2 Wisatawan Pantai Bambang Lumajang Hilang Terseret Ombak
Tim Redaksi
LUMAJANG, KOMPAS.com
– Dua orang wisatawan dilaporkan hilang terseret ombak di
Pantai Bambang
, Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Kabupaten
Lumajang
, Jawa Timur, Senin (7/4/2025).
Korban yang hilang adalah Candra (13) dan Paedi (42), warga Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa Bago, Wahyudi Ananta, menjelaskan bahwa laporan mengenai hilangnya kedua wisatawan tersebut diterima sekitar pukul 12.00 WIB.
Lokasi kejadian berada di pesisir pantai sebelah barat, dekat dengan muara sungai yang terhubung ke laut.
“Memang benar tadi ada laporan pengunjung hanyut terseret ombak saat mandi di pesisir pantai sebelah barat,” ungkap Ananta di Lumajang.
Kedua korban diduga sedang mandi di laut dan tidak menyadari bahwa mereka sudah terlalu jauh ke tengah hingga akhirnya terseret ombak.
Ananta menambahkan bahwa petugas yang bersiaga di sekitar Pantai Bambang selalu memberikan peringatan secara berkala melalui pengeras suara agar pengunjung tidak mandi di laut.
Papan peringatan larangan mandi di laut juga telah dipasang di sepanjang bibir pantai, mengingat kondisi ombak yang cukup besar.
“Dalam beberapa hari terakhir, ombak di Pantai Bambang memang cukup besar, antara 3 hingga 4 meter,” ujar Ananta.
Ia juga menyampaikan bahwa berdasarkan informasi yang diterima, kedua korban tampaknya terlalu berani untuk mandi di laut meskipun ombak sedang tinggi.
Awalnya, Candra yang merupakan anak kecil tersebut terseret ombak.
Melihat keponakannya dalam bahaya, Paedi berusaha menolong namun justru ikut terseret.
“Jadi awalnya yang anak kecil terseret, pamannya mau membantu malah ikut terseret juga,” tambahnya.
Hingga pukul 17.00 WIB, pantauan Kompas.com menunjukkan bahwa upaya pencarian yang dilakukan oleh petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dan SAR belum membuahkan hasil.
“Kami lakukan penyisiran dari titik awal kedua korban dilaporkan hilang hingga ke sisi timur sejauh 2 kilometer, namun belum membuahkan hasil. Mudah-mudahan segera ditemukan dalam kondisi selamat sebelum gelap,” pungkas Ananta.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Lumajang
-
/data/photo/2025/04/07/67f3bbdd4c595.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
2 Wisatawan Pantai Bambang Lumajang Hilang Terseret Ombak Surabaya 7 April 2025
-

Duduk Perkara Pembunuhan Pria Paruh Baya di Bali, Bermula Unggahan Facebook dan Motif Cemburu – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR – Kasus pembunuhan tragis kembali terjadi di Bali, tepatnya di Banjar Tegallinggah, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Kamis (3/4/2025) malam.
Seorang pria paruh baya bernama Agus Susanto (57), asal Boyolali, Jawa Tengah ditemukan tewas bersimbah darah setelah ditusuk oleh seorang pria yang cemburu buta, Marno (56), warga Lumajang, Jawa Timur.
Motif pembunuhan diduga kuat karena urusan asmara.
Marno, pelaku pembunuhan, mencurigai bahwa korban memiliki hubungan gelap dengan istrinya.
Dugaan itu mencuat setelah ia melihat unggahan Facebook dari kerabat istrinya, Hariyati, pada 1 April 2025.
Dalam unggahan tersebut disebutkan secara terbuka bahwa istri pelaku “kelonan dengan Agus” saat anaknya dititipkan ke kerabat.
Merasa marah dan dikuasai api cemburu, Marno yang saat itu sedang berada di Jawa memutuskan untuk pergi ke Bali dengan niat menghabisi Agus.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Marno mendatangi tempat kos korban pada Kamis, 3 April 2025, sekitar pukul 19.00 WITA.
Namun saat itu korban belum tiba dari tempat kerja.
Marno pun menunggu.
Sekitar pukul 20.00 WITA, Agus tiba dan sempat menyapa pelaku.
Keduanya sempat berbincang santai.
Marno bahkan mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri.
Agus kemudian mandi dan makan malam.
Sekitar pukul 21.00 WITA, keduanya duduk berbincang di teras kamar kos.
Saat itu, Marno langsung mengonfrontasi korban dengan pertanyaan, “Kamu ada hubungan apa dengan istri saya, dan berapa kali kamu meniduri istri saya?”.
Agus mengelak dan sempat mengangkat kedua tangannya sebagai bentuk penolakan.
Namun, pada saat itulah Marno langsung mengeluarkan pisau dapur yang telah dipersiapkan dan menusukkan senjata tersebut ke arah dada korban.
Agus yang terluka kemudian berlari keluar kamar kos, namun tersungkur di gang rumah milik warga bernama Ni Wayan Rapet.
Saksi mata Klaransia Oefi (38) menyebutkan bahwa dirinya melihat Agus sudah dalam kondisi bersimbah darah dan tidak bergerak.
Warga pun bergegas memanggil polisi.
Pelaku Serahkan Diri
Sementara itu, setelah melakukan aksinya, Marno langsung pergi mencari temannya, Saiful, yang tinggal di kos belakang lokasi kejadian.
Ia meminta Saiful mengantarnya ke kantor polisi.
Tak lama kemudian, Marno mendatangi Mapolsek Blahbatuh dan menyerahkan diri sambil mengatakan, “Saya sudah tusuk orang.”
Petugas gabungan dari Polsek Blahbatuh dan Satreskrim Polres Gianyar langsung mendatangi lokasi kejadian dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Barang bukti berupa pisau dapur yang digunakan pelaku berhasil ditemukan.
Peristiwa ini langsung membuat warga sekitar geger.
Banyak warga turun ke jalan menyaksikan proses olah TKP oleh pihak kepolisian.
Sementara korban dinyatakan meninggal dunia dan telah dibawa ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar untuk diautopsi.
Kapolres Gianyar, AKBP Umar, mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan pendalaman dan pengembangan atas kasus ini.
“Saat ini masih kita kembangkan. Ketika data sudah lengkap, dalam waktu dekat akan kami rilis ke publik,” ujarnya singkat. (Tribunnews.com/I Wayan Eri Gunarta)
-

Hari Ini Gunung Semeru 4 Kali Erupsi, Letusan Abu Paling Tinggi 900 Meter
Lumajang (beritajatim.com) – Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur kembali mengalami erupsi, Sabtu (5/4/2025).
Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru melaporkan, sejak pukul 00.53 sampai 07.50 WIB sudah terjadi empat kali erupsi dengan ketinggian bervariasi. Letusan erupsi tertinggi dilaporkan mencapai ketinggian 900 meter dari puncak.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.53 WIB dengan ketinggian kolom abu mencapai 600 meter di atas puncak. Letusan itu memunculkan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan timur laut.
Selanjutnya erupsi kembali terjadi pada pukul 02.05 WIB dengan tinggi kolom abu mencapai 600 berinsitas tebal menuju arah utara dan berwarna putih hingga kelabu.
Tepat pukul 03.57 WIB erupsi dilaporkan kembali terjadi dengan tinggi kolom abu teramati 800 meter di atas puncak. Akibat letusan itu, kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ikut terbentuk dan menuju arah utara.
Kemudian, erupsi keempat dilaporkan terjadi pada pukul 07.50 WIB dengan tinggi kolom abu sejauh 900 meter.
“Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut dan timur. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 21 milimeter berdurasi selama 115 detik,” terang Petugas PPGA Semeru Sigit Rian Alfian dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/4/2025) pagi.
Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Yudhi Cahyono menjelaskan, belum ada laporan dampak erupsi yang diterima dari warga bermukim.
Meski begitu, warga utamanya penambang pasir diimbau untuk tidak melakukan aktivitas hingga sejauh delapan kilometer dari puncak Gunung Semeru. Jarak aktivitas dibatasi di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan.
“Untuk dampak belum ada laporan, tapi tetap harus waspada dan siaga untuk warga di lereng gunung, utamanya penambang. Sebab, ini Gunung Semeru masih bersifat fluktuatif, jadi dampak bencananya sulit diprediksi dan bisa terjadi kapan saja,” katanya.
Status Gunung Semeru diakui masih berada di level II (waspada), sehingga masyarakat tetap direkomendasikan untuk membatasi jarak aktivitas dengan menjauhi daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di Gunung Semeru saat cuaca sedang buruk.
Jarak rekomendasi bertujuan untuk upaya antisipasi dan mewaspadai potensi munculnya awan panas dan guguran lava. Selain itu juga dikhawatirkan bisa terdampak banjir lahar dingin yang bisa muncul saat terjadi hujan di sekitaran lereng.
“Ini untuk aktivitas dari puncak dibatasi sejauh delapan kilometer, di luar itu sepanjang 500 meter dari tepi sungai Besuk Kobokan juga harus dijauhi. Utamanya saat hujan dan cuaca buruk. Ini untuk potensi bisa terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar sampai jarak 13 kilometer dari puncak,” tambah Yudhi Cahyono. (has/ted)
-

Libur Lebaran, Air Terjun Tegenungan Ramai Dikunjungi Wisatawan
Gianyar, Beritasatu.com – Kunjungan wisatawan ke Air Terjun Tegenungan yang terletak di Desa Tegenungan, Gianyar, Bali tetap menjadi salah satu destinasi favorit bagi wisatawan domestik maupun mancanegara pada momen libur Lebaran.
Lonjakan pengunjung Air Terjun Tegenungan mulai terlihat sejak Minggu (30/3/2025) lalu, setelah Hari Raya Nyepi hingga Lebaran Idulfitri 2025.
Untuk mencapai lokasi air terjun, wisatawan harus melewati serangkaian anak tangga dan beberapa spot foto yang telah disiapkan oleh pengelola. Spot-spot ini menawarkan latar belakang alam yang indah, dapat membuat para pengunjung semakin betah untuk mengabadikan momen liburan bersama keluarga.
Keindahan alam yang menyelimuti sepanjang jalur menuju Air Terjun Tegenungan membuat suasana perjalanan semakin menyenangkan.
Di sekitar Air Terjun Tegenungan, terdapat kolam dengan air yang jernih yang memungkinkan pengunjung untuk berenang. Tampak, para pengunjung silih berganti menaiki anak tangga dan terlihat sangat terkesan dengan keindahan alam yang ada. Salah satunya adalah Ratna, wisatawan asal Lumajang, Jawa Timur, yang merasa senang bisa mengunjungi air terjun ini, meskipun perjalanan menuju dan kembali cukup menantang.
Suasana di Air Terjun Tegenungan, Gianyar dipadati para pengunjung baik wisatawan asing maupun mancanegara. – (Beritasatu.com/Sopian Hadi)
Ratna mengungkapkan alasan memilih Bali sebagai tujuan wisata pada momen libur Lebaran karena keindahan alamnya yang luar biasa.
“Ini pertama kalinya saya ke air terjun ini. Cukup bagus, dan dengan tangga yang ada, cukup menantang. Air terjunnya juga sangat indah,” ujarnya kepada Beritasatu.com, Jumat (4/4/2025).
Pada musim libur Lebaran, jumlah pengunjung di Air Terjun Tegenungan bisa mencapai 1.000 orang per hari, angka yang mengalami peningkatan sekitar 30% dibandingkan dengan hari biasa.
Hal ini diungkapkan oleh pengelola Air Terjun Tegenungan, I Gusti Kadek Erna Lestari. Ia memprediksi jumlah pengunjung akan terus meningkat hingga akhir pekan.
“Sejak Maret, kita masih berada di low season. Namun, setelah Nyepi atau pada April kemarin, jumlah pengunjung mulai meningkat. Kami memperkirakan lonjakan pengunjung akan terus berlangsung hingga 6 April 2025, karena arus balik pengunjung diperkirakan terjadi pada 7 April 2025,” kata Erna.
Untuk menikmati keindahan Air Terjun Tegenungan tersebut, para wisatawan hanya perlu membayar tiket masuk yang cukup terjangkau, yakni Rp 15.000 untuk wisatawan domestik dan Rp 30.000 untuk wisatawan mancanegara. Harga tiket ini cukup murah, mengingat para pengunjung dapat menikmati petualangan sekaligus keindahan alam yang memukau.
