak lagi ke depannya,” tambah Kapolres.

    Langkah antisipatif ini diapresiasi sebagai bentuk sinergi dan respons cepat aparat dalam menjaga kondusifitas wilayah serta mengedepankan dialog dalam penyelesaian potensi konflik sosial. [fiq/but]

  • Bentrok 2 Perguruan Silat di Magetan, Warga Ketakutan karena Ada yang Bawa Senjata Tajam

    Bentrok 2 Perguruan Silat di Magetan, Warga Ketakutan karena Ada yang Bawa Senjata Tajam

    Magetan (beritajatim.com) – Bentrokan antar anggota perguruan silat kembali terjadi di Kabupaten Magetan. Insiden terjadi pada Minggu (20/4/2025) pukul 15.30 WIB di Jalan Raya Magetan–Madiun, tepatnya di Desa Madigondo, Kecamatan Takeran, Magetan, Jawa Timur.

    Bentrok membuat suasana mencekam. Sejumlah warga dan pedagang panik. Mereka memilih menutup toko dan menghindari lokasi bentrokan. Lalu lintas di sekitar lokasi macet total, banyak kendaraan memutar arah demi menghindari potensi bahaya.

    Ahmad Toifuri, warga Desa Madigondo, menjadi salah satu saksi mata insiden tersebut. Ia mengaku tidak mengetahui penyebab awal kericuhan. Saat melintas, dia mendapati kemacetan panjang dan melihat adanya kericuhan tak jauh dari Kantor Desa Madigondo.

    “Ramai-ramai gitu, ada yang lempar batu. Dan barang apa sedapatnya dilempar-lempar begitu. Saya tidak tahu bagaimana kok bisa terjadi begitu. Katanya ini antar perguruan silat. Ada juga tadi yang membawa senjata tajam,” ujarnya.

    Diduga kuat bentrokan tersebut melibatkan dua kelompok perguruan silat yang sebelumnya mengikuti kegiatan halal bihalal di Desa Kiringan, Kecamatan Takeran. Situasi kemudian berkembang menjadi kerusuhan jalanan, dengan saling lempar batu dan penggunaan benda tajam.

    Rifki Setiawan, penjaga toko di sekitar lokasi, langsung mengambil tindakan cepat dengan menutup tokonya dan mengamankan pelanggan.

    “Saya lihat sebentar, ternyata bentroknya cukup parah. Saya tutup toko dan pelanggan saya suruh masuk. Katanya antar perguruan silat begitu,” tuturnya.

    Situasi semakin mengkhawatirkan ketika diketahui ada remaja yang hampir menjadi korban kekerasan fisik. Remaja berinisial D, asal Kota Madiun, menceritakan bahwa dirinya sempat diserang dengan senjata tajam saat berada di lokasi.

    “Saya sudah kena pukul di dahi. Kemudian, saya kabur ke sawah. Karena ada yang bawa sabit begitu. Udah nyaris kena saya, akhirnya saya kabur,” katanya.

    Kapolres Magetan AKBP Erik Bangun Prakasa mengaku menerjunkan 200 personel ditambah BKO dari Brimob Masiun dan Kodim 0804 Magetan.

    “Tidak ada korban dari kejadian ini. Kami berupaya membuat situasi kembali kondusif. Kami meminta massa untuk meninggalkan lokasi,” kata Erik. [fiq/but]

  • Bentrok Usai Acara Silat di Madigondo, Jalan Magetan-Madiun Ditutup Sementara

    Bentrok Usai Acara Silat di Madigondo, Jalan Magetan-Madiun Ditutup Sementara

    Magetan (beritajatim.com) – Ketegangan terjadi di wilayah Desa Madigondo, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, pada Minggu (20/4/2025) sekitar pukul 15.30 WIB. Sebuah bentrokan pecah usai acara salah satu perguruan silat. Benrok mengakibatkan arus lalu lintas di jalur utama Magetan–Madiun terganggu total.

    Pihak kepolisian mengambil tindakan cepat dengan menutup akses jalan. Seluruh kendaraan dari dua arah, baik dari Magetan maupun dari Madiun, diminta untuk putar balik guna menghindari area kericuhan yang terjadi di depan Kantor Desa Madigondo. Pengalihan arus lalu lintas dilakukan mulai dari Desa Sambirejo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun.

