kab/kota: Madiun

  • BPBD Ngawi Ungkap Penyebab Meluapnya Bengawan Solo yang Berdampak ke Pemukiman

    BPBD Ngawi Ungkap Penyebab Meluapnya Bengawan Solo yang Berdampak ke Pemukiman

    Ngawi (beritajatim.com) – Kalaksa BPBD Ngawi Prilla Yuda Putra mengungkapkan kondisi banjir di sejumlah wilayah Ngawi sudah mulai surut menjelang Senin (11/3/2024) sore. Khususnya di wilayah yang terdampak banjir Bengawan Madiun seperti wilayah Pangkur, Kwadungan, dan Padas.

    Sementara, untuk luapan Bengawan Solo yang melanda Kelurahan Margomulyo dan Kelurahan Karangtengah di Kecamatan Ngawi sudah berangsur surut. Sehingga sejumlah masyarakat yang mengungsi ke lokasi lain sudah mulai kembali ke rumah untuk melakukan pembersihan.

    Pasca surut, pihaknya memprediksi tidak akan ada lagi banjir jika tidak hujan. Pun, yang harus dikhawatirkan justru bukan Waduk Gajah Mungkur, melainkan air dari kawasan Boyolali, dan Klaten, serta kawasan Solo sendiri.

    “Elevasi Waduk Gajah Mungkur masih minus. Jadi, belum sampai buka spill way. Sehingga, Semoga saja wilayah tersebut tidak terjadi hujan, sehingga tidak lagi berdampak ke Ngawi,”terang Yuda.

    Semnetara, pihaknya masih terus bersiaga. Mengingat musim penghujan masih berlanjut. Selain itu, pihaknya meminta masyarakat agar selalu waspada saat terjadi cuaca ekstrim.

    Sebelumnya diberitakan, Sebanyak 90 kepala keluarga (KK) mengungsi akibat banjir yang menggenangi kawasan Kelurahan Margomulyo, Kecamatan/Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin (11/3/2023) pagi.

    Air dari Bengawan Solo itu meluap ke pemukiman warga sejak Senin dini hari. Tak hanya kelurahan Margomulyo, Kelurahan Karangtengah Ngawi juga terdampak luapan air.

    Di Gang Pudak Kelurahan Margomulyo, air setinggi satu meter menggenangi rumah warga. Sebagian warga memilih bertahan di rumah untuk menjaga harta benda dari air banjir.

    Sebanyak 58 KK di Kelurahan Margomulyo memilih mengungsi ke tempat saudara dan tetangga. Ada pula yang mengungsi ke Posko terdekat. Harta benda warga sudah diselamatkan lebih dulu oleh warga dibantu petugas saat banjir datang pada Minggu (10/3/2024) siang.

    Sementara, 32 KK di Kelurahan Karangtengah mengungsi ke rumah tetangga mereka yang tak terkena banjir. “Jam 02.00 WIB dini hari itu air naik terus. Pagi ini udah mulai berkurang dikut. Tapi masing menggenangi rumah kami. Kami memilih bertahan, tetangga lain masih mengungsi semua,” terang Riska, warga Kelurahan Margomulyo.

    Sementara itu, Kepala Kelurahan Margomulyo Fajar Hermanto mengatakan, pihaknya memastikan warganya dalam kondisi sehat. “Kondisi warga baik ya. Total 58 KK mengungsi. Bapak-bapak berjaga di rumah. Fasilitas kesehatan juga sudah disiapkan,” terang Fajar.

    Makanan untuk warga yang mengungsi sudah dicukupi oleh dapur umum yang disiapkan oleh pemerintah. Air luapan Bengawan Solo itu belum surut menjelang siang ini.

    Sementara itu, untuk banjir yang melanda Kecamatan Padas, Pangkur, Kwadungan, Ngawi, Geneng imbas luapan Bengawan Madiun sudah mulai surut. [fiq/kun]

  • JGN: Masyarakat Harus Jaga Persatuan Pasca Pemilu 2024

    JGN: Masyarakat Harus Jaga Persatuan Pasca Pemilu 2024

    Magetan (beritajatim.com) – Jaringan Gawagis Nusantara (JGN) menyerukan agar masyarakat kembali bergandengan tangan usai hajatan Pemilu 2024 telah usai digelar pada 14 Februari 2024 silam.