-

Wisata Ranu Regulo Lumajang Kembali Dibuka Usai Ditutup Sejak Februari
Lumajang (beritajatim.com) – Sudah sejak 6 Februari 2025 lalu wisata Ranu Regulo di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur ditutup. Terhitung, mulai Selasa (2/4/2025) kemarin, akses kunjungan wisata Ranu Regulo kembali dibuka.
Sebelumnya, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) menjadwalkan pembukaan wisata Ranu Regulo pada 21 Februari 2025. Akses wisata sempat ditutup karena pertimbangan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) tentang cuaca ekstrem pada saat itu.
Kepala BB-TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha mengatakan, layanan kunjungan TNBTS di masa libur Lebaran telah dibuka kembali untuk semua pintu, termasuk kawasan Ranu Regulo di Kabupaten Lumajang. Namun, ada pengecualian untuk pintu pendakian Gunung Semeru.
“Jadi ini sudah aktif lagi untuk menerima kunjungan, kecuali pendakian Gunung Semeru. Untuk kunjungan Ranu Regulo, seperti biasa dibuka pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Sedangkan Pintu Jemplang, Wonokitri, dan Cemoro Lawang dibuka pukul 00.01 sampai 17.00 WIB,” katanya dalam keterangan tertulis yang diterima, Jumat (4/4/2025).
Setelah dibuka kembali, diakui ada beberapa perbaikan sistem online booking dan pemeriksaan tiket di sejumlah pintu masuk kawasan TNBTS.
“Untuk booking system yang baru memungkinkan pengunjung membayar melalui QR code yang sudah disediakan. Ini bisa memudahkan pengunjung untuk melakukan pembayaran dari rekening bank apa pun yang dimiliki,” tambah Rudijanta Tjahja Nugraha.
Informasinya, di hari pertama masa libur Lebaran, tercatat sudah ada 3.889 orang yang memasuki kawasan wisata TNBTS. Sebanyak 80 orang di antaranya digolongkan sebagai wisatawan mancanegara.
Temuan pengunjung yang belum melakukan pemesanan tiket setelah sampai di pintu kedatangan diakui masih terjadi. Sehingga, calon pengunjung diimbau agar melakukan pemesanan tiket online terlebih dahulu sebelum memasuki kawasan wisata.
“Ini yang membuat sejumlah pengunjung harus menunggu proses pemesanan dan pembayaran. Kami mengimbau kepada calon pengunjung maupun agen perjalanan agar melakukan pemesanan secara online sebelum masuk kawasan, untuk memastikan mendapat kuota serta menghindari potensi kepadatan di pintu masuk,” ungkapnya. [has/beq]
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5179667/original/008898400_1743647486-Screenshot_2025-04-03-09-04-56-35.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Letusan Capai 900 Meter
Liputan6.com, Lumajang – Gunung Semeru yang mempunyai ketinggian 3676 meter di atas permukaan laut (mpdl) kembali erupsi, dengan tinggi letusan mencapai 900 meter di atas puncak pada Kamis pagi (3/4/2025)
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada Kamis pagi 3 April 2025, pukul 07.09 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 900 meter di atas puncak atau 4.576 meter di atas permukaan laut,” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian Kamis (3/4/2025)
Kata dia, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur dan tenggara. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 144 detik.
Aktivitas Gunung Semeru pada 2 April 2025 pukul 00.00-24.00 WIB tercatat mengalami 44 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitude 12-23 mm dengan lama gempa 79-278 detik, kemudian tiga kali gempa guguran dengan amplitude 2-4 mm dan lama gempa 52-147 detik.
Selanjutnya, pengamatan kegempaan juga mencatat 14 kali gempa embusan dengan amplitude 2-7 mm dan lama gempa 58-98 detik, satu kali harmonik dengan amplitude 6mm dan lama gempa 127 detik, serta tujuh kali gempa tektonik jauh dengan amplitude 4-18 mm, S-P 13-56 detik, dan lama gempa 37-135 detik.
Sigit menjelaskan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi terkait dengan status waspada Gunung Semeru, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Kemudian, di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” katanya.
“Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
-

Gunung Semeru Erupsi Pagi Ini 3 April 2025, Tinggi Letusan Capai 900 Meter
PIKIRAN RAKYAT – Gunung Semeru dilaporkan mengalami erupsi pada Kamis 3 April 2025 ini, dengan tinggi letusan mencapai 900 meter di atas puncak Mahameru. Gunung tersebut berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Kamis, 3 April 2025, pukul 07.09 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 900 meter di atas puncak atau 4.576 meter di atas permukaan laut,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang, Kamis 3 April 2025.
Menurutnya, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur dan tenggara. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 144 detik.
Aktivitas Gunung Semeru
Aktivitas Gunung Semeru pada Rabu 2 April 2025 pukul 00.00-24.00 WIB tercatat mengalami 44 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 12-23 mm dengan lama gempa 79-278 detik, kemudian tiga kali gempa guguran dengan amplitudo 2-4 mm dan lama gempa 52-147 detik.
Selanjutnya, pengamatan kegempaan juga mencatat 14 kali gempa embusan dengan amplitudo 2-7 mm dan lama gempa 58-98 detik, satu kali harmonik dengan amplitudo 6 mm dan lama gempa 127 detik, serta tujuh kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 4-18 mm, S-P 13-56 detik dan lama gempa 37-135 detik.
Rekomendasi untuk Warga
Sigit Rian Alfian menjelaskan bahwa Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi terkait dengan status waspada Gunung Semeru, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Kemudian, di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
“Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” ucap Sigit Rian Alfian.
Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.***
Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News
-

Gunung Semeru di Lumajang Pagi Ini Alami Erupsi 900 Meter
Lumajang (beritajatim.com) – Alarm siaga kembali diperlihatkan Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur lewat aktivitas vulkanik berupa erupsi yang kembali terjadi, Kamis (3/4/2025).
Pos Pantau Gunung Api (PPGA) Semeru melaporkan, erupsi terjadi pada pukul 07.09 WIB dengan ketinggian kolom abu teramati 900 meter di atas puncak.
Aktivitas erupsi itu dilaporkan memunculkan kolom abu berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal menuju arah timur dan tenggara.
“Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dengan durasi 144 detik,” kata petugas PPGA Semeru di Gunung Sawur Sigit Rian Alfian, dalam keterangan tertulisnya.
Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Yudhi Cahyono menjelaskan, tidak ada dampak yang dilaporkan akibat aktivitas erupsi.
Meski begitu, masyarakat tetap diimbau untuk tidak melakukan aktivitas hingga sejauh delapan kilometer dari puncak Gunung Semeru dibatasi di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan.
“Tidak ada laporan dampak yang kita terima. Ini untuk mengantisipasi dampak bencana tentu harus mengikuti rekomendasi batas aktivitas yang sudah diberikan. Apalagi aktivitas Gunung Semeru ini bersifat fluktuatif,” terangnya.
Petugas pos pantau Curah Kobokan mengamati aktivitas vulkanis Gunung Semeru saat terjadi erupsi. (Hasbi/Beritajatim.com)
Selain harus mewaspadai potensi awan panas dan guguran lava, masyarakat diminta untuk menjauhi daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di Gunung Semeru saat cuaca sedang buruk. Sebab, dikhawatirkan bisa terdampak banjir lahar dingin yang bisa muncul.
“Ini di luar jarak delapan kilometer itu, aktivitas di jarak 500 meter dari tepi sungai sepanjang Besuk Kobokan juga harus dijauhi, apalagi saat hujan dan cuaca buruk. Ini untuk potensi bisa terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar sampai jarak 13 kilometer dari puncak,” tambah Yudhi.
Intensitas letusan Gunung Semeru dilaporkan cukup tinggi sejak awal tahun 2025. Jumlah letusan yang pernah tercatat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) bahkan sudah mencapai 1195 kali sampai, Kamis (3/4/2025).
“Tentu untuk itu, yang terpenting saat ini masyarakat tetap harus mewaspadai potensi bencana yang bisa muncul. Tetap harus mengikuti rekomendasi yang diberikan PVMBG maupun petugas yang ada di lapangan,” pungkas Yudhi. (has/ted)

