kab/kota: Madiun

  • Diprediksi Hujan di Jam Ini, Berikut Cuaca Madiun dan Pacitan Selasa 20 Mei 2025

    Diprediksi Hujan di Jam Ini, Berikut Cuaca Madiun dan Pacitan Selasa 20 Mei 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda melalui prakirawan cuaca Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan prakiraan cuaca untuk wilayah Kota Madiun, Kabupaten Madiun, dan Pacitan pada Selasa, 20 Mei 2025. Masyarakat diimbau untuk mewaspadai potensi hujan ringan yang diprediksi terjadi di pagi hari, terutama saat beraktivitas di luar rumah.

    Cuaca Kota Madiun: Hujan Ringan Pagi Hari, Berawan Hingga Malam

    Di Kota Madiun, hujan ringan diprediksi turun pada pukul 06.00 WIB. Setelah itu, kondisi cuaca akan berubah menjadi berawan sejak pukul 09.00 WIB hingga sore pukul 15.00 WIB. Menjelang malam, langit diperkirakan akan cerah berawan mulai pukul 18.00 WIB hingga 21.00 WIB.

    “Suhu udara di Kota Madiun berkisar antara 24 hingga 32 derajat Celcius, dengan kelembaban yang cukup tinggi,” ujar Oky Sukma Hakim.

    Ia menambahkan, angin diperkirakan bertiup dari arah Tenggara dengan kecepatan 18,5 km/jam.

    Kabupaten Madiun: Pola Cuaca Serupa, Malam Hari Kembali Berawan

    Sementara itu, Kabupaten Madiun menunjukkan pola cuaca yang hampir serupa. Hujan ringan juga diperkirakan mengguyur wilayah ini pada pukul 06.00 WIB. Kondisi akan berubah menjadi berawan dari pukul 09.00 WIB hingga sore pukul 15.00 WIB. Cuaca cerah berawan akan berlangsung pada pukul 18.00 WIB, namun diprediksi kembali berawan pada malam hari.

    Suhu minimum di Kabupaten Madiun mencapai 23 derajat Celcius dan maksimum 31 derajat Celcius. Angin bergerak dari arah Barat Laut dengan kecepatan yang sama, yaitu 18,5 km/jam.

    Pacitan: Kondisi Udara Kabur di Siang dan Malam Hari

    Di wilayah Pacitan, kondisi cuaca lebih bervariasi. Hujan ringan juga diperkirakan turun pada pukul 06.00 WIB, kemudian langit berubah menjadi berawan pada pukul 09.00 WIB. Menjelang siang hari pukul 12.00 WIB, cuaca di Pacitan akan berubah menjadi udara kabur, lalu kembali berawan pukul 15.00 WIB.

    “Walaupun sempat berubah-ubah, udara kabur diprediksi kembali terjadi mulai pukul 18.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB,” tambah Oky.

    Selain itu, Pacitan memiliki suhu yang lebih sejuk dibandingkan Madiun, yakni antara 22 hingga 28 derajat Celcius, dengan kelembaban udara 75 sampai 98 persen. Angin diprediksi bertiup dari arah Timur dengan kecepatan 18,5 km/jam.

    Melihat prakiraan cuaca ini, BMKG mengimbau masyarakat di ketiga wilayah tersebut untuk tetap waspada terhadap kondisi hujan ringan di pagi hari serta perubahan cuaca yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Persiapan seperti membawa payung atau jas hujan sangat dianjurkan, khususnya bagi warga yang beraktivitas di luar rumah sejak pagi.

    Dengan memahami informasi prakiraan cuaca harian, masyarakat diharapkan dapat lebih siap dalam menjalankan kegiatan sehari-hari dengan aman dan nyaman. (mnd/ian)

  • Fakta-Fakta Tragis KA Tabrak 7 Motor di Magetan, KAI Merasa Rugi

    Fakta-Fakta Tragis KA Tabrak 7 Motor di Magetan, KAI Merasa Rugi

    Magetan (beritajatim.com) –Sebanyak tujuh kendaraan tertabrak Kereta Api (KA) Malioboro Express sekaligus, di Jalan Perlintasan Langsung (JPL) 08, Kelurahan Mangge, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, Senin (19/5/2025) pukul 12.49 WIB. Empat orang tewas di lokasi kejadian, dan lima orang terluka. Berikut ini sejumlah fakta penting dari peristiwa memilukan tersebut:

    Ada penjaga palang pintu di JPL 08 Kecamatan Barat

    JPL 08 terdapat palang pintu yang dijaga. Ketika kejadian, petugas yang menjaga adalah Agus Supriyanto (49) warga Desa Lebak Ayu, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun. Diduga, Agus lalai dalam menjalankan tugas.