    Kapolres Madiun, AKBP Wiwin Junianto Supriyadi bersama anggotanya, terlihat berjaga di titik-titik strategis seperti di Sambirejo untuk menghalau kendaraan yang menuju lokasi bentrok. Hingga berita ini diturunkan, arus lalu lintas menuju Madigondo masih belum kembali normal.

    Pihak kepolisian dari dua wilayah, Madiun dan Magetan, tampak bekerja sama dalam mengendalikan situasi. Sejumlah personel tambahan dikerahkan untuk menjaga kondusivitas agar tidak terjadi eskalasi kerusuhan yang lebih luas. Belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa ataupun kerugian materiil akibat bentrokan tersebut.

    Kapolres Magetan, AKBP Erik Bangun Prakasa, turun langsung ke lokasi bentrok untuk menenangkan massa. Dalam imbauannya, ia menekankan pentingnya menahan diri dan menjaga situasi tetap damai.

    “Sebagai Kapolres Magetan yang mengambil alih keamanan di sini. Saya minta tolong kita sama-sama jaga situasi yang kondusif. Saya bersama beliau, Pak Zakaria yang ada di sini sebagai penanggung menjawab,” ucap AKBP Erik kepada massa.

    Dia juga mengingatkan bahwa bentrok justru akan memperkeruh situasi dan menimbulkan intervensi aparat yang lebih besar.

    “Tidak akan ada yang menang di antara kita, tidak akan ada yang kalah di antara kita. Kita cari solusi tengahnya dengan beliau. Saya siap membantu. Saya siap membantu,” lanjutnya.

    Kapolres juga sempat memberi arahan dalam bahasa Jawa kepada peserta yang hadir agar mundur dan menghindari tindakan provokatif seperti pelemparan dan perusakan fasilitas umum.

    “Tolong dulur-dulur saya. Ini situasi seperti ini bahaya. Bahaya untuk kita semua maupun masyarakat. Engko nek ngene terus gak selesai. Nanti justru akan diambil oleh Kapolda Jawa Timur. Brimob akan turun sampeyan semua akan diambil. Kita ngalah dulu. Nggih!” ujarnya menenangkan situasi.

    Pihak kepolisian mengimbau masyarakat sekitar dan pengguna jalan untuk menghindari jalur Magetan–Madiun hingga situasi benar-benar kondusif. Hingga saat ini, petugas masih terus berjaga dan melakukan mediasi antar pihak yang bertikai.

    Saat ini, jalur Magetan-Madiun via Madigondo sudah kembali normal meski sejumlah petugas masih berjaga di sekitar lokasi. [fiq/but]

  • Wali Kota Respati Ardi Ingin Solo Jadi Kota Lahirnya Bintang-Bintang Musik Baru

    Wali Kota Respati Ardi Ingin Solo Jadi Kota Lahirnya Bintang-Bintang Musik Baru

    TRIBUNJATENG.COM, SOLO – Wali Kota Solo, Respati Ardi, berharap Kota Solo menjadi kota yang dapat melahirkan bintang-bintang baru di kancah musik.

    Hal tersebut disampaikan Respati saat menghadiri langsung acara peluncuran album kompilasi “Bintang Muda Lokananta Vol. 1” di Lokananta Bloc Kota Solo pada Sabtu (19/4/2025).

    Kehadirannya dalam acara tersebut menjadi bentuk dukungan Pemkot Solo terhadap musisi-musisi di Kota Solo.

    Respati Ardi menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif Holding BUMN Danareksa melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA) yang telah merevitalisasi Lokananta menjadi ruang kreatif yang strategis untuk regenerasi industri musik Indonesia.

    “Lokananta bukan hanya warisan sejarah tapi juga masa depan anak-anak muda kita. Saya ingin Solo menjadi kota tempat lahirnya bintang-bintang musik baru dan Lokananta adalah panggungnya,” katanya.

    Adapun album “Bintang Muda Lokananta Vol. 1” memuat lima lagu dari lima musisi muda terpilih, yaitu Man Osman dan The Skit dari Solo, Risti Panjali dari Madiun, serta Korekayu dan Sandstorm of Youth dari Yogyakarta.

    Proses produksi dilakukan di Studio Lokananta dengan pembekalan melalui workshop dan mentoring dari para musisi serta produser profesional.

    Karya-karya tersebut dapat dinikmati dalam format kaset dan digital, dan mencerminkan
    semangat baru dari generasi muda untuk menunjukkan daya saingnya di industri musik tanah air.

