kab/kota: Madiun

  • KPK Sita 2 Mobil Mewah dan 25 Sepeda di Rumah Direktur RSUD Ponorogo

    KPK Sita 2 Mobil Mewah dan 25 Sepeda di Rumah Direktur RSUD Ponorogo

    News17 jam yang lalu

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 15 Nov 2025, 02:45 WIB

    Diterbitkan 14 Nov 2025, 10:24 WIB

    0ShareCopy LinkBatalkan

    Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah rumah Direktur RSUD dr. Hardjono Ponorogo, Yunus Mahatma, di Kota Madiun, Kamis (13/11).

    KPKdirektur rsud ponorogoRSUD Ponorogo

  • Update Cuaca Hari Ini di Madiun dan Pacitan: 26 September 2025 Cerah hingga Berawan

    Update Cuaca Hari Ini di Madiun dan Pacitan: 26 September 2025 Cerah hingga Berawan

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca di wilayah Madiun dan Pacitan pada Jumat, 26 September 2025 diperkirakan akan bervariasi sepanjang hari. Berdasarkan data prakiraan dari BMKG Juanda, kondisi pagi hari umumnya cerah, namun perubahan cuaca mulai terasa ketika memasuki siang hingga malam.

    Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S. Tr., menjelaskan bahwa Kota Madiun akan diawali dengan langit cerah berawan pada pukul 06.00 WIB dan berubah menjadi cerah penuh sekitar pukul 09.00 WIB.

    “Namun, siang harinya cuaca diprediksi kembali berawan sebelum cerah lagi pada sore pukul 15.00 WIB. Malam hari, langit akan didominasi awan hingga pukul 21.00 WIB,” terangnya pada Kamis (26/9/2025).

    Suhu di Kota Madiun berada di kisaran 24–34 derajat Celcius dengan kelembapan mencapai 45–83 persen. Angin bertiup dari arah Selatan dengan kecepatan 18,6 km/jam.

    Sementara itu, Kabupaten Madiun juga akan mengalami pola yang hampir serupa. Cuaca cerah akan terlihat pada pagi hari hingga pukul 09.00 WIB. Siang harinya, langit sempat berawan sebelum kembali cerah menjelang sore.

    “Ketika malam tiba, kondisi cuaca berpotensi berubah menjadi berawan dan cerah berawan,” jelas Oky.

    Suhu udara di Kabupaten Madiun diperkirakan berkisar antara 24–33 derajat Celcius dengan kelembapan 44–81 persen, serta hembusan angin dari arah Barat Daya dengan kecepatan 12 km/jam.

    Di sisi lain, Pacitan yang dikenal dengan pesisirnya akan merasakan cuaca cerah terik sejak pagi hingga siang hari. Namun, kondisi berubah saat sore menjelang malam. Pacitan diprakirakan berawan pada sore pukul 15.00 hingga 18.00 WIB, lalu ditutup dengan cuaca kabur pada malam hari.

    Suhu udara di Pacitan lebih sejuk dibanding Madiun, yakni antara 20–28 derajat Celcius. Angin bertiup dari arah Utara dengan kecepatan 11 km/jam, sementara kelembapan udara cukup tinggi, mencapai 65–98 persen.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap memperhatikan perubahan cuaca, terutama bagi warga yang beraktivitas di luar ruangan pada sore hingga malam hari.

    “Cuaca memang cerah di pagi hari, tetapi masyarakat perlu waspada karena perubahan bisa terjadi di siang atau malam,” tutup Oky. [mnd/suf]

  • Tragedi Kematian Kuli Bangunan Tersengat Listrik di Madiun

    Tragedi Kematian Kuli Bangunan Tersengat Listrik di Madiun

    Madiun (beritajatim.com) – Nasib nahas menimpa seorang kuli bangunan bernama Surya Adi Saputra (24), warga Desa Sareng, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. Surya meninggal dunia setelah tersengat listrik saat bekerja di proyek pembangunan ruko di Desa Dagangan, Kabupaten Madiun, Kamis (25/9/2025).

    Peristiwa tragis ini terjadi saat Surya, bersama dua rekan kerjanya, Sudarsono (67) dan Gianto (52), tengah mengangkat material besi cor di lantai dua bangunan milik Rohmad Saiful Muklasin. Diduga, besi cor yang mereka pasang mengenai kabel listrik utama yang melintas di atas lokasi proyek, sehingga mengalirkan listrik langsung ke tubuh Surya.

    Akibat kejadian tersebut, Surya tewas di tempat, sementara Sudarsono mengalami luka-luka dan segera dilarikan ke Puskesmas Dagangan untuk mendapatkan perawatan medis.

