kab/kota: Lumajang

  • Diburu Polisi, DPO Ladang Ganja di Lumajang Aktif Bertransaksi

    Diburu Polisi, DPO Ladang Ganja di Lumajang Aktif Bertransaksi

    Lumajang (beritajatim.com) – Polres Lumajang telah memasukkan nama Edi, warga Dusun Pusung Duwur, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang dalam Daftar Pencarian Orang terkait ladang ganja pada September 2024. Namun selama dalam pencarian, ternyata Edi diketahui masih aktif bertransaksi jual beli ganja.

    Edi disebut-sebut menjadi otak dari keberadaan ladang ganja di wilayah itu.

    Kapolres Lumajang AKBP Alex Sandy Siregar mengatakan, tepat pada Januari 2025, Edi diketahui melakukan komunikasi dengan komplotannya untuk melakukan penjualan ganja kering siap konsumsi.

    Informasi itu didapat setelah tertangkapnya lima orang anak buah Edi yang hendak melakukan penjualan barang haram itu di kawasan wisata pemandian alam Selokambang.

    Identitas komplotan itu diketahui Hartono (36), Somar (54) dan Tembul (46) warga Dusun Pusung Duwur, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

    Kemudian, dua lainnya adalah Verinando Dedit Krestiawan (19) dan Suroso (35) warga Kecamatan Sumber, Kabupaten Probolinggo.

    “Jadi, menurut keterangan dari tersangka, mereka ini terakhir komunikasi dengan Edi di bulan Januari. Nah, artinya setelah ditetapkan sebagai DPO (empat bulan pasca-ditetapkan DPO, Red). Mereka ini disuruh Edi untuk menjual ganjanya,” kata AKBP Alex Sandy Siregar, Rabu (2/4/2025).

    Meski sudah tertangkap dan dimintai keterangan, diakui, bahwa kelima tersangka tidak tahu-menahu tentang keberadaan Edi.

    Mereka juga tidak mengetahui kapan waktu panen ganja yang dijual. Secara pasti, ganja itu diketahui berasal dari Dusun Pusung Duwur, lokasi yang sama dengan temuan ladang ganja.

    “Tentu kalau soal ganja itu kapan dipanen mungkin memang Edi yang bisa jelaskan setelah berhasil tangkap. Tapi yang jelas ini berasal dari lokasi yang sama dan mereka semua yang sudah kita amankan masih berkaitan dengan DPO Edi,” ungkap Alex. [has/beq]

  • Upacara Melasti rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi di Pantai Watu Pecak Lumajang

    Upacara Melasti rangkaian perayaan Hari Raya Nyepi di Pantai Watu Pecak Lumajang

    Minggu, 23 Maret 2025 16:29 WIB

    Sejumlah umat Hindu melakukan prosesi upacara Melasti di Pantai Watu Pecak, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (23/3/2025). Upacara yang diikuti sedikitnya 2.000 umat Hindu dari sejumlah daerah di Jawa Timur tersebut dalam rangka membersihkan diri dari pengaruh hal negatif yang merupakan rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/YU

    Sejumlah umat Hindu melakukan prosesi upacara Melasti di Pantai Watu Pecak, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (23/3/2025). Upacara yang diikuti sedikitnya 2.000 umat Hindu dari sejumlah daerah di Jawa Timur tersebut dalam rangka membersihkan diri dari pengaruh hal negatif yang merupakan rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/YU

    Sejumlah umat Hindu bersembahyang saat upacara Melasti di Pantai Watu Pecak, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (23/3/2025). Upacara yang diikuti sedikitnya 2.000 umat Hindu dari sejumlah daerah di Jawa Timur tersebut dalam rangka membersihkan diri dari pengaruh hal negatif yang merupakan rangkaian Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1947. ANTARA FOTO/Irfan Sumanjaya/YU

  • Polres Lumajang Belum Temukan Bukti Keterlibatan BB-TNBTS

    Polres Lumajang Belum Temukan Bukti Keterlibatan BB-TNBTS

    Lumajang (beritajatim.com) – Temuan ladang ganja di area hutan Dusun Pusung Duwur, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur masih menyita perhatian publik.

    Hal itu terjadi lantaran lokasi ladang masih berada dalam kawasan konservasi Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS).

