kab/kota: Lumajang

  • Sempat Lumpuh Imbas Erupsi Semeru, Kementerian PU Tangani Jalan Lumajang-Malang

    Sempat Lumpuh Imbas Erupsi Semeru, Kementerian PU Tangani Jalan Lumajang-Malang

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mulai melakukan penanganan pemulihan akses Jalan Nasional Lumajang – Malang yang terdampak material abu vulkanik imbas erupsi Gunung Semeru.

    Menteri PU Dody Hanggodo, menjelaskan bahwa penanganan tersebut dilaksanakan melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jawa Timur–Bali yang telah menerjunkan alat berat untuk mendukung upaya penanganan darurat pasca erupsi Gunung Semeru, khususnya pada ruas Jalan Nasional Lumajang–Malang dan Jembatan Besuk.

    “Kami memastikan dukungan peralatan dari balai-balai teknis bisa digerakkan kapan pun diperlukan, termasuk untuk membuka akses dan membantu proses evakuasi,” ujar Dody dalam keterangan resmi, Minggu (23/11/2025).

    Sementara itu, Kepala BBPJN Jatim-Bali, Javid Hurriyanto, menjelaskan bahwa tim teknis sudah bergerak sejak Sabtu pagi (22/11/2023) untuk membersihkan jalan nasional dan jembatan yang tertutup abu.

    Untuk mendukung pembukaan akses darurat ini, Kementerian PU telah mengerahkan 2 unit excavator, 1 unit loader, 1 unit tangki air, dan 2 unit dump truck. Khusus loader dan tangki air, saat ini difokuskan untuk pembersihan material abu vulkanik di area Jembatan Besuk Kobokan.

    Alat berat lain ditempatkan dalam posisi siaga, menunggu komando dari BPBD Jawa Timur, mengingat beberapa zona masih belum aman untuk dimasuki sesuai hasil asesmen lapangan dan rekomendasi teknis dari BNPB serta Badan Geologi.

    Adapun, sebagai tindak lanjut jangka menengah, Kementerian PU akan melakukan pengerahan alat berat dalam skala yang lebih besar untuk normalisasi alur sungai dan pembersihan jalur yang lebih terdampak.

    Rencana pengerahan skala besar ini akan dilaksanakan pada Senin, 24 November 2025, pukul 07.00 WIB. Total 10 unit alat berat akan dikerahkan, terdiri dari 7 unit excavator, 2 unit loader milik BBWS Brantas, serta 1 unit dozer dari Dinas PU SDA Jatim.

    Selain itu, tambah Javid, Kementerian PU juga akan melaksanakan rangkaian pekerjaan mulai dari pembuatan Alur/Sudetan sepanjang 500 meter untuk mengarahkan aliran material vulkanik. Serta, melakukan Peninggian Tangkis untuk memperkuat perlindungan terhadap permukiman dan infrastruktur di hilir.

    Dia melanjutkan, masyarakat dan petugas diimbau untuk mematuhi larangan aktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan hingga 20 km dari puncak, sesuai analisis Badan Geologi, mengingat aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih tinggi. 

    “Upaya ini dilakukan untuk memastikan aliran material vulkanik dapat dikendalikan secara lebih aman, sekaligus mendukung pembukaan akses dan menjaga keselamatan masyarakat,” pungkasnya.

  • BNPB Lakukan Pemetaan Ulang Kawasan Rawan Bencana Erupsi Gunung Semeru dengan Teknologi Drone

    BNPB Lakukan Pemetaan Ulang Kawasan Rawan Bencana Erupsi Gunung Semeru dengan Teknologi Drone

    Lumajang (beritajatim.com) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kini tengah melaksanakan pemetaan ulang kawasan rawan bencana (KRB) erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

    Proses ini dilakukan dengan menggandeng Asosiasi Pilot Drone Indonesia (APDI) dan menggunakan teknologi Drone Thermal untuk memetakan daerah yang terdampak erupsi vulkanik, dengan fokus utama pada pemukiman penduduk yang sering terpapar awan panas.

    “Pemetaan udara kawasan terdampak erupsi menjadi fokus utama yang akan dilakukan pihak kami,” ujar R. N. Hamisena, Divisi Mitigasi dan Emergency Respon APDI, Minggu (23/11/2025).

