kab/kota: Madinah

  • RI-Arab Saudi bahas penggunaan Bandara Taif untuk haji dan umrah

    RI-Arab Saudi bahas penggunaan Bandara Taif untuk haji dan umrah

    Bandara Taif secara teknis bisa digunakan untuk jamaah haji dan umrah asal Indonesia

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI) bersama Otoritas Bandara Taif International Airport di Makkah, Arab Saudi membahas penggguaan bandara internasional tersebut agar bisa digunakan jamaah haji dan umrah asal Indonesia.

    “Bandara Taif secara teknis bisa digunakan untuk jamaah haji dan umrah asal Indonesia,” kata Menteri Perhubungan (Menhub) RI Dudy Purwagandhi sebagaimana keterangan di Jakarta, Senin.

    Menhub menyampaikan hal itu saat pertemuan antara anggota Amirul Hajj Indonesia 2025 dengan Otoritas Bandara Taif International Airport di Makkah, Arab Saudi, Minggu (8/6).

    Pertemuan itu membahas kemungkinan penggunaan Bandara Taif bagi jamaah haji maupun umrah dari Indonesia. Langkah itu menjadi salah satu upaya pemerintah untuk mendistribusikan arus kedatangan dan memberikan alternatif jalur yang lebih efisien menuju Makkah.

    Diharapkan pula, kata Menhub, penggunaan Bandara Taif akan memberikan kenyamanan lebih kepada para jamaah.

    “Bandara Taif akan menjadi alternatif bandara haji/umrah selain Jeddah dan Madinah untuk mengurangi kepadatan. Apalagi, jarak dari Bandara Taif ke Makkah tidak terlalu jauh, hanya 70 km,” ujar Menhub.

    Menhub menyatakan untuk kali pertama pada musim haji tahun ini, Bandara Taif sudah digunakan jamaah haji khusus asal Indonesia. Sebanyak 44 jamaah haji khusus Indonesia tiba di Bandara Internasional Taif pada Rabu (28/5).

    “Kedatangan di Bandara Taif ini menjadi catatan penting dalam upaya diversifikasi jalur masuk jamaah haji ke Arab Saudi,” tuturnya.

    Adapun anggota Amirul Hajj Indonesia yang turut hadir pada pertemuan tersebut yakni Penasihat Khusus Presiden Bidang Urusan Haji Muhadjir Effendy; Kepala Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji Fadlul Imansyah; Wakil Menteri Agama RI Romo KH R Muhammad Syafi’i; Rektor IPB University Arif Satria; Konsul Jenderal Republik Indonesia Yusron B. Ambary.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Faisal Yunianto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kisah Jemaah Haji Sumenep Penuh Semangat Jalan Kaki Muzdalifah-Masjidil Haram

    Kisah Jemaah Haji Sumenep Penuh Semangat Jalan Kaki Muzdalifah-Masjidil Haram

    Jakarta

    Sejumlah jemaah haji asal Jawa Timur (Jatim) memilih berjalan kaki dari Muzdalifah menuju Masjidil Haram yang berjarak kurang lebih 16 Km saat puncak haji. Mereka mengaku sudah berniat untuk jalan kaki saat puncak haji demi mengenang perjalanan haji era Nabi Muhammad.

    Salah satu jemaah yang berjalan kaki Muzdalifah-Masjidil Haram, Masudi (34), mengatakan dirinya berjalan kaki bersama 7 jemaah lain asal Sumenep. Dia mengatakan petugas haji telah meminta mereka naik bus, namun mereka memilih berjalan kaki dari Muzdalifah sejak Jumat (6/6) pukul 03.00 waktu Arab Saudi.

    “Alhamdulillah saat ini sudah selesai. Waktu wukuf itu alhamdulillah lancar. Dibawa bus ke Muzdalifah. Dari Muzdalifah itu saya jalan kaki terus ke Jamarat terus ke Haram untuk melakukan tawaf ifadah dan sai,” kata Masudi di Makkah, Minggu (8/6/2025).

