kab/kota: Lumajang

  • Sejumlah Tiang Listrik di Lumajang Roboh Diterjang Banjir Lahar Semeru

    Sejumlah Tiang Listrik di Lumajang Roboh Diterjang Banjir Lahar Semeru

    Lumajang (beritajatim.comn) – Sejumlah tiang listrik roboh akibat banjir lahar dingin Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang. Oleh sebab itu, petugas PLN melakukan perbaikan jaringan listrik itu.

    Perbaikan dilakukan di sejumlah titik yang terdampak banjir di Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang. Salah satunya di Dusun Sumberlangsep, Desa Jugosari. Petugas yang turun ke lokasi adalah tim ULP PLN Tempeh dan Lumajang dibantu tim PLN UP3 Jember.

    Seperti diketahui, banjir lahar dingin Gunung Semeru yang terjadi pada Kamis 18 April 2024 menyebabkan kerusakan pada sejumlah fasilitas umum. Selain jembatan dan jalan, banjir juga merobohkan empat tiang listrik.

    Hal tersebut mengakibatkan putusnya arus listrik di Dusun Sumberlangsep Dusun Jugosari selama beberapa hari terakhir.

    Buyung Marthinus, Team Leader Pemeliharaan PLN UP3 Jembe menjelaskan, ada empat tiang listrik yang roboh akibat diterjang banjir dan longsor. Pihaknya telah melakukan proses perbaikan dengan menambah jumlah tiang listrik.

    “Yang roboh 4 tiang, terus dipasang dengan merubah konstruksi agak lebih handal, dipasang di atas tebing total 8 tiang, panjang 13 meter sebanyak 2 buah dan panjang 9 meter sebanyak 6 buah,” ujarnya sebagaimana dikutip dari laman resmi Pemkab Lumajang, Minggu (21/4/2024).

    Kurang lebih ada 107 pelanggan PLN di Dusun Jugosari. Buyung menargetkan, perbaikan tersebut akan diselesaikan pada hari ini. Sementara untuk memenuhi kebutuhan listrik warga selama masa perbaikan, PLN memberikan bantuan genset sebanyak 2 buah, dengan kapasitas 10.000 watt dan 5.500 watt.

    “Kami berharap dengan kerjasama Tim UP3 Jember, PLN ULP Tempeh, ULP Lumajang dan Tim vendor penanganan kelistrikan pasca-bencana bisa tertangani dengan cepat,” pungkasnya. [suf]

  • Jembatan Rusak Akibat Banjir Lahar di Lumajang Jadi 17 Bangunan

    Jembatan Rusak Akibat Banjir Lahar di Lumajang Jadi 17 Bangunan

    Lumajang (beritajatim.com) – Jumlah jembatan rusak akibat banjir lahar Gunung Semeru di Lumajang menjadi 17 bangunan. Tingginya curah hujan menjadi pemicunya.

    Hujan deras yang terjadi sebelumnya pada Kamis (18/4/2024), juga telah menelan sedikitnya 3 korban jiwa. Seperti yang dialami oleh Bambang (50) dan istrinya Ngatini (47) meninggal dunia setelah melintasi Jembatan Kali Mujur Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro dan terjatuh hingga terseret arus banjir lahar.

    Sementara, korban lainnya Mira (47) meninggal dunia setelah tertimpa material dan bangunan rumahnya yang longsor di Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo.

    Terbaru, sebanyak 9 kecamatan di Lumajang terdampak banjir lahar Gunung Semeru di antaranya Kecamatan Paasrujambe, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Tempeh, dan Kecamatan Pasirian. Ini berdasarkan laporan dari pihak BPBD Kabupaten Lumajang yang merilis informasi terbaru dampak bencana alam banjir dan tanah longsor.

    Selain itu, 4 kecamatan lainnya yang terdampak banjir akibat naiknya debit aliran sungai seperti Kecamatan Senduro, Kecamatan Lumajang, Kecamatan Sumbersuko, dan Kecamatan Sukodono. Terakhir, sebagian wilayah di Kecamatan Pronojiwo juga terdampak tanah longsor, terutama jalur Piket Nol.

    “Sembilan kecamatan di Lumajang terdampak banjir dan tanah longsor. Sejauh ini bencana alam juga memakan 3 korban jiwa,” ungkap Patria Dwi Hastiadi, Kepala BPBD Kabupaten Lumajang, Sabtu (20/4/2024)

    Patria menambahkan, sebanyak 4 rumah warga yang berada di sekitar aliran sungai mengalami kerusakan. Tidak hanya itu, sedikitnya 17 jembatan juga rusak akibat diterjang banjir lahar dan banjir luapan sungai.