    Sementara itu peluncuran album ini menjadi tonggak awal dari upaya Danareksa dan PPA untuk menjadikan Lokananta sebagai sentra musik nasional yang modern dan relevan, sekaligus memperluas ekosistem industri kreatif di daerah.

    “Dengan ekosistem yang tepat, semangat muda, dan dukungan dari semua pihak, termasuk pemimpin daerah seperti Wali Kota Solo, kami yakin Indonesia akan melahirkan banyak bintang baru dari Lokananta,” terang Agus Widjaja, EVP Corporate Secretary & CSR Holding. (Ais)

  • 5
                    
                        Bawa Pulang Bayi yang Dibuang di Sawah ke Cilacap, Sang Nenek: Saya Kaget, padahal Jujur Saja…
                        Surabaya

    5 Bawa Pulang Bayi yang Dibuang di Sawah ke Cilacap, Sang Nenek: Saya Kaget, padahal Jujur Saja… Surabaya

    Bawa Pulang Bayi yang Dibuang di Sawah ke Cilacap, Sang Nenek: Saya Kaget, padahal Jujur Saja…
    Editor
    MADIUN, KOMPAS.com
    – Orangtua dari satu tersangka pembuang bayi berinsial EEN (18) mendatangi Ruang Ponek, RSUD Caruban, Sabtu (19/4/2025) pukul 08.30 WIB.
    Mereka ingin membawa cucunya pulang ke rumah, Dusun/Desa Sarwadi, Kecamatan Kawunganten, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
    Didampingi Dinas Sosial Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Madiun, sang bayi langsung dibawa keluar dari kamar perawatan, untuk ditunjukkan kepada orang tua dan keluarga tersangka.
    Rasa senang dan bahagia terpancar, ketika menggendong dan menatap bayi selama beberapa menit.
    Dengan berat 4 kilogram dan berusia hampir 1 bulan, bayi jenis kelamin laki laki itu dalam kondisi sehat.
    Ibu Kandung EEN, Supinah, mengetahui kabar penelantaran bayi di Madiun dari media massa. Ia mengaku kaget, lantaran pelakunya adalah putrinya sendiri.
    “Saat itu saya kaget, waktu pulang anak saya (EEN) minta maaf, sambil menangis. Terus pada malam hari, rumah saya didatangi polisi,” ujar Supinah.
    Supinah sendiri hanya bisa pasrah, ketika anaknya dibawa sejumlah petugas, untuk keperluan pemeriksaan lebih lanjut.
    “Saya bilang kepada anak saya, tidak apa apa (bayinya) dibawa pulang. Saya bilang jujur saja. Padahal kalau jujur tidak ada masalah apa apa,” ucapnya.
    “Kami datang kesini untuk merawat bayi secara mandiri. Anak saya 4, 2 laki laki 2 perempuan. Mau kami bawa langsung ke Cilacap. Saya kesibukannya sebagai petani,” imbuhnya.
    Soal kehidupan EEN, Supinah mengungkapkan, anaknya merantau di Kabupaten Madiun baru pertama kali. Sebelumya EEN bekerja di Solo.
    “Sebelumnya kerja di koperasi, pindah lagi kerja di toko lampu, tinggal di rumah kontrakan selama merantau. Sudah tidak pulang setahun,” pungkasnya.
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
    Orangtua Pembuang Bayi di Sawah Madiun Datangi RSUD Caruban, Bawa Cucunya Pulang ke Cilacap
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perempuan Tua Lompat dari Jembatan Kendung Ngawi, Terekam Kamera Pemancing

    Perempuan Tua Lompat dari Jembatan Kendung Ngawi, Terekam Kamera Pemancing

    Ngawi (beritajatim.com) – Seorang perempuan lanjut usia nekat mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari Jembatan Kendung di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada Jumat (18/4/2025), sekitar pukul 14.30 WIB. Kejadian sempat terekam kamera oleh tiga orang pemancing yang berada di pinggir Sungai Bengawan Madiun.

    Perempuan yang diketahui bertubuh kecil dan mengenakan daster merah muda itu tampak muncul di permukaan air sebanyak dua kali sebelum akhirnya hilang terbawa derasnya arus sungai. Ketiga pemancing yang menyaksikan peristiwa tersebut tidak mampu memberikan pertolongan lantaran posisi mereka yang cukup jauh dari lokasi kejadian. Tinggi jembatan yang membentang diatas Bengawan Madiun itu mencapai 15 meter.