    Setelah itu, Masudi dan kerabatnya kembali ke hotel untuk beristirahat sejenak. Masudi dan kerabatnya kemudian naik taksi menuju terowongan menuju kawasan Mina.

    Masudi kembali berjalan kaki sekitar 4,5 Km dari terowongan ke tenda mabit. Dia harus berjalan kaki karena tak ada taksi yang boleh masuk area Mina saat puncak haji.

    Masudi mengatakan tak ada satupun yang mengeluh capek saat menempuh perjalanan itu. Dia mengatakan jalan kaki Muzdalifah ke Masjidil Haram memang telah diniatkan sejak berada di Sumenep.

    Masudi mengatakan dirinya dan rombongan kuat berjalan karena bantuan Allah. Apalagi, katanya, salah satu anggota rombongannya sempat sakit jelang keberangkatan ke Saudi. Masudi menyebut anggotanya itu jadi segar dan kuat berjalan jauh saat puncak haji.

    “Luar biasa, kagum, saya masih muda udah ini kaki. Saya nggak nyangka ini. Saya khawatirkan ini waktu mau berangkat ini (menunjuk rekannya) sakit. Sampai di sini, kalau nggak salah 5 hari kurang sehat. Pas pelaksanaan ibadah haji dia sehat banget,” ucapnya.

    “Ditanya mau jalan atau nunggu bus. Dia bilang ikut semua jalan kaki dari Muzdalidah,” ujarnya.

    Nafi mengatakan pengalaman tersebut membuat perjalanan hajinya terasa unik. Dia menyebut jalan kaki dari Muzdalifah ke Masjidil Haram juga membuatnya terbayang perjalanan haji era Nabi Muhammad ribuan tahun lalu.

    “Dulu Rasulullah nggak seperti sekarang kan sekarang jalan bagus lurus, Rasulullah itu naik gunung turun gunung nggak capek pak, gimana. Ya sudah saya ikutin. Alhamdulillah semangat semuanya sehat,” ujarnya.

    Sebagai informasi, Muzdalifah dan Mina sendiri merupakan gurun pasir yang dikelilingi sejumlah gunung dan bukit berbatu. Saat ini, jemaah tak perlu lagi mendaki gunung karena sudah ada terowongan besar yang dibuat Arab Saudi untuk akses menuju kota Makkah di mana Masjidil Haram berada.

    Nafi pun menyampaikan apresiasi ke petugas haji yang telah melayani jemaah dengan baik. Dia mengatakan seluruh layanan ke jemaah diberikan dengan sangat baik sejak mereka tiba di Madinah, Makkah hingga puncak haji.

    “Hotel, makanan, alhamdulillah semua baik pelayanannya juga baik. Alhamdulillah semuanya sabar dan semuanya pengertian,” ucapnya.

    (haf/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pasha Ungu Minta Kemenag Tindak Tegas Syarikah Haji Bermasalah

    Pasha Ungu Minta Kemenag Tindak Tegas Syarikah Haji Bermasalah

    Jakarta, Beritasatu.com – Anggota DPR Sigit Purnomo Said atau Pasha Ungu meminta pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenang) bertindak tegas terhadap syarikah haji (perusahaan atau lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah Arab Saudi untuk menyediakan layanan bagi jemaah haji) yang bermasalah, salah satunya dengan mem-blacklist perusahaan tersebut agar tidak bisa memberangkatkan jemaah haji dari Indonesia lagi.

    Hal itu diungkapkan Pasha saat melakukan memonitor pelaksanaan ibadah haji 2025 bersama Tim Pengawasan DPR di Makkah, Arab Saudi dikutip dari akun Instagram pribadinya, Minggu (8/6/2025).

    “Kami mendesak Kemenag mem-blacklist syarikah haji yang bermasalah dalam penyelenggaraan ibadah haji 2025,” ungkap Pasha.

