kab/kota: Madiun

  • Waspada! Magetan dan Ngawi Masuk Daerah Rawan Cuaca Ekstrem pada 10-17 September 2025

    Waspada! Magetan dan Ngawi Masuk Daerah Rawan Cuaca Ekstrem pada 10-17 September 2025

    Magetan (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juanda mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur yang berlaku pada 10–17 September 2025.

    Dalam peringatan tersebut disebutkan sejumlah daerah berpotensi terdampak, termasuk Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi, dengan ancaman hujan sedang hingga lebat yang disertai petir, angin kencang, bahkan berisiko menimbulkan banjir, banjir bandang, tanah longsor, hingga puting beliung.

    Selain Magetan dan Ngawi, wilayah lain yang masuk kategori rawan meliputi Kabupaten Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, Trenggalek, serta Kota Malang. Dengan cakupan wilayah yang luas, BMKG mengingatkan bahwa potensi gangguan aktivitas masyarakat akibat kondisi cuaca ini cukup besar.

    Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan, menjelaskan fenomena ini dipicu oleh adanya gangguan gelombang atmosfer yang sedang aktif.

    “Beberapa faktor seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan Low Frequency memengaruhi dinamika atmosfer di Jawa Timur. Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendorong pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” ungkapnya.

    BMKG Juanda mengimbau masyarakat serta instansi terkait agar lebih waspada terhadap perubahan cuaca mendadak. Wilayah dengan topografi curam, bergunung, dan tebing dianggap paling rawan terdampak bencana hidrometeorologi.

    Risiko yang bisa terjadi antara lain banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang akibat hujan lebat.

    Taufiq menegaskan pentingnya kewaspadaan dini agar potensi kerugian maupun korban jiwa bisa ditekan.

    “Kami minta masyarakat untuk selalu memantau perkembangan kondisi cuaca terbaru yang kami sampaikan melalui website, media sosial resmi BMKG Juanda, maupun saluran komunikasi 24 jam,” ujarnya.

    Sebagai langkah antisipasi, BMKG Juanda menyediakan layanan informasi cuaca terkini melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id, kanal media sosial @infobmkgjuanda, serta saluran telepon di nomor (031) 8668989 dan WhatsApp 0895800300011. Informasi peringatan dini juga diperbarui setiap tiga jam agar masyarakat dapat segera mengetahui perkembangan terbaru.

    Dengan adanya peringatan dini ini, BMKG berharap masyarakat Jawa Timur, khususnya di wilayah rawan seperti Magetan dan Ngawi, dapat lebih berhati-hati dalam beraktivitas. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung selama sepekan ke depan. [fiq/ian]

  • Petugas Satpol PP Kabupaten Madiun Temukan Alat Kontrasepsi Saat Razia

    Petugas Satpol PP Kabupaten Madiun Temukan Alat Kontrasepsi Saat Razia

    Madiun (beritajatim.com) — Satpol PP Kabupaten Madiun langsung bergerak pasca digrebeknya sepasang sejoli yang diduga berbuat mesum di halaman Masjid Quba Caruban beberapa waktu lalu. Razia kali ini menyasar para pelajar yang bolos sekolah.

    Dari hasil razia tersebut Satpol PP Kabupaten Madiun, mendapati hal yang cukup membuat petugas geleng-geleng.

    Dari puluhan siswa yang terjaring, petugas mendapati seorang siswa yang kedapatan menyimpan dua alat kontrasepsi didalam dompet.

    Temuan alat kontrasepsi terjadi saat Satpol PP mengelar razia gabungan di warung-warung, rental PS, dan beberapat titik yang diduga menjadi tempat nongkrong para pelajar yang bolos sekolah pada Selasa (9/9/2025). Selain pelajar Satpol PP juga menyasar para Aparatur Negara Sipil (ASN) yang keluyuran saat jam kerja.

    Kepala Seksi Pembinaan, Pengawasan, dan Penyuluhan Satpol PP Kabupaten Madiun, Tatik Wiyati, mengatakan saat melakukan razia. Petugas hanya menemukan pelajar yang terjaring sedang nongkrong di warung sekitaran mejayan. Dan tidak menemukan ada ASN.