    Kemudian, dugaan lain adalah adanya miskomunikasi sehingga palang pintu langsung dibuka usai KA Matarmaja Relasi Malang-Jakarta melintas, padahal KA Malioboro Express juga langsung melintas seketika. Hal inilah yang membuat pengendara 7 kendaraan itu langsung tertabrak KA relasi Purwokerto-Malang itu sekaligus.

    Agus Supriyanto Langsung Diamankan Polisi

    Sesaat setelah kejadian, Agus Supriyanto diamankan di Pos JPL 08 Kecamatan Barat oleh petugas PT KAI. Usai polisi melakukan olah TKP, Agus langsung diamankan di Polsek Barat dan kemudian dibawa ke Polres Magetan untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

    Dirjen Kereta Api Kementerian Perhubungan Duga Ada Kesalahan Prosedur
    DJKA bersama PT KAI dan pihak kepolisian kini tengah melakukan investigasi menyeluruh untuk mengevaluasi prosedur pengamanan perlintasan dan mengungkap faktor-faktor penyebab kecelakaan.

    “Berdasarkan laporan awal, insiden terjadi pada Senin, 19 Mei 2025 sekitar pukul 12.49 WIB di perlintasan kereta api yang seharusnya berada dalam pengawasan petugas. Diduga terjadi kesalahan prosedur dalam pengoperasian pintu perlintasan oleh petugas penjaga,” kata Allan Tandiono, Dirjen KA Kemenhub.

    Korban Tewas Sebanyak 4 Orang

    Karena kejadian ini, empat orang meninggal dunia di lokasi kejadian. Salah satunya adalah Totok Herwanto, pegawai negeri sipil (PNS) yang bertugas di Kecamatan Barat, yang merupakan warga Desa Kenongorejo Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun.

    Kemudian, Hariyono (54) warga Desa Gunungan Kecamatan Kartoharjo Kab Magetan, Rama Zainul Fatkhur Rahman (22) warga Desa Panggung Kecamatab Barat Magetan, dan Resyka Nadya Maharani Putri (23) Desa Gemarang Kec Gemarang Kabupaten Madiun. Korban meninggal sudah dibawa ke rumah duka usai divisum di RSUD dr Sayidiman Magetan.

    Korban Luka Sebanyak 5 Orang

    Adapaun korban terluka yakni Ananda Duta Pratama (22) warga Kelurahan Mangge Kecamatan Barat Magetan, Rifkiy Hermawan (23) warga Kecamatan Prambon Kabupaten Nganjuk, Oni Handoko (35) Ds warga Desa Sidorejo Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi, Wendy Ardhya Novita Sari (35) warga Jl Yos Sudarso Desa Nawariti Kecamatan Wania Kabupaten Mimika, dan ⁠Fianda Septi, rawat jalan di Puskesmas Barat Magetan.

    KAI Merasa Dirugikan Atas Kejadian Ini

    Saat ini, KAI Daop 7 Madiun masih berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait dalam penanganan kejadian tersebut.

    Manajer Humas PT KAI Daop 7, Rokhmad Makin Zainul, KA Malioboro Ekspres mengalami kerusakan pada beberapa bagian sarana akibat insiden tersebut, sehingga mengakibatkan kelambatan keberangkatan di Stasiun Madiun selama 35 menit. Setelah dilakukan pemeriksaan, kondisi sarana dan prasarana dinyatakan aman, seluruh operasional perjalanan KA lainnya berjalan normal melewati lokasi kejadian tersebut.

