kab/kota: Madinah

  • Penuhi Menu Makanan Jemaah Haji, Datangkan 70 Ton Bumbu

    Penuhi Menu Makanan Jemaah Haji, Datangkan 70 Ton Bumbu

    Jakarta (beritajatim.com) – Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) berusaha keras memberikan layanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia 2024. Satu hal yang mesti diperhatikan adalah pemenuhan menu makanan yang sesuai selera jemaah.

    Karena itu, untuk menghadirkan cita rasa Nusantara, bumbu yang digunakan untuk memasak makanan jemaah haji berasal dari Indonesia. Tahun ini lebih 70 ton bumbu yang didatangkan dari total kebutuhan lebih dari 200 ton.

    “Untuk pemenuhan kebutuhan bumbu tersebut, pemerintah melibatkan UMKM,” kata anggota Media Center Kementerian Agama RI, Widi Dwinanda di Jakarta, Rabu (22/5/2024).

    Bumbu apa saja yang didatangkan dari Indonesia? Antara lain, bumbu untuk memasak rendang, gulai, nasi kuning, nasi uduk, semur, sambel goreng, bumbu merah, dan bumbu dasar kuning. Selain itu juru masaknya berasal dari Indonesia.

    Menu makanan yang diberikan kepada jemaah bervariasi setiap harinya dengan menu cita rasa Nusantara. PPIH Arab Saudi memastikan bahwa menu untuk jemaah haji telah mempertimbangkan aspek kecukupan nutrisi, seperti karbohidrat, protein, beragam vitamin, dan lainnya yang dibutuhkan jemaah haji di Tanah Suci.

    “Untuk menjaga kehangatan masakan hingga sampai ke jemaah, makanan tersebut dimasukkan ke food warmer, lalu didistribusikan ke hotel-hotel jemaah menginap sebelum waktu makan tiba,” tambahnya.

    PPIH di Arab Saudi mengingatkan jemaah haji untuk segera mengkonsumsi makanan yang telah dibagikan sebelum batas waktu yang tertera dalam boks makanan. Jangan mengkonsumsi makanan melewati batas waktu yang tertera pada boks.

    Selama musim haji 2024, jemaah memperoleh jatah makanan sebanyak tiga kali sehari: makan pagi, siang, dan malam. Selama di Madinah jemaah mendapat makan 27 kali makan dan di Makkah sebanyak 84 kali.

    Di samping itu, selama berada di Armuzna, jemaah mendapatkan 15 kali makan ditambah satu snack berat untuk di Mudzalifah.

    Untuk memenuhi kebutuhan makan jemaah haji Indonesia itu, telah tersedia 57 dapur di Makkah dan 21 dapur di Madinah yang menyediakan katering bagi jemaah haji.

    “Yang penting diingat adalah perhatikan keterangan batas layak mengkonsumsi, untuk makan pagi pukul 09.00 pagi, makan siang pukul 16.00, dan makan malam pukul 21.00 waktu Arab Saudi sebagaimana tertera di kemasan makanan,” tandas Widi sebagaimana dilansir Kemenag.go.id. [air]

  • Jemaah Haji Kota Pasuruan Berangkat, Gus Ipul Titip Ini

    Jemaah Haji Kota Pasuruan Berangkat, Gus Ipul Titip Ini

    Pasuruan (beritajatim.com) – Sebanyak 250 jemaah haji asal Kota Pasuruan yang tergabung dalam kloter 46 diberangkatkan ke Tanah Suci pada hari ini, Rabu (22/5/2024). Acara pelepasan jemaah haji ini berlangsung dengan penuh khidmat dan kemeriahan di Gedung Kesenian Darmoyudo, dipimpin langsung oleh Wali Kota Pasuruan, Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul.

    Dalam sambutannya, Gus Ipul menyampaikan rasa haru dan bangganya atas keberangkatan para jemaah haji. Dia mendoakan agar perjalanan dan ibadah haji para jemaah lancar tanpa hambatan.

    “Selamat jalan bapak ibu semuanya. Semoga perjalanan dan rangkaian ibadah hajinya berlangsur lancar, tanpa kendala,” kata Gus Ipul.

    Gus Ipul juga berpesan kepada para jemaah untuk mendoakan Kota Pasuruan agar semakin maju, warganya semakin sejahtera, dan mendapatkan keberkahan seperti Kota Madinah dan Kota Makkah.