    Banyak spekulasi negatif yang mempertanyakan ketidaktahuan BB-TNBTS terkait munculnya ladang ganja secara tiba-tiba.

    Menyikapi itu, Kepolisian Resort Lumajang telah memastikan bahwa dalam proses penyidikan  pihak taman nasional belum ditemukan bukti keterlibatan.

    Kapolres Lumajang AKBP Alex Sandy Siregar mengatakan, kemunculan ladang ganja di kawasan Gunung Semeru sepenuhnya menjadi tanggung jawab otak utama bernama Edi yang masih dalam daftar pencarian orang (DPO).

    Kondisi itu terbukti dengan sudah tertangkapnya sejumlah tersangka yang memberikan keterangan serupa. Mereka mengaku bahwa penanaman ganja semata-mata dilakukan atas suruhan orang bernama Edi.

    “Jadi, karena sudah jelas tersangkanya, bagaimana proses bisa tumbuhnya (ganja, Red) ya faktornya karena DPO ini yang menyuruh enam tersangka untuk menanam,” terangnya, Senin (1/4/2025).

    Atas temuan bukti itu, diakui, munculnya ladang ganja di kawasan hutan konservasi sepenuhnya karena tidak diketahui pihak BB-TNBTS. Sehingga, keterlibatan mereka dalam kemunculan ladang ganja juga dinilai tipis.

    “Jadi, keterlibatan TN (TNBTS, Red) saat kemunculan ladang ganja itu tipis, cenderung karena ketidak tahuan,” tambahnya.

    Temuan ladang ganja di lereng Gunung Semeru yang disisir petugas kepolisian tahun 2024 lalu. (Dok. Polres Lumajang)

    Meski begitu, TNBTS dipastikan akan tetap dimintai pertanggungjawaban untuk memberikan laporan secara berkala apabila didapati ada hal-hal yang mencurigakan di kawasan hutan.

    “Tentu tetap ada pertanggungjawabannya, itu ya dengan melakukan pengecekan terus menerus dan kalau ada yang mencurigakan harus langsung laporkan,” ungkapnya.

    Informasi yang sudah terhimpun, sebelumnya terdapat temuan sebanyak 59 ladang ganja di kawasan hutan konservasi TNBTS blok hutan Gunung Pusung Duwur. Lokasi itu tepat berada dalam resort pengelolaan taman nasional wilayah Senduro dan Gucialit.

    Terdapat 47.169 batang ganja yang ditemukan polisi dari puluhan titik lokasi itu dan sudah dimusnahkan tepat pada tanggal 6 Desember 2024. Semula terdapat enam tersangka yang sudah diamankan dan menjalani proses persidangan.

    Kemudian menyusul lima tersangka lain yang diduga sebagai bagian dari komplotan. Sampai sekarang, polisi masih memburu satu orang DPO bernama Edi yang disebut-sebut sebagai otak dibalik penanaman ganja di hutan Gunung Semeru itu. (has/ted)

  • Polisi Pastikan Ulang Ladang Ganja di Gunung Semeru Sudah Ditumbuhi Semak Belukar

    Polisi Pastikan Ulang Ladang Ganja di Gunung Semeru Sudah Ditumbuhi Semak Belukar

    Lumajang (beritajatim.com) – Penyisiran ulang terhadap bekas ladang ganja di kawasan Gunung Dusun Pusung Duwur, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, telah dilakukan oleh Kepolisian Resort (Polres) Lumajang pada Minggu (23/3/2025).

    Hasilnya, area yang sebelumnya menjadi lokasi penemuan ladang ganja kini dipastikan sudah ditumbuhi semak belukar.

    Pemeriksaan ini dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari Polres Lumajang, TNI, dan petugas Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Tim menyisir beberapa titik yang sebelumnya pernah ditemukan sebagai lokasi perkebunan ganja ilegal.

    Dari total 59 titik yang terbongkar pada tahun 2024, terdapat tiga titik yang kembali diperiksa baru-baru ini, dan semuanya sudah tidak menunjukkan tanda-tanda adanya tanaman ganja.

    Kasat Resnarkoba Polres Lumajang AKP I Gede Putu Wiranata menegaskan bahwa penyisiran ini merupakan bagian dari upaya memastikan kawasan tersebut telah bersih dari aktivitas ilegal.