    Kapolsek Dagangan, AKP Eko Hari, membenarkan informasi tersebut dan menjelaskan, “Korban meninggal dunia akibat tersengat listrik saat besi cor menempel pada kabel. Satu pekerja lain terluka dan sedang mendapat perawatan medis.”

    Polisi yang tiba di lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), mengamankan sejumlah barang bukti, serta memasang garis polisi di area proyek. Proses evakuasi jenazah Surya berlangsung haru, dengan keluarga dan rekan korban tak bisa menahan tangis saat jenazah korban dibawa turun dari bangunan.

    Dari hasil pemeriksaan, polisi memastikan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Jenazah akhirnya diserahkan kepada pihak keluarga untuk segera dimakamkan. [rbr/suf]

  • Kecelakaan Motor dan Bentor di Balerejo Madiun, Satu Meninggal

    Kecelakaan Motor dan Bentor di Balerejo Madiun, Satu Meninggal

    Madiun (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Raya jurusan Surabaya–Madiun Km 156-167, tepatnya di Desa Balerejo, Kecamatan Balerejo, Kabupaten Madiun, pada Kamis (25/9/2025) sekitar pukul 08.05 WIB. Peristiwa itu melibatkan sepeda motor Honda Beat dan bentor (becak motor).

    Berdasarkan informasi kepolisian, kecelakaan bermula ketika sepeda motor Honda Beat bernomor polisi AE 6750 IW yang dikendarai Satya Rendry Prayoga (17), pelajar asal Kecamatan Balerejo, melaju dari arah barat menuju timur.

    Pada saat bersamaan, bentor yang dikendarai Sumilan (73), warga Kecamatan Wonoasri, melaju dari arah timur ke barat. Sesampainya di lokasi, bentor tersebut menyebrang ke arah utara. Karena jarak yang terlalu dekat, motor Honda Beat menabrak bagian samping depan bentor.

    Akibat benturan keras, pengendara bentor, Sumilan, meninggal dunia di lokasi kejadian. Sementara itu, pengendara motor, Satya Rendry Prayoga, mengalami luka ringan.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Madiun, Iptu Roni Susanto, membenarkan kejadian tersebut. “Benar, kecelakaan melibatkan sepeda motor dan bentor terjadi di Balerejo. Satu orang meninggal dunia di lokasi, sedangkan satu pengendara lainnya mengalami luka ringan,” ujarnya.

    Petugas kepolisian segera mendatangi lokasi, menolong korban, serta melakukan olah TKP. Selain itu, arus lalu lintas sempat diatur agar tidak terjadi kemacetan. Polisi juga mengevakuasi kendaraan, mengamankan barang bukti, dan membawa jenazah korban untuk pemeriksaan lebih lanjut.

    Hingga saat ini, kasus kecelakaan tersebut masih dalam penanganan Unit Laka Satlantas Polres Madiun. [rbr/beq]

  • BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan 2025/2026 di Jawa Timur akan datang lebih awal pada Oktober 2025. Fenomena ini mencakup 49 zona musim (ZOM) dari total 74 ZOM yang tersebar di 38 kabupaten/kota se-Jatim.

    “Musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur diprediksi datang lebih awal atau maju dibandingkan normalnya meliputi 70 ZOM. Dengan awal musim hujan di bulan Oktober sebanyak 49 ZOM,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Timur, Anung Suprayitno, Kamis (25/9/2025).

    Menurut Anung, sifat hujan pada periode ini sebagian besar diperkirakan normal, meliputi 54 ZOM atau sekitar 73 persen wilayah. Curah hujan musim hujan diprediksi berkisar antara 1001–1500 mm di 21 ZOM dan 1501–2000 mm di 25 ZOM. Adapun puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari 2026 dengan cakupan 40 ZOM atau 54 persen wilayah Jawa Timur.

    BMKG mengingatkan pemerintah daerah, kota, hingga institusi terkait agar menyesuaikan program sektor pertanian dengan jadwal musim hujan yang lebih maju. Selain itu, langkah antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrem di masa peralihan hingga bencana hidrometeorologi juga perlu disiapkan.

    “Antisipasi menghadapi bencana hidrometeorologi akibat dari cuaca ekstrem selama memasuki peralihan musim atau sepanjang musim hujan 2025/2026,” tegas Anung.

