kab/kota: Lumajang

  • AirNav Pastikan Arus Penerbangan tak Terganggu Aktivitas Semeru

    AirNav Pastikan Arus Penerbangan tak Terganggu Aktivitas Semeru

    JAKARTA – Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia memastikan arus penerbangan di bandar udara tidak terganggu dengan peningkatan ativitas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

    “Sampai informasi ini kami terbitkan, situasinya belum pada kondisi yang memaksa untuk dilakukannya penutupan ruang udara karena ancaman awan abu vulkanik,” kata EVP of Corporate Secretary AirNav Indonesia Hermana Soegijantoro dalam keterangan tertulis dilansir ANTARA, Kams, 20 November.

    Ia menjelaskan, untuk saat ini aktivitas rute penerbangan khususnya di bandara-bandara sekitar Malang, Banyuwangi, Surabaya dan Yogyakarta, semuanya masih berjalan normal seperti biasanya.

    “Tidak ada bandara yang ditutup dan sejauh ini tidak ada penerbangan yang dibatalkan,” ucapnya.

    Hermana menegaskan, AirNav Indonesia terus melakukan pemantauan secara intensif terhadap rute penerbangan maupun bandara-bandara yang berpotensi terdampak, serta secara konsisten menginformasikan perkembangan terkini melalui penerbitan ASHTAM.

    “Update terakhir adalah ASHTAM nomor VAWR6038 yang kami rilis melalui International NOTAM Office AirNav Indonesia pada 20 November 2025, pukul 02:00 UTC (09.00 WIB),” paparnya.

    Berdasarkan laporan ASHTAM, disebutkan status Gunung Semeru ditetapkan dengan status ”Red Code”, atau yang berarti aktivitas letusan cukup signifikan dan berpotensi mengganggu jalur penerbangan.

    Abu vulkanik terpantau berada pada dua ketinggian berbeda. Pada level rendah, sebaran abu berada pada permukaan hingga sekitar FL150 (±4.500 meter), bergerak ke tenggara dengan kecepatan angin sekitar 5 knot.

    Kemudian, sebaran abu pada level tinggi, berada pada permukaan hingga sekitar FL450 (±13.500 meter), bergerak ke barat daya dengan kecepatan sekitar 15 knot.

    “ASHTAM kami rilis kepada seluruh stakeholders yang berkepentingan, baik di dalam maupun luar negeri. Masa berlakunya 24 jam, hingga ada pemberitahuan lebih lanjut,” jelasnya.

    Dia menerangkan, data ASHTAM yang berisi informasi teknis menjadi acuan penting bagi seluruh pemangku kepentingan penerbangan dalam pengambilan keputusan terkait mitigasi, penyesuaian rute penerbangan, serta pengaturan lalu lintas udara.

    “Dokumen ini diterbitkan sebagai peringatan keselamatan penerbangan karena Semeru terpantau masih mengeluarkan abu vulkanik,” ungkapnya.

    Ia menerangkan, informasi yang dikumpulkan NOTAM Office AirNav Indonesia dari pelbagai sumber antara lain citra satelit Himawari-8, kamera pemantau (webcam), serta data dari Pusat Vulkanologi (PVMBG).

    Pada pengamatan terakhir sebelum ASHTAM dirilis, abu pada ketinggian tinggi sudah sulit terlihat karena tertutup awan cuaca, namun model pergerakan menunjukkan abu tersebut akan melemah dalam beberapa jam ke depan.

    “Hari ini, kami juga menghimpun data dari hasil paper test yang dilakukan PT Angkasa Pura Indonesia maupun Kantor Otoritas bandara (Otban) pada bandara-bandara terdekat, seperti Bandara Abdurrahman Saleh (Malang), Bandara YIA dan Adi Sucipto (Yogjakarta) dan Bandara AdiSumarmo (Solo). Alhamdulillah, semua hasilnya negatif,” kata dia.

    Sebagaimana diketahui, status kewaspadaan Gunung Semeru ditetapkan pada Level IV (Awas) oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

    Menyikapi itu, AirNav Indonesia secara berkala terus memperbarui informasi ini secara real-time kepada pilot dan maskapai untuk memastikan keselamatan penerbangan tetap terjaga.

    Pemutakhiran jalur penerbangan dilakukan apabila diperlukan, sesuai perkembangan terbaru dari pusat informasi vulkanik dan satelit cuaca.

  • Gubernur Jatim Pastikan Kebutuhan Pengungsi Gunung Semeru Tercukupi

    Gubernur Jatim Pastikan Kebutuhan Pengungsi Gunung Semeru Tercukupi

    Malang (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa memastikan kebutuhan para pengungsi Gunung Semeru terkelola dengan baik. Para pengungsi saat ini terkonsentrasi di dua wilayah yakni Candipuro dan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.

