kab/kota: Lumajang

  • PPDI ujung tombak suksesnya program hilirisasi dalam pelayanan masyarakat 

    PPDI ujung tombak suksesnya program hilirisasi dalam pelayanan masyarakat 

    Sumber foto: Efendi Murdiono/elshinta.com.

    PPDI ujung tombak suksesnya program hilirisasi dalam pelayanan masyarakat 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Selasa, 28 Januari 2025 – 20:56 WIB

    Elshinta.com – Pengukuhan Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) di Kabupaten Lumajang Jawa Timur dalam masa jabatan 2025-2030 sebagai bentuk ketaatan dalam menjalankan AD/ART dan penyegaran kepemimpinan dalam sebuah organisasi. Masa kepengurusan jabatan PPDI baru  yang di lantik hari Rabu (22/01/2025) di pendopo Arya Wiraraja 

    PPDI merupakan ujung tombak kesuksesan jalannya roda pemerintahan di jajaran pemerintah paling bawah yakni desa, keberadaannya kepanjangan tangan dari Kepala Desa untuk memberikan pelayanan maksimum.

    Hal ini disampaikan oleh salah satu anggota PPDI Desa Ledok Tempuro Kecamatan Randuagung Nifan kepada Kontributor Elshinta, Efendi Murdiono, Minggu (26/01/2025).

    Ditegaskan Nifan, susui dengan fungsi wewenang hak dan kewajiban PPDI Kabupaten Lumajang berkewajiban semua amanah anggota yang tertuang dalam program kerja AD/ART dengan penuh tanggung jawab demi kepentingan anggota PPDI.

    Momentum kepengurusan baru tak lain untuk meningkatkan kinerja perangkat desa dalam memberikan pelayanan publik yang prima, serta mendukung program pembangunan yang telah direncanakan oleh pemerintah daerah.

    “Tantangan pembangunan ke depan semakin kompleks, sehingga diperlukan kolaborasi yang solid antara semua pihak, termasuk perangkat desa sebagai motor penggerak pembangunan di tingkat akar rumput,” kata Nifan.

    Sementara itu Kepala Desa Ledok Tempuro H. Mulyadi membenarkan apa yang disampaikan oleh perangkat desanya, program hilirisasi dari pusat sampai daerah akan berjalan lancar bila semua struktur pemerintahan desa bekerja maksimal sesuai dengan bidang masing-masing selain ada kontrol baik dari BPD maupun inspektorat. 

    “Dalam era kepemimpinan Prabowo Subianto juga kepemimpinan Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawangsa dan Bupati Lumajang terpilih Indah Amperawati tentunya banyak memerlukan kerja keras dari seluruh elemen perangkat desa sebagai indikator dan ujung tombak suksesnya program tersebut,” pungkas H. Mulyadi.

    Sumber : Radio Elshinta

  • 20 Tahun Sudarmo Pekerja Serabutan Rutin Bikin Apen Mulai dari Jam 11 Malam, Kini Bisa Ibadah Umrah

    20 Tahun Sudarmo Pekerja Serabutan Rutin Bikin Apen Mulai dari Jam 11 Malam, Kini Bisa Ibadah Umrah

    TRIBUNJATIM.COM – Kurang lebih 20 tahun lamanya Sudarmo seorang pekerja serabutan bersabar dan tekun dalam usaha.

    Sudarmo akhirnya bisa melakukab ibadah umrah dengan istrinya setelah berjualan Apen.

    Setiap malam pukul 23.00 WIB, Juma’atun (44) dan suaminya Sudarmo (55) memulai rutinitas mereka menyalakan api di dalam tungku tanah liat.

    Wajan kecil yang juga terbuat dari tanah liat dipanaskan, dan adonan apen dituangkan sesuai takaran.

    Setelah matang, apen didinginkan dan dikemas dengan mika untuk dijual.

    Pasangan suami istri yang tinggal di Desa Karanganyar, Kecamatan Kalianget, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur ini telah menekuni usaha berjualan apen selama dua puluh tahun.

    Mereka berasal dari lingkungan desa yang mayoritas warganya bekerja sebagai kuli tambak garam, yang tentunya berbeda jauh dari usaha apen yang mereka jalani.

    Perjalanan mereka untuk menjadi penjual apen tidaklah mudah.

    Sebelumnya, Sudarmo hanyalah pekerja serabutan, sementara Juma’atun adalah ibu rumah tangga biasa.

    “Kalau dulu, apapun saya kerjakan Mas,” ungkap Sudarmo kepada Kompas.com, Selasa (28/1/2025), seperti dikutip TribunJatim.com, Selasa.

    Ia tidak pernah memilih pekerjaan yang ditawarkan, selama pekerjaan tersebut halal, ia melakukannya dengan penuh ketabahan.

    Dari menjadi kuli di tambak garam hingga bekerja memasang terop saat hajatan, Sudarmo telah melakoni berbagai pekerjaan.

    Namun, penghasilan yang diperolehnya tidak menentu, dan sering kali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. “Namanya kerja serabutan Mas. Hasilnya tidak pasti,” kenangnya.

    Selama tujuh tahun menjalani pekerjaan serabutan setelah menikah dan dikaruniai dua orang anak laki-laki, Sudarmo mendapatkan ide untuk berjualan apen dari sang istri.

    Pengusaha Apen yang akhirnya berhasil umrah (Kompas.com)

    Juma’atun yang gemar membuat apen mulai menjualnya dari pintu ke pintu dengan berjalan kaki.

    Seiring berjalannya waktu, apen yang dijualnya mulai memiliki pembeli tetap, baik yang menunggu di rumah maupun yang datang langsung ke rumah mereka.

    Kini, Juma’atun dan Sudarmo tidak perlu lagi menjajakan apen secara langsung, karena mereka telah memiliki pembeli tetap yang membeli apen mereka untuk dijual kembali.

    “Ada sekitar dua puluh lima pembeli tetap yang beli apen buatan kami,” kata Juma’atun.

    Pembeli apen mereka berasal dari berbagai kecamatan seperti Lenteng, Manding, dan Gapura, bahkan hingga Kabupaten Pamekasan.