    Berikut rincian awal musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur dari total 74 ZOM:

    September – 8 ZOM (10,9%) Dasarian I–III

    Banyuwangi: Genteng, Glenmore, Kalibaru, Sempu
    Blitar: Binangun, Gandusari, Kesamben, Selopuro, Wates
    Kediri: Mojo, Semen
    Kota Batu: Batu, Bumiaji, Junrejo
    Lumajang: Candipuro, Pasirian, Pasrujambe, Senduro
    Malang: Bantur, Dampit, Donomulyo, Gedangan, Kalipare, Karangploso, Ngantang, Pagak, Pujon, Sumbermanjing, Tirtoyudo
    Ponorogo: Pudak, Pulung, Sooko
    Sumenep: Masalembu
    Trenggalek: Bendungan
    Tulungagung: Pagerwojo, Sendang

    Oktober – 49 ZOM (66,2%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Bangkalan, Blega, Burneh, Galis, Kamal, Konang, Kwanyar, Labang, Modung, Socah, Tanah Merah, Tragah
    Banyuwangi: Bangorejo, Banyuwangi, Blimbingsari, Cluring, Gambiran, Giri, Glagah, Kabat, Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo, Rogojampi, Siliragung, Singojuruh, Srono, Tegaldimo, Tegalsari
    Blitar: Bakung, Doko, Garum, Kademangan, Kanigoro, Kesamben, Nglegok, Panggungrejo, Ponggok, Sanankulon, Selorejo, Srengat, Sutojayan, Talun, Udanawu, Wlingi, Wonodadi, Wonotirto
    Bojonegoro: Balen, Baureno, Bojonegoro, Bubulan, Dander, Gayam, Gondang, Kalitidu, Kanor, Kapas, Kasiman, Kedewan, Kedungadem, Kepohbaru, Malo, Margomulyo, Ngambon, Ngasem, Ngraho, Padangan, Purwosari, Sekar, Sugihwaras, Sukosewu, Sumberrejo, Tambakrejo, Temayang, Trucuk
    Bondowoso: Binakal, Bondowoso, Botolinggo, Cerme, Curahdami, Grujugan, Jambesari, Klabang, Maesan, Pakem, Prajekan, Pujer, Sukosari, Sumberwringin, Taman Krocok, Tamanan, Tapen, Tegalampel, Tenggarang, Tlogosari, Wonosari, Wringin
    Gresik: Bungah, Duduksampeyan, Dukun, Gresik, Manyar, Panceng, Sangkapura, Sidayu, Tambak, Ujungpangkah
    Jember: Ajung, Ambulu, Arjasa, Balung, Bangsalsari, Gumukmas, Jelbuk, Jenggawah, Jombang, Kalisat, Kaliwates, Kencong, Ledokombo, Mayang, Mumbulsari, Pakusari, Panti, Patrang, Puger, Rambipuji, Semboro, Silo, Sukorambi, Sukowono, Sumberbaru, Sumberjambe, Sumbersari, Tanggul, Tempurejo, Umbulsari, Wuluhan
    Jombang: Bandarkedungmulyo, Bareng, Diwek, Gudo, Jogoroto, Jombang, Kabuh, Kesamben, Kudu, Megaluh, Mojoagung, Mojowarno, Tembelang, Wonosalam, Ngoro, Ngusikan, Perak, Peterongan, Plandaan, Ploso, Sumobito
    Kediri: Badas, Banyakan, Gampengrejo, Grogol, Gurah, Kandangan, Kandat, Kayen, Kepung, Kras, Kunjang, Ngadiluwih, Ngancar, Ngasem, Pagu, Papar, Pare, Plemahan, Plosoklaten, Puncu, Purwoasri, Ringinrejo, Tarokan, Wates
    Kota Blitar: Kepanjenkidul, Sananwetan, Sukorejo
    Kota Kediri: Kota, Mojoroto, Pesantren
    Kota Madiun: Kartoharjo, Manguharjo, Taman
    Kota Malang: Blimbing, Kedungkandang, Klojen, Lowokwaru, Sukun
    Kota Mojokerto: Prajuritkulon
    Lamongan: Babat, Bluluk, Brondong, Deket, Glagah, Kalitengah, Karangbinangun, Karanggeneng, Kedungpring, Kembangbahu, Lamongan, Laren, Maduran, Mantup, Modo, Ngimbang, Paciran, Pucuk, Sambeng, Sarirejo, Sekaran, Solokuro, Sugio, Sukodadi, Sukorame, Tikung, Turi
    Lumajang: Gucialit, Jatiroto, Kedungjajang, Klakah, Kunir, Lumajang, Padang, Randuagung, Ranuyoso, Rowokangkung, Sukodono, Sumbersuko, Tekung, Tempeh, Yosowilangun
    Madiun: Balerejo, Kebonsari, Madiun, Mejayan, Pilangkenceng, Saradan, Sawahan, Wonoasri, Wungu, Dagangan, Dolopo, Geger, Gemarang, Jiwan, Kare
    Magetan: Barat, Bendo, Karangrejo, Karas, Kartoharjo, Kawedanan, Lembeyan, Magetan, Maospati, Ngariboyo, Nguntoronadi, Panekan, Parang, Plaosan, Poncol, Sidorejo, Sukomoro, Takeran
    Malang: Bululawang, Dau, Gondanglegi, Jabung, Kasembon, Kepanjen, Kromengan, Lawang, Ngajum, Pagelaran, Poncokusumo, Pakis, Pakisaji, Singosari, Sumberpucung, Tajinan, Tumpang, Turen, Wagir, Wajak, Wonosari
    Mojokerto: Gedeg, Gondang, Jatirejo, Kemlagi, Pacet, Sooko, Trawas, Trowulan
    Nganjuk: Bagor, Baron, Berbek, Gondang, Jatikalen, Kertosono, Lengkong, Loceret, Nganjuk, Ngetos, Ngluyu, Ngronggot, Pace, Patianrowo, Prambon, Rejoso, Sawahan, Sukomoro, Tanjunganom, Wilangan
    Ngawi: Bringin, Geneng, Gerih, Jogorogo, Karanganyar, Karangjati, Kasreman, Kedunggalar, Kendal, Kwadungan, Mantingan, Ngawi, Ngrambe, Padas, Pangkur, Paron, Pitu, Sine, Widodaren
    Pacitan: Arjosari, Bandar, Donorojo, Kebonagung, Nawangan, Ngadirojo, Pacitan, Pringkuku, Punung, Sudimoro, Tegalombo, Tulakan
    Pamekasan: Batumarmar, Galis, Kadur, Larangan, Pademawu, Pakong, Palenggaan, Pamekasan, Pasean, Pegantenan, Proppo, Tlanakan, Waru
    Pasuruan: Gempol, Kejayan, Lumbang, Pasrepan, Prigen, Purodadi, Purwosari, Puspo, Tosari, Tutur
    Ponorogo: Babadan, Badegan, Balong, Bungkal, Jambon, Jenangan, Jetis, Kauman, Mlarak, Ngebel, Ngrayun, Ponorogo, Sambit, Sampung, Sawoo, Siman, Slahung, Sukorejo
    Probolinggo: Bantaran, Banyuanyar, Gading, Krucil, Kuripan, Leces, Lumbang, Maron, Sukapura, Sumber, Tegalsiwalan, Tiris, Wonomerto
    Sampang: Cemplong, Jrengik, Karangpenang, Kedungdung, Omben, Pangarengan, Robatal, Sampang, Sokobanah, Sreseh, Tambelangan, Torjun
    Situbondo: Arjasa, Sumbermalang
    Sumenep: Ambunten, Batuputih, Bluto, Dasuk, Ganding, Guluk-Guluk, Lenteng, Pasongsongan, Pragaan, Rubar
    Trenggalek: Dongko, Durenan, Gandusari, Kampak, Karangan, Munjungan, Panggul, Pogalan, Pule, Suruh, Trenggalek, Tugu, Watulimo
    Tuban: Bancar, Bangilan, Grabagan, Jatirogo, Jenu, Kenduruan, Kerek, Merakurak, Montong, Palang, Parengan, Plumpang, Rengel, Semanding, Senori, Singgahan, Soko, Tambakboyo, Tuban, Widang
    Tulungagung: Pucanglaban, Rejotangan, Sumbergempol, Tanggunggunung, Bandung, Besuki, Boyolangu, Campurdarat, Gondang, Kalidawir, Karangrejo, Kauman, Kedungwaru, Ngantru, Ngunut, Pakel

