kab/kota: Madinah

  • 4
                    
                        Bus Jemaah Umrah Kecelakaan di Arab Saudi, 6 WNI Meninggal Dunia
                        Nasional

    4 Bus Jemaah Umrah Kecelakaan di Arab Saudi, 6 WNI Meninggal Dunia Nasional

    Bus Jemaah Umrah Kecelakaan di Arab Saudi, 6 WNI Meninggal Dunia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI)
    Kementerian Luar Negeri
    , Judha Nugraha, mengabarkan terjadi
    kecelakaan bus
    yang mengangkut jemaah umrah di
    Arab Saudi
    yang mengakibatkan 6 orang jemaah warga negara Indonesia meninggal dunia.
    Judha menyebutkan, peristiwa itu terjadi pada Kamis (20/3/2025) pukul 17.30 WIB di Wadi Qudied, jalan antara Mekkah dan Madinah, 150 kilometer dari Kota Jeddah.
    “Kementerian Luar Negeri turut menyampaikan duka cita atas wafatnya enam jemaah umrah Indonesia dan akan terus membantu penanganan korban luka,” kata Judha dalam keterangan tertulis, Jumat (21/3/2025).
     
    Judha menyebutkan, total ada 20 orang WNI yang menjadi korban kecelakaan tersebut, termasuk 6 orang yang meninggal dunia.
    “Korban luka telah mendapatkan perawatan di RS Arab Saudi,” imbuh Judha.
    Berdasarkan informasi sementara, bus tersebut bertabrakan hingga akhirnya terbalik dan terbakar.
    “Informasi sementara, bus mengalami tabrakan yang menyebabkan bus terbalik dan terbakar,” kata Judha.
    Setelah mendapat informasi tersebut, Konsulat Jenderal RI Jeddah segera mengirimkan Tim Pelindungan WNI ke lokasi dan berkoordinasi dengan otoritas setempat, rumah sakit, tour leader, perwakilan Kementerian Haji, Muassasah, dan perusahaan bus serta memastikan kondisi korban.
    Judha mengatakan, Kementerian Luar Negeri saat ini tengah berkoordinasi dengan Kementerian Agama dan agensi umrah yang memberangkatkan para jemaah guna mendapatkan data lengkap para WNI dan keluarga di Indonesia.
    “Kemlu juga telah memberitahukan peristiwa ini kepada pihak keluarga,” kata judha.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Arkeolog Temukan Prasasti Paleo-Arab Buatan Sahabat Nabi Muhammad

    Arkeolog Temukan Prasasti Paleo-Arab Buatan Sahabat Nabi Muhammad

    Jakarta

    Sebuah prasasti Paleo-Arab pada sebuah batu besar dekat sebuah masjid terbengkalai di Arab Saudi kemungkinan besar diukir oleh Ḥanẓalah bin Abī ʿĀmir, seorang sahabat nabi umat Islam, Muhammad.

    Meskipun banyak prasasti dari masa awal Islam diketahui, kepengarangannya masih belum dikonfirmasi, kecuali satu di wilayah al-Bahah di Arab Saudi yang dapat dikaitkan dengan sahabat Muhammad, yang kemudian menjadi gubernur Makkah.

    Prasasti tersebut, yang dianalisis para peneliti dalam sebuah studi baru yang diterbitkan edisi April Journal of Near Eastern Studies, adalah prasasti kedua yang dikonfirmasi yang atribusinya terhubung dengan Muhammad.

    Tidak seperti teks sebelumnya, prasasti ini diukir pada awal abad ketujuh sebelum Islam mendominasi Arab, menjadikannya saksi penting bagi Hijaz pra-Islam (wilayah tempat Makkah berada) dan latar belakang agama pembaca Al-Qur’an.

    Akan tetapi, tidak semua orang sepenuhnya yakin tentang identitas penulisnya. Para peneliti mengatakan, temuan ini memberi gambaran sekilas tentang hari-hari awal Islam.

    “Bertentangan dengan kepercayaan populer bahwa Islam lahir dalam terang sejarah, kita tidak tahu banyak tentang kebangkitan Islam dari sumber-sumber kontemporer,” kata Ahmad Al-Jallad, profesor studi Arab di The Ohio State University dan rekan penulis studi tersebut, dikutip dari Live Science.

    “Periode waktu itu diselimuti misteri. Prasasti-prasasti ini memberikan dasar yang dapat diverifikasi untuk penulisan sejarah berbasis bukti dari periode ini,” imbuhnya.

    Yusef Bilin, seorang kaligrafer Turki yang sedang mengunjungi masjid kuno di kota Taif yang diyakini dibangun oleh Alī bin Abī Ṭālib, Khalifah Islam keempat, melihat dua prasasti di sebuah batu besar yang menonjol sekitar 100 meter jauhnya.

    Pada 2021, ia menyampaikan hal tersebut kepada penulis penelitian. Prasasti tersebut ditulis dalam aksara Paleo-Arab, yang menggambarkan fase akhir pra-Islam dalam alfabet Arab. Penulis prasasti di bagian atas dan bawah mengidentifikasi diri mereka sebagai Ḥanẓalah, putra ʿAbd-ʿAmr-w dan Abd al-ʿUzzē, putra Sufyān.

    Tulisan tersebut jika diterjemahkan menjadi “Dengan nama-Mu, Tuhan kami, aku adalah Hanzalah (putra) Abd-‘Amr-w, aku mengajak (engkau) untuk bertakwa kepada Allah” dan “Dengan nama-Mu, Tuhan kami, aku adalah Abd al-‘Uzzē putra Sufyān, aku mengajak (engkau) untuk bertakwa kepada Allah.”

