kab/kota: Lumajang

  • Pertamina Imbau Masyarakat Waspada Isu Hoax

    Pertamina Imbau Masyarakat Waspada Isu Hoax

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Patra Niaga dalam beberapa waktu terakhir telah mengamati dan membaca adanya praktik manipulasi informasi atau bahkan penyesatan informasi seperti HOAX yang berpotensi membuat masyarakat dan konsumen menjadi tidak nyaman dan kuatir kondisi yang terjadi.

    Penyebaran disinformasi atau HOAX ini dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab dan diarahkan kepada Pertamina dan Pemerintah.

    Kondisi ini sangat disayangkan oleh Pertamina karena tidak saja merupakan pencemaran nama baik Pertamina sebagai BUMN namun juga terhadap pemerintah yang saat ini sedang membantu dan menjadi pengayom dalam rangka memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

    Maka, Pertamina Patra Niaga merasa perlu untuk meluruskan sejumlah informasi hoaks yang beredar di media sosial. Berikut adalah deretan hoaks dan misinformasi dan fakta sebenarnya :

    1. Informasi Pengujian RON BBM dengan Alat Portabel

    Beredarnya hasil pengujian Research Octane Number (RON) bahan bakar minyak (BBM) dengan menggunakan alat portabel, kami perlu memberikan klarifikasi bahwa metode tersebut tidak dapat dijadikan dasar pengujian resmi untuk menentukan angka oktan suatu BBM.

    Secara teknis, pengujian RON memiliki standar baku internasional yang hanya dapat dilakukan menggunakan mesin CFR (Cooperative Fuel Research Engine) sesuai metode ASTM D2699 untuk RON. Mesin CFR merupakan satu-satunya alat yang disertifikasi secara global untuk mengukur ketahanan bahan bakar terhadap detonasi yang menimbulkan knocking melalui proses pembakaran nyata dengan parameter suhu, tekanan, dan rasio kompresi yang dikontrol ketat.

    Pengujian yang dilakukan dengan alat portabel Oktis-2 terhadap berbagai jenis BBM seluruh operator BBM menunjukkan hasil yang bervariasi, ada yang lebih rendah maupun lebih tinggi dari standar sebenarnya, sehingga membuktikan ahwa alat tersebut tidak memiliki akurasi dan kepresisian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

    Di dalam alat ini juga terdapat pilihan sistem pengukuran USA dan RUS (Eropa), dimana di Eropa menggunakan standar RON, sementara USA menggunakan AKI (Anti Knocking Index atau setengah dari penjumlahan RON dan MON). Secara konversi, RON 98 (Eropa) setara dengan AKI 91-92 (USA), sehingga di Amerika Serikat memang tidak dikenal istilah RON 98. Alat Oktis-2 hanya mengukur sifat dielektrik (penghantaran listrik) dari bahan bakar bukan mengukur RON dan tidak ada hubungan antara sifat dielektrik dengan RON.

    2. Pembatasan pengisian BBM hingga 7 hari untuk mobil dan 4 hari untuk motor, serta larangan bagi penunggak pajak kendaraan adalah tidak benar. Penyaluran BBM, khususnya BBM Subsidi, tetap berjalan sesuai ketentuan pemerintah melalui mekanisme yang berlaku agar lebih tepat sasaran dan transparan. Hal ini juga sudah disampaikan oleh kementerian ESDM melalui juru bicara KESDM.

    3. Adanya kebakaran SPBU akibat kebijakan pembatasan BBM adalah Hoaks. Video yang beredar adalah rekaman lama dari peristiwa berbeda, yaitu insiden kebakaran SPBU di Aceh pada tahun 2024.

    4. Video Viral Lumajang : masyarakat disebut menggeruduk SPBU adalah Hoaks. Kejadian sebenarnya adalah pada Rabu, 17 September 2025, ketika ada karnaval di Desa Sentul, Lumajang. Karena hujan deras, penonton berdesakan berteduh di area SPBU yang sudah tutup sejak pukul 21.00 WIB. Keributan terjadi akibat pengaruh minuman keras, bukan karena layanan SPBU. Tidak ada penjarahan atau kerusakan, hanya sampah yang berserakan keesokan harinya.

    Pj. Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun, mengimbau masyarakat agar jeli dan teliti terhadap berbagai bentuk disinformasi yang sering beredar.

    “Masyarakat perlu mewaspadai hoaks lainnya seperti adanya hoaks seperti pembatasan pembelian BBM akhir-akhir ini dan juga informasi seperti pengujian-pengujian yang tidak dilakukan oleh ahlinya serta informasi-informasi hoaks lainnya seperti rekrutmen fiktif yang mengatasnamakan Pertamina,” ujar Roberth.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pertamina Bantah Isu Beli BBM Dibatasi hingga Larang Penunggak Pajak Beli Bensin – Page 3

    Pertamina Bantah Isu Beli BBM Dibatasi hingga Larang Penunggak Pajak Beli Bensin – Page 3

    Roberth pun membeberkan isu hoaks lain yang masih berkaitan dengan Pertamina. Salah satunya, terkait adanya kebakaran SPBU akibat kebijakan pembatasan BBM. 

    “Video yang beredar adalah rekaman lama dari peristiwa berbeda, yaitu insiden kebakaran SPBU di Aceh pada tahun 2024,” seru dia. 

    Kabar menyimpang lain, soal video viral Lumajang yang merekam peristiwa masyarakat menggeruduk SPBU. Kejadian sebenarnya adalah pada Rabu, 17 September 2025 ketika ada karnaval di Desa Sentul, Lumajang. 

    “Karena hujan deras, penonton berdesakan berteduh di area SPBU yang sudah tutup sejak pukul 21.00 WIB. Keributan terjadi akibat pengaruh minuman keras, bukan karena layanan SPBU. Tidak ada penjarahan atau kerusakan, hanya sampah yang berserakan keesokan harinya,” kata Roberth. 

  • Gunung Semeru Meletus Tiga Kali Beruntun, Kolom Abu Capai 500 Meter
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 Oktober 2025

    Gunung Semeru Meletus Tiga Kali Beruntun, Kolom Abu Capai 500 Meter Regional 5 Oktober 2025

    Gunung Semeru Meletus Tiga Kali Beruntun, Kolom Abu Capai 500 Meter
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com –
    Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengalami tiga kali erupsi beruntun pada Minggu pagi (5/10/2025), dalam rentang waktu kurang dari dua jam.
    Informasi ini disampaikan oleh Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur.
    Gunung tertinggi di Pulau Jawa tersebut mengalami erupsi berturut-turut sejak pukul 08.52 WIB hingga 10.37 WIB.
    Rincian Tiga Erupsi Gunung Semeru
    1.Erupsi pertama – Pukul 08.52 WIB
    Letusan mengeluarkan asap tebal putih kelabu setinggi 200 meter ke arah barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 1 menit 58 detik.
    2.Erupsi kedua – Pukul 09.52 WIB
    Erupsi serupa kembali terjadi dengan asap tebal putih kelabu setinggi 300 meter mengarah ke barat daya.
    3. Erupsi ketiga – Pukul 10.37 WIB
    Letusan terakhir menghasilkan asap putih kelabu intensitas tebal dengan ketinggian 500 meter, mengarah ke barat dan barat daya.
    “Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Minggu, 5 Oktober 2025 pukul 07.59 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 500 meter di atas puncak,” tulis petugas PPGA Semeru, Mukdas Sofian, dalam keterangan tertulis, Minggu (5/10/2025).
    Berdasarkan catatan aktivitas vulkanik dalam 24 jam terakhir atau pada Sabtu (4/10/2025), Gunung Semeru tercatat mengalami sebanyak 89 kali erupsi. Namun visual tidak dapat diamati secara jelas karena gunung tertutup kabut tebal.
    Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, menyampaikan bahwa hingga kini belum ada laporan terkait dampak dari erupsi yang terjadi pagi tadi.
    “Dampak sementara nihil, belum ada laporan yang masuk,” ujar Yudhi.
    Saat ini, status aktivitas vulkanik Gunung Semeru berada di Level II atau Waspada. Yudhi mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 km dari puncak.
    Di luar jarak tersebut, hindari aktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena potensi perluasan awan panas dan lahar hingga 13 km.
    “Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” imbaunya.
    Hujan deras yang kerap mengguyur kawasan sekitar Semeru juga meningkatkan risiko banjir lahar.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Peta Rawan Gempa Bumi di Jawa Timur: Sumenep dan Surabaya Termasuk

    Peta Rawan Gempa Bumi di Jawa Timur: Sumenep dan Surabaya Termasuk

    Morfologi wilayah di sekitar pusat gempa bumi Sumenep bervariasi mulai dari dataran aluvial di daerah pantai hingga perbukitan bergelombang di wilayah tengah Pulau Sapudi dan Pulau Madura.

    Kondisi morfologi di sekitar sumber gempa memperlihatkan kondisi umur batuan di sekitar sumber gempa bumi. Keberadaan batuan muda serta sedimen permukaan yang telah mengalami pelapukan berpotensi memperkuat guncangan gempa bumi, sehingga intensitas guncangan di permukaan dapat lebih besar dibandingkan di daerah dengan batuan kompak.

    “Kekerasan batuan di wilayah Sumenep dipengaruhi oleh umur dan litologi, batuan yang lebih muda atau telah mengalami pelapukan memiliki kekuatan lebih rendah dibandingkan batuan tua dan kompak,” sebut Wafid.

    Berdasarkan kondisi geologi dan geoteknik, wilayah sekitar pusat gempa bumi di Sumenep dapat diklasifikasikan ke dalam kelas tanah D (tanah sedang) dan E (tanah lunak) berdasarkan nilai Vs30, sehingga variasi tingkat amplifikasi guncangan gempa bumi sangat bergantung pada kondisi setempat.

    Berdasarkan laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), guncangan gempa bumi ini dirasakan dengan intensitas MMI (Modified Mercalli Intensity) V-VI MMI di Pulau Sapudi, IV MMI di Sumenep, III-IV MMI di Pamekasan, Situbondo, Sampang, dan Surabaya, III MMI di Tuban dan Gianyar, II-III MMI di Tabanan, Probolinggo, Denpasar, Buleleng, Lumajang, Kuta, Banyuwangi, Bangkalan, Jember, Sidoarjo, dan Mojokerto, serta II MMI di Lombok Tengah, Lombok Utara, Blitar, Bondowoso, dan Malang.

    “Berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana Gempa Bumi, daerah yang berada dekat dengan sumber gempa bumi terletak pada kawasan rawan bencana gempa bumi rendah hingga menengah,” ujar Wafid.

     

  • Imbas Kasus Santri di Lumajang yang Beri Minum Temannya Larutan HCL, Kemenag Bakal Evaluasi Pesantren

    Imbas Kasus Santri di Lumajang yang Beri Minum Temannya Larutan HCL, Kemenag Bakal Evaluasi Pesantren

    Lumajang (beritajatim.com) – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur bakal melakukan evaluasi terhadap Pondok Pesantren (Ponpes) Asy-Syarifiy 01 atas kasus santri yang diberi minum larutan Hydrochloric Acid (HCL) oleh temannya.

    Peristiwa ini sebelumnya telah membuat tiga orang santri bernama Dewangga, Azril dan Rama harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan medis setelah menenggak cairan HCL pada 10 Juli 2025.

    Diketahui, Dewangga menjadi korban yang paling parah karena menderita penyumbang saluran pencernaan sejak tiga bulan setelah kejadian.

    Kasi Pendidikan Diniyah Pondok Pesantren Kemenag Lumajang Sudihartono mengatakan, proses evaluasi bakal segera dilakukan atas musibah yang menimpa santri di Ponpes Asy-Syarifiy 01 di Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh itu.

    Selain itu, proses pembinaan dan pengawasan terhadap pesantren yang bersangkutan juga dipastikan akan ikut dilakukan sebagai bagian dari evaluasi.

    “Jadi kami bakal melakukan evaluasi, termasuk pembinaan dan pengawasan kepada pondok, utamanya pondok yang bermasalah,” terang Sudihartono, Kamis (2/10/2025).

    Diakui, pembahasan bersama telah dilakukan dengan Komis D DPRD Lumajang terkait peristiwa nahas yang melibatkan anak tersebut. Hasilnya, tidak ditemukan ada kelalaian dari pihak pesantren.

    Hal ini diduga karena ada perbuatan prank dari santri yang sengaja memasukan larutan HCL ke dalam botol kemasan dan dibawa ke kamar.

    Selanjutnya, larutan berbahaya itu justru sampai diminum teman santri lain yang kebetulan saat itu sedang kehausan karen baru selesai piket.

    “Sudah dibahas juga bersama Komisi D DPRD Lumajang, tidak ada temuan kelalaian pihak pondok. Tidak sepakat jika dikatakan kelalaian. Ini semacam prank, bahwa ada botol soda yang itu kebetulan kosong ini di isi air HCL dan dibawa ke kamar oleh santri,” kata Sudihartono.

    “Ketika dibawa ke kamar tidak tau karena anak-anak ada yang piket, nah yang piket ini kelelahan waktu mau minum, informasi yang disampaikan itu diminum yang dikira air soda biasa. Akhirnya terjadi seperti itu (keracunan) karena dianggap air biasa,” tambahnya.

    Dari keterangan yang didapat ini, Kemenag Lumajang memastikan tidak ada unsur kesengajaan dari pihak pesantren.

    Menurut Sudihartono, pihak pesantren juga dinilai sudah sangat bertanggungjawab atas musibah tersebut.

    “Pihak pondok sudah sangat tanggap sekali karena langsung mengambil langkah dengan membawa korban untuk perawatan,” ungkapnya. (has/ian)

  • Tautkan keunggulan dan potensi daerah jadi ciri khas batik Lumajang

    Tautkan keunggulan dan potensi daerah jadi ciri khas batik Lumajang

    ANTARA – Saat memperingati Hari Batik Nasional.2025, Pemerintah Kabupaten Lumajang menggelar pameran batik khas daerah, Kamis (2/10). Beragam warna dan motif batik karya perajin Lumajang dipamerkan, dengan satu ciri khas yang menautkan keunggulan dan potensi Kabupaten Lumajang dalam desain batik. Seperti  adanya panorama wisata alam, kesenian tradisional, serta produk-produk pertanian dalam selembar kain batik. (Hamka Agung Balya/Andi Bagasela/Rinto A Navis)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gara-gara Botol Tak Ada Penutup, Azki Lolos dari Tragedi Minum Cairan HCL yang Diberikan Temannya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        2 Oktober 2025

    Gara-gara Botol Tak Ada Penutup, Azki Lolos dari Tragedi Minum Cairan HCL yang Diberikan Temannya Surabaya 2 Oktober 2025

    Gara-gara Botol Tak Ada Penutup, Azki Lolos dari Tragedi Minum Cairan HCL yang Diberikan Temannya
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com
    – Azki Maula Al Musyaffa (14), santri Pondok Pesantren Asy Syarifiy, merupakan salah satu yang selamat dari cairan Hydrochloric Acid (HCL) atau asam klorida.
    Azki sempat ditawari temannya, santri berinisial A, untuk meminum cairan dalam botol air minum kemasan.
    Namun, pada detik akhir, Azki mengurungkan niat untuk meminum cairan berbahaya itu.
    Azki menceritakan, saat kejadian pada 10 Juli 2025, ia dan beberapa teman di kamarnya ditawari cairan dalam botol air minum kemasan oleh santri A.
    Menurutnya, saat itu selain dirinya, santri lain yakni Ilham dan Ibnu juga ditawari minuman yang sama oleh A.
    Azki mengurungkan meminum air dalam botol minuman kemasan itu lantaran botol tersebut tidak ada tutupnya.
    “Gak jadi minum karena botolnya gak ada tutupnya,” kata Azki di Lumajang, Kamis (2/10/2025).
    Azmi pun pergi meninggalkan kamar untuk melaksanakan piket. Saat kembali, ia melihat santri bernama Azril muntah-muntah.
    “Piket, pas kembali Azril sudah muntah,” ujar Azki.
    Kesaksian serupa diberikan Aditya Firmansyah, salah satu santri Pondok Pesantren Asy Syarifiy Lumajang.
    Menurutnya, Azki sempat ditawari minuman tersebut oleh A. Namun, tawaran tersebut ditolak.
    “A, menawarkan cairan tersebut kepada Azki, tetapi tidak diminum,” kata Aditya.
    Belakangan diketahui, air berbahaya itu ternyata diminum 3 santri yakni Dewangga, Azril dan Rama.
    Kondisi ketiganya berbeda-beda usai meminum cairan HCL yang ditempatkan dalam botol air minum kemasan.
    Dewan pengasuh Pondok Pesantren Asy Syarifiy Ahmad Syaifudin Amin mengatakan, dua dari tiga korban cairan HCL mengalami gejala muntah-muntah, dan satu lainnya tidak mengalami gejala apapun.
    Korban yang mengalami gejala muntah-muntah yakni Dewangga dan Azril sedangkan Rama tidak mengalami gejala apapun.
    Sebab, Rama tidak sampai meneguk larutan itu. Ia langsung memuntahkan larutan yang dikira minuman tersebut dari mulutnya begitu merasa aneh.
    “Total ada tiga santri yang minum, yang dua ini sampai muntah-muntah, sedangkan satu santri tidak ada gejala apapun,” ujar Amin.
    Meski begitu, kata Amin, pihaknya langsung membawa ketiga santri itu ke rumah sakit untuk dilakukan perawatan.
    “Semuanya kita bawa ke rumah sakit, termasuk yang tidak kenapa-kenapa tadi untuk memastikan kesehatannya,” tambahnya.
    Kondisi terparah dialami Dewangga. Ia mengalami penyumbatan saluran pencernaan dari lambung ke usus.
    Akibatnya, Dewangga tidak bisa makan dari mulut karena selalu muntah.
    Berat badan Dewangga pun turun drastis dari yang awalnya 39 kilogram menjadi 24 kilogram hanya dalam waktu tiga bulan.
    Untuk memenuhi nutrisi tubuhnya, Dewangga harus disuntikkan susu khusus dari dokter setiap satu jam sekali.
    Menurut Amin, korban lain yakni Azril saat ini sedang masa pemulihan di rumahnya. Sedangkan, Rama sudah kembali beraktivitas seperti biasa di pondok.
    “Dewangga memang masih butuh pengobatan intensif karena yang paling parah dampaknya, yang satu (Azril) sedang pemulihan, dan satunya (Rama) sudah masuk ke pondok lagi,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Santri Lumajang Diberi Minum Cairan HCL Oleh Temannya, Kasus Belum Dilaporkan Polisi

    Santri Lumajang Diberi Minum Cairan HCL Oleh Temannya, Kasus Belum Dilaporkan Polisi

    Lumajang (beritajatim.com) – Kasus santri di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang diduga sengaja diberi temannya minum larutan Hydrochloric Acid (HCL) belum dilaporkan ke polisi oleh keluarga korban.

    Sebelumnya, seorang santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Asy-Syarifiy 01 Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh bernama Dewangga Naufal Al Yusan menderita penyumbang saluran pencernaan setelah meminum larutan HCL yang diberi temannya pada 10 Juli 2025.

    Terhitung sejak awal kejadian, sudah tiga bulan lamanya Dewangga harus menjalani perawatan intensif di sejumlah rumah sakit hingga akhirnya sekarang dirawat mandiri oleh keluarga.

    Saat ini, untuk makan sehari-hari Dewangga harus disuntikkan susu khusus melalui selang di bagian perut sebagai pengganti nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

    Ibu Dewangga, Ratna Purwati mengatakan, laporan ke polisi belum dilakukan sejak peristiwa nahas yang hampir merenggut nyawa putranya terjadi.

    Hal ini lantaran karena masih direpotkan dengan proses merawat putranya seorang diri. Sedangkan, suaminya juga disibukkan dengan harus bekerja untuk membiayai proses pengobatan.

    “Mboten (nggak membuat laporan, Red), ini kondisi saya di sana (rumah sakit) jaga anak sendirian,” terang Ratna, Rabu (1/10/2025).

    Menurutnya, alasan lain belum membuat laporan ke polisi atas kasus yang menimpa Dewangga lantaran sang suami juga sibuk bekerja sebagai buruh pabrik kayu.

    Ratna mengaku, penghasilan keluarga hanya berasal dari sang suami lantaran dirinya hanya seorang ibu rumah tangga.

    “Penghasilan cuma dari itu saja (pekerjaan suami), terus kalau mau laporan-laporan itu kan harus sering libur takut ada pemecatan, terus BPJS-nya nanti gimana, kan enggak jalan kalau ayahnya dipecat,” tambah Ratna.

    Di sisi lain, Ratna juga menyebut pihak Ponpes Asy-Syarifiy 01 tempat Dewangga bersekolah masih ikut bertanggungjawab atas musibah yang dialami putranya. Sehingga, keluarga merasa terus didampingi.

    “Terus pihak pondok ikut bertanggungjawab untuk masalah biaya,” ucap Ratna singkat.

    Kasi Humas Polres Lumajang Ipda Untoro menjelaskan, pihaknya belum menerima laporan dari pihak manapun terkait musibah yang menimpa Dewangga.

    Diakui, Kepolisian Resort (Polres) Lumajang belum bisa melakukan proses penyelidikan terkait kasus tersebut selama belum ada laporan resmi yang masuk.

    “Jadi, sampai hari ini belum ada laporan baik dari keluarga maupun pondok, jadi kami juga belum bisa bergerak terkait kasus ini,” ungkap Untoro. (has/but)

  • Emak-emak Terekam CCTV Curi Perhiasan di Lumajang, Kalung dan Gelang Emas Raib

    Emak-emak Terekam CCTV Curi Perhiasan di Lumajang, Kalung dan Gelang Emas Raib

    Lumajang (beritajatim.com) – Aksi pencurian perhiasan emas terjadi di kawasan pasar Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

    Dua orang emak-emak terekam kamera Closed-Circuit Television (CCTV) nekat melakukan aksi pencurian perhiasan dari dua toko emas di siang bolong.

    Dari rekaman CCTV terlihat dua orang emak-emak kompak menyamar sebagai pembeli toko perhiasan emas.

    Dalam aksinya, kedua pelaku ini berhasil menggasak satu kalung emas 15 gram seharga Rp 15 juta dari toko emas melati di tempat kejadian perkara (TKP).

    Diketahui, aksi pencurian serupa juga dilakukan kedua pelaku di toko perhiasan emas delima yang lokasinya tak jauh dari tempat pertama.

    Widi, karyawan toko emas melati tiga mengatakan, modus pencurian ini dilakukan kedua pelaku dengan berpura-pura menjadi pelanggan yang sedang mencari perhiasan emas.

    Selanjutnya, kedua pelaku mencoba berkomunikasi panjang dengan pelayan toko sembari beberapa kali terlihat mencoba memakai dan melepas perhiasan.

    Diakui, dalam momen itulah komplotan pelaku berhasil mengelabui pelayan dan langsung menggasak sebuah kalung emas seberat 15 gram.

    “Jadi modusnya ini mencari kalung seharga 25 juta, dan nanya sampai membingungkan karyawan dengan mencari ukuran tertentu. Ini yang dicuri kalung emas 15 gram seharga Rp 15 juta,” terang Widi di TKP toko emas melati, Rabu (1/10/2025).

    Menurut Widi, sebelum mencuri di toko emas tempatnya bekerja, komplotan pelaku juga melakukan pencurian di toko perhiasan emas delima.

    Diketahui, dengan modus serupa keduanya juga berhasil menggasak dua gelang emas seharga Rp 13 juta.

    Widi menyebut, kedua pelaku terlihat memiliki ciri-ciri yang sama saat melancarkan aksi pencurian.

    “Satu pelaku memakai hijab dan bermasker, pelaku lainnya tidak pakai jilbab dan mukanya ada flek dengan alis seperti tatoan. Dilihat dari CCTV dan pakaian kemungkinan seperti orang yang sama. Soalnya bajunya tetap tapi satu orangnya ganti baju,” tambah Widi.

    Sementara itu, Kasi Humas Polres Lumajang Ipda Untoro menjelaskan, proses olah TKP telah dilakukan petugas di dua TKP pencurian.

    Selanjutnya, berbekal bukti rekaman CCTV dan keterangan sejumlah saksi proses penyelidikan masih harus dilakukan.

    “Ya memang benar terjadi dugaan pencurian emas di wilayah Polsek Pasirian, terjadi di toko melati dan delima. Sudah dilakukan olah TKP dan berdasarkan rekaman CCTV hingga saksi akan dilakukan penyelidikan lebih lanjut,” ungkap Untoro. (has/ted)

  • Penjelasan BMKG soal Gempa Bumi di Sumenep yang terasa hingga Denpasar

    Penjelasan BMKG soal Gempa Bumi di Sumenep yang terasa hingga Denpasar

    Bisnis.com, JAKARTA— Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan soal gempa bumi di Sumenep, Jawa Timur yang terasa hingga Lumajang.

    Melalui akun X resminya, Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan soal gempa bumi di Sumenep. Dia menyebut bahwa gempa bumi di Sumenep memiliki magnitudo 6 dan dirasakan hingga ke beberapa wilayah dengan kekuatan gempa berbeda. 

    Dari data yang disampaikan, gempa dengan kategori lemah terasa di Bali, yakni Tabanan, Buleleng, Kuta, Denpasar, dan Gianyar Lalu, gempa lemah juga terasa di Banyuwangi, Bangkalan, Probolinggo, Lumajang, Jember, Sidoarjo, dan Tuban. 

    Gempa lemah hingga sedang dirasakan di Situbondo, Sampang, Pamekasan dan Surabaya. Sementara itu, gempa dengan kekuatan sedang dan kuat terasa di Sumenep dan Pulau Sapudi.

    Dia menyebut bahwa gempa bumi yang terjadi adalah jenis gempa tektonik, dangkal akibat aktivitas sesar aktif di bawah laut. Gempa ini terjadi pada Selasa (30/9/2025) pukul 23.49 WIB dengan kedalaman 12 km yang berlokasi di laut pada jarak 58 km Sumenep. 

    “Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” ujarnya. 

    Gempa ini bukanlah satu-satunya yang terjadi. Daryono mencatat ada empat gempa susulan yang terjadi pada rentang waktu yang berdekatan.

    “Hingga (Rabu, 1 Oktober 2025) pukul 00.29 WIB, hasil monitoring BMKG terhadap Gempa Madura-Pulau Sapudi M6 menunjukkan adanya empat aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M4,4,” katanya.