    November – 14 ZOM (18,8%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Arosbaya, Geger, Klampis, Kokop, Sepulu, Tanjung
    Banyuwangi: Kalipuro, Wongsorejo
    Gresik: Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Driyorejo, Kebomas, Kedamean, Menganti, Wringinanom
    Kota Mojokerto: Kranggan, Magersari
    Kota Pasuruan: Bugul Kidul, Gadingrejo, Panggungrejo, Purworejo
    Kota Probolinggo: Kademangan, Kanigaran, Kedopok, Mayangan, Wonoasih
    Kota Surabaya: Asem Rowo, Benowo, Bubutan, Bulak, Dukuh Pakis, Gayungan, Genteng, Gubeng, Gunung Anyar, Jambangan, Karangpilang, Kenjeran, Krembangan, Lakarsantri, Mulyorejo, Pabean, Pakal, Rungkut, Sambikerep, Sawahan, Semampir, Simokerto, Sukolilo, Tegalsari, Tenggilis, Wiyung, Wonocolo, Wonokromo, Sukomanunggal, Tambaksari, Tandes
    Mojokerto: Bangsal, Dawarblandong, Dlanggu, Jetis, Kutorejo, Mojoanyar, Mojosari, Ngoro, Pungging, Puri
    Pasuruan: Bangil, Beji, Gempol, Gondangwetan, Grati, Kraton, Lekok, Nguling, Pandaan, Pohjentrek, Rejoso, Rembang, Sukorejo, Winongan, Wonorejo
    Probolinggo: Besuk, Dringu, Gending, Kotaanyar, Kraksaan, Krejengan, Paiton, Pajarakan, Pakuniran, Sumberasih, Tongas
    Sampang: Banyuates, Ketapang
    Situbondo: Asembagus, Banyuglugur, Banyuputih, Besuki, Jangkar, Jatibanteng, Mlandingan, Subon
    Sidoarjo: Balongbendo, Buduran, Candi, Gedangan, Jabon, Krembung, Krian, Porong, Prambon, Sedati, Sidoarjo, Sukodono, Taman, Tanggulangin, Tarik, Tulangan, Waru, Wonoayu
    Sumenep: Kalianget, Kangayan, Kota Sumenep, Manding, Nonggunon, Ra’as, Sapeken, Saronggi, Talango, Arjasa, Batang, Batuan, Dungkek, Gapura, Gayam, Giliginting