    “Setelah lepas sandal, langsung lompat ke sungai. Saya mancing di pinggir sungai sana. Ciri-ciri perempuan sudah tua diduga sengaja bunuh diri, direkam karena melihat orang itu,” kata Krisna Bagus Setiaji, salah satu pemancing.

    “Turun dari sini saya kira cari sampah, langsung terjun. Sudah tua, badan ramping, sempat muncul dari air dua kali, saya kejar, tapi hilang,” kata Danang, pemancing lain.

    Polisi yang menerima laporan dari warga segera mendatangi lokasi. Di dekat jembatan, petugas menemukan sepasang sandal jepit berwarna biru yang diduga milik korban. Tak berselang lama, sejumlah warga dari Desa Klampisan, Kecamatan Geneng, datang ke lokasi dan mengonfirmasi bahwa korban adalah Samiyah (80), seorang nenek yang tidak pulang sejak siang hari.

    Menurut penuturan kerabat korban, Saminah sempat pergi ke tempat kerja menantunya sebelum kejadian. “Habis nyusul menantunya di tempat kerja, terus cekcok, mau nitip uang, terus pergi. Ciri-ciri sama seperti yang dilihat saksi,” ungkap Sekar Damayanti.

    Kapolsek Kwadungan, AKP Iswahjoedi, menyatakan bahwa pencarian langsung dilakukan bersama tim gabungan. “Setelah ada orang melompat dari jembatan, kita datangi lokasi, kita hubungi Damkar dan relawan BPBD untuk melakukan pencarian dengan perahu. Ketinggian jembatan sekitar 15 meter,” katanya.

    Hingga sore hari, korban belum berhasil ditemukan. Proses pencarian rencananya akan dilanjutkan pada keesokan pagi dengan melibatkan TNI-Polri, Basarnas, serta relawan setempat. [fiq]

    Seorang perempuan lanjut usia nekad lompat dari jembatan di Ngawi. Polisi dan relawan terus mencari korban yang terbawa arus Sungai Bengawan Madiun. [fiq/but]

  • Langit Suram Sejak Pagi! Ini Prakiraan Cuaca Madiun dan Pacitan Jumat 18 April 2025

    Langit Suram Sejak Pagi! Ini Prakiraan Cuaca Madiun dan Pacitan Jumat 18 April 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca pada Jumat, 18 April 2025 di wilayah Madiun dan Pacitan diprediksi akan mengalami perubahan yang cukup dinamis sepanjang hari. Berdasarkan informasi dari prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., tiga wilayah di Jawa Timur yaitu Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Pacitan akan didominasi oleh hujan ringan dan langit berawan sejak pagi.

    “Khusus di Kota Madiun, masyarakat perlu waspada karena hujan ringan akan turun sejak pukul 06.00 WIB, lalu disusul dengan hujan petir pada pukul 09.00 WIB,” ujar Oky pada Kamis (18/4).

    Ia juga menambahkan bahwa kondisi akan berangsur membaik mulai siang hari, di mana langit diperkirakan akan berawan hingga malam hari.

    Suhu udara di kota ini berkisar antara 23 hingga 29 derajat Celcius, dengan tingkat kelembaban yang cukup tinggi, mencapai 98 persen. Angin berhembus dari arah Barat Laut dengan kecepatan sekitar 8,4 km/jam.

    Sementara itu, di Kabupaten Madiun, pola cuaca yang hampir serupa juga akan terjadi. Hujan ringan diprediksi mengguyur wilayah ini pada pagi hari hingga pukul 09.00 WIB. Setelahnya, langit akan dipenuhi awan hingga pukul 21.00 WIB.

    Suhu di wilayah ini berada di kisaran 23–28 derajat Celcius dengan angin dari arah Timur Laut berkecepatan 7,1 km/jam dan kelembaban udara antara 75 hingga 97 persen.

    Berbeda dengan kedua wilayah sebelumnya, cuaca di Pacitan terbilang lebih variatif. Hujan ringan tetap akan turun di pagi hari, namun pada pukul 09.00 WIB cuaca akan berubah menjadi berawan. Menjelang siang hingga sore hari, udara di Pacitan diprediksi menjadi kabur.