    Para penulis mempelajari biografi Muslim tradisional Muhammad dan catatan silsilah orang Arab dan menemukan bahwa kombinasi nama-nama ini sangat langka. Satu orang dengan nama Ḥanẓalah, yang ayahnya adalah ʿAbd-ʿAmr, cocok dengan kriteria tersebut. Orang ini berasal dari suku Aws, yang bermukim di Yatshrib (sekarang dikenal sebagai Madinah) dan tampil menonjol sebagai sahabat Muhammad dalam literatur Islam awal.

    Penggunaan bahasa Paleo-Arab dengan mudah menunjukkan bahwa prasasti-prasasti ini dibuat pada akhir abad keenam atau awal abad ketujuh dan sangat cocok dengan garis waktu Hanzalah, sang sahabat, yang tewas dalam pertempuran Uhud pada 625 M.

    Nama orang kedua, ʿAbd al-ʿUzzē, merujuk pada dewi pagan Arab al-Uzza, yang semakin mendukung gagasan bahwa prasasti-prasasti tersebut dibuat oleh orang-orang yang bukan pengikut Muhammad, atau setidaknya belum menjadi pengikutnya.

    Pengamatan ini mengarahkan para peneliti untuk menyimpulkan bahwa Hanzalah kemungkinan besar sama dengan yang dikaitkan dengan Muhammad dan bahwa ia mengukir kata-kata ini saat bepergian melalui Taif, mungkin dengan seseorang bernama ʿAbd al-ʿUzzē, sebelum ia masuk Islam.

    “Pada dasarnya tidak masuk akal kalau prasasti ini dibuat setelah Muhammad memulai dakwahnya, karena orang-orang di Taif sangat memusuhi dia, dan tidak mungkin salah satu pengikutnya pergi ke sana dan meninggalkan prasasti ini,” kata salah satu penulis studi Hythem Sidky, direktur eksekutif International Quranic Studies Association di Washington, DC, Amerika Serikat.

    Al-Jallad menambahkan bahwa patina prasasti dan pola pelapukan menunjukkan bahwa prasasti itu sudah ada di sana sejak lama, sehingga menutup kemungkinan adanya pemalsuan modern.

    “Artikel tersebut merupakan karya ilmiah yang sangat mengesankan,” kata James Montgomery, profesor Studi Arab dan Timur Tengah di Cambridge University yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

    “Penelitian tersebut cermat, teliti, dan berhati-hati dalam penggunaan bukti, dengan setiap klaim didukung dengan benar melalui referensi ke semua bukti yang relevan dan tersedia,” imbuhnya.

    Meskipun Montgomery menganggap identifikasi tersebut kemungkinan besar akurat, ia tetap bersikap agnostik terhadap klaim bahwa Ḥanẓalah yang disebutkan dalam prasasti tersebut adalah salah satu tradisi Islam yang sama.

    “Saya ingin menunda penilaian sampai kita memiliki dua prasasti lagi yang juga memenuhi kriteria penanggalan ketat yang digunakan oleh para penulis,” katanya.

    (rns/rns)

  • Eks Wakil Panglima GAM Abu Razak Meninggal Dunia saat Umrah, Sempat Ngeluh Tak Enak Badan – Halaman all

    Eks Wakil Panglima GAM Abu Razak Meninggal Dunia saat Umrah, Sempat Ngeluh Tak Enak Badan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mantan Wakil Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Kamaruddin Abu Bakar atau Abu Razak meninggal dunia pada Rabu (19/3/2025) hari ini dalam usia 57 tahun.

    Sosok yang kini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Aceh dan Ketua Umum KONI Aceh tersebut meninggal dunia saat menjalankan ibadah umrah di Tanah Suci bersama istrinya , Rita Satria dan anak bungsunya, Muhammad Muntazar.

    Kabar duka ini dibenarkan oleh salah satu petinggi Partai Aceh, Nurzahri.

    “Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Telah meninggal dunia Kamaruddin Abubakar atau Abu Rajak, Sekjen Partai Aceh sekaligus ketua Koni Aceh hari ini Rabu 19 Maret 2025 pukul 06.00 waktu Arab saudi,” kata Nurzahri, dikutip dari Serambinews.com.

    Nurzahri juga mengungkapkan jenazah Abu Razak akan dimakamkan di Mekkah, Arab Saudi.

    “Beliau meninggal di Mekkah dan akan di kuburkan di Mekkah”,” katanya.

    Kakak Abu Razak, Zainal Abidin Abubakar pun membenarkan meninggalnya sang adik.

    Dia mengetahui kabar duka tersebut dari istri almarhum yang turut ikut menunaikan ibadah umrah.

    Di sisi lain, Zainal menuturkan putra sulung Abu Razak tidak ikut umrah bersama orang tua dan adiknya karena tengah mempersiapkan diri untuk masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN).

    “Perginya 3 Ramadhan lalu dan akan berakhir pada 3 Syawal nanti. Diperkirakan, mereka akan kembali ke Aceh pada 4 atau 5 Syawal nanti.”

    “Tapi takdir berkata lain. Adinda Abu Razak dipanggil Allah Yang Maha Kuasa saat umrah di tanah suci,” kata Zainal.

    Menurut Zainal, meninggalnya sang adik begitu mendadak tanpa didahului sakit kronis maupun akut.

    Dia mengatakan Abu Razak meninggal dunia pada Rabu pagi pukul 06.00 waktu Arab Saudi.

    Sempat Hubungi Keluarga sebelum Meninggal Dunia

    Terpisah, salah satu anggota keluarga Abu Razak, Muhammad Hatta sempat berkomunikasi dengan almarhum sehari sebelum meninggal dunia.

    Pada kesempatan tersebut, Abu Razak sempat menanyakan kepada Hatta terkait kondisi rumah.