    Pasha juga meminta Kemenag berani mengambil sikap dengan memberikan sanksi tegas kepada syarikah haji yang bermasalah karena telah menelantarkan jemaah haji asal Indonesia.

    “Syarikah yang ingkar terhadap komitmen harus ditindak tegas, dan Kemenag juga harus bersikap karena ini tentang nasib jamaah haji kita di Arab Saudi,” lanjutnya.

    Pasha menyebut, akibat banyak syarikah nakal dan membuat jemaah haji asal Indonesia telantar. “Mereka abai pada tugasnya. Mereka tidak memberikan informasi dan sosialisasi yang jelas sehingga jemaah terlantar dan terlambat ditangani. Jelas mereka harus diberikan sanksi blacklist,” tandasnya. 

    Sebagai informasi, untuk tahun 2025 ini, Kementerian Agama menggandeng delapan syarikah haji asal Arab Saudi yang diberikan tugas melayani jemaah haji reguler Indonesia pada 2025 ini.

    Dahulunya, konsep syarikah haji ini dilakukan oleh lembaga pemerintahan layaknya badan usaha milik daerah (BUMD) di Indonesia yang disebut muassasah.  Namun, sejak 2025 ini, pemerintah Arab Saudi menggantinya dengan syarikah haji dengan harapan akan lebih meningkatkan mutu pelayanan terhadap jemaah haji yang masuk negara itu.

    Hal tersebut tentu saja merugikan jemaah haji Indonesia karena mereka jadi tidak fokus melaksanakan ibadahnya baik di Makkah dan Madinah. 

  • Lempar Jumrah Bisa Diwakilkan, Jemaah Haji Lansia Diminta Tak Paksakan Diri

    Lempar Jumrah Bisa Diwakilkan, Jemaah Haji Lansia Diminta Tak Paksakan Diri

    Jakarta

    Jemaah haji Indonesia yang lanjut usia (lansia) diminta tidak memaksakan diri melempar jumrah. Lempar jumrah bisa diwakilkan dan hajinya tetap sah.

    “Ya, sahnya lansia itu yang sudah murur (mabit dengan cara melintas di Muzdalifah) itu sebaiknya berada di Mina ini dengan penuh ketenangan. Tidak boleh memaksakan kehendak untuk Jamarat karena jauhnya jarak yang ditempuh. Sehingga banyak buktinya ini ketika balik ke maktabnya ini, itu sudah tersasar ke mana-mana dan itu lelah,” ujar Pembimbing Ibadah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Madinah, Aswadi, di Mina, Sabtu (7/6/2025).

    Dia meminta para jemaah haji lansia tetap di tenda selama masa lempar jumrah. Aswadi mengatakan lempar jumrah para jemaah lansia dapat diwakilkan oleh jemaah haji lainnya atau petugas. Jemaah haji lansia bisa meminta ketua regu, ketua rombongan, teman se-kloter atau petugas haji untuk mewakilinya melempar jumrah.

    “Nah, karena itu untuk jumrah tanggal 11-12 (Zulhijah) untuk nafar awal itu sebaiknya lempar itu diwakilkan bagi mereka yang memiliki kemampuan dan kekuatan. Sehingga yang lansia ini nggak usah lempar secara pribadi dan memaksakan kehendak karena keabsahannya itu adalah bisa diwakilkan,” ujar Aswadi.

    Aswadi mengingatkan jemaah haji untuk menjaga kesehatan agar bisa pulang ke Tanah Air dan kembali berkumpul dengan keluarga. Dia mengatakan lempar jumrah juga bisa dijamak untuk meringankan jemaah.

    “Tidak perlu dilakukan sendiri, bahkan jemaah yang ada di tempat kejauhan ini tidak harus setiap malam berangkat ke Jamarat untuk lempar. Bisa dijamak atau bisa digabungkan harinya itu. 11 (Zulhijah) tidak lempar, tapi lemparnya itu 12 (Zulhijah). Satu tempat untuk dua hari, satu tempat untuk dua hari, satu tempat untuk dua hari lagi. Selesai itu ringan sebenarnya itu. Kenapa kita itu memikirkan persulit ke sana, kemari, tapi tersesat. Ujung-ujungnya itu adalah menyulitkan yang lain,” ujarnya.