    Khofifah mengatakan mulai dari para pengungsi, dapur umum, hingga layanan kesehatan sudah dikelola dengan baik oleh otoritas terkait. Meski sudah terkelola dengan baik, Khofifah mengingatkan masyarakat.

    “Insya Allah ter-manage (terkelola) apakah yang mengungsi, apakah dapur umum, apakah layanan kesehatan, tapi tetap harus update info dari PVMBG tiap 2 jam sekali di-update. Jadi kemarin dari siaga ke awas hanya 1 jam. Dan menurut saya evakuasi sudah baik,” kata Khofifah di Malang, Kamis (20/11/2025).

    Khofifah menuturkan bahwa Pemprov Jatim dan Pemkab Lumajang berbagi peran dalam penanganan korban erupsi Gunung Semeru. Untuk Pemkab Lumajang terkonsentrasi pada pengungsi yang berada di Candipuro, sementara Pemprov Jatim menangani pengungsi yang berada di Pronojiwo.

    “Rata-rata yang di Pronojiwo dikoordinasikan Pemprov karena ini Pronojiwo dan Candipuro kan jauh. Jadi Pemkab Lumajang konsentrasi di Candipuro, Pemprov Jatim di Pronojiwo,” ujar Khofifah.

    Khofifah mengatakan bahwa kebutuhan pokok pengungsi yang bersifat darurat seperti makan sudah dipastikan tertangani dengan baik. Untuk penempatan para pengungsi, anak-anak dijadikan satu dengan para lansia. Sementara area pengungsian lainnya diperuntukkan umum.

    “Kalau makanan termasuk makanan anak-anak siap. Karena saya yang menyerahkan langsung. Anak-anak jadi satu dengan lansia, yang satu area umum. Semua ter-manage (terkelola) dengan baik kecuali on-off karena kalau malam mereka banyak, kalau siang mereka kembali ke rumah mencari apa yang bisa diselamatkan,” kata Khofifah. (luc/kun)

  • Semeru Erupsi Lagi! Ini 7 Langkah Penyelamatan yang Wajib Diketahui

    Semeru Erupsi Lagi! Ini 7 Langkah Penyelamatan yang Wajib Diketahui

    Jakarta: Erupsi gunung api bisa terjadi kapan saja, dan masyarakat di kawasan rawan wajib memahami langkah-langkah keselamatan dasar. Aktivitas Gunung Semeru saat ini menjadi pengingat bahwa kewaspadaan harus selalu dijaga.

    Sebelumnya, Gunung Semeru erupsi pada Rabu, 19 November 2025 pukul 16.00 WIB dengan tinggi letusan mencapai 2 kilometer di atas puncak dan mengirimkan awan panas guguran sejauh 14 kilometer ke arah Besuk Kobokan.

    Aktivitas ini berlanjut hingga Kamis dini hari. Dalam enam jam pengamatan pada Kamis, 20 November 2025 pukul 00.00-06.00 WIB, Semeru kembali mencatat 32 gempa guguran, sehingga menandakan aktivitas vulkanik masih tinggi.

    “Aktivitas Gunung Semeru untuk pengamatan kegempaan tercatat 32 kali gempa guguran dengan amplitudo 3–16 mm dan lama gempa 69–108 detik,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Yadi Yuliandi, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang dikutip dari Antara.
     

    7 hal yang harus dilakukan saat erupsi gunung api
    Mengutip Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, ketika erupsi terjadi, keselamatan menjadi prioritas utama. Berikut panduan praktis yang wajib dipahami:

    Tidak berada di lokasi yang direkomendasikan untuk dikosongkan.
    Tidak berada di lembah atau daerah aliran sungai.
    Hindari tempat terbuka dan lindungi diri dari abu letusan gunung api.
    Jangan lupa untuk selalu menggunakan kacamata pelindung untuk melindungi penglihatan.
    Hindari penggunaan lensa kontak.
    Gunakan pakaian tertutup yang dapat melindungi tubuh seperti baju lengan panjang celana panjang dan juga topi.
    Untuk menghindari abu vulkanik yang masuk ke dalam tubuh, Jangan lupa untuk tetap menggunakan masker atau Kain basah untuk menutup mulut dan hidung.

    Kenapa langkah ini penting?
    Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, risiko cedera atau gangguan kesehatan akibat paparan material vulkanik dapat ditekan. Edukasi dan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk mengurangi jumlah korban dalam setiap erupsi gunung api.

    Jakarta: Erupsi gunung api bisa terjadi kapan saja, dan masyarakat di kawasan rawan wajib memahami langkah-langkah keselamatan dasar. Aktivitas Gunung Semeru saat ini menjadi pengingat bahwa kewaspadaan harus selalu dijaga.
     
