kab/kota: Madiun

  • Dualisme PSHT Masih Berlanjut, Pengurus Pusat Madiun Tempuh Jalur Hukum

    Dualisme PSHT Masih Berlanjut, Pengurus Pusat Madiun Tempuh Jalur Hukum

    Kota Madiun (beritajatim.com) – Polemik dualisme kepengurusan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) hingga kini belum menemukan titik akhir. Meski Menteri Hukum dan HAM RI, Supratman Andi Agtas, telah mengeluarkan surat keputusan pengesahan, polemik antar kubu masih terus berlanjut.

    Keputusan tersebut tertuang dalam SK Nomor AHU-0005248.AH.01.07.Tahun 2025 tentang pengesahan Perkumpulan PSHT berkedudukan di Kota Madiun. Dokumen itu ditandatangani pada 17 Juli 2025 berdasarkan Akta Nomor 02 tanggal 11 Juli 2025.

    Ketua Umum PSHT versi Muhammad Taufiq menyambut baik terbitnya keputusan tersebut. Menurutnya, langkah pemerintah telah memberikan kepastian hukum bagi keberadaan organisasi yang dipimpinnya.

    “Alhamdulillah, dengan keluarnya SK ini maka PSHT memiliki kepastian hukum yang jelas. Kami berterima kasih kepada Menteri Hukum,” ujar Taufiq dalam Keterangan pers yang diunggah di Youtube Humas Persaudaraan Setia Hati Terate Pusat, Selasa (22/07/2025).

    Namun, pengurus PSHT Pusat Madiun yang dipimpin Moerdjoko HW memiliki pandangan berbeda. Ketua Lembaga Hukum dan Advokasi PSHT Pusat, Maryano, menegaskan pihaknya sudah menempuh jalur hukum dengan mengajukan keberatan kepada Kemenkumham sebelum batas waktu 21 hari berakhir.

    “Badan hukum kami diturunkan tanpa ada gugatan maupun klarifikasi. Itu yang kami nilai sebagai maladministrasi. Itu juga yang membuat kami melaporkan masalah ini ke Ombudsman,” tegas Maryano. Kamis (4/9/2025).

    Maryano mempertanyakan dasar keputusan pencabutan badan hukum yang dipimpin Drs. R. Moerdjoko HW, mengingat putusan pengadilan dari tingkat pertama hingga peninjauan kembali (PK) tidak pernah membatalkan badan hukum tersebut. Menurut Maryano, laporan ke Ombudsman telah diterima pada 21 Agustus 2025 dan kini tengah diproses.

    Dari Hasil kajian sementara menunjukkan aduan mereka dianggap layak ditindaklanjuti. Ia juga menyoroti bahwa pengesahan badan hukum versi Taufiq seolah membatalkan badan hukum PSHT kubu Moerdjoko.

    Dengan demikian, kisruh dualisme kepengurusan PSHT masih belum berakhir. Masing-masing kubu sama-sama mengklaim sebagai pihak yang sah, sementara proses hukum dan pengaduan administrasi kini menjadi penentu arah penyelesaian.

    Maryano juga menekankan agar seluruh anggota PSHT tetap tenang dan terus menjalankan kegiatan organisasi. “Badan hukum kami masih dalam proses untuk dihidupkan kembali. Jika ada hambatan di tingkat cabang atau kabupaten/kota, segera laporkan ke pusat agar kami yang turun membantu,” pesannya. (rbr/but)

  • Tujuh Peserta Lanjut Tahap Penulisan Makalah Seleksi Sekda Magetan, Berikut Jadwal Lanjutan

    Tujuh Peserta Lanjut Tahap Penulisan Makalah Seleksi Sekda Magetan, Berikut Jadwal Lanjutan

    Magetan (beritajatim.com) – Proses seleksi jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Magetan terus berlanjut. Pj Sekda Magetan, Muhtar Wakid, selaku Ketua Sekretariat Panitia Seleksi Sekda menyampaikan, setelah asesmen yang digelar di Surabaya pada 28 Agustus 2025, tinggal tujuh peserta yang lanjut.

