kab/kota: Lumajang

  • Pasutri di Lumajang Kena Awan Panas Saat Semeru Erupsi, Alami Luka Bakar 20%

    Pasutri di Lumajang Kena Awan Panas Saat Semeru Erupsi, Alami Luka Bakar 20%

    Lumajang

    Pasangan suami istri (pasutri) mengalami luka bakar akibat terkena awan panas guguran Gunung Semeru. Peristiwa itu terjadi saat kedua korban melintas di jembatan Gladak Parak, Desa Sumberwuluh, Lumajang, saat gunung tersebut tengah erupsi.

    Dilansir detikJatim, Rabu (19/11/2025), pasangan suami istri yang belum diketahui identitasnya ini merupakan warga asal Kediri. Keduanya mengalami luka bakar 20 persen.

    Keduanya ditemukan terduduk di depan rumah warga yang berada di tepi jalan raya arah Malang-Lumajang. Warga setempat yang mengetahui keberadaan mereka segera membawanya ke Puskesmas terdekat agar segera ditangani secara medis.

    Salah satu warga setempat, Samsul, mengatakan peristiwa itu terjadi sore tadi pukul 18.00 WIB. Sebelum peristiwa itu terjadi wilayah Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro diguyur hujan disertai material debu vulkanik dan Jembatan Gladak Perak telah ditutup.

    Samsul mengatakan kedua korban nekat melintas jembatan padahal sudah sempat diteraki oleh warga karena dari kejauhan sudah terlihat luncuran awan panas Semeru yang mengalir ke sungai di bawah jembatan Gladak Perak.

    Kedua korban saat ini menjalani perawatan di puskesmas setempat. Korban suami mengalam luka melepuh di bagian tangan dan kaki sementara sang istri mengalami luka di bagian wajahnya.

    (ygs/isa)

  • Semeru Erupsi Malam Ini, BPBD Malang Bergerak Kirim Tim dan Logistik

    Semeru Erupsi Malam Ini, BPBD Malang Bergerak Kirim Tim dan Logistik

    Malang (beritajatim.com)  –  Sedikitnya 20 personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Rabu (19/11/2025) dikerahkan menuju Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.

    Sebelum diperbantukan dampak erupsi Semeru malam ini, seluruh personel diberikan arahan langsung Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Malang.

    Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang, Sadono Irawan menegaskan, seluruh personel yang akan diberangkatkan malam ini untuk membantu penanganan serta distribusi bantuan logistik kepada warga terdampak erupsi Gunung Semeru. “Mereka kami perbantukan untuk penanganan serta distribusi logistik ke Pronojiwo, Lumajang, malam hari ini,” tegasnya.

    Sadono bilang, 20 personel yang berangkat terdiri dari 8 personel BPBD Kabupaten Malang, 10 personel PMI Kabupaten Malang, dan 2 personel dari SAR Awangga. (yog/kun)

  • BNPB Naikkan Status ke Awas, 3 Desa Terdampak Erupsi Gunung Semeru

    BNPB Naikkan Status ke Awas, 3 Desa Terdampak Erupsi Gunung Semeru

    Jakarta (beritajatim.com) – Status aktivitas vulkanik Gunung Semeru naik berselang satu jam, dari level III atau ‘Siaga’ ke level IV atau ‘Awas’. Situasi tersebut terjadi pada hari ini, Rabu (19/11), pukul 17.00 waktu setempat atau WIB.

    Abdul Muhari, Ph.D, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB dalam siaran pers yang diterima beritajatim Rabu petang (19/11/2025) menyatkan kenaikan status tersebut telah dipantau oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, khususnya terkait dengan potensi dampak dan kemungkinan terjadinya pengungsian warga. Kepala BNPB Letjen TNI Dr. Suharyanto telah memerintahkan jajaran untuk merespons perkembangan situasi dan dampak erupsi, khususnya dampak korban, kerusakan dan pengungsian.

    Laporan sementara Pusdalops pada malam ini, terdapat tiga desa di dua kecamatan yang terdampak. Wilayah ini berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Desa tersebut yaitu Desa Supit Urang dan Desa Oro-Oro Ombo di kecamatan Pronojiwo, dan Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro.

    Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang dibantu unsur terkait telah mengevakuasi warga ke tempat pengungsian. Data sementara sebanyak 300 warga mengungsi sementara waktu di dua tempat.