    Desember – 1 ZOM (1,4%) Dasarian I

    Situbondo: Bungatan, Kapongan, Kendit, Mangaran, Panarukan, Panji, Situbondo
    Musim Hujan Sepanjang 2025 – 2 ZOM (2,7%)
    Banyuwangi: Licin, Songgon
    Bondowoso: Sempol
    Lumajang: Pronojiwo, Tempursari
    Malang: Ampelgading

    [rma/beq]

  • Mengenal Petilasan Joyoboyo, Tempat Bertapa dan Moksa Raja Legendaris Kediri

    Mengenal Petilasan Joyoboyo, Tempat Bertapa dan Moksa Raja Legendaris Kediri

    Liputan6.com, Jakarta Menapaki jalan desa menuju Petilasan Sri Aji Joyoboyo di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, pengunjung akan merasakan atmosfer yang berbeda. Udara terasa lebih sejuk, pepohonan rindang menaungi jalan setapak, dan sesekali aroma dupa terbawa angin.

    Tempat ini bukan sekadar situs sejarah, melainkan ruang spiritual yang sejak lama menjadi jujugan peziarah dari berbagai penjuru Nusantara.

    Petilasan tersebut diyakini sebagai tempat bertapa sekaligus moksa Sri Aji Prabu Joyoboyo, raja legendaris Kediri yang terkenal dengan Ramalan Jangka Jayabaya, ramalan tentang perjalanan panjang bangsa Jawa dan Nusantara. Hingga kini, bayang-bayang kebesaran dan spiritualitasnya tetap hidup dalam ingatan masyarakat.

    Di dalam kompleks petilasan terdapat tiga prasasti yang dipercaya sebagai titik perjalanan terakhir sang raja menuju moksa, yakni Prasasti Mahkota (tempat melepas mahkota), Prasasti Busana (tempat melepas pakaian kebesaran), dan Prasasti Moksa (titik akhir menuju keabadian).

    Ketiganya menjadi saksi bisu proses spiritual yang diyakini telah membawa Joyoboyo meninggalkan dunia fana.

    Ritual ziarah di lokasi ini biasanya dilakukan dengan berjalan perlahan menuju pamoksan, kemudian para peziarah bersimpuh satu per satu di hadapan prasasti. Suasana hening membuat setiap langkah terasa penuh makna, seolah mengulang perjalanan batin sang raja.

    “Itu adalah adab yang selalu dijaga di sini. Kita datang dengan rendah hati, berdoa, dan mengenang perjuangan Sri Aji Joyoboyo,” tutur Mbah Mukri, juru kunci Petilasan Joyoboyo, Selasa (23/09/2025).

    Menurutnya, ziarah bukanlah praktik mistis semata, melainkan simbol penghormatan kepada leluhur.

    “Ziarah ini pengingat untuk membersihkan diri, lahir maupun batin. Siapa pun boleh datang, tanpa memandang latar belakang. Yang utama itu niat. Datang dengan sungguh-sungguh memohon, hasilnya tetap tergantung Yang Maha Kuasa,” imbuhnya.