    Tujuh orang tersebut yakni Benny Adrian (Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdakab Magetan), Cahaya Wijaya (Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Magetan), Eko Muryanto (Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Magetan), Joko Trihono (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Magetan), Parminto Budi Utomo (Kepala Dinas Sosial Magetan), Saif Muchlissun (Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pangan Magetan), dan Welluly Kristanto (Kepala Dinas Perhubungan Magetan).

    Sementara, untuk Ansar Rasidi (Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan Kota Madiun) tak hadir saat seleksi di Surabaya, yang otomatis gugur dari tahapan.

    “Pendaftar kan ada delapan orang. Setelah asesmen di Surabaya, ternyata yang satu mengundurkan diri, jadi tinggal tujuh. Terus kemudian tanggal 3 September kemarin tahapannya sudah penulisan makalah. Setelah selesai penulisan makalah, nanti tanggal 9 September hari Selasa nanti pemaparan dan pendalaman makalah. Paparan itu nanti masing-masing,” jelas Muhtar, Kamis (4/9/2025).

    Menurutnya, makalah yang disusun para peserta berkaitan dengan visi-misi Bupati Magetan saat ini, khususnya program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang dipadukan dengan Saptakarsa Kabupaten Magetan.

    Peserta diminta untuk menguraikan keterkaitan kedua program tersebut, sekaligus memaparkan bagaimana progres dan peran Sekda ke depan dalam mewujudkannya.

    “Makalahnya terkait dengan visi misi Bupati sekarang, yaitu Asta Cita yang pusat kemudian dicocokkan dengan Saptakarsa Kabupaten Magetan. Hubungannya seperti apa nanti, terus progresnya Sekda seperti apa untuk bisa melaksanakan dua hal itu. Visinya seperti apa Sekda yang terpilih nanti,” tambah Muhtar.

    Setelah tahap pemaparan dan pendalaman makalah pada 9 September 2025 mendatang, panitia seleksi akan melakukan penilaian. Hasil penilaian tersebut akan menjadi dasar untuk menentukan peserta yang lulus, sebelum nantinya diajukan ke Gubernur Jawa Timur untuk mendapatkan persetujuan. [fiq/ted]

  • MJC Diskop Jatim 2025, Talenta Muda Malang dan Madiun Dalami Ilmu Desain Kemasan

    MJC Diskop Jatim 2025, Talenta Muda Malang dan Madiun Dalami Ilmu Desain Kemasan

    Surabaya (beritajatim.com) – Puluhan talenta muda pelaku UMKM di Kabupaten Malang dan Kabupaten Madiun terlihat antusias mendengarkan materi dari praktisi dan pakar terkait desain kemasan.

    Selain menerima materi, mereka juga langsung belajar untuk praktik desain kemasan yang menarik dan kekinian untuk produk UMKM.

    Forum tersebut adalah forum Millenial Job Center (MJC) yang rutin digelar Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim. MJC dengan fokus bahasan desain kemasan digelar di Malang pada 4-5 Agustus 2025 dan di Madiun pada 13-14 Agustus 2025.

    Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jatim Endy Salim Abdi Nusa mengatakan, MJC adalah terobosan yang dirancang untuk menjawab tantangan era digital dan ekonomi kreatif, khususnya bagi generasi muda.

    MJC hadir bukan sekadar sebagai tempat pelatihan, melainkan sebagai ekosistem kolaboratif yang mempertemukan talenta muda, mentor profesional, dan pelaku umkm atau klien dalam proyek-proyek nyata.

    “Kolaborasi ini bukan hanya menguntungkan pelaku UMKM yang terbantu dari sisi pemasaran, tetapi juga membuka ruang bagi anak-anak muda untuk berkarya, berkembang, dan menciptakan portofolio profesional yang nyata,” terangnya, Kamis (4/9/2025).

    Permasalahan dalam desain produk UMKM bisa bervariasi tergantung pada jenis industri, skala usaha, dan sumber daya yang tersedia.

    Beberapa permasalahan umum yang sering dihadapi adalah keterbatasan sumber daya, kurangnya keahlian desain, serta pemahaman pasar dan trend.