    “Bapak, ibu, saya juga titip, mohon Kota Pasuruan didoakan agar semakin maju, warganya semakin sejahtera dan kalau bisa penuh berkah,” paparnya.

    Lebih lanjut, Gus Ipul mengungkapkan bahwa Pemkot Pasuruan sengaja mengadakan acara pelepasan jemaah haji yang megah dan semarak ini sebagai bentuk penghargaan kepada para jemaah.

    “Terima kasih Kemenag Kota yang sudah menyebut bahwa tidak ada pelepasan jemaah haji semeriah ini selama ini. Ada live music, dan sebagainya,” sambung dia.

    Selain itu, Gus Ipul juga menyampaikan bahwa Pemkot Pasuruan telah menyiapkan berbagai layanan untuk jemaah haji, termasuk layanan ramah lansia.

    “Alhamdulillah semua persiapannya lancar. Sejumlah jemaah lansia juga kita siapkan hiace sebagai kendaraan khusus,” urainya.

    Terakhir, Gus Ipul mengingatkan kepada para jemaah untuk mengikuti aturan dan ketentuan yang telah ditetapkan, menjaga kesehatan fisik, dan fokus menjalankan ibadah haji.

    Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Bimbingan Ibadah Haji Kota Pasuruan, Abdulloh Fahmi Salam, menyampaikan terima kasih kepada Pemkot Pasuruan dan Kementerian Agama atas kolaborasi dan kerjasama yang luar biasa dalam mempersiapkan semua kebutuhan jemaah haji.

    “Apalagi, kata Gus Fahmi, sapaanya, ada layanan – layanan yang itu semua akan memudahkan jemaah haji. Misalnya, layanan jemaah haji lansia. Ini adalah bukti pemerintah hadir dalam mendampingi dan melayani jemaah haji lansia. Tahun ini jemaah haji lansia ada pendampingnya khusus,” tuturnya.

    “Dan itu artinya jemaah haji lansia akan bisa melaksanakan ibadah haji dengan aman, dan nyaman. Mudah – mudahan, semuahnya menjadi haji yang mabrur,” tutupnya.

    Acara pelepasan jemaah haji ini menjadi bukti komitmen Pemkot Pasuruan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi warganya, termasuk para jemaah haji. Semoga para jemaah haji asal Kota Pasuruan dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar dan mabrur. [ada/beq]

  • Jemaah Haji SUB 14 Terima Bimbingan Ibadah Usai Ziarah ke Raudhah

    Jemaah Haji SUB 14 Terima Bimbingan Ibadah Usai Ziarah ke Raudhah

    Tuban (beritajatim.com) – Jemaah Haji Kloter SUB 14 yang terdiri dari Kota Batu, Kota Surabaya dan Kabupaten Tuban ini menerima Bimbingan Ibadah (Bimbad) Sektor 5 Madinah usai menjalani ziarah ke Raudhah.

    Melalui Humas Kemeterian Agama (Kemenag) Tuban Laidia Maryati yang berada di Madinah, Bimbad Sektor 5 Madinah dilakukan di Yusron Hamdi Hotel Jiwar Almadinah 509 yang langsung dipimpin oleh Gus Hamdi sapaan akrabnya.

    Pihaknya mengingatkan kepada seluruh jemaah yang hadir untuk mengoptimalkan ibadah. Menurutnya, memuaskan ibadah, bukan banyak ibadah, sebab kalau banyak belum tentu berkualitas karena hanya mengejar target semata.

    Tak hanya itu, pihaknya juga menyampaikan persiapan keberangkatan jemaah haji ke kota Makkah, dimana yang perlu disiapkan yakni koper besar sebelum 8 jam berangkat harus sudah beres ditaruh depan kamar masing-masing.

    Sedangkan, untuk koper kecil 2-3 jam sebelum keberangkatan harus sudah siap pula. “Lalu, pakaian ihram sudah dipakai dari salat Subuh,” terang Gus Hamdi.

    Kemudian, jemaah yang sudah mandi sunah ihram, ketika mau salat subuh ambil shaf di pelataran yang dekat dengan pintu keluar, untuk naik bus harus sesuai kelompok masing-masing.

    “Sekali lagi kami mengingatkan akan tugas ketua rombongan dan ketua regu hingga mengingatkan proses umrah wajib,” tegasnya.

