kab/kota: Lumajang

  • Gunung Semeru Erupsi Lagi, Tinggi Letusan Capai 800 Meter

    Gunung Semeru Erupsi Lagi, Tinggi Letusan Capai 800 Meter

    Liputan6.com, Lumajang – Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa kembali mengalami erupsi, dengan tinggi letusan abu vulkanik mencapai 800 meter di atas puncak pada Jumat malam (11/4/2025).

    “Terjadi erupsi Gunung Semeru pada pukul 20.00 WIB dan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 meter di atas permukaan laut (mdpl),” ujar Petugas Pos pengamatan Gunung Semeru, Yandi Yuliandi, Jumat (11/4/2025)

    Kata dia, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan in tensitas tebal ke arah barat daya dan saat laporan itu dibuat erupsi masih terus berlangsung.

    Sementara itu, berdasarkan catatan petugas pada 11 April 2025, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu tercatat mengamai tujuh kali erupsi sejak pukul 02.26 WIB hingga 20.00 WIB dengan tinggi letusan bervariasi mulai ketinggian 500 meter hingga 800 meter di atas puncak.

    Ia menjelaskan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi terkait dengan status waspada Gunung Semeru, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

    Kemudian di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

    “Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” katanya.

    Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

     

  • 246 Jiwa di Lumajang Terancam Banjir Lahar Gunung Semeru

    246 Jiwa di Lumajang Terancam Banjir Lahar Gunung Semeru

    Lumajang (beritajatim.com) – Tanggul penahan sungai di Kampung Renteng, Dusun Kebondeli Selatan, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dilaporkan terkikis diterjang banjir lahar Gunung Semeru, Jumat (11/4/2025).

    Jarak tanggul yang mengalau aliran lahar dari kawasan pemukiman penduduk memiliki panjang sejauh dua kilometer. Munculnya kerusakan tanggul mulai terjadi setelah diterjang banjir lahar dingin selama dua hari berturut-turut sejak, Rabu (9/4/2025).

    Informasinya, terdapat 82 kepala keluarga (KK) atau sekitar 246 jiwa warga bermukim di kawasan itu yang terancam terlanda dampak banjir jika tanggul sampai jebol.

    Sekretaris Desa Sumberwuluh Samsul Arifin mengatakan, kerusakan tanggul karena terkikis banjir lahar Gunung Semeru sudah mencapai panjang sekitar 300 meter. Sehingga, membutuhkan tindakan perbaikan untuk mencegah dampak bencana.

    “Ini tanggulnya rusak karena hujan lebat di puncak, jadinya memicu banjir lahar selama dua hari. Itu bikin tanggul penahan rusak terkikis sekitar 300 meter dari total panjang dua kilometer,” katanya, Jumat (11/4/2025).

    Akibat tanggul yang rusak, warga yang bermukim di satu dusun diakui bisa terdampak terjangan banjir lahar jika sewaktu-waktu tanggul sampai jebol.

    “Ya ini dampaknya bikin warga di Dusun Kebondeli Selatan waswas, utamanya yang ada di kawasan Blok Kampung Renteng, kalau banjir lagi bisa meluap ke pemukiman warga,” tambahnya.

    Kerusakan tanggul diakui cukup parah, bahkan jika tidak segera mendapat penanganan, dikhawatirkan kerusakan sepanjang 300 meter beresiko semakin bertambah.

    Sebagai penanganan, selain perbaikan tanggul, pemerintah diharapkan hadir untuk melakukan normalisasi sungai di kawasan itu.

    Tujuannya, untuk mencegah dampak bencana saat banjir kembali terjadi. Sehingga, terjangan banjir yang berpotensi menabrak tanggul bisa dimitigasi untuk meminimalisir kerusakan.

    “Terkait kerusakan tanggul, kami sudah melaporkan ke Pemkab Lumajang agar bisa segera diperbaiki dan dilakukan normalisasi. Jadi warga yang tinggal di dekat tanggul bisa merasa aman,” ungkapnya. (has/ted)

  • Maling Kambing Lumajang Tertangkap Saat Beraksi, Motor Pelaku Dibakar Warga

    Maling Kambing Lumajang Tertangkap Saat Beraksi, Motor Pelaku Dibakar Warga

    Lumajang (beritajatim.com) – Aksi pencurian hewan ternak jenis kambing terjadi di Dusun Watu Kandang, Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (11/4/2025).