    Selain itu, juga perizinan dan standarisasi, diferensiasi dari kompetitor, manajemen produksi dan kualitas, pengemasan dan branding, hingga akses ke pasar dan distribusi

    Permasalahan UMKM dalam menghadapi persaingan usaha menurut Endy semakin ketat dan berat, hal ini dikarenakan semakin terbukanya pasar didalam negeri maupun ancaman bagi UMKM dengan semakin banyaknya barang dan jasa yang masuk dari luar akibat dampak dari globalisasi.

    “Untuk itu UMKM perlu memperkuat posisi serta daya saing di tengah arus globalisasi dan perdagangan bebas, pelaku UMKM juga harus memastikan kesiapan diri agar memiliki kemampuan bertahan dan berkembang,” jelasnya.

    Bukan hanya dari pemerintah, dukungan dari lembaga non-profit dalam bentuk pelatihan, pendanaan, atau sumber daya lainnya juga dapat membantu umkm mengatasi beberapa tantangan masa kini.

    “Di tengah tantangan global dan ketatnya persaingan kerja, MJC didesain menjadi jembatan harapan menciptakan peluang kerja berbasis keterampilan dan kreativitas yang relevan dengan kebutuhan zaman,” pungkasnya. (tok/but)

  • Pemkab Madiun Siapkan Perlindungan dan Lapangan Kerja Bagi Pekerja Migran

    Pemkab Madiun Siapkan Perlindungan dan Lapangan Kerja Bagi Pekerja Migran

    Madiun (beritajatim.com) – Upaya keras Pemerintah Kabupaten Madiun untuk melindungi warganya berbuah manis. Enam pekerja migran asal Madiun yang berada di Guinea Ekuatorial, Afrika, berhasil dipulangkan ke kampung halaman dengan selamat.

    Wakil Bupati Madiun, dr. Purnomo Hadi, menyampaikan bahwa kepulangan mereka tidak lepas dari upaya bersama pemerintah pusat, provinsi, hingga daerah. Proses pemulangan pun cukup sulit karena Indonesia belum memiliki Kedutaan Besar di Guinea Ekuatorial, sehingga koordinasi dilakukan melalui KBRI di Kamerun.

    “Proses pemulangan ini membutuhkan perjuangan luar biasa. Namun berkat kolaborasi dan harmonisasi semua pihak, keenam pejuang nafkah asal Kabupaten Madiun ini akhirnya bisa kembali ke kampung halaman,” ungkap Purnomo, Kamis (4/9/2025).

    Menurutnya, banyak permasalahan yang dihadapi para pekerja migran selama di Guinea Ekuatorial sehingga mereka memutuskan untuk pulang. Pemkab Madiun berkomitmen memberikan perlindungan, menciptakan rasa aman, sekaligus membuka peluang kerja agar warga tidak perlu lagi merantau jauh ke luar negeri.

    “Kami berusaha melalui Dinas Tenaga Kerja untuk menciptakan lapangan kerja di Madiun. Apalagi dengan adanya zona industri, harapannya bisa menyerap tenaga kerja lokal sehingga masyarakat tidak harus capek-capek mencari nafkah sampai ke luar negeri,” tegasnya.

    Selain itu, Purnomo menambahkan pihaknya bersama Pemkab Madiun akan melakukan edukasi secara masif terkait aturan dan prosedur kerja yang legal. Hal ini sebagai langkah pencegahan agar kasus serupa tidak terulang kembali.

    “Edukasi ini akan dilakukan melalui jejaring di tingkat kecamatan hingga desa, supaya masyarakat memahami regulasi sebelum berangkat bekerja di luar negeri,” pungkasnya. Pemkab Siapkan Langkah Perlindungan dan Lapangan Kerja. (rbr/ted)

  • Enam PMI Asal Madiun Terjebak Setahun di Guinea Ekuatorial, Akhirnya Dipulangkan ke Indonesia

    Enam PMI Asal Madiun Terjebak Setahun di Guinea Ekuatorial, Akhirnya Dipulangkan ke Indonesia

    Madiun (beritajatim.com) – Upaya diplomasi panjang antara KBRI Yaoundé dan pemerintah Guinea Ekuatorial akhirnya membuahkan hasil. Enam Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Madiun yang terjebak lebih dari setahun di negara Afrika Tengah itu berhasil dipulangkan ke Indonesia.