    (haf/eva)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Video: Hari Tasyrik, Jamaah Haji Lontar Jumrah Simbol Lawan Setan

    Video: Hari Tasyrik, Jamaah Haji Lontar Jumrah Simbol Lawan Setan

    Jakarta, CNBC Indonesia- Setelah melaksanakan Wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijah 1446 Hijrah atau pada Kamis 5 Juni 2025, Jamaah haji bergerak ke Muzdalifah untuk bermalam (mabit).

    Jemaah kemudian bergerak menuju Mina untuk melaksanakan lempar jumrah Aqabah pada 10 Dzulhijah atau Jum’at, 6 Juni 2025

    Pada hari Sabtu, 7 Juni 2025, rangkaian puncak ibadah haji 2025 memasuki fase penting, yakni lempar jumrah di Jamarat, Mina pada hari-hari Tasyrik 11-13 Dzulhijah

    Jamaah akan melaksanakan lempar jumrah di tiga tugu yakni Ula, Wustha, dan Aqabah. Masing-masing tiang tersebut memiliki jarak antara 200 meter hingga 250 meter.

    Setiap jamaah haji diharuskan mengumpulkan tujuh butir kerikil untuk melempar setiap tiang yang menjadi simbol perlawanan terhadap godaan setan dan wujud ketaaan kepada Allah subhanahu wa ta’ala

    Bagi jamaah haji yang memilih melakukan Nafar Awal akan meninggalkan Mina lebih awal sehingga akan melanjutkan melontar jumrah pada 11 dan 12 Dzulhijah kemudian menuju Mekah sebelum matahari terbenam untuk melaksanakan tawaf ifadah, sa’i, dan tahallul kedua.

    Sementara sebagian jamaah lainnya yang melakukan Nafar Akhir tetap di Mina untuk mabit dan melempar jumrah selama 3 hari tasyrik yakni 11-13 Dzhulhijah atau 7-9 Juni 2025, dan kemudian baru kembali ke Mekkah setelah semua ibadah selesai.

    Rangkaian ibadah haji akan ditutup dengan tawaf wada sebelum jemaah haji kembali ke kampung halaman atau menuju ke Madinah untuk ziarah makam Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam

  • Sidoarjo Berduka, Kiai Muda dan Kiai Sepuh Wafat saat Ibadah Haji

    Sidoarjo Berduka, Kiai Muda dan Kiai Sepuh Wafat saat Ibadah Haji

    Sidoarjo (beritajatim.com) – Kabar duka datang dari tanah suci Makkah Al-Mukarromah. Dua tokoh penting Nahdlatul Ulama (NU) Sidoarjo wafat di hari yang sama, Jumat (6/6/2025), dalam momen yang penuh kemuliaan: puncak pelaksanaan ibadah haji.

    Tokoh pertama yang wafat adalah KH M Syafi’ Misbah Ahmad, Wakil Rais PCNU Sidoarjo sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Al Hidayah Ketegan Tanggulangin. Beliau menghembuskan napas terakhir di Mina, usai melaksanakan lempar jumrah aqabah, salah satu rukun utama dalam ibadah haji.

    “Sebelum wafat, Gus Syafi’ masih tampak segar dan bahkan membantu mendorong kursi roda jemaah lain. Namun setelah melempar jumrah aqabah, beliau tampak kelelahan, lalu dibaringkan dan langsung ditangani dokter. Tapi rupanya beliau telah dipanggil Allah SWT,” ujar KH M Syihabuddin Sholeh Qoshim, Katib Syuriah PCNU Sidoarjo, menirukan kabar dari rombongan jemaah di Mina.

    Wafatnya Gus Syafi’ juga dibenarkan oleh rombongan KBIHU Rahmatul Ummah yang mendampinginya dalam ibadah haji tahun ini.