    Pesan ajakan untuk berdamai itu, tersampaikan dalam silaturahmi para Gus atau Putra Kyai Se-Matraman yang dikemas dalam acara bertajuk Liwetan & Tasyakuran Pemilu Damai yang digelar di Pondok Pesantren Unggulan An Najah YPM Darul Ulum Poncol Magetan, Minggu (10/3/2024)

    Habib Mustofa atau akrab disapa Gus Toev Selaku pengasuh PP Unggulan An Najah sekaligus sebagai Sekjen Jaga Nusantara mengakui, selama pagelaran Pemilu dan Pilpres di internal Asparagus (Aspirasi Para Gus) yang di Magetan sempat terpolarisasi. Ada pendukung 01, ada yang lebih memilih 02, dan ada yang berlabuh di 03.

    “Kita jangan sampai menjadi bagian dari terjadinya politik identitas. Politik yang terpolarisasi, yang akhirnya tidak efektif. Komunikasi di Asparagus sempat tegang. Terutama yang muda-muda, masih baper (membawa perasaan) saat Pilpres. Tapi malam ini sudah cair semua,hal ini bisa dilihat saat tadi dalam acara penuh dengan guyonan dan gojlokan” ungkapnya.

    Gus Toev juga berharap masyarakat kembali ke kehidupan masing-masing dan kembali bergandengan tangan. Secara sosial juga kembali melakukan komunikasi yang sempat tersekat akibat perbedaan pilihan politik.

    “Pemilu sudah selesai, kita juga sama-sama tidak tahu siapa nanti yang jadi, kita pasrahkan saja kepada KPU. Jadi sudah tidak ada lagi 01, 02 ataupun 03,” ungkapnya.

    Menurutnya, hadirnya Asparagus, ingin menjadi bagian yang bisa mempercepat kembalinya situasi Indonesia agar segera fokus kepada pembangunan yang lebih konkret.

    Setidaknya kurang lebih ada 70 Gus (Putra Kyai) yang hadir dalam silaturahmi itu, bahkan tidak hanya dari Magetan, tapi juga berasal dari Kota Madiun, Kab Madiun Ponorogo, dan Ngawi.

    Gus Toev selaku tuan rumah membawa suasana pertemuan tersebut menjadi cair. Dia bergurau dengan sejumlah Gus yang selama ini berbeda pilihan dalam Pilpres (Pemilihan Presiden).

    “Pilpres sudah berakhir, Asparagus secara Umum dan Kemebul (Komunitas Marek Bareng Ulama) Magetan dan daerah sekitar saatnya kembali ke khittah,” ujar Gus Toev mengawali acara.

    Acara diawali dengan pembacaan doa & Tahlil bersama yang dipimpin langsung oleh KH. Zainal Abidin. Acara saling bergurau kembali terjadi ketika masih-masing yang hadir menyampaikan pentingnya kembali merajut silaturahmi setelah terpolarisasi dalam Pilpres.

    Gus Thoha dari PP Hidayatul Mubtadiin Plaosan MAgetan dalam testimoninya mengatakan bahwa berbeda pilihan dalam politik adalah sebuah keniscayaan. Karena dengan perbedaan bisa saling belajar. Namun ketika hajatan politik sudah selesai maka benang silaturahmi harus dirajut kembali.

    “Tidak harus sama pilihannya. Tapi yang terpenting adalah silaturahmi harus tetap terjaga. Sudah saat kita saling gojlok lagi,” ujar Gus Thoha.

    Bukan hanya Gus Thoha, anggota Asparagus dari Madiun, Ngawi serta Ponorogo juga menyampaikan testimoninya. Semuanya sehati untuk kembali merajut tali silaturahmi.

    Seperti halnya Gus Yasin Pengasuh Pondok pesantren Mekar Agung Kebonsari menyampaikan dalam testimoninya bahwa bersyukur dengan adanya acara malam hari ini karena mampu merekatkan lagi hubungan antar pesantren.