    Pos pengungsian tersebut terseba di beberapa tempat, di antaranya Balai Desa Oro-oro Ombo sekitar 200 jiwa dan SD 2 Supiturang 100 jiwa. Selain itu, terdapat sejumlah warga dievakuasi menuju Balai Desa Penanggal. Namun pihak BPBD masih melakukan pendataan di lapangan.

    Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten malang, Provinsi Jawa Timur, terpantau erupsi pada Rabu siang (19/11), sekitar pukul 14.13 WIB. Berdasarkan informasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), jarak luncur awan panas saat erupsi kurang dari 13 km. Menyikapi situasi ini, pemerintah daerah telah menginformasikan kepada warga untuk berhati-hati.

    Dilihat secara visual, awan panas guguran teramati dengan jarak luncur 13 m mengarah ke tenggara dan selatan. Di samping itu, juga teramati satu kali awan panas kurang dari 13 km tenggara-selatan Besuk Kobokan.

    Dengan kenaikan status tersebut, otoritas kegunungapian PVMBG merekomendasikan beberapa langkah. Pertama, tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 20 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar.

    Kedua, tidak beraktivitas dalam radius 8 Km dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

    Berikutnya, mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

    Sebelumnya PVMBG menetapkan kenaikan aktivitas vulkanik Gunung Semeru dari level II atau ‘Waspada’ ke level III atau ‘Siaga’ pada hari ini, Rabu (19/11), pukul 16.00 WIB. Namun, berselang satu jam, tepatnya 17.00 WIB, status aktivitas vulkanik dinaikkan ke level tertinnggi, level IV atau ‘Awas’.

    Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Lumajang akan menetapkan status tanggap darurat selama 7 hari, terhitung mulai 19 November hingga 26 November 2025. Hal ini diharapkan pos komando segera diaktifkan dan penanganan darurat bencana dapat berjalan secara efektif. [aje]

  • Warga pada 3 Kecamatan Dievakuasi akibat Erupsi Semeru, 5 Lokasi Pengungsian Disiapkan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        19 November 2025

    Warga pada 3 Kecamatan Dievakuasi akibat Erupsi Semeru, 5 Lokasi Pengungsian Disiapkan Surabaya 19 November 2025

    Warga pada 3 Kecamatan Dievakuasi akibat Erupsi Semeru, 5 Lokasi Pengungsian Disiapkan
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Warga pada tiga kecamatan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, dievakuasi menyusul erupsi Gunung Semeru pada Rabu (19/11/2025) sore.
    Tiga kecamatan yang dimaksud yakni Kecamatan Pronojiwo, Kecamatan Candipuro, dan Kecamatan Rowokangkung.
    Hingga Rabu malam, lima lokasi pengungsian telah disiapkan oleh tim gabungan.
    Lima lokasi pengungsian tersebut adalah Pendopo Kecamatan Candipuro, Balai Desa Oro-Oro Ombo, Balai Desa Penanggal, Gedung SDN 4 Supiturang, dan Gedung SMP 2 Pronojiwo.
    “Evakuasi masih terus dilakukan, jumlah pengungsi masih dalam pendataan,” kata Gubernur Jatim
    Khofifah Indar Parawansa
    dalam keterangannya Rabu malam.
    Dia mengaku sudah menginstruksikan BPBD Jatim dan BPBD Lumajang untuk memastikan semua warga terdampak menuju lokasi pengungsian dengan aman dan terdata dengan baik.
    “Saya memohon seluruh warga di sekitar Semeru untuk mengutamakan keselamatan. Petugas kami terus bekerja di lapangan,” ucap dia. 
    Berdasarkan laporan PVMBG, aktivitas
    Gunung Semeru
    pada pukul 14.13 WIB mengeluarkan awan panas guguran (APG) dengan jarak luncur mencapai 14 kilometer.
    Aktivitas vulkanik berlanjut hingga pukul 17.00 WIB sebelum akhirnya status dinaikkan menjadi level IV (awas).
    Awan panas guguran masih berlangsung dengan amplitudo maksimum mencapai 34 mm dan kecenderungan arah luncur ke utara.
    Khofifah mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Semeru untuk tidak panik. “Masyarakat saya minta tenang, tidak panik, dan terus mengikuti arahan petugas,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu malam.
    Khofifah meminta seluruh warga untuk mematuhi larangan masuk ke zona bahaya.
    “Warga segera menuju titik evakuasi atau lokasi pengungsian yang telah ditetapkan perangkat desa dan aparat keamanan,” ucap dia. 
    Dia juga mengimbau masyarakat tidak mudah percaya pada informasi selain informasi resmi dari petugas.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Perbatasan Lumajang-Malang Diguyur Hujan Abu Vulkanik

    Perbatasan Lumajang-Malang Diguyur Hujan Abu Vulkanik

    Malang (beritajatim.com)- Polres Malang menutup total akses jalan dari Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, menuju Kabupaten Lumajang pada Rabu (19/11/2025) malam menyusul meningkatnya aktivitas erupsi Gunung Semeru.