    Perbesar

    Petilasan Joyoboyo di Kediri… Selengkapnya

    Bagi sebagian orang luar, ziarah ke Petilasan Joyoboyo kerap dikaitkan dengan hal-hal mistis. Namun, bagi masyarakat Kediri dan para peziarah, aktivitas itu lebih bermakna sebagai upaya menjaga tradisi sekaligus perjalanan spiritual pribadi.

    “Tidak ada yang mistis kalau kita datang dengan hati bersih. Yang ada hanyalah rasa syukur dan penghormatan,” kata Mbah Mukri menutup perbincangan.

    Meski setiap hari ada pengunjung yang datang, puncak keramaian terjadi pada malam 1 Suro, momentum sakral dalam kalender Jawa.

    Pada malam itu, ratusan peziarah dari berbagai daerah tumpah ruah di kompleks petilasan. Ada yang datang hanya untuk berdoa, ada pula yang sengaja bermalam dan menginap di rumah-rumah warga sekitar.

    Bagi masyarakat Kediri, malam tersebut bukan hanya ritual tahunan, melainkan perayaan spiritual yang menghubungkan mereka dengan sejarah panjang tanah Jawa.

    “Suasana 1 Suro di sini selalu berbeda. Seperti ada getaran yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata,” ujar Sulastri, seorang peziarah asal Madiun yang sudah tiga kali datang ke Petilasan Joyoboyo.

    Yang menarik, pesona spiritual Petilasan Joyoboyo bukan hanya dirasakan masyarakat Jawa. Banyak peziarah dari luar Jawa yang datang, bahkan menempuh perjalanan jauh hanya untuk merasakan energi dan doa di tempat ini.

    Salah satunya adalah Haji Syafruddin, seorang peziarah asal Palembang, Sumatera Selatan. Ia mengaku sudah dua kali datang ke Kediri untuk berziarah ke Petilasan Joyoboyo.

    “Saya merasa ada panggilan batin. Ramalan Jayabaya itu dikenal luas, bukan hanya di Jawa. Datang ke sini membuat saya merasa lebih dekat dengan akar budaya nusantara,” ucapnya.

    Hal serupa disampaikan Ni Luh Ayu, peziarah asal Bali yang datang bersama keluarganya. Baginya, kedatangan ke Petilasan Joyoboyo bukan hanya wisata religi, tetapi juga bentuk penghormatan antarbudaya.

    “Bali juga punya tradisi leluhur yang kuat. Saat saya datang ke sini, saya merasakan energi yang sama suasana khusyuk dan penghormatan pada sejarah,” tuturnya.

    Kehadiran peziarah dari luar Jawa ini semakin menegaskan bahwa Petilasan Joyoboyo telah menjadi magnet spiritual lintas etnis dan daerah, bahkan simbol persaudaraan dalam keberagaman.

    Perbesar

    Petilasan Joyoboyo di Kediri… Selengkapnya

    Pemerintah daerah pun menyadari pentingnya situs ini, bukan hanya sebagai destinasi wisata religi, tetapi juga sebagai warisan budaya. Mustika Prayitno Adi, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kediri, menegaskan bahwa Petilasan Joyoboyo adalah identitas sejarah yang harus dilestarikan.

    “Petilasan tersebut adalah salah satu peninggalan budaya di Kediri yang harus dilestarikan. Ritual sesaji Sri Aji Joyoboyo juga sudah terdaftar sebagai kekayaan intelektual komunal di Kementerian Hukum pada tahun 2021,” ujarnya.

    Dengan status tersebut, Petilasan Joyoboyo diharapkan dapat terus menjadi pusat spiritual dan kebudayaan, sekaligus destinasi wisata yang memberi manfaat bagi masyarakat sekitar.

    Di tengah modernitas yang terus melaju, Petilasan Sri Aji Joyoboyo tetap menjadi oase spiritual. Tempat di mana sejarah, tradisi, dan doa berpadu, meninggalkan jejak tak kasatmata yang dirasakan setiap peziarah yang datang baik dari Kediri, Madiun, Palembang, hingga Bali.

  • Tiket Kereta Api Lagi Dilego Murah, Ada yang Cuma Bayar Rp 80 Ribu

    Tiket Kereta Api Lagi Dilego Murah, Ada yang Cuma Bayar Rp 80 Ribu

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Kereta Api Indonesia (Persero) tengah menjual tiket kereta api dengan harga promo dan potongan harga besar. Bahkan ada tiket kereta api yang dijual dengan harga Rp 80 ribu saja.