    Sementara itu, Ketua Kloter SUB 14 Basuki Rahmat menjelaskan acara ini diikuti oleh Ketua Kloter, Pembimbing Ibadah, Ketua Rombongan, Ketua Regu, Perwakilan KBIHU dan tenaga kesehatan yakni : ada 9 Karom, 45 Karu dan 6 pimpinan KBIHU, dan petugas kloter.

    “Kloter SUB 14 ini merupakan kloter gabungan dari beberapa daerah yakni 207 jemaah dari Kota Batu, 100 jemaah dari Kota Surabaya, 59 jemaah dari Kabupaten Tuban ditambah 5 petugas kloter sehingga jumlah total keseluruhan 371 orang,” kata Laidia Maryati.

    Sedangkan, Pembimbing Ibadah Kloter SUB 14 menambahkan semua jemaah haji sudah melakukan ziarah ke Raudhah sesuai jadwal yang ditetapkan oleh Bimbad Sektor 5 Madinah, hanya saja kurang beberapa orang karena waktu jadwal pelaksanaan yang bersangkutan kurang sehat.

    “Beberapa yang belum melaksanakan ziarah ke Raudhah akan diusahan mengikuti secara susulan menyesuaikan jadwal dari Bimbad sektor 5,” tutup Laidia Maryati. [ayu/aje]

  • Waspada Demensia! Kemenag Imbau Jemaah Lansia Haji Istirahat Cukup dan Hindari Kelelahan

    Waspada Demensia! Kemenag Imbau Jemaah Lansia Haji Istirahat Cukup dan Hindari Kelelahan

    Jakarta (beritajatim.com) – Musim haji tahun ini diikuti oleh banyak jemaah lansia, yaitu sekitar 45 ribu orang. Hal ini perlu mendapat perhatian khusus, mengingat jemaah lansia lebih rentan mengalami berbagai gangguan kesehatan, termasuk demensia.

    Menurut Kepala Seksi Layanan Lansia, Disabilitas, dan PKP3JH Dokter Leksmana Arry Chandra, beberapa jemaah lansia telah menunjukkan gejala demensia, seperti lupa nama, keluarga, atau merasa masih berada di kampung halaman.

    “Gangguan ini bisa dipicu oleh faktor sosial, psikososial, pribadi, psikologis, dan juga biologis, termasuk faktor genetik,” jelas dr. Leksmana di Madinah, Senin (21/5/2024).

    Gejala awal demensia biasanya berupa mudah lupa, terutama kejadian baru-baru ini, sulit mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, dan sulit mengingat waktu dan tempat.

    Untuk mencegah demensia, dr. Leksmana menyarankan stimulasi kognitif, seperti mengajak jemaah lansia bercerita dan bersosialisasi. Pendampingan juga penting untuk membantu mereka beraktivitas dan mencegah dehidrasi dan kelelahan yang dapat memperburuk kondisi.

    “Istirahat yang cukup dan hindari memaksakan diri sangat penting bagi jemaah lansia. Pendamping jemaah juga diimbau untuk mengajak mereka bersosialisasi, berdoa, dan zikir bersama,” pesan dr. Leksmana.

    Upaya pencegahan demensia ini diharapkan dapat membantu jemaah lansia menjalankan ibadah haji dengan lancar dan aman.

    Tips untuk Mencegah Demensia pada Jemaah Lansia Haji:

    Istirahat yang cukup
    Hindari kelelahan dan dehidrasi
    Konsumsi makanan bergizi seimbang
    Lakukan stimulasi kognitif, seperti membaca, menulis, atau bermain game
    Bersosialisasi dan beraktivitas secara rutin
    Minum obat sesuai anjuran dokter
    Dengan menerapkan tips-tips ini, diharapkan jemaah lansia dapat terhindar dari demensia dan menikmati ibadah haji dengan penuh khusyuk.

    [aje]

  • Jemaah Haji 2024 Dilengkapi Smart Card

    Jemaah Haji 2024 Dilengkapi Smart Card

    Makkah (beritajatim.com)–Jemaah haji tahun 2024 dilengkapi dengan smart card. Kartu ini dikeluarkan Kerajaan Arab Saudi. Tujuannya, memudahkan jemaah haji dalam mengakses informasi yang berkaitan dengan haji.