    “Kami tegaskan kembali, sesuai aturan yang berlaku bahwa keberadaan palang pintu dan penjaga perlintasan adalah alat bantu keamanan semata. Alat utama keselamatan di perlintasan ada pada rambu-rambu lalu lintas, termasuk di antaranya rambu tanda STOP. Jadi tentunya, disiplin berlalu lintas dan kehati-hatian saat akan melewati perlintasan sebidang menjadi kunci keselamatan bagi diri kita dan perjalanan kereta api,” jelas Zainul. [fiq/ian]

  • KA Malioboro Ekspres Tabrak 7 Motor di Magetan, DJKA dan Polisi Lakukan Investigasi

    KA Malioboro Ekspres Tabrak 7 Motor di Magetan, DJKA dan Polisi Lakukan Investigasi

    Magetan (beritajatim.com) – Empat orang tewas dan lima lainnya luka berat dalam insiden kecelakaan yang melibatkan KA 170 Malioboro Ekspres di perlintasan JPL 08, emplasemen Stasiun Magetan, Jawa Timur, pada Senin, 19 Mei 2025 sekitar pukul 12.49 WIB.

    Berdasarkan laporan awal, kecelakaan diduga terjadi akibat kesalahan prosedur dalam pengoperasian pintu perlintasan oleh petugas penjaga yang seharusnya mengamankan jalur pada saat kereta melintas.

    Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan menyampaikan belasungkawa atas kejadian tersebut. “Kami turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas korban jiwa dalam musibah ini,” kata Allan Tandiono, Direktur Jenderal Perkeretaapian.

    Insiden tragis ini menyebabkan tujuh korban, dengan rincian empat korban meninggal dunia dan lima lainnya mengalami luka berat. Identitas korban meninggal dunia antara lain Totok Herwanto (52), warga Kabupaten Madiun; Hariyono (54), warga Kabupaten Magetan; Rama Zainul Fatkhur Rahman (23), dan Resyka Nadya Maharani Putri (23), keduanya juga berasal dari wilayah Madiun dan Magetan.

    Sementara itu, korban luka-luka yang kini mendapat penanganan medis meliputi Ananda Duta Pratama, Rifkiy Hermawan, Oni Handoko, Wendy Ardhya Novita Sari, dan Fianda Septi. Mereka dirawat di sejumlah rumah sakit rujukan seperti RSUD dr. Sayidiman Magetan, RSUD Dr. Soedono Madiun, dan RS Efram Harsana Magetan.

    Tim gabungan dari PT KAI Daop 7 Madiun, kepolisian, dan instansi terkait telah melakukan evakuasi terhadap para korban dan kendaraan yang terlibat. Pemeriksaan teknis sementara menemukan adanya kerusakan ringan pada sarana kereta api. Akibat kejadian ini, perjalanan KA Malioboro Ekspres sempat tertunda selama 35 menit.

    Petugas penjaga perlintasan (PJL) yakni AS (49) warga Desa Lebak Ayu, Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun, yang bertugas saat kejadian telah diamankan oleh Polres Magetan untuk menjalani proses penyidikan. DJKA bersama PT KAI dan pihak kepolisian kini tengah melakukan investigasi menyeluruh untuk mengevaluasi prosedur pengamanan perlintasan dan mengungkap faktor-faktor penyebab kecelakaan. [fiq/suf]

  • Tragedi KA Malioboro Express di Magetan, Ini Daftar Korban Meninggal dan Terluka

    Tragedi KA Malioboro Express di Magetan, Ini Daftar Korban Meninggal dan Terluka

    Magetan (beritajatim.com) – Kecelakaan tragis terjadi di perlintasan kereta api wilayah Kabupaten Magetan pada hari ini, melibatkan KA Malioboro Express yang menabrak tujuh motor sekaligus di Jalan Perlintasan Langsung (JPL) 08, kelurahan Mangge, Barat, Magetan, Senin (19/5/2025) pukul 12.49 WIB.

    Peristiwa nahas ini mengakibatkan empat orang meninggal dunia dan lima lainnya mengalami luka-luka.

    Berawal saat KA Matarmaja melintas, kemudian palang pintu terbuka. Sejumlah pengendara melintas ke jalur KA. Ternyata, KA Malioboro Express kemudian melintas dan menabrak total tujuh kendaraan sekaligus.
    Daftar Korban Meninggal Dunia (MD): (fat/ted)

    1. Totok Herwanto (52), warga Desa Kenongorejo, RT 2 RW 2, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun.

    2. Hariyono (54), warga Dusun Mutur, Desa Gunungan, RT 7 RW 1, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan.

    3. Rama Zainul Fatkhur Rahman (23), warga Dusun Panggung, RT 16 RW 4, Desa Panggung, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan.