    Keputusan ini diambil setelah status gunung dinaikkan ke Level IV (Awas) dan rentetan awan panas terpantau mengarah ke wilayah selatan.

    Penutupan dilakukan sebagai langkah antisipasi keselamatan warga, mengingat jalur Ampelgading–Lumajang berada dekat dengan kawasan terdampak luncuran material vulkanik.

    Sementara itu, hujan deras disertai guyuran Abu vulkanis cukup tebal, masih melanda kawasan Tirtoyudo dan Ampelgading di Kabupaten Malang.

    Dua wilayah tersebut menjadi akses utama dari Malang menuju Lumajang (Gladak Perak). Kapolsek Tirtoyudo AKP Saichu yang berjaga langsung di perbatasan Tirtoyudo-Ampelgading menjelaskan, hujan deras disertai guyuran Abu vulkanis dirasakan dari Desa Taman Satriyan, Tirtoyudo.

    “Dari Desa Taman Satriyan hujan turun disertai abu vulkanis. Kami menghimbau warga tetap waspada. Karena saat ini hujan deras disertai guyuran Abu vulkanis dampak Erupsi gunung Semeru,” tegas Saichu, Rabu (19/11/2025) malam.

    Kata Saichu, cuaca di kawasan Tirtoyudo saat ini hujan deras disertai guyuran Abu vulkanis masih terjadi.

    Terpisah, AKP Andi Prasetyo selaku Kapolsek Ampelgading melaporkan, daerah Ampelgading dan sekitarnya masih diguyur hujan abu bercampur air hujan.

    “Hujan abu vulkanis masih terjadi. Kami menghimbau seluruh warga masyarakat untuk tetap waspada dan tidak panik,” pungkas Andi.

    Hingga malam ini, Polres Malang terus berkoordinasi dengan Polres Lumajang, BPBD, dan instansi terkait untuk memantau perkembangan erupsi serta menyiapkan langkah darurat apabila diperlukan. [yog/aje]

  • Luncuran Awan Panas Gunung Semeru Sudah Berhenti, Status Awas
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        19 November 2025

    Luncuran Awan Panas Gunung Semeru Sudah Berhenti, Status Awas Surabaya 19 November 2025

    Luncuran Awan Panas Gunung Semeru Sudah Berhenti, Status Awas
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com
    – Luncuran awan panas Gunung Semeru dilaporkan sudah berhenti sejak pukul 18.11 WIB.
    Sebelumnya, awan panas meluncur dari puncak kawah
    Gunung Semeru
    sejak pukul 14.30 WIB.
    Luncuran awan panas Gunung
    Semeru
    dilaporkan sudah mencapai jarak 14 kilometer dari puncak kawah.
    Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan, Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru sampai saat ini masih melakukan pengawasan ketat atas aktivitas vulkanik yang terjadi.
    “Erupsi sudah berhenti sejak pukul 18.11 WIB,” kata Indah di Lumajang, Rabu (19/11/2025).
    Indah mengatakan, masyarakat diimbau untuk tetap waspada mengingat risiko aktivitas vulkanik susulan masih bisa terjadi sewaktu-waktu.
    Tim dari PPGA Semeru juga terus melakukan pemantauan visual dan instrumental.
    Meski lontaran material sudah tidak terlihat, risiko bahaya berupa guguran, awan panas, atau banjir lahar dingin tetap menjadi perhatian utama, terutama bagi warga yang tinggal di sekitar alur sungai dan lembah.
    “Potensi aktivitas susulan masih bisa terjadi, sehingga kewaspadaan tidak boleh menurun,” ujar dia.
    Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), status aktivitas Gunung Semeru meningkat dari level II waspada menjadi level IV awas.
    PVMBG merekomendasikan, masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 20 kilometer dari puncak kawah.
    Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diminta tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bupati Lumajang Datangi Pos Pantau Gunung Semeru

    Bupati Lumajang Datangi Pos Pantau Gunung Semeru

    Lumajang (beritajatim.com) – Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali mencapai fase kritis. Guguran awan panas yang meluncur pada Rabu (19/11/2025) memaksa Pemerintah Kabupaten Lumajang menetapkan status tanggap darurat bencana selama tujuh hari.