    Apen buatan Juma’atun telah menjadi incaran pembeli sejak dini hari, yang ingin mendapatkan jumlah sesuai permintaan.

    Tungku api untuk membuat Apen (Kompas.com)

    Meskipun Juma’atun tidak memiliki resep khusus untuk membuat apen, ia percaya bahwa kualitas gula dan tekstur apen yang lebih lembut menjadi daya tarik tersendiri.

    “Katanya gulanya enak dan apennya lembut,” terangnya.

    Dari usaha berjualan apen selama dua dekade, Juma’atun dan suaminya berhasil menunaikan ibadah umrah.

    Selain itu, hasil dari penjualan apen juga mulai mereka kembangkan ke usaha lain, seperti menyewa tambak garam untuk produksi.

    Juma’atun bersyukur atas usaha yang memberikannya penghasilan tetap, tetapi ia tidak akan pernah melupakan perjalanan hidupnya yang pernah dilalui dalam keadaan kekurangan.

    “Kuncinya tekun dan sabar Mas,” tutup Juma’atun.

    Sementara itu, usaha juga dilakukan oleh pria Lumajang dan malah menembus pasar internasional.

    Berkat tangan kreatifnya, Nur Hasan (40) warga Desa Gucialit, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur memproduksi briket hingga diminati pasar benua Eropa.

    Hasan menerangkan produk briket bikinannya menjadi pemasok rutin seorang pengusaha di negara Turki.

    Pria ramah ini mengaku awal mula produk briketnya bisa menembus pasar mancanegara bermula ketika dirinya memasarkan produk kerajinannya di media sosial Facebook pada tahun 2023 silam.

    “Awalnya saya produksi kerajinan dari batok kelapa kemudian dan laku ke Turki. Lalu pemesan juga menanyakan apakah juga membuat briket, lalu saya menerima pesanan tersebut,” ujar Hasan di tempat produksi briket miliknya, Senin (20/1/2024).

    Hasan pun membuat briket dengan otodidak. Ia mengaku mencari tahu cara membuat briket dari YouTube. Ia pun menginprovisasi proses pembuatan briket dan akhirnya bisa membuat briket dengan kualitas mumpuni.

    “Bahannya sangat mudah didapat dari limbah batok kelapa. Di Lumajang kan banyak kelapa. Tapi kalau lagi butuh banyak saya ngambil juga di Bondowoso dan Situbondo,” paparnya.

    Menurut Hasan, proses pembuatan briket terbilang gampang-gampang susah. Produksi briket dimulai dari membakar batok kelapa yang sudah berbentuk cacahan atau kepingan kecil.

    Lalu batok kelapa tersebut dibakar hingga menjadi arang. Proses dilanjutkan dengan menggiling arang batok kelapa menjadi serbuk.

    Serbuk tersebut kemudian dicampur dengan bahan tambahan. Diantaranya tepung tapioka dan sodium. Bahan tambahan tersebut dicampur denga arang kelapa hingga menjadi adonan.

    Adonan yang sudah kejadi kemudian dicetak menggunakan mesin dan ditata di papan untuk kemudian dioven atau dijemur jika cuaca sedang bagus.

    Setiap 6 bulan, Hasan mengirim sebanyak 18 ton kepada pemesannya yang berasal dari Turki.

    “Orang Turkinya sudah ke tempat saya dan melihat langsung briket ini. Per 1 kilogram briket produksi saya ini harganya Rp 15 ribu. Di Turki sana briket saya buat alatnya Shisha (rokok ala Arab),” katanya.

    Setiap kali produksi untuk pengiriman ke Turki, Hasan mengaku bisa meraup keuntungan bersih hingga Rp 50 juta.

    “Modalnya Rp 30 jutaan untuk tiap kali produksi briket ini untuk besaran produksi 18 ton,” katanya.

    Hasan memperkerjakan 13 orang pegawai yang merupaka warga sekitar untuk menunjang produksi briket miliknya.

    Ia juga dibantu oleh sang istri Dayang Andriana dalam mengelola bisnis produksi briket tersebut.

    “Keunggulannya briket ini gak ada asap. Panas lebih stabil daripada arang biasa,” ungkapnya.

    Kendati diminati pasar luar negeri, Hasan mengaku produk miliknya justru tak terlalu diminati pasar lokal.

    “Kalau lokalan saja pesan itu hanya kiloan gak sampai ber ton-ton kayak di Turki,” papar pria asal Gucialit tersebut.

    Selama membangun usaha, Hasan mengingat dirinya bersama sang istri bahu-membahu merintis usaha briket. 

    Ia merasakan bantuan atau dukungan dari pemerintah dalam mendukung usahanya sangat jarang. 

    “Ya dilakukan sendiri, kalau dari pemerintah ngajuin umkm susah,” keluhnya. 

    Berita viral lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Kepanikan Warga hingga Sopir Truk Pasir Saat Banjir Lahar Dingin dari Gunung Semeru

    Kepanikan Warga hingga Sopir Truk Pasir Saat Banjir Lahar Dingin dari Gunung Semeru

    Lumajang, BeritaSatu.com – Hujan yang mengguyur kawasan puncak Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur membuat banjir lahar dingin, Selasa (28/1/2025). Banjir yang membawa material sisa erupsi ini menerjang daerah sungai lahar. Akibatnya, warga dan sopir truk pasir berusaha mengamankan diri.

    Banjir lahar dingin Gunung Semeru yang menerjang wilayah Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro membuat warga panik. Mereka terpaksa menyeberangi aliran banjir yang disertai material vulkanik sebelum debit air semakin meningkat.

    Tak hanya warga, sejumlah armada truk pasir dan alat berat bergegas menyelamatkan diri keluar dari aliran sungai setelah mendapat informasi banjir lahar menerjang Sungai Leprak tersebut. Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, getaran banjir lahar terekam di seismogram dengan amplitudo mencapai 30 milimeter.