    Hatta mengaku saat berkomunikasi dengan almarhum, tidak ada keluhan terkait kondisi kesehatan.

    Namun, pada Rabu dini hari, Abu Razak disebut meninggal dunia seusai menunaikan shalat Subuh.

    “Kondisi sehat, semalam saya baru menghubungi beliau. Lalu tadi pagi saya dapat informasi almarhum sudah meninggal dunia. Almarhum meninggal usai melaksanakan shalat subuh di hotel,” jelasnya.

    Sempat Mengeluh Badan Kurang Sehat

    Hatta menuturkan Abu Razak dan keluarganya dijadwalkan menunaikan ibadah umrah dari 3 Maret-3 April 2025.

    Kemudian, pada Selasa (18/3/2025) sore, Abu Razak dan rombongan bertolak dari Madinah menuju Mekkah dan kondisi sehat.

    Lalu pada pukul 16.00 WIB kemarin, Abu Razak juga menghubungi dirinya dan menanyakan beberapa hal. 

    “Tadi malam jam 00.00 WIB beliau juga nelpon saya dan menanyakan kondisi saya dan orang rumah. Saya selaku adiknya, merasa sangat kehilangan dan kaget saat mendapat kabar almarhum meninggal,” ungkapnya.

    “Karena saya tahu kondisinya sehat. Bahkan saat berada di Madinah, almarhum bilang ke saya kalau Arbainnya lengkap dan lancar beribadah,” kenangnya.

    Lalu pada Rabu pagi usai almarhum melaksanakan shalat subuh, dirinya kemudian berbaring dan mengeluh badannya kurang sehat. 

    “Kami sekeluarga kaget. Beliau ingin ke masjid, tapi kondisinya tidak baik, dan mengatakan kepada istrinya untuk shalat di kamar. Lalu mengatakan badannya kurang enak dan berbaring di tempat tidurnya,” ujarnya.

    Sosok Abu Razak

    Masih dikutip dari Serambinews.com, Kamaruddin Abubakar atau Abu Razak merupakan tokoh penting dalam sejarah Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

    Pria kelahiran 1 Mei 1967 itu sempat menjabat sebagai Wakil Panglima GAM.

    Setelah adanya penandatanganan perjanjian damai pada tahun 2005, dia menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Peralihan Aceh (KPA).

    Adapun organisasi itu dibentuk untuk memfasilitasi reintegrasi mantan kombatan GAM ke dalam masyarakat. 

    Selain perannya dalam KPA, Abu Razak juga terlibat dalam politik lokal sebagai Sekretaris Jenderal Partai Aceh.

    Selain kiprahnya di bidang politik, Abu Razak juga dikenal sebagai Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Aceh. 

    Sebagian artikel telah tayang di Serambinews.com dengan judul “Abu Razak Meninggal Dunia di Tanah Suci, Mantan Wakil Panglima GAM Dimakamkan di Mekkah”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Serambinews.com/Masrizal Bin Zairi/Agus Ramadhan/Yarmen Dinamika)

  • Ramadan di Gorontalo Kurang Lengkap Tanpa Tradisi Malam Qunut, Apa itu?

    Ramadan di Gorontalo Kurang Lengkap Tanpa Tradisi Malam Qunut, Apa itu?

    Liputan6.com, Gorontalo – Memasuki pertengahan Ramadan, masyarakat Kabupaten Gorontalo menyambut tradisi unik yang telah berlangsung secara turun-temurun, yakni Malam Qunut.

    Tradisi yang digelar setiap 15 Ramadan ini ditandai dengan kemunculan pasar malam khas di Kecamatan Batudaa, yang didominasi oleh pedagang pisang dan kacang.

    Pasar malam tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi warga, yang berbondong-bondong datang untuk membeli pisang dan kacang sebagai bagian dari perayaan tradisi ini.

    Malam Qunut diyakini sebagai wujud rasa syukur masyarakat atas setengah perjalanan ibadah puasa yang telah dijalani.

    Tradisi Malam Qunut memiliki akar sejarah panjang di Gorontalo. Menurut cerita yang berkembang, dahulu masyarakat Batudaa memiliki kebiasaan mandi bersama usai salat Tarawih pada malam pertengahan Ramadan. Saat menunggu giliran mandi, mereka mengonsumsi camilan berupa pisang dan kacang.

    Seiring waktu, ritual mandi mulai ditinggalkan, namun kebiasaan makan pisang dan kacang tetap lestari hingga kini. Filosofi di balik tradisi ini dipercaya melambangkan kebersamaan dan keberkahan, menjadikannya bagian penting dalam budaya masyarakat setempat.

    Tahun ini, perayaan Malam Qunut kembali digelar dengan meriah. Rarusan warga memadati lapangan Batudaa untuk meramaikan pasar pisang dan kacang yang menjadi ciri khas tradisi ini.

    “Kalau Ramadan tiba, kami selalu menantikan tradisi ini. Pasar pisang dan kacang menjadi ikon yang tidak bisa dilewatkan,” ujar Kasmat, seorang warga Kota Gorontalo yang turut serta dalam perayaan.

    Senada dengan itu, Rahmad Ali, warga Gorontalo Utara, mengungkapkan bahwa sejak kecil ia sudah mengenal tradisi ini.

    “Sejauh yang saya ingat, pasar pisang dan kacang selalu ada saat pertengahan Ramadan. Ini sudah menjadi bagian dari budaya kami,” katanya.

    Selain menjadi tradisi budaya, Malam Qunut juga dianggap sebagai wisata religi tahunan yang mendatangkan berkah. Beberapa warga meyakini bahwa makan pisang dan kacang pada malam tersebut memiliki makna spiritual tersendiri.