    Sebelumnya, Gunung Semeru erupsi pada Rabu, 19 November 2025 pukul 16.00 WIB dengan tinggi letusan mencapai 2 kilometer di atas puncak dan mengirimkan awan panas guguran sejauh 14 kilometer ke arah Besuk Kobokan.
     
    Aktivitas ini berlanjut hingga Kamis dini hari. Dalam enam jam pengamatan pada Kamis, 20 November 2025 pukul 00.00-06.00 WIB, Semeru kembali mencatat 32 gempa guguran, sehingga menandakan aktivitas vulkanik masih tinggi.

    “Aktivitas Gunung Semeru untuk pengamatan kegempaan tercatat 32 kali gempa guguran dengan amplitudo 3–16 mm dan lama gempa 69–108 detik,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Yadi Yuliandi, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang dikutip dari Antara.
     

    7 hal yang harus dilakukan saat erupsi gunung api
    Mengutip Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, ketika erupsi terjadi, keselamatan menjadi prioritas utama. Berikut panduan praktis yang wajib dipahami:

    Tidak berada di lokasi yang direkomendasikan untuk dikosongkan.
    Tidak berada di lembah atau daerah aliran sungai.
    Hindari tempat terbuka dan lindungi diri dari abu letusan gunung api.
    Jangan lupa untuk selalu menggunakan kacamata pelindung untuk melindungi penglihatan.
    Hindari penggunaan lensa kontak.
    Gunakan pakaian tertutup yang dapat melindungi tubuh seperti baju lengan panjang celana panjang dan juga topi.
    Untuk menghindari abu vulkanik yang masuk ke dalam tubuh, Jangan lupa untuk tetap menggunakan masker atau Kain basah untuk menutup mulut dan hidung.

    Kenapa langkah ini penting?
    Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, risiko cedera atau gangguan kesehatan akibat paparan material vulkanik dapat ditekan. Edukasi dan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk mengurangi jumlah korban dalam setiap erupsi gunung api.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (ANN)

  • Gunung Semeru Meletus, Australia Beri Peringatan Penerbangan

    Gunung Semeru Meletus, Australia Beri Peringatan Penerbangan

    Anda sedang menyimak rangkuman informasi pilihan dari berbagai negara selama 24 jam terakhir.

    Berita pembuka edisi Kamis, 20 November 2025, datang dari tanah air.

    Gunung Semeru meletus

    Letusan Gunung Semeru memicu Pusat Peringatan Abu Vulkanik (VAAC) dari Biro Meteorologi Australia mengeluarkan peringatan penerbangan.

    Tetapi tidak ada penerbangan yang dibatalkan antara Australia dan Bandara Denpasar akibat letusan tersebut.

    Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini meletus, Rabu kemarin, mendorong pemerintah setempat untuk meningkatkan tingkat ancaman ke level tertinggi.

    Badan vulkanologi mengatakan awan abu mencapai ketinggian 5,6 kilometer ke langit, sekitar 2 km lebih tinggi dari puncak gunung.

    Awan abu panas dan campuran batuan, lava, dan gas bergerak hingga 7 kilometer menuruni lereng Gunung Semeru sejak siang sampai sore hari dan menyelimuti beberapa desa, tetapi tidak ada laporan korban jiwa.

    Serangan udara Israel tewaskan puluhan orang di Gaza

    Otoritas kesehatan setempat menyebut setidaknya 25 warga Palestina tewas dalam empat serangan udara Israel di wilayah Gaza yang dikuasai Hamas.

    Para petugas medis mengatakan 10 orang tewas di Zeitoun, pinggiran Kota Gaza, dua orang di pinggiran Shejaia di timur, dan sisanya tewas dalam dua serangan terpisah di Khan Younis di Jalur Gaza selatan.

    Militer Israel mengatakan pasukannya menyerang sasaran-sasaran Hamas di seluruh Gaza setelah anggota kelompok militan Palestina tersebut menembaki pasukannya, melanggar gencatan senjata yang telah berlangsung hampir enam minggu.

    Tidak ada pasukan Israel yang terluka.

    Serangan di Gaza terjadi ketika militer Israel meningkatkan serangannya di Lebanon selatan pada Rabu (19/11) waktu setempat dan menewaskan setidaknya satu orang.

    Ukraina jadi korban serangan drone Rusia

    Serangan udara besar-besaran dari pesawat nirawak dan rudal Rusia menewaskan 25 orang dan melukai setidaknya 73 orang di sebuah kota di Ukraina barat, menurut pemerintah Ukraina.