    “Ini segera mau pulang, padahal belum selesai muat pasir ke truk. Karena, dapat kabar ada banjir jadi mengamankan diri dari pada terjebak banjir tidak bisa pulang,” kata Wahyudi, salah seorang pekerja tambang pasir.

    Dampak dari banjir tersebut mengakibatkan satu pemukiman di Dusun Sumber Langsep, Desa Jugosari, Candipuro terisolir. Wilayah dusun tersebut berada di seberang sungai, dengan akses satu-satunya melalui jembatan limpas yang membentang di Sungai Leprak.

    Sehingga, aktivitas warga dari dusun maupun luar dusun tersebut mengalami hambatan akibat peristiwa ini. Hal tersebut sebagaimana yang dialami Safrizal, salah seorang kurir ekspedisi yang mengalami kendala untuk mengantar paket pelanggan akibat derasnya aliran banjir.

    “Ini tidak bisa mengantar paket, karena satu-satunya jalan cuma lewat sini. Jadi, kalau seperti ini terkendala kondisi alam, mau bagaimana lagi. Mungkin seharusnya pihak terkait bisa membangun jembatan gantung sebagai solusinya,” katanya.

    Diketahui, banjir lahar dingin ini terjadi setelah puncak Gunung Semeru diguyur hujan dengan intensitas tinggi sehingga debit air di aliran sungai mengalami peningkatan sehingga terjadinya peristiwa tersebut.

  • Pelaku Mutilasi Wanita Sales Kosmetik Terancam Hukuman Mati

    Pelaku Mutilasi Wanita Sales Kosmetik Terancam Hukuman Mati

    GELORA.CO -Pelaku mutilasi wanita yang jasadnya ditemukan dalam koper di Ngawi, berinisial RTH alias A (32), terancam hukuman mati.

    Penyidik Polda Jatim menjerat tersangka dengan pasal berlapis, yaitu Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan, Pasal 351 ayat 3 KUHP, Pasal 365 ayat 3 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan.

    “Ancaman hukumannya maksimal hukuman mati atau penjara seumur hidup,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jatim Kombes Farman dikutip dari RMOLJatim, Selasa 28 Januari 2025.

    Dalam kasus tersebut polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya mobil Suzuki Ertiga dengan nomor polisi AG 1078 PB milik korban, Toyota Vios dan Toyota Avanza, handphone iPhone dan Samsung milik korban, handphone Oppo milik tersangka, kaus dan celana tersangka, satu buah pisau yang digunakan untuk memutilasi korban.

    Diketahui korban UK, seorang sales kosmetik asal Blitar, ditemukan tewas dengan kondisi tubuh dimutilasi dan dimasukkan ke dalam koper. 

    Jasad UK ditemukan di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi. 

    Polisi memastikan lokasi tersebut hanya menjadi tempat pembuangan mayat, bukan lokasi pembunuhan.

    UK telah menikah tiga kali. Pernikahan pertama dengan warga Srengat, Blitar, berakhir dengan perceraian setelah memiliki seorang anak. 

    Pernikahan kedua secara siri dengan pria asal Lumajang juga kandas, menghasilkan seorang anak. 

    Pernikahan ketiganya, juga secara siri, dilakukan tiga tahun lalu dengan pria asal Tulungagung.

  • Lontong Osek Daging, Sarapan Khas Lumajang yang Menggugah Selera

    Lontong Osek Daging, Sarapan Khas Lumajang yang Menggugah Selera

    Lumajang, Beritasatu.com – Jika Anda bingung memilih menu sarapan, di Lumajang, Jawa Timur ada satu warung yang selalu ramai pengunjung di pagi hari. Warung ini menyajikan menu andalan, yaitu lontong osek daging.

    Kudapan tersebut adalah masakan khas Jawa Timur yang terbuat dari lontong dengan kuah santan, potongan daging sapi, dan telur. Menu ini sangat cocok untuk mengisi perut di pagi hari.

    Warung Osek Cak Bachroel menawarkan berbagai pilihan osek, mulai dari daging, telur, hingga jeroan. Setiap pagi, warung ini selalu dipenuhi pengunjung dan bahkan bisa menjual ratusan porsi dalam satu hari.

    Menu favorit di sini adalah lontong osek daging. Berbeda dengan lontong sayur karena menggunakan kuah santan yang kaya rempah dan potongan daging sapi sebagai lauk. Kemudian, ditambahkan serundeng, kacang bubuk, dan sambal petis yang membuat rasa masakan ini semakin khas.

    Pemilik warung, Bachroel menjelaskan, menu osek daging memang menjadi favorit banyak orang karena cita rasanya yang kaya akan rempah dan keotentikannya.

    “Ini berbeda dengan lontong sayur. Lontong osek daging menggunakan lauk daging sapi tanpa sayur. Di sini, memang sudah menjadi kebiasaan untuk makan lontong di pagi hari,” kata Bachroel kepada Beritasatu.com, Senin (27/1/2025).

    Salah satu pembeli sedang menikmati sarapan dengan lontong osek daging di Lumajang, Jawa Timur. – (Beritasatu.com/Rifqi Danwanus)

    Daging yang dimasak dalam kuah santan memberikan aroma yang khas dan rasa gurih yang lezat. Potongan dagingnya pas, dengan tingkat kematangan yang sempurna, sehingga teksturnya empuk. Taburan serundeng, kacang bubuk, dan petis khas Jawa Timur menambah kenikmatan rasa, sementara rempah-rempah dalam kuah Osek Daging semakin menggugah selera.

    Nia, salah seorang pengunjung mengaku memilih osek daging untuk sarapan lantaran rasanya yang autentik dan menggugah selera. Porsinya yang pas juga cukup untuk mengisi perut sebelum memulai aktivitas.

    “Rasanya gurih, kuahnya sedap. Dagingnya lembut, itu yang bikin nikmat. Porsinya juga pas untuk sarapan,” ujar Nia pencinta lontong osek daging untuk sarapan.

    Pengunjung lainnya, Maria, juga mengaku menikmati rasa kuah santan yang gurih, dipadukan dengan petis, serundeng, dan bubuk kacang. Kombinasi rasa ini memberikan pengalaman kuliner yang unik dan berkesan, terutama bagi pecinta makanan berkuah.