    Smart Card berbentuk kartu elektronik yang dikeluarkan secara resmi Kerajaan Arab Saudi. Kartu ini baru kali pertama dibagikan pada penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M. Tujuannya, memudahkan jemaah dalam mengakses informasi yang berkaitan dengan haji, seperti lokasi-lokasi pelaksanaan haji di Tanah Suci. Sart card ini juga menjadi akses masuk ke Arafah. Sehingga kartu tersebut harus selalu dibawa jemaah dan jangan sampai hilang.

    “Smart card sudah diberikan Kementerian Haji dan Umrah, tapi masih dikelompokkan berdasarkan urutan abjad. Tim PPIH bersama Masyariq malam ini mengelompokkannya berdasarkan kelompok terbang (kloter). Nanti akan dibagikan ke jemaah berdasarkan kloter. Jemaah yang sudah tiba di Makkah akan diperiksa secara acak oleh pihak Arab Saudi, apakah mereka sudah mendapat smart card atau belum,” kata Direktur Layanan Haji Luar Negeri Subhan Cholid usai bertemu Masyariq di Makkah, Senin (21/5/2024).

    Mengutip Kemenag.go.id, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi kemarin menggelar pertemuan dengan pihak Masyariq. Pertemuan yang berlangsung di kantor Masyariq, wilayah Khalidiyah, Makkah, ini membahas layanan di Makkah, Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

    “Kita hari ini bertemu dengan Masyariq membahas antara lain mengenai distribusi smart card atau kartu pintar. Ini salah satu program utama dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi. Sebagian smart card ada yang dibagikan di Embarkasi Tanah Air, namun sebagian besar dibagikan saat jemaah tiba di Makkah Al-Mukarramah,” tambah Subhan Cholid.

    Perkembangan di lapangan menunjukkan, jemaah haji Indonesia mulai tiba di Makkah Al-Mukarramah. Mereka datang dari Madinah setelah tinggal di sana selama sekitar sembilan hari. Pada hari pertama kedatangan, ada sekitar 3.400 jemaah yang tergabung dalam delapan kelompok terbang (kloter).

    Rapat bersama Masyariq juga membahas tentang proses pergerakan jemaah dari Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Menurut Subhan, pertemuan dengan Masyariq menyepakati perlunya skema baru pergerakan jemaah di Masyair al Muqaddasah atau Armuzna. Hal Ini sebagai antisipasi padatnya lokasi Muzdalifah karena dua hal.

    Pertama, dampak penambahan toilet yang memakan lahan hingga lebih dari 20.000 M2. Kedua, pemindahan penempatan jemaah di area perluasan Mina (Mina Jadid) ke Mu’aisim. Kementerian Haji meminta agar ada minimal 40.000 jemaah yang hanya melewati tidak turun di area Muzdalifah. Sehingga skemanya adalah Arafah menuju Muzdalifah (tidak turun) lalu langsung ke Mina.

    “Skema ini disebut sebagai Skema Murur. Kementerian Haji menunggu usulan resmi dari Indonesia terkait rincian skema ini. Sedang pihak Masyariq berharap agar jemaah yang mengikuti skema Murur ini diatur berbasis maktab,” jelas Subhan.

    Selain Smart Card dan Murur, Konsul Haji KJRI Jeddah Nasrullah Jasam mengatakan bahwa pertemuan dua pihak ini juga membahas layanan konsumsi berupa makanan siap saji. Katering ini antara lain akan dibagikan kepada jemaah saat berada di Arafah dan Mina. “Kita akan cek makanan siap saji yang sebagian besar sudah tiba di Arab Saudi dan itu akan didistribusikan di Arafah dan Mina,” ujar Nasrullah.

    Selain di Muzdalifah, kata Nasrullah, pihaknya juga minta agar pihak Masyariq dapat menyajikan makanan bagi jemaah haji yang mengambil nafar awal (kembali dari Mina ke hotel lebih awal), terutama untuk makan pada 12 Zulhijjah malam dan 13 Zulhijjah pagi. “Minimal ada snack berat untuk jemaah yang nafar awal. Kita minta ke Masyariq agar diberikan snack berat,” kata Nassrullah.