    Status gunung pun dinaikkan dari siaga menjadi awas, level tertinggi dalam mitigasi bencana gunung api.

    Kebijakan ini diumumkan langsung oleh Bupati Lumajang, Indah Amperawati, saat melakukan peninjauan ke Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Gunung Sawur.

    Menurutnya, peningkatan aktivitas Semeru tidak bisa diabaikan dan mengharuskan pemerintah mengambil langkah cepat.

    “Saya sudah menandatangani SK perpanjangan tanggap darurat selama sepekan, kemudian surat edaran tentang status siaga menjadi status awas,” tegas Indah, pada Rabu (19/11/2025) malam.

    Dengan ditetapkannya tanggap darurat, Pemkab Lumajang memfokuskan upaya pada penyelamatan warga yang tinggal di kawasan merah. Aparat gabungan memperketat patroli dan mengawasi pergerakan masyarakat agar tidak ada aktivitas di radius bahaya.

    “Yang paling penting, masyarakat mulai sadar. Begitu diimbau mengungsi, mereka segera mengungsi,” ujarnya.

    Sebagian warga memilih mengungsi ke rumah kerabat, namun pemerintah tetap menyiapkan sejumlah titik evakuasi resmi. Fasilitas evakuasi tersedia di Balai Desa Sumberwuluh serta di beberapa lokasi di Desa Jugosari, Kecamatan Candipuro.

    Bupati Indah juga mengeluarkan instruksi khusus bagi warga Dusun Sumberlangsep, yang berada dalam salah satu jalur bahaya Semeru. Warga diminta tetap berada di dalam wilayah dusun dan tidak melakukan aktivitas keluar-masuk demi keamanan.

    “Tempat aman sudah disiapkan di dusun-dusun Sumberlangsep. Warga tidak boleh keluar dari dusun agar tetap aman,” tegasnya.

    Pemerintah Kabupaten Lumajang akan terus memonitor perkembangan aktivitas Semeru. Masa tanggap darurat dapat diperpanjang apabila kondisi gunung belum menunjukkan penurunan. Sementara itu, masyarakat diminta tetap waspada dan mematuhi seluruh arahan petugas di lapangan. (ada/ted)

  • Warga pada 3 Kecamatan Dievakuasi akibat Erupsi Semeru, 5 Lokasi Pengungsian Disiapkan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        19 November 2025

    Terobos Gladak Perak Saat Awan Panas Semeru, Pasutri Asal Kediri Alami Luka Bakar Surabaya 19 November 2025

    Terobos Gladak Perak Saat Awan Panas Semeru, Pasutri Asal Kediri Alami Luka Bakar
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com
    – Pasangan suami istri asal Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur menjadi korban awan panas Gunung Semeru, Rabu (19/11/2025).
    Keduanya diduga nekat menerobos Jembatan
    Gladak Perak
    di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten
    Lumajang
    , saat
    awan panas
    guguran (APG) Gunung
    Semeru
    tengah melintas di bawah jembatan tersebut, Rabu (19/11/2025), petang.
    Korban diidentifikasi bernama Haryono (49) dan Normawati (43), warga Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri.
    Korban menderita
    luka bakar
    akibat terpapar abu panas dari erupsi
    Gunung Semeru
    .
    Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Lumajang, dr Rosyidah mengatakan bahwa pasutri tersebut mengendarai sepeda motor melintasi Jembatan Gladak Perak saat awan panas lewat di bawah jembatan.
    “Dampak awan panas dua orang dari Kediri karena melintas di Jembatan Gladak Perak saat ada awan panas,” kata Rosyidah di Balai Desa Penanggal, Rabu (19/11/2025).
    Menurut Rosyidah, dua orang pasutri tersebut mengalami luka bakar di bagian lengan dan wajah.
    Saat ini, kedua orang tersebut tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasirian.
    Menurut Rosyidah, data sementara menunjukkan belum ada korban jiwa akibat erupsi yang terjadi sore tadi.
    “Korban jiwa sementara belum ada, semoga tidak ada korban,” ujar dia. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pasutri Asal Kediri Luka Kena Abu Panas Erupsi Gunung Semeru di Jembatan Gladak Lumajang

    Pasutri Asal Kediri Luka Kena Abu Panas Erupsi Gunung Semeru di Jembatan Gladak Lumajang

    Lumajang (beritajatim.com) – Pasangan suami istri (Pasutri) asal Desa Maron, Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri dilaporkan menjadi korban erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Rabu (19/11/2025).