    “Kuah santannya sedap, gurihnya pas, dan lauknya juga tidak terlalu kuat. Semua rasa ini cocok banget,” katanya.

    Bagi Anda yang ingin mencoba lontong osek daging, bisa memasaknya sendiri di rumah atau langsung mengunjungi Warung Cak Bachroel yang terletak di Jalan KH. Wachid Hasyim, Kelurahan Tompokersan, Kecamatan Lumajang. 

    Namun, sebaiknya datang lebih pagi karena warung ini selalu ramai saat jam sarapan. Harga lontong osek daging dibanderol mulai Rp 15.000 per porsinya. Selamat mencoba.

  • Tabiat Rohmad Bohongi Uswatun Khasanah, Emosi Mutilasi karena Anak Perempuan Didoakan Jadi PSK – Halaman all

    Tabiat Rohmad Bohongi Uswatun Khasanah, Emosi Mutilasi karena Anak Perempuan Didoakan Jadi PSK – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tersimpan cerita di balik pembunuhan disertai mutilasi terhadap janda asal Blitar, Uswatun Khasanah (29) yang dilakukan oleh Rohmad Tri Hartanto alias RTH (33) asal Tulungagung.

    Sindiran Uswatun disinyalir menjadi salah satu dari sekian penyebab Rohmad emosi dan khilaf melakukan pembunuhan.

    Selain itu, emosi RTH juga memuncak karena korban pernah kepergok memasukkan pria lain di kamar kosnya. 

    Hal tersebut dibongkar oleh Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes M Farman, pada Senin (27/1/2025).

    Menurut Kombes M Farman, tersangka Rohmad cemburu.

    Fakta lain mengatakan, Rohmad ini mengaku sebagai suami siri korban.

    Awalnya korban yang tak terima karena pelaku ternyata telah memiliki seorang anak perempuan.

    Sebelumnya, RTH membohongi korban sebagai bujang yang belum memiliki anak.

    Korban yang kesal kemudian mendoakan anak perempuan si pelaku.

    “Korban pernah berucap kepada tersangka, korban mendoakan nanti sudah besar akan menjadi PSK, tersangka sakit hati,” terang Kombes M Farman.

    RTH kemudian sakit hati mendengar ucapan korban.

    Emosinya semakin memuncak karena korban memintanya untuk menghilangkan anak semata wayangnya dengan istri sah.

    “Korban tidak terima, pelaku punya anak kecil,” paparnya.

    “Korban sempat meminta supaya pelaku menghilangkan anak keduanya.”

    RTH diduga melakukan pembunuhan terhadap Uswatun Khasanah di kamar 301 hotel kawasan Kediri Jawa Timur.

    Setelah melakukan mutilasi, pelaku diduga membawa potongan tubuh korban menggunakan mobil dan dibuang di tiga tempat berbeda.

    Seperti diketahui, jasad Uswatun Khasanah ditemukan tak utuh di selokan wilayah Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi, Jawa Timur, Kamis (23/1/2025) pagi sekira pukul 09.00 WIB.

    Saat itu tubuh korban ditemukan berada dalam koper dalam posisi posisi tengkurap miring.

    Tubuh korban pun tak utuh, di mana kaki sebelah kiri dari pangkal paha tidak ada. 

    Kemudian kaki sebelah kanan dari lutut serta kepala juga tidak ada.

    Tersangka RTH saat digelandang ke Gedung Ditreskrimum Mapolda Jatim, Minggu (26/1/2025) malam. (tribunjatim.com/ luhur pambudi)

    Tentang Uswatun

    Dikutip dari Surya Malang, pelaku diketahui punya rekam jejak sabagai tukang jual beli mobil bodong seperti model kreditan, mobil gadai, dan lain-lain.

    Disebut bila pelaku dan korban memiliki hubungan spesial.

    Pelaku merupakan suami siri korban.

    “Pengakuan sementara katanya suami siri,” kata  Kombes Farman dikutip dari Tribun Jatim, Minggu (26/1/2025).

    Ayah korban, Nur Khalim, menjelaskan, Uswatun semasa hidup sudah menikah tiga kali. 

    Uswatun Khasanah pertama kali membangun rumah tangga dengan pria asal Srengat, Kabupaten Blitar.

    Pernikahan itu dilakukan secara resmi.

    Dari pernikahan ini, ia melahirkan anak laki-laki. Namun, pernikahan itu kandas.

    Tidak lama kemudian, korban menikah untuk kedua kalinya.

    Ia menikah secara siri dengan pria asal Lumajang sekitar tahun 2018.

    Keduanya kemudian dikaruniai anak perempuan. Namun korban pisah lagi.

    Lalu korban menikah lagi secara agama.

    Suami terakhir Uswatun Khasanah berasal dari Tulungagung.

    Nur Khalim menyebut kehidupan rumah tangga anaknya berjalan rukun.

    Namun sejak 2024, ia tidak pernah bertemu dengan suami dari Uswatun Khasanah. Bahkan saat korban dimakamkan.

    “Setahunan ini, saya tidak pernah ketemu suami anak saya. Lebaran tahun lalu juga tidak pulang ke rumah,” kata Khalim. 

    Hingga pemakaman, ia mengaku belum melihat kehadiran menantu ketiganya itu.

    Belakangan diketahui di Tulungagung Uswatun tinggal sendiri.

    Dia menetap di sebuah rumah kos di Jalan Panglima Sudirman kawasan Kelurahan Kenayan, Kabupaten Tulungagung.

    Menurut Aan, penjaga kos, Ana terakhir ada di kamar kosnya pada Minggu (19/1/2025).

    Dia pergi menggunakan mobil Suzuki Ertiga warna putih miliknya.

    “Setelah itu belum pulang lagi,” ujar Aan.

    Potongan Tubuh Korban Ditemukan di 3 Lokasi 

    Pelaku RTH membuang beberapa potongan tubuh korban di tiga kabupaten berbeda di antaranya Kabupaten Ngawi, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Ponorogo. 