    Hal ini merupakan bagian dari rangkaian promo spesial Flash Sale, Mini Expo, dan Birthday Sale. KAI akan merayakan ulang tahun yang ke-80 tepat pada 28 September 2025. Program ini memberi kesempatan bagi masyarakat untuk menikmati perjalanan kereta api yang lebih hemat, nyaman, dan berkesan.

    “Nggak cuma itu! Ada promo KAI Birthday Flash Sale, tiket kereta api dengan harga Rp80.000,- aja! Ingat ya, Flash Sale ini berlangsung pada 28 September 2025, pukul 15.00 – 16.00 WIB, hanya di aplikasi Access by KAI,” ungkap KAI 121, Rabu (24/9/2025).

    Foto: Suasana arus mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru) di stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa, (24/12/2024). Puncak Arus Mudik Libur Nataru 2024/2025 Yang Akan Berangkat dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen terjadi hari ini, rilis pers KAI Daop 1 mencatat 93 Persen Tiket telah terjual. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
    Suasana arus mudik Natal dan Tahun Baru (Nataru) di stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa, (24/12/2024). Puncak Arus Mudik Libur Nataru 2024/2025 Yang Akan Berangkat dari Stasiun Gambir dan Pasar Senen terjadi hari ini, rilis pers KAI Daop 1 mencatat 93 Persen Tiket telah terjual. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

    Berikut ini promo tarif kereta api:

    Program Flash Sale

    Tarif promo Rp80.000 (flat jauh-dekat sama)
    Pembelian hanya di Access by KAI pada 28 September 2025 pukul 15.00-16.00 WIB (Dengan Kereta & Kuota yang tersedia)
    Berlaku untuk keberangkatan 29 September sampai dengan 12 November 2025
    Tiket dapat dibatalkan dan diubah jadwal sesuai aturan yang berlaku

    Program Mini Expo Discount 30%

    Pembelian hanya di booth KAI Mini Expo pada 24 September 2025
    Berlaku untuk Kereta Komersial keberangkatan H+45
    Tiket dapat dibatalkan dan diubah jadwal sesuai aturan yang berlaku
    Lokasi Booth Mini Expo: Stasiun Gambir, Stasiun Bandung, Stasiun Cirebon, Stasiun Semarang Tawang, Stasiun Purwokerto, Stasiun Yogyakarta, Stasiun Madiun, Stasiun Surabaya Gubeng, Stasiun Jember, Stasiun Medan, dan Stasiun Kertapati

    Program Birthday Sale 20%

    Pembelian hanya di Access by KAI pada 28 September 2025
    Berlaku untuk Kereta Komersial keberangkatan H+45
    Tiket dapat dibatalkan dan diubah jadwal sesuai aturan yang berlaku

    “Oh iya, semua tiket promo dalam program KAI Birthday Sale ini, berlaku untuk keberangkatan sampai dengan H+45. Pastikan kembali tanggal keberangkatan kalian ya,” tutup KAI.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Polisi Amankan Pria Pamer Alat Kelamin di Jalan Klorogan–Kebonsari Madiun

    Polisi Amankan Pria Pamer Alat Kelamin di Jalan Klorogan–Kebonsari Madiun

    Madiun (beritajatim.com) – Jagat maya dihebohkan dengan beredarnya video seorang pria yang nekat mempertontonkan alat kelaminnya di Jalan Klorogan–Kebonsari, Kecamatan Geger, Kabupaten Madiun. Menindaklanjuti hal tersebut, Polsek Geger Polres Madiun bergerak cepat melakukan penyelidikan.

    Kapolres Madiun AKBP Kemas Indra Natanegara melalui Kapolsek Geger AKP Hafiz Prasetia Akbar mengatakan pihaknya sudah melakukan olah tempat kejadian perkara, memeriksa CCTV di sekitar lokasi, serta mengumpulkan keterangan saksi. Dari hasil penyelidikan, polisi mengidentifikasi pelaku berinisial AS (30), warga Desa Klorogan.

    “Barang bukti berupa jaket dan celana hitam yang sesuai dengan unggahan di media sosial, serta pengakuan yang bersangkutan, semakin menguatkan identitas pelaku,” terang AKP Hafiz, Selasa (23/9/2025).

    Namun, pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa AS memiliki riwayat gangguan kesehatan jiwa. Hal tersebut dibenarkan oleh pihak keluarga, yang menyebutkan perawatan AS sempat terhenti karena kendala ekonomi.