    “Jadi, berdasar pemeriksaan langsung di lapangan, tidak ditemukan tanaman narkotika jenis ganja. Tanaman ini diduga sudah tidak memungkinkan untuk tumbuh,” kata Gede, Selasa (1/4/2025).

    Petugas Kepolisian Resort Lumajang beserta TNI dan petugas TNBTS melakukan operasi penyisiran ulang beberapa waktu lalu. (Beritajatim.com/Polres Lumajang)

    Lebih lanjut, pihak kepolisian mengungkapkan bahwa kegiatan patroli ini juga dilakukan sebagai respons terhadap isu liar di media sosial yang menyebutkan dugaan masih adanya ladang ganja aktif di kawasan tersebut.

    Untuk memastikan pengawasan tetap berjalan, koordinasi dengan pihak terkait akan terus dilakukan. Langkah ini bertujuan agar kawasan hutan yang sebelumnya digunakan untuk aktivitas ilegal tidak kembali disalahgunakan.

    “Tentu kami ingin membuktikan kepada publik bahwa di tanah bekas ladang ganja ini sudah tidak ditemukan tanaman ganja. Kegiatan ini juga sebagai langkah untuk mengonter informasi miring yang beredar di media sosial belakangan ini,” ungkap Gede.

    Dengan langkah-langkah yang telah dilakukan, pihak kepolisian berharap kawasan ini bisa terus diawasi agar tidak kembali dimanfaatkan untuk aktivitas ilegal yang merusak lingkungan dan melanggar hukum. (has/ian)

  • Ladang Ganja Semeru: Polres Lumajang Tangkap 5 Orang Komplotan DPO Edi

    Ladang Ganja Semeru: Polres Lumajang Tangkap 5 Orang Komplotan DPO Edi

    Lumajang (beritajatim.com) – Proses ungkap kasus temuan ladang ganja di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) masih belum tuntas.

    Kepolisian Resort Lumajang bahkan kembali menangkap lima orang diduga satu komplotan dengan Edi yang saat ini telah ditetapkan sebagai Daftar Pencarian Orang (DPO).

    Kapolres Lumajang AKBP Alex Sandy Siregar menyampaikan, semula, penangkapan dilakukan terhadap dua sopir pikap bernama Hartono dan Verinando Dedit Krestiawan di area wisata pemandian alam Selokambang.

    Setelah keduanya digeledah, didapati seberat 640 gram ganja kering siap konsumsi yang disembunyikan di dalam mobil pikap.

    “Ini setelah kedua tersangka H dan VD dilakukan interogasi, polisi kemudian terus mengembangkan penyelidikan,” katanya, Senin (1/4/2025).

    Hasil penyelidikan mendalam yang dilakukan Polres Lumajang terhadap dua tersangka, menyusul ditangkapnya tiga tersangka lain, Suroso, Somar, dan Tembul.

    Mereka ditangkap di kediamannya masing-masing yang berlokasi di Dusun Pusung Duwur, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

    Tepat setelah ditangkap, polisi kembali menemukan ganja kering seberat 434 gram dari tangan ketiga orang yang diduga sebagai komplotan DPO Edi itu.

    “Secara total, ada lima tersangka yang diamankan. Ini tiga diantaranya warga Lumajang, dan dua orang lagi berasal dari Probolinggo. Seberat satu kilogram ganja kering juga ikut diamankan,” tambah AKBP Alex.

    Temuan ladang ganja puluhan titik di kawasan Dusun Pusung Duwur, Desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tahun 2024 lalu. (dok. hasbi)

    Informasinya, dua orang pertama yang ditangkap memiliki peran sebagai kurir pengantar barang haram itu. Sementara tiga lainnya diketahui berperan sebagai bandar yang mendapatkan barang dari DPO Edi.

    “Jadi, H dan VD dapat barang dari tersangka S, dan sampai ke tersangka T yang mengaku dapat dari DPO Edi, jadi ini masih satu komplotan,” beber Alex.