    Rusia menembakkan 476 pesawat nirawak, serta 48 rudal berbagai jenis, ke sasaran-sasaran Ukraina semalam, kata angkatan udara Kyiv.

    Sementara itu Presiden Ukraina Volodomyr Zelenskyy bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, kemarin malam, sebagai bagian dari upayanya untuk mengisolasi Presiden Rusia Vladimir Putin secara diplomatik dan meningkatkan tekanan internasional terhadapnya.

    Presiden Putin sejauh ini menolak untuk berkompromi, meskipun ada tekanan dari Amerika Serikat.

    Kebakaran besar di Jepang

    Kebakaran yang disebut-sebut sebagai kebakaran perkotaan terbesar di Jepang dalam hampir 50 tahun terakhir ini, menewaskan satu orang dan menghanguskan 170 bangunan di kawasan permukiman di kota Oita, Jepang.

    Pemerintah setempat menyebut, petugas pemadam kebakaran masih berjuang memadamkan api di kota bagian selatan tersebut saat api menyebar ke gunung berhutan di dekatnya.

    Helikopter militer dan pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan api kebakaran terbesar itu yang telah melalap 48.900 meter persegi kawasan, atau kira-kira seukuran tujuh lapangan sepak bola.

    NHK melaporkan api yang menyebar dengan cepat kemungkinan dikarenakan sedikitnya hujan, udara kering, dan rumah-rumah kayu yang padat di daerah tersebut.

    Lihat juga Video: Kondisi Ratusan Rumah di Lumajang Rusak Akibat Erupsi Gunung Semeru

  • Cerita Puluhan Rumah di Dua Dusun Hilang Tertimbun Abu Vulkanik

    Cerita Puluhan Rumah di Dua Dusun Hilang Tertimbun Abu Vulkanik

    Liputan6.com, Jakarta Rabu (19/11/2025) sore, suasana di kaki Gunung Semeru tidak seperti hari-hari sebelumnya. Awan hitam tebal menggantung. Suara gemuruh menggelegar. Iya, gunung tertinggi di tanah Jawa ini sedang memuntahkan isi perutnya.

    Lontaran batu berbagai ukuran mengarah ke segala penjuru. Abu panas vulkanik seolah berlomba, meluncur cepat dari Mahameru, puncak Gunung Semeru, terus turun melibas apapun yang ada di depannya.

    Dengan radius sekian kilometer, material-material itu menghantam permukiman di Dusun sumber sari dan Dusun kamar A, Desa Supit Urang Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.

    Beni Irawan, relawan Markas Bersama As-Sunnah (MBA) dan LAZ SIP Bogor bercerita kepada Liputan6.com, sejak Rabu sore warga di dua dusun itu sudah diberi peringatan untuk segera mengosongkan rumah. Harus dievakuasi.

    Semua berburu dengan waktu. Telat sedikit, tentu sudah lain cerita. Warga berpacu sebelum awan panas menyapu. Harta benda, hewan ternak banyak yang ditinggal. Mereka hanya membawa apa yang melekat pada tubuh.

    “Saat terjadinya pas sore menjelang malam. Mulai sore sudah ada peringatan. warga, hampir semua sudah ada di tempat pengungsian. Ketika ada abu panas, hampir tidak ada di rumah-rumah,” kata Beni saat bercerita kepada Liputan6.com, Kamis (20/11/2025).

    Petaka itu kemudian datang. Tidak ada yang tersisa dari dua dusun, selain cerita dan kenangan. Puluhan rumah rusak dan tertimbun abu. Hewan-hewan ternak yang ditinggal di kandang, sama malangnya.

    “Jadi hewan ternak warga banyak tertimbun, dan perabotan rumah tangga mereka,” lanjut dia.

    Hari berganti. Suasana Kamis (20/11/2025) pagi terlihat masih kelabu. Tidak ada hangat sinar matahari. Warga yang sejak semalam istirahat di empat lokasi pengungsian, memutuskan untuk kembali ke dusun, melihat rumah dan harta benda yang ditinggalkan. Berharap semuanya baik-baik saja.

    Namun kenyataan berkata lain. Suasana pagi tadi tidak bisa dibayangkan dengan mudah. Batu-batu berbagai ukuran berserakan. Jalan dusun tertutup abu vulkanik yang basah diguyur hujan. Rumah mereka, lenyap.

    Bahkan satu bangunan sekolah dasar (SD) di sana rata dengan tanah, hanya menyisakan fondasi.

    Semua kalut dalam pikiran masing-masing. Ada yang sibuk menyelamatkan harta benda yang masih tersisa. Tidak sedikit juga warga termenung, tangan tersilang, sambil melihat dengan tatapan kosong.