    Aksi nekat itu diketahui dilakukan oleh pelaku berinisial MAD warga Desa Selok Anyar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

    Untungnya, warga berhasil memergoki dan menangkap pelaku saat menjalankan aksi pencurian. Warga yang kesal melampiaskan kemarahannya dengan membakar sepeda motor milik pelaku.

    Salah satu warga Desa Penanggal Rohim mengatakan, sebelum menangkap pelaku, warga sudah cukup lama mencurigai gerak-gerik pelaku yang sering berkeliling di tiga desa. Pelaku diduga hendak melancarkan aksi pencurian di Desa Penanggal, Tambahrejo, dan Sumbermujur.

    Kecurigaan itu kemudian terbukti saat MAD kedapatan mencuri kambing milik Ngatemi dengan memasukan ternak itu ke dalam karung.

    “Ini setelah ketahuan warga langsung menghadang pelaku saat mencoba membawa kabur kambing curian di dalam karung putih yang dinaikkan ke sepeda motornya,” kata Rohim, Jumat (11/4/2025).

    Belakangan diketahui warga yang emosi sempat memukuli MAD, tidak hanya itu, sepeda motor milik pelaku juga langsung dibakar di lokasi kejadian.

    “Pelaku ini sebelumnya juga pernah kepergok mencuri ayam warga. Tapi waktu itu dia bisa kabur waktu ketahuan dan langsung ninggalin barang curiannya,” tambahnya.

    Kapolsek Candipuro AKP Lugito menjelaskan, pelaku sudah berhasil diamankan untuk proses penyidikan.

    Tenak kambing yang dicuri MAD diakui hanya berjumlah satu ekor dan merupakan kambing jenis Gibas.

    “Terduga pelaku sempat membawa kabur satu ekor kambing jenis Gibas milik warga Dusun Watu Kandang, Desa Penanggal. Aksi pelaku diketahui oleh korban dan warga di jalan. Saat ini pelaku sudah diamankan untuk dilanjut ke proses penyelidikan,” terang AKP Lugito.

    Adapun modus yang dipakai pelaku, diakui dilakukan dengan cara mengikat kaki kambing dan memasukkannya ke dalam karung. Untuk membawa kabur ternak curian itu, karung kemudian diletakkan di bagian tengah sepeda motor selayaknya orang yang sedang membawa rumput.

    “Jadi, pelaku mengambil kambing dari dalam kandang, kemudian mengikat kakinya dan dimasikan ke dalam karung warna putih. Kambing itu kemudian ditaruh di tengah sepeda motor untuk dibawa pergi,” bebernya.

    Mewaspadai aksi pencurian serupa, warga utamanya pemilik ternak diimbau untuk lebih waspada. Terlebih lagi, modus pencurian yang dipakai cukup beragam.

    “Harus diawasi dan jangan sampai lepas dari pemantauan untuk ternak ini, sehingga bisa terhindar dari ancaman pencurian dengan berbagai modus,” ungkapnya. (has/ted)

  • Gunung Semeru 5 Kali Erupsi Hari Ini, Kamis 10 April 2025

    Gunung Semeru 5 Kali Erupsi Hari Ini, Kamis 10 April 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur mengalami lima kali erupsi dengan tinggi letusan 400 meter hingga 800 meter pada Kamis pagi.

    Erupsi pertama terjadi pada pukul 00.18 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak, dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.

    “Kemudian pukul 00.42 WIB, Gunung Semeru kembali erupsi dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 meter di atas permukaan laut (mdpl),” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dilansir dari Antara.

    Saat erupsi, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.

    Gunung tertinggi di Pulau Jawa itu erupsi kembali pada pukul 05.15 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.

    Erupsi keempat terjadi pada pukul 05.45 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah barat daya.

    Gunung Semeru erupsi lagi pada pukul 06.40 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau 4.376 meter di atas permukaan laut.

    “Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 150 detik,” katanya.

    Dia menjelaskan Gunung Semeru masih berstatus Level II atau waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

    Kemudian di luar jarak tersebut, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.

    “Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius tiga kilometer dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” katanya.

    Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di sepanjang aliran sungai dan lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

  • Gempa Magnitudo 3,2 Guncang Lumajang, Warga Sempat Panik

    Gempa Magnitudo 3,2 Guncang Lumajang, Warga Sempat Panik

    Lumajang (beritajatim.com) – Gempa berkekuatan Magnitudo 3,2 dilaporkan mengguncang Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis (10/4/2025).

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, gempa terjadi tepat pukul 05.11 WIB.