    4. Resyka Nadya Maharani Putri (23), warga Dusun Mundu, Desa Gemarang, RT 20 RW 10, Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun.

    Keempat jenazah telah dievakuasi dan ditangani sesuai prosedur oleh pihak berwenang dan keluarga masing-masing.

    Daftar Korban Luka-Luka (LL):

    1. Ananda Duta Pratama (22), warga Kelurahan Mangge, RT 1 RW 1, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan. Saat ini mendapatkan jaminan layanan kesehatan (GL) di RSUD dr. Sayidiman Magetan.

    2. Rifkiy Hermawan (23), warga Desa Tegaron, RT 19 RW 2, Kecamatan Prambon, Kabupaten Nganjuk. Dirawat dengan jaminan di RSUD Dr. Soedono Madiun.

    3. Oni Handoko (35), warga Dusun Manden, RT 2 RW 2, Desa Sidorejo, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi. Dirawat di RS Efram Harsana Magetan.

    4. Wendy Ardhya Novita Sari (35), warga Jalan Yos Sudarso, RT 6, Desa Nawaripi, Kecamatan Wania, Kabupaten Mimika. Mendapatkan penanganan medis di RS Efram Harsana Magetan.

    5. Fianda Septi, menjalani perawatan jalan di Puskesmas Barat, Magetan.

    Pihak berwenang tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab kecelakaan dan kondisi perlintasan kereta tempat kejadian. Pemerintah daerah bersama pihak rumah sakit telah memberikan penanganan medis dan bantuan kepada para korban dan keluarga.

  • 1 ASN Kecamatan Barat Magetan Korban Meninggal Tertabrak KA Malioboro Express

    1 ASN Kecamatan Barat Magetan Korban Meninggal Tertabrak KA Malioboro Express

    Magetan (beritajatim.com) — Satu dari empat korban meninggal dunia dalam kecelakaan tragis yang melibatkan KA Malioboro Express di Jalan Perlintasan Langsung (JPL) 08, Desa Mangge, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, berhasil diidentifikasi.

    Korban adalah Totok Herwanto, seorang aparatur sipil negara (ASN) yang bertugas di Kecamatan Barat.

    Camat Barat, Muhammad Salim, membenarkan identitas korban. “Almarhum merupakan Kepala Sub Bagian Keuangan dan PEP Kecamatan Barat. Almarhum merupakan warga Desa Kenongorejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun,” terang Salim.

    Menurut keterangan Salim, sebelum kecelakaan terjadi, Totok diketahui tengah keluar kantor untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) di SPBU yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian.

    “Saat kejadian, ada rekan kerja yang mengetahui bahwa Totok tengah keluar kantor untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) di SPBU yang dekat dengan lokasi kecelakaan,” tambahnya.

    Hingga saat ini, pihak kecamatan masih berada di rumah sakit untuk menyelesaikan sejumlah prosedur terkait pemulangan jenazah korban.

    “Saat ini, kami masih berada di RSUD dr Sayidiman Magetan untuk mengurus beberapa hal yang terkait dengan meninggalnya korban. Segera setelah itu untuk bisa diserahkan pada pihak keluarga,” pungkasnya. (fat/ted)

  • Kecelakaan Maut KA Malioboro Ekspres di Magetan Diduga Akibat Petugas Palang Pintu Lalai

    Kecelakaan Maut KA Malioboro Ekspres di Magetan Diduga Akibat Petugas Palang Pintu Lalai

    Magetan (beritajatim.com) – Empat orang tewas dan empat lainnya luka berat dalam kecelakaan maut yang melibatkan KA Malioboro Ekspres di perlintasan kereta api Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, Senin (19/5/2025). Insiden ini diduga terjadi akibat kelalaian petugas palang pintu yang membuka perlintasan saat kereta tengah melintas.

    Kapolres Magetan, AKBP Erik Bangun Prakasa, menyebut dugaan kuat bahwa kecelakaan dipicu kesalahan manusia. “Diduga ada kelalaian dari petugas penjaga perlintasan. Saat KA Malioboro Ekspres melintas dari Jogja menuju Madiun, pintu perlintasan malah dibuka sehingga masyarakat yang menunggu langsung masuk ke lintasan dan terserempet kereta,” jelasnya.