    Komplotan lima tersangka itu kemudian dijerat dengan Pasal 132 Junto Pasal 114 dan Pasal 111 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

    Atas tindakan itu mereka terancam hukuman penjara minimal lima tahun dan maksimal seumur hidup.
    “Sampai sekarang, kasus ini masih terus kami kembangkan lebih dalam. Tentu kami akan terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap jaringan peredaran narkoba di wilayah Lumajang,” ungkapnya. (has/ted)

  • Gunung Semeru 3 Kali Alami Erupsi Senin Pagi, Letuskan Abu Setinggi 800 Meter 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        31 Maret 2025

    Gunung Semeru 3 Kali Alami Erupsi Senin Pagi, Letuskan Abu Setinggi 800 Meter Surabaya 31 Maret 2025

    Gunung Semeru 3 Kali Alami Erupsi Senin Pagi, Letuskan Abu Setinggi 800 Meter
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com –

    Gunung Semeru
    di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada hari pertama
    Idul Fitri
    atau Senin (31/3/2025).
    Pos pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru melaporkan, sejak pukul 00.00 – 05.30 WIB, terjadi tiga kali erupsi.
    Erupsi pertama terjadi pukul 01.04 WIB dengan letusan kolom abu berintensitas tebal setinggi 800 meter di atas puncak kawah mengarah ke timur dan timur laut.
    Selanjutnya, erupsi kembali terjadi pukul 04.14 WIB, dengan letusan asap tebal setinggi 800 meter mengarah ke timur laut.
    Disusul, erupsi pukul 05.15 WIB dengan kolom letusan berintensitas tebal setinggi 400 meter mengarah ke timur laut dan timur.
    “Terjadi
    erupsi Gunung Semeru
    pada hari Senin, 31 Maret 2025 pukul 04.14 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 800 meter diatas puncak,” tulis petugas PPGA Semeru Sigit Rian Alfian dalam keterangan tertulis, Senin (31/3/2025).
    Sebagai informasi, pada Minggu (30/3/2025) pukul 00.00-24.00 WIB, Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru melaporkan erupsi berupa letusan sebanyak 54 kali.
    Namun, beberapa erupsi yang terjadi tidak dapat teramati secara visual karena Gunung Semeru tertutup kabut.
    Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Yudhi Cahyono mengatakan, saat ini status aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada.
    Meski begitu, ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak.
    Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
    Terlebih, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang berisiko menimbulkan banjir lahar.
    “Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” imbaunya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Demo Tolak Revisi UU TNI Kian Meluas, Massa Memanas, Aparat Makin Beringas

    Demo Tolak Revisi UU TNI Kian Meluas, Massa Memanas, Aparat Makin Beringas

    PIKIRAN RAKYAT – Mahasiswa di berbagai kota bangkit menolak Revisi UU TNI yang telah disahkan DPR pada 20 Maret lalu. Aksi unjuk rasa tak hanya berlangsung di kota-kota besar semacam Jakarta, Semarang, Bandung, dan Surabaya, tetapi juga diadakan di Tasikmalaya, Sukabumi, Jember, Majalengka, Lumajang, Kupang, Ende, dan Blitar.

    Demonstrasi ini diwarnai intimidasi, kekerasan, dan penangkapan oleh aparat keamanan—yang kali ini melibatkan tentara.

    Demonstrasi di Karawang

    Di Karawang, Jawa Barat, demonstrasi yang dipusatkan di Gedung DPRD dihelat oleh Komite Rakyat Sipil Karawang pada Selasa 25 Maret 2025. Mereka tidak hanya menolak UU TNI tetapi juga menuntut pembatalan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan TNI.

    “Perjanjian kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) mencakup berbagai sektor strategis, mulai dari pembangunan infrastruktur, pengelolaan sumber daya alam, hingga ketahanan pangan dan mitigasi bencana,” katanya.

    Gelombang Demonstrasi di Berbagai Kota

    Di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), ratusan mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat NTB menggelar demonstrasi di depan Gedung DPRD Provinsi NTB. Aksi ini berlangsung di bawah penjagaan ketat aparat kepolisian.

    Di Kediri, Jawa Timur, aksi demonstrasi dipusatkan di Taman Sekartaji dengan mengadakan mimbar rakyat. Di Balikpapan, Kalimantan Timur, mahasiswa memusatkan aksi demonstrasi mereka di Taman Bekapai. Aksi dimulai pada pukul 12.00.