    “Ada 17 jembatan yang mengalami kerusakan, kemudian ada 4 rumah warga yang juga terdampak. Assesment masih kami lakukan terkait dampak bencana alam. Kami juga memberikan bantuan darurat kepada warga terdampak,” pungkasnya. [vid/suf]

  • Gunung Semeru Erupsi Setinggi 1500 Meter, PPGA: Waspada

    Gunung Semeru Erupsi Setinggi 1500 Meter, PPGA: Waspada

    Lumajang (beritajatim.com) – Gunung Semeru (Jatim) terpantau keluarkan letusan erupsi setinggi 1500 meter pada Sabtu (20/4/2024) pukul 17.41 WIB. Petugas pengamatan Gunung Api mengimbau masyarakat Lumajang untuk waspada.

    Tampak visual Gunung Semeru mengeluarkan letusan erupsi berwarna putih kelabu berintesitas sangat tebal. Asap membumbung tinggi tersebut bertiup ke arah barat daya di atas puncak kawah dengan sebutan Jonggring Saloko tersebut

    Tidak hanya itu, letusan erupsi juga terekam seismograf sebesar 22 milimeter dengan durasi 110 detik. Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Sigid Rian Alfian mengatakan, masyarakat diimbau untuk tidak melakukan aktivitas langsung di sepanjang sempadan sungai Besuk Kobokan dan sungai lainnya sejauh 13 kilometer.

    “Tidak beraktivitas langsung di area Besuk Kobokan sejauh 13 kilometer dan berlaku untuk area sungai yang lain” terang Sigid.

    Selain itu, masyarakat perlu mewaspadai jarak 500 meter dari area sungai Besuk Sat, Besuk Bang dan Besuk Kembar serta sungai kecil lainnya yang berpotensi terkena imbas perluasan awan panas guguran, guguran lava, dan lahar langsung dari hulu di Puncak Gunung Semeru.

    “Waspada terhadap potensi perluasan awan panas guguran, guguran lava, dan lahar yang mengalir langsung di area Besuk Kembar, Besuk Bang, dan Besuk Sat serta sungai-sungai kecil lainnya” pungkasnya. [vid/suf]

  • Jalur Piket Nol Lumajang – Malang Masih Buka-Tutup

    Jalur Piket Nol Lumajang – Malang Masih Buka-Tutup

    Lumajang (beritajatim.com) – Curah hujan tinggi di Kabupaten Lumajang pada Kamis (18/4/2024) mengakibatkan banjir dan tanah longsor di beberapa wilayah, termasuk di jalur alternatif Lumajang-Malang via Piket Nol.

    Penyekatan Jalur Piket Nol

    Akibat tanah longsor di beberapa titik, jalur Piket Nol terpaksa ditutup dan dibuka secara situasional.

    “Kami melakukan penyekatan kendaraan bersama pihak Koramil dan Dishub Kabupaten Lumajang dari arah Lumajang-Malang atau sebaliknya karena masih ada tanah longsor di beberapa titik,” ungkap Anggota Polsek Candipuro Brigadir Arief Setyawan pada Jumat (19/4/2024) dini hari.

    Alternatif Jalur

    Masyarakat yang ingin melintasi jalur Piket Nol harus bersabar menunggu proses pembersihan material longsor oleh petugas hingga jalur dapat dilalui kendaraan. Pengendara juga dapat memilih jalur alternatif melalui Kabupaten Probolinggo.

    “Kami himbau pengendara dengan papan peringatan untuk putar balik ke jalur alternatif Probolinggo atau menunggu proses evakuasi material longsor hingga selesai,” lanjut Brigadir Arief.

    Pembatasan Volume Kendaraan

    Pembatasan yang dilakukan petugas bertujuan untuk mengurangi volume kendaraan yang lewat, sehingga proses pemulihan jalur akibat tanah longsor dapat berjalan dengan lebih lancar.

    Keselamatan Pengendara Diutamakan

    Penyekatan jalur Piket Nol juga bertujuan untuk memastikan keamanan dan keselamatan para pengendara yang melintas.

    “Kami akan terus memantau dan menginformasikan kondisi jalur Piket Nol sehingga bisa dilalui pengendara dengan aman,” pungkas Brigadir Arief.