    “Pilpres hanya wasilah tapi ghoyahnya adalah bagaimana Bersama-sama memajukan Indonesia, ini bisa dilihat meskipun yang mengadakan acara silaturahmi malam ini adalah gus Toev selaku Sekjen team Jaga Nusantara sebagai team pemenangan Prabowo Gibran dan juga juru kunci Kemebul Magetan akan tetapi semua gus-gus yang ada,” kata Gus Yasin.

    “Meskipun kemarin dalam pilpres berbeda pilihannya tapi tetep diundang dan semua kompak dating. Ini adalah contoh dari bagaimana berkompetisi tapi setelah selesai semua menyatu untuk selalu bisa bersinergi apalagi dalam Upaya mengawal kepentingan kaum santri” tambahnya.

    Malam itu fanatisme dukungan politik tersebut luluh digerus kuatnya tali silaturahmi. Semuanya mengedepankan kebersamaan dan kembali kepada tugas keumatan, yakni mengelola pesantren yang mereka miliki. [fiq/beq]

  • Bengawan Solo Meluap ke Margomulyo dan Karangtengah Ngawi 

    Bengawan Solo Meluap ke Margomulyo dan Karangtengah Ngawi 

    Ngawi (beritajatim.com) – Sungai Bengawan Solo meluap ke Kelurahan Margomulyo serta Karangtengah, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Senin (11/3/2024) pagi. Sebanyak 90 kepala keluarga (KK) mengungsi akibat banjir tersebut.

    Di Gang Pudak Kelurahan Margomulyo, air setinggi satu meter menggenangi rumah warga. Sebagian warga memilih bertahan di rumah untuk menjaga harta benda dari air banjir.

    Sebanyak 58 KK di Kelurahan Margomulyo memilih mengungsi ke tempat saudara dan tetangga. Ada pula yang mengungsi ke Posko terdekat. Harta benda warga sudah diselamatkan lebih dulu oleh warga dibantu petugas saat banjir datang pada Minggu (10/3/2024) siang.

    Sementara, 32 KK di Kelurahan Karangtengah mengungsi ke rumah tetangga mereka yang tak terkena banjir.

    “Jam 02.00 WIB dini hari itu air naik terus. Pagi ini udah mulai berkurang dikut. Tapi masing menggenangi rumah kami. Kami memilih bertahan, tetangga lain masih mengungsi semua,” terang Riska, warga Kelurahan Margomulyo.

    Sementara itu, Kepala Kelurahan Margomulyo Fajar Hermanto memastikan warganya dalam kondisi sehat.

    “Kondisi warga baik ya. Total 58 KK mengungsi. Bapak-bapak berjaga di rumah. Fasilitas kesehatan juga sudah disiapkan,” terang Fajar.

    Makanan untuk warga yang mengungsi sudah dicukupi dapur umum yang disiapkan oleh pemerintah. Air luapan Bengawan Solo itu belum surut menjelang siang ini.

    Sementara itu, untuk banjir yang melanda Kecamatan Padas, Pangkur, Kwadungan, Ngawi, Geneng imbas luapan Bengawan Madiun sudah mulai surut. [fiq/beq]

  • Banjir Melanda 7 Kecamatan di Ngawi

    Banjir Melanda 7 Kecamatan di Ngawi

    Ngawi (beritajatim.com) – Luapan air Bengawan Solo dan Bengawan Madiun berdampak pada tujuh kecamatan di Kabupaten Ngawi pada Minggu (10/3/2024). Selain menggenangi rumah warga, banjir juga menggenangi lahan pertanian yang mayoritas sudah siap panen.

    Catatan dari Dinas Pertanian Ngawi, total ada 1.393 hektar lahan pertanian yang terdampak banjir. Sebanyak 1.373 lahan diantaranya merupakan tanaman padi. Sisanya merupakan tanaman jagung.

    Untuk Kecamatan Kwadungan, total lahan yang terdampak mencapai 936 hektar. Kemudian, Kecamatan Pangkur sebanyak 62 hektar. Selanjutnya, Kecamatan Padas seluas sembilan hektar. Untuk Kecamatan Geneng mencapai 343 hektar. Kemudian, Kecamatan Paron dan dan Ngawi masing-masing 15 hektar dan 26 hektar. UNtuk Kecamtan Kedunggalar, masing-masing satu hektar untuk tanaman padi dan jagung.