    Sebagian besar dari para pelajar kabur saat mengetahui ada razia. Mereka tidak sempat membawa barang, hingga akhirnya ditinggal begitu saja di warung.

    “Mereka kabur begitu mengetahui petugas kami datang, tapi barang mereka yang tertinggal seperti tas, dompet, dan telepon genggam kami amankan ke kantor”. ujarnya, Rabu (10/9/2025)

    Beberapa saat kemudian, para pelajar pemilik dompet dan tas datang ke kantor Satpol PP. Dari hasil pemeriksaan, di dalam tas pelajar ditemukan seragam sekolah dari SMA Negeri 1 Pilangkenceng, SMA Negeri Saradan, SMK Negeri 1 Mejayan, hingga SMK Model Mejayan. Dan disaat memeriksa salah satu dompet milik pelajar, petugas kaget menemukan dua alat kontrasepsi berupa kondom.

    Menindak lanjuti operasi tersebut petugas mendatangkan orang tua dan guru pelajar tersebut untuk memberikan pembinaan. Tatik menegaskan, razia serupa akan terus dilakukan sebagai bentuk penegakan Perda dan upaya pencegahan kenakalan remaja.

    “Kami berharap kedepan operasi ini rutin dilakukan agar para pelajar mendapat jera dan kembali fokus belajar” tegasnya. (rbr/ted)

  • Polres Madiun kota tetapkan sembilan tersangka kasus demo  gedung DPRD

    Polres Madiun kota tetapkan sembilan tersangka kasus demo gedung DPRD

    “Ada juga satu tersangka lain yang diproses dengan pasal 45A ayat 3 UU ITE dan pasal 160 KUHP terkait penyebaran hoaks yang memicu kerusuhan,”

    Madiun (ANTARA) – Kepolisian Resor (Polres) Madiun Kota menetapkan sembilan orang tersangka dalam kasus demonstrasi rusuh yang dilakukan di gedung DPRD Kota Madiun, Jawa Timur pada tanggal 30 Agustus 2025.

    Wakapolres Madiun Kota Kompol I Gusti Agung Ananta di Madiun mengatakan polisi setempat mengamankan total 91 orang alam kasus tersebut.

    “Dari 91 orang yang diamankan, sebanyak sembilan orang kami lakukan pemeriksaan lebih lanjut. Sedangkan sisanya dipulangkan,” ujar Kompol I Gusti saat kegiatan pers rilis di Mapolres setempat Selasa sore.

    Ia menjelaskan, dari sembilan orang tersebut, satu tersangka dijerat pasal 187 KUHP ayat 1 dan 2 karena terbukti melempar bom molotov. Ancaman hukumannya mencapai lebih dari 15 tahun penjara.

    “Ada juga satu tersangka lain yang diproses dengan pasal 45A ayat 3 UU ITE dan pasal 160 KUHP terkait penyebaran hoaks yang memicu kerusuhan,” katanya.

    Sementara itu, tujuh tersangka lainnya terbukti melakukan perusakan serta pencurian sejumlah fasilitas saat aksi berlangsung.

    Sementara ia menjelaskan dari 82 orang lain yang dipulangkan, mayoritas berusia anak-anak dan remaja.

    “Sekitar 70 persen dari yang dipulangkan tersebut masih di bawah umur. Kebanyakan hanya ikut-ikutan karena ajakan di media sosial. Mereka telah dikembalikan ke keluarga masing-masing,” kata Gusti.

    Ia menegaskan, penyidikan masih terus berjalan. Polisi terus mendalami kemungkinan adanya provokator maupun aliran dana yang memicu aksi anarkis tersebut.

    “Kami koordinasi dengan Polda Jatim dan Mabes Polri untuk mengusut kasus ini lebih jauh,” kata dia.

    Kompol Gusti juga mengingatkan masyarakat, khususnya para orang tua, agar lebih mengawasi anak-anak mereka, agar jangan sampai terseret dalam aksi massa yang berujung anarkis.

    “Kasus ini bukti bahwa aparat tidak segan untuk menindak tegas pelaku meresahkan yang merugikan sesuai hukum yang berlaku,” katanya.

    Seperti diketahui, gelombang demonstrasi besar-besaran berlangsung di berbagai kota di Indonesia menyusul meninggalnya Affan Kurniawan di tengah aksi unjuk rasa di Jakarta, Kamis (28/8/2025). Aksi tersebut terjadi di berbagai kota pada tanggal 30 Agustus 2025, termasuk di Kota Madiun.

    Akibat aksi tersebut gedung DPRD Kota Madiun mengalami kerusakan dan sejumlah fasilitas hilang. Kerugian akibat aksi tersebut mencapai Rp530 juta.

    Pewarta: Louis Rika Stevani
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sembilan Tersangka Ditetapkan dalam Kasus Perusakan Gedung DPRD Kota Madiun

    Sembilan Tersangka Ditetapkan dalam Kasus Perusakan Gedung DPRD Kota Madiun

    Kota Madiun (beritajatim.com) – Polres Madiun Kota menetapkan sembilan orang sebagai tersangka dalam kasus perusakan Gedung DPRD Kota Madiun saat aksi demonstrasi, Sabtu (30/8/2025).

    Wakapolresta Madiun, Kompol I Gusti Agung Ananta Pratama, menjelaskan Dari total 91 orang yang diamankan usai aksi demo yang berunjung anarkis, sebanyak 82 pelaku yang masih berusia anak-anak sudah dipulangkan setelah menjalani pembinaan dengan menghadirkan orang tua masing-masing. Sementara itu, sembilan orang lainnya kini menghadapi proses hukum karena terbukti memiliki peran signifikan dalam aksi anarkis tersebut.

    “Sembilan orang dewasa sudah kami proses hukum lebih lanjut. Dari semuanya ada yang kami tangkap dan ada juga yang menyerahkan diri,” jelasnya saat konferensi pers, Selasa (9/9/2025).

    Dari sembilan tersangka tersebut teryata memiliki peran yang berbeda. Dua orang diketahui melakukan pelemparan bom molotov serta menyebarkan kabar bohong yang memperkeruh situasi. Sedangkan tujuh tersangka lainnya terlibat dalam aksi perusakan dan pencurian saat kericuhan berlangsung.

    “Penegakan hukum dilakukan sesuai aturan yang berlaku. Untuk tersangka pelempar molotov, dijerat pasal 187 KUHP dengan ancaman hukuman lebih dari 15 tahun penjara. Sedangkan penyebar hoaks dijerat UU ITE pasal 45A ayat 3 serta pasal 160 KUHP,” tegas Kompol I Gusti Agung.

    Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, di antaranya sepeda motor, telepon genggam, hingga material yang digunakan dalam aksi perusakan. (rbr/ian)

  • Debit Air Waduk Dawuhan Madiun Terus Susut, Akibat Kemarau Panjang

    Debit Air Waduk Dawuhan Madiun Terus Susut, Akibat Kemarau Panjang

    Madiun (beritajatim.com) – Debit air Waduk Dawuhan di Desa Plumpungrejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun terus mengalami penyusutan seiring masuknya musim kemarau.

    Hingga September ini, elevasi waduk tercatat di angka 7,8 mdpl dengan volume air tersisa sekitar 400 ribu meter kubik.

    Meski debit terus menurun, pintu bendungan masih dibuka untuk kepentingan pengairan awal masa tanam serta pemeliharaan tanaman.

    “Untuk sementara bendungan belum ditutup karena masih ada kebutuhan air bagi petani di masa tanam ketiga,” kata Agung Wirasat, Petugas Operasi Waduk Dawuhan, Senin (9/9/2025).

    Menurut Agung, penutupan rencananya baru dilakukan jika volume air menyusut hingga 200 ribu meter kubik. Hal ini untuk menjaga ketersediaan air agar bisa bertahan lebih lama di tengah kemarau.

    “Sejak beberapa bulan terakhir hujan tidak turun, sehingga pasokan air alami tidak ada. Debit waduk terus menurun karena faktor cuaca dan kebutuhan irigasi,” tambahnya.

    Waduk Dawuhan sendiri menjadi salah satu sumber utama irigasi bagi lahan pertanian di wilayah Kecamatan Wonoasri dan sekitarnya. Menurunnya debit air berpotensi berdampak pada pola tanam petani, terutama jika musim kemarau berlangsung panjang. (rbr/ted)

  • 14 Perguruan Silat di Kabupaten Madiun Kompak Deklarasi Bersama

    14 Perguruan Silat di Kabupaten Madiun Kompak Deklarasi Bersama

    Madiun (beritajatim) – Suasana kebersamaan dan semangat persaudaraan tampak di Gedung Kampung Pesilat Kabupaten Madiun, Selasa (9/9/2025). Ketua Umum Perguruan silat dan Perwakilan dari 14 perguruan silat mengikuti Deklarasi Pesilat Pemersatu Bangsa yang digelar bersama jajaran Forkopimda Kabupaten Madiun.

    Deklarasi ini menjadi momentum penting untuk mempererat persaudaraan antar perguruan silat sekaligus menjaga kondusifitas wilayah Madiun agar tetap aman, tenteram, dan guyub rukun.

    Kapolres Madiun, AKBP Kemas Indra Natanegara, memberikan apresiasi atas langkah tersebut. Menurutnya, peran pesilat sangat besar dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

    “Deklarasi ini menunjukkan komitmen bersama bahwa pesilat di Madiun bersatu untuk menjaga kerukunan. Harapannya tidak ada lagi provokator yang memecah belah. Kabupaten Madiun harus tetap kondusif dan nyaman untuk semua,” tegasnya.

    Forkopimda dan Perwakilan 14 Perguruan Silat di Kabupaten Madiun Deklarasi Pesilat Pemersatu Bangsa (foto : Rendra Bagus Rahadi)

    Sementara itu Bupati Madiun, Hari Wuryanto, menambahkan bahwa pascadeklarasi ini, setiap perguruan silat di Madiun akan berkolaborasi menjaga satu sama lain dalam setiap kegiatan

    “Kegiatan tiap perguruan akan dijaga bersama. Ini bentuk nyata kebersamaan. Kabupaten Madiun bukan hanya milik Bupati dan Kapolres, tapi milik seluruh masyarakat. Maka harus kita jaga bersama,” ungkapnya.

    Bupati juga menyoroti perubahan positif, terutama di saat bulan Suro. Yang dulu bulan Suro selalu identik dengan kerawanan, namun kini berubah menjadi momentum kondusif yang bahkan menggerakkan roda ekonomi masyarakat. UMKM lokal merasakan dampak positif dari suasana aman tersebut.

    Deklarasi ini turut dihadiri jajaran Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta para pesilat dari berbagai perguruan sekabupaten madiun. Semua pihak sepakat menjaga Kabupaten Madiun tetap adem, ayem, dan rukun demi kemajuan bersama. (rbr/but)

     

  • Sejoli Kepergok Mesum di Parkiran Masjid Caruban Madiun

    Sejoli Kepergok Mesum di Parkiran Masjid Caruban Madiun

    Madiun (beritajatim) – Heboh, Sepasang muda-mudi bukan pasangan suami-istri digrebek saat berada di dalam mobil yang terparkir di halaman Masjid Quba, Caruban, Kabupaten Madiun, Senin (8/9/2025) pagi.

    Adapun pasangan muda-mudi yang diamankan petugas Satpol PP Kabupaten Madiun yakni berinisial IS Laki-laki (17) warga Geger dan perempuan berinisial AN (18) warga Wonoasri.

    Peristiwa bermula ketika, ada sebuah mobil Toyota Avanza hitam yang dikemudikan seorang pria berinisial IS (17), pelajar asal Kecamatan Geger, terlihat datang sekitar pukul 08.30 WIB. Mobil sempat memutari halaman masjid satu kali sebelum akhirnya berhenti di sisi selatan halaman masjid.

    Tak lama kemudian, datang seorang wanita berinisial AN (18), warga Kecamatan Wonoasri, datang mengendarai sepeda motor Honda Vario. Wanita itu lalu masuk ke dalam mobil yang sudah terparkir.

    “Mobil berhenti cukup lama, mesinnya masih menyala, tapi penumpang tidak kunjung keluar. Karena curiga, saya mendatangi mobil tersebut dan mengetuk mobil terse but,” ujar Yogi Bagus Ristanto, Petugas Keamanan Masjid Quba.

    Ketika dilihat dari luar jendela teryata pasangan tersebut buru-buru menaikan celana. Hingga, membuat petugas keamanan berusaha membuka pintu mobil tapi upaya tersebut mendapatkan perlawanan dari lelaki yang didalam mobil. Dengan menahan pintu, ketika digedor pelaku justru panik lantas membuka jendela mobil bagian depån. Ketika tangan petugas keamanan dimasukkan untuk membuka pintu. Pelaku justru menutup jendela tersebut hingga tangannya terjepit.

    “Saya mau membuka pintu, namun ditahan dari dalam. Karena panik pelaku pria justru membuka jendela bagian depan. Dan ketika tangan saya mau masuk untuk membuka pintu. Pelaku menutup kembali jendela tersebut sampai tangan saya terjepit. Karena sakit saya teriak, lalu warga berdatangan,” tambahnya.

    Peristiwa itu akhirnya dilaporkan ke Satpol PP Kabupaten Madiun sekitar pukul 09.00 WIB. Petugas kemudian mengamankan pasangan muda-mudi tersebut ke kantor Satpol PP.

    “Setelah kami dalami, ternyata salah satunya masih di bawah umur. Pria masih berstatus pelajar, sedangkan perempuan sudah lulus sekolah. Kami memanggil orang tua masing-masing untuk dilakukan mediasi dan pembinaan,” jelas Danny Yudi Satriawan, Kabid PPHD Satpol PP Kabupaten Madiun.

    Hingga kini, kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan. Kedua remaja itu mendapat pembinaan dari Satpol PP dengan pendampingan orang tua agar tidak mengulangi perbuatannya. (rbr/ted)

  • Air Surut, Warga Wonoasri Panen Ikan di Waduk Dawuhan Madiun

    Air Surut, Warga Wonoasri Panen Ikan di Waduk Dawuhan Madiun

    Madiun (beritajatim.com) – Terik matahari siang tak menyurutkan langkah warga Desa Plumpungrejo, Kecamatan Wonoasri, Kabupaten Madiun, menuju tepian Waduk Dawuhan.

    Saat musim kemarau tiba, waduk yang biasanya penuh air kini menyusut hingga 80 persen, menyisakan genangan dangkal. Bagi warga, inilah pertanda datangnya musim panen ikan tahunan.

    Sejak dua hari terakhir, warga beramai-ramai turun ke waduk dengan jaring dan pancing. Setiap orang bisa memperoleh 25 hingga 35 kilogram ikan per hari, mulai dari lele, nila, tombro, hingga kutuk.

    “Sekitar Agustus atau September ini waduk surut. Saat itu kami menjaring ikan. Sekali menjaring bisa dapat sampai 35 kilo, dan langsung dijual ke warga yang menunggu di pinggir waduk,” ungkap Kusnanto, seorang petani setempat, Senin (8/9/2025).

    Hasil tangkapan dijual langsung dengan harga terjangkau. Tak heran jika banyak warga rela antre untuk membawa pulang ikan segar.

    “Sengaja datang lebih awal supaya dapat ikan nila yang masih segar. Sabar menunggu karena ini momen tahunan,” kata Amin Nafi’ah, salah seorang pembeli.

    Hal yang sama dirasakan Nur Haryati. Menurutnya, kesempatan membeli ikan segar di Waduk Dawuhan hanya terjadi saat musim kemarau.

    “Kalau air penuh, tidak ada panen. Jadi pas surut, kami bisa kesini beli ikan segar sesuai pilihan sebagai lauk-pauk dirumah, kalau disini kualitasnya bagus dan harganya sangat murah,” ujarnya.