    Imbauan untuk Masyarakat

    Masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bahaya banjir dan tanah longsor, terutama saat musim hujan. Jika terpaksa harus melintasi jalur yang rawan longsor, pastikan untuk berhati-hati dan mengikuti instruksi dari petugas. (vid/ted)

  • Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru, 3 Meninggal Dunia

    Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru, 3 Meninggal Dunia

    Jakarta (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat terdapat tiga warga meninggal dunia akibat banjir lahar dingin dipicu intensitas hujan tinggi di Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, berdasarkan laporan dari BPBD Lumajang, Jumat (19/4/2024). Hujan juga menyebabkan meluapnya debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo, DAS Mujur dan DAS Glidik.

    “Satu warga meninggal dunia akibat tertimbun material longsor di Kecamatan Pronojiwo dan dua warga meninggal dunia akibat terbawa arus lahar dingin di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari.

    Dia menjelaskan, banjir lahar dingin ini menyebabkan sembilan kecamatan terdampak. Sembilan kecamatan tersebut yaitu Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Lumajang, Sukodono, Sumbersuko, Pasrujambe, Padang, dan Tempeh.

    Tercatat empat rumah warga, satu unit sepeda motor, 24 unit DAM irigasi, dan 17 jembatan rusak berat. Bahkan delapan jembatan di antaranya putus total akibat luapan lahar dingin dari Daerah Aliran Sungai Regoyo, DAS Mujur, dan DAS Glidik.

    “Peristiwa ini mengakibatkan putusnya akses jalan Nasional Lumajang – Malang via Piket Nol Pronojiwo yang hingga saat ini masih ditutup dan dalam penanganan PT. Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa -Bali,” kata Muhari.

    Sementara itu, lanjut Muhari, Pos Pantau Gunung Api Semeru pada pukul 18.30 WIB mencapai amak 40mm overscale. Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) mengimbau untuk seluruhnya yang berada di sekitaran Daerah Aliran Sungai agar berhati hati dan siaga serta meningkatkan kewaspadaannya dikarenakan visual gunung berkabut dan hujan di daerah puncak serta potensi Awan Panas yang sewaktu waktu bisa terjadi.

    Dia menambahkan, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Lumajang dan tim gabungan masih melakukan asesmen dan melakukan pembersihan material lahar dingin serta terus memonitoring dampak lahar dingin ini ke aparat Kecamatan, aparat Kelurahan serta aparat Desa setempat guna melihat dampak lanjutan yang masih berpotensi terjadi, dikarenakan hujan lebat masih akan terjadi di wilayah Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang. [hen/beq]

  • Tinjau Banjir Lahar Dingin Semeru Lumajang, BPBD Jatim Serahkan Bantuan Logistik

    Tinjau Banjir Lahar Dingin Semeru Lumajang, BPBD Jatim Serahkan Bantuan Logistik

    Surabaya (beritajatim.com) – Banjir lahar dingin Semeru yang menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Lumajang, Kamis (18/4/2024) malam, langsung direspons cepat BPBD Jatim.

    Beberapa saat setelah kejadian, Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto langsung menerjunkan Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC PB) ke Kabupaten Lumajang untuk membantu percepatan penanganan banjir dan assessment kejadian di sejumlah lokasi terdampak.

    Pada Jumat (19/4/2024), Gatot juga langsung meninjau beberapa lokasi terdampak dan menyerahkan bantuan logistik, baik untuk warga terdampak maupun untuk kebutuhan dapur umum Tagana yang berlokasi di Kantor Dinas Sosial setempat.

    Bantuan tersebut secara simbolis diserahkan kepada Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni di area Dapur Umum Tagana dan Kalaksa BPBD setempat, Patria Dwi Hastiadi.

    Adapun bantuan yang diserahkan di antaranya, lauk pauk (rendang ayam) 50 dus, lauk pauk (ikan saus cabe) 70 dus, siap saji 50 dus , air mineral 100 dus, glangsing 1000 pcs, selimut 5 koli, pacul 100 pcs, sekop 100 pcs, matras 100 lbr, Family kid 50 paket, paket kebersihan 50 dus, beras 500 kg, mie instan 20 dus dan minyak goreng @2 ltr 60 Pcs.

    Dalam peninjauan lokasi terdampak di Dusun Krajan, Desa Kutorenon, Kecamatan Sukodono bersama Pj Bupati Lumajang, hadir juga Kadinsos Jatim, Kepala Dinas PU Bina Marga Jatim, perwakilan Dinas PU SDA Jatim, Sekda kabupaten Lumajang dan sejumlah OPD di lingkungan Pemkab Lumajang, termasuk Kades setempat, Faisal.

    Berdasarkan data BPBD Jatim, banjir lahar dingin Gunung Semeru kali ini telah membuat sejumlah fasilitas umum di sejumlah wilayah mengalami kerusakan.