    Dengan memanfaatkan kamera thermal, pemantauan ini diharapkan dapat memberikan data akurat mengenai jalur baru yang dilalui material vulkanik, serta memungkinkan analisis perbandingan wilayah sebelum dan sesudah terjadinya erupsi.

    “Yang pasti nanti dari peta udara tersebut akan di-compare dari sebelum ataupun sesudah kejadian untuk mengetahui citranya seperti apa,” tambah Hamisena. Hal ini akan membantu pemangku kebijakan dalam menentukan langkah-langkah mitigasi bencana yang lebih efektif di masa depan.

    Deputi Bidang Sistem dan Strategi BNPB, Raditya Jati, mengungkapkan pentingnya perubahan peta kawasan rawan bencana.

    “Ini penting sekali (pemetaan), dengan adanya pola perubahan, mungkin nanti PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) bisa menjelaskan lagi kawasan rawan yang setelah dideleniasi kejadian beberapa tahun ini,” kata Raditya, mengingat dampak erupsi yang kerap meluas hingga ke permukiman warga dalam lima tahun terakhir.

    Perubahan kawasan rawan bencana erupsi Gunung Semeru sendiri sudah terjadi sejak tahun 1996, yang awalnya seluas 72,16 hektar, kini telah meluas menjadi 80,43 hektar pada tahun 2021. Bencana erupsi yang terjadi pada 19 November 2025, misalnya, berdampak pada dua wilayah, yaitu Kecamatan Candipuro dan Pronojiwo.

    Raditya menegaskan, pihaknya akan memastikan bahwa kawasan yang terdampak erupsi tidak akan dijadikan pemukiman permanen atau lahan budidaya. “Tentu yang jelas tugas kami adalah untuk memastikan bahwa masyarakat yang ada di sekitar dinyatakan rawan itu tidak dilakukan budidaya ataupun pemukiman permanen,” ungkapnya.

    Dengan langkah-langkah pemetaan yang dilakukan ini, BNPB berharap dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kawasan-kawasan yang rawan bencana, sekaligus memperkuat upaya mitigasi bencana di wilayah yang rentan terhadap erupsi Gunung Semeru. [has/suf]

  • Ada Potensi Banjir Lahar Dingin Semeru, 477 Warga Bertahan di Pengungsian

    Ada Potensi Banjir Lahar Dingin Semeru, 477 Warga Bertahan di Pengungsian

    Jakarta

    Prajurit TNI meninjau Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang usai Gunung Semeru erupsi. Ratusan warga masih mengungsi.

    “Sebanyak 477 jiwa masih bertahan di dua titik pengungsian di Kecamatan Pronojiwo, sementara aktivitas masyarakat di wilayah Candipuro telah kembali normal,” kata Kabidpenum Puspen TNI Kolonel Laut (P) Agung Saptoadi, Minggu (23/11/2025).

    Selain itu, masih ada tiga warga yang mengalami luka bakar akibat awan panas dan saat ini menjalani perawatan intensif di RSUD Lumajang dan Pasuruan.

    Tim Aju Setiap Saat Siap Bergerak (S3B) Divisi Infanteri (Divif) 2/Kostrad bersama Koramil 0821-14/Pronojiwo melakukan asesmen menyeluruh terkait tingkat risiko serta aktivitas yang dinyatakan aman maupun berbahaya bagi warga.

    Personel Divif 2 Kostrad bersama Babinsa Koramil 0821-14/Pronojiwo bergerak sejak pagi hingga malam menembus kondisi alam yang tidak menentu. Di lokasi, cuaca dilaporkan mendung, potensi banjir lahar dingin juga masih ada.

    Personel berupaya menjangkau area-area yang membutuhkan penanganan cepat. Berdasarkan hasil peninjauan di lapangan, tercatat 22 rumah warga, satu bangunan sekolah, dan satu gardu listrik mengalami kerusakan berat, disertai dampak signifikan pada lahan pertanian serta hewan ternak.

    Pos Komando didirikan di depan Balai Desa Supiturang, serta pos siaga ditempatkan di Dusun Gemuk Mas dan Dusun Sumbersari guna memastikan tindakan cepat dapat dilakukan setiap saat.