    Untuk Kecamatan Kwadungan, lokasi lahan pertanian yang terendam banjir berada di kawasan desa Mojomanis, Budug, Banget, Karangsono, Kwadungan, Warukkalong, Simo, Sumengko, Tirak, Purwosari, Dinden, Pojok, Jenangan, dan Kendung.

    Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono pun sudah meninjau lokasi bersama Wabup Ngawi Dwi Rianto Jatmiko. Pihaknya, memastikan jika banjir tidak berdampak signifikan pada rumah warga. Namun, memang berdampak besar bagi lahan pertanian. APalagi, di wilayah Kwadungan, padi para petani sudah berusia 70 hari hingga 90 hari.

    ‘’Untuk sawah petani di Kecamatan Kwadungan ini masyoritas sudah masuk asuransi ya. Dan, yang terdampak ini memang sudah mau panen semua. Ya semoga dalam sehari bisa surut. Supaya, gabahnya nanti masih bisa dijual,’’ kata Ony, usai memantau banjir di Kwadungan, Ngawi, Minggu (10/3/2024)

    ‘’Kami pemerintah daerah, sudah berupaya untuk mengajak petani mengasuransikan lahan pertaniannya. Sehingga, saat ada kerugian materiil, bisa disampaikan ke dinas terkait. Kemudian, nanti bsia diganti. Namun, kami mengharap luapan air segera surut,’’ lanjutnya.

    Ony menyebut jika ada padi petani yang bulirnya sudah tertutup genangan air. Jika, sudha begitu, maka gabahnya bisa menghitam, jika dijual pun harganya pasti murah. ‘’Kalau yang bulirnya belum sampai tergenang banjir, maish bisa diselamatkan,’’ pungkasnya. [fiq/but]

  • Banjir Kabupaten Madiun, 209 Warga Mengungsi 

    Banjir Kabupaten Madiun, 209 Warga Mengungsi 

    Madiun, beritajatim.com – Sebanyak 209 warga terdampak banjir luapan air Sungai Jerohan yakni wilayah Kecamatan Balerejo dievakuasi ke pengungsian pada Minggu (10/3/2024).

    Para lansia, balita, dan warga dengan penyakit kronis diprioritaskan terlebih dahulu dalam proses evakuasi. Petugas menggunakan perahu karet milik BPBD dan perahu seadanya yang terbuat dari pelepah pisang.

    Evakuasi dilakukan secara bergantian. Warga dibawa dari rumah yang terendam banjir ke titik tepi banjir, lalu selanjutnya dibawa ke tempat aman.

    Menurut Kepala Dinas Sosial Kabupaten Madiun Agung Budiarto, warga harus diungsikan karena rumah mereka terendam air sejak Minggu dini hari.

    “Pantauan di lokasi, ketinggian air bisa mencapai 1,5 meter,” ujarnya.

    Agung menilai, jalan di desa dan di rumah warga letaknya lebih rendah. Sehingga ketinggian air menjadi cepat naik.

    “Dikhawatirkan debit air banjir di Kecamatan Balerejo semakin tinggi, warga juga harus kami ungsikan ke tempat yang aman,” pungkasnya.

    Dia mengatakan pihaknya segera mempersiapkan keperluan terkait.

    “Kami tengah menyiapkan dapur umum untuk kebutuhan logistik makanan warga yang terdampak banjir,” ujar Agung.

    Dapur umum untuk sementara ditempatkan di kantor kecamatan. Relawan dan Tagana sudah siap untuk memasak makanan.

    “Tapi ada kemungkinan dapur umum juga akan didirikan di tiap-tiap desa, supaya lebih dekat,” tuturnya.

    Agung menambahkan, paling lambat malam ini sudah ada kesiapan makanan jadi untuk didistribusikan kepada warga setempat.