    Petugas gabungan segera melakukan evakuasi korban ke RSUD dr. Sayidiman Magetan dan RS Angkatan Udara di Lanud Iswahyudi. Proses olah tempat kejadian perkara juga langsung dilakukan menggunakan metode saintifik untuk mengungkap kronologi dan penyebab pasti kejadian.

    Petugas palang pintu kini telah diamankan untuk dimintai keterangan. AKBP Erik menegaskan, pihaknya masih mendalami kemungkinan adanya miskomunikasi atau faktor lain yang menyebabkan kelalaian. “Saat ini kami fokus pada misi kemanusiaan mengevakuasi korban. Soal penyelidikan, Satreskrim Polres Magetan terus bekerja dan akan kami informasikan lebih lanjut,” ujarnya.

    Meski insiden menimbulkan korban jiwa, operasional perjalanan KA dipastikan tidak terganggu. “Kereta api sudah normal kembali. Evakuasi kendaraan sudah selesai dan perlintasan sudah kami normalkan,” tambahnya.

    Dari keterangan saksi mata, insiden ini bermula ketika palang pintu dalam posisi terbuka dan kendaraan mulai melintasi rel. “Tiba-tiba ada kereta dari arah Jogjakarta lewat, suara benturannya keras sekali. Saya tidak berani mendekat sampai polisi datang,” ujar Dartik, pedagang buah di sekitar lokasi kejadian.

    Pemeriksaan saksi terus dilakukan dan jumlahnya kemungkinan bertambah seiring penyelidikan. Pihak kepolisian juga mengimbau agar prosedur keamanan di setiap perlintasan ditingkatkan agar tragedi serupa tak terulang. [fiq/beq]

  • KAI Daop 7 Madiun Sesalkan Insiden Kecelakaan KA Malioboro Ekspres di Magetan

    KAI Daop 7 Madiun Sesalkan Insiden Kecelakaan KA Malioboro Ekspres di Magetan

    Magetan (beritajatim.com) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 7 Madiun menyampaikan keprihatinannya atas insiden kecelakaan antara KA 170 Malioboro Ekspres (sebelumnya tertulis Malioboro Express) relasi Purwokerto–Malang dan sejumlah kendaraan bermotor di perlintasan JPL No 08, Km 176+586, Emplasemen Stasiun Magetan pada Senin (19/5/2025) pukul 12.49 WIB.

    “Pada pukul 12.49 WIB, Pusat Pengendali Operasi KA (Pusdalopka) menerima informasi dari masinis KA Malioboro Ekspres bahwa telah tertemper motor di perlintasan tersebut,” ungkap Manager Humas Daop 7 Madiun, Rokhmad Makin Zainul.

    KAI Daop 7 menyatakan saat ini tengah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyelidiki kronologi kejadian secara menyeluruh. Insiden tersebut juga menyebabkan kerusakan pada beberapa bagian sarana KA Malioboro Ekspres.

    Zainul mengimbau seluruh pengguna jalan agar senantiasa berhati-hati dan mematuhi rambu lalu lintas di perlintasan sebidang. Ia menegaskan bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama.

    “Keberadaan palang pintu dan penjaga perlintasan hanyalah alat bantu keamanan semata. Alat utama keselamatan di perlintasan ada pada rambu-rambu lalu lintas, termasuk di antaranya rambu tanda STOP. Jadi tentunya, disiplin berlalu lintas dan kehati-hatian saat akan melewati perlintasan sebidang menjadi kunci keselamatan bagi diri kita dan perjalanan kereta api,” jelasnya.

    Zainul juga mengingatkan ketentuan hukum terkait kewajiban pengguna jalan, sebagaimana diatur dalam UU No. 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian Pasal 124 dan UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 114 serta sanksinya dalam Pasal 296.

    Pada perlintasan sebidang, pengemudi kendaraan wajib berhenti ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu sudah mulai ditutup, dan/atau ada isyarat lain, mendahulukan kereta api, serta memberikan hak utama kepada kendaraan yang lebih dahulu melintasi rel.

    “Keselamatan berlalu lintas di perlintasan sebidang adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tanggung jawab KAI dan pemerintah daerah setempat, namun juga menjadi tanggung jawab kita semua, termasuk pengguna jalan raya di perlintasan sebidang,” pungkasnya. [fiq/beq]

  • BMKG Juanda: Waspadai Hujan dan Petir di Madiun dan Pacitan

    BMKG Juanda: Waspadai Hujan dan Petir di Madiun dan Pacitan

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda melalui prakirawannya, Oky Sukma Hakim, S.Tr., merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Madiun dan Pacitan pada Senin, 19 Mei 2025.