    Kabar Duka Kedua

    Duka belum usai, karena di hari yang sama, KH Abu Hamid, Mustasyar PCNU Sidoarjo dan Ketua KBIHU Rahmatul Ummah An-Nahdliyah, juga berpulang ke rahmatullah. Kiai sepuh tersebut wafat saat dalam perawatan di RS Arofah Sukodono, Sidoarjo.

    Kepergian dua tokoh besar NU ini menjadi kehilangan besar, tidak hanya bagi keluarga besar NU Sidoarjo, namun juga masyarakat luas yang selama ini mengenal mereka sebagai kiai yang visioner, bersahaja, dan penuh dedikasi dalam pelayanan umat.

    Tanda Husnul Khatimah

    Meninggal dunia di tanah suci, terlebih saat melaksanakan ibadah haji, diyakini sebagai tanda husnul khatimah dan mendapat keutamaan luar biasa dalam Islam.

    Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Ihya’ Ulumuddin karya Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali, Rasulullah SAW bersabda:

    “Barang siapa yang berangkat haji dan umrah, lalu meninggal (dalam perjalanan), Allah akan membalasnya berupa pahala haji dan umrah sampai hari kiamat. Dan siapa yang mati di salah satu tanah haram (Makkah atau Madinah), maka dia tidak akan dimintai pertanggungjawaban, lalu dikatakan kepadanya: ‘Masuklah ke surga’.” (HR. Al-Baihaqi)

    Semoga amal ibadah KH M Syafi’ Misbah Ahmad dan KH Abu Hamid diterima Allah SWT dan keduanya mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. (isa/but)

  • Cerita Pilot Asal Indonesia Melihat UFO saat Membawa Jemaah Haji Nigeria, Kondisi di Dalam Pesawat Tiba-tiba Dingin

    Cerita Pilot Asal Indonesia Melihat UFO saat Membawa Jemaah Haji Nigeria, Kondisi di Dalam Pesawat Tiba-tiba Dingin

    GELORA.CO –  – Rudi Van Pangemanan, seorang pilot asal Indonesia meceritakan pengalamannya bertemu dengan UFO saat membawa jemaah haji.

    Momen pertemuannya dengan UFO itu direkam melalui video dan viral di media sosial.

    Kapten Rudi mengaku tidak tahu pasti benda apa yang ia lihat di langit itu.\

    Namun ia mengatakan bukan sekali ini saja melihat benda tersebut.

    Saat itu Rudi Van Pangemanan sedang terbang membawa jamaah hadi dari Lagos ke Madinah.

    “Jadi terbang memang takeof-nya sudah malam ya sore. Jadi memang indah gitu suasana hari itu memang cerah,” kata Rudi dikutip dari Youtube TV One, Jumat (6/5/2025).

    Entah kenapa, kata Rudi, pada malam itu dirinya yang terbiasa tidak memakai jaket tiba-tiba merasa kedinginan.

    “Hari itu memang jadi kayak dingin gitu. Enggak enggak seperti biasanya ya dinginnya. Terusnya ya saya memang sudah waktunya salat ya. Saya salat biasa salat maghrib isya,” jelasnya.

    Sekitar satu jam setelahnya, Kapten Rudi kemudian melihat cahaya-cahaya yang muncul di langit.

    “Setahun lalu saya pernah ketemu juga kan saya pernah buat vlognya juga. Nah, tahun ini ketemu lagi ya itu mereka menari-nari terusnya juga pokoknya menghibur saya lah, menghibur kami yang di kokpit juga,” tutur Rudi.

    Kapten Rudi pun menanyakan pada rekannya, apakah melihat cahaya itu juga.

    Rupanya rekan Rudi juga melihat cahaya itu menari-nari di langit.

    “Tapi belum bisa ketahuan karena di radar saya enggak ada. Kita juga pernah nanya sama ground controller dibilang mereka juga enggak bakal bisa lihat karena dari bawah ya. Terus juga kalau dibilang itu adalah satelite juga enggak. Karena pattern pergerakannya dia bisa ke kiri ke kanan,” ungkap Rudi lagi.