    “Semoga segera terpenuhi, baik ke warga yang bertahan di rumah maupun ke pengungsian,” pungkas Agung. [fiq/but]

     

     

     

     

  • Pemkab Madiun Pantau Hilal dari Kecamatan Dagangan

    Pemkab Madiun Pantau Hilal dari Kecamatan Dagangan

    Madiun (beritajatim.com) – Pemkab Madiun bersama Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Madiun, dan Lembaga Falakiyah NU Madiun melaksanakan Rukyatul Hilal di Pondok Pesantren Al Hikmah Sejati Sunan Kalijogo, Dusun Panggung, Desa/Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Rabu (10/3/2024) sore ini.

    Rukyatul Hilal itu untuk mengamati hilal guna menentukan awal puasa 2024. Pelaksanaan Rukyatul Hilal itu sesuai dengan surat dari Kemenag Madiun nomor B-773/Kk.13.34.6/HK.03.2/03/2024.

    Pengasuh Ponpes Al Hikmah Sejati Sunan Kalijogo KH Mas Sulthon mengatakan, pelaksanaan Rukyatul hilal dari Badan Hisab dan Rukyat Kabupaten Madiun beserta para undangan dan para santri dimulai pukul 15.30 WIB hingga selesai.

    “Lokasi pemantauan hilal ini tepatnya di Pondok Pesantren Al Hikmah Sejati Sunan Kalijogo Dusun Panggung Desa/Kecamatan Dagangan Kabupaten Madiun, ketinggiannya 175 meter diatas permukaan laut,” jelas Kyai yang aktif memberikan santunan pada anak-anak yatim itu.

    Dia mengharap kegiatan itu bisa berlangsung dengan lancar. Gus Thon tak lupa mengucapkan Selamat menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan. “Selamat menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan. Marhaban ya Ramadhan,” pungkas Gus Thon. [fiq/aje]

  • 5 Kecamatan di Ngawi Banjir,  Aktivitas Warga Lumpuh

    5 Kecamatan di Ngawi Banjir,  Aktivitas Warga Lumpuh

    Ngawi (beritajatim.com) – Banjir luapan Sungai Bengawan Madiun yang menggenangi sejumlah desa di lima kecamatan di Ngawi, Jawa Timur, belum juga surut, pada Minggu (10/3/2024) siang.

    Salah satunya di Desa Pleset, Kecamatan Pangkur, Ngawi, air setinggi pinggang orang dewasa masih menggenangi rumah-rumah warga.

    Aktivitas warga pun lumpuh karena seluruh jalan tergenang banjir. Di Kecamatan Pangkur sendiri, ada empat desa yang terendam banjir luapan Sungai Bengawan Madiun sejak malam, dan dini hari, yaitu Desa Babadan, Gandri, Waruk, dan Pleset. Banjir terparah terjadi di Desa Waruk dan Pleset.

    Hari ini, Forkipimca setempat akan mendirikan posko kedaruratan mengingat intensitas hujan masih tinggi di wilayah tersebut.

    Sementara itu, warga memilih bertahan di rumah sambil menjaga harta bendanya dari banjir. Untuk tidur, sebagian warga membuat tempat yang lebih tinggi. Mereka yang terisolasi hanya bisa berharap listrik tidak padam agar mereka tidak kesulitan air bersih.

    Heru Yuliansah, salah seorang warga, mengatakan bahwa mereka terisolasi dan tidak bisa beraktivitas.

    “Airnya semakin tinggi dan warga bertahan di rumah meskipun kerendam air. Harta benda kami pindahkan ke tempat yang lebih tinggi,” kata Heru.

    Edy Sukamto, Camat Pangkur, mengatakan bahwa di kecamatannya ada 4 desa yang terdampak, dua desa di antaranya terparah.

    “Warga hanya bisa bertahan di rumah. Pihaknya akan mendirikan posko mengingat curah hujan masih tinggi dan berkoordinasi dengan BPBD,” kata Edy.