    “AS pernah menjalani perawatan di fasilitas kesehatan jiwa, tetapi tidak berlanjut. Untuk itu, kami berkoordinasi dengan Dinas Sosial agar yang bersangkutan dirujuk ke RS Radjiman Wediodiningrat Malang,” tambahnya.

    Sebagai langkah antisipasi, Polsek Geger meningkatkan patroli di sejumlah titik rawan sekaligus mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak main hakim sendiri.

    “Kami mengajak masyarakat segera melapor ke Bhabinkamtibmas atau kantor polisi terdekat bila menemukan kejadian yang meresahkan,” tegas Kapolsek Geger. [rbr/beq]

  • Hujan Disertai Angin Kencang di Madiun Rusakkan Puluhan Rumah

    Hujan Disertai Angin Kencang di Madiun Rusakkan Puluhan Rumah

    Madiun (beritajatim.com) – Hujan deras disertai angin kencang melanda Desa Ngranget, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, pada Minggu (21/9/2025) sore. Peristiwa yang terjadi sekitar pukul 16.00 WIB itu mengakibatkan puluhan rumah warga mengalami kerusakan di sejumlah titik wilayah Kecamatan Dagangan.

    Angin kencang yang datang tiba-tiba dari arah timur merobohkan pohon hingga menimpa bagian teras salah satu rumah warga. Beberapa rumah lain juga dilaporkan mengalami kerusakan di bagian atap akibat genteng beterbangan.

    “Sejak kemarin sampai sekarang warga masih membersihkan rumah masing-masing. Yang terdampak ada di bagian teras depan dan genteng rumah,” kata Sarkus, warga RT 07 Desa Ngranget, Senin (22/9/2025).

    Meski tidak menimbulkan korban jiwa, kerusakan membuat sejumlah penghuni rumah harus menata ulang bangunan yang terdampak. Warga bersama perangkat desa terlihat bergotong-royong menyingkirkan pohon tumbang serta membersihkan puing-puing rumah.

    Hingga saat ini, pemerintah desa bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Madiun masih melakukan pendataan lebih lanjut terkait jumlah kerusakan rumah yang terdampak puting beliung. Data ini akan menjadi dasar untuk langkah penanganan dan bantuan bagi warga yang terdampak. [rbr/beq]

  • Beda Suara dengan DPW, 5 DPC Jatim Tetap Setia Dukung Mardiono jadi Caketum di Muktamar X PPP – Page 3

    Beda Suara dengan DPW, 5 DPC Jatim Tetap Setia Dukung Mardiono jadi Caketum di Muktamar X PPP – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Musyawarah Kerja Wilayah (Mukerwil) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Jawa Timur diwarnai perbedaan suara.

    Alasannya, karena tidak semua dewan pimpinan cabang atau DPC PPP di Jawa Timur (Jatim) mendukung Agus Suparwanto sebagai calon ketua umum (caketum) PPP untuk Muktamar X.

    Ketua DPW PPP Jatim Mundjidah Wahab menyebut, ada lima Dewan Pimpinan Cabang (DPC) yang tidak ikut suara Dewan Pimpinan Wilayah (DPW).

    Kelima DPC tersebut adalah Lamongan, Bangkalan, Pasuruan, Madiun, dan Pacitan tetap dukung Mardiono di Muktamar X PPP.

    Menanggapi hal itu, Sekretaris DPC PPP Bangkalan, Nurhasan menegaskan dukungan terhadap Mardiono sudah melalui pertimbangan matang dan tidak akan berubah meski berbeda suara dengan DPW.

    “Kami punya ijtihad sendiri. Keputusan ini lahir dari keyakinan kami masing-masing. Kami sudah cocok dengan Pak Mardiono dalam kondisi apa pun. Tidak bisa dirayu-rayu. Yang penting keputusan kami tetap,” ujar Nurhasan dalam keterangan tertulis diterima, Minggu (21/9/2025).

    Nurhasan dan para pengurus DPC yang mendukung Mardiono memastikan tidak ambil pusing dan menyatakan perbedaan suara adalah dinamika demokrasi jelang muktamar partai.

    “Biasa saja. Yang penting keputusan kami tidak berubah, tetap mendukung Pak Mardiono,” tegas Nurhasan.

    Sebagai informasi, Muktamar PPP rencananya akan digelar di Jakarta pada 27-29 September 2025.

     

    Kesal karena aksinya tak ditanggapi oleh Plt Ketua Umum PPP, Mardiono, puluhan kader PPP asal Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, melakukan aksi pembakaran terhadap seragam partai berlambang Ka’bah di halaman kantor Dewan Pimpinan Pusat PPP di Menteng, Jak…