    Ia juga mengatakan kalau cahaya itu tidak mungkin drone, karena tidak ada di radarnya.

    “Kalau bintang ya jelas bukan karena bintang enggak bergerak-bergerak seperti itu. Dan itu semua memang aneh ya,” katanya lagi.

    Rudi pun menanggapi positif komentar netizen yang mengatakan kalau cahaya itu adalah malaikat yang menemani perjalanannya.

    “Ya bisa jadi gitu ya (malaikat), karena mereka enggak mengganggu saya dan mereka hanya menghibur gitu, menghibur perjalanan saya yang memang sedikit mengantuk. Karena terbang malam itu jadi sedikit membuat saya mengantuk,” ungkapnya.

    Rudi mengaku terkesima melihat cahaya yang berjumlah banyak itu, mulai dari satu hingga akhirnya jadi tujuh.

    “Jadi dia ada 1 2 3 4 sampai 7, tahu-tahu dia membuat formasi bergerak-gerak dan menari seperti menari gitu ya. Jadi benar-benar membuat kita terkesima gitu. Senang liihatnya, bukannya seram ya tapi senang gitu,” jelasnya lagi.

    Meski sempat khawatir karena cahaya itu sempat mendekat, namun akhirnya kata dia, cahaya itu menjauh lagi.

    Ia juga mengatakan kalau penampakan cahaya itu selalu terjadi sekitar gurun Sahara yang sepi. 

    “Nah tadinya memang saya pikir di gurun Sahara, tapi ternyata mereka tetap mengikuti saya sampai di di perbatasan di Laut Merah, perbatasan antara Egypt dan Saudi. Jadi, terus mengikuti,” tutur Rudi lagi.

    Menurut Rudi, kemunculan cahaya itu juga sama sekali tidak mengganggu jalannya pesawat.

    “Malah semuanya aman-aman aja. Makanya saya bilang mereka bukannya menakuti, mereka tuh menghibur gitu. Netizen saya bilang itu mungkin malaikat karena kapten kan bawa 560 jemaah sekali terbang,” katanya.

    “Jadi kayaknya ya mungkin dilindungi dibuat senang gitu ya, exciting jadi saya enggak ngantuk gitu,” tambahnya.

    Menurut Rudi, rekan-rekannya yang merupakan pilot dari luar Indonesia juga mengaku pernah melihatnya.

    “Bukan cuman orang Indonesia, tapi teman-teman saya yang bule juga pilot asing juga bilang begitu sama, they are dancing and they don’t they don’t harm anything,” tutur Rudi.

  • Usai Wukuf di Arafah: Khofifah ke Muzdalifah, Lempar Jumrah Aqobah di Mina dan Thowaf Ifadhah

    Usai Wukuf di Arafah: Khofifah ke Muzdalifah, Lempar Jumrah Aqobah di Mina dan Thowaf Ifadhah

    Surabaya (beritajatim.com) – Usai menjalankan prosesi wukuf di Padang Arafah, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa bersiap melangsungkan lempar Jumrah Aqabah di Mina, yang akan dimulai tanggal 10 sampai 13 Zulhijjah.

    Dengan menyiapkan 49 kerikil yang diambil di Muzdalifah, Khofifah bersama putra bungsunya selanjutnya melangsungkan lempar jumrah aqabah pertama, (Jumat dini hari waktu Arab Saudi)

    Diketahui, melempar Jumrah adalah bagian dari rukun wajib haji bagi para jemaah, yang merupakan simbol memerangi godaan setan dalam diri. Kegiatan melempar Jumrah ini dilakukan dengan melemparkan batu-batu kecil pada sebuah tiang yang dianggap sebagai perumpamaan setan dan hawa nafsu.

