kab/kota: Lumajang

  • Pemprov Jawa Timur percepat penanganan pascabencana erupsi Gunung Semeru

    Pemprov Jawa Timur percepat penanganan pascabencana erupsi Gunung Semeru

    Kamis, 20 November 2025 15:47 WIB

    Foto udara kondisi perkampungan terdampak timbunan material vulkanis di Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (20/11/2025). Pemerintah provinsi Jawa Timur berkoordinasi dengan instansi terkait tengah menurunkan dua alat berat dan sejumlah tenaga penanggulangan bencana sebagai upaya percepatan penanganan pasca bencana erupsi Gunung Semeru. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/YU

    Petugas membersihkan jalan dari timbunan material vulkanis di Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (20/11/2025). Pemerintah provinsi Jawa Timur berkoordinasi dengan instansi terkait tengah menurunkan dua alat berat dan sejumlah tenaga penanggulangan bencana sebagai upaya percepatan penanganan pasca bencana erupsi Gunung Semeru. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/YU

    Relawan membantu mengevakuasi kendaraan milik warga di Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (20/11/2025). Pemerintah provinsi Jawa Timur berkoordinasi dengan instansi terkait tengah menurunkan dua alat berat dan sejumlah tenaga penanggulangan bencana sebagai upaya percepatan penanganan pasca bencana erupsi Gunung Semeru. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/YU

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Seberapa Bahaya Letusan Sekunder Gunung Semeru?
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        27 November 2025

    Seberapa Bahaya Letusan Sekunder Gunung Semeru? Surabaya 27 November 2025

    Seberapa Bahaya Letusan Sekunder Gunung Semeru?
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com
    – Fenomena letusan sekunder kerap terjadi di sekitar aliran lahar hujan pascaerupsi Gunung Semeru pada Rabu (19/11/2025).
    Fenomena ini dipicu oleh terjadinya banjir lahar hujan
    Gunung Semeru
    maupun guyuran hujan di sekitar aliran sungai.
    Ketua Tim Tanggap Darurat Gunung Api Semeru
    Yasa Suparman
    menjelaskan, fenomena
    letusan sekunder
    merupakan hasil dari pertemuan air dengan material endapan hasil awan panas.
    Air yang dimaksud bisa berasal dari adanya banjir lahar maupun guyuran hujan.
    Biasanya, hasil pertemuan itu menghasilkan letusan disertai asap berwarna putih pekat dan beraroma belerang.
    “Ketika ada material panas terkena air akan terjadi sebuah letusan atau ledakan, ini yang dinamakan letusan sekunder,” kata Yasa Suparman di PPGA Semeru, Kamis (27/11/2025).
    Yasa memperingatkan, meski letusan sekunder tidak memiliki risiko bahaya seperti halnya awan panas, namun, tetap berbahaya.
    Pasalnya, saat letusan sekunder terjadi, dikhawatirkan material yang mengendap di sungai terlontar dan terkena ke tubuh seseorang.
    Material tersebut tentunya masih memiliki suhu yang cukup panas.
    “Berbahaya ya, karena dia temperaturnya tinggi, takutnya ada material yang ikut terlepaskan bersamaan dengan letusan sekunder, tentunya batu yang dilontarkan memiliki temperatur yang tinggi,” terangnya.
    Yasa mengimbau warga untuk tidak berada di sekitar area yang dilintasi awan panas.
    Selain temperaturnya masih tinggi apabila terkena langsung, risiko letusan sekunder juga masih bisa terjadi.
    Mengingat, saat ini kawasan lereng Gunung Semeru kerap diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi.
    “Jadi mohon masyarakat agar tidak mendekati area-area yang kemarin mendekati jalur awan panas, karena temperaturnya masih tinggi,” imbaunya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Belasan Alat Berat Dikerahkan Buat Sudetan Sungai di Aliran Lahar Gunung Semeru
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        27 November 2025

    Belasan Alat Berat Dikerahkan Buat Sudetan Sungai di Aliran Lahar Gunung Semeru Surabaya 27 November 2025