    Dilansir dari TribunMataraman.com, polisi menemukan kepala dan kaki jenazah, setelah menangkap Tersangka RTH. 

    Kepala korban ditemukan di wilayah Jurug Bang, Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

    Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Eko Widiantoro menuturkan kepala jenazah ditemukan Minggu pukul 08.00 WIB.

    “Intinya tim jatanras (Polda Jatim) meminta bantuan untuk melakukan pencarian salah satu potongan tubuh ketemunya di wilayah Desa Slawe Kecamatan watulimo, termasuk beberapa barang buktinya,” kata Eko, Minggu (26/1/2025). 

    Lokasi penemuan tak jauh dari jalan provinsi, tepatnya di bawah jembatan kecil, dengan kondisi kepala terbungkus tas plastik kresek berwarna putih.

    “Pencariannya cepat sekali, tadi ada salah satu yang menunjukkan,” lanjutnya. 

    Setelah ditemukan, kepala tersebut sempat dibawa ke RSUD dr Soedomo Trenggalek. 

    “Dibawa tim Polda Jatim untuk dilabforkan,” ucapnya.

    Namun untuk autopsi yang lebih optimal, potongan jenazah korban dirujuk ke RSUD dr Iskak Tulungagung.

    Sementara itu, potongan kaki yang diduga milik korban ditemukan di tempat pembuangan sampah di Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. 

    Potongan kaki tersebut sebelumnya dimasukkan ke dalam koper merah dan ditemukan oleh warga di Kabupaten Ngawi.

    Dilansir dari kompas.com, Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Rudy Hidajanto mengatakan, penemuan kaki korban tersebut berawal dari pengakuan pelaku. 

    “Jadi, temuan kaki itu ditemukan oleh tim Polda Jawa Timur tadi jam 04:00 WIB berdasarkan keterangan pelaku, dan benar ditemukan kaki tersebut,” ujarnya melalui sambungan telepon pada Minggu (26/1/2025). 

    Setelah ditemukan, potongan kaki tersebut segera dievakuasi ke RS Dr Harjono untuk dilakukan pemeriksaan kecocokan dengan bagian tubuh korban lainnya.

    “Temuan kaki tersebut langsung dievakuasi dan disimpan di RSUD Harjono,” imbuh Rudy.

    Namun, belum diketahui secara pasti apakah kaki yang ditemukan merupakan sepasang atau masih ada bagian lain yang terbungkus dalam kantong plastik.

    “Nanti akan dilakukan uji forensik dulu untuk membuktikan apakah benar itu kaki korban. Meskipun ada pengakuan dari tersangka, secara ilmiah perlu dilakukan pemeriksaan juga. Tidak tahu kaki seperti apa karena masih terbungkus,” ucapnya.

    Sebelum potongan kepala dan kaki, terlebih dahulu ditemukan badan korban dalam koper merah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi, pada Kamis pukul 09.00 WIB.

    Polisi membawa temuan jasad manusia itu ke RSUD Dr Soeroto Ngawi untuk dilakukan autopsi.

    Selain tubuh korban, polisi juga mengamankan barang bukti yang ada di lokasi seperti koper, seprai, hingga sandal.

    “Semua kami selidiki, seprai bisa jadi petunjuk. Kami belum tahu apakah korban sedang hamil atau tidak, yang jelas sidik jari sudah diambil. Kami menunggu hasilnya,” kata Kapolres Ngawi AKBP Dwi Sumrahadi.

    Hasil sementara menunjukkan beberapa anggota tubuh jasad korban, hilang secara misterius.

    “Jasad yang ditemukan ini ada badan. Namun untuk kaki sebelah kiri dari pangkal paha sudah tidak ada. Kemudian kaki sebelah kanan dari lutut, serta kepala juga tidak ada,” kata Kapolres.

    Atas perbuatannya tersebut, RTH dikenai Pasal 340 KUHP Subsider 338 KUHP lebih subsider 351 ayat 3 KUHP dan Pasal 365 ayat 3 KUHP dengan kurungan penjara maksimal seumur hidup.

    “Pembunuhan berencana Subsider pembunuhan lebih subsider penganiayaan berat yang mengakibatkan korban mati dan pencurian dengan menggunakan kekerasan yang mengakibatkan korban mati,” sebut Farman.

    Diketahui, pelaku menghabisi korban di sebuah kamar hotel di Kediri, Jawa Timur, Minggu (19/1/2025) lalu.

    Jasad korban dimutilasi dan dimasukkan ke dalam koper.

    Koper tersebut ditemukan di dekat tempat pembuangan sampah (TPS) di Ngawi, Kamis (23/1/2025).

    Saat ditemukan, kepala dan kaki korban tak ditemukan.

    Korban merupakan seorang ibu tunggal yang bekerja untuk menghidupi anak dan neneknya.

    Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kabupaten Blitar, pun bakal melakukan pendampingan ke dua anak korban.

    “Kami asesmen dulu, pendampingannya dalam bentuk apa, perlu pendampingan psikolog atau tidak,”

    “UPT PPA sudah terjun ke keluarga korban,” kata Kepala DP3APPKB Kabupaten Blitar, Mikhael Hankam Indoro, dikutip dari TribunJatim.com.

    Ia juga menuturkan, orang tua korban juga bisa dilakukan pendampingan apabila dibutuhkan.

    “Seandainya orang tua korban juga butuh pendampingan, akan kami usahakan.”

    “Makanya, sekarang masih dilakukan asesmen,” ujarnya.

    (Tribunnews.com/ Chrysnha, Muhammad Renald Shiftanto, Adi Suhendi)(Tribunjatim.com/ Samsul Hadi, Luhur Pambudi, Tony Hermawan)(Suryamalang.com/Isya Anshori/ Kompas.com)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Terkuak Status Pelaku Mutilasi Uswatun Khasanah, Keluarga Beber Saat Terakhir Korban di Tulungagung dan UPT PPA Kabupaten Blitar Beri Pendampingan Psikologi 2 Anak Uswatun Korban Mutilasi Ngawi

  • Terungkap Motif Pelaku Mutilasi Wanita Dalam Koper di Ngawi

    Terungkap Motif Pelaku Mutilasi Wanita Dalam Koper di Ngawi

    Liputan6.com, Surabaya – Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman mengungkapkan, pelaku Rohmad Tri Hartanto (RTH) tega memutilasi istri sirihnya Uswatun Khasanah (UK) dan dimasukkan ke dalam koper lantaran cemburu dan sakit hati.