    Hari berikutnya, melempar jumrah secara berurutan dimulai dari Jumrah Ula, Jumrah Wustha, dan Jumrah Aqabah. Masing-masing Jumrah dilempari kerikil sebanyak 7 kali dan dilontarkan satu persatu. Waktu melempar jumrah pada hari Tasyrik dimulai dari setelah tergelincirnya matahari hingga terbit fajar.

    Usai melangsungkan lempar kerikil di jumrah aqabah, Khofifah bersama rombongan langsung menuju Makkah dan kembali ke Masjidil Haram untuk melaksanakan Thawaf Ifadah, yang diahiri dengan tahallul sebagai penanda berahirnya berbagai larangan saat ihram.\

    Saat menjalankan Sa’i pada rangkaian Thawaf Ifadhah Khofifah bertemu dengan Penasihat Presiden Urusan Haji Prof. Dr. Muhajir Effendy, Dubes RI untuk Saudi Arabia Dr. Abdul Aziz serta tim petugas haji KH. Said Asrori yang juga Katib Aam Syuriah PBNU.

    Dengan selesainya melempar Jumrah Aqabah dan Thowaf Ifadhah dilanjutkan melempar jumrah Ula, Wustho dan Aqabah maka selesainya syarat rukun Haji.

    “Semoga semua jamaah haji menjadi haji mabrur. Selanjutnya, jemaah haji yang belum ke Madinah akan thowaf wada’ sebelum bergerak ke Madinah untuk ziarah Rosulullah Muhammad SAW di Raudhah sebuah tempat mustajabah dan memiliki banyak keutamaan di Masjid Nabawi Madinah. Semoga yang belum pergi haji segera dipanggil Allah sebagai tamu Allah untuk berhaji melaksanakan rukun Islam kelima. Aamiin,” ujar Khofifah. [tok/aje]

  • Langsung dari Arafah, Makkah dan Madinah

    Langsung dari Arafah, Makkah dan Madinah

    Jakarta

    Umat Islam dapat melihat langsung situasi ibadah haji melalui berbagai layanan live streaming yang tersedia secara online, termasuk pelaksanaan salat Idul Adha.

    Idul Adha dirayakan seluruh umat Islam dunia pada Jumat, 6 Juni 2025. Momen ini sekaligus menjadi puncak ritual ibadah haji.

    Suasana salat Idul Adha di Arab Saudi dapat disaksikan secara live streaming dari Arafah, Makkah, dan Madinah antara lain melalui YouTube resmi Kerajaan Arab Saudi (KSA Qur’an TV) atau laman Al Quran Al Kareem TV Channel.

    Link ini juga menyiarkan siaran langsung situasi di Makkah, Madinah, dan berbagai kegiatan ibadah haji secara real time dan nonstop 24 Jam, termasuk saat wukuf di Arafah pada Kamis (5/6).

    Untuk diketahui, pelaksanaan ibadah haji tahun ini diikuti sekitar 2 juta jemaah haji dari seluruh dunia. Jemaah haji asal Indonesia masih jadi yang terbanyak, terdiri dari 221.000 jemaah yang dibagi menjadi 203.320 haji reguler dan 17.680 haji khusus.

    (rns/rns)

  • Cara Masuk Raudhah Pakai Aplikasi Nusuk

    Cara Masuk Raudhah Pakai Aplikasi Nusuk

    Jakarta

    Bisa salat, berdoa, dan berzikir di area Raudhah di Masjid Nabawi, Madinah, adalah harapan seluruh jemaah haji maupun umrah. Berbeda dengan kebijakan di tahun-tahun sebelumnya, untuk menuju Raudhah, jemaah kini harus mendaftar via aplikasi bernama Nusuk terlebih dahulu.

    Raudhah merupakan agenda wajib jemaah haji dan umrah karena merupakan tempat yang mulia dan istimewa. Di sini, sekitar 1.400 tahun lalu, Nabi Muhammad melaksanakan salat, menerima wahyu, berdakwah, dan menjadi tempat berkumpul para sahabat Nabi.