    Titik gempa diketahui berada di koordinat 8,06 Lintang Selatan dan 113,29 Bujur Timur atau masuk di kawasan Kecamatan Randuagung. Sementara itu, pusat gempa dilaporkan terjadi pada kedalaman 10 kilometer.

    “Gempa Mag:3.2, 10-April-2025 05:11:25WIB, Lokasi: 8.06LS, 113.29BT (10 km Timur Laut LUMAJANG-JATIM), Kedalaman:10 Km,” terang BMKG dalam keterangan tertulis, Kamis (10/4/2025).

    Salah satu warga Desa Tanjung, Kecamatan Randuagung Ika mengatakan, goncangan gempa sempat dirasakan cukup kuat.

    Hal itu membuat warga terdampak sempat dibuat panik hingga harus mengevakuasi diri keluar rumah. Untungnya, gempa itu tidak berlangsung lama. Selain itu, tidak sampai menimbulkan dampak kerusakan.

    “Tadi pagi memang ada gempa lumayan terasa, warga banyak yang langsung berhamburan keluar rumah. Tapi durasi gempanya nggak lama, Alhamdulillah nggak sampai bikin rumah-rumah rusak juga,” terang Ika melalui sambungan telepon.

    Sementara, Kepala Bidang Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Yudhi Cahyono menerangkan, tahap asesment masih dilakukan untuk mengetahui kemungkinan dampak akibat gempa.

    “Untuk mengetahui ada dampak gempa atau tidak tim masih melakukan asesmen di lapangan,” jelasnya, singkat. [has/aje]

  • Hari Ketiga Pencarian, Satu Wisatawan Terseret Ombang Pantai Bambang Belum Ditemukan

    Hari Ketiga Pencarian, Satu Wisatawan Terseret Ombang Pantai Bambang Belum Ditemukan

    Lumajang (beritajatim.com) – Satu wisatawan bernama Candra Jolan Tariswa (13) yang dilaporkan hilang terseret ombak pantai Bambang di Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur belum ditemukan sampai pencarian hari ketiga, Rabu (9/4/2025).

    Upaya pencarian hari ketiga kecelakaan laut sudah dimulai petugas gabungan sejak pukul 07.00 WIB. Proses pencarian itu dilakukan dengan menerjunkan Landing Craft Rubber Boat (LCR) milik Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang.

    Kabid Kedaruratan BPBD Lumajang Yudhi Cahyono mengatakan, proses pencarian hari ketiga difokuskan di tiga titik. Penyisiran dimulai dari kawasan laut di pantai Watu Pecak Desa Selok Awar-awar mengarah ke timur pantai Wodgalih dan kembali ke titik awal korban terbawa ombak.

    Secara bersamaan, tim Search and Rescue Unit (SRU) darat juga melakukan penyisiran dari kawasan pesisir pantai Watu Pecak menuju arah barat pantai Bambang dan ke timur menuju Padang Savana di Desa Pandanwangi.

    Upaya pencarian itu diakui masih belum membuahkan hasil meski petugas gabungan sudah mengerahkan perahu karet untuk pencarian di air dan drone untuk memantau dari udara.

    “Jadi, di pencarian hari ketiga ini kita hentikan dulu dan akan kita lanjut besok pagi, hasil pencarian sampai pukul 16.30 WIB masih nihil untuk korban bernama Candra. Tapi kami akan terus berupaya,” terang Yudhi Cahyono ketika dikonfirmasi.

    Ombak tinggi di laut selatan diakui menjadi salah satu kendala yang dialami petugas selama proses pencarian. Sehingga, selain melakukan proses pencarian, petugas juga harus tetap mewaspadai bahaya yang mengintai.

    “Ombak besar ini jadi kendala, kawasan pencarian yang luas juga jadi kendala tambahan. Jadi perlu kejelian dan kesabaran,” tambahnya.

    Sebelumnya, dua wisatawan bernama Candra Jolan Tariswa dan Paedi (42) warga Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dilaporkan hilang terseret ombak di Pantai Bambang, Senin (7/4/2025).

    Petugas berhasil menemukan jenazah Paedi sehari setelah kejadian, Selasa (8/4/2025). Lokasinya di sekitar Pantai Watu Pecak, Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian atau di sisi timur Pantai Bambang.

    Sedangkan, Keponakan Candra yang merupakan keponakan dari Paedi masih belum berhasil ditemukan petugas hingga pencarian hari ketiga ditutup tepat pukul 16.30 WIB. (has/kun)

  • 1 Korban Hilang Terseret Ombak di Pantai Bambang Lumajang Ditemukan Meninggal, Keponakannya Masih Dicari
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        8 April 2025

    1 Korban Hilang Terseret Ombak di Pantai Bambang Lumajang Ditemukan Meninggal, Keponakannya Masih Dicari Surabaya 8 April 2025

    1 Korban Hilang Terseret Ombak di Pantai Bambang Lumajang Ditemukan Meninggal, Keponakannya Masih Dicari
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com
    – Satu dari dua wisatawan yang hilang setelah terseret ombak di
    Pantai Bambang
    , Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Kabupaten
    Lumajang
    , Jawa Timur, ditemukan meninggal dunia pada Selasa (8/4/2025).
    Korban tersebut bernama Paedi (42), yang merupakan warga Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
    Sebelumnya, Paedi dan keponakannya, Candra (13), dilaporkan hilang setelah terseret ombak saat berwisata di Pantai Bambang pada Senin (7/4/2025).
    Candra yang sedang mandi di laut terseret ombak, dan Paedi berusaha menolongnya namun justru ikut terseret.
    Kepala Bidang Kedaruratan dan Rehabilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, mengungkapkan bahwa Paedi ditemukan sekitar pukul 12.30 WIB.
    Lokasi penemuan jenazahnya berada di sekitar Pantai Bambang dan Pantai Watu Pecak.
    “Korban atas nama Paedi ditemukan sekitar pukul 11.30 WIB dalam kondisi meninggal dunia,” kata Yudhi di Lumajang.
    Yudhi menambahkan, jenazah Paedi telah dibawa ke rumah duka di Desa Sumbermujur untuk dilakukan pemakaman sesuai dengan permintaan keluarga.
    “Sesuai permintaan keluarga, korban langsung dibawa ke rumah duka,” terangnya.

    Sementara itu, pencarian satu korban lainnya, Candra, masih terus dilakukan oleh petugas, warga, dan keluarga.
    Yudhi menjelaskan bahwa pencarian dibagi menjadi tiga tim yang menyisir mulai dari Pantai Dampar, Pantai Bambang, hingga Pantai Watu Pecak.
    Alat modern seperti drone juga digunakan untuk membantu proses pencarian.
    Namun, tim pencari menghadapi kesulitan akibat kondisi ombak yang cukup tinggi, berkisar antara 3 hingga 4 meter.
    “Pencarian terus kita lakukan, kesulitan kami adalah ombak yang tinggi, jadi kami juga perlu berhati-hati agar tidak ada korban lagi,” jelas Yudhi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Satu Wisatawan Terseret Ombak di Pantai Bambang Lumajang Ditemukan

    Satu Wisatawan Terseret Ombak di Pantai Bambang Lumajang Ditemukan

    Lumajang (beritajatim.com) – Satu dari dua wisatawan yang terseret ombak di Pantai Bambang, Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, Selasa (8/4/2025). Korban bernama Paedi (42), merupakan paman dari satu korban lainnya yang masih dalam pencarian, Candra (13).

    Peristiwa tragis ini terjadi pada Senin (7/4/2025) siang saat keduanya tengah menikmati libur Lebaran di kawasan wisata pantai selatan Lumajang. Proses pencarian yang dilakukan tim gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang, Basarnas, relawan, dan warga, berlanjut hingga hari kedua.

    “Ini pukul 11.30 WIB korban Paidi ditemukan oleh warga dan tim SRU 3 (Search and Rescue, Red). Kemudian korban sudah dibawa menuju rumah duka sesuai permintaan keluarga. Korban ini ditemukan kurang lebih satu kilometer dari kawasan Pantai Watu Pecak,” ujar Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono.

    Sementara korban kedua, Candra, masih dalam proses pencarian. Tim gabungan menyisir area sepanjang dua kilometer ke arah barat dan timur dari titik awal korban dilaporkan hilang. Pemantauan juga dilakukan melalui udara menggunakan drone.

    “Upaya pencarian ini dilakukan dengan menyisir dari darat hingga sepanjang garis pantai sejauh dua kilometer ke arah barat dari tempat kejadian menghilang (TKM). Kemudian juga dua kilometer menuju arah timur dari TKM. Ini pemantauan udara pakai drone juga,” jelas Yudhi.

    Tingginya gelombang laut menjadi tantangan dalam proses evakuasi. Untuk memaksimalkan pencarian, tim dibagi menjadi tiga satuan. Tim SRU 1 menyisir dari Pantai Dampar hingga Pantai Bambang, SRU 2 bertugas melakukan pemantauan udara, sementara SRU 3 bergerak dari arah Pantai Watu Pecak menuju lokasi kejadian.

    “Itu laporan sementara dari proses perkembangan kejadian terseretnya pengunjung wisata di obyek wisata Pantai Bambang. Untuk informasi lanjut masih menunggu hasil akhir dari pencarian,” tambah Yudhi. [has/beq]

  • Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Letusan 800 Meter

    Gunung Semeru Erupsi, Tinggi Letusan 800 Meter

    Liputan6.com, Lumajang – Gunung Semeru yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, kembali erupsi pada Senin pagi (7/4/2025). Tinggi letusan abu vulkanik mencapai 800 meter di atas puncak.

    “Telah erupsi Gunung Semeru pada hari ini  Senin (7/4/2025) pukul 05.41 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 800 meter di atas puncak atau 4.476 meter di atas permukaan laut (mpdl),” ujar Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sifan.

    Kata dia, kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal kea rah utara dan erupsi terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 170 detik.

    Sebelumnya pukul 00.23 WIB, Gunung yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang itu, erupsi dengan tin ggi kolom letusan teramati sekitar 600 meter di atas puncak dan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 171 detik.

    Gunung Semeru tercatat mengalami 57 kali gempa letusan/erupsi, dua kali gempa guguran, 12 kali gempa embusan, lima kali harmonik, dan tiga kali gempa tektonik jauh pada periode pengamatan kegempaan pada Minggu (6/4/2025) selama 24 jam.

    Ia menjelaskan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi terkait dengan status waspada Gunung Semeru, yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).

  • Dua Orang Wisatawan Terseret Ombak Pantai Bambang Lumajang, Begini Kronologinya

    Dua Orang Wisatawan Terseret Ombak Pantai Bambang Lumajang, Begini Kronologinya

    Lumajang (beritajatim.com) – Insiden kecelakaan air terjadi di kawasan wisata Pantai Bambang, Desa Bago, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin (7/4/2025). Dua orang pengunjung dilaporkan hilang terseret ombak laut selatan saat sedang asik mandi.

    Informasi yang diperoleh Beritajatim.com, kedua wisatawan yang hilang itu bernama Candra (13) dan Paedi (42). Keduanya diketahui warga Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Desa Bago Wahyudi Ananta mengatakan, kedua korban diketahui hilang di sekitar pesisir pantai di bagian barat yang berdekatan dengan bagian muara pada pukul 12.00 WIB.

    Kedua korban diduga sedang mandi di kawasan itu dan tidak sadar saat terseret ombak hingga ke bagian tengah.

    “Ini memang ada laporan kalau pengunjung hanyut terseret ombak saat mandi di pesisir pantai bagian sebelah barat, ” terangnya, Senin (7/4/2025).

    Semula, diketahui Candra terlebih dahulu terseret ombak laut saat sedang mandi. Melihat anak di bawah umur itu hanyut, Paedi yang merupakan paman Candra berusaha melakukan pertolongan. Nahasnya, kedua korban justru sama-sama hilang terseret ombak.

    “Jadi awalnya yang anak kecil ini duluan terseret ombak, pamannya ini mau membantu, tapi malah ikut terseret dan hilang,” tambahnya.

    Ananta mengaku, terdapat petugas yang sudah bersiaga di sekitar Pantai Bambang dan selalu memberikan peringatan berkala kepada pengunjung agar tidak mandi di laut.

    Terdapat juga papan peringatan larangan mandi di laut yang diakui sudah terpasang di sepanjang bibir pantai. Larangan itu sudah diberikan dengan mempertimbangkan ombak yang cukup besar.

    Laporan dari warga sejak beberapa hari terakhir, diakui, ombak besar dapat mencapai ketinggian tiga hingga empat meter.

    “Jika sesuai informasi yang kami terima dari pelapor, sepertinya ini memang karena korban terlalu berani mandi di laut padahal ombaknya cukup besar. Beberapa hari ini bisa sampai ketinggian tiga atau empat meter,” beber Ananta.

    Hingga pukul 19.30 WIB, upaya pencarian yang dilakukan petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD dan SAR, diketahui belum membuahkan hasil. Sehingga, upaya penyisiran akan terus dilakukan.

    “Sudah dilakukan penyisiran dari titik awal kedua korban dilaporkan hilang hingga ke sisi timur sejauh dua kilometer. Tapi belum membuahkan hasil. Mudah-mudahan segera ditemukan dalam kondisi selamat,” ungkapnya. (has/ian)