    “Kondisi ini akan berlangsung cukup lama, bahkan sampai pukul 18.00 WIB. Tapi tenang, malam harinya cuaca diperkirakan cerah,” tutur Oky.

    Suhu di Pacitan sedikit lebih rendah, yakni antara 21 sampai 28 derajat Celcius, dengan angin dari arah Barat Laut berkecepatan 7,9 km/jam. Tingkat kelembaban pun tergolong tinggi, mencapai 99 persen.

    Dengan kondisi cuaca yang cenderung berubah-ubah dan kelembaban udara yang tinggi, masyarakat dihimbau untuk selalu memperhatikan perkembangan informasi cuaca dari BMKG. Penggunaan perlengkapan seperti jas hujan atau payung sangat disarankan, terutama bagi warga yang beraktivitas di luar rumah sejak pagi hari.

    “Cuaca memang terlihat tidak terlalu ekstrem, tetapi perubahan mendadak seperti hujan disertai petir tetap harus diwaspadai,” tutup Oky.

    Ia juga mengingatkan bahwa peran masyarakat sangat penting dalam menjaga keselamatan saat kondisi cuaca tidak menentu. (mnd/ian)

  • Alasan Pasangan Kekasih Asal Cilacap Buang Bayi Karena Malu Dibawa Pulang Mudik

    Alasan Pasangan Kekasih Asal Cilacap Buang Bayi Karena Malu Dibawa Pulang Mudik

    TRIBUNJATENG.COM, MADIUN – Terkuak alasan pasangan kekasih berinisial Y (26) dan EN (18) asal Cilacap Jawa Tengah nekat buang bayi di tengah ladang padi di Desa Sumbergandu, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur.

    Bayi tersebut merupakan hasil hubungan gelap mereka yang sengaja dibuang karena takut ketahuan orang tua.

    Kapolres Madiun, AKBP Muhommad Zainur Rofik, mengatakan keduanya ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka pembuangan bayi.

    “Sudah kami tahan untuk proses hukum lanjut,” kata Rofik, Kamis (17/4/2025).

    Rofik menjelaskan bahwa keduanya nekat membuang bayi berumur 40 hari lantaran malu memiliki anak di luar nikah.

    Terlebih, beberapa waktu lalu orangtua EN meminta agar dia pulang ke kampung halaman saat Lebaran. 

    “Keduanya panik saat dihubungi orangtuanya untuk mudik pada Lebaran lalu. Pasangan itu akhirnya memutuskan untuk tidak mudik karena malu memiliki anak di luar nikah,” kata Rofik.

    Rofik menjelaskan kasus pembuangan bayi itu bermula saat pasangan Y dan EN, asal Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, menjalin hubungan pacaran sejak tahun 2022.

    Keduanya bertemu saat bersama-sama mencari kerja di Madiun.

    Sejak bekerja di salah satu toko di wilayah Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun, pasangan Y dan EN tinggal satu kos tak jauh dari tempat mereka bekerja.

    Saat tinggal satu kamar, keduanya menjalani hidup berdua layaknya pasangan suami istri. 

    Sekira bulan Agustus 2024, kata Rofik, EN merasakan kehamilan pada dirinya dan kemudian memeriksakan kandungan kepada seorang bidan.

    Hasil pemeriksaan menyatakan EN sudah hamil dua bulan.

    Mengetahui hamil, pasangan itu berupaya untuk menggugurkan kandungan, namun gagal. 

    “Lantaran gagal, keduanya sepakat merawat kandungan hingga pada tanggal 21 Maret 2025, tersangka EN melahirkan bayi laki-laki di sebuah klinik milik seorang bidan di Mejayan,” jelas Rofik.

    Seminggu sebelum Lebaran, kata Rofik, pasangan itu dihubungi keluarganya untuk segera mudik ke kampung halaman di Kabupaten Cilacap.

    Panik dengan permintaan keluarga, keduanya lalu memutuskan untuk membuang bayi dengan berboncengan sepeda motor pada Senin (14/4/2025) malam.

    Awalnya, EN meletakkan bayi di pinggir jalan desa dengan dibungkus selimut, lalu mereka meninggalkan bayi menuju rumah kos.

    Menjelang tengah malam, tersangka Y tidak bisa tidur lantaran teringat kondisi bayi. 

    Kemudian, Y menjenguk bayi yang telah dibuangnya tersebut dengan membawa susu dalam botol.