    “Ada keberkahan tersendiri dalam tradisi ini. Selain sebagai ajang silaturahmi, Malam Qunut juga menjadi simbol kebersamaan masyarakat Gorontalo di bulan Ramadan,” kata Rani warga lokal yang juga penjual pisang.

    Dengan tetap lestarinya Malam Qunut, masyarakat Gorontalo terus menjaga warisan budaya yang telah berlangsung selama bertahun-tahun.

    Tradisi ini tidak hanya menjadi momen kebersamaan, tetapi juga bagian dari identitas kearifan lokal yang memperkaya nuansa Ramadan di tanah serambi madinah.

     

    Bencana Banjir dan Longsor Kolosal Cilacap, Pemerintah Tergagap

  • Edukasi Penggunaan AI untuk Pelajar di Bogor, Wapres Gibran: Kalau Ada PR Bisa Cari Jawaban!

    Edukasi Penggunaan AI untuk Pelajar di Bogor, Wapres Gibran: Kalau Ada PR Bisa Cari Jawaban!

    JABAR EKSPRES – Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka meninjau pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA IT) Al Madinah, Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (18/3).

    Dalam kunjunganya, Gibran memberikan edukasi mengenai penggunaan Artificial Intelligence (AI) kepada siswa dan siswi.

    Gibran mengatakan, penggunaan AI sendiri dapat menunjang produktivitas dan kreatif dalam pembelajaran.

    BACA JUGA: Balkot Ramadhan Fest 2025, Ratusan UMKM Buka Lapak di Komplek Balai Kota Bogor

    “Acara seperti ini kita mulai pertama itu, minggu lalu di salah satu SMA di Jakarta, Minggu ini kita ada di tiga sekolah,” ujarnya.

    Ia ingin melihat respon dari para guru-guru dan murid tentang pemanfaat atau penggunaan dari belajar AI.

    Pada kesempatan itu, Gibran memberikan materi AI dasar prompting atau lebih dikenal seni dan teknik memberikan instruksi atau perintah.

    BACA JUGA: Viral! Pemuda di Bogor Digetok Airsoft Gun Saat Bangunkan Sahur

    Selain itu, ada juga materi yang diberikan mengenai cara pakai rubik dalam AI. Menurut dia jika basic tidak dipahami, maka apa yang diperintahkan tidak ada menemukan jawaban.

    “Ini pertama kalinya kalian mendapatkan pelajaran AI secara proper kayak gini ya, ada step by step cara mendapatkan jawabannya dan gunanya AI seperti itu,”katanya.

    Gibran juga menjelaskan, dengan sistem AI ini dapat mempermudah para siswa untuk mengerjakan tugas rumah yang diberikan oleh tenaga pendidik.

    BACA JUGA: Timbulkan Persaingan Antar Pedagang Pasar, Komisi II DPRD Kota Bogor Desak Kejelasan Pengelolaan

    “Nanti di luar jam sekolah, jam pelajaran kalau kalian punya PR, punya tugas, bisa cari jawabannya sendiri,” ucapnya.

    “Jadi sangat menghemat sekali. Jadi nggak perlu manggil guru les atau apapun itu, jadi AI itu sangat membantu sekali,” tutupnya.

  • Wapres Gibran Tinjau Workshop AI di SMA Bogor

    Wapres Gibran Tinjau Workshop AI di SMA Bogor

    Bogor

    Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meninjau pelatihan atau workshop penggunaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di SMA Al-Madinah, Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Gibran turut berinteraksi dengan siswa dalam uji coba penggunaan AI.

    “Acara seperti ini kita mulai pertama itu minggu lalu di salah satu SMA di Jakarta. Minggu ini kita ada di tiga sekolah, kita pengin trial, melihat respons dari guru-guru, murid-murid, seperti apa,” kata Gibran kepada para siswa, Selasa (18/3/2025).

    Sejumlah aplikasi AI diuji coba dalam pelatihan tersebut. Siswa yang dibagi ke beberapa kelompok melakukan uji coba aplikasi AI.

    Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. (Rizky/detikcom)

    Gibran ikut serta dalam uji coba aplikasi tersebut. Dia juga bertanya kepada para siswa apakah sebelumnya pernah menggunakan aplikasi AI.

    “Ini pertama kalinya kalian mendapatkan pelajaran AI secara proper kayak gini ya. Tapi sebelumnya pernah coba-coba sendiri? ChatGPT dan lain-lain,” tanya Gibran.

    Gibran menyampaikan penggunaan AI untuk menunjang produktivitas dan kreativitas.

    “Hari ini kita belajar basic prompting, terus kita tadi belajar cara pakai rubiks, itu nggak akan memberikan jawaban langsung. Ada step by step cara mendapatkan jawabannya dan gunanya AI seperti itu,” jelasnya.

    “Nanti di luar jam sekolah, jam pelajaran kalau kalian punya PR, punya tugas, bisa cari jawabannya sendiri. Jadi sangat menghemat sekali. Jadi nggak perlu manggil guru les atau apa pun itu. Jadi AI itu sangat membantu sekali,” imbuhnya.

    “Tapi sekali lagi, tanpa kalian belajar prompting yang benar, kalau kalian inputing datanya nggak benar, kalian nggak akan dapat jawaban yang benar juga,” lanjut Gibran.

    (rdh/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Benarkah Tanggal 17 Ramadan Lailah Al-Qadr?

    Benarkah Tanggal 17 Ramadan Lailah Al-Qadr?

    Bulan Ramadan merupakan salah satu bulan yang mulia bagi orang Islam. Hal tersebut tertuang dalam QS Al-Baqarah ayat (185): 

    شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُۗ وَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَۖ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

    “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang  lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas  petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur.” 

    Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan bahwa terpilihnya bulan Ramadan sebagai hari-hari tertentu diwajibkannya puasa menunjukkan, bahwa Ramadan adalah bulan mulia. Selain itu, di bulan Ramadan juga terdapat lailah Al-Qadr yang dianggap sebagai waktu diturunkannya Al-Qur’an, pedoman hidup orang Islam. 

    Masih menjadi perdebatan di kalangan masyarakat terkait kapan terjadinya lailah Al-Qadr. Al Qur’an sendiri tidak menjelaskan secara ekplisit dan gamblang terkait hal tersebut. Allah menyembunyikan kepastian terjadinya lailah Al-Qadr agar kita mengagungkan seluruh malam Ramadan. Seperti Allah menyembunyikan terkabulnya doa hambanya agar sang hamba senantiasa berdoa setiap waktu dan menyembunyikan wali Allah di antara manusia agar senantiasa memuliakan manusia seluruhnya tanpa memandang derajat dan pangkatnya.

    Dirahasiakannya lailah Al-Qadr juga merupakan bentuk kasih sayang Allah. Jika seseorang mengetahui pasti datangnya lailah Al-Qadr namun ia tetap berbuat dosa, maka dosanya akan berlipat dibanding ketika ia tidak mengetahui lailah Al-Qadr. 

    Penamaan malam tersebut dengan lailah Al-Qadr pun terdapat beberapa pendapat. Salah satunya mengatakan, nama lailah Al-Qadr disebabkan karena barang siapa menghidupkan malam tersebut akan mendapat derajat yang agung (عذيما قدرا) dan bertambah kemuliaannya di sisi Allah. 

    Quraish Shihab sendiri ketika memaknai Al-Qadr dalam Tafsir Al-Misbah menyebutkan ada empat pendapat ulama yang masyhur. Pertama penetapan, lailah Al-Qadr malam penetapan Allah atas perjalanan hidup makhluk selama  setahun. Pendapat ini dikuatkan oleh pengikutnya dengan menyebutkan firman Allah QS. Ad-Dukhan ayat (3-4): 

    اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ اَمْرٍ حَكِيْمٍۙ

    “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkati dan Sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan pada malam itu ditetapkan  segala urusan bijak.” 

    Kedua, pengaturan. Maksudnya pada malam itu Allah mengatur strategi bagi Nabi-Nya dalam berdakwah pada kebajikan. 

    Ketiga, kemuliaan, malam tersebut menjadi mulia karena turun Al-Qur’an pada malam tersebut. Yang lain memaknai bahwa ibadah pada malam itu mempunyai nilai tambah dalam hal kemuliaannya dibanding malam yang lain. 

    Keempat, sempit. Maksudnya malam tersebut banyak malaikat turun ke bumi sehingga menjadikan bumi sempit. 

    Kembali pada masalah terkait waktu pastinya lailah Al-Qadr. Beberapa ulama cenderung menyatakan bahwa peristiwa turunnya Al Qur-an pada tanggal  17 Ramadan. Hal tersebut berdasarkan QS Al-Baqarah ayat (23): 

    وَاِنْ كُنْتُمْ فِيْ رَيْبٍ مِّمَّا نَزَّلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا فَأْتُوْا بِسُوْرَةٍ مِّنْ مِّثْلِهٖۖ وَادْعُوْا شُهَدَاۤءَكُمْ مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ 

    “Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Nabi Muhammad) pada hari al-furqān (pembeda), yaitu pada hari bertemunya dua pasukan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

    Dari ayat di atas mereka memaknai نّاَقرِْفْالَمْيَي sebagai hari turunnya Al Qur’an. Sedangkanّۗنٰعْمَجْى الَقَتْالَمْيَي atau bertemunya dua pasukan sebagai perang Badr yang terjadi pada tanggal 17 bulan Ramadan. Karena hal tersebut mereka meyakini turunnya Al Qur’an adalah malam 17 Ramadan. 

    Namun pendapat tersebut tidak didukung oleh sebagian ulama. Argumentasi mereka adalah perang badar terjadi ketika Nabi Muhammad sudah hijrah ke Madinah, yang seharusnya ketika berlangsung perang badar, sudah banyak wahyu-wahyu Al-Qur’an yang turun. Maka anggapan jika awal turunnya  Al-Qur’an bersamaan dengan terjadinya perang badar tidak bisa diterima. 

    Mereka juga beranggapan bahwa kata Al Furqan tidak mesti harus dimaknai sebagai Al-Qur’an. Bisa jadi maksud yang diinginkan adalah pemisah antara kebenaran dan kebatilan. Dan yang diturunkan Allah pada hari itu juga  tidak harus Al-Qur’an. Tetapi, bisa juga malaikat seperti dalam QS. Al-Anfal ayat (9): 

    اِذْ تَسْتَغِيْثُوْنَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ اَنِّيْ مُمِدُّكُمْ بِاَلْفٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُرْدِفِيْنَ

    “(Ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu Dia mengabulkan (nya) bagimu (seraya berfirman), ‘Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu berupa seribu malaikat yang datang  berturut-turut’.” 

    Sebagian yang lain menyatakan bahwa lailah Al-Qadr berlangsung selama satu bulan penuh. Pendapat ini didasarkan pada pendapat Ibnu Umar yang  menyatakan bahwa ia mendengar dari Rasulullah ketika beliau ditanya tentang lailah Al-Qadr. Rasul kemudian menjawab bahwa lailah Al-Qadr ada di seluruh Ramadan. 

    Pendapat lain menyebutkan bahwa lailah Al-Qadr turun di sepuluh hari  terakhir bulan Ramadan. Pendapat ini didasarkan pada riwayat Abi Said. Ketika Nabi Muhammad sedang beriktikaf pada sepuluh hari di pertengahan bulan  Ramadan, Malaikat Jibril berkata, “Sesungguhnya apa yang kamu cari ada di hadapanmu.” Maksudnya bukan di sepuluh hari pertengahan bulan Ramadan, namun setelahnya yaitu sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. 