    Kedua korban diketahui terdampak abu panas sisa muntahan erupsi saat sedang melintasi jembatan Gladak Perak di Kecamatan Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.

    Akibatnya, kedua korban diketahui mengalami luka bakar di 20 persen bagian tubuhnya. Informasinya, saat ini korban sedang menjalani perawatan medis di Rumah Sakit (RS) Kecamatan Pasirian.

    Ex Officio Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Agus Triyono mengatakan, sebelumnya korban sempat mendapat penanganan awal di Puskesmas Candipuro.

    Kemudian, karena butuh penanganan lebih intensif, korban langsung dipindahkan rujukan ke RS Pasirian.

    “Jadi, kondisi mereka segera ditangani secara medis untuk luka bakarnya, namun karena membutuhkan perawatan lebih intensif korban kemudian dirujuk ke RS Pasirian,” terang Agus Triyono, Rabu malam (19/11/2025).

    Menurutnya, korban mengalami luka setelah sepeda motor yang dikendarai tergelincir akibat jalanan di jembatan yang licin dan tertutup abu panas.

    Beruntung, petugas bisa melakukan penanganan cepat dan berhasil mengevakuasi korban secepat mungkin.

    “Berkat penanganan cepat dari petugas, korban bisa terselamatkan dan sudah dievakuasi untuk mendapat penanganan medis lebih lanjut,” tambah Agus.

    Atas peristiwa ini, masyarakat di kawasan terdampak diimbau untuk lebih meningkatkan kewaspadaan pasca erupsi Gunung Semeru.

    “Untuk itu penting agar masyarakat mematuhi imbauan evakuasi dan menghindari zona berbahaya,” ungkap Agus. [has/aje]

  • Gunung Semeru Erupsi, 178 Pendaki Terjebak di Kawasan Ranu Kumbolo

    Gunung Semeru Erupsi, 178 Pendaki Terjebak di Kawasan Ranu Kumbolo

    FAJAR.CO.ID, LUMAJANG — Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) melaporkan setidaknya ada 178 pendaki yang terjebak di kawasan Ranu Kumbolo, yang berada di jalur pendakian Semeru.

    Para pendaki itu terjebak setelah Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang mengalami erupsi dan memuntahkan awan panas guguran sejauh 14 kilometer, Rabu (19/11).

    Seratusan warga yang dilaporkan terjebak itu terdiri atas pendaki, petugas, porter, tim penyelamat, hingga rombongan Kementerian Pariwisata.

    Kepastian itu disampaikan Kepala Bagian Tata Usaha BB TNBTS, Septi Eka Wardhani. “Jumlah orang yang berada di Ranu Kumbolo 178 orang. Terdiri 137 orang pendaki, 1 petugas, 2 saver, 7 PPGST, 15 porter, dan 6 orang dari Kementerian Pariwisata,” kata Septi, Rabu (19/11).

    Menurut Septi, seluruh orang tersebut masih bertahan di Ranu Kumbolo karena medan tidak memungkinkan untuk turun pada malam hari.

    “Sore tadi teman PPGST menyampaikan bahwa evakuasi malam tidak direkom karena risikonya sama, terutama karena gelap, licin, dan beberaoa lokasi jalur rawan longsor,” ucapnya.

    Untuk sementara, BB TNBTS meminta seluruh pengunjung tetap berada di Ranu Kumbolo sambil siaga jika sewaktu-waktu situasi mengharuskan turun.

    Pranata Humas BB TNBTS, Endrip Wahyutama, mengatakan Ranu Kumbolo berada di sisi yang relatif aman dari arah luncuran awan panas Semeru.

    “Awan panas bergerak ke arah tenggara–selatan, sedangkan posisi Ranu Kumbolo berada di utara. Kondisinya relatif aman,” kata Endrip.

    Meski demikian, perjalanan turun ke Ranupani malam ini tidak disarankan karena cuaca hujan dan risiko medan yang meningkat. “Kami terus berkoordinasi dengan pemandu PPGST. Hingga saat ini kondisi pengunjung aman dan terkendali,” ujarnya.