    Belasan Alat Berat Dikerahkan Buat Sudetan Sungai di Aliran Lahar Gunung Semeru
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com
    – Hari kedelapan pascabencana erupsi Gunung Semeru, upaya mitigasi terjadinya erupsi susulan maupun banjir lahar terus dilakukan pemerintah.
    Belasan alat berat milik Dinas PU SDA Provinsi Jawa Timur dikerahkan untuk melakukan normalisasi serta mempercepat pembuatan sudetan di hulu sungai aliran lahar di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (27/11/2025).
    Pantauan Kompas.com, setidaknya ada 17 alat berat dikerahkan untuk melakukan penyudetan di 3 aliran sungai lahar Semeru.
    Nur Afandi, Satgas Bencana Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas Dinas PU SDA Jatim menyampaikan, sudetan sepanjang 300 meter dengan kedalaman sekitar 10 meter dibangun.
    Ini untuk memastikan aliran lahar tidak kembali meluap ke permukiman warga ketika terjadi hujan deras di wilayah puncak Semeru.
    Menurutnya, pengerjaan terus dikebut karena intensitas hujan di kawasan puncak masih tinggi dan berisiko memicu banjir lahar sewaktu-waktu.
    Selain fokus pada sudetan, pemerintah juga mempercepat perbaikan tanggul-tanggul yang rusak akibat
    erupsi Semeru
    . Utamanya di sepanjang jalur aliran lahar.
    Penguatan struktur tanggul, kata Afandi, penting untuk meminimalisir dampak jika terjadi peningkatan volume lahar hujan.
    Jadi, apabila kembali terjadi banjir lahar, aliran tidak kembali meluap ke permukiman.
    “Untuk penanganan di sini kami menutup 3 aliran sungai lahar yang mengarah ke pemukiman. Kemudian dari arah sungai Sumbersari kita tutup sepanjang 75 meter. Ada juga penyudetan sepanjang 300 meter,” kata Afandi di Pronojiwo, Kamis (27/11/2025).
    Selain alat berat, terlihat puluhan prajurit TNI dari Divisi Infanteri 2/Kostrad turut membantu proses perbaikan tanggul.
    Waaster Kasdivif 2/Kostrad, Letkol Inf Rizky Aditya menyampaikan, proses pemulihan ini dikebut dan ditargetkan rampung sebelum masa tanggap darurat bencana berakhir pada 2 Desember 2025.
    “Upaya kami turun untuk membantu perbaikan serta
    normalisasi sungai
    . Karena ini titik paling bahaya yang akibatnya bisa berdampak ke permukiman. Target kami sebelum masa tanggap darurat bencana sudah rampung,” jelasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dampak Erupsi Semeru, Proyek Hanggar TPA Bestari Kota Probolinggo Tidak Tuntas Sesuai Jadwal

    Dampak Erupsi Semeru, Proyek Hanggar TPA Bestari Kota Probolinggo Tidak Tuntas Sesuai Jadwal

    Probolinggo (beritajatim.com) – Erupsi Gunung Semeru kembali memberi dampak berantai terhadap sejumlah kegiatan pembangunan di wilayah sekitar, termasuk di Kota Probolinggo. Salah satunya proyek pembangunan hanggar di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bestari, Jalan Anggrek, yang kini mengalami keterlambatan signifikan karena terhentinya pasokan pasir dari wilayah Lumajang.

    Kepala Bidang Penanganan dan Pengolahan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo, Gigih Ardityawan, mengungkapkan bahwa proyek tersebut awalnya ditargetkan selesai pada 26 November 2025. Namun, sejumlah kendala teknis dan nonteknis membuat jadwal penyelesaian tidak dapat dipenuhi.

    “Harusnya tanggal 26 November sudah selesai. Tapi ada change contract order (CCO), sehingga perlu justifikasi teknis dari pengawas untuk kompensasi waktu. Di sisi lain, erupsi Semeru membuat pasokan pasir beton dari tambang dihentikan sementara,” ujar Gigih.

    Menurutnya, penghentian pasokan material itu berdampak langsung pada pekerjaan struktur yang membutuhkan pasir beton dalam jumlah besar. Berdasarkan informasi dari pemasok, pengiriman pasir berhenti hingga 6 Desember, menambah panjang daftar hambatan dalam penyelesaian proyek.