    “Satuan TNI di lapangan akan terus memperkuat sinergi dan kesiapan operasi kemanusiaan hingga situasi dinyatakan aman sepenuhnya, sebagai bentuk komitmen TNI membantu pemerintah daerah dalam melindungi rakyat dari ancaman bencana alam,” katanya.

    (jbr/dek)

  • 3 Korban Luka Akibat Awan Panas Semeru Masih Dirawat Intensif

    3 Korban Luka Akibat Awan Panas Semeru Masih Dirawat Intensif

    Lumajang (beritajatim.com) – Erupsi awan panas Gunung Semeru yang melanda wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur memang tidak sampai memakan korban jiwa.

    Namun, terdapat 3 orang yang terkonfirmasi mengalami luka bakar akibat terkena material vulkanik sisa erupsi awan panas. Saat ini, kondisi ketiga korban luka akibat awan panas Semeru ini diketahui telah berangsur membaik.

    Sebelumnya, dua korban terdampak ini adalah pasangan suami istri asal Kabupaten Kediri, bernama Hariyono dan Normawati.

    Keduanya mengalami luka bakar di bagian lengan dan wajah usai menerobos jembatan Besuk Kobokan saat awan panas melintas pada Rabu (19/11/2025). Sedangkan satu korban lainnya adalah Husen, warga Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.

    Husen mengalami luka saat nekat menerobos bekas awan panas yang menerjang permukiman di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.

    Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes-P2KB) Lumajang, dr Rosyidah, mengatakan saat ini ketiga korban masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Haryoto.

    Menurutnya, kondisi terbaru ketiga korban terdampak sudah menunjukkan progres penyembuhan yang sangat baik. Hanya saja, ketiga korban masih diharuskan untuk menjalani perawatan lebih lanjut. “Untuk kondisi ketiga korban baik, tapi memang masih harus dilakukan rawat inap,” terang Rosyidah, Sabtu (22/11/2025).

    Rosyidah menjelaskan, luka bakar akibat terkena material awan panas yang diterima ketiga korban terbilang cukup parah.

    Hal ini mengharuskan korban menjalani rawat inap untuk sementara waktu agar proses penyembuhan bisa optimal. “Jadi, akan lihat perkembangan penyembuhan luka baru bisa diperbolehkan pulang, karena butuh perawatan luka jadi sementara masih harus rawat inap dulu,” ungkap Rosyidah. (has/kun)

  • Erupsi Semeru 2025 Rusak Banyak Rumah, Pemerintah Pertimbangkan Resettlement Warga dari Jalur Lahar

    Erupsi Semeru 2025 Rusak Banyak Rumah, Pemerintah Pertimbangkan Resettlement Warga dari Jalur Lahar

    Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah masih mempertimbangkan secara detail mekanisme pemulihan rumah warga yang rusak akibat erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (22/11/2025).

    Pertimbangan tersebut mencakup apakah bangunan akan dipulihkan di lokasi yang sama atau harus dipindahkan ke wilayah yang lebih aman (resettlement), mengingat rumah warga yang rusak pada erupsi Rabu (19/11/2025) kemarin berada di jalur aliran lahar.

    Hal ini disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak. Menurutnya, hingga kini pihaknya masih terus memantau kondisi dan menunggu laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di lapangan.

    “Saya sendiri masih terus memantau laporan dari BPBD terkait dengan apakah kerusakan ini, kerusakan yang harus melibatkan rekonstruksi, atau bahkan resettlement—jadi pemukiman kembali di tempat lain,” jelas Emil saat diwawancara, Sabtu (22/11/2025).

    Ia juga mengungkapkan tidak ingin terburu-buru untuk memastikan mekanisme pemulihan, karena sampai hari ini proses pendataan bangunan rumah rusak masih berlangsung dan dilakukan secara saksama. “Ini kami mohon waktu karena pendatannya dilakukan secara saksama oleh teman di lapangan,” jelasnya.

    Wakil Gubernur Emil menambahkan bahwa situasi di lokasi erupsi sudah berangsur membaik, namun petugas masih membatasi aktivitas warga yang berada di zona merah dan mengarahkan mereka agar ke tempat pengungsian yang lebih aman.