    Di antaranya, Jembatan Mujur II (Desa Klopo Sawit, Kecamatan Candipuro), Jembatan Sumbersuko, Jembatan Gondoruso, Hembatan Joho dan beberapa fasilitas umum lainnya.

    “Kejadian ini juga mengakibatkan 495 KK terdampak dan dua orang meninggal dunia. Yakni, warga Desa Klopo Sawit yang hanyut saat melintasi jembatan yang tiba-tiba terputus akibat terseret air,” pungkas Gatot. (tok/ted)

  • Pemkab Lumajang Bentuk Satgas Komando Hadapi Bencana Hidrometeorologi

    Pemkab Lumajang Bentuk Satgas Komando Hadapi Bencana Hidrometeorologi

    Lumajang (beritajatim.com) – Dihadapkan dengan situasi darurat akibat bencana hidrometeorologi yang melanda wilayahnya, Pj. Bupati Lumajang Indah Wahyuni (Yuyun) mengambil langkah kongkrit dengan membentuk Satgas Komando dan menetapkan status tanggap darurat selama 14 hari.

    Langkah ini diambil sebagai respons atas kerusakan infrastruktur dan potensi bahaya yang ditimbulkan oleh bencana hidrometeorologi di Lumajang.

    Saat meninjau Jembatan Desa Kloposawit di Kecamatan Candipuro yang hancur akibat banjir, Yuyun menekankan pentingnya kerja sama dan kolaborasi dalam penanganan bencana.

    “Penanggulangan bencana hidrometeorologi di Lumajang tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Oleh karena itu, saya sudah membentuk Satgas Komando untuk memastikan koordinasi yang terpadu dalam penanganannya,” jelas Yuyun.

    Pembentukan Satgas Komando ini bertujuan untuk memobilisasi sumber daya dan tenaga yang dibutuhkan secara efisien, serta memastikan respons yang cepat dan tepat dalam situasi darurat. Yuyun juga menyadari pentingnya dukungan dari berbagai pihak dalam menghadapi bencana.

    “Alhamdulillah, kami mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi. Hari ini, saya bersama-sama dengan Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Forkopimda, Kapolres, dan Dandim, sudah turun langsung ke lapangan untuk memberikan bantuan,” terangnya.

    Lebih lanjut, Yuyun menegaskan bahwa langkah-langkah ini merupakan bentuk komitmen Pemkab Lumajang dalam menghadapi bencana dengan sigap dan tanggap.

    “Dengan kolaborasi antarinstansi dan dukungan penuh dari berbagai pihak, kami harapkan proses pemulihan pasca-bencana dapat dilakukan dengan lebih efektif dan efisien,” harapnya.

    Pembentukan Satgas Komando dan penetapan status tanggap darurat ini diharapkan dapat mempercepat penanganan dampak bencana hidrometeorologi di Lumajang, serta meminimalisir kerugian dan kerusakan yang ditimbulkan. Upaya ini juga menunjukkan komitmen Pemkab Lumajang dalam memprioritaskan keselamatan dan kesejahteraan masyarakatnya. (ted)

  • PJ Bupati Lumajang Kunjungi Rumah Korban Banjir Lahar Semeru

    PJ Bupati Lumajang Kunjungi Rumah Korban Banjir Lahar Semeru

    Lumajang (beritajatim.com) – Banjir lahar menjadi perhatian khusus pemerintah Kabupaten Lumajang karena memakan korban jiwa 3 orang.

    Berdasarkan pengamatan BMKG, curah hujan dengan intensitas tinggi dan cuaca ekstrem masih akan terus mengguyur Kabupaten Lumajang sehingga saat ini statusnya menjadi Tanggap Darurat Bencana.

    Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni menghimbau kepada warga yang tinggal di sekitar bantaran aliran sungai yang berpotensi banjir lahar Gunung Semeru agar selalu waspada. Selain itu, status Tanggap Darurat Bencana akan berlaku sampa 21 April mendatang.

    Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni yang mengunjungi kediaman dan menemui keluarga korban dalam rangka belasungkawa yang mendalam sembari memberikan santunan.

    “Kami mengucapkan turut berduka cita apa yang dialami korban. Ini menjadi perhatian khusus kami pemerintah kabupaten Lumajang” ungkapnya saat mengunjungi kediaman pasutri terjatuh dari Jembatan Kali Mujur yang terputus Jumat siang.

    Selain itu, pemerintah juga akan membuat Dapur Umum untuk bantuan logistik yang nantinya akan diberikan kepada korban terdampak banjir lahar Gunung Semeru selama status Tanggap Darurat diberlakukan.