    Sekretaris Kedua KBRI Yaoundé, Kamerun, Anindita Aji Pratama, mengungkapkan bahwa para PMI tersebut awalnya berangkat untuk bekerja di sebuah perusahaan kayu, namun tanpa kontrak resmi serta dokumen keimigrasian yang sah.

    “Mereka melapor ke KBRI sekitar Oktober 2024. Saat itu gaji mereka sudah tidak dibayar rutin, sementara statusnya juga overstay karena tidak ada pengurusan izin tinggal,” jelas Anindita, Rabu (3/9/2025).

    Kondisi itu membuat posisi para pekerja sangat rentan. Jika keluar dari Guinea Ekuatorial tanpa dokumen resmi, mereka berisiko ditahan aparat imigrasi setempat. Menyadari situasi tersebut, KBRI Yaoundé berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Pemkab Madiun, Pemprov Jawa Timur, hingga Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI).

    Proses pemulangan memakan waktu panjang. Bahkan, pada pertengahan Agustus 2025, tim KBRI sempat ditolak masuk oleh otoritas Guinea Ekuatorial karena alasan administratif. “Bahkan harus ada komunikasi tingkat tinggi antara duta besar dengan pemerintah Guinea Ekuatorial. Setelah pembicaraan alot, akhirnya kami diperbolehkan menjemput mereka,” tambahnya.

    Pada 16 Agustus 2025, para PMI akhirnya berhasil dievakuasi dari Guinea Ekuatorial menuju Kamerun. Lalu, pada 1 September 2025 mereka diterbangkan melalui Bandara Nsimalen, Yaoundé, Kamerun menuju Indonesia.

    Anindita menegaskan, kasus ini harus menjadi pelajaran bagi masyarakat agar tidak berangkat ke luar negeri secara non-prosedural. “Kalau lewat jalur resmi BP2MI, kami bisa mengecek legalitas perusahaan dan memberi perlindungan penuh. Jangan sampai pengalaman seperti ini terulang,” tegasnya. (rbr/ian)

  • Kodim dan Polres Madiun Tegaskan Komitmen Jaga Kondusivitas Daerah

    Kodim dan Polres Madiun Tegaskan Komitmen Jaga Kondusivitas Daerah

    Madiun (beritajatim.com) – Aparat gabungan dari TNI, Polri, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Madiun menggelar patroli skala besar pada Selasa malam (2/9/2025). Kegiatan ini melibatkan personel Polres Madiun, Kodim 0803/Madiun, Lanud Iswahyudi, POM TNI, Kogartap, Batalyon Infanteri 501/Bajra Yudha (Yonif 501/BY), Satpol PP, Dinas Perhubungan, Kejaksaan serta Bakesbangpol Kabupaten Madiun.

    Apel kesiapan dilaksanakan pukul 19.30 WIB di halaman Pendopo Ronggo Jumeno Caruban. Patroli kemudian dimulai pukul 20.00 WIB dengan berkeliling di wilayah Kota Caruban.

    Kapolres Madiun AKBP Kemas Indra Natanegara menyampaikan bahwa hingga saat ini kondisi Kabupaten Madiun aman dan terkendali

    “Alhamdulillah Madiun kondusif, dan kami berharap situasi ini selalu terjaga. Kami mengimbau masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa. Meski di beberapa kota sekolah diliburkan atau dialihkan ke daring, di Kabupaten Madiun sekolah tetap berjalan normal. Semua stakeholder, baik TNI, Polri maupun Pemda, berkomitmen menjaga kondusivitas wilayah,” ujarnya, Rabu (3/9/2025).

    Senada dengan itu, Dandim 0803/Madiun Letkol Kav Widhi Bayu Sudibyo menegaskan komitmen TNI dalam menjaga keamanan daerah. “Kami mewakili seluruh jajaran TNI di Kabupaten dan Kota Madiun siap membantu mengamankan wilayah. Mari bersama-sama mencegah adanya penyusup atau provokator dari luar yang ingin mengacaukan keadaan. Madiun rumah kita berama,Kita tidak bisa bekerja sendiri, harus bergandeng tangan, bahu-membahu. Madiun ini harus aman dan kondusif,” tegasnya.