    Hingga kini, petugas TNI-Polri bersama relawan setempat terus melakukan penyisiran di lokasi banjir menggunakan perahu. Banjir juga merendam sejumlah desa di empat kecamatan lainnya, yaitu Kecamatan Ngawi, Geneng, Padas, dan Kwadungan. [fiq/aje]

  • Kawanan Belandong Kepergok Curi Kayu di Magetan, Tinggalkan Motor dan Kayu Jati

    Kawanan Belandong Kepergok Curi Kayu di Magetan, Tinggalkan Motor dan Kayu Jati

    Magetan (beritajatim.com) – Kawanan belandong, atau pelaku ilegal logging, kedapatan hendak melangsir kayu jati di Petak 82 Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sampung KPH Madiun, wilayah hutan itu masuk kawasan Desa Nglopang Kecamatan Parang Kabupaten Magetan. Keempatnya kabur saat petugas menuju ke lokasi pada Jumat (8/3/2024) pagi.

    Namun, para belandong itu justru meninggalkan empat unit kendaraan mereka di lokasi kejadian. Berikut, dengan 15 batang kayu jati yang sudah dipotong dan sudah diangkut ke dekat kawasan permukiman warga di desa setempat.

    Komandan Regu Polhut Mobil KPH Madiun Tito Murbo Santoso, mengaku mendapatkan informasi tersebut Jumat (8/3/2024) sekira pukul 03.15 WIB, dari Asper BKPH Sampung.

    “Ada kendaraan muat kayu jati di TKP tersebut. Setelah itu, kami segera merapat dan bersiaga di lokasi untuk melakukan penyergapan. Setelah ditunggu hingga 3 jam, tepatnya pada pukul 06.00 WIB, tidak ada tanda tanda truk, masuk ke lokasi yang dilaporkan. kemudian, kami melihat ada 4 orang mengendarai sepeda motor, berniat melangsir kayu jati tanpa izin,” terang Tito.

    Spontan saja, lanjut Tito, tim gabungan Asper Sampung langsung berusaha melakukan penyergapan. Serta menghubungi petugas lainnya untuk segera merapat di TKP.“Namun, pelaku berhasil melarikan diri, meninggalkan barang bukti motor dan belasan batang pohon di TKP,” kata Tito.

    Sementara itu, Kapolsek Parang, AKP Joko Hari Prayitno, membenarkan adanya dugaan illegal logging di wilayah hukum Polsek Parang. “Kami awalnya mendapat laporan dari petugas Perhutani bahwa telah terjadi pencurian dari bekas pohon ditebang di dalam hutan,” kata AKP Joko.

    Polisi pun menindaklanjuti laporan tersebut dan menemukan 15 batang kayu jati yang telah dipotong-potong yang telah diangkut dekat dengan pemukiman warga di Desa Ngelopang, Kecamatan Parang. Selain itu, ada pula empat kendaraan yang sudah tidak ada plat nomor dan perotolan.

    Tersangka belum diamankan, namun identitasnya telah diketahui. “Proses lidik masih berlangsung ya,” terang Joko seraya menyebut seluruh barang bukti berupa 15 batang kayu jadi dan empat motor telah diamankan di Mapolsek Parang untuk keperluan penyelidikan. [fiq/ian]

  • Danrem 081 Madiun: Gus Sulthon Kyai Agamis dan Nasionalis

    Danrem 081 Madiun: Gus Sulthon Kyai Agamis dan Nasionalis

    Madiun (beritajatim.com) – Komandan Korem (Danrem) 081/DSJ Kolonel Inf Sugiyono hadir dalam tasyakuran yang digelar KH Mas Sulthon, Kyai asal Desa/Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. Sugiyono hadir dalam pagelaran wayang kulit yang digelar di Punden Panggung Desa Dagangan, Jumat (8/3/2024) malam.

    “Gus Sulthon sosok Kyai yang Agamis dan Nasionalis yang mana selalu menjalankan Agama sebaik mungkin dengan  tetap menjaga budaya bangsa budaya Nusantara. Salah satu buktinya khataman Alquran, Sholawat Nabi, Yasin Tahlil Istighosah serta pertunjukan Wayang Kulit yang dalam sehari pertunjukan 3 kali,” kata Sugiyono.

    Pagelaran wayang tersebut mengangkat lakon 3 kali juga dengan 3 dalang yang sangat unik, di samping itu Gus sulthon juga menghadirkan sinden yang asal nya dari luar negeri, yaitu Agnes Serfozo yang berasal dari Hungaria di dampingi sinden lokal Sulis dari Blitar, Yossi dari Solo.