    Puncak ibadah haji, wukuf di Arafah, diperkirakan akan berlangsung pada 15 Juni 2024. Sehari sebelum itu, tepatnya pada 14 Juni 2024, jemaah haji secara bertahap akan diberangkatkan dari Makkah menuju Arafah. Setelah wukuf di Arafah, malam harinya jemaah diberangkatkan menuju Muzdalifah, lalu ke Mina. Di Mina, jemaah akan menginap pada 11 dan 12 Zulhijjah (nafar awal) atau hingga 13 Zulhijjah (nafar tsani), lalu kembali ke Makkah. [air/aje]

  • Kursi Ketua MUI Banyuwangi Berganti, Gelar Pendidikannya Jadi Sorotan

    Kursi Ketua MUI Banyuwangi Berganti, Gelar Pendidikannya Jadi Sorotan

    Banyuwangi (beritajatim.com) – Secara resmi KH. Muhaimin Asmuni menempati posisi Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan itu berdasarkan keputusan melalui Musyawarah Daerah X di Aula Kantor Kementerian Agama Banyuwangi.

    KH. Muhaimin Asmuni terpilih setelah 11 tim formatur mengambil keputusan. Mereka terdiri dari tiga orang pengurus lama, empat orang Ketua MUI Kecamatan, dua orang perwakilan pesantren dan dua orang utusan Ormas Islam.

    “Saya tidak menyangka akan mengemban amanat ini. Semoga kami mampu menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya,” ungkap KH. Muhaimin Asmuni.

    Sosoknya bukanlah orang sembarangan. Kini, Kiai Asmuni begitu biasa disapa merupakan Pengasuh Pesantren Manbaul Hikam, Desa Labanasem, Kecamatan Kabat.

    Dia juga dikenal sebagai ulama yang memiliki keilmuan mumpuni di bidang agama. Sosok kelahiran 1957 itu, mendapatkan pendidikannya di Saudi Arabia sejak 1977.

    Setelah menamatkan strata satunya di Universitas Madinah pada 1984, Kiai Asmuni lantas mengabdikan diri di Banyuwangi. Sejumlah posisi di pendidikan pernah diembannya.

    Salah satunya menjadi dosen di IAI Ibrahimy, Genteng dan menggelar pengajian di kediaman mendiang istrinya di Genteng pula.

    “Semoga kami bisa melanjutkan program-program yang baik dari kepengurusan sebelumnya dan melakukan hal-hal lain yang lebih baik lagi,” terang Kiai Asmuni.

    Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani yang membuka Musyda X MUI tersebut, berharap kepengurusan ke depan dapat menjadi oase di tengah umat muslim Banyuwangi.

    “MUI bisa menjadi rumah besar yang bisa menaungi seluruh elemen umat Islam di Banyuwangi,” ungkap Ipuk.

    Tidak hanya itu, kata Ipuk, MUI bisa terus berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam menjalankan program-program kemasyarakatan yang telah dicanangkan.

    “Selama ini, MUI telah banyak berkontribusi dalam mendukung program-program pemda. Kami berharap hal ini terus kita jalin,” kata Ipuk.

    Struktur MUI Banyuwangi periode 2024-2029 sendiri akan disusun selambat-lambatnya hingga 30 hari mendatang.

    “Akan disusun oleh ketua terpilih dan formatur,” terang Sekretaris Formatur, Abdul Azis. [rin/aje]

  • Kisah Jemaah Haji Tertua di Indonesia Asal Ponorogo, Umurnya 110 Tahun

    Kisah Jemaah Haji Tertua di Indonesia Asal Ponorogo, Umurnya 110 Tahun

    Madinah (beritajatim.com) – Jemaah haji tertua di Indonesia bernama Harjo Mislan. Kakek asal Ponorogo Jawa Timur ini usianya 110 tahun. Mbah Harjo tercatat sebagai pejuang veteran.

    Dia mengaku perjalanan panjang dari Surabaya ke Madinah cukup melelahkan. Namun kakek asal Ponorogo ini mengaku senang dan sehat setibanya di Madinah. Berbincang dengan petugas, terungkap saat muda Mbah Harjo merupakan pejuang ’45.

    Dia mengaku pernah ikut perang melawan Belanda. “(Perang melawan Belanda) Pakai pentungan,” kata Mbah Harjo, Sabtu (18/5/2024) sebagaimana dikutip dari laman Kemenag.

    Sirmat, anak Mbah Harjo menjelaskan ayahnya terdaftar sebagai pejuang veteran. Teman seangkatannya sudah tidak ada, hanya Mbah Harjo yang masih hidup. “Dari kelompok veteran, tinggal bapak yang masih ada,” kara Sirmat.