    Sampai di sini masih belum bisa dipastikan mengenai terjadinya lailah Al Qadr, karena pendapat terkait hal tersebut sangat banyak dan beraneka ragam. 

    Dari yang disebutkan di atas tadi ada ulama yang condong terjadinya lailah Al Qadr pada tanggal 17 Ramadan, ada yang mengatakan seluruh Ramadan terdapat lailah Al-Qadr, ada yang mengatakan terdapat lailah Al-Qadr hanya di sepuluh hari terakhir saja, yang lebih spesifik mengatakan lailah Al-Qadr terdapat di bilangan ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan dan masih banyak pendapat ulama yang lainnya. 

    Sebenarnya hal yang harus dipahami dari lailah Al-Qadr adalah kelebihannya terletak pada pahalanya bukan kewajiban beribadahnya. Maka akan sangat keliru orang yang hanya melaksanakan kewajiban beribadah pada lailah  Al-Qadr dan meninggalkan beribadah pada waktu yang lain, dengan dalih ibadah yang dilakukan pada lailah Al-Qadr akan men-cover ibadah selama seribu bulan. 

    Jadi titik pentingnya bukan masalah mencari kebenaran pasti kapan datangnya lailah Al-Qadr. Namun bagaimana kita senantiasa istikamah dalam beribadah kepada Allah. Ibadah bukan terbatas pada bulan Ramadan saja, lebih lebih hanya sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Ibadah kepada Allah merupakan hal yang harus kita lakukan setiap waktu.

    *Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI)

  • Ramadan Lintas Negara, dari Tradisi Unik hingga Perbedaan Durasi

    Ramadan Lintas Negara, dari Tradisi Unik hingga Perbedaan Durasi

    Jakarta, Beritasatu.com – Ramadan adalah bulan suci yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim sedunia, kehadirannya membawa kebahagiaan. Puasa merupakan ibadah yang dijalankan oleh umat muslim di seluruh dunia selama bulan Ramadan. Meskipun esensi puasanya sama menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan dari terbit fajar hingga matahari terbenam setiap negara memiliki pengalaman yang unik. 

    Dari perbedaan durasi puasa akibat letak geografis hingga ragam tradisi berbuka yang khas, puasa lintas negara menawarkan perspektif menarik tentang bagaimana umat Muslim menjalankan ibadah ini di berbagai belahan dunia.

    Bagaimana rasanya berpuasa di negara dengan siang yang lebih panjang atau di tempat dengan iklim ekstrem? Apa saja makanan khas yang biasa disajikan saat berbuka di berbagai budaya? Artikel ini akan membahas bagaimana umat muslim di berbagai negara menjalani Ramadan dengan cara yang berbeda namun tetap penuh makna.

    Perbedaan-perbedaan tersebut sebuah rahmat keindahan dan keunikan yang dianugerahkan Tuhan. Perbedaan merupakan keniscayaan atau sunnatullah yang tidak bisa kita hindari. Hal tersebut sudah termaktub dalam surat Al-Hujurat ayat 13:

    يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ ١٣ ( الحجرٰت/49: 13)

    Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti. (Al-Hujurat/49:13)

    Perbedaan sebaiknya kita sikapi dengan bijak dan bisa mengambil pelajaran dari setiap perbedaan tersebut. Masyarakat muslim di Indonesia harus bersyukur karena melaksanakan puasa hanya berdurasi 13 sampai 14 jam saja, karena masih ada umat muslim yang harus melaksanakan puasa dengan durasi yang lebih panjang dan lebih berjuang menjalaninya.

    Pengalaman berpuasa di setiap negara bisa sangat berbeda, terutama karena faktor geografis, budaya, dan tradisi yang beragam. Mulai dari perbedaan durasi puasa hingga cara masyarakat menjalankannya, Ramadan menjadi pengalaman unik di berbagai belahan dunia.

    Perbedaan Durasi Puasa

    Durasi puasa sangat dipengaruhi oleh letak geografis suatu negara. Di negara-negara yang berada di sekitar khatulistiwa, seperti Indonesia, Malaysia, dan Arab Saudi, durasi puasa cenderung stabil sekitar 13-14 jam. Namun, di negara-negara yang terletak jauh di utara atau selatan, perbedaan waktu siang dan malam lebih ekstrem, terutama ketika Ramadan jatuh di musim panas atau dingin.

    Puasa-puasa terpanjang dialami oleh negara-negara seperti Islandia, Swedia, Norwegia, dan Finlandia mengalami siang yang sangat panjang saat musim panas, sehingga umat muslim di sana bisa berpuasa hingga 19-21 jam. Di kota-kota seperti Tromsø (Norwegia) atau Reykjavik (Islandia), matahari hampir tidak tenggelam selama beberapa bulan tertentu. Untuk mengatasi hal ini, banyak umat muslim mengikuti fatwa yang memperbolehkan mereka berpuasa mengikuti waktu di Makkah atau negara muslim terdekat.

    Sebaliknya, negara-negara di belahan bumi selatan seperti Argentina, Selandia Baru, dan Afrika Selatan memiliki durasi puasa yang lebih pendek ketika Ramadan jatuh di musim dingin, yaitu sekitar 10-12 jam. Di kota Ushuaia, Argentina, puasa bisa berlangsung hanya sekitar 10 jam, menjadikannya salah satu tempat dengan durasi puasa tersingkat di dunia.