    “Berdasarkan keterangan tersangka, yang bersangkutan cemburu karena korban memasukkan laki-laki lain dalam kos. Korban juga kerap mengaku bahwa tersangka ini adalah suami sirinya,” ujarnya di Mapolda Jatim, Senin (27/1/2025).

    Selain cemburu, lanjut Farman, tersangka mutilasi wanita dalam koper juga memiliki rasa sakit hati yang mendalam terhadap korban. Ia menyebut, dari hasil pemeriksaan, menurut tersangka korban pernah berucap mendoakan anak perempuan tersangka bila sudah besar nanti akan menjadi PSK (Pekerja Seks Komersial).

    “Ini yang membuat tersangka sakit hati. (Selain itu) Korban tidak terima karena tersangka punya anak kedua, sehingga korban pernah mengatakan supaya tersangka menghilangkan anak keduanya,” ucapnya.

    Dalam kasus ini, kata Farman, tersangka juga bercerita jika korban sering meminta uang padanya. Bahkan, saat melakukan pertemuan di sebuah hotel di Kediri, Jawa timur, tersangka sempat menyiapkan uang sebesar Rp1 juta untuk diberikan pada korban.

    “Korban sering meminta uang terhadap pelaku. Saat pertemuan di Hotel Kediri, tersangka sudah menyiapkan uang satu juta untuk diberikan kepada korban,” pungkasnya.

    Terkait kasus ini, tersangka pun dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, subsider 338 KUHP tentang pembunuhan, subsider pasal 351 KUHP ayat 3 dan Pasal 365 ayat 3 KUHP.

    “Ancaman hukumannya maksimal mati atau seumur hidup,” ujar Farman.

    Diketahui, korban mutilasi adalah Uswatun Khasanah, seorang sales kosmetik asal Blitar. Ia menjadi korban pembunuhan dan mutilasi. Jasadnya ditemukan dalam koper tanpa kepala dan kaki di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi.

    Jenazah Uswatun telah dimakamkan di kampung halamannya di Garum, Blitar. Ayah korban, Nur Khalim, mengungkap bahwa Uswatun telah tiga kali menikah. Pernikahan pertama dengan warga Srengat, Blitar, berakhir dengan perceraian setelah memiliki seorang anak.

    Pernikahan kedua secara siri dengan pria asal Lumajang juga kandas, menghasilkan seorang anak. Pernikahan ketiganya dilakukan secara siri tiga tahun lalu dengan pria asal Tulungagung.

  • Pelaku Mutilasi Wanita Dalam Koper di Ngawi Terancam Hukuman Mati

    Pelaku Mutilasi Wanita Dalam Koper di Ngawi Terancam Hukuman Mati

    Liputan6.com, Surabaya – Rohmad Tri Hartanto (RTH), pelaku mutilasi wanita dalam koper merah di Ngawi, terancam hukuman mati atau seumur hidup. Suami siri korban ini dijerat dengan pasal berlapis dengan pasal utama pembunuhan berencana.

    Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman mengungkapkan, kasus penyidikan mayat wanita dimutilasi yang ditemukan di Ngawi, Jawa Timur ini sudah menetapkan RTH sebagai tersangka tunggal.

    “Berdasarkan pemeriksaan, RTH kami tetapkan sebagai tersangka,” ujar Kombes Farman kepada jurnalis di Mapolda Jatim, Senin (27/1/2025).

    Farman mengatakan, dalam perkara ini penyidik Ditreskrimum Polda Jatim menjerat tersangka dengan pasal berlapis. RTH, disebutnya dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, subsider 338 KUHP tentang pembunuhan, subsider pasal 351 KUHP ayat 3 dan Pasal 365 ayat 3 KUHP. “Ancaman hukumannya maksimal mati atau seumur hidup,” ucapnya.

    Farman menyatakan, terkait dengan peristiwa ini pihaknya menyita sejumlah barang bukti. Diantaranya, mobil Suzuki Ertiga dengan Nopol AG 1078 PB milik korban, mobil Toyota Vios, mobil Toyota Avanza, HP iPhone dan Samsung milik korban, HP Oppo milik tersangka, kaos dan celana tersangka, serta satu buah pisau yang digunakan untuk memutilasi korban.

    Diketahui, korban dalam kasus ini adalah Uswatun Khasanah, seorang sales kosmetik asal Blitar. Ia menjadi korban pembunuhan dan mutilasi. Jasadnya ditemukan dalam koper tanpa kepala dan kaki di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi.

    Jenazah Uswatun telah dimakamkan di kampung halamannya di Garum, Blitar. Ayah korban, Nur Khalim, mengungkap bahwa Uswatun telah tiga kali menikah. Pernikahan pertama dengan warga Srengat, Blitar, berakhir dengan perceraian setelah memiliki seorang anak.

    Pernikahan kedua secara siri dengan pria asal Lumajang juga kandas, menghasilkan seorang anak. Pernikahan ketiganya dilakukan secara siri tiga tahun lalu dengan pria asal Tulungagung.

    “Setahunan ini, saya tidak pernah ketemu suami anak saya. Lebaran tahun lalu juga tidak pulang ke rumah,” kata Khalim.

    Hingga pemakaman, ia mengaku belum melihat kehadiran menantu ketiganya itu. Polisi memastikan bahwa Desa Dadapan hanyalah lokasi pembuangan mayat, bukan tempat pembunuhan.

  • Pelaku Mutilasi Wanita Dalam Koper di Ngawi Mengaku Suami Siri Korban, Buang Jasad di 3 Kabupaten – Halaman all

    Pelaku Mutilasi Wanita Dalam Koper di Ngawi Mengaku Suami Siri Korban, Buang Jasad di 3 Kabupaten – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus pembunuhan dan mutilasi terhadap Uswatun Khasanah alias UK (29), janda asal Dusun Sidodadi, Desa Sidodadi, Garum, Blitar, Jawa Timur akhirnya terungkap.