    Mbah Harjo merupakan pensiunan perangkat desa. Dia juga petani di kampung. Dan Mbah Harjo masih beraktivitas seperti biasa di usia senjanya.

    Sirmat menjelaskan kondisi fisik sang ayah. Sebenarnya, Mbah Harjo masih bisa jalan dengan bantuan tongkat. Mbah Harjo memakai kursi roda hanya untuk mempercepat pergerakan saja. Tak hanya itu, sebagai antisipasi, Sirmat juga membawa kursi roda dari Tanah Air untuk berjaga-jaga.

    “Sebenarnya bisa jalan sendiri, pakai kursi roda untuk mempercepat pergerakan saja, agar tidak merepotkan yang lain,” kata Sirmat.

    Hanya saja, pendengaran Sang Ayah kurang optimal. Sehingga untuk bisa berkomunikasi harus dengan suara yang lebih tinggi. “Iya, jadi kalau ngomong harus agak keras suaranya,” kata Sirmat mengakhiri.

    Dalam perjalanan haji kali ini Mbah Harjo tak hanya didampingi sang anak. Ada menantu dan besan Mbah Harjo yang juga ikut berhaji bersama.

    Kini Mbah Harjo dan keluarga tengah menjalankan ibadah di Masjid Nabawi. Mereka juga akan berziarah ke sejumlah lokasi bersejarah di Madinah sebelum menjelang akhir bulan diberangkatkan ke Makkah. [suf]

  • Petugas Haji Wajib Pakai Atribut Lengkap

    Petugas Haji Wajib Pakai Atribut Lengkap

    Makkah (beritajatim.com) – Seluruh Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi wajib menggunakan atribut seragam lengkap selama berada di tanah suci. Ini merupakan wujud kehadiran serta kesediaan petugas untuk memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah haji.

    Penegasan ini disampaikan Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Makkah Khalilurahman saat memimpin Apel Petugas Daker Makkah di Makkah. “Wajib bagi seluruh petugas untuk menggunakan atribut seragam lengkap selama ada di tanah suci. Bahkan nanti saat ada di Muzdalifah dan Mina,” ujar Kadaker Khalilurahman, Sabtu (18/5/2024), dikutip dari laman Kemenag.

    “Ini penting. Ini bukti kesediaan kita untuk bisa melayani jemaaah. Jika dibandingkan jumlah jemaah yang 241 ribu, jumlah petugas yang 4.200 ini tidak sebanding. Jadi pastikan agar jemaah mudah mengenali kita, dengan seragam ini,” tutur Khalilurahman.

    Ia menegaskan, pihaknya tidak akan mentolerir bila mengetahui ada petugas yang tidak mengenakan seragam selama di Makkah. “Tata niat sejak sekarang, bahwa kita ada di sini untuk melayani jemaah. Buktinya itu dengan kesediaan kita mengenakam seragam ini,” pesan Khalil.

    “Jangan mementingkan ibadahnya sendiri. Ibadah kita adalah pelayanan bagi jemaah. Khidmah dan kasih sayang kita kepada jemaah yang insyaAllah akan mengantarkan kita menuju mabrur,” tegasnya.

    Operasional haji di Kota Makkah akan dimulai pada 20 Mei 2024, usai kedatangan jemaah haji gelombang I dari Madinah. Saat ini sejumlah persiapan telah dilakukan, mulai pengecekan akomodasi, penyiapan bus shalawat, konsumsi, hingga penyiapan pendampingan ibadah.

    “InsyaAllah kita siap menerima jemaah. Mari kita berikan upaya maksimal kita untuk memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah,” ajak Khalil. [suf]

  • Masa Tunggu Haji di Kabupaten Malang Kini Capai 35 Tahun

    Masa Tunggu Haji di Kabupaten Malang Kini Capai 35 Tahun

    Malang (beritajatim.com) – Masa tunggu keberangkatan haji di Kabupaten Malang kini semakin panjang. Jika daftar hari ini, maka calon jemaah baru akan berangkat ke Tanah Suci 35 tahun lagi.

    Karena itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Malang, Drs. H. Sahid, menekankan perlunya mendaftar haji di usia yang masih cukup muda. Ini mengingat panjangan antrean calon jemaah yang akan berangkat haji.