    Berdasarkan informasi terbaru, masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap perubahan cuaca yang cukup signifikan sejak pagi hingga malam hari.

    Kota Madiun Diguyur Hujan Sejak Pagi

    Kondisi cuaca di Kota Madiun diperkirakan akan diguyur hujan pada pukul 06.00 WIB. Kemudian, langit akan berubah menjadi kabur pada pukul 09.00 WIB, dan berawan dari siang hingga malam hari. Suhu udara berada di rentang 23 hingga 29 derajat Celsius, dengan kelembapan 76–95 persen dan angin bertiup dari tenggara sekitar 12,4 km/jam.

    “Di Kota Madiun, hujan diprediksi turun pada pagi hari. Setelah itu, cuaca akan cenderung berawan hingga malam. Masyarakat tetap kami imbau membawa payung atau jas hujan saat beraktivitas pagi,” ujar Oky Sukma Hakim.

    Kabupaten Madiun Berpotensi Dilanda Petir

    Kondisi cuaca di Kabupaten Madiun terpantau lebih ekstrem. Petir diperkirakan akan menyambar langit wilayah ini pada pukul 06.00 WIB, kemudian disusul hujan ringan pada pukul 09.00 WIB. Selanjutnya, langit akan terus berawan hingga malam hari.

    Suhu udara berada di kisaran 22–28 derajat Celsius, dengan kelembapan tinggi 78–96 persen. Angin bertiup dari barat laut dengan kecepatan 6,6 km/jam.

    Pacitan Hujan Ringan pada Sore Hari

    Berbeda dengan Madiun, Pacitan akan mengalami cuaca yang relatif lebih tenang. Langit diprediksi berawan sejak pagi hingga siang.

    “Di Pacitan, hujan hanya akan terjadi sesaat pada sore hari, , lalu kondisi kembali berawan pada malam, bahkan cerah berawan pada pukul 21.00 WIB,” terang Oky.

    Suhu berkisar antara 22 hingga 25 derajat Celsius, kelembapan 89–98 persen, dengan angin dari arah timur berkecepatan 6,8 km/jam.

    Dengan cuaca yang cenderung tidak stabil, BMKG Juanda mengimbau masyarakat untuk terus mengikuti perkembangan prakiraan cuaca harian, terutama bagi mereka yang berkegiatan di luar ruangan.

    “Selalu cek informasi resmi dari BMKG agar dapat mengantisipasi potensi cuaca buruk. Jangan anggap sepele perubahan cuaca, karena bisa berdampak pada keselamatan,” tutup Oky.(mnd/ted).

  • Perempuan Lansia di Ngawi Hilang Diduga Hanyut

    Perempuan Lansia di Ngawi Hilang Diduga Hanyut

    Ngawi (beritajatim.com) – Seorang perempuan lansia bernama Parni (64), warga Desa Sawo, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi, dilaporkan hilang pada Minggu siang, (18/5/2025).

    Ia diduga hanyut terbawa arus banjir saat menyeberangi sungai sepulang dari sawah.

    Parni, istri dari Mutkani (85), diketahui terakhir kali terlihat sedang menyemai tanaman di sawah miliknya yang berada di seberang sungai.

    Sungai tersebut mengalami banjir akibat hujan deras yang mengguyur wilayah itu sejak malam sebelumnya. Sungai ini terhubung langsung ke aliran Bengawan Madiun.

    Hingga saat ini, korban belum ditemukan. Proses pencarian terus dilakukan oleh tim gabungan dari TNI-Polri, Basarnas, BPBD, Damkar, dan relawan setempat dengan menyusuri aliran sungai hingga ke hilir.

    Kepala Desa Sawo, Widiyanto, menjelaskan, “Bermula dari warganya melihat korban di sawah siang itu, namun setelah siang korban sudah tidak ada. Pencarian dilakukan dan tidak ditemukan, hingga kini korban diduga hanyut.”

    Sementara itu, Kapolsek Karangjati, AKP Sugeng Wahyudi menyampaikan, “Mendapat informasi ada orang hanyut, kita datangi ke lokasi bersama Koramil dan relawan. Kita lakukan pencarian dan belum ditemukan. Diduga korban hanyut karena sungai banjir usai hujan deras.”