    Tak hanya itu, Gigih menjelaskan bahwa beberapa kondisi teknis di lapangan juga menyebabkan perlunya perubahan pekerjaan yang sebelumnya tidak tercantum dalam perencanaan awal. Salah satunya pada bagian atap hanggar eksisting.

    “Setelah diturunkan, banyak komponen atap yang tidak bisa digunakan kembali. Maka perlu dilakukan penggantian. Selain itu, metode pembautan juga diubah dari dua menjadi empat baut agar struktur atap lebih kokoh dan aman,” paparnya.

    Perubahan konstruksi tersebut mengharuskan dilakukannya CCO, yang otomatis berdampak pada waktu penyelesaian. Saat ini, pengawas proyek sedang melakukan evaluasi lanjutan sekaligus penyusunan justifikasi tambahan terkait masa perpanjangan pengerjaan.

    Dari rencana awal yang memproyeksikan progres mencapai 88 persen, pekerjaan di lapangan kini baru berada di kisaran 80 persen lebih. Gigih memastikan bahwa pihaknya terus melakukan pemantauan dan berkoordinasi dengan rekanan untuk percepatan, terutama setelah pasokan material kembali normal.

    “Kami tetap berupaya menyelesaikan proyek ini secepatnya. Pengawas juga sedang melakukan evaluasi dan justifikasi ulang. Mohon dukungan agar pekerjaan dapat segera tuntas,” ujarnya.

    Gigih menegaskan bahwa proyek hanggar di TPA Bestari penting untuk mendukung proses pengelolaan sampah yang lebih efektif. Karena itu, DLH berharap seluruh kendala dapat segera teratasi sehingga fasilitas tersebut dapat segera dimanfaatkan.

    “Harus tetap yakin. Ini semua demi peningkatan layanan pengolahan sampah di Kota Probolinggo,” pungkasnya. [ada/aje]

  • Pertamina Patra Niaga salurkan bantuan bagi warga terdampak Semeru

    Pertamina Patra Niaga salurkan bantuan bagi warga terdampak Semeru

    Bantuan yang diberikan mencakup 100 paket makanan, serta ratusan paket logistik dan pakaian layak pakai untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di masa tanggap darurat,

    Jakarta (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga melalui Regional Jatimbalinus dan Fuel Terminal Malang, menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi ratusan warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Desa Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

    Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Roberth MV Dumatubun, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa mengatakan, bantuan ini diberikan sebagai respons cepat pascaerupsi yang kembali melanda wilayah Lumajang.

    Penyaluran bantuan dilakukan secara bertahap di sejumlah posko pengungsian, seperti SMPN 2 Pronojiwo dan Kantor Kecamatan Pronojiwo, Lumajang, Senin (24/11/2025).

    “Bantuan yang diberikan mencakup 100 paket makanan, serta ratusan paket logistik dan pakaian layak pakai untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat di masa tanggap darurat,” ujarnya.

    Pertamina Patra Niaga bersama Pemerintah Desa Pronojiwo mendistribusikan bantuan ke berbagai titik pengungsian agar bantuan dapat menjangkau kelompok masyarakat yang paling membutuhkan.

    Roberth menyampaikan bahwa bantuan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam memberikan dukungan bagi masyarakat di kawasan rawan bencana.

    “Melalui bantuan ini, kami berharap dapat meringankan beban warga yang terdampak, serta memastikan penanganan darurat di wilayah sekitar Gunung Semeru berjalan lebih cepat dan tepat sasaran. Kami juga berkolaborasi dan berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait untuk memastikan masyarakat mendapatkan dukungan yang layak dalam menghadapi situasi darurat ini,” ujarnya.

    Pertamina Patra Niaga melihat bahwa kolaborasi antara unit operasi di daerah, relawan lokal, dan pemerintah daerah menjadi faktor penting dalam memperkuat efektivitas penyaluran bantuan serta memastikan dukungan tersampaikan secara merata kepada masyarakat.

    Area Manager Communication, Relation & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus Ahad Rahedi menyampaikan komitmen perusahaan dalam mendampingi masyarakat di situasi darurat.