    “Dua dusun tidak bisa ditinggali, tertimbun abu vulkanik dan tersapu banjir bandang. Kerusakan parah, tidak bisa ditinggali. Rumah-rumah hilang tertimbun abu. Ada yang hilang terbawa arus,” ucap Beni.

    Perbesar

    Kondisi dusun Lumajang porak poranda diterjang abu vulkanik Semeru. (Istimewa)… Selengkapnya

    Tidak kurang dari 300 warga ditempatkan di empat lokasi pengungsian. Dua di sekolahan, di masjid dan di kantor desa. Menjelang siang, warga sudah kembali ke tempat pengungsian untuk mengantisipasi jika terjadi bencana susulan.

    Menurut Beni, warga di pengungsian saat ini sudah didata untuk penyaluran bantuan. Beberapa bantuan mendesak yang mereka butuhkan adalah bahan pangan dan pakaian.

    “Kalau bantuan sudah didata. Semua harus melalui pos BPBD. Baru distribusi. Kebutuhan mendesak seperti bahan pangan, pampers dan pakaian,” pungkas Beni.

  • Panik, Warga Lereng Semeru Lakukan Evakuasi Mandiri usai Awan Panas Guguran

    Panik, Warga Lereng Semeru Lakukan Evakuasi Mandiri usai Awan Panas Guguran

    Lumajang (beritajatim.com) – Warga di kawasan lereng Gunung Semeru kembali dibuat panik setelah awan panas guguran muncul pada Rabu siang. Situasi ini memicu kekhawatiran luas karena masyarakat masih menyimpan trauma dari erupsi besar beberapa tahun terakhir.

    Di Dusun Kajar Kuning, warga mulai bergegas mengamankan harta benda sejak Kamis pagi. Sebagian terlihat memindahkan barang ke lokasi aman, sementara yang lain fokus menyelamatkan ternak mereka.

    Abdul Aziz, warga Curah Kobokan, menjadi salah satu yang lebih dulu mengungsikan keluarganya. “Kami memilih mengungsi agar lebih aman,” ujarnya saat ditemui di lokasi pengungsian.

    Ia menuturkan bahwa keluarganya bahkan sempat bermalam di balai desa karena rasa takut yang masih membekas. Warga di sekitarnya, kata dia, juga ramai mengevakuasi barang berharga agar tidak tertinggal di dalam rumah.

    Aziz menjelaskan bahwa sebagian besar warga kini memprioritaskan keselamatan sebelum memikirkan kerugian materi. Ia menyebut kegiatan penyelamatan ternak menjadi fokus utama bagi banyak keluarga di Curah Kobokan.

    Firda, warga lain yang terdampak, memilih kembali ke rumah hanya untuk memastikan kondisi ternaknya. “Saya pulang untuk mengecek semuanya sebelum keadaan makin buruk,” tuturnya.

    Ia mengakui masih merasakan trauma dari kejadian serupa yang pernah menimpa desanya. Namun, ia tetap berusaha tenang sambil memantau informasi terbaru tentang aktivitas Gunung Semeru.

    Sementara itu, sejumlah warga lain lebih memilih bertahan, meski tetap waspada terhadap potensi awan panas susulan. Mereka masih memantau kondisi gunung sambil menunggu arahan dari pihak berwenang.

    Aparat desa bersama para relawan turut membantu proses pemindahan barang milik warga. Bantuan itu dianggap penting untuk mengurangi beban masyarakat yang harus bergerak cepat menyelamatkan harta bendanya.

    Hingga saat ini, sebagian besar warga di desa terdampak masih melakukan evakuasi mandiri sambil terus berjaga terhadap aktivitas Semeru. Mereka berharap kondisi segera membaik sehingga dapat kembali beraktivitas seperti biasa. [ada/beq]

  • Gunung Semeru Erupsi, Ini yang Terjadi pada Paru Jika Menghirup Abu Vulkanik

    Gunung Semeru Erupsi, Ini yang Terjadi pada Paru Jika Menghirup Abu Vulkanik

    Jakarta

    Hujan abu vulkanik akibat awan panas guguran (APG) Gunung Semeru berjatuhan di sejumlah yang ada di 2 wilayah di Kecamatan Pronojiwo maupun Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.

    Sebanyak 240 personel kepolisian direkahkan untuk membersihkan material debu vulkanik di jalanan yang mengganggu mobilitas warga.

    Tak hanya itu, partikel sangat halus yang berukuran kurang dari 10 mikron tersebut juga dapat membahayakan kesehatan tubuh, khususnya paru saat terhirup dalam jumlah berlebih.

    Berikut, beberapa masalah kesehatan pernapasan yang bisa muncul saat menghirup abu vulkanik menurut spesialis paru, dr Agus Dwi Susanto SpP.