    “Warga yang diminta untuk mengungsi sebagai langkah preventif juga masih ada, karena mereka (BPBD) ada petanya mengenai alur-alur aliran lahar. Nah ada zona merah ini yang memang harus dihindari,” ucap Emil.

    Untuk diketahui, berdasarkan data BPBD Jawa Timur per hari Kamis (20/11/2025), total ada 200 rumah warga rusak akibat erupsi, 21 di antaranya rusak berat, meliputi bangunan di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. (rma/kun)

  • Material Erupsi Gunung Semeru Setinggi 1 Meter Menumpuk di Rumah Warga, Pembersihan Mulai Dilakukan

    Material Erupsi Gunung Semeru Setinggi 1 Meter Menumpuk di Rumah Warga, Pembersihan Mulai Dilakukan

    Lumajang (beritajatim.com) – Warga Dusun Gumuk Mas, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mulai melakukan pembersihan material erupsi Gunung Semeru yang menumpuk di rumah-rumah, Sabtu (22/11/2025).

    Sebagai informasi, Dusun Gumuk Mas menjadi salah satu titik terdampak saat erupsi awan panas Gunung Semeru menerjang pada, Rabu (19/11/2025).

    Sejumlah warga memilih untuk melakukan pembersihan lebih awal karena ingin segera kembali ke rumah dan meninggalkan posko pengungsian.

    Material erupsi ini terlihat menumpuk hingga ketinggian lebih dari 1 meter menimbun banyak rumah-rumah.

    Riki, salah satu warga Dusun Gumuk Mas mengaku, pembersihan dilakukan secara manual menggunakan alat seadanya seperti cangkul.

    Menurutnya, meski terdampak bencana, lokasi tempat tinggalnya masih belum masuk dalam mategori zona merah.

    Sehingga, ia memilih untuk melakukan pembersihan lebih awal agar bisa segera kembali tinggal di rumahnya.

    “Ini kalau materialnya sekitar satu meter menutupi halaman rumah jadi sekarang saya bersihkan. Untuk di sini belum zona merah,” terang Riki saat dijumpai sedang membersihkan halaman rumahnya, Sabtu (22/11/2025).

    Bonimon, warga lain mengatakan, banyak rumah warga ikut terdampak material vulkanik yang dimuntahkan Gunung Semeru.

    “Semua kena, rumah saya yang di belakang kondisinya juga kayak gini (tertimbun material), ada kayu-kayu dan lumpur,” katanya.

    Sementara itu, Sekertaris Daerah (Sekda) Lumajang Agus Triyono menjelaskan, selama masa tanggap darurat pihaknya terus melakukan asesmen untuk mengetahui dampak erupsi Gunung Semeru.

    Selain itu, Agus juga menyebut bahwa keselamatan warga menjadi prioritas utama. Untuk itu pihaknya mengimbau agar warga tetap mengikuti rekomendasi dari petugas.

    “Sebagaimana ketentuan di masa tanggap darurat bencana ini yang difokuskan adalah evakuasi penyelamatan warga. Kemudian juga asesmen untuk mendata dan memperbaiki infrastruktur yang mungkin bisa diperbaiki,” ungkap Agus. (has/ian)

  • Momen Utusan Khusus Presiden ke Pengungsian Erupsi Semeru, Disambati Anak-Anak Soal Bangunan Sekolah yang Rusak

    Momen Utusan Khusus Presiden ke Pengungsian Erupsi Semeru, Disambati Anak-Anak Soal Bangunan Sekolah yang Rusak

    Lumajang (beritajatim.com) – Utusan Khusus Presiden Bidang Pariwisata, Zita Anjani mengunjungi posko pengungsian warga terdampak erupsi Gunung Semeru pada, Sabtu (22/11/2025).

    Kunjungan Zita disambut antusias oleh warga, utamanya anak-anak yang masih bertahan di titik pengungsian.

    Salah satu titik yang dikunjunginya adalah pengungsian di bangunan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Pronojiwo.

    Terlihat di lokasi, Zita berupaya menghibur hingga mengajak anak-anak di pengungsian untuk bermain dan bernyanyi bersama.