    Karenanya, minat jemaah untuk bisa beribadah di Raudhah sangat tinggi. Namun saat pandemi COVID-19, otoritas Kerajaan Arab Saudi harus mengaturnya sehingga digunakanlah Nusuk. Sejak pandemi, jemaah memang tak bisa memasuki Raudhah secara leluasa karena harus sesuai dengan jadwal yang diberikan di aplikasi sesuai pendaftaran. Namun hikmahnya, menuju Raudhah kini menjadi lebih tertib dan nyaman.

    Dikutip dari situs Nusuk.sa, dijelaskan bahwa Nusuk merupakan platform perencanaan, pemesanan, dan pengalaman resmi Kerajaan Arab Saudi untuk membuat rencana perjalanan haji atau umrah ke Makkah, Madinah, dan sekitarnya.

    Selain untuk mendaftar ke Raudhah, jemaah seluruh dunia juga dapat dengan mudah mengatur seluruh kunjungan mereka, mulai dari mengajukan e-Visa hingga memesan hotel dan penerbangan melalui aplikasi ini.

    Jika pergi menggunakan jasa travel haji dan umrah, biasanya mereka akan sekaligus sudah mendaftarkan kunjungan ke Raudhah. Kementerian Agama RI pun sudah mengupayakan jemaah haji dan umrah asal Indonesia memiliki Tasreh, surat izin untuk masuk Raudhah yang biasanya sudah diurus dan didistribusikan langsung melalui kepala kloter atau rombongan. Namun jika ingin ke Raudhah lagi atas inisiatif sendiri di luar jadwal yang sudah didaftarkan oleh pihak travel, kita bisa mendaftar lagi secara mandiri lewat aplikasi ini.

    Tampilan aplikasi Nusuk. Foto: Screenshot aplikasi NusukCara Daftar Nusuk untuk Masuk Raudhah

    Aplikasi ini tersedia untuk perangkat iOS maupun Android sehingga bisa diunduh di AppStore dan Play Store oleh jemaah yang akan menjalankan ibadah haji atau umrah, seperti yang detikINET lakukan saat berada di Madinah. Berikut adalah cara daftar aplikasi Nusuk:

    Kunjungi aplikasi PlayStore atau AppStore, lalu pilih Install (download). Setelah pengunduhan selesai, buka aplikasi tersebutSetelah masuk halaman utama, aplikasi akan meminta izin untuk akses lokasi dan kalender. Secara default aplikasi ini akan menggunakan bahasa Arab, namun ada pilihan bahasa Inggris bagi yang tidak fasih berbahasa Arab. Akan tampil pilihan ‘Login’ dan ‘New User’. Jika baru pertama kali menggunakannya, pilih ‘New UserMasuk ke pengisian data, pilih opsi paling kanan atas sebagai ‘Visitor’Selanjutnya isi nomor visa, paspor, kebangsaan, nomor telepon, email dan password akun Nusuk. Jika sudah lengkap, centang semua pernyataan di bawahnya, dan nyalakan tombol jika jamaah membutuhkan pendampingan khusus (Special Assistance), lalu pilih ‘Register’Sistem kemudian akan mengirim empat nomor pin via email sebagai aktivasi aplikasi Nusuk. Jadi, pastikan email yang diberikan adalah alamat email aktifSetelah berhasil, saat kita akan log in ke aplikasi, sistem kembali mengirim kode verifikasi via emailSetelah selesai di menu utama, ada pilihan aktivitas. Pilih menu ke Raudhah sesuai dengan jenis kelamin perempuan dan laki-lakiAkan muncul pilihan lagi untuk menentukan tanggal dan jam berkunjungJika sudah, aplikasi akan mengirim jadwal kunjungan sesuai pilihan. Nah, jadwal kunjungan ini yang nantinya digunakan sebagai bukti yang ditunjukkan pada ke askar (petugas) saat berkunjung ke Raudhah.

    Semoga bermanfaat, selamat menunaikan ibadah haji dan umrah.

    (rns/rns)