    Karno Sutikno (40), menantu korban, mengaku mengetahui Parni sedang berada di sawah pada Sabtu, 17 Mei 2025 siang. Namun hingga sore hari, korban tidak kunjung pulang ke rumah. Pihak keluarga telah melakukan pencarian di sawah hingga ke rumah saudara terdekat, namun hasilnya nihil.

    Setelah menerima laporan dari warga, pihak kepolisian segera mendatangi lokasi serta rumah korban. Tidak ada satu pun warga yang melihat langsung kejadian saat Parni diduga hanyut di sungai. [fiq/ted]

  • Warga Maospati Magetan Siap Direlokasi demi Proyek Pasar Hewan

    Warga Maospati Magetan Siap Direlokasi demi Proyek Pasar Hewan

    Magetan (beritajatim.com) – Penduduk di kawasan Totog, Kelurahan Maospati, Kabupaten Magetan, menyatakan kesiapan mereka untuk direlokasi terkait rencana pembangunan Pasar Hewan Maospati.

    Namun, sebagian besar dari mereka masih merasa bingung mengenai tempat tinggal pengganti setelah relokasi dilakukan.

    Lokasi itu berada di sebelah utara pertigaan Totog atau Tugu Fly, Fight and Win di Jalan Iswahjudi atau Jalan Nasional Maospati-Madiun.

    Pemerintah Kabupaten Magetan memang berencana membangun Pasar Hewan (Pahingan) di lokasi yang saat ini masih dihuni oleh puluhan warga. Meskipun sosialisasi sudah dilakukan melalui beberapa pertemuan, keresahan warga tetap ada, khususnya terkait dengan kelangsungan tempat tinggal mereka ke depan.

    “Kami menyadari bahwa tanah ini milik negara, jadi kalau harus pindah demi program pemerintah, kami siap. Namun, kami juga belum tahu akan tinggal di mana,” ujar Wardi (63), warga yang sudah lama tinggal di lokasi tersebut.

    Sebagian besar warga yang menempati lahan milik Pemkab bekerja sebagai buruh atau wiraswasta. Anak-anak mereka banyak yang sudah merantau dan bekerja di luar daerah, sehingga para orang tua ini tinggal sendiri dan tidak memiliki banyak pilihan saat harus pindah.

    “Kami dari awal tahu tanah ini bukan milik pribadi. Tapi kalau tempat ini nanti dibongkar, kami masih bingung mau ke mana,” tambah Wardi.

    Hal senada diungkapkan oleh Juwari (60), yang juga menerima kunjungan dari Penjabat Bupati Magetan pada Jumat (16/5/2025). Dalam pertemuan tersebut, Pj Bupati berdialog langsung dengan warga mengenai pemanfaatan lahan untuk pembangunan pasar hewan.

    “Kalau memang harus direlokasi, kami ikut saja,” kata Juwari. “Tapi saya benar-benar tidak tahu harus pindah ke mana. Saya hidup sendiri, istri sudah tiada, dan tidak punya anak.”

    Juwari juga mengaku telah menghuni lokasi itu sejak 1965 dan menyadari bahwa lahan tersebut adalah aset Pemkab. Ia menambahkan, “Kalau harus pindah ke Panti Lansia milik Dinsos, saya siap. Karena saya juga tidak punya siapa-siapa.”

    Lurah Maospati, Indra Ariesta Ardy, menyebutkan bahwa sekitar 18 kepala keluarga akan terdampak oleh proyek ini, dan total terdapat puluhan jiwa yang akan terkena relokasi. Pemerintah kelurahan telah melakukan pendekatan langsung kepada warga, dan sebagian besar menyambut baik rencana ini.

    “Banyak dari mereka yang masih memiliki keluarga, jadi bila tempat ini digunakan Pemkab, mereka bisa tinggal bersama kerabat,” jelas Indra.

    Rencana pembangunan Pasar Hewan Maospati ditargetkan dimulai tahun ini. Selain membangun pasar, pemerintah juga akan memperbaiki akses jalan untuk menunjang kegiatan di area tersebut.

    “Untuk dua warga lanjut usia yang hidup sebatang kara, kami sudah ajukan ke Dinsos untuk tinggal di panti lansia, dan telah disetujui,” tutupnya. [fiq/ted]