    Dengan adanya patroli gabungan ini, aparat berharap masyarakat merasa tenang dan tetap menjaga persatuan demi terciptanya keamanan di wilayah Kabupaten Madiun. [rbr/aje}

     

  • Cegah Pencemaran, DLH Madiun Intensifkan Uji Kualitas Air

    Cegah Pencemaran, DLH Madiun Intensifkan Uji Kualitas Air

    Madiun (beritajatim.com) – Upaya menjaga kualitas lingkungan hidup terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Madiun. Melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), uji kualitas air rutin dilaksanakan baik di sumur warga maupun aliran sungai. Tak hanya itu, DLH juga tengah menyiapkan laboratorium lingkungan sendiri yang ditargetkan memperoleh sertifikasi pada 2025 tahun ini.

    Kepala DLH Kabupaten Madiun, Muhamad Zahrowi, menjelaskan ada tiga alasan utama dilaksanakannya uji kualitas air. Pertama, pengecekan rutin untuk mengetahui kondisi air secara dini. Kedua, tindak lanjut atas pengaduan masyarakat. Ketiga, mendukung proses akreditasi laboratorium lingkungan DLH.

    “Kalau yang rutin, kami lakukan menyebar di 15 kecamatan di wilayah Kabupaten Madiun untuk deteksi dini kualitas air. Sedangkan untuk pengaduan, sifatnya menyesuaikan laporan dari masyarakat. Sementara yang kemarin kami lakukan, itu khusus untuk pemenuhan tahapan akreditasi laboratorium lingkungan,” jelas Zahrowi, selasa (2/9/2025).

    Laboratorium lingkungan Kabupaten Madiun tahun depan siap difungsikan (Foto: Rendra Bagus Rahadi)

    DLH menargetkan pada tahun anggaran 2025, laboratorium lingkungan Kabupaten Madiun dapat memperoleh sertifikasi resmi. Hal ini penting karena sebuah laboratorium lingkungan minimal harus mampu menguji 10 parameter kualitas air, termasuk COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biological calon Oxygen Demand) .

    “Kalau sudah tersertifikasi, masyarakat maupun pelaku usaha tidak perlu jauh-jauh menguji kualitas air ke Surabaya atau Mojokerto. Bahkan, nantinya laboratorium ini bisa melayani wilayah Jawa Timur bagian barat yang selama ini belum memiliki laboratorium lingkungan. Ini juga berpotensi menjadi tambahan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Madiun,” tambahnya.

    Terkait hasil uji kualitas air, Zahrowi menyebutkan membutuhkan waktu sekitar 1–2 minggu untuk mendapatkan hasil resmi. Setelah itu, akan muncul rekomendasi yang bisa ditindaklanjuti pemerintah maupun masyarakat.

    “Misalnya dari hasil uji sumur warga di Dolopo dan Geger terjadi penurunan kualitas dibandingkan tahun sebelumnya. Maka segera kita buat rekomendasi langkah mitigasi agar kualitas air tetap terjaga,” tegasnya.

    DLH berharap masyarakat bersama pemerintah bisa bergandengan tangan menjaga kualitas air demi lingkungan hidup Kabupaten Madiun yang lebih baik. (rbr/but)

  • Diberdayakan BRI, Usaha Pecel Ini Naik Kelas Jadi Kuliner Favorit Kota Batu

    Diberdayakan BRI, Usaha Pecel Ini Naik Kelas Jadi Kuliner Favorit Kota Batu

    FAJAR.CO.ID, MALANG — Jika sedang pelesiran ke Kota Batu Jawa Timur, Pecel Ndoweh menjadi salah satu menu kuliner favorit di kota tersebut. Pengunjung dapat menikmati nasi pecel dengan kelezatan bumbu kacang, berikut aneka hidangan penyerta yang memanjakan lidah.

    Dwi Rinawati (53), Owner Pecel Ndoweh mengaku mendapatkan pengalaman membuat bumbu pecel dari kakek dan neneknya yang juga seorang pemilik warung di kampung halamannya di Madiun. Pengalaman itu pun kemudian sengaja dibawa ke Kota Batu dengan mendirikan warung pecel rumahan yang awalnya ala kadarnya.