    Tak hanya pagelaran seni budaya, ratusan anak yatim di Kecamatan Dagangan Madiun mendapatkan santunan dari KH Mas Sulthon, Jumat (8/3/2024). Santunan tersebut dalam rangka tasyakuran keluarga besar KH Mas Sulthon untuk menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan sekaligus Ruwat Bumi Nusantara.

    Tasyakuran tersebut merupakan kegiatan keluarga besar KH Mas Sulthon di Madiun. Rangkaian acara diawali dengan menyembelih sapi, Kamis (7/3/2024). Kemudian Jumat (8/3/2024) pagi digelar khataman Al Quran bil ghoib 30 juz, setelah Jumatan dilanjut dengan pagelaran wayang kulit ruwat bumi Nusantara. Kemudian dilanjutkan dengan makan bersama dan santunan anak yatim sampai jam 17.00 WIB.

    Dalam sambutannya, KH Mas Sulthon mengatakan, santunan kepada ratusan anak yatim sebagai wujud syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT, sekaligus dalam rangka menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan. Sebab barangsiapa yang senang anak yatim maka kelak akan disenangi oleh Nabi Muhammad.

    “Sopo wonge seneng ing anak yatim, bakal disenengi kanjeng nabi (barangsiapa yang senang dengan anak yatim maka akan disenangi oleh Nabi Muhammad ),” ujar Gus Sulthon, sapaan akrabnya.

    Gus Sulthon juga mengajak kepada warga untuk ikut senang dengan datangnya Bulan Suci Ramadhan. Sebab dengan bersikap senang, maka akan mendapatkan banyak keutamaan, salah satunya dikabulkan segala yang menjadi hajatnya.

    “Sopo wong sing seneng (barang siapa yang senang) dengan datangnya bulan Ramadhan bakal dijauhkan dari api neraka, sopo wonge sing seneng dengan datangnya bulan Ramadhan akan dikabulkan hajatnya” terangnya.

    Pada kesempatan itu pula Gus Thon juga meminta doa dari para warga agar dirinya diberikan kesehatan, kelancaran dalam segala hal sehingga dapat menggelar lagi kegiatan yang sama tahun depan.

    “Satu lagi doa dari semuanya, semoga saya masih diberikan sehat wal afiat, lancar gangsar rejeki dan sebagainya, bisa mengadakan acara lagi untuk kita semua di tahun yang akan datang,” pungkasnya.

    Dalam kegiatan tasyakuran itu, Gus Sulthon juga menyediakan puluhan door prize menarik bagi warga. Diantaranya 2 unit kulkas dua pintu, TV, sepeda gunung, kompor gas, kipas angin, oven, magic com, setrika dan barang elektronik lainnya yang mana door prize tersebut disupport dari Bank Jatim Cabang Madiun, Bank Bri KCPDolopo, Perumda Bank Madiun. Doorprize itu akan diumumkan di tengah pertunjukan pagelaran wayang kulit malam hari jam 13:00 WIB.

    Sementara itu Kapolsek Dagangan AKP Jumarni mengapresiasi tasyakuran keluarga Gus Sulton dengan menggelar santunan anak yatim. Dirinya juga berterimakasih kepada Gus Sulton yang telah memberikan bantuan CCTV di lingkungan Dusun Panggung dan juga di lingkungan kantor Polsek Dagangan. Berkat CCTV itu pula kemudian Polsek Dagangan dapat mengungkap kasus pencurian sepeda motor di wilayahnya.

    Pada kesempatan itu AKP Jumarni juga mengapresiasi pagelaran wayang kulit sebagai pelestarian budaya Indonesia. Menurutnya dengan media wayang kulit itu agama islam dapat berkembang pesat di awal masa Para Wali Songo.

    “Dulu juga Sunan Kalijaga mengembangkan Islam dengan cara budaya wayang seperti ini, ini sebagai perantara sehingga islam berkembang pesat sampai sekarang,” pungkasnya.

    Diketahui,  Gus Sulthon sejak berpuluh tahun lalu dikenal rutin mengadakan tasyakuran keluarga besar yang manfaatnya dirasakan oleh warga. Dan selalu di setiap daerah mengadakan Santunan untuk ribuan anak yatim.