    Di Sukabumi, Jawa Barat, seorang jurnalis mengalami intimidasi dari aparat keamanan saat meliput demonstrasi mahasiswa pada Senin 24 Maret 2025. Di Lumajang, Jawa Timur, aksi demonstrasi diwarnai pemukulan aparat terhadap seorang demonstran seperti yang terekam dalam video yang beredar di media sosial.

    Di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, sekitar 200 mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD. Mereka membakar kardus dan merangsek ke dalam gedung DPRD sekira pukul 13.00 WITA.

    Kericuhan terjadi akibat tidak adanya perwakilan anggota DPRD yang menemui massa aksi, mengakibatkan beberapa pintu kaca hancur dan meja lobi dirusak.

    “Saya dipukul pakai tempat sampah kemudian ditonjok,” kata mahasiswa bernama Melianus Maimau sembari menunjukkan pelipisnya yang lecet.

    Di Surabaya, Jawa Timur, ratusan mahasiswa berdemonstasi di depan Gedung Negara Grahadi, membawa berbagai poster, membakar ban di tengah jalan, dan berorasi menolak revisi UU TNI. Polisi membalas dengan semburan meriam air ke arah demonstran. Selama aksi ini, 25 demonstran ditahan serta dua jurnalis mengalami kekerasan dan intimidasi aparat keamanan.

    Kekerasan terhadap Jurnalis dan Tenaga Medis

    Ketua AJI Surabaya, Andre Yuris, mengecam keras intimidasi dan kekerasan yang dilakukan polisi terhadap jurnalis.

    “Tindakan polisi tersebut membuktikan bahwa polisi tidak paham tugas jurnalis. Apa yang dilakukan polisi melanggar Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers,” kata Andre Yuris, Senin 24 Maret 2025.

    Di Malang, Jawa Timur, aksi mahasiswa pada Minggu 23 Maret 2025 berujung ricuh. Sebanyak enam mahasiswa sempat ditahan polisi dan 10 orang menjadi korban kekerasan aparat.

    Tim medis yang seharusnya memberikan pertolongan pertama juga mengalami pemukulan dan intimidasi aparat. Bahkan, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Malang menyebutkan beberapa tenaga medis mengalami pelecehan seksual.

    Delta Nishfu dari Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Kota Malang menjadi korban pemukulan aparat.

    “Dari teman-teman pers mahasiswa ada delapan anak yang kena pukul. Beberapa di antaranya sudah menunjukkan kartu pers. Ada juga yang sudah mau balik, tapi tetap dipukul,” ujarnya.

    Dia juga mengaku diseret, dipukuli, dan diinjak-injak oleh aparat yang bertameng dan berpentungan.

    Demonstrasi di Jakarta Berujung Bentrokan

    Di Jakarta, demonstrasi di depan Gedung MPR/DPR pada Kamis 27 Maret 2025 berujung bentrokan. Polisi menggunakan mobil taktis untuk membubarkan massa. Satu sepeda motor milik anggota Polri dibakar oleh massa aksi.

    Di media sosial beredar video yang menunjukkan penggeledahan tas tim medis oleh aparat tanpa alasan jelas.

    “Ini tas medis, udah jelas-jelas tanda medis itu,” kata seorang perempuan dalam video tersebut.

    Ketua AJI Surabaya menegaskan bahwa tindakan polisi melanggar Undang-Undang Pers.

    Analisis: Mengapa Demonstrasi Menyebar?

    Redaktur Jurnal Prisma dan Senior Research Fellow LP3ES, Rahadi Wiratama menyebut bahwa aksi ini menyebar luas karena adanya kelompok kritis yang berkembang di berbagai kota.

    “Itu satu tanda bahwa kelompok atau kelas kritis itu relatif menyebar di Indonesia,” ucapnya.

    Rahadi Wiratama juga mengingatkan bahwa meskipun Reformasi telah berjalan 25 tahun, ada tanda-tanda kemunduran demokrasi.

    “Di tengah jalan kita menyaksikan kebalikannya. Alih-alih mengonsolidasi demokrasi, (kita malah seperti) menuju sistem politik yang gejalanya mirip dengan otoritarianisme Orba,” katanya.

    Rahadi Wiratama menilai bahwa kesadaran publik terhadap ancaman militerisme masih terbatas di kelompok-kelompok kritis.

    “Ada kekuatan-kekuatan yang mencoba untuk mewacanakan ‘kita sudah tidak butuh kebebasan sipil, supremasi sipil, tapi butuh sandang pangan’,” ujarnya

    Akan tetapi, Rahadi Wiratama optimistis bahwa situasi saat ini tidak akan kembali seperti masa Orde Baru karena efek komunikasi dan media sosial yang sulit dibendung.

    “Efek komunikasi dan efek media sosial di masyarakat susah dibendung. Jadi, semua informasi publik yang terkait dengan UU TNI muncul bersamaan hari itu juga di Indonesia di seluruh dunia. Enggak terhalang,” tuturnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari BBC.

    Aksi demonstrasi menolak revisi UU TNI tampaknya masih akan berlanjut, dengan semakin banyak kelompok masyarakat yang turut menyuarakan penolakannya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Gunung Semeru Erupsi 3 Kali, Tinggi Letusan Mencapai 400 Meter

    Gunung Semeru Erupsi 3 Kali, Tinggi Letusan Mencapai 400 Meter

    Liputan6.com, Lumajang – Gunung Semeru yang berada di Perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten malang, tercatat mengalami erupsi sebanyak tiga kali. Tinggi letusan mencapai 400 meter di atas puncak pada Jumat pagi (28/3/2025)

    “Erupsi pertama terjadi pada pukul 02.31 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak atau 4.076 mdpl,”ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian.

    Saat erupsi kolom abu Gunung Semeru teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 159 detik.

    Kemudian pada pukul 04.32 WIB, gunung yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu kembali erupsi, namun visual letusan tidak teramati. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 138 detik.

    “Pada pukul 05.48 WIB, Gunung Semeru erupsi lagi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 400 meter di atas puncak atau dengan ketinggian 4.76 meter di atas permukaan laut,” paparnya.

    Kata dia, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 123 detik.

    Sigit menjelaskan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi terkait dengan status waspada Gunung Semeru, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

    Kemudian di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

    “Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” katanya.

    Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

     

  • ART di Lumajang Curi Emas Rp16 Miliar, Bayar Mahal Dukun Santet untuk Bunuh Majikan, tapi Tak Mempan – Halaman all

    ART di Lumajang Curi Emas Rp16 Miliar, Bayar Mahal Dukun Santet untuk Bunuh Majikan, tapi Tak Mempan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.CO – S (47), seorang asisten rumah rangga (ART) asal Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, nekat mencuri emas milik majikannya, Leo Tanoyo (71).

    Tak tanggung-tanggung, S mencuri emas batangan milik majikannya seberat 10 kilogram, yang punya nilai jual mencapai Rp16 miliar.

    Saat melancarkan aksinya, S mengajak serta tukang kebun di rumah majikannya, yakni KA (37), serta tetangganya, AJ (53).

    “Dalam melancarkan aksinya, modus tersangka S yakni menduplikat kunci brankas dan kunci lemari korban.”

    “Kunci itu diduplikat tanpa sepengetahuan siapapun,” kata Kapolres Lumajang, AKBP Alex Sandy Siregar kepada SuryaMalang.com, Selasa (25/3/2025).

    Aksi pencurian emas batangan itu telah dijalankan tersangka sejak September 2018.

    Ketiga tersangka membagi tugas sesuai kesempatan yang didapat ketika bekerja di rumah korban.

    S yang merupakan ART memantau keadaan dan isi rumah majikannya.

    Ia yang hafal letak kunci di rumah tersebut diam-diam menduplikasi kunci lemari tempat penyimpanan emas korban.

    Sementara KA, membantu memastikan keadaan tepat untuk melakukan pencurian.

    Mereka pun mulai mencuri emas batangan milik majikannya secara bertahap.

    “Aksi pertama dilakukan pada September 2018, di mana mereka berhasil mengambil dua keping emas.”

    “Hasil penjualan emas tersebut dibagi dengan skema 60 persen untuk S dan 40 persen untuk KA,” terang Kapolres.

    Selanjutnya, pada November 2018, mereka kembali melancarkan aksinya dan mencuri satu keping emas.

    Karena takut aksinya ketahuan, S berupaya membunuh majikannya dengan membayar dukun santet.

    S pun meminta tolong AJ untuk mencarikan ukun santet agar majikannya terbunuh secara gaib.

    AJ pun meminta bayaran yang cukup mahal kepada S untuk mencarikan dukun santet itu.

    Permintaan AJ itu membuat S mencuri emas majikannya lagi untuk membayar dukun santet.

    Dari yang awalnya hanya enam batang menjadi 13 batang.

    Tak hanya sekali, AJ meminta uang lagi kepada S karena usaha dukun terus-menerus gagal untuk membunuh majikan S dengan metode santet.

    “Karena gelisah takut ketahuan, S berinisiatif menyantet majikannya, tapi karena tidak meninggal dunia setelah disantet, AJ meminta uang lagi buat bayar dukun lagi.”

    “Sampai akhirnya emas yang dicuri mencapai 13 batang atau setara 10 kilogram,” ungkap Alex, dilansir Kompas.com.

    Namun ternyata AJ hanya memanfaatkan S untuk meraup keuntungan.

    Sebab, saat pelaku ditangkap polisi,barang bukti yang diamankan dari AJ lebih banyak dari pelaku lainnya.

    Adapun barang bukti itu adalah 7 unit mobil, 3 batang emas, dan perhiasan emas berupa kalung dan gelas.

    “Barang bukti paling banyak ditemukan dari tersangka AJ, walaupun yang melakukan pencurian ini ibu S,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul ART dan Tukang Kebun Kolaborasi Nyuri Emas Senilai 16 Miliar, Sewa Jasa Dukun untuk Bunuh Majikan

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana, SuryaMalang.com/Mohammad Erwin, Kompas.com/Miftahul Huda)

  • Hujan Deras Picu Banjir, Sebuah Rumah di Lumajang Ambles
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        27 Maret 2025

    Hujan Deras Picu Banjir, Sebuah Rumah di Lumajang Ambles Surabaya 27 Maret 2025

    Hujan Deras Picu Banjir, Sebuah Rumah di Lumajang Ambles
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com
    – Sebuah rumah milik Mariyana Mahfudiah di Desa Labruk Kidul, Kecamatan Sumbersuko, Kabupaten
    Lumajang
    , Jawa Timur, tiba-tiba ambles, Kamis (27/3/2025).
    Amblesnya rumah itu disebabkan hujan deras disertai
    banjir
    yang mengguyur Desa Labruk Kidul, sekitar pukul 15.00 WIB.
    Wawan warga setempat mengatakan, rumah Mariana ambles di bagian teras usai terkikis aliran sungai yang berada di samping rumahnya.
    Selain
    paving block 
    dan pagar yang ambles, bagian atap rumah kondisinya juga menggantung.
    “Hujannya deras, air dari sungai itu menggerus rumah
    Bu
    Ana di bagian teras, jadi pavingnya itu ambles, atapnya juga ambrol,” kata Wawan, Kamis.
    Beruntung, kejadian ini tidak sampai menyebabkan korban jiwa maupun luka. Namun, pemilik rumah sampai saat ini masih mengalami trauma.
    Selain menyebabkan rumah Mariana ambles, derasnya hujan juga menyebabkan beberapa rumah di Desa Labruk Kidul tergenang air.
    Menurut Wawan, kondisi ini dipicu kondisi aliran irigasi yang sudah mengalami pendangkalan.
    Sehingga, saat hujan dengan intensitas tinggi terjadi saluran air tidak mampu menampung banyaknya debit air dan akhirnya menggenangi rumah warga.
    “Sepertinya karena saluran airnya perlu dinormalisasi, rumah orang-orang banyak yang kena genangan, tapi tidak sampai rusak,” ujar Wawan.
    Camat Sumbersuko Atma Teguh Pambudi mengatakan, saat ini rumah Mariana yang mengalami rusak paling parah sudah dipasangi garis agar tidak dilewati warga yang melintas.
    Mengingat, lokasinya berada di pinggir jalan nasional penghubung Lumajang-Malang.
    “Untuk yang kondisi rusak sedang, ada sebuah rumah yang di sebelah kantor kecamatan itu sudah kita pasang garis pembatas, kalau yang lainnya ada beberapa lokasi yang sempat ada genangan, tapi kondisi wajar dan teratasi,” kata Teguh.
    Saat ini petugas BPBD Lumajang juga masih melakukan pemetaan dampak hujan lebat disertai banjir yang terjadi di Lumajang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.