    Pada zaman Nabi Muhammad ﷺ, puasa dilakukan di wilayah Jazirah Arab, khususnya di Makkah dan Madinah, yang memiliki durasi puasa relatif stabil sekitar 13-14 jam. Waktu imsak dimulai sejak terbit fajar hingga matahari terbenam, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an:

    اُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ اِلٰى نِسَاۤىِٕكُمْ ۗ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَاَنْتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ اللّٰهُ اَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتَانُوْنَ اَنْفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنْكُمْ ۚ فَالْـٰٔنَ بَاشِرُوْهُنَّ وَابْتَغُوْا مَا كَتَبَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗ وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ وَلَا تُبَاشِرُوْهُنَّ وَاَنْتُمْ عٰكِفُوْنَۙ فِى الْمَسٰجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ فَلَا تَقْرَبُوْهَاۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ اٰيٰتِهٖ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُوْنَ ١٨٧ ( البقرة/2: 187)

    Dihalalkan bagimu pada malam puasa bercampur dengan istrimu. Mereka adalah pakaian bagimu dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kamu tidak dapat menahan dirimu sendiri, tetapi Dia menerima tobatmu dan memaafkanmu. Maka, sekarang campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah bagimu. Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam. Akan tetapi, jangan campuri mereka ketika kamu (dalam keadaan) beriktikaf di masjid. Itulah batas-batas (ketentuan) Allah. Maka, janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa. (Al-Baqarah/2:187)

    Meskipun durasi puasa di Jazirah Arab tidak terlalu panjang dibandingkan negara-negara di belahan bumi utara, tantangan utama yang dihadapi umat Muslim saat itu adalah cuaca yang sangat panas dan minimnya sumber air. Oleh karena itu, Nabi Muhammad ﷺ mengajarkan untuk berbuka dengan kurma dan air, serta menganjurkan makan sahur untuk menjaga kekuatan tubuh selama berpuasa.

  • Abdul Gani Kasuba Mantan Gubernur Maluku Utara Meninggal, Riwayat Penyakit dan Bolak Balik RS – Halaman all

    Abdul Gani Kasuba Mantan Gubernur Maluku Utara Meninggal, Riwayat Penyakit dan Bolak Balik RS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TERNATE – Abdul Gani Kasuba, mantan Gubernur Maluku Utara dua periode meninggal dunia pada Jumat (14/3/2025) malam.

    Abdul Gani Kasuba mempunyai riwayat penyakit dan harus bolak balik ke sejumlah rumah sakit.

    Informasi meninggalnya Abdul Gani Kasuba disampaikan Direktur RSUD Chasan Boesoirie Ternate, Alwia Assagaf.

    “Abdul Gani Kasuba meninggal dunia,” kata dia, pada Alia pada Jumat (14/3/2025).

    Abdul Gani Kasuba meninggal dunia pada usia 73 tahun.

    Abdul Gani Kasuba mengembuskan napas terakhir di ruang ICU lantai 4.

    Abdul Gani Kasuba sempat menjalani perawatan intensif akibat sejumlah penyakit yang dideritanya, termasuk infeksi pada otak, hipertensi hingga diabetes.

    Tercatat, Abdul Gani Kasuba keluar masuk rumah sakit sebanyak enam kali. Mulai dari RS Darma Ibu, RS Prima, RS Tentara dan RSUD Chasan Boesorie.

    Pada saat meninggal dunia, kata dia, Abdul Gani Kasuba didampingi anak dan istri.

    Kini, jenazah Abdul Gani Kasuba disemayamkan di kediamannya di Desa Bibinoi, Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Bacan Timur Tengah, Kabupaten Halmahera Selatan, Ternate.

    Profil Abdul Gani Kasuba

    Abdul Gani Kasuba adalah seorang politikus.

    Ia menjabat sebagai Gubernur Maluku Utara dua periode dari 2014 hingga 2023.

    Sebelum menjadi gubernur, Abdul Gani Kasuba menjabat sebagai Wakil Gubernur Maluku Utara dari 2008 hingga 2013.

    Kehidupan Pribadi

    Abdul Gani lahir di Bibinoi, Bacan Timur Tengah, Halmahera Selatan, Maluku Utara, lahir 21 Desember 1951.

    Setelah adanya pemekaran wilayah, letak tanah kelahiran Ghani berada di Halmahera Selatan, Maluku Utara.

    Abdul Gani Kasuba belajar di sekolah Islami yang didirikan oleh Yayasan Al-Khairat. 

    Ia menempuh pendidikan sejak Sekolah Dasar (SD) di Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) Al-Khairat hingga Madrasah Mualimin Al-Khairat (setingkat SMA). 

    Ia melanjutkan pendidikan tinggi ke Fakultas Dakwah Universitas Islam Madinah.

    Karier Pendidik

    Sepulangnya dari Madinah, Abdul Gani mengabdikan diri kepada Yayasan Al-Khairat sebagai Kepala Inspeksi. 

    Selama 25 tahun dia mendirikan sekolah-sekolah di berbagai daerah terpencil dari Maluku Utara hingga Papua, sekaligus menerapkan ilmu yang dipelajarinya saat kuliah di Madinah.

    Anggota DPR RI

    Aktivitas Abdul Gani dalam bidang pendidikan menarik perhatian Partai Keadilan Sejahtera (PKS). 

    Kontribusinya dalam bidang dakwah membuat Partai Dakwah mengajaknya untuk ikut serta dalam pemilihan umum Legislatif 2004 sebagai calon anggota DPR RI. 

    Meski ia mengaku tidak punya banyak uang, tetapi ia berhasil terpilih sebagai Anggota DPR RI periode 2004-2009.

    Periode Pertama sebagai Gubernur

    Setelah melalui proses yang alot selepas pemilukada 2013, akhirnya Gani Kasuba dilantik sebagai Gubernur Maluku Utara. 

    Pelantikan dilakukan di Sofifi ibu kota Maluku Utara pada 2 Mei 2014. 