    “Kami bergerak cepat untuk memastikan kebutuhan dasar para pengungsi dapat terpenuhi. Pertamina Patra Niaga memiliki tanggung jawab sosial untuk hadir di tengah kondisi krisis seperti ini, dan kami akan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah, relawan, serta seluruh pemangku kepentingan agar penanganan bencana dapat berjalan optimal,” ujarnya.

    Pertamina Patra Niaga memastikan bahwa dukungan kepada masyarakat terdampak akan terus diberikan secara berkelanjutan selama masa pemulihan, sejalan dengan komitmen perusahaan untuk hadir dan membantu masyarakat, terutama yang berada di daerah rawan bencana.

    Pewarta: Kelik Dewanto
    Editor: Abdul Hakim Muhiddin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gunung Semeru Erupsi 8 Kali Selasa Pagi, Luncurkan Abu hingga 1 Km

    Gunung Semeru Erupsi 8 Kali Selasa Pagi, Luncurkan Abu hingga 1 Km

    Liputan6.com, Jakarta – Gunung Semeru kembali erupsi sebanyak delapan kali pada Selasa sejak pukul 00.20 hingga 05.33 WIB dengan tinggi letusan mencapai 1 kilometer di atas puncak.

    Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto mengatakan erupsi pertama terjadi pukul 00.20 WIB dengan tinggi kolom letusan mencapai 700 meter di atas puncak.

    “Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara,” kata Liswanto dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang, dikutip dari Antara, Selasa (25/11/2025).

    Erupsi selanjutnya terjadi berturut turut pukul 00.41 WIB dengan letusan setinggi 600 meter, pukul 00.53 WIB dengan tinggi letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak, dan pukul 01.18 WIB dengan tinggi letusan 400 meter.

    Kemudian erupsi kembali pukul pukul 01.34 WIB dengan tinggi letusan sekitar 800 meter di atas puncak, pukul 01.37 WIB dengan tinggi letusan teramati 500 meter di atas puncak, serta pukul 04.45 WIB dengan tinggi letusan 800 meter di atas puncak.

    “Terjadi erupsi lagi pukul 05.33 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak,” tuturnya.

    Menurutnya, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah utara. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.

    Ia menjelaskan Gunung Semeru berstatus Level IV atau Awas, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi bahwa masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 20 kilometer dari puncak.

     

  • Semeru Berstatus Awas, Penambangan Pasir di Lumjang Dilarang Sementara

    Semeru Berstatus Awas, Penambangan Pasir di Lumjang Dilarang Sementara

    LUMAJANG – Semua aktivitas penambangan pasir yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dihentikan sementara saat Gunung Semeru berstatus Level IV atau Awas.

    “Pemerintah Kabupaten Lumajang mengambil langkah tegas menyusul peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Semeru,” kata Bupati Lumajang Indah Amperawati dilansir ANTARA, Senin, 24 November.

    Keputusan itu dituangkan dalam Surat Edaran Bupati Lumajang Nomor 500.10.2.3/1/427.14/2025 yang menegaskan pemilik izin usaha penambangan dan pekerja tambang agar menghentikan kegiatan sampai kondisi aman.

    “Demi keselamatan warga dan mencegah risiko bencana susulan, seluruh aktivitas penambangan pasir di aliran Sungai Besuk Kobokan serta wilayah berhulu di Semeru dihentikan sementara,” tuturnya.

    Ia mengatakan Gunung Semeru berstatus Awas, sehingga Pemkab Lumajang melarang aktivitas penambangan karena seluruh pengawasan dilakukan bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kapolri, sehingga keselamatan masyarakat tetap utama.

    Sementara itu, Sekretaris Daerah Lumajang Agus Triyono mengatakan pemkab berkoordinasi dengan PVMBG, BPBD, TNI-Polri, dan pemangku kepentingan lain untuk memastikan keputusan berbasis data dan analisis ilmiah.

    “Penambangan akan dibuka kembali setelah kondisi Semeru dinyatakan aman oleh pihak berwenang,” katanya.

    Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Lumajang Hindam Adri Abadan mengatakan pihaknya bersama BPBD, TNI–Polri, aparat desa, dan relawan terus melakukan respons cepat dan langkah penanganan di lapangan untuk menjaga keselamatan warga pascaerupsi Gunung Semeru.

    “Petugas gabungan melakukan pengamanan wilayah yang berpotensi menjadi jalur luncuran awan panas, termasuk melakukan penyekatan terhadap warga yang mencoba beraktivitas di daerah aliran sungai (DAS) Regoyo dan area Pos Pantau Besuk Kobokan,” ujarnya.

    Ia menjelaskan Satpol PP dan tim gabungan secara aktif melakukan patroli dan penjagaan lalu lintas di sekitar Jembatan Besuk Kobokan, salah satu jalur vital yang berdekatan dengan wilayah rawan luncuran awan panas.

  • Semeru Masih Awas, Status Tanggap Darurat Bencana Diperpanjang

    Semeru Masih Awas, Status Tanggap Darurat Bencana Diperpanjang

    Liputan6.com, Jakarta – Bupati Lumajang, Indah Amperawati, menetapkan perpanjangan status tanggap darurat bencana alam akibat erupsi Gunung Semeru. Keputusan ini diambil untuk memastikan perlindungan maksimal bagi masyarakat serta kelancaran penanganan dampak bencana.

    Keputusan Bupati Lumajang Nomor 100.3.3.2/610/KEP/427.12/2025 ini menegaskan bahwa upaya penanggulangan darurat harus tetap dilakukan secara cepat, tepat, dan terpadu.

    “Meski status tanggap darurat sebelumnya telah berakhir, dampak erupsi masih dirasakan warga dan berpotensi mengganggu kehidupan serta penghidupan masyarakat,” jelas Bunda Indah dalam keterangannya, Selasa (25/11/2025).

    Perpanjangan status tanggap darurat berlaku selama tujuh hari, terhitung mulai 26 November hingga 2 Desember 2025. Keputusan ini jadi landasan hukum bagi seluruh perangkat daerah, khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), untuk terus melakukan penanganan darurat, pemulihan infrastruktur, dan perlindungan warga terdampak.

    “Perpanjangan status tanggap darurat ini bukan sekadar prosedur administratif, tetapi bentuk komitmen pemerintah daerah untuk melindungi masyarakat dari risiko bencana yang masih ada. Semua pihak harus bersinergi, mulai dari aparat daerah, relawan, hingga masyarakat, agar penanganan pascabencana berjalan lancar dan tepat sasaran,” tegas Indah.

     

  • Status Darurat Erupsi Semeru di Lumajang Diperpanjang hingga 2 Desember
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        25 November 2025

    Status Darurat Erupsi Semeru di Lumajang Diperpanjang hingga 2 Desember Surabaya 25 November 2025