    Iritasi pada mukosa seperti kulit, gatal-gatal kulit.Iritasi mata, yakni mata merah dan berair.Iritasi mukosa hidung, yakni hidung berair.Iritasi tenggorokan, sehingga sakit tenggorokan, batuk kering atau berdahak.Iritasi pada saluran napas dan paru menimbulkan batuk, dahak berlebih, sesak napas.Meningkatkan risiko serangan penyakit paru yang sudah ada seperti serangan asma atau PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis).Peningkatan risiko ISPA dan bronkitis.

    Mengapa Bisa Begitu?

    dr Agus menambahkan bahwa abu vulkanik mengandung silika dalam jumlah tinggi yang dapat menyebabkan iritasi pernapasan jangka pendek dan panjang.

    “Selain itu juga ada gas seperti hidrogen sulfida, karbonmonoksida, nitrogen dioksida, sulfur dioksida. Untuk Debu/abu ini sangat halus dapat terbawa angin sampai ratusan km,” kata dr Agus saat dihubungi detikcom, Kamis (20/11/2025).

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Mengenal Penyakit PPOK dan Penyebabnya”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/kna)

  • Mencari Cuan dari Pasir Gunung Semeru

    Mencari Cuan dari Pasir Gunung Semeru

    Surabaya (beritajatim.com) – Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (MDPL). Gunung yang berada di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim) kembali erupsi (meletus) pada Rabu sore, 19 November 2025.

    Ratusan warga di sekitar kaki gunung itu mengungsi ke lokasi aman. Letusan tahun ini merupakan kali ke sekian dari erupsi gunung berapi tersebut.

    Belum diketahui secara resmi sejak kapan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu pertama kali meletus. Erupsi tahun 1818 menjadi catatan administrasi pertama atas erupsi yang terjadi di gunung ini.

    Saat letusan di tahun 1818, belum banyak catatan administrasi penting terkait gunung ini. Baru di tahun 1941-1942, di mana terjadi letusan dan leleran lava berlangsung lama. Erupsi itu berlangsung ketika Indonesia di bawah penjajahan Jepang.

    Letusan terbesar dan paling mematikan terjadi pada 29 Agustus 1909, yang menewaskan sekitar 208 jiwa, menghancurkan pemukiman, dan menimbun lahan pertanian warga. Erupsi pada 1909 masuk kategori Indeks Letusan Vulkanik (VEI) level 3, disertai aliran piroklastik yang dahsyat.

    Mirip dengan gunung berapi lain di Pulau Jawa, khususnya Gunung Merapi yang berada di perbatasan Provinsi Jateng dan Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, Semeru masuk kategori gunung berapi aktif. Kerapkali meletus. Kendati periode letusannya tak bersifat ajeg. Erupsi terakhir Semeru pada Desember 2021, yang mengakibatkan puluhan warga meninggal dunia dan hilang, ribuan warga mengungsi dan sejumlah infrastruktur publik mengalami kerusakan berat.

    Biasanya episode letusan Semeru bisa berlangsung berhari-hari. Temponya cukup panjang. Sehingga ekses yang ditimbulkan terhadap warga yang bermukim di sekitar kaki gunung sangat berat. Warga terpaksa mengungsi, dengan fasilitas pengungsian terbatas. Selain itu, hewan ternak, lahan pertanian, dan infrastruktur dasar masyarakat tak sedikit yang mengalami kerusakan berat.

    Pada letusan tahun 1941-1942, aktivitas vulkanik yang timbul dari Semeru cukup panjang. Letusan mulai pada 21 September 1941 hingga Februari 1942. Aktivitas ini menghasilkan leleran lava yang mencapai lereng timur dan menimbun Pos Pengairan Bantengan. Hingga tahun 1960, Semeru aktif secara beruntun dengan berbagai skala letusan.

    Sebelum erupsi Desember 2021, Semeru sempat ‘batuk’ pada Mei 2008. Namun demikian, letusan di tahun 2008 tak sebesar dibanding erupsi pada 2021. Pada 4 Desember 2021, letusan Semeru menimbulkan kolom abu membumbung tinggi dan dampak kerusakan lahan signifikan di sekitarnya.

    Gunung Semeru memiliki letusan tipe Vulkanian dan Strombolian, yang terjadi beberapa kali dalam satu jam. Letusan biasanya terjadi dari kawah Jonggring Seloko, yang terletak di sisi tenggara puncak Mahameru.