    Selain itu, Zita juga datang dengan membawa bantuan logistik berupa sembako maupun kebutuhan dasar lain yang dibutuhkan pengungsi.

    Saat momen berbincang, Zita terlihat dicurhati salah seorang anak di pengungsian terkait bangunan sekolah dasar negeri (SDN) Supiturang 2 yang habis disapu erupsi Semeru.

    Anak perempuan itu mengaku tidak masuk sekolah sejak bangunan tersebut habis hanya menyisakan fondasi.

    “Sekolah saya rusak dan sekarang harus diam di pengungsian dan tidak bisa sekolah,” ucap anak perempuan itu kepada Zita, Sabtu (22/11/2025).

    Zita menjelaskan, kunjungannya ini bertujuan untuk memastikan langsung keselamatan warga terdampak erupsi.

    Selain itu, ia juga memastikan bahwa pemerintah pusat akan memenuhi kebutuhan dasar para warga yang masih bertahan di titik pengungsian.

    “Ya saya hadir di sini memastikan pemerintah pusat bahwa warga di sekitaran Semeru aman, lekas pulih juga, memastikan bahwa pemerintah hadir untuk memberikan bantuan,” terang Zita di titik pengungsian.

    Menurutnya, kunjungannya ini juga menjadi upaya untuk memastikan penanganan pasca bencana telah berjalan dengan baik dan optimal.

    Ia juga mengapresiasi upaya pemerintah daerah maupun relawan dalam penanganan dampak bencana.

    “Kami juga memastikan pasca kejadian penanganannya berlangsung dengan baik, cepat, dan juga terukur. Saya juga berterima kasih kepada pemerintah daerah dan semua relawan yang secara sukarela jaga membantu di sini,” ungkap Zita. (has/ian)

  • Pemkab Lumajang Pastikan Tidak Membuka Donasi Publik untuk Korban Erupsi Semeru

    Pemkab Lumajang Pastikan Tidak Membuka Donasi Publik untuk Korban Erupsi Semeru

    Lumajang (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lumajang, Jawa Timur menegaskan tidak membuka donasi publik atau open donation bagi korban terdampak erupsi awan panas Gunung Semeru selama masa tanggap darurat. Kebijakan ini dilakukan untuk memastikan bantuan tersalurkan tepat sasaran melalui mekanisme resmi pemerintah.

    Keputusan tersebut disampaikan Sekretaris Daerah (Sekda) Lumajang Agus Triyono setelah evaluasi pos komando Penanganan Darurat Bencana (PDB) erupsi Semeru. Ia menyebut bahwa penghimpunan donasi mandiri rawan menimbulkan ketidakteraturan dan potensi penyalahgunaan oleh pihak tidak bertanggung jawab.

    “Ini potensi donasi liar bisa menumpuk di satu titik sementara pengungsi lain kekurangan bantuan. Hal ini bisa menimbulkan ketidakadilan sekaligus membingungkan warga,” terang Agus, Sabtu (22/11/2025).

    Menurutnya, kebijakan tanpa donasi publik juga bertujuan mencegah penipuan berkedok bantuan bencana. Masyarakat kerap kesulitan membedakan lembaga resmi dan tidak resmi, sehingga kanal resmi pemerintah menjadi rujukan utama dalam menyalurkan bantuan.

    Agus menegaskan bahwa distribusi logistik dilakukan berdasarkan data lapangan yang akurat dan disesuaikan dengan kebutuhan dasar setiap warga terdampak.

    “Jadi, dengan sentralisasi bantuan, setiap warga yang terdampak mendapat perlindungan yang tepat. Tidak ada yang kelebihan, tidak ada yang kekurangan. Transparansi dan akuntabilitas menjadi prioritas utama kami,” ujarnya. [has/beq]

  • Gunung Semeru Kembali Semburkan Asap, Kali Ini Setinggi 1.000 Meter

    Gunung Semeru Kembali Semburkan Asap, Kali Ini Setinggi 1.000 Meter

    Bisnis.com, JAKARTA – Gunung Semeru dilaporkan menyemburkan asap setinggi 1.000 meter dari puncak pada Sabtu (22/11/2025) pukul 00.10 WIB.