    Status Darurat Erupsi Semeru di Lumajang Diperpanjang hingga 2 Desember
    Editor
    LUMAJANG, KOMPAS.com
    – Status tanggap darurat akibat erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur diperpanjang hingga 2 Desember 2025.
    “Saya menetapkan perpanjangan status tanggap
    darurat bencana
    alam akibat erupsi Gunung
    Semeru
    ,” kata Bupati Lumajang Indah Amperawati di kabupaten setempat.
    Menurutnya, keputusan itu diambil untuk memastikan perlindungan maksimal bagi masyarakat serta kelancaran penanganan dampak bencana erupsi Gunung Semeru.
    “Keputusan Bupati Lumajang Nomor 100.3.3.2/610/KEP/427.12/2025 itu menegaskan bahwa upaya penanggulangan darurat harus tetap dilakukan secara cepat, tepat, dan terpadu,” tuturnya.
    Meski status tanggap darurat sebelumnya telah berakhir, dampak erupsi masih dirasakan warga dan berisiko mengganggu kehidupan serta penghidupan masyarakat.
    “Perpanjangan status tanggap darurat berlaku selama tujuh hari, terhitung mulai 26 November hingga 2 Desember 2025,” katanya.
    Keputusan itu memberikan landasan hukum bagi seluruh perangkat daerah, khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), untuk terus melakukan penanganan darurat, pemulihan infrastruktur, dan perlindungan warga terdampak.
    “Perpanjangan status tanggap darurat itu bukan sekadar prosedur administratif, tetapi bentuk komitmen pemerintah daerah untuk melindungi masyarakat dari risiko bencana yang masih ada,” kata Indah. 
    Menurutnya, semua pihak harus bersinergi, mulai dari aparat daerah, relawan, hingga masyarakat, agar penanganan pascabencana berjalan lancar dan tepat sasaran.
    BPBD Kabupaten Lumajang juga siap memperkuat koordinasi semua pemangku kepentingan, memantau kondisi pengungsi, memastikan ketersediaan logistik, dan melakukan mitigasi risiko secara berkelanjutan.
    “Dengan langkah itu diharapkan dampak sosial dan ekonomi dari
    erupsi Semeru
    dapat diminimalkan, sementara warga terdampak tetap mendapatkan perlindungan maksimal,” ujarnya.
    Ia juga mendorong masyarakat untuk tetap waspada, menjaga keselamatan diri, serta mengikuti arahan petugas di lapangan.
    Pemerintah daerah juga memastikan seluruh bantuan dan layanan darurat akan terus tersedia bagi warga yang membutuhkan, termasuk fasilitas kesehatan, evakuasi, dan pemulihan infrastruktur.
    Dengan perpanjangan status tanggap darurat itu, Kabupaten Lumajang kembali menunjukkan semangat gotong-royong dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam.
    “Keselamatan warga adalah prioritas utama kami. Mari semuanya dihadapi situasi ini dengan tenang, disiplin, dan saling mendukung,” ujar Indah. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Status Tanggap Darurat Erupsi Semeru Diperpanjang hingga 2 Desember

    Status Tanggap Darurat Erupsi Semeru Diperpanjang hingga 2 Desember

    Jakarta

    Aktivitas erupsi Gunung Semeru masih terus terjadi. Status tanggap darurat di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur diperpanjang hingga 2 Desember 2025.

    “Saya menetapkan perpanjangan status tanggap darurat bencana alam akibat erupsi Gunung Semeru,” kata Bupati Lumajang Indah Amperawati, dilansir Antara, Selasa (24/11/2025).

    Menurutnya keputusan itu diambil untuk memastikan perlindungan maksimal bagi masyarakat serta kelancaran penanganan dampak bencana erupsi Gunung Semeru.

    “Keputusan Bupati Lumajang Nomor 100.3.3.2/610/KEP/427.12/2025 itu menegaskan bahwa upaya penanggulangan darurat harus tetap dilakukan secara cepat, tepat, dan terpadu,” tuturnya.

    Meski status tanggap darurat sebelumnya telah berakhir, dampak erupsi masih dirasakan warga dan berpotensi mengganggu kehidupan serta penghidupan masyarakat.

    Keputusan itu memberikan landasan hukum bagi seluruh perangkat daerah, khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), untuk terus melakukan penanganan darurat, pemulihan infrastruktur, dan perlindungan warga terdampak.

    “Perpanjangan status tanggap darurat itu bukan sekadar prosedur administratif, tetapi bentuk komitmen pemerintah daerah untuk melindungi masyarakat dari risiko bencana yang masih ada,” katanya.

    “Dengan langkah itu diharapkan dampak sosial dan ekonomi dari erupsi Semeru dapat diminimalkan, sementara warga terdampak tetap mendapatkan perlindungan maksimal,” ujarnya.

    Ia juga mendorong masyarakat untuk tetap waspada, menjaga keselamatan diri, serta mengikuti arahan petugas di lapangan. Dengan perpanjangan status tanggap darurat itu, Kabupaten Lumajang kembali menunjukkan semangat gotong-royong dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam.

    “Pemerintah daerah juga memastikan seluruh bantuan dan layanan darurat akan terus tersedia bagi warga yang membutuhkan, termasuk fasilitas kesehatan, evakuasi, dan pemulihan infrastruktur,” katanya.

    “Keselamatan warga adalah prioritas utama kami. Mari semuanya dihadapi situasi ini dengan tenang, disiplin, dan saling mendukung,” tambahnya.+++

    (azh/azh)