    “Awalnya ya di depan sini pakai meja, sama juga jualan untuk latihan sepak bola di lapangan. Kan anak saya itu melatih, sekalian kita bawa jualan di mobil,” ungkap Dwi Rinawati di warungnya, Pecel Ndoweh yang berlokasi di Desa Binangun, Kec. Bumiaji, Kota Batu Malang.

    Pecel Ndoweh disajikan dengan sebuah piring bambu khusus dilapisi daun pisang. Paket sajian seharga Rp8 Ribu dilengkapi toping peyek, acar, mendoan, orek tempe dan srundeng. Namun pengunjung bisa minta tambahan lauk seperti telor dadar, ayam dan sarang tawon dengan tambah harga. “Banyak orang yang suka dan diterima masyarakat sini,” tegasnya.

    Usaha warung nasi pecel itu dirintis Dwi Rinawati dan keluarga pada awal 2021, saat Pandemi Covid-19. Kala itu, anak dan menantunya yang bergantung pada bisnis pariwisata dirumahkan dan harus mencari alternatif jalan usaha lain. Dunia pariwisata sepi dan tidak dapat diharapkan sebagai sumber penghidupan bagi keluarga lagi. Sementara usaha terus berjalan, apalagi Ia hidup bersama dua orang anak dan dua cucu.

  • Dua Ilmuwan Indonesia Temukan Senyawa Baru Kendalikan Diabetes

    Dua Ilmuwan Indonesia Temukan Senyawa Baru Kendalikan Diabetes

    Liputan6.com, Jakarta Dua ilmuwan muda asal Indonesia, Juan Leonardo dan Fahrul Nurkolis mencatat prestasi internasional lewat penemuan senyawa baru Juanleoxy Fahrulanoside (C12H23NO9).

    Berkat kontribusi penemuan senyawa itu, Juan dan Fahrul diundang sebagai pembicara pada International Congress of Nutrition (ICN) 2025 di Paris, Prancis pada 24-29 Agustus 2025.

    Dalam keterangannya, Juan menyatakan senyawa ini ditemukan manfaatnya melalui pendekatan bioinformatika dan terbukti menargetkan GLP-1 modulator, reseptor penting dalam pengendalian diabetes.

    “Mekanisme tersebut berperan menurunkan kadar gula darah setelah makan, meningkatkan rasa kenyang, sekaligus mendukung kesehatan metabolisme,” kata Juan, Sabtu (30/8/2025).

    Dijelaskannya, senyawa itu kini telah terdaftar di National Library of Medicine dan sedang diajukan untuk hak paten.

    Penelitian keduanya bermula dari eksplorasi terhadap Delites, obat herbal berbasis formula tradisional Tiongkok yang telah lama digunakan di Indonesia.

    Uji laboratorium menunjukkan perubahan signifikan pada marker metabolik, dan hasil riset tersebut telah dipublikasikan di Frontiers in Nutrition (Swiss), jurnal internasional bereputasi kategori Scopus Q1.

    Fahrul menambahkan, dalam perjalanannya riset ini tidak lepas dari dukungan dan kolaborasi para pakar senior, di antaranya Rony dari Universitas Sumatera Utara (USU) dan Nurpudji dari Universitas Hasanudin (UNHAS).

    “Dukungan dan peran mereka turut memperkuat validitas metode ilmiah dalam tim penelitian ini,” kata Juan.

    ICN merupakan kongres empat tahunan yang diselenggarakan International Union of Nutritional Sciences (IUNS). Organisasi gizi dunia yang diakui UNESCO dan WHO, serta mendapat dukungan langsung dari Presiden Prancis, Emmanuel Macron.

    “ICN dikenal sebagai forum ilmiah paling bergengsi di bidang gizi dan rujukan utama perkembangan ilmu gizi dunia,” lanjutnya.

    Juan merupakan peneliti yang lahir di Jakarta pada tahun 1993, menempuh pendidikan SMP dan SMA di Shanghai, kemudian melanjutkan studi S1 Sains di Boston, Amerika Serikat, dan sekolah medis di Beijing University of Chinese Medicine.

    Selain kiprah akademiknya, ia juga aktif membagikan edukasi gizi dan eksperimen ilmiahnya melalui akun Instagram @juan.guladarah.