    Polisi menangkap pelaku berinisial RTH alias A (33) warga Tulungagung.

    Disebut-sebut, RTH alias A adalah suami siri dari korban Uswatun Khasanah.

    RTH diduga melakukan pembunuhan terhadap Uswatun Khasanah di kamar 301 hotel kawasan Kediri Jawa Timur.

    Setelah melakukan mutilasi, pelaku diduga membawa potongan tubuh korban menggunakan mobil dan di buang di tiga tempat berbeda.

    Seperti diketahui, jasad Uswatun Khasanah ditemukan tak utuh di selokan wilayah Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi, Jawa Timur, Kamis (23/1/2025) pagi sekira pukul 09.00 WIB.

    Saat itu tubuh korban ditemukan berada dalam koper dalam posisi posisi tengkurap miring.

    Tubuh korban pun tak utuh, di mana kaki sebelah kiri dari pangkal paha tidak ada. 

    Kemudian kaki sebelah kanan dari lutut serta kepala juga tidak ada.

    Pelaku RTH ditangkap anggota Subdit Jatanras Polda Jawa Timur (Jatim)Sabtu (25/1/20250 sekira pukul 00.00 WIB di Madiun, Jawa Timur dalam sebuah penyergapan di jalan.

    Tampang Pelaku

    Setelah ditangkap, pelaku pun dibawa polisi untuk menunjukkan lokasi pembunuhan hingga membuang potongan tubuh korban.

    Hingga akhirnya pembunuh Uswatun Khasanah tersebut digiring ke gedung Ditreskrimum Polda Jatim, Minggu (26/1/2025) pukul 21.33 WIB. 

    Tersangka RTH tampak turun digelandang oleh beberapa orang anggota kepolisian berpakaian sipil. Penampilannya kasual, selama digelandang. 

    Tersangka RTH saat digelandang ke Gedung Ditreskrimum Mapolda Jatim, Minggu (26/1/2025) malam. (tribunjatim.com/ luhur pambudi)

    Ia memakai kemeja lengan pendek warna hitam bermotif gambar flora warna putih dengan kondisi semua kancingnya terbuka dan menampakkan kaus dalam yang dikenakannya berwarna hitam. 

    Selama digelandang menyusuri halaman parkiran menuju ke gedung tersebut, pria bercelana jeans warna biru dongker itu, kondisi kedua pergelangan tangannya tampak diborgol ke belakang pinggangnya. 

    Selama berjalan menyusuri jalanan menuju gedung tersebut, Tersangka RTH berusaha menundukkan kepala menghindari lampu sorot lensa kamera awak media. 

    Sesaat setelah membawa Tersangka RTH ke dalam gedung tersebut.

    Beberapa orang penyidik lainnya mulai berdatangan dengan menggunakan dua mobil yang berbeda. 

    Mobil pertama, mobil jenis SUV warna putih, yang ternyata merupakan mobil sarana yang dipakai tersangka membuang jenazah korban.

    Mobil kedua, mobil jenis sedan warna hitam yang ternyata merupakan mobil pribadi milik tersangka.

    Pelaku Mengaku Suami Siri Korban

    Dikutip dari Surya Malang, terduga pelaku adalah pria asal Tulungagung, Jawa Timur.

    Pelaku diketahui punya rekam jejak sabagai tukang jual beli mobil bodong seperti model kreditan, mobil gadai, dan lain-lain.

    Disebut bila pelaku dan korban memiliki hubungan spesial.

    Pelaku merupakan suami siri korban.

    Hal itu diungkapkan Direskrimsus Polda Jatim Kombes Pol Farman.

    “Pengakuan sementara katanya suami siri,” kata  Kombes Farman dikutip dari Tribun Jatim, Minggu (26/1/2025).

    Ayah korban, Nur Khalim, menjelaskan, Uswatun semasa hidup sudah menikah tiga kali. 

    Uswatun Khasanah pertama kali membangun rumah tangga dengan pria asal Srengat, Kabupaten Blitar.

    Pernikahan itu dilakukan secara resmi.

    Dari pernikahan ini, ia melahirkan anak laki-laki. Namun, pernikahan itu kandas.

    Tidak lama kemudian, korban menikah untuk kedua kalinya.

    Ia menikah secara siri dengan pria asal Lumajang sekitar tahun 2018.

    Keduanya kemudian dikaruniai anak perempuan. Namun korban pisah lagi.

    Lalu korban menikah lagi secara agama.

    Suami terakhir Uswatun Khasanah berasal dari Tulungagung.

    Nur Khalim menyebut kehidupan rumah tangga anaknya berjalan rukun.

    Namun sejak 2024, ia tidak pernah bertemu dengan suami dari Uswatun Khasanah. Bahkan saat korban dimakamkan.

    “Setahunan ini, saya tidak pernah ketemu suami anak saya. Lebaran tahun lalu juga tidak pulang ke rumah,” kata Khalim. 

    Hingga pemakaman, ia mengaku belum melihat kehadiran menantu ketiganya itu.

    Belakangan diketahui di Tulungagung Uswatun tinggal sendiri.

    Dia menetap di sebuah rumah kos di Jalan Panglima Sudirman kawasan Kelurahan Kenayan, Kabupaten Tulungagung.

    Menurut Aan, penjaga kos, Ana terakhir ada di kamar kosnya pada Minggu (19/1/2025).

    Dia pergi menggunakan mobil Suzuki Ertiga warna putih miliknya.

    “Setelah itu belum pulang lagi,” ujar Aan.

    Potongan Tubuh Korban Ditemukan di 3 Lokasi 

    Pelaku RTH membuang beberapa potongan tubuh korban di tiga kabupaten berbeda di antaranya Kabupaten Ngawi, Kabupaten Trenggalek, dan Kabupaten Ponorogo. 