    Dilansir dari Antara, laporan tersebut sebagaimana hasil pengamatan petugas Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

    Badan Geologi dalam keterangan resminya menyebutkan aktivitas visual menunjukkan gunung api itu tampak jelas hingga sempat tertutup kabut level 0–II, sedangkan asap kawah utama teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tinggi, membumbung sekitar 1.000 meter di atas puncak pada pukul 00.10 WIB.

    Cuaca di sekitar Gunung Semeru tercatat cerah hingga hujan, dengan angin lemah bertiup ke arah tenggara dan selatan, serta suhu udara berkisar 21–24 derajat Celcius. Pada aktivitas kegempaan, terekam 157 kali gempa letusan atau erupsi dengan amplitudo 10–22 mm dan durasi 58–185 detik.

    Selain itu, tercatat 17 kali gempa guguran, 19 kali gempa hembusan, satu gempa vulkanik dalam, enam gempa tektonik jauh, serta satu gempa getaran banjir dengan amplitudo mencapai 43 mm berdurasi 6.499 detik.

    Badan Geologi menegaskan bahwa masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan sejauh 20 kilometer dari puncak.

    Di luar jarak tersebut, masyarakat juga diminta menjauhi sempadan sungai minimal 500 meter karena potensi awan panas dan lahar masih dapat terjadi. Masyarakat juga diminta tidak beraktivitas dalam radius delapan kilometer dari kawah Gunung Semeru mengingat potensi bahaya lontaran batu pijar.

    Selain itu, kewaspadaan perlu ditingkatkan terhadap potensi awan panas guguran, aliran lava, dan lahar di sepanjang sungai berhulu puncak Semeru, terutama Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat, serta sungai-sungai kecil yang menjadi anak alirannya.

    Sebelumnya, Gunung Semeru dilaporkan meletus pada Rabu (19/11) pukul 16.00 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak.

    Dalam letusan itu, Gunung Semeru menyemburkan awan panas yang memiliki jarak luncur mencapai tujuh kilometer dari arah puncak dengan kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut.

    Badan Geologi menetapkan status Level IV atau Awas untuk mengantisipasi aktivitas lanjutan yang masih berpotensi terjadi. Hal ini sekaligus menjadi dasar ditetapkannya Status Tanggap Darurat Bencana Alam yang berlaku aktif hingga 26 November oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

  • Gunung Semeru Kembali Bergolak, Asap Membumbung 1.000 Meter ke Langit

    Gunung Semeru Kembali Bergolak, Asap Membumbung 1.000 Meter ke Langit

    Pada Jumat (21/11/2025), Bupati Lumajang, Indah Amperawati memastikan, bahwa Gunung Semeru tidak lagi mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG).

    “Alhamdulillah, per hari ini Semeru sudah lebih tenang. Tidak lagi mengeluarkan APG. Jika ada letupan, sifatnya kecil dan wajar,” ujarnya di Kantor Kecamatan Candipuro.

    Meski demikian, pemerintah tetap menekankan kewaspadaan. Status Semeru belum diturunkan secara resmi oleh otoritas vulkanologi, sehingga masyarakat di radius 15–20 kilometer dari puncak diminta tetap waspada.

    “Waspada itu penting, tapi tidak perlu panik. Kami memastikan seluruh langkah pengamanan terus berjalan,” tambahnya.

    Pemkab Lumajang, bersama TNI, Polri, dan relawan, terus melakukan pemantauan 24 jam penuh. Sistem peringatan dini diperkuat, jalur evakuasi disiagakan, dan posko pantau gunung tetap aktif untuk memastikan respons cepat jika kondisi berubah.

    “Kami hadir di garda depan untuk memastikan masyarakat aman. Keamanan warga adalah prioritas utama kami,” tegas Bupati Indah.

    Dengan Semeru yang mulai mereda, pengawasan yang diperketat, dan masyarakat yang patuh, Pemkab Lumajang optimistis bahwa situasi akan kembali normal secara bertahap.

    “Kami akan terus berada di samping masyarakat, memastikan keselamatan dan ketenangan, sambil tetap memantau kondisi Semeru dengan cermat.”pungkasnya.