    “Bagi warga yang tinggal di sekitar maupun bibir aliran sungai mohon untuk waspada. Pemkab Lumajang juga menetapkan kondisi saat ini menjadi status Tanggap Darurat Bencana sampai di atas 21 April nanti. Teruntuk korban, semoga amalnya diterima di sisi Allah SWT” pungkasnya. (vid/ted)

  • Rumah Pasutri Terseret  Banjir Lahar di Lumajang Dipadati Petakziah

    Rumah Pasutri Terseret Banjir Lahar di Lumajang Dipadati Petakziah

    Lumajang (beritajatim.com) – Hujan deras yang disebabkan curah hujan tinggi menyebabkan kerusakan infrastruktur di sejumlah tempat. Selain itu, banjir lahar juga sampai memakan korban jiwa sedikitnya 3 orang.

    Adapun korban jiwa sebelumnya adalah Mira (47) warga asal Desa Sumberurip Kecamatan Pronojiwo yang tertimbun tanah longsor di kediamannya dan kedua pasutri Bambang (50) dan Ngatini (47) pasangan suami istri Bambang (50) dan Ngatini (47) meninggal dunia setelah melintasi Jembatan Kloposawit Kecamatan Candipuro yang putus akibat diterjang banjir lahar Gunung Semeru, Kamis (18/4/2024) malam sekitar pukul 20.20 WIB.

    Tampak Jumat siang, kediaman rumah pasutri yang meninggal dunia setelah terjatuh pada saat melintasi Jembatan Kali Mujur Desa Kloposawit Kecamatan Candipuro yang putus diterjang banjir lahar Gunung Semeru, dipadati puluhan orang takziah termasuk petugas gabungan dari BPBD, TNI-Polri dan sejumlah relawan sosial Kabupaten Lumajang.

    Hasyim keluarga korban mengatakan, kedua pasutri terjatuh di bantaran sungai kali Mujur setelah pulang dari bersilaturahmi ke kerabat di Kecamatan Candipuro. Kemudian, tubuh keduanya ikut terseret arus hingga sejauh 1 kilometer. Keduanya dievakuasi dan dikembumikan di TPU setempat Jumat siang sekitar pukul 13.35 WIB.

    “Keduanya hendak pulang berkunjung ke kerabat. Namun, tidak mengetahui bahwa jembatan putus diterjang banjir” ungkapnya

    Diketahui, jalan yang dilalui pasutri tersebut memang tidak ada penerangan jalan yang cukup, sehingga diduga kedua korban tidak melihat jembatan yang pada saat itu telah putus.

    “Saya bersaksi keduanya orang baik. Semoga amalnya diterima di sisi Allah SWT” lanjutnya. (vid/ted)

  • Jembatan Gondoruso Terputus, Akses Lumajang-Malang Lumpuh Total

    Jembatan Gondoruso Terputus, Akses Lumajang-Malang Lumpuh Total

    Lumajang (beritajatim.com) – Jembatan Gondoruso Kecamatan Pasirian, Lumajang terputus diterjang banjir lahar Gunung Semeru, Kamis (18/4/2024) malam sekitar pukul 20.30 WIB.

    Hujan deras yang mengguyur hamlir di seluruh wilayah Kabupaten Lumajang dinilai menjadi penyebab terputusnya sejumlah akses seperti jembatan. Selain itu, Kecamatan lain yang juga paling terdampak selain Kecamatan Pasirian adalah Kecamatan Candipuro dan Kecamatan Pronojiwo.

    Hingga saat ini, untuk wilayah Kecamatan Pasirian masih belum ada laporan korban jiwa yang disebabkan oleh bencana banjir maupun longsor. Namun, sejumlah bangunan toko dan bengkel di sekitar aliran sungai banjir lahar tampak amblas.

    “Sejak Kamis malam sekitar setengah sembilan jembatan putus. Penyebabnya hujan deras yang disusul dengan banjir lahar Gunung Semeru” ungkap Suwarno Mitra BPBD Gondoruso Kabupaten Lumajang

    Sejumlah warga yang mengungsi pada Kamis malam diketahui telah ke rumah masing-masing. Namun, bagi yang tinggal di sekitar aliran lahar, masih menetap di sejumlah titik seperti Balai Desa Gondoruso dan rumah warga terdekat.

    “Ada yang mengungsi tadi malam, tapi sekarang sudah kembali. Masyarakat dihimbau untuk tetap waspada akan banjir susulan”

    Terbaru, BPBD Kabupaten Lumajang akan menetapkan banjir lahar Gunung Semeru saat ini menjadi status Tanggap Darurat Bencana. [aje]