    Dilansir dari dari TribunMataraman.com, polisi menemukan kepala dan kaki jenazah, setelah menangkap Tersangka RTH. 

    Kepala korban ditemukan di wilayah Jurug Bang, Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

    Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Eko Widiantoro menuturkan kepala jenazah ditemukan Minggu pukul 08.00 WIB.

    “Intinya tim jatanras (Polda Jatim) meminta bantuan untuk melakukan pencarian salah satu potongan tubuh ketemunya di wilayah Desa Slawe Kecamatan watulimo, termasuk beberapa barang buktinya,” kata Eko, Minggu (26/1/2025). 

    Lokasi penemuan tak jauh dari jalan provinsi, tepatnya di bawah jembatan kecil, dengan kondisi kepala terbungkus tas plastik kresek berwarna putih.

    “Pencariannya cepat sekali, tadi ada salah satu yang menunjukkan,” lanjutnya. 

    Setelah ditemukan, kepala tersebut sempat dibawa ke RSUD dr Soedomo Trenggalek. 

    “Dibawa tim Polda Jatim untuk dilabforkan,” ucapnya.

    Namun untuk autopsi yang lebih optimal, potongan jenazah korban dirujuk ke RSUD dr Iskak Tulungagung.

    Sementara itu, potongan kaki yang diduga milik korban ditemukan di tempat pembuangan sampah di Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. 

    Potongan kaki tersebut sebelumnya dimasukkan ke dalam koper merah dan ditemukan oleh warga di Kabupaten Ngawi.

    Dilansir dari kompas.com, Kasat Reskrim Polres Ponorogo AKP Rudy Hidajanto mengatakan, penemuan kaki korban tersebut berawal dari pengakuan pelaku. 

    “Jadi, temuan kaki itu ditemukan oleh tim Polda Jawa Timur tadi jam 04:00 WIB berdasarkan keterangan pelaku, dan benar ditemukan kaki tersebut,” ujarnya melalui sambungan telepon pada Minggu (26/1/2025). 

    Setelah ditemukan, potongan kaki tersebut segera dievakuasi ke RS Dr Harjono untuk dilakukan pemeriksaan kecocokan dengan bagian tubuh korban lainnya.

    “Temuan kaki tersebut langsung dievakuasi dan disimpan di RSUD Harjono,” imbuh Rudy.

    Namun, belum diketahui secara pasti apakah kaki yang ditemukan merupakan sepasang atau masih ada bagian lain yang terbungkus dalam kantong plastik.

    “Nanti akan dilakukan uji forensik dulu untuk membuktikan apakah benar itu kaki korban. Meskipun ada pengakuan dari tersangka, secara ilmiah perlu dilakukan pemeriksaan juga. Tidak tahu kaki seperti apa karena masih terbungkus,” ucapnya.

    Sebelum potongan kepala dan kaki, terlebih dahulu ditemukan badan korban dalam koper merah di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal, Ngawi, pada Kamis pukul 09.00 WIB.

    Polisi membawa temuan jasad manusia itu ke RSUD Dr Soeroto Ngawi untuk dilakukan autopsi.

    Selain tubuh korban, polisi juga mengamankan barang bukti yang ada di lokasi seperti koper, seprai, hingga sandal.

    “Semua kami selidiki, seprai bisa jadi petunjuk. Kami belum tahu apakah korban sedang hamil atau tidak, yang jelas sidik jari sudah diambil. Kami menunggu hasilnya,” kata Kapolres Ngawi AKBP Dwi Sumrahadi.

    Hasil sementara menunjukkan beberapa anggota tubuh jasad korban, hilang secara misterius.

    “Jasad yang ditemukan ini ada badan. Namun untuk kaki sebelah kiri dari pangkal paha sudah tidak ada. Kemudian kaki sebelah kanan dari lutut, serta kepala juga tidak ada,” kata Kapolres.

    (tribunjatim.com/ Luhur Pambudi / Tony Hermawan/ suryamalang.com/ Isya Anshori/ kompas.com)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Terkuak Status Pelaku Mutilasi Uswatun Khasanah, Keluarga Beber Saat Terakhir Korban di Tulungagung

  • Ayah Korban Mutilasi Ngawi: Uswatun Khasanah Sudah Tiga Kali Menikah, Terakhir Secara Siri

    Ayah Korban Mutilasi Ngawi: Uswatun Khasanah Sudah Tiga Kali Menikah, Terakhir Secara Siri

    Jakarta, Beritasatu.com – Ayah Uswatun Khasanah, Nur Khalim, yang merupakan keluarga korban mutilasi dalam koper merah di Ngawi, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa putrinya telah menikah sebanyak tiga kali. Bahkan, pernikahan ketiganya dilakukan secara siri.

    “Dari suami pertama memiliki anak yang sekarang berusia 10 tahun. Lalu, anak yang satu lagi dari suami kedua usianya 7 tahun,” ucap ayah Uswatun Khasanah, Nur Khalim dikutip dari channel YouTube, Minggu (26/1/2025).

    Nur Khalim mengatakan, pernikahannya pada pertama kali dilakukan secara resmi dengan salah satu warga Srengat, Blitar. Sayangnya, pernikahan keduanya berakhir dengan perceraian.

    “Kalau untuk yang kedua, menikah dengan orang Lumajang juga berakhir bercerai. Barulah pada tiga tahun lalu menikah secara siri dengan orang Tulungagung,” tuturnya.

    Bahkan, Nur Khalim mengaku, sejak lebaran tahun lalu dirinya tidak lagi bertemu dengan suami siri Uswatun Khasanah.

    “Ya, sudah setahun ini lah tidak pernah berjumpa dengan suami anak saya,” tambahnya.

    Ia menambahkan, putrinya tidak pernah bercerita perihal rumah tangganya. Sehingga, di matanya Uswatun hidup bahagia bersama suaminya.

    “Anak saya itu enggak pernah cerita, jadi enggak tahu apakah sudah cerai atau tidak,” tandas Nur Khalim yang menyebut putrinya yang merupakan korban mutilasi di Ngawi sudah tiga kali menikah.