    “Masa tunggu berangkat haji di Kabupaten Malang sangat panjang. Insya Allah 35 tahun, makanya kita sering juga menyampaikan ke masyarakat mumpung ada kelebihan rezeki, putranya untuk didaftarkan haji, mumpung sekarang masih usia 12 tahun itu boleh didaftarkan haji. Masa tunggunya 35 tahun,” terang Sahid, Jumat (17/5/2024).

    Kuota yang terbatas dari Pemerintah menjadi faktor masa tunggu haji cukup panjang. Kondisi ini terjadi di semua daerah di Indonesia.

    “Kuota kita memberangkatkan Malang saja tidak bisa, itu memang ada aturannya seperti itu,” kata Sahid.

    Faktor lain, jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam sangat banyak. Hal itu turut mempengaruhi lamanya masa tunggu.

    “Ini rata-rata yang berangkat sudah daftar haji sejak tahun 2012 lalu. Berarti hampir 13 tahun menunggu baru bisa berangkat,” terang dia.

    Terkait musim haji tahun ini, Sahid mengimbau para calon jemaah haji untuk menjaga Kesehatan. Sebab, saat ini cuaca di Makkah dan Madinah sangat panas.

    Pihaknya juga telah memberikan pembinaan kepada calon jemaah ketika berada di Tanah Suci. Hal ini sebagai upaya mengantisipasi agar jemaah bisa melaksanakan ibadah haji dengan lancer.

    “Sudah kita berikan pembinaan, masukan, baik dari KBIHU, Kemenag dan KUA sudah antisipasi, apa yang harus di bawa, karena cuaca di sini tidak sama dengan cuaca di sana,” terang Sahid.

    Tak lupa, dia mengingatkan jemaah haji untuk selalu membawa sandal, meski di sana tersedia banyak. Ini untuk mengantisipasi jika jemaah lupa tidak membawa sandal cadangan, sementara alas kaki yang tersedia terbatas.

    “Untuk tahun ini ada tiga kali pemberangkatan serentak. Kemarin ada 161 jemaah diberangkatkan, karena itu akan bergabung dengan kloter di kota Malang dan Surabaya,” beber Sahid.

    Soal jamaah haji mandiri, sambung Sahid, jemaah ini tidak terikat dan tidak ikut di bimbingan jemaah haji dan umroh. Sehingga mereka nanti akan melaksanakan ibadah sesuai SOP yang telah diberikan tanpa pembimbing.

    “Ada 100 orang jemaah haji mandiri. Rata-rata mereka ini jemaah yang mandiri, sudah pernah melakukan ibadah haji. Ikut di sini tadi pagi, ikut kloter 26, berarti berangkat besok jam 12.00 WIB ke Arab Saudi,” tuturnya. [yog/beq]

  • Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah 31.255 Orang, Tiga Meninggal

    Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah 31.255 Orang, Tiga Meninggal

    Madinah (beritajati.com) –  Jemaah haji asal Indoensia yang sudah tiba di Madinah sebanyak 31.255 orang. Mereka tergabung dalam 80 kloter (kelompok terbang).

    Data ini berdasarkan Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji 1445 H/2024 M hari ke-5.

    Hal ini disampaikan Kepala Daerah Kerja Madinah, Ali Machzumi di Madinah, Kamis (16/5/2024). Menurutnya, jemaah akan berada di Madinah selama kurang lebih sembilan hari. Ia mengimbau, bagi jemaah yang telah berada di Madinah untuk tetap menjaga kondisi fisik dan kesehatannya.

    “Bagi jemaah lansia, jangan memaksakan diri. Jika kondisi fisik tidak memungkinkan ikut salat berjemaah di Masjid Nabawi. jemaah bisa menunaikan salat di hotel agar tidak kelelahan,” pesannya dikutip dari laman resmi Kemenag.

    Ali Machzumi menambahkan, memasuki hari ke-5 masa opersional, tercatat 19 jemaah menjalani rawat inap, dan empat orang jemaah dirujuk ke Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS). Sedangkan Jemaah wafat tiga orang.

    Mereka adalah Upan Supian Anas asal Garut, dari kloter dua Embarkasi Jakarta – Bekasi (JKS-02), lalu Didi Rowandi Aung asal Sukabumi dari kloter tiga Embarkasi Jakarta – Bekasi (JKS-03), serta Yusman Irawan asal Lubuk Linggau dari kloter dua Embarkasi Palembang (PLM-02). [suf]