kab/kota: Lubang Buaya

  • Pria Paruh Baya di Cipayung Jakarta Timur Jadi Korban Komplotan Begal Modus Leasing – Halaman all

    Pria Paruh Baya di Cipayung Jakarta Timur Jadi Korban Komplotan Begal Modus Leasing – Halaman all

    Komplotan begal beraksi di Jalan Rawa Binong Rt 001 Rw 003 Kel. Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Jakarta Timur, Rabu (26/2/2025) pukul 04.30 WIB.

    Tayang: Kamis, 27 Februari 2025 15:11 WIB

    Tribunnews.com/Reynas Abdila

    AKSI BEGAL DI CIPAYUNG – Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi. Polda Metro Jaya mengungkap korban pemerasan dan pengancaman yang dilakukan komplotan begal di Jalan Rawa Binong Rt 001 Rw 003 Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Jakarta Timur, Rabu (26/2/2025). 

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang laki-laki inisial D (59) tahun menjadi korban pemerasan dan pengancaman yang dilakukan komplotan begal.

    Peristiwa itu terjadi di Jalan Rawa Binong Rt 001 Rw 003 Kelurahan Lubang Buaya Kecamatan Cipayung Jakarta Timur, Rabu (26/2/2025) pukul 04.30 WIB.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan kronologi kejadian pada saat korban berkendara di TKP.

    Korban kemudian dipepet oleh delapan orang dengan berkendara empat sepeda motor.

    “Kemudian langsung mengancam korban menggunakan celurit dan langsung merampas sepeda motor dan hp korban,” katanya kepada wartawan, Kamis (27/2/2025).

    Atas kejadian tersebut korban mengalami kerugian satu buah Hp merk Samsung M15 5g, 3 lembar surat pengantar leasing, 2 lembar fotocopy STNK dan BPKB sepeda motor.

    Total kerugian korban mencapai Rp17 juta.

    Korban melaporkan kejadian ke  Sektro Cipayung.  “Kasus ditangani Sektro Cipayung,” tambahnya.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • 5 Tokoh Kopassus Paling Legendaris! Nomor 2 Kini Jadi Presiden!

    5 Tokoh Kopassus Paling Legendaris! Nomor 2 Kini Jadi Presiden!

    Jakarta, Beritasatu.com – Komando Pasukan Khusus (Kopassus) adalah unit elite dalam jajaran TNI Angkatan Darat yang memiliki reputasi tinggi di bidang tempur. Kemampuannya yang luar biasa menjadikan satuan ini disegani tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kancah internasional.

    Sejak dibentuk, Kopassus telah memainkan peran penting dalam berbagai operasi militer, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Dalam sejarahnya, satuan ini telah melahirkan banyak prajurit hebat yang kontribusinya diakui luas.

    Mereka adalah sosok-sosok yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, menjadi inspirasi bagi generasi penerus, serta memberikan dampak besar bagi dunia militer Indonesia. Keberanian dan pengabdian mereka dalam menjalankan tugas membuat nama mereka tercatat dalam sejarah Kopassus.

    Berdasarkan berbagai sumber, berikut adalah beberapa tokoh legendaris Kopassus yang telah berjasa besar bagi Indonesia.

    1. Muhammad Idjon Djanbi

    Rokus Bernardus Visser, yang lebih dikenal sebagai Idjon Djanbi, merupakan tokoh sentral dalam pembentukan Kopassus. Sebagai mantan perwira Pasukan Khusus Belanda, ia direkrut oleh Kolonel Alex Kawilarang untuk melatih pasukan elite Indonesia. Pada 1952, ia mulai membangun cikal bakal Kopassus guna menghadapi ancaman pemberontakan DI/TII.

    Dalam prosesnya, Idjon Djanbi memiliki peran besar dalam membentuk karakter serta ketangguhan fisik dan mental prajurit Kopassus. Metode pelatihan keras yang diterapkannya menjadi dasