kab/kota: Madiun

  • PSHT Blitar Turun Tangan Selamatkan Sungai, Wujud Memayu Hayuning Bawono

    PSHT Blitar Turun Tangan Selamatkan Sungai, Wujud Memayu Hayuning Bawono

    Blitar (beritajatim.com) – Ratusan anggota Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang Kota Blitar – Pusat Madiun menunjukkan aksi nyata kepedulian terhadap lingkungan dengan terjun langsung membersihkan bantaran sungai di Jalan Cemara, Kelurahan Rembang, Kecamatan Sananwetan. Aksi ini merupakan wujud nyata dari ajaran luhur organisasi, yaitu Memayu Hayuning Bawono atau turut serta memperindah tatanan dunia.

    Kegiatan bakti sosial yang diinisiasi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Blitar ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan World Cleanup Day (WCD) 2025 yang mengusung tema besar “Menuju Indonesia Bersih 2029”.

    Antusiasme terlihat jelas saat para anggota PSHT bahu-membahu bersama masyarakat, institusi pemerintah, pelajar, serta personel dari Kodim 0808 dan Yonif 511. Kehadiran Wakil Wali Kota Blitar, Elim Tyu Samba, yang turun langsung meninjau lokasi, semakin menambah semangat para peserta.

    Anggota PSHT Blitar turun tangan selamatkan sungai. (foto : Winanto/beritajatim.com)

    Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Blitar, Jajuk Indihartati, memberikan apresiasi tinggi terhadap partisipasi aktif PSHT. Menurutnya, sinergi antara organisasi masyarakat dan pemerintah adalah kunci keberhasilan program lingkungan.

    “Kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi kerelaan saudara-saudara dari PSHT Cabang Kota Blitar yang sudah sering berkolaborasi dengan kami. Kondisi sungai di Jalan Cemara ini memang membutuhkan perhatian karena banyak sampah dan tanaman liar yang menghambat aliran,” ujar Jajuk Indihartati.

    Ia menambahkan, setelah dibersihkan bersama seluruh komponen masyarakat, kondisi sungai kini jauh lebih baik. “Alhamdulillah, sekarang sungainya menjadi bersih. Kami harapkan aliran air dapat kembali lancar, terutama untuk mencegah potensi genangan saat musim hujan tiba,” jelasnya.

    Sementara itu, Ketua PSHT Cabang Kota Blitar, Miskan Hadi Prasetyo, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari panggilan jiwa setiap insan SH Terate. Menurutnya, seorang pendekar tidak hanya dilatih untuk menjaga diri, tetapi juga untuk memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat luas.

    “Ini adalah penjabaran dari ajaran kami untuk ikut Memayu Hayuning Bawono. Kami ingin menunjukkan bahwa insan pencak silat memiliki peran sosial dan tanggung jawab untuk menjaga ekosistem,” ungkap Miskan.

    Ia berharap, melalui kegiatan seperti ini, rasa empati, jiwa sosial, dan tali persaudaraan antar anggota maupun dengan masyarakat umum dapat terus tumbuh. “Semoga kebersamaan ini membawa dampak positif yang berkelanjutan, tidak hanya untuk lingkungan, tetapi juga untuk mempererat silaturahmi kita semua. Semoga kegiatan ini mendapat ridho dan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa,” tutupnya.

    Aksi kolaboratif ini berhasil mengubah wajah bantaran Sungai Cemara menjadi lebih bersih dan asri, membuktikan bahwa semangat gotong royong dan kepedulian bersama adalah kekuatan utama dalam menjaga kelestarian lingkungan di Kota Blitar. (owi/but)

  • Di Balik Renovasi Stasiun Garum Blitar, 11 Pedagang Tergusur dan Tanpa Kejelasan Relokasi

    Di Balik Renovasi Stasiun Garum Blitar, 11 Pedagang Tergusur dan Tanpa Kejelasan Relokasi

    Blitar (beritajatim.com) – Wajah Stasiun Garum, Kabupaten Blitar bersiap untuk dirombak total tahun depan. Namun, di balik janji modernisasi dan peningkatan ekonomi, 11 pedagang kios yang telah lama menggantungkan hidupnya di sana harus menghadapi kenyataan pahit yakni penggusuran.

    Para pedagang yang selama ini berjualan di area Stasiun Garum harus angkat kaki dari lahan milik PT KAI. Mereka pun terpaksa harus mencari tempat berjualan lain agar tungku dapurnya tetap mengepul.

    PT KAI Daop 7 Madiun pun sebenarnya tidak tinggal diam. Pihaknya akan memberikan kompensasi berupa uang yang akan ditransfer ke 11 pedagang terdampak. Namun kompensasi ini sebatas pengembalian kontrak sewa.

    “Warga yang terdampak ini statusnya sebatas hak sewa dan kebanyakan berupa kios. Kalau ada pengembalian kontrak sewa, maka akan diberikan kompensasi,” ujar Rokhmad Makin Zainul, Manajer Humas Daop 7 Madiun, Sabtu (20/09/2025).

    PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 7 Madiun memastikan rencana penataan ulang ini didasari oleh lonjakan penumpang yang signifikan. Data menunjukkan tren positif sejak tahun 2022, dengan 60 ribu penumpang, melonjak menjadi lebih dari 85 ribu pada 2023, dan diperkirakan mencapai 94 ribu penumpang di tahun 2024. Hingga Agustus tahun ini saja, angka penumpang sudah menembus 60 ribu.

    Lonjakan ini tak lepas dari posisi strategis Stasiun Garum sebagai gerbang menuju berbagai destinasi wisata andalan seperti Blitar Park, Istana Sakura, hingga akses alternatif ke Candi Penataran dan jalur pendakian Gunung Kelud.

    Meski demikian, proyek yang digadang-gadang akan membawa dampak ekonomi positif ini menyisakan kesedihan bagi 11 penyewa kios. Pertemuan antara PT KAI, pihak Kecamatan Garum, dan warga terdampak telah digelar pada Senin (15/9). Hasilnya, pengosongan lahan tak terhindarkan.

    “Dana akan ditransfer ke rekening masing-masing sesuai besaran masa sewa yang belum termanfaatkan,” imbuhnya.

    Namun, janji itu belum cukup menenangkan hati para pedagang. Yang paling meresahkan adalah ketidakpastian mengenai tempat relokasi. Hingga saat ini, PT KAI belum bisa memastikan apakah akan ada tempat pengganti yang disiapkan untuk mereka kembali berdagang.

    Salah satu warga terdampak, Kartika, hanya bisa pasrah menerima keputusan tersebut. Ia sadar betul posisinya lemah karena menempati lahan milik PT KAI. Namun, kebingungan menyelimutinya, terutama terkait kompensasi dan nasib usahanya ke depan.

    “Kalau saya mau tidak setuju itu gak bisa. Karena tanahnya juga miliknya PT KAI. Kalau sudah diminta pemiliknya, ya saya hanya bisa pasrah, mau bagaimana lagi” ungkapnya dengan nada getir.

    Para pedagang ini kini hanya bisa pasrah dan berharap kebijaksanaan dari PT KAI. kesebelas pedagang ini berharap ada tempat relokasi yang strategis untuk mereka kembali berjualan.

    “Ya, harapannya tentu agar kami difasilitasi tempat agar kami tetap bisa berjualan,” imbuhnya.

    Di sisi lain, Pemerintah Kecamatan Garum menyatakan dukungan penuh terhadap proyek renovasi. Camat Garum, Frazao Castello, meyakini penataan ulang stasiun akan membawa manfaat besar bagi masyarakat luas, terutama dalam menopang sektor pariwisata yang sedang digalakkan oleh KAI Commuter.

    “Renovasi akan membuat stasiun lebih tertata. Itu jelas berdampak positif terhadap perekonomian warga Garum maupun Blitar secara umum.” ucap Camat Garum, Frazao Castello.

    Dukungan serupa datang dari berbagai pihak, termasuk Kadishub Kabupaten Blitar, Kapolsek, dan Danramil Garum yang turut hadir dalam sosialisasi. Namun, bagi 11 pedagang yang tergusur, modernisasi stasiun berarti kehilangan lapak dan mata pencaharian yang telah mereka bangun bertahun-tahun. Kini, mereka hanya bisa berharap kompensasi yang dijanjikan dapat menjadi modal untuk memulai kembali, di tengah ketidakpastian di mana mereka akan melanjutkan usaha. (owi/ian)

  • Montir di Gresik Setubuhi Siswi SD, Terungkap Usai Orang Tua Temukan Chat Mesum

    Montir di Gresik Setubuhi Siswi SD, Terungkap Usai Orang Tua Temukan Chat Mesum

    Gresik (beritajatim.com) – Tindakan bejat DF (20), pria yang bekerja sebagai montir, akhirnya terbongkar. Pelaku yang tega menyetubuhi siswi Sekolah Dasar (SD) itu kini harus meringkuk di sel tahanan Polres Gresik.

    Kasus ini terungkap setelah DF melakukan aksinya sebanyak dua kali pada Juli dan Agustus 2025. Modus yang digunakan, pelaku asal Madiun tersebut membujuk korban melalui video call, sebelum akhirnya mengajak bertemu di tempat kosnya.

    “Setelah tiba di tempat kos tersangka, korban dibujuk rayu berhubungan layaknya suami istri. Namun, korban menolak karena takut hamil,” ujar Kasatreskrim Polres Gresik AKP Abid Uais Al-Qarni Aziz, Jumat (19/9/2025).

    Meski korban menolak, DF tetap memaksa dengan bujuk rayu serta janji akan menikahi korban bila sampai hamil. Persetubuhan pun terjadi dan kembali terulang pada 29 Agustus 2025.

    Aksi pelaku akhirnya terbongkar saat korban pulang larut malam. Kecurigaan orang tua korban makin besar hingga mereka memeriksa ponsel anaknya. Dari situlah ditemukan sejumlah pesan mesum dengan pelaku. Setelah didesak, korban akhirnya mengaku telah disetubuhi pacarnya.

    Keluarga yang syok dengan pengakuan anaknya langsung melaporkan kasus tersebut ke Polres Gresik. Petugas kemudian bergerak cepat dan menangkap DF pada Senin (15/9).

    “Dihadapan penyidik tersangka mengaku sudah berpacaran dengan korban selama setahun, kenal melalui TikTok. Persetubuhan baru dilakukan sebanyak dua kali,” imbuh Abid.

    Kini DF telah ditahan dan dijerat Pasal 81 UU RI Nomor 17 Tahun 2016 dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara. [dny/ian]

  • Kolom Agama Tak Lagi Kosong, 11 Warga Madiun Cantumkan Aliran Kepercayaan

    Kolom Agama Tak Lagi Kosong, 11 Warga Madiun Cantumkan Aliran Kepercayaan

    Madiun (beritajatim.com) – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kabupaten Madiun mencatat sebanyak 11 warga setempat sepanjang tahun 2025 memilih mencantumkan aliran kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada Kartu Tanda Penduduk (KTP) mereka.

    Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan (PIAK) Dispendukcapil Kabupaten Madiun, Sayogyo, menuturkan bahwa pilihan tersebut merupakan hak konstitusional setiap warga negara.

    “Setiap orang berhak mengatur identitas sesuai keyakinannya. Pemerintah daerah hanya memfasilitasi agar hak itu bisa terpenuhi melalui layanan administrasi kependudukan,” jelasnya, Jumat (19/9/2025).

    Ia menjelaskan, warga yang ingin mengubah status agama atau keyakinan dapat mengajukan permohonan di kantor desa maupun Mal Pelayanan Publik (MPP). Persyaratannya berupa dokumen kependudukan standar, sebelum kemudian diproses oleh Dispendukcapil.

    Meski begitu, kata dia, nomenklatur yang digunakan tetap mengikuti ketentuan pemerintah pusat. “Di dokumen resmi tidak dituliskan nama aliran tertentu, tetapi secara umum menggunakan istilah aliran kepercayaan terhadap Tuhan YME,” ujarnya.

    Dari jumlah tersebut, delapan orang di antaranya laki-laki dan tiga lainnya perempuan. Sayogyo menyebutkan angka ini masih relatif kecil, tetapi menunjukkan adanya kesadaran masyarakat terhadap hak sipil mereka.

    “Memang belum banyak, tetapi langkah ini penting karena menandakan warga mulai merasa aman dan yakin untuk menuliskan keyakinannya secara terbuka,” imbuhnya.

    Kebijakan pencantuman aliran kepercayaan sendiri merupakan tindak lanjut dari Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 97/PUU-XIV/2016. Putusan itu menghapus praktik diskriminasi bagi penghayat kepercayaan yang sebelumnya hanya bisa membiarkan kolom agama kosong di KTP.

    Dengan adanya pencatatan resmi, penghayat diharapkan semakin terlindungi dalam hal akses layanan publik, pendidikan, hingga dunia kerja.

    “Harapannya, penghayat tidak lagi merasa dipinggirkan dan memperoleh pengakuan yang sama dengan pemeluk agama lain,” tutur Sayogyo. (rbr/ted)

  • Pemprov Jatim Inventarisasi Kerusakan Fasilitas Publik Pasca Aksi Anarki

    Pemprov Jatim Inventarisasi Kerusakan Fasilitas Publik Pasca Aksi Anarki

    Madiun (beritajatim.com) – Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama pemerintah pusat mulai melakukan inventarisasi kerusakan fasilitas publik pasca aksi anarki yang terjadi beberapa waktu lalu. Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, menyampaikan langkah ini pada Kamis (18/9/2025).

    Menurut Emil, salah satu titik terparah adalah Gedung Negara Grahadi di Surabaya. Bagian sayap barat gedung bersejarah itu mengalami kerusakan serius setelah terkena lemparan bom molotov.

    “Sayap barat Gedung Grahadi rusak karena lemparan bom molotov dan penyusup berhasil masuk dengan mudah untuk membakar menggunakan torch,” ungkap Emil.

    Kondisi tersebut dianggap rawan karena posisinya dekat jalan dan mudah diakses massa. Emil menegaskan penanganan Grahadi kini menjadi perhatian serius karena gedung itu bukan hanya pusat pemerintahan, melainkan juga cagar budaya sekaligus saksi sejarah perjuangan bangsa. Oleh karena itu, proses perbaikan melibatkan tim cagar budaya bersama Kementerian PUPR.

    Selain Grahadi, Pemprov Jatim juga mencatat sejumlah fasilitas publik lain terdampak, termasuk kantor Samsat di Kediri yang terbakar. Meski demikian, Emil memastikan pelayanan masyarakat tetap berjalan dengan menyiapkan lokasi sementara.

    Untuk mempercepat pemulihan, Pemprov Jatim menggelar rapat koordinasi bersama Forkopimda yang melibatkan Pangdam, Kapolda, TNI AL, DPRD, kejaksaan, hingga pengadilan. “Sinergi lintas lembaga penting agar perbaikan segera dilakukan dan pelayanan publik tidak terganggu,” tegas Emil.

    Ia menambahkan, komitmen perbaikan fasilitas masyarakat menjadi prioritas bersama pemerintah pusat dan daerah. “Kami berupaya secepat mungkin agar masyarakat kembali bisa merasakan layanan publik dengan normal,” tandas Emil. [rbr/beq]

  • Emil Dardak Dorong Mahasiswa Madiun Terus Kritisi Kebijakan Pemerintah

    Emil Dardak Dorong Mahasiswa Madiun Terus Kritisi Kebijakan Pemerintah

    Madiun (beritajatim.com) – Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak menghadiri Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) BEM SI Kerakyatan Jawa Timur di Pendopo Muda Graha, Kamis (18/9/2025).

    Emil menegaskan, pemerintah selalu terbuka menerima masukan, kritik, maupun saran dari mahasiswa. “Pemerintah terbuka untuk mendengarkan saran dari mahasiswa. Saya hanya berbagi cerita tentang keseharian pemerintah dan tantangan yang kita hadapi,” ujar Emil.

    Ia mencontohkan dinamika dunia usaha yang kerap naik turun. Menurutnya, pemerintah berupaya memberi bantalan sosial bagi pekerja terdampak sekaligus menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif.

    Selain itu, Emil menekankan pentingnya komunikasi dengan masyarakat, terutama dalam pembangunan infrastruktur di tengah keterbatasan anggaran.

    “Kuncinya komunikasi terbaik, supaya warga bisa memahami langkah yang diambil dan menyampaikan harapannya,” jelasnya.

    Emil mengapresiasi forum dialog dengan mahasiswa. Ia menilai, interaksi dua arah semacam ini sangat penting untuk kemajuan bersama.

    Mahasiswa sendiri berharap pemerintah lebih serius memberantas korupsi, mengoptimalkan APBD, dan memperluas lapangan kerja di luar sektor pemerintah.

    “Harapannya pajak rakyat benar-benar kembali ke rakyat. Kita juga harus bijak menentukan prioritas anggaran dan menggerakkan sektor lain, seperti manufaktur, agar bisa menjawab tantangan pengangguran,” pungkasnya. (rbr/ted)

  • Pengemis Kasar Viral di Exit Tol Madiun Dijemput Petugas Dinsos

    Pengemis Kasar Viral di Exit Tol Madiun Dijemput Petugas Dinsos

    Madiun (beritajatim.com) – Seorang perempuan pengemis yang sempat viral di media sosial karena bersikap kasar kepada pengguna jalan di simpang lampu merah Exit Tol Madiun akhirnya dijemput petugas gabungan Pemkab Madiun, Rabu (17/9/2025) siang.

    Dalam rekaman video amatir yang beredar, perempuan tersebut terlihat meminta uang sambil mengetuk kaca mobil hingga melakukan pemukulan terhadap pengendara motor. Aksi itu memicu keresahan warganet dan masyarakat pengguna jalan.

    Perempuan itu diketahui bernama Meliana Santi Dewi (46) atau akrab disapa Meli, warga Desa Balerejo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun. Setelah dievakuasi, ia dibawa ke kantor desa untuk pendataan identitas.

    Kabid Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Kabupaten Madiun, Andy Wijayanto, menyebut keberadaan Meli memang sudah lama menjadi keluhan warga.

    “Meli kerap meminta dengan cara yang mengganggu, bahkan memukul kepala pengendara dan mengetuk kaca mobil. Itu menimbulkan keresahan,” jelasnya.

    Sebagai tindak lanjut, Meli akan menjalani perawatan di RSUD Caruban selama sepuluh hari. Jika kondisinya tidak kunjung membaik, ia direncanakan dipindahkan ke UPT Rehabilitasi Sosial Bina Laras Kediri. Pemeriksaan medis juga dilakukan untuk memastikan kondisi kejiwaannya.

    Sebelumnya, upaya rehabilitasi Meli terhambat lantaran pihak keluarga menolak. Namun kali ini, Dinsos memberikan ultimatum agar keluarga menyetujui perawatan atau siap bertanggung jawab penuh bila terjadi hal yang tidak diinginkan.

    Dengan evakuasi tersebut, pemerintah berharap Meli bisa mendapat penanganan yang tepat sekaligus menciptakan kenyamanan bagi pengguna jalan di kawasan Exit Tol Madiun. [rbr/beq]

  • Viral Video Pengemis Pukul Pengendara Sepeda Motor di Perempatan Exit Tol Madiun, Sudah Berulang Kali Ganggu Pengguna Jalan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        17 September 2025

    Viral Video Pengemis Pukul Pengendara Sepeda Motor di Perempatan Exit Tol Madiun, Sudah Berulang Kali Ganggu Pengguna Jalan Surabaya 17 September 2025

    Viral Video Pengemis Pukul Pengendara Sepeda Motor di Perempatan Exit Tol Madiun, Sudah Berulang Kali Ganggu Pengguna Jalan
    Tim Redaksi
    MADIUN, KOMPAS.com
    – Sebuah video berdurasi 24 detik yang merekam aksi seorang pengemis perempuan memukul pembonceng sepeda motor saat berhenti di perempatan lampu traffic light exit tol Dumpil menjadi viral di media sosial.
    Dalam rekaman tersebut, pengemis tersebut awalnya terlihat berjalan meminta uang kepada pengendara yang berhenti di perempatan lampu merah.
    Namun, tak lama kemudian, ia tiba-tiba memukul kepala pembonceng sepeda motor.
    Setelah melakukan pemukulan, pengemis tersebut mengomel tidak jelas kepada pengendara.
    Kejadian berlanjut ketika lampu traffic light berwarna hijau, di mana perempuan itu kembali memukul punggung pembonceng sepeda motor yang sama.
    Dari hasil penelusuran Kompas.com terungkap bahwa pengemis perempuan ini sudah beberapa kali membuat ulah saat meminta-minta uang di lokasi yang sama.
    Dua tahun lalu, ia pernah diamankan karena menggedor kaca jendela mobil yang berhenti di traffic light perempatan exit tol Madiun.
    Pengemis tersebut kemudian diserahkan kepada Dinas Sosial Kabupaten Madiun untuk direhabilitasi karena meresahkan masyarakat.
    Kabid Penegakan Peraturan Hukum Daerah Satpol PP Kabupaten Madiun, Danny Yudi Satriawan, yang dikonfirmasi pada Rabu (17/9/2025), membenarkan bahwa video viral tersebut terjadi di perempatan traffic light exit tol Madiun.
    Ia menyatakan bahwa pihaknya telah menerjunkan anggota untuk berpatroli di sekitar lokasi kejadian, namun tidak menemukan keberadaan pengemis tersebut.
    “Kami sudah menerjunkan anggota untuk berpatroli di lokasi kemarin. Tetapi saat patroli di sana kami tidak menemukan tanda-tanda keberadaan pengemis tersebut,” kata Danny.
    Danny menambahkan bahwa laporan mengenai ulah pengemis yang meresahkan ini bukanlah yang pertama kali diterima.
    Sebelumnya, pengemis tersebut pernah ditertibkan petugas karena mengganggu pengguna jalan dengan berteriak, berkata kasar, hingga menggedor kaca jendela kendaraan.
    “Kejadian ini bukan temuan pertama. Sebelumnya yang bersangkutan dilaporkan karena mengganggu dengan berteriak dan berbicara kasar.”
    “Bahkan kadang menggedor-gedor pintu kendaraan. Sedangkan kekerasan fisik langsung ke pengendara baru kali ini terjadi,” tutur Danny.
    Ia juga menjelaskan bahwa jika perempuan tersebut berhasil diamankan saat mengemis, maka ia akan diserahkan kepada Dinas Sosial untuk mendapatkan rehabilitasi atau pembinaan di shelter.
    Informasi yang beredar menyebutkan bahwa perempuan tersebut tinggal di Kecamatan Sawahan, Kabupaten Madiun, dan terindikasi mengalami gangguan jiwa.
    Danny mengungkapkan bahwa sesuai dengan peraturan daerah, petugas dapat menindak mereka yang melanggar aturan, termasuk larangan mengemis di jalan raya nasional.
    Namun, jika perempuan tersebut tidak mengemis lagi di jalan raya, maka tidak ada tindakan yang dapat dilakukan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kapolsek Geger Ingatkan Orang Tua Jadi Teladan Cegah Kenakalan Remaja di Madiun

    Kapolsek Geger Ingatkan Orang Tua Jadi Teladan Cegah Kenakalan Remaja di Madiun

    Madiun (beritajatim.com) – Upaya mencegah kenakalan remaja di Kabupaten Madiun terus dilakukan dengan melibatkan banyak pihak, termasuk peran keluarga.

    Kapolsek Geger, AKP Hafiz Prasetia Akbar, menegaskan pentingnya teladan orang tua dalam membentuk karakter anak, terutama di usia remaja. Hal ini ia sampaikan dalam kegiatan Pembinaan Pemuda dan Orang Tua di Balai Desa Purworejo, Selasa (16/9/2025).

    “Remaja itu bukan nakal bawaan, tapi otaknya memang belum selesai berkembang. Karena itu, rangsangan emosional yang positif dan struktur di rumah sangat menentukan,” ujar AKP Hafiz Prasetia Akbar.

    Menurutnya, kepolisian tidak bisa bekerja sendiri dalam mengatasi masalah kenakalan remaja. Dukungan dari pemerintah, masyarakat, dan yang paling utama adalah peran orang tua sangat dibutuhkan.

    Ia menekankan bahwa kehadiran figur teladan dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi benteng utama anak dari pengaruh buruk lingkungan.

    Hafiz juga mengingatkan soal kebiasaan anak bermain gawai. Menurutnya, orang tua harus mampu memberikan contoh yang baik.

    “Kalau orang tua seharian pegang ponsel, jangan berharap anak gemar membaca,” tegasnya.

    Untuk keluarga yang orang tuanya merantau, ia menyarankan agar peran tersebut dapat digantikan oleh tokoh agama, guru, atau komunitas pemuda yang bisa menjadi panutan.

    Acara yang dihadiri perangkat desa, Babinsa, Bhabinkamtibmas, PKK, serta sekitar 80 pemuda dan pemudi ini juga menjadi tindak lanjut dari 10 program PKK Desa Purworejo.

    Harapannya, kegiatan ini mampu memperkuat peran keluarga sekaligus komunitas dalam menjaga generasi muda Madiun tetap berada di jalur positif. [rbr/ian]

  • Elf Terguling di Madiun, Tujuh Korban Jalani Perawatan di RSUD Caruban

    Elf Terguling di Madiun, Tujuh Korban Jalani Perawatan di RSUD Caruban

    Madiun (beritajatim.com) – Sebanyak tujuh korban kecelakaan mobil elf bernopol AE 7601 FB yang terguling di Jalan Raya Madiun–Surabaya KM 10, Desa Garon, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, Selasa (16/9/2025) pukul 08.30 WIB menjalani perawatan di RSUD Caruban, Kabupaten Madiun.

    Dua di antaranya harus dirawat inap karena mengalami patah tulang, sementara lima korban lainnya hanya mengalami luka ringan hingga luka robek yang memerlukan jahitan sehingga diperbolehkan rawat jalan.

    “Dua korban yang kami rawat inap mengalami patah tulang. Sedangkan untuk driver mengalami open fraktur atau patah tulang terbuka di jari tangan kiri. Namun dari semua korban tidak ada yang mengalami kondisi syok, pingsan, atau muntah-muntah,” jelas drg Farid Amirudin, Direktur RSUD Caruban.

    Adapun identitas korban yang dirawat di RSUD Caruban yakni:

    Mohammad Fajar Asidiq (21), sopir elf asal Ngawi
    Nur Aiman Al Barik (12), asal Madiun
    Mohammad Fahri Amirul Fauson (13), asal Ngawi
    Ubaidillah Abror Givada (13), asal Ngawi
    Ferri Adriansah (24), asal Madiun
    Fadli Tanpa Arrohman (13), asal Bojonegoro
    Wujud Fahri (25), asal Nganjuk

    Ketujuh korban tersebut merupakan bagian dari rombongan 27 santri Pondok Pesantren Salafiyah Sholawat asal Dusun Klubuk, Desa Kedungrejo, Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madiun.

    Sebelumnya, mobil elf yang membawa rombongan santri tersebut terguling saat melaju dari arah barat ke timur. Polisi masih melakukan penyelidikan terkait penyebab pasti kecelakaan. [rbr/beq]