    Usai memberi susu dalam botol dot, tersangka Y membuang bayi di tengah ladang padi milik warga. 

    Usai bayinya dibuang, tersangka EN pulang dengan menumpang kereta menuju Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, pada Selasa (15/4/2025). 

    Sementara tersangka Y tetap tinggal di Caruban.

     Sore harinya, peristiwa pembuangan bayi viral di media massa dan media sosial.

    Tak lama kemudian, tersangka Y menyerahkan diri di Polsek Pilangkenceng. 

    “Usai tersangka Y menyerahkan diri, kami kemudian menangkap tersangka EN di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah,” jelas Rofik.

    Rofik menuturkan bahwa motif pembuangan bayi itu lantaran Y dan EN berniat menutupi aib diri mereka dari keluarga karena memiliki anak di luar pernikahan.

    Selain itu, pasangan itu memiliki latar belakang ekonomi yang tidak mampu membiayai pengasuhan anak yang sudah dilahirkan.

    Atas perbuatannya itu, pasangan kekasih tersebut dijerat dengan Pasal 305 KUHP tentang pembuangan anak di bawah umur tujuh tahun agar dipungut orang lain.

    Sesuai pasal itu, keduanya terancam hukuman maksimal enam tahun penjara. 

    Rencananya, anak yang dibuang pasangan kekasih itu akan diambil dan diasuh oleh keluarga EN dari Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.

    Saat ini, bayi berjenis kelamin laki-laki itu masih dirawat di RSUD Caruban. Diberitakan sebelumnya, warga Desa Sumbergandu, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menemukan bayi laki-laki di tengah ladang padi pada Selasa (15/4/2025).

    Bayi berjenis kelamin laki-laki yang masih hidup itu ditemukan warga saat melintas di lokasi kejadian.

    “Bayi tadi ditemukan Saiman saat hendak melintas di ladang padi. Kemungkinan besar, bayi dibuang pada pukul 04.00 WIB pagi. Setelah saya angkat, saya minta tolong warga yang kebetulan memiliki bayi dan saya suruh untuk menyusui,” kata Kades Sumbergandu, Joko Slamet.

    Joko mengatakan, setelah kondisi membaik, bayi langsung dibawa ke Puskesmas Pilangkenceng untuk mendapatkan perawatan lanjutan.

    Bidan Ruang Persalinan Puskesmas Pilangkenceng, Erna Puspita, menyatakan bahwa bayi itu saat ini dalam perawatan petugas kesehatan Puskesmas. 

    Untuk kondisi bayi, sehat, tidak ada cacat fisik, dengan berat badan bayi 4 kilogram dan panjang 49 sentimeter. 

    “Saat ditemukan, bayi memakai kain gurita (pakaian bayi) dan diperkirakan usia bayi mencapai 40 hari,” kata Erna.  (*)

     

  • PT KAI Daop 4 Semarang Siapkan 90 Ribu Tiket Pada Libur Panjang

    PT KAI Daop 4 Semarang Siapkan 90 Ribu Tiket Pada Libur Panjang

    TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG – PT Kereta Api Indonesia Daop 4 Semarang siapkan 90 ribu tiket pada libur panjang Wafat Yesus Kristus dan Paskah.

    Manager Humas KAI Daop 4 Semarang, Franoto Wibowo mengatakan mulai Kamis, 17 April hingga Minggu, 20 April 2025, PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 4 Semarang menyiapkan sebanyak 90.094 tiket kereta api atau rata-rata 22.524 tiket per hari untuk masyarakat yang ingin bepergian dengan moda transportasi kereta api.

    “KAI Daop 4 Semarang mengoperasikan sebanyak 33 perjalanan kereta api per hari yang berangkat dari stasiun wilayah Daop 4 Semarang, dengan tujuan ke berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, Cirebon, Surabaya, Purwokerto, Tegal, Solo, Madiun, Jember hingga Banyuwangi,” ujarnya, Kamis (17/4/2025).

    Menurutnya, terdapat  62 perjalanan KA yang melintas di wilayah Daop 4 Semarang. 

    Total terdapat 95 perjalanan kereta api penumpang per hari yang beroperasi selama periode empat hari long weekend tersebut.

    Lanjutnya, pada pukul 09.00 WIB,  mencatat sebanyak 50.105 tiket telah terjual untuk periode libur panjang, atau rata-rata 12.526 tiket per hari.