    Ghani Kasuba dan Natsir Thaib dilantik oleh Mendagri Gamawan Fauzi di Gedung DPRD Maluku Utara. 

    Periode Kedua sebagai Gubernur

    Ghani Kasuba sebagai petahana resmi berpasangan dengan mantan Bupati Halmahera Tengah Al Yasin Ali melalui koalisi PDI-P dan PKPI.

    Saat itu Ghani Kasuba keluar dari PKS diduga karena tidak mendapatkan rekomendasi dari partainya saat pilkada 2018.

    Dukungan kedua parpol tersebut memenuhi syarat untuk mencalonkan pasangan calon karena memiliki sembilan kursi di DPRD Maluku Utara. 

    Sementara PKS yang mengusungnya pada periode lalu, mengusung adik kandungnya Muhammad Kasuba sebagai calon gubernur.

    Pemilihan umum Gubernur Maluku Utara 2018 diselesaikan oleh Mahkamah Konstitusi (MK) yang memutuskan perselisihan hasil atas pilkada. 

    MK menetapkan pasangan yang diusung PDI-P dan PKPI ini sebagai peraih suara terbanyak dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur Maluku Utara dengan 176.669 suara (31,79 persen).

    Pengalaman Jabatan/Pekerjaan

    1. 1976 s.d. 1977: Sekretaris Persatuan Pelajar Mahasiswa Madinah

    2. 1983 s.d. 1990: Kepala Inspeksi Al Khairat Maluku Utara – Irian Jaya

    3. 1994 s.d. 1999: Wakil Ketua Majelis Ulama Provinsi Maluku Utara

    4. 2004 s.d. 2007: Anggota DPR-RI dari Partai Keadilan Sejahtera

    5. 2008 s.d. 2013: Wakil Gubernur Maluku Utara

    6. 2014 s.d. 2023: Gubernur Maluku Utara

    Pengalaman Organisasi

    Wakil Ketua Komisaris Al Khairat Maluku Utara – Irian Jaya

     

  • Sandiaga Uno Klaim OK OCE Berhasil Ciptakan 1,65 Juta Lapangan Kerja – Halaman all

    Sandiaga Uno Klaim OK OCE Berhasil Ciptakan 1,65 Juta Lapangan Kerja – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kondisi ekonomi global yang masih dinamis sedikit banyak membawa dampak ke industri di Indonesia. Sebagian sektor industri sampai harus melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat kesulitan bertahan.

    Saat kabar PHK tengah melanda beberapa sektor industri, Mantan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, mengungkap keberhasilan OK OCE menciptakan lapangan kerja..

    “Saya bangga OK OCE terus berkembang. Kini, kami telah berhasil menciptakan 1,65 juta lapangan kerja, menggandeng lebih dari 200 komunitas penggerak, serta memiliki lebih dari 780.000 anggota penggerak di seluruh Indonesia,” kata Founder OK OCE tersebut di Jakarta, Selasa (12/3/2025).

    Sandiaga Uno menyebut, kunci keberhasilan OK OCE untuk bertahan hingga saat ini adalah istiqomah atau konsistensi.

    “Konsisten dalam menciptakan peluang usaha dan memperluas lapangan kerja demi kemajuan ekonomi masyarakat,” ucapnya.

    Ketua Umum OK OCE Indonesia Iim Rusyamsi, menambahkan pentingnya kolaborasi yang inklusif untuk membantu OK OCE tetap berada di jalur yang tepat sesuai misi menciptakan lapangan kerja.

    “Alhamdulillah, kita bisa bersilaturahmi dengan mitra dan komunitas penggerak OK OCE di bulan yang berkah. Jaringan OK OCE berasal dari berbagai wilayah, kami selalu terbuka untuk berkolaborasi dengan siapa pun. Tujuan utama kami tetap sama, yaitu menciptakan lapangan kerja melalui wirausaha,” kata Iim Rusyamsi.

    Guna mengembangkan bisnisnya, OK OCE mulai merambah penggunaan Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan.

    AI memiliki potensi besar dalam mendukung perkembangan bisnis, terutama dalam mempercepat proses pengambilan keputusan yang lebih strategis. 

    “Para pengusaha muda perlu memahami bagaimana teknologi seperti AI ini bisa diadopsi tanpa mengesampingkan prinsip-prinsip syariah dan OK OCE mengembangkan bisnisnya sekaligus sudah bekerja sama dengan Motiolab, serta unit bisnis bersama Madinah Mineral melalui air mineral OK OCE dan OK OCE Xpress,” ungkap Sandi. 

    Untuk semakin memahami penggunaan AI untuk bisnis, OK OCE menyelenggarakan kegiatan “Penerapan AI dalam Perspektif Islam dan Penggunaannya untuk Bisnis”, dengan tujuan mengupas bagaimana kecerdasan buatan dapat dimanfaatkan secara optimal dalam dunia usaha dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam.

    “Indonesia kini menjadi negara dengan kunjungan aplikasi AI terbesar ke tiga di dunia. Pemanfaatan AI dapat menjadi mesin penggerak untuk kemajuan UMKM dan membantu mereka bersaing di era digital,” ujar Sandiaga.

    Acara ini menjadi momentum bagi para pelaku usaha dan komunitas untuk lebih memahami pentingnya teknologi dalam bisnis, sekaligus mengingatkan bahwa dalam Islam, pemanfaatan teknologi harus tetap memperhatikan etika dan keamanan data pribadi.

    Melalui kegiatan ini, diharapkan para pelaku usaha dapat lebih memahami perkembangan teknologi serta mampu mengaplikasikannya secara bijak untuk menciptakan bisnis yang berkelanjutan dan sesuai prinsip etika Islam.