    Panen ikan di Waduk Dawuhan sudah menjadi tradisi yang melekat bagi masyarakat setempat. Hanya kelompok tani ikan yang diberi izin menjaring, sementara masyarakat lain berperan sebagai pembeli. Tradisi ini tidak hanya menambah penghasilan, tetapi juga mempererat kebersamaan warga di musim kemarau. (rbr/ted)

  • Daftar Kota Favorit Tujuan Penumpang KA Selama Libur Panjang Maulid Nabi – Page 3

    Daftar Kota Favorit Tujuan Penumpang KA Selama Libur Panjang Maulid Nabi – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta- PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta mencatat kota-kota tujuan favorit penumpang pada periode libur panjang Maulid Nabi Muhammad SAW dari Jakarta, antara lain Semarang dan Tegal untuk wilayah Jawa Tengah.

    Manager Humas KAI Daop 1 Jakarta Ixfan Hendriwintoko mengatakan, Purwokerto, Solo, dan Yogyakarta juga menjadi kota tujuan favorit untuk wilayah Jawa Tengah.

    Selanjutnya untuk wilayah Jawa Timur, yakni Surabaya, Malang, dan Madiun, sementara Jawa Barat, yaitu Bandung, Cirebon, Sukabumi dan Bogor.

    “Kota-kota tersebut menjadi destinasi populer untuk mudik keluarga maupun rekreasi, dengan tingkat okupansi KA mencapai lebih dari 90 persen pada hari puncak keberangkatan (5 September 2025),” ujar Ixfan, Minggu (7/9/2025).

    Dia menyampaikan sebanyak 173.248 penumpang memilih perjalanan Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) maupun Kereta Api Lokal selama libur panjang pada 3-7 September 2025.

    “Volume tertinggi terjadi pada Jumat, 5 September 2025, dengan 45.103 penumpang, disusul Kamis, 4 September 2025, sebanyak 44.081 penumpang,” tutur Ixfan.

  • Tradisi “Ngalap Berkah” Warnai Maulid Nabi di Munggut Madiun

    Tradisi “Ngalap Berkah” Warnai Maulid Nabi di Munggut Madiun

    Madiun (beritajatim.com) – Suasana peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Kelurahan Munggut, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun, Kamis malam (4/9/2025), berlangsung semarak dengan tradisi khas warga yang disebut Ngalap Berkah.

    Ratusan warga tumpah ruah memadati lokasi acara. Mereka berebut gunungan setinggi dua meter yang berisi jajanan pasar hingga perlengkapan rumah tangga. Teriakan sorak-sorai pecah saat doa selesai dipanjatkan. Anak-anak lincah menggapai jajanan, sementara orang dewasa tak kalah sigap meraih mangkuk, gelas, atau kursi plastik.

    “Alhamdulillah bisa dapat mangkok dan jajan. Rasanya senang sekali bisa ikut tradisi seperti ini,” tutur Nur Hayati, salah seorang warga.

    Tradisi ini makin semarak dengan adanya gantungan jajanan sepanjang tujuh meter yang dipasang panitia. Tidak hanya itu, masyarakat juga bersama-sama melantunkan sholawat dan membaca kitab Barzanji, diiringi kesenian gembrung yang menambah suasana religius.

    Tokoh masyarakat, Supriadi (56), menegaskan bahwa Ngalap Berkah bukan sekadar ajang rebutan. Tradisi ini menjadi sarana syukur, mempererat persaudaraan, sekaligus penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

    “Tradisi ini rutin digelar empat kali dalam setahun, termasuk saat Maulid Nabi. Kami ingin menjaga budaya, memperkuat kebersamaan, sekaligus meneladani akhlak Rasulullah,” jelasnya.

    Bagi warga Munggut, Ngalap Berkah dimaknai sebagai simbol rezeki yang harus dibagikan secara merata. Lebih dari sekadar membawa pulang hasil rebutan, kebahagiaan sejati mereka dapatkan dari kebersamaan. [rbr/aje]