    Setiap hari terjadi letusan-letusan kecil, seperti layaknya orang batuk, di Gunung Semeru. Letusan kecil Semeru membawa banyak material, terutama batu dan pasir. Fenomena ini bisa menjadi ‘berkah’ bagi warga sekitar. Sebab, pasir yang berasal dari ‘batuk’ Semeru memiliki kualitas bagus, dengan tingkat campuran tanah liat sangat minim. Sehingga pasir Semeru sangat baik dan kompatibel untuk kepentingan proyek-proyek pembangunan sipil, seperti pengecoran jalan tol, dermaga pelabuhan, landasan pacu bandar udara, pembangunan gedung tinggi, dan kepentingan lainnya.

    Diperkirakan volume pasir yang dihasilkan dari ‘batuk’ Semeru bisa mencapai jutaan meter kubik. Potensi deposit pasir Semeru sangat besar, dengan beberapa laporan menyebutkan deposit mencapai puluhan juta meter kubik.

    Setelah erupsi Desember 2021, Kementerian ESDM mencatat sekitar 8 juta meter kubik material pasir turun dan menyumbat sungai di sekitar kawasan Semeru. Material ini yang kemudian jadi sumber utama penambangan pasir di Lumajang.

    Pasir Semeru berkualitas bagus dan kompatibel untuk kepentingan berbagai proyek pembangunan fisik, seperti halnya pasir erupsi Gunung Merapi di Jateng dan DI Yogyakarta. Besaran harga pasir Semeru di tingkat pedagang bahan bangunan bisa mencapai Rp200 ribu hingga Rp250 ribu per meter kubik. Besaran harga ini bisa berubah tergantung jenis pasir, volume pembelian, dan lokasi pengiriman. [air]

  • Fakta-fakta Gunung Semeru Erupsi, 178 Pendaki Terjebak

    Fakta-fakta Gunung Semeru Erupsi, 178 Pendaki Terjebak

    Jakarta: Gunung Semeru mengalami erupsi disertai luncuran awan panas sejauh 7 kilometer dari puncak pada Rabu, 19 November 2025 sore. 

    “Erupsi berupa awan panas masih berlangsung, jarak luncur sudah mencapai 7 km dari puncak, dan erupsi masih berlangsung saat laporan sedang dibuat,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.

    Menurut dia erupsi gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini terjadi pada pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak atau 5.676 mdpl.

    “Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung,” tuturnya.
     

    Berikut ini fakta-fakta erupsi gunung Semeru: 
     
    1. Berstatus waspada

    Erupsi Gunung Semeru tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sementara ini sekitar 16 menit 40 detik.

    Gunung Semeru saat ini berada pada status Waspada atau Level II dengan rekomendasi masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).

    “Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak,” kata Mukdas.
     
    2. Sebanyak 300 orang dievakuasi

    Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) menginformasikan bahwa setidaknya 300 orang telah dievakuasi setelah terjadinya letusan Semeru. Aktivitas awan panas dan material runtuhan memaksa pemindahan penduduk dari daerah rawan bencana di sekitar Besuk Kobokan.
     
    3. Ada 178 pendaki terjebak

    BPBD Jawa Timur mengkonfirmasi setidaknya ada 178 pendaki yang terjebak di kawasan Ranu Kumbolo, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan mereka dalam kondisi baik. “Kondisi mereka sangat baik, dan hari ini diminta untuk segera turun dari Ranu Kumbolo,” kata Kepala BPBD Jatim Gatot Prasetyo.

    Total 178 orang tersebut terdiri dari 137 pendaki, 1 petugas, 2 saver, 7 anggota PPGST, 15 porter, serta 6 orang dari tim Kementerian Pariwisata.
     
    4. Semeru terakhir kali erupsi tahun 2021

    Gunung Semeru terakhir kali menunjukkan aktivitas vulkanik pada 4 Desember 2021 silam. Kalai itu, erupsi menghasilkan awan panas yang besar, mengakibatkan puluhan nyawa melayang, serta merusak secara luas permukiman dan infrastruktur.

    Jakarta: Gunung Semeru mengalami erupsi disertai luncuran awan panas sejauh 7 kilometer dari puncak pada Rabu, 19 November 2025 sore. 
     
    “Erupsi berupa awan panas masih berlangsung, jarak luncur sudah mencapai 7 km dari puncak, dan erupsi masih berlangsung saat laporan sedang dibuat,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Mukdas Sofian dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.
     
    Menurut dia erupsi gunung dengan ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini terjadi pada pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak atau 5.676 mdpl.

    “Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung,” tuturnya.
     

     
    Berikut ini fakta-fakta erupsi gunung Semeru: 
     

    1. Berstatus waspada

    Erupsi Gunung Semeru tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 40 mm dan durasi sementara ini sekitar 16 menit 40 detik.
     
    Gunung Semeru saat ini berada pada status Waspada atau Level II dengan rekomendasi masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 8 km dari puncak (pusat erupsi).
     