    Tutup tahun 2023, tepatnya 31 desember Gus Sulthon juga mengadakan Santunan Anak Yatim di Punden Panggung Dagangan Madiun yang dikemas dengan Acara Yasin, Tahlil, Istighosah serta menggelar Reog Ponorogo.

    Mengawali Tahun Baru 2024 Masehi, 14 Januari 2024, bertempat di Trawas Mojokerto Gus sulthon juga mengadakan Acara Santunan Anak Yatim di kemas dengan Yasin, Tahlil, Istighosah dengan penampilan hiburan Pencak silat bantengan yang juga dihadiri ratusan warga. [fiq/beq]

  • Beras Penyumbang Inflasi Kabupaten Mojokerto di Februari 2034  

    Beras Penyumbang Inflasi Kabupaten Mojokerto di Februari 2034  

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kabupaten Mojokerto mengalami inflasi sebesar 0,65 persen pada bulan Februari 2024.

    Berbagai kelompok komoditas memberikan kontribusi terhadap kenaikan harga di Kabupaten Mojokerto, salah satunya komoditas beras.

    Dari sebelas kabupaten/kota Indeks Harga Konsumen (IHK) K di Jawa Timur, seluruhnya mengalami inflasi. Kabupaten/kota yang mengalami inflasi tertinggi yaitu Sumenep sebesar 0,70 persen, kemudian diikuti Gresik sebesar 0,62 persen, selanjutnya Tulungagung sebesar 0,60 persen, Madiun sebesar 0,59 persen.

    Kediri sebesar 0,54 persen, Banyuwangi sebesar 0,52 persen, Probolinggo sebesar 0,51 persen, Malang sebesar 0,50 persen, Jember sebesar 0,48 persen, Surabaya sebesar 0,45 persen, dan Bojonegoro sebesar 0,39 persen. Sedangkan Kabupaten Mojokerto mengalami inflasi sebesar 0,65 persen.

    Di Kabupaten Mojokerto, inflasi tahunan dari Februari 2023 hingga Februari 2024 mencapai 3,15 persen dengan inflasi kumulatif tahun kalender 2024 sebesar 0,61 persen. Berbagai kelompok komoditas seperti makanan, minuman, tembakau, pakaian, alas kaki, perumahan, dan lainnya berkontribusi pada inflasi.

    “Tidak terdapat kelompok komoditas yang memberikan andil deflasi pada bulan Februari,” ungkap Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Mojokerto, Bambang Eko Wahyudi, Sabtu (9/3/2024).

    Beras, emas perhiasan, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam kampung, dan rempela hati ayam menjadi komoditas utama yang mendorong inflasi. Bambang menjelaskan, inflasi Kabupaten Mojokerto naik dari bulan Januari 2024 mengalami deflasi sebesar 0,04 persen.

    “Kenaikan nilai inflasi terjadi di Kabupaten Mojokerto paling tinggi dipengaruhi kontribusi dari naiknya harga beras. Ini karena produksi cenderung menurun akibat perubahan iklim ekstrem yang menimpa Indonesia,” katanya.

    Pemerintah Pusat juga menginformasikan jika konsumsi beras meningkat dalam setahun terakhir dan bulan Januari serta Februari merupakan bulan di mana stok beras menurun. Meskipun stok telah dipulihkan di beberapa tempat menunjukkan harga akan turun.

    “Namun dari sisi penjual, terdapat ketidakpastian stok akibat perubahan iklim yang menyebabkan ketidaksesuaian antara permintaan dan penawaran. Selain itu, dampak adanya pemilu mengakibatkan peningkatan belanja pemerintah terkait aktivitas sosial dan politik,” ujarnya.

    Dimana meningkatnya peredaran uang di masyarakat yang juga mendorong peningkatan permintaan sehingga terjadi kenaikan pada harga barang. Sedangkan komoditas penyumbang deflasi tertinggi diakibatkan karena turunnya harga bawang merah.

    “Harga bawang merah turun yang diindikasi akibat musim hujan yang berkepanjangan sehingga membuat kualitas bawang merah menurun,” tegasnya. [tin/ted]