    Sementara, Fahrul merupakan peneliti muda yang lahir dan besar di Madiun, Jawa Timur dengan lebih dari 105 publikasi jurnal internasional bereputasi, serta pemegang hak paten untuk senyawa antikanker dan antidiabetes.

    “Kami bertemu di sebuah konferensi di sekitar akhir 2022 dan kemudian lanjut berkolaborasi karena kesamaan visi misi dalam penelitian dan pengembangan sains khususnya penemuan obat baru,” kata Fahrul.

    Ia menambahkan, pengajuan hak paten itu biasanya memakan waktu 1-2 tahun. Sehingga, mereka berharap di tahun 2025, hak paten itu sudah didapatkan.

    “Lebih dari satu tahun, kami menginvestasikan penelitian, mulai dari karakterisasi senyawa hingga uji eksperimental pada hewan percobaan di laboratorium,” paparnya.

    Keberhasilan Juan dan Fahrul, bersama dukungan tim riset senior, tidak hanya menjadi kebanggaan Indonesia di panggung global, tetapi juga memperlihatkan bagaimana penelitian berbasis herbal dapat bersaing dan diakui dalam forum ilmiah paling prestisius di dunia.

  • 3
                    
                        Demo Jakarta Hari Ini, Ini 7 Titik Demo 2 September 2025
                        Megapolitan

    3 Demo Jakarta Hari Ini, Ini 7 Titik Demo 2 September 2025 Megapolitan

    Demo Jakarta Hari Ini, Ini 7 Titik Demo 2 September 2025
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sebanyak tujuh elemen masyarakat menggelar unjuk rasa di sejumlah titik di Jakarta Pusat pada Selasa (2/9/2025).
    Aksi dilakukan secara serentak dengan membawa isu beragam, mulai dari energi, transparansi dana, hingga polemik pendidikan.
    Kasi Humas Polres Metro Jakarta Pusat Iptu Ruslan Basuki mengatakan, aksi tersebut sudah terdata oleh pihak kepolisian.
    “Total ada tujuh elemen dengan tujuh lokasi aksi yang sudah terdata hari ini,” ujarnya kepada
    Kompas.com,
    Selasa.
    Di Silang Selatan Monas, terdapat empat kelompok massa yang menggelar aksi dengan isu berbeda:
    Sekitar 100 peserta menyoroti dugaan tindakan represif anggota Brimob terhadap pengemudi ojek online. Aksi dijadwalkan pukul 10.00 WIB.
    Dipimpin Abdul Rahman Soulisa dengan 15 peserta, mereka menuntut pembentukan tim investigasi independen terkait kontrak Pertamina dan Adaro. Aksi berlangsung pukul 10.00 WIB.
    Sekitar 200 peserta menyoroti lambannya Kementerian Hukum dalam mengesahkan kepengurusan hasil Munas I Partai Berkarya. Aksi dijadwalkan pukul 13.00 WIB.
    Dipimpin Ernalis dan Firmansyah dengan 300 peserta, kelompok ini melakukan konvoi dari Monas menuju Mako Brimob, Polres Jakpus, dan Kodim 0501 Jakpus. Aksi bertajuk “tebar sejuta mawar kebaikan” digelar pukul 14.00 WIB.
    Selain di Monas, unjuk rasa juga digelar di sejumlah titik lain:
    Pimpinan Cabang Kota Jakpus Pemuda Muslimin Indonesia berunjuk rasa pukul 10.00 WIB dengan 30 peserta. Mereka menuntut transparansi atas dugaan skandal dana CSR.
    Mantan dosen Universitas Muhammadiyah Madiun menggelar aksi pada pukul 10.00 WIB. Mereka mempersoalkan keberpihakan tim audit Itjen Kemendikti terkait kasus ijazah ilegal tahun 2022.
    Aliansi Rakyat Peduli BUMN menggelar aksi pukul 10.00 WIB. Mereka menuntut pemeriksaan terhadap Dirut PT Pegadaian terkait dugaan kredit mikro fiktif di Cabang Syariah Karina Batam.
    Dengan banyaknya kelompok yang turun ke jalan pada hari yang sama, aparat kepolisian menyiagakan personel untuk mengawal jalannya aksi agar tetap kondusif.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.