    “Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak,” kata Mukdas.
     

    2. Sebanyak 300 orang dievakuasi

    Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB) menginformasikan bahwa setidaknya 300 orang telah dievakuasi setelah terjadinya letusan Semeru. Aktivitas awan panas dan material runtuhan memaksa pemindahan penduduk dari daerah rawan bencana di sekitar Besuk Kobokan.
     

    3. Ada 178 pendaki terjebak

    BPBD Jawa Timur mengkonfirmasi setidaknya ada 178 pendaki yang terjebak di kawasan Ranu Kumbolo, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan mereka dalam kondisi baik. “Kondisi mereka sangat baik, dan hari ini diminta untuk segera turun dari Ranu Kumbolo,” kata Kepala BPBD Jatim Gatot Prasetyo.
     
    Total 178 orang tersebut terdiri dari 137 pendaki, 1 petugas, 2 saver, 7 anggota PPGST, 15 porter, serta 6 orang dari tim Kementerian Pariwisata.
     

    4. Semeru terakhir kali erupsi tahun 2021

    Gunung Semeru terakhir kali menunjukkan aktivitas vulkanik pada 4 Desember 2021 silam. Kalai itu, erupsi menghasilkan awan panas yang besar, mengakibatkan puluhan nyawa melayang, serta merusak secara luas permukiman dan infrastruktur.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Dari Paku Buminya Tanah Jawa hingga Dibawa Dewa dari India

    Dari Paku Buminya Tanah Jawa hingga Dibawa Dewa dari India

    Liputan6.com, Jakarta – Gunung Semeru meletus pada Rabu (19/11/2025) pukul 14.13 WIB. Letusannya cukup dahsyat dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak.

    Hingga Kamis (20/11/2025) pukul 06.00 WIB, Smeru mengalami 32 kali gempa guguran. Meski aktivitas erupsi menurun, status Semeru tetap awas. Masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 8 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

    Gunung Semeru merupakan gunung api tertinggi di Pulau Jawa. Gunung yang memiliki nama lain Mahameru ini berada di ketinggian 3.676 meter. Semeru punya catatan panjang letusan sejak tahun 1818.

    Di balik keindahan dan cerita panjang letusan, Gunung Semeru merangkum sejumlah mitos yang kaya dan menarik, memberikan dimensi spiritual dan budaya bagi masyarakat setempat.

    Salah satu mitos Gunung Semeru yang paling terkenal dan melegenda adalah tempat bersemayamnya para dewa. Konon, puncak Semeru diyakini sebagai “atapnya Pulau Jawa”, tempat suci yang menjadi pusat keseimbangan alam.

    Dalam kosmologi Hindu, Semeru (Sumeru atau Meru) merupakan pusat jagat raya. Gunung ini juga berkaitan dengan pemantapan Pulau Jawa sebagaimana diceritakan kitab Tantu Panggelaran yang ditulis pada 1557. Tantu Panggelaran merupakan sejenis buku petunjuk pertapaan-pertapaan Hindu di Pulau Jawa.

    Dalam Nusa Jawa Silang Budaya, Sejarawan Denys Lombard mengisahkan Gunung Semeru merupakan gunung penting dalam peradaban di Tanah Jawa. Naskah itu mengisahkan, Gunung Semeru mulanya berasal dari India.

    Bhatara Guru (Siwa) pergi ke Gunung Dieng untuk bersemedi dan meminta kepada Brahma dan Wisnu supaya Pulau Jawa diberi penghuni. Brahma menciptakan kaum lelaki dan Wisnu menciptakan kaum perempuan, lalu semua dewa memutuskan untuk menetap di bumi baru itu dan memindahkan Gunung Meru yang terletak di negeri Jambudwipa, yaitu di India.

    “Sejak itu gunung tinggi ‘yang menjadi lingga bagi dunia’ (pinkalalingganingbhuwana) itu tertanam di Jawa dan Pulau Jawa menjadi bumi kesayangan dewata,” tulis Lombard dikutip dari Historia.id.

    Sementara, Pulau Jawa saat itu masih terombang-ambing oleh samudera. Bhatara Guru memerintahkan Brahma, Wisnu, dan para dewa, untuk memindahkan Gunung Meru atau Mahameru dari India karena Pulau Jawa masih labil.

    “…tanah Jawa waktu itu masih belum tetap letaknya, masih jungkat-jungkit,” tulis R.M. Ng. Poerbatjaraka, ahli sastra Jawa Kuno, dalam Kepustakaan Djawa.

    Aktivitas vulkanik Gunung Semeru kembali meningkat pada Rabu (19/11) sore, ditandai dengan erupsi yang memuntahkan awan panas guguran hingga belasan kilometer ke arah Lumajang.