    Tingkat penjualan tiket mencapai 56 persen, KAI mengimbau masyarakat untuk segera melakukan pemesanan.

    “Masih banyak tiket yang tersedia. Kami mengajak masyarakat untuk segera merencanakan perjalanannya dan membeli tiket melalui aplikasi Access by KAI, website kai.id, atau kanal resmi lainnya yang telah bekerja sama dengan KAI,” jelasnya.

    Ia menuturkan peningkatan mobilitas masyarakat diprediksi akan terus terjadi, dengan estimasi jumlah penumpang yang diberangkatkan dari wilayah Daop 4 Semarang mencapai lebih dari 20 ribu orang pada hari. 

    “Kepadatan keberangkatan penumpang  akan berlangsung pada Jumat, 18 April dan Minggu, 20 April 2025, dengan jumlah penumpang yang diberangkatkan mencapai lebih dari 21 ribu orang per hari,” tandasnya.(rtp)

     

     

     

  • Waspadai Hujan dan Kabut! Ini Prakiraan Cuaca Madiun dan Pacitan Kamis, 17 April 2025

    Waspadai Hujan dan Kabut! Ini Prakiraan Cuaca Madiun dan Pacitan Kamis, 17 April 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Memasuki pertengahan April, kondisi cuaca di beberapa wilayah Jawa Timur tampaknya masih cukup dinamis. Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, prakirawan Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan bahwa wilayah Kabupaten Madiun, Kota Madiun, dan Pacitan akan mengalami cuaca yang bervariasi pada Kamis, 17 April 2025.

    Di Kota Madiun, hujan ringan diprediksi turun sejak pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB. Setelah itu, cuaca akan cenderung stabil dengan langit berawan dari pukul 09.00 WIB hingga malam hari.

    Suhu udara di kota ini diperkirakan berkisar antara 23 hingga 31 derajat Celcius, dengan kelembaban udara yang cukup tinggi, yakni antara 66 hingga 97 persen. Kecepatan angin tercatat berasal dari arah Barat Laut dengan kekuatan 8,1 km/jam.

    “Warga Madiun sebaiknya membawa payung jika beraktivitas sejak pagi, karena hujan ringan berpotensi turun sebelum matahari terbit sempurna,” ujar Oky saat diwawancarai pada Rabu malam (16/4).

    Sementara itu, kondisi cuaca di Kabupaten Madiun diprediksi tidak jauh berbeda. Hujan ringan juga akan mengawali hari, disusul dengan cuaca berawan yang bertahan hingga malam. Namun, suhu udara di wilayah kabupaten cenderung sedikit lebih sejuk dengan kisaran antara 23 hingga 29 derajat Celcius.

    Kelembaban udara juga cukup tinggi, berkisar antara 75 sampai 98 persen, dan angin bertiup dari arah yang sama yaitu Barat Laut dengan kecepatan 8,4 km/jam.

    Berbeda dengan wilayah Madiun, cuaca di Pacitan tampak lebih bervariasi. Menurut prakiraan BMKG, langit Pacitan akan diwarnai oleh kilatan petir pada pukul 06.00 WIB. Menjelang siang, kondisi beralih menjadi berawan hingga sekitar pukul 12.00 WIB. Namun, saat sore hari sekitar pukul 15.00 WIB, kabut diprediksi menyelimuti wilayah tersebut hingga pukul 18.00 WIB, sebelum akhirnya langit kembali berawan pada malam hari.

    Dengan suhu udara antara 22 hingga 28 derajat Celcius, Pacitan akan mengalami kelembaban udara cukup tinggi, yakni antara 72 sampai 98 persen. Kecepatan angin relatif tenang, hanya sekitar 4,6 km/jam dari arah Barat Laut.

    “Kabut di sore hari perlu diantisipasi, terutama bagi pengendara yang melewati jalur pegunungan atau perbukitan,” tambahnya.

    Secara umum, masyarakat dihimbau untuk selalu memperhatikan prakiraan cuaca harian dan menyesuaikan rencana aktivitas dengan kondisi yang ada. Meskipun hujan tidak berlangsung sepanjang hari, namun potensi perubahan cuaca bisa terjadi dengan cepat. Tetap waspada dan siapkan perlengkapan yang sesuai, agar aktivitas harian tetap berjalan lancar. (mnd/ian)