kab/kota: Lumajang

  • Semeru Status Awas, Gubernur Jatim Khofifah: Semoga Warga Selamat Semua

    Semeru Status Awas, Gubernur Jatim Khofifah: Semoga Warga Selamat Semua

    Surabaya (beritajatim.com) – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat agar lebih berhati-hati dan menjaga radius aman dari erupsi Gunung Semeru yang sudah berstatus Awas (Level IV).

    “Semoga semua terkendali dan warga selamat semua. Mohon saling berkoordinasi. (Masyarakat dan petugas) hindari merekam dengan jarak yang tidak aman,” kata Khofifah di akun resmi IG pribadinya @khofifah.ip, Rabu (19/11/2025) malam.

    “Saudaraku, perkembangan kejadian pada hari Rabu, 19 November 2025 pukul 17.30 WIB terkait aktivitas Gunung Api Semeru – Kab. Lumajang sesuai laporan BPBD Jatim :

    – Pada hari Rabu, 19 November 2025 pkl. 14.13 WIB, telah terjadi Awan Panas Guguran (APG) pada Gunung Api Semeru, Kab. Lumajang.

    – Pada pkl. 17.00 WIB, kenaikan Tingkat Aktivitas Gunung Semeru dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas).

    – Awan panas guguran masih berlangsung, dengan amplitudo maksimum 34 mm.

    – Awan panas guguran dengan jarak luncur 14 km dari puncak gunung.

    – Awan panas guguran cenderung mengarah ke Utara. – Akses di Jembatan Gladak Perak ditutup,” paparnya.

    Khofifah meminta kepada masyarakat mengikuti arahan pihak berwenang. Saat ini telah disiapkan lokasi pengungsian di Balai Desa Oro Oro Ombo dan SD Oro Oro Ombo 03 serta Balai Desa Penanggal untuk warga area Gunung Sawur. Lokasi ada di Kec. Pronojiwo, Kec. Candipuro & Kec. Rowokangkung.

    Dampak yang ditimbulkan adalah aroma belerang di lokasi setempat menyebabkan gangguan kenyamanan dan pernapasan bagi warga setempat.

    Upaya yang dilakukan saat ini antara lain Pusdalops PB BPBD Prov. Jatim melanjutkan koordinasi dengan PPGA Semeru dan BPBD Kab. Lumajang terkait perkembangan aktivitas Gunung Api Semeru.

    Kemudian, Tim BPBD Kab. Lumajang melanjutkan monitoring aktivitas Gunung Api Semeru di sekitar lokasi kejadian. – TRC BPBD Kab. Lumajang melanjutkan patroli dan membantu mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman.

    Serta, TRC BPBD Kab. Lumajang membantu mengatur pergerakan lalu lintas warga di sekitar lokasi terdampak agar proses evakuasi berjalan lancar dan aman. TRC BPBD Kab. Lumajang juga mendistribusikan masker kepada warga setempat. Dan, TRC BPBD Kab. Lumajang melakukan penyisiran warga di area Gunung Sawur. (tok/ted)

  • Semeru Status Awas, Gubernur Jatim Khofifah: Semoga Warga Selamat Semua

    Semeru Status Awas, Gubernur Jatim Khofifah: Semoga Warga Selamat Semua

    Surabaya (beritajatim.com) – Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa meminta masyarakat agar lebih berhati-hati dan menjaga radius aman dari erupsi Gunung Semeru yang sudah berstatus Awas (Level IV).

    “Semoga semua terkendali dan warga selamat semua. Mohon saling berkoordinasi. (Masyarakat dan petugas) hindari merekam dengan jarak yang tidak aman,” kata Khofifah di akun resmi IG pribadinya @khofifah.ip, Rabu (19/11/2025) malam.

    “Saudaraku, perkembangan kejadian pada hari Rabu, 19 November 2025 pukul 17.30 WIB terkait aktivitas Gunung Api Semeru – Kab. Lumajang sesuai laporan BPBD Jatim :

    – Pada hari Rabu, 19 November 2025 pkl. 14.13 WIB, telah terjadi Awan Panas Guguran (APG) pada Gunung Api Semeru, Kab. Lumajang.

    – Pada pkl. 17.00 WIB, kenaikan Tingkat Aktivitas Gunung Semeru dari Level III (Siaga) ke Level IV (Awas).

    – Awan panas guguran masih berlangsung, dengan amplitudo maksimum 34 mm.

    – Awan panas guguran dengan jarak luncur 14 km dari puncak gunung.

    – Awan panas guguran cenderung mengarah ke Utara. – Akses di Jembatan Gladak Perak ditutup,” paparnya.

    Khofifah meminta kepada masyarakat mengikuti arahan pihak berwenang. Saat ini telah disiapkan lokasi pengungsian di Balai Desa Oro Oro Ombo dan SD Oro Oro Ombo 03 serta Balai Desa Penanggal untuk warga area Gunung Sawur. Lokasi ada di Kec. Pronojiwo, Kec. Candipuro & Kec. Rowokangkung.

    Dampak yang ditimbulkan adalah aroma belerang di lokasi setempat menyebabkan gangguan kenyamanan dan pernapasan bagi warga setempat.

    Upaya yang dilakukan saat ini antara lain Pusdalops PB BPBD Prov. Jatim melanjutkan koordinasi dengan PPGA Semeru dan BPBD Kab. Lumajang terkait perkembangan aktivitas Gunung Api Semeru.

    Kemudian, Tim BPBD Kab. Lumajang melanjutkan monitoring aktivitas Gunung Api Semeru di sekitar lokasi kejadian. – TRC BPBD Kab. Lumajang melanjutkan patroli dan membantu mengevakuasi warga ke tempat yang lebih aman.

    Serta, TRC BPBD Kab. Lumajang membantu mengatur pergerakan lalu lintas warga di sekitar lokasi terdampak agar proses evakuasi berjalan lancar dan aman. TRC BPBD Kab. Lumajang juga mendistribusikan masker kepada warga setempat. Dan, TRC BPBD Kab. Lumajang melakukan penyisiran warga di area Gunung Sawur. (tok/ted)

  • Gunung Semeru Erupsi Disertai Luncuran Awan Panas Sejauh 7 Kilometer

    Gunung Semeru Erupsi Disertai Luncuran Awan Panas Sejauh 7 Kilometer

    Liputan6.com, Lumajang – Gunung Semeru erupsi disertai luncuran awan panas sejauh 7 kilometer dari puncak pada Rabu sore (19/11/2025). Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian mengatakan, erupsi berupa awan panas masih berlangsung, jarak luncur sudah mencapai 7 km dari puncak.

    “Erupsi masih berlangsung saat laporan sedang dibuat,” katanya.  

    Mukdas juga mengatakan, erupsi Gunung Semeru terjadi pada pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak atau 5.676 mdpl.

    “Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung,” tuturnya.

    Erupsi Gunung Semeru tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sementara ini sekitar 16 menit 40 detik.

    Ia menjelaskan Gunung Semeru berada pada status Waspada atau Level II dengan rekomendasi masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).

    “Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak,” katanya.

    Ia juga mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 2,5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

    “Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” ujarnya.

  • Gunung Semeru Bergejolak, Warga Diimbau Waspada Radius Bahaya

    Gunung Semeru Bergejolak, Warga Diimbau Waspada Radius Bahaya

     

    Liputan6.com, Lumajang – Gunung Semeru di Lumajang kembali bergejolak. Petugas Pos Pantau Gunung Semeru Mukdas Sofian mengimbau warga dan wisatawan yang berada di sekitar Gunung Semeru untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).

    “Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak,” katanya, Rabu (19/11/2025).

    Warga juga diimbau tidak beraktivitas dalam radius 2,5 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

    “Waspada potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” katanya lagi.

    Gunung Semeru di Lumajang mengalami erupsi dahsyat pada Rabu sore (19/11/2025), pukul 16.00 WIB. Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyebutkan, tinggi kolom letusan awan panas Gunung Semeru kali ini teramati mencapai 2.000 meter di atas puncak, atau sekitar 5.676 meter di atas permukaan laut.

    Kolom abu erupsi Gunung Semeru teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut. Saat laporan ini dibuat, erupsi masih berlangsung.

    Berdasarkan data PVMBG, sepanjang 2025, Gunung Semeru tercatat sudah meletus sebanyak 2.802 kali dan menjadi gunung paling aktif di Indonesia. Hingga hari ini, Rabu (19/11/2025), Gunung Semeru masih berstatus Waspada (Level II).  

  • Gunung Semeru Bergejolak, Warga Diimbau Waspada Radius Bahaya

    Gunung Semeru Meletus Dahsyat, Semburkan Abu Vulkanik Setinggi 2.000 Meter

    Dia juga mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas dalam radius 2,5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

    “Masyarakat juga diminta mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan,” ujarnya.

    Agus Triyono, Sekretaris Daerah Kabupaten Lumajang sekaligus Ex officio BPBD Lumajang menekankan, setiap kenaikan status adalah langkah kesiapsiagaan, bukan untuk menakut-nakuti.

    “Dengan kesiapsiagaan sederhana dan mengikuti arahan resmi, kita bisa menghadapi kondisi ini dengan tenang dan aman,” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (19/11/2025).

    BPBD Lumajang akan terus memperbarui informasi melalui kanal resmi dan media lokal. Warga diingatkan untuk mengandalkan informasi resmi dan menghindari rumor yang belum terverifikasi.

    “Pengetahuan dan kesiapsiagaan adalah kunci menjaga keselamatan dan ketenangan masyarakat,” pungkasnya.

  • Kemiskinan di Lumajang Tahun 2025 Hanya Turun 0,5 Persen, Terendah dalam Empat Tahun Terakhir

    Kemiskinan di Lumajang Tahun 2025 Hanya Turun 0,5 Persen, Terendah dalam Empat Tahun Terakhir

    Lumajang (beritajatim.com) – Angka kemiskinan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur pada 2025 tercatat hanya turun 0,5 persen atau sekitar 410 jiwa yang keluar dari garis kemiskinan. Berdasarkan data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Lumajang, persentase penduduk miskin kini berada di level 8,60 persen atau setara 90,64 ribu warga, menjadikan penurunan tahun ini sebagai yang paling rendah dalam empat tahun terakhir.

    Kepala BPS Lumajang, Sonhaji, menyampaikan bahwa tren penurunan kemiskinan sebenarnya terus terjadi sejak 2021. Pada tahun tersebut, angka kemiskinan berada di 10,05 persen atau sekitar 105,25 ribu jiwa. Angka itu turun menjadi 9,06 persen pada 2022, lalu berlanjut menjadi 8,93 persen pada 2023. Pada 2024, persentasenya turun lagi menjadi 8,65 persen sebelum mencapai 8,60 persen di 2025.

    “Jadi, untuk tahun 2025 secara jumlah masih ada sebanyak 90,64 ribu jiwa penduduk miskin di Lumajang. Ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 91,01 ribu jiwa. Artinya ada pengurangan 0,41 ribu jiwa atau sekitar 400 sekian penduduk miskin,” terang Sonhaji, Rabu (19/11/2025).

    Ia menambahkan, lambatnya penurunan kemiskinan tahun ini dipengaruhi oleh kondisi ekonomi masyarakat yang cenderung lesu sehingga menekan daya beli rumah tangga. Hal ini sangat berpengaruh karena garis kemiskinan dihitung berdasarkan nilai pengeluaran minimum untuk kebutuhan hidup dasar setiap kepala keluarga.

    “Jadi, warga Lumajang akan tercatat berada di bawah garis kemiskinan ketika pengeluaran tiap bulannya ada di bawah angka kurang lebih Rp1,5 juta,” ungkap Sonhaji.

    Dalam konteks ekonomi daerah, data garis kemiskinan ini menggambarkan tingkat kerentanan masyarakat, terutama mereka yang berada di ambang batas pengeluaran minimum. Ketidakstabilan ekonomi membuat sebagian keluarga sangat mudah kembali masuk kategori miskin ketika pengeluaran mereka tidak memenuhi standar kebutuhan dasar. [has/beq]

  • Operasi Zebra di Lumajang Digelar Selama Dua Minggu, Anak Sekolah Masuk Kategori Sasaran

    Operasi Zebra di Lumajang Digelar Selama Dua Minggu, Anak Sekolah Masuk Kategori Sasaran

    Lumajang (beritajatim.com) – Operasi Zebra Semeru tahun 2025 di wilayah hukum Kepolisian Resort (Polres) Lumajang akan diselenggarakan selama dua minggu.

    Diketahui terdapat 9 fokus pelanggaran akan ditindak dalam pelaksanaan operasi yang telah berlangsung sejak 17 hingga 30 November 2025.

    Kepala Satlantas Polres Lumajang AKP Yulian Putra Prasviawan mengatakan, dari 9 pelanggaran yang menjadi fokus operasi, kalangan pelajar merupakan kelompok yang perlu menjadi atensi.

    Sebab, masih banyak ditemui kalangan pelajar yang berkendara tanpa memahami aturan tata tertib lalu lintas.

    Hal ini dirasa penting untuk diberi pemahaman lewat langkah preventif seperti edukasi tentang tata tertib lalu lintas.

    “Jadi, pelajar ini terkadang masih banyak yang berkendara tapi tidak paham aturan. Untuk itu kami juga lakukan sosialisasi ke pelajar agar mereka paham tentang disiplin berlalu lintas,” terang Yulian, Selasa (18/11/2025).

    Menurutnya, penting untuk memberi pemahaman kepada pelajar untuk tidak melakukan 9 pelanggaran yang menjadi sasaran operasi.

    Langkah ini diambil, sebagai upaya untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat terhadap aturan lalu lintas hingga menekan angka pelanggaran maupun mengurangi risiko kecelakaan.

    “Tentunya harapan bersama dengan dilakukannya operasi dan ada pemberian edukasi kamseltibcarlantas yang kondusif di Lumajang, utamanya di lingkungan pelajar bisa dicapai,” ungkap Yulian. (has/ian)

  • Alami Rem Blong, Mobil Angkot Tercebur ke Sungai di Lumajang

    Alami Rem Blong, Mobil Angkot Tercebur ke Sungai di Lumajang

    Lumajang (beritajatim.com) – Angkutan kota (Angkot) yang ditumpangi pelajar sekolah mengalami rem blong hingga berujung pada kecelakaan tunggal di jalan raya Desa Kaliboto Lor, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Senin (17/11/2025).

    Peristiwa ini bermula saat sebuah kendaraan jenis colt isuzu dengan Nopol N 1235 ZM yang dikemudian Sugiyanto (64) berjalan dari arah Kabupaten Jember menuju Lumajang dengan kecepatan sedang.

    Saat melintasi tempat kejadian perkara (TKP), pengemudi secara tiba-tiba kehilangan kendali karena angkot mengalami rem blong.

    Hal ini langsung menyebabkan kendaraan yang sedang ditumpangi 7 orang termasuk sopir tercebur ke sungai Jatiroto.

    Kapolsek Jatiroto AKP Agus Sugiharto mengatakan, akibat kecelakaan, 4 orang mengalami luka-luka dan harus mendapat perawatan medis.

    Menurutnya, 3 korban diantaranya merupakan pelajar sekolah menengah atas (SMA) yang saat itu sedang menumpang di angkot untuk berangkat sekolah.

    “Total untuk jumlah penumpang ada 7 orang termasuk sopir. Ini yang luka 3 siswa dan 1 sopir jumlahnya 4 orang,” terang Agus saat dikonfirmasi, Senin (17/11/2025).

    Berdasarkan hasil analisa kejadian, penyebab utama kecelakaan disebabkan karena angkot mengalami rem blong.

    Seluruh korban yang mengalami luka-luka akibat kecelakaan diketahui sudah mendapat penanganan medis.

    “Tadi 3 pelajar luka-luka dan 1 sopir sudah dibawa ke rumah sakit Jatiroto, kemudian sudah dibawa pulang,” ungkap Agus. (has/ted)

  • Warga Lumajang Keluhkan Pencemaran Sungai dari Usaha Pengolahan Limbah Tambang Emas
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        16 November 2025

    Warga Lumajang Keluhkan Pencemaran Sungai dari Usaha Pengolahan Limbah Tambang Emas Surabaya 16 November 2025

    Warga Lumajang Keluhkan Pencemaran Sungai dari Usaha Pengolahan Limbah Tambang Emas
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS
    – Warga Desa Pasirian, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mengeluhkan dampak pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh usaha pengolahan limbah tambang emas.
    Limbah yang dihasilkan dari pengolahan tersebut diduga dibuang ke sungai, meskipun tempat usaha itu terletak di tengah permukiman padat penduduk.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi usaha, terlihat dua orang sedang memasukkan limbah hasil olahan berupa lumpur ke dalam kantong karung.
    Di area tersebut terdapat kubangan berisi lumpur seluas sekitar 6 meter persegi dengan kedalaman 30 sentimeter.
    Selain itu, terlihat lebih dari 100 kantong karung berisi lumpur serta
    limbah tambang emas
    yang belum diolah, yang disimpan dalam karung-karung terpisah.
    Beberapa jeriken berisi cairan kimia, termasuk Hidrogen Peroksida, juga ditemukan di lokasi.
    Usaha pengolahan limbah
    tambang emas ini dimiliki oleh Satrio (26), seorang warga setempat.
    Perangkat Desa Pasirian, Heru Purnomo, menyatakan bahwa pihaknya telah menerima keluhan dari warga terkait aktivitas tersebut.
    Menurut Heru, tempat usaha itu tidak memiliki izin dan sering membuang limbah hasil pengolahan ke sungai.

    “Ada keluhan warga terkait pengolahan limbah tambang, limbahnya dibuang ke sungai. Ada usahanya, menurut pemilik tidak berdampak negatif, dia juga mengaku tidak punya izin,” ungkap Heru di lokasi pengolahan limbah tambang emas pada Minggu (16/11/2025).
    Satrio, pemilik usaha, mengaku bahwa usahanya telah berjalan selama tujuh bulan dan saat ini sedang mengurus perizinan ke pemerintah.
    “Usaha mengolah limbah dari gelondongan perak dan emas, perkiraan 7 sampai 8 bulan. Izin masih proses,” kata Satrio.
    Satrio menjelaskan bahwa cara kerja usahanya adalah mengolah limbah hasil tambang emas menggunakan bahan kimia.
    Ia mengeklaim bahwa bahan kimia yang digunakan adalah ramah lingkungan.
    “Cara kerjanya pakai pengganti potas yang lebih ramah lingkungan. Airnya masuk lagi, tidak dibuang ke sungai,” jelasnya.
    Lebih lanjut, Satrio menegaskan bahwa limbah lumpur yang dihasilkan dari proses pengolahan tidak dibuang.
    “Kalau lumpurnya tidak dibuang, kadang ada yang ambil, kadang warga butuh untuk uruk rumah,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelatihan Pengolahan Pelepah Pisang di Bogor: Cara Unik Kemensos Tambah Penghasilan Warga

    Pelatihan Pengolahan Pelepah Pisang di Bogor: Cara Unik Kemensos Tambah Penghasilan Warga

    Bogor (beritajatim.com) — Kementerian Sosial (Kemensos) memberdayakan 200 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor melalui pelatihan pengolahan pelepah pisang. Program yang berlangsung sejak 13–15 November 2025 ini bekerja sama dengan Hangesti Handicraft sebagai mitra pengolahan dan pembelian produk.

    Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul meninjau langsung kegiatan yang digelar di Kantor Kecamatan Tanjungsari, Jumat (14/11/2025). Di hadapan peserta yang mayoritas ibu-ibu, ia membuka kunjungan dengan sebuah pantun.

    “Lewat pasar banyak yang jualan. Dari sayur segar sampai makanan ringan. Tali pelepah pisang bukan sekedar pajangan. Tapi cara sederhana untuk meningkatkan penghasilan,” ujar Gus Ipul.

    Menteri Sosial itu menegaskan pentingnya pelatihan ini untuk menambah keterampilan dan pendapatan masyarakat.

    “Dan diharapkan program ini nanti untuk meningkatkan kesejahteraan sosial bapak ibu sekalian,” ucapnya.

    Tanjungsari dipilih karena wilayah tersebut memiliki jumlah pohon pisang melimpah. Selama ini, daun pisang dimanfaatkan, sedangkan pelepahnya dibuang.

    “Di sini ada bahan baku pisang atau pelepah pisang yang berlimpah. Mari kita manfaatkan. Ibu-ibu belajar yang baik, sehingga nanti bisa dapat penghasilan tambahan yang cukup besar,” ajak Gus Ipul.

    Pelepah pisang yang dijemur kemudian dipintal menjadi tali dengan beberapa ukuran. Tali ukuran besar bernilai Rp6.000 per kilogram, sementara ukuran kecil yang proses pemintalannya lebih rumit bisa mencapai Rp22 ribu per kilogram. Hangesti Handicraft akan membeli hasil pintalan tersebut dan mengolahnya menjadi produk bernilai lebih tinggi, seperti keranjang seharga Rp60 ribu per buah.

    Gus Ipul juga menyampaikan perhatian Presiden Prabowo Subianto terhadap peningkatan penghasilan masyarakat agar dapat keluar dari kemiskinan.

    “Maka itu dicarikan upaya-upaya pemberdayaan seperti ini. Dengan cara bagaimana? Bermitra kepada perusahaan-perusahaan swasta yang mau membeli produk-produk daripada penerima manfaat,” jelasnya.

    Para Penerima Manfaat (KPM) di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat mengikuti pelatihan pengolahan pelepah pisang.

    “Pokoknya saya datang ke sini ingin bersama-sama gandeng tangan dengan bapak ibu sekalian. Mari sama-sama semangat. Pemerintahnya semangat, penerima manfaatnya semangat untuk melanjutkan, menindaklanjuti arahan Bapak Presiden, penerima manfaat harus bisa lebih berdaya,” tambahnya.

    Seorang peserta bernama Epi juga sempat berbincang dengan Mensos. Ia mengaku teknik pemintalan memiliki tantangan tersendiri.

    “Gampangnya kalau muternya mah gampang. Ngerapihinnya yang susah,” kata Epi.

    Saat ditanya berapa lama ia butuh untuk mahir, Epi menjawab singkat, “Insya Allah, sekarang juga mungkin bisa.”

    Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kemensos, Mira Riyati, menyebut peserta pelatihan berasal dari tujuh desa di Tanjungsari dan semuanya merupakan KPM penerima bansos. Selain pelatihan, Kemensos membagikan 200 unit alat pemintal.

    “Dimana di alat pemintal ini sudah diberikan contoh-contoh terkait dengan jenis tali itu sendiri. Semakin tali itu memang ukurannya semakin kecil, berarti itu akan semakin tinggi nilainya bapak dan ibu sekalian,” ujar Mira.

    Ia menambahkan, pelatihan serupa telah dilakukan di Lumajang dan Probolinggo, dan akan dilanjutkan di Pemalang serta Grobogan. [tok/ian]