kab/kota: Lumajang

  • Januari-September 2025, Gunung Semeru Lumajang Erupsi 2.449 Kali 

    Januari-September 2025, Gunung Semeru Lumajang Erupsi 2.449 Kali 

    Jakarta (beritajatim.com) – Gunung Semeru merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Saat ini tingkat aktivitas gunung yang terletak di wilayah administratif Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang ini berada di Level II (Waspada).

    “Menurut data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut ini telah mengalami erupsi sebanyak 2.449 kali selama tahun 2025,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam keterangannya yang diterima hari ini, Rabu (17/9/2025).

    Muhari menjelaskan, berdasarkan kajian risiko, potensi bencana yang dapat timbul akibat erupsi Gunung Semeru bukan hanya guguran awan panas dan semburan abu vulkanik.

    Gunung ini juga berpotensi tinggi akan risiko bahaya sekunder yaitu banjir lahar dingin terutama jika wilayah di sekitar Gunung Semeru memasuki masa musim hujan.

    “Tiga daerah aliran sungai (DAS) yang berpotensi tinggi terdampak aliran lahar dingin yaitu Sungai Besuk Kobokan di Kecamatan Pronojiwo, Sungai Besuk Lanang di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, dan Sungai Regoyo di Kecamatan Candipuro,” paparnya.

    Pada 2024, lanjut Muhari, banjir lahar dingin yang dipicu oleh intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru, menyebabkan meluapnya debit air Daerah Aliran Sungai (DAS) Regoyo, DAS Mujur dan DAS Glidik di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada Kamis (18/4) pukul 19.30 WIB.

    Menurutnya, banjir lahar dingin ini menyebabkan sembilan Kecamatan, yaitu Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Candipuro, Kecamatan Pasirian, Kecamatan Lumajang, Kecamatan Sukodono, Kecamatan Sumbersuko, Kecamatan Pasrujambe, Kecamatan Padang, dan Kecamatan Tempeh terdampak akibat meluapnya tiga Daerah Aliran Sungai tersebut.

    Dia menyebut, kejadian ini menyebabkan empat rumah warga, satu unit sepeda motor, 24 unit DAM irigasi dan 17 jembatan rusak berat, bahkan delapan jembatan diantaranya putus total akibat luapan lahar dingin yang meluap dari Daerah Aliran Sungai Regoyo, DAS Mujur dan DAS Glidik.

    “Dua warga meninggal dunia  akibat terbawa arus lahar dingin di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur,” katannya.

    Menyikapi kejadian dan potensi banjir lahar dingin di wilayah Gunung Semeru, Muhari berpendapat, diperlukan penguatan dari sisi identifikasi risiko dan jangkauan dampak bahaya.

    “Diperlukan juga kolaborasi lintas lembaga dalam upaya kesiapsiagaan guna mengurangi risiko warga terdampak dan korban jiwa,” ujar Muhari. (hen/ted)

  • BNPB Pasang Sensor Baru Perkuat Sistem Peringatan Dini Banjir Lahar Gunung Semeru

    BNPB Pasang Sensor Baru Perkuat Sistem Peringatan Dini Banjir Lahar Gunung Semeru

    Jakarta (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperkuat sistem peringatan dini banjir lahar Gunung Semeru, Jawa Timur, dengan menambah unit sensor pemantauan. Langkah ini melengkapi sistem yang sebelumnya sudah terpasang dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

    “Guna memperkuat sistem peringatan dini risiko banjir lahar, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menambah unit alat peringatan dini banjir lahar dingin di kawasan Gunung Semeru, Provinsi Jawa Timur,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan resmi yang diterima hari ini.

    Menurutnya, perangkat baru ini didukung oleh Pemerintah Swiss melalui Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC). Alat yang dipasang meliputi Automatic Rain Gauge (ARG) atau penakar hujan otomatis sebanyak empat unit, serta Automatic Weather Station (AWS) atau stasiun cuaca otomatis sebanyak satu unit.

    “Sensor tersebut dilengkapi dengan panel surya dan sistem teletransmisi untuk melengkapi jaringan pemantauan yang telah ada,” ujarnya.

    Sensor ARG dipasang di Pos Pengamat Gunungapi (PGA) Gunung Sawur, Stasiun Ranu Kumbolo, Stasiun Besuk Bang, dan Stasiun Tawon Songo. Sementara sensor AWS ditempatkan di Stasiun Argosuko.

    “Sistem baru ini akan melengkapi EWS yang sudah ada, mencakup pemantauan aliran dari hulu ke hilir, serta memperkuat kesiapsiagaan masyarakat di empat desa prioritas, yaitu Jugosari, Gondoruso, Pasrujambe, dan Kertosari,” papar Muhari.

    Ia menambahkan, pemasangan sensor dilakukan bersama PVMBG, BMKG, dan BPBD Kabupaten Lumajang. “Dengan kerja sama lintas lembaga ini diharapkan sistem pemantauan dan peringatan dini terhadap potensi bencana lahar hujan di Gunung Api Semeru dapat berjalan lebih efektif, terkoordinasi, dan mampu meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di wilayah sekitar,” katanya. [hen/beq]

  • Fenomena Kemarau Basah Landa Lumajang, Banjir dan Longsor Mengancam

    Fenomena Kemarau Basah Landa Lumajang, Banjir dan Longsor Mengancam

    Lumajang (beritajatim.com) – Fenomena kemarau basah yang melanda Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, meningkatkan sejumlah risiko bencana hidrometeorologi.

    Intensitas curah hujan sedang hingga tinggi selama masa kemarau basah tercacatat sudah menyebabkan beberapa titik wilayah Lumajang terlanda bencana tanah longsor hingga banjir genangan.

    Sebagai informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi fenomena kemarau basah masih akan berlangsung hingga Oktober 2025.

    Selain itu, terdapat juga potensi pohon tumbang hingga banjir lahar Gunung Semeru yang harus ikut diwaspadai.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang memetakan sejumlah titik wilayah Lumajang masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) sesuai potensinya.

    Wilayah rawan longsor dan pohon tumbang diantaranya seperti di Desa Argosari, Ranupane dan Burno, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Bencana longsor juga sering melanda kawasan jalur Piket Nol yang menghubungkan Lumajang-Malang.

    Sementara itu, untuk wilayah yang rawan banjir genangan titiknya meliputi Kecamatan Rowokangkung dan Sukodono.

    Sedangkan ancaman banjir lahar tersebar di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) yang berhulu di Gunung Semeru seperti sungai Curah Kobokan, sungai Glidik, sungai Besuk Sat, hingga sungai Rejali.

    Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang Yudhi Cahyono mengatakan, imbas curah hujan yang turun di musim kemarau atau dikenal dengan kemarau basah sudah menyebabkan beberapa bencana melanda wilayah Lumajang.

    Diakui, bencana yang paling sering terjadi belakang ini salah satunya longsoran material seperti di jalur Piket Nol.

    Selain itu, banjir genangan akibat hujan dengan intensitas sedang hingga deras juga sering melanda wilayah kota Lumajang.

    “Imbasnya terjadi longsor di Piket Nol, terus juga banjir seperti di Desa Kutorenon, utamanya Dusun Biting, dengan luapan sungai Curah Menjangan dengan Kali Biting. Ini sering merendam sekitar 60 sampai 100 rumah warga,” terang Yudhi, Selasa (16/9/2025).

    Menurutnya, kesiapsiagaan masyarakat, utamanya warga yang tinggal di kawasan rawan menjadi penting diperhatikan.

    Sebagai antisipasi, koordinasi juga dilakukan BPBD Lumajang dengan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) agar selalu memantau informasi cuaca dan melaporkan jika terjadi kondisi darurat.

    Selain itu, penempatan relawan di sejumlah titik rawan juga ikut dilakukan untuk membantu pemantauan serta melaporkan perkembangan berkala.

    “Penting untuk diwaspadai semua potensi bencana selama masa kemarau basah ini, jadi kami imbau masyarakat untuk tetap waspada mengikuti arahan pihak berwenang dan menjaga keselamatan diri,” ungkap Yudhi. (has/but)

  • Spesialis Penjarah Sekolah di Lumajang Tertangkap, Ini Daftar Barang Curiannya

    Spesialis Penjarah Sekolah di Lumajang Tertangkap, Ini Daftar Barang Curiannya

    Lumajang (beritajatim.com) – Petualangan panjang pria berinisial DP (30) warga Desa Gedangmas, Kecamatan Randuagung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang merupakan pelaku spesialis pencurian di sejumlah sekolah akhirnya berakhir.

    Pelaku DP tercatat telah melakukan aksi pencurian di berbagai lokasi yang mayoritasnya menyasar gedung sekolah di Kabupaten Lumajang.

    Aksi pencurian terbaru yang dilakukan pelaku DP sebelumnya terjadi di sekolah dasar negeri (SDN) 01 Tempeh Tengah, Kecamatan Tempeh pada Rabu (10/9/2025).

    Saat itu pelaku sempat terekam CCTV sedang membobol sejumlah ruangan di SDN 01 Tempeh Tengah dan menggasak amplifier mixer dan magicom.

    Aksi serupa juga pernah dilakukan DP di Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) Roudhotul Ta’alim Desa Kaliboto Lor, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang pada 4 September 2025.

    Sejumlah barang seperti genset, kompor, beras 5 kilogram, tas, sarung wadimor, dan uang shodaqoh Rp 1 juta raib digondol pelaku.

    Kapolres Lumajang AKBP Alex Sandy Siregar mengatakan, penangkapan pelaku awalnya dilakukan setelah ada laporan pencurian di TPQ Roudhotul Ta’alim. Menyusul aksi serupa yang juga terjadi di SDN 01 Tempeh Tengah.

    Diakui, pelaku sempat memberikan perlawanan saat petugas mencoba meringkusnya di rumahnya pada, Jumat (12/9/2025).

    “Petugas mengidentifikasi keberadaan pelaku di rumahnya, saat dilakukan penangkapan memang sempat melawan sehingga harus diberikan tindakan tegas dan terukur mengenai kaki kiri dan kanan,” terang Alex, Selasa (16/9/2025).

    Menurut Alex, rekam jejak kejahatan yang dilakukan pelaku adalah pernah menjadi residivis curanmor yang pernah dihukum 2,5 tahun di Lapas Kelas II B Lumajang pada tahun 2022.

    Hasil pemeriksaan mengungkap bahwa pelaku telah berulang kali melakukan aksi pencurian di berbagai lokasi.

    Meliputi, kasus pencurian aki mobil di Pom Bensin Kecamatan Kedungjajang. Pencurian mesin disel pompa air di Pemancingan di Desa Kaliboto Lor, Kecamatan Jatiroto.

    Serta pencurian peralatan bangunan di proyek perumahan Desa Denok Tekung dan mesin sanyo air di Kecamatan Sumbersuko.

    Kemudian, pencurian peralatan poles mobil dan mesin gerinda di kalan kembar Kecamatan/Kabupaten Lumajang, hingga aksi pencurian radiator truk fuso di parkiran jobset di Desa Kaliboto Kidul dan dinamo mobil di jalan pelita daerah kota Lumajang.

    Selanjutnya, pencurian mesin sanyo air di jalan lintas timur (JLT) Tukum Tekung, serta kompor gas, tabung elpiji, dan speaker di SDN 3 Klompangan Randuagung.

    Beberapa kasus curanmor juga pernah dilakukan pelaku meliputi Honda CB putih di Klakah, Honda Grand di Desa Boreng, Honda Supra di Desa Prayuana, Kecamatan Klakah.

    “Tercatat pelaku ini merupakan residivis dan sering keluar masuk penjara dengan kasus serupa. Saat ini tersangka masih menjalani pemeriksaan untuk pengembangan lebih lanjut,” ungkap Alex. (has/but)

     

  • Kebijakan Efisiensi, Dana Transfer Keuangan ke Pemkab Lumajang Dipangkas Rp 56 Miliar

    Kebijakan Efisiensi, Dana Transfer Keuangan ke Pemkab Lumajang Dipangkas Rp 56 Miliar

    Lumajang (beritajatim.com) – Dana transfer keuangan daerah (TKD) dari pemerintah pusat ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur, tahun 2025 dipotong sebesar Rp 55,9 miliar.

    Pemotongan anggaran ini merupakan imbas dari kebijakan efisiensi anggaran yang sedang dijalankan pemerintah.

    Kebijakan ini tertuang dalam Intruksi Presiden (Inpres) nomor 1 tahun 2025 tentang efisiensi anggaran dalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang membuat pengeluaran belanja negara harus dihemat hingga Rp 271 triliun.

    Aturan efisiensi ini juga berdampak terhadap pelaksanaan APBD di tingkat pemerintah daerah (Pemda) maupun Pemprov.

    Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan, dampak efisiensi anggaran membuat alokasi dana TKD dari pemerintah pusat sebesar Rp 55,9 miliar dihapus.

    Diakui, dana puluhan miliar itu berasal dari dana alokasi umum (DAU) dan dana alokasi khusus (DAK) yang awalnya direncanakan untuk pembangunan infrastruktur.

    “Awalnya kita sudah dianggarkan Rp 55,9 miliar untuk infrastruktur tahun ini, tapi setelah ada efisiensi anggaran, alokasi dana transfer ini dihilangkan,” kata, Selasa (16/9/2025).

    Imbas dari penghapusan dana transfer ini membuat Pemkab Lumajang harus mencari cara untuk menutupi kekurangan dana pembangunan infrastruktur yang hilang.

    Menurut Indah, kebijakan yang dilakukan di tengah efisiensi anggaran ini salah satunya dalah dengan memangkas anggaran perjalanan dinas di lingkungan Pemkab Lumajang sebesar 50 persen.

    Selain itu, anggaran untuk pembelian alat tulis kantor (ATK) juga ikut dipotong sebesar 50 persen.

    Selanjutnya, hasil pemotongan angggaran itu dialihkan untuk pembangunan infrastruktur menggantikan dana transfer yang sudah dihapus.

    “Jadi, anggaran perjalanan dinas sudah kita kurangi sampai 50 persen, kemudian belanja ATK juga kita potong,” ucap Indah.

    Indah menyebut, untuk menutupi kekurangan pembiayaan pembangunan infrastruktur yang hilang, kegiatan-kegiatan bersifat seremonial di lingkungan Pemkab Lumajang juga harus dikurangi.

    “Belanja lain yang tidak urgent seperti perayaan seremonial juga kita hilangkan, mudah-mudahan bisa menutupi hilangnya dana transfer yang Rp 55,9 miliar itu,” ungkapnya. (has/but)

     

  • BPBD Lumajang Petakan Enam Wilayah Rawan Banjir Lahar Akibat Kemarau Basah

    BPBD Lumajang Petakan Enam Wilayah Rawan Banjir Lahar Akibat Kemarau Basah

    Lumajang (beritajatim.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang memetakan enam wilayah rawan terdampak banjir lahar Gunung Semeru akibat fenomena kemarau basah yang melanda sebagian Jawa Timur. Peningkatan curah hujan di tengah musim kemarau membuat risiko bencana bagi warga yang bermukim di sekitar daerah aliran sungai (DAS) Gunung Semeru semakin tinggi.

    Kecamatan yang masuk dalam zona rawan meliputi Pronojiwo, Candipuro, Pasirian, Tempeh, dan Tempursari. Selain itu, jalur aliran sungai yang berhulu di Gunung Semeru juga masuk dalam kawasan berisiko, di antaranya Curah Kobokan, Sungai Glidik, Sungai Regoyo, Sungai Besuk Sat, hingga Sungai Rejali.

    Kabid Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Lumajang, Yudhi Cahyono, menjelaskan bahwa banjir lahar dingin bisa terjadi kapan saja, terutama ketika hujan deras turun di wilayah lereng Semeru. Kondisi geografis seperti kemiringan lereng serta panjangnya aliran sungai turut memperbesar kemungkinan material vulkanik bercampur air hujan meluap hingga ke pemukiman.

    “Untuk itu, kami imbau warga selalu memantau informasi peringatan dini dari petugas,” kata Yudhi, Selasa (16/9/2025).

    Sebagai langkah antisipasi, BPBD telah menempatkan relawan di titik rawan untuk melakukan pemantauan langsung dan memberikan laporan berkala. Yudhi menegaskan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk menekan potensi korban jiwa maupun kerugian materi.

    Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena kemarau basah diperkirakan masih berlangsung hingga Oktober 2025. Kondisi ini membuat potensi banjir lahar tetap tinggi, sehingga kewaspadaan masyarakat harus terus ditingkatkan. [has/beq]

  • Jelang Musda, Kader Golkar Lumajang Dorong Ganti Ketua, Muncul Nama Mantan Komisioner KPU

    Jelang Musda, Kader Golkar Lumajang Dorong Ganti Ketua, Muncul Nama Mantan Komisioner KPU

    Lumajang (beritajatim.com) – Suara kader di akar rumput Dewan Pimpinan Daerah (DPD) partai Golongan Karya (Golkar) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai menunjukkan keinginan agar ada perubahan pimpinan.

    Keinginan pergantian nahkoda ini semakin menguat jelang Musyawarah Daerah (Musda) DPD partai Golkar Kabupaten Lumajang yang akan digelar, Minggu (21/9/2025).

    Sebagai informasi, saat ini terdapat dua nama bursa calon kandidat ketua DPD partai Golkar Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai muncul.

    Dua nama kandidat ini salah satunya adalah ketua DPC Golkar Lumajang, Suigsan yang saat ini masih menjabat.

    Sementara, satu nama lain penantang petahana yang muncul adalah mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Lumajang periode 2009-2014, Pudoli Sandra.

    Ketua Pimpinan Kecamatan (PK) Golkar Kecamatan Tempursari Anto mengatakan, DPC Golkar Lumajang sudah membutuhkan perubahan dari sisi kepemimpinan.

    Perubahan nahkoda ini diakui membutuhkan kandidat selain sisi petahana. Salah satu alasannya adalah partai Golkar hanya mendapatkan 7 kursi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Lumajang saat kepemimpinan incumbent.

    Selain itu, perhatian para elit partai kepada para kader juga dirasa minim. “Ini kalau pimpinan (ketua DPC) memang butuh perubahan. Tapi kalau bisa tidak dari yang incumbent (petahana, Red),” terang Anto, Senin (15/9/2025).

    Menurutnya, pimpinan sebelumnya sudah bekerja dengan cukup baik. Hanya saja, saat ini partai Golkar dirasa membutuhkan percepatan agar bisa kembali ke masa jaya dulu.

    Terlebih lagi, saat ini pengurus Golkar di tingkat kecamatan maupun desa kurang mendapatkan perhatian.

    Kondisi ini, diakui membuat mesin penggerak partai banyak yang macet. Hal ini berimbas pada perolehan suara yang diraup Golkar saat Pemilu tidak bisa maksimal.

    “Saya tidak mengatakan yang dulu (petahana) jelek, tapi yang kita butuhkan sekarang adalah bagaimana caranya kader di tingkat desa bisa hidup” tambah Anto.

    Anto menyebut, nama Pudoli Sandra yang muncul sebagai kandidat dianggap paling layak untuk menjawab kebutuhan mendesak partai mengenai krisis kepemimpinan.

    Apalagi, kata Anto, rekam jejak Pudoli Sandra yang pernah memimpin organisasi besar seperti KPU dan Peradi Lumajang juga jadi salah satu pertimbangan.

    “Nah, ini kan kapasitasnya kita tahu, beliau ini mampu menjadi pemimpin di (Golkar) Kabupaten Lumajang,” ucapnya.

    Terpisah, PK Golkar Pronojiwo Sri Warsini menilai, saat ini partai memerlukan sosok yang mampu menyatukan kader-kader, utamanya yang berada di akar rumput.

    Sebab, Golkar saat ini diakui kekurangan kegiatan yang membuat komunikasi antar kader juga jarang terjalin dengan baik.

    “Ya Golkar ingin berubah, dan sudah ada beberapa PK tidak hanya kami yang memang ingin berubah,” ungkap Warsini. (has/ian)

  • Potensi Cuaca Ekstrem, Pemprov Jatim-BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

    Potensi Cuaca Ekstrem, Pemprov Jatim-BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca

    Surabaya (beritajatim.com) – BMKG Stasiun Juanda telah memberikan peringatan bahwa mulai tanggal 12 sampai 17 September 2025 akan terjadi potensi cuaca ekstrem. Yakni, hujan intensitas sedang hingga deras.

    “Maka telah dilakukan koordinasi antara Gubernur Jatim dan Kepala BNPB. Sehingga, hasilnya adalah akan dilaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) di wilayah Jawa Timur mengingat adanya potensi cuaca ekstrem terjadi hujan intensitas sedang hingga deras. Pos operasi sejak tanggal 12 September itu ada di Lanudal Base Ops Juanda menggunakan anggaran APBN BNPB,” kata Sekretaris BPBD Jatim yang juga Plh Kalaksa BPBD Jatim, Andhika Nurrahmad Sudigda, Senin (15/9/2025).

    Posko OMC ada di Lanudal Base Ops Juanda ini dalam rangka penanganan darurat Bencana Hidrometeorologi di Provinsi Jatim Tahun 2025.

    Bencana Hidrometeorologi seperti hujan sedang hingga lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es ini melanda 22 dilayah di Jatim.

    Dalam rilis BMKG Stasiun Juanda, ada 22 kabupaten/kota yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem selama sepekan ke depan. Daerah-daerah itu yakni di Bondowoso, Jember, Kabupaten Kediri, Jombang, Kota Malang.

    Kemudian Kota Batu, Lumajang, Kabupaten Madiun, Kabupaten Mojokerto, Nganjuk, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Kabupaten Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.

    Pantauan beritajatim.com di Posko OMC, sejumlah pihak dari BNPB, BMKG Stasiun Juanda, BPBD Jatim, Alkonost (operator penerbangan) dan Puspenerbal sedang menggelar rapat evaluasi pelaksanaan OMC yang sudah dilakukan tiga kali sejak Sabtu (13/9/2025). Yakni, pertama dilakukan di Mojokerto, Tuban, dan Bojonegoro. Kemudian, kedua dilakukan di perairan timur dan selatan Banyuwangi serta ketiga di Tuban dan Lamongan. [tok/aje]

  • Tol Ini Bakal Pangkas Waktu Tempuh Probolinggo-Banyuwangi Jadi 2 Jam

    Tol Ini Bakal Pangkas Waktu Tempuh Probolinggo-Banyuwangi Jadi 2 Jam

    Jakarta

    Pemerintah tengah mendorong percepatan penyelesaian dari pembangunan Tol Probolinggo-Banyuwangi (Probowangi) mulai dari Gending hingga Besuki sepanjang 49,68 kilometer. Ditargetkan proyek yang menjadi bagian dari ruas terakhir Jaringan Tol Trans Jawa (JTTJ) ini rampung akhir tahun 2025.

    Proyek Tol Probowangi menjadi pondasi penting bagi konektivitas Jawa Timur. Keberadaan ruas tol ini mempercepat mobilitas masyarakat dan logistik, sekaligus mendorong pariwisata dan rantai pasok. Tol ini juga akan menghadirkan waktu tempuh lebih singkat.

    Setelah proyek ini rampung, Probolinggo-Besuki dari yang awalnya membutuhkan waktu 1 jam 15 menit menjadi 30 menit dengan kecepatan rata-rata 80-100 km/jam. Waktu tempuh Probolinggo-Banyuwangi juga dipersingkat dari 5 jam melalui jalan arteri menjadi hanya 2 jam.

    Melansir unggahan pada Instagram Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU @pupr_bpjt, Sabtu (13/9/2025), Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi dirancang sepanjang 175,46 km, menghubungkan Probolinggo hingga Banyuwangi. Pembangunan tol ini dibagi ke dalam 2 tahap konstruksi.

    Pada Tahap I, konstruksi mencakup 49,68 km (Seksi 1-3) yang akan menghubungkan Probolinggo ke Besuki, menjadi pondasi penting bagi konektivitas Jawa Timur. Sedangkan pada Tahap II, konstruksi sepanjang 128,78 km (Seksi 4-7)dari Besuki hingga Ketapang.

    Pembangunan Tahap I saat ini masih terus berjalan, sedangkan Tahap II masih dalam tahap perencanaan. Pembangunan Tahap I antara lain Seksi 1.1 (Gending-Suko) dengan progres 90,49%.

    Kemudian ada pembangunan Seksi 1.2 (Suko-Kraksaan) dengan progres 90,49%, Seksi 2 (Kraksaan-Paiton) dengan progres 100%, Seksi 3.1 (Paiton-Banyuglugur) dengan progres 77,85%, serta yang terakhir Seksi 3.2 (Banyuglugur-Besuki) dengan progres 77,85%.

    Tol Probolinggo-Banyuwangi mengusung konsep ramah lingkungan dengan Hybrid Wind Tree, inovasi energi terbarukan untuk efisiensi energi. Selain itu, tol ini juga berhasil mencatatkan Rekor MURI, sebagai bukti pencapaian monumental dalam pembangunan infrastruktur nasional.

    Tol Probolinggo-Banyuwangi akan menjadi ruas tol terpanjang di Jawa Timur, sekaligus katalisator pengembangan kawasan Tapal Kuda (Banyuwangi, Bondowoso, Jember, Lumajang, Pasuruan, Situbondo, Probolinggo). Dengan hadirnya tol ini, konektivitas wilayah meningkat, ekonomi lokal tumbuh, dan masyarakat mendapatkan alternatif transportasi yang lebih cepat, nyaman, dan efisien.

    (shc/hns)

  • Dua Remaja Lumajang Diamankan Polisi, Diduga Sebabkan Pemuda Tewas di Jalan Hayam Wuruk

    Dua Remaja Lumajang Diamankan Polisi, Diduga Sebabkan Pemuda Tewas di Jalan Hayam Wuruk

    Lumajang (beritajatim.com) – Dua remaja di Kabupaten Lumajang, diamankan polisi setelah menyebabkan Ahmad Livan (20) warga Desa Kebunagung, Kecamatan Sukodono meregang nyawa. Sebelumnya, Livan ditemukan tewas meninggal dunia di sekitar jalan Hayam Wuruk, Kelurahan Kepuharjo, Kecamatan/Kabupaten Lumajang, Sabtu (13/9/2025) dini hari.

    Livan diduga tewas setelah mendapat aksi penganiayaan dari dua remaja berinisial M warga Kecamatan Kedungjajang dan A warga Kecamatan Sukodono. Atas aksinya, kedua remaja ini terlibat sebagai anak yang berhadapan dengan hukum (ABH).

    Kasi Humas Polres Lumajang Ipda Untoro mengatakan, kejadian bermula ketika korban berboncengan dengan dua temannya di dekat tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 01.30 WIB.

    Saat itu, ketiganya diketahui baru saja selesai membeli cemilan dan ngopi di kawasan Toga yang tidak jauh dari TKP. Namun, saat hendak pulang tiba-tiba muncul tiga orang tidak dikenal yang berboncengan membuntuti korban.

    Aksi kejar-kejaran sempat terjadi antara kelompok pelaku dengan korban hingga berakhir kedua kendaraan sama-sama terjatuh. “Ini posisinya sama-sama bonceng tiga. Sempat kejar-kejaran sesaat di jalan Hayam Wuruk. Tapi satu pelaku menendang kendaraan sampai terjatuh,” terang Untoro, Sabtu (13/9/2025).

    Menurutnya, setelah sama-sama terjatuh, tiga orang pelaku yang belum dikenali itu langsung melarikan diri meninggalkan korban dan dua temannya.

    Diakui, sesaat setelah terjatuh dari kendaraan Livan langsung tewas karena menerima luka di bagian dagu dan kepala.

    Sementara dua temannya juga ikut mengalami sejumlah luka ringan. “Kendaraan korban ini terjatuhnya sempat menabrak tiang listrik, Livan meninggal dunia di TKP, sedangkan dua temannya luka ringan,” tambah Untoro.

    Meski sempat melarikan diri dengan identitas yang tidak dikenali, keberadaan ketiga pelaku bisa teridentifikasi berkat satu pelat kendaraan yang tertinggal di lokasi kejadian.

    Kemudian, kata Untoro, pagi harinya polisi langsung mengamankan dua ABH berinisial M dan A. “Sementara yang sudah terkait tadi pagi diamankan dua ABH berinisial M dan A, untuk motif mereka masih dalam proses penyelidikan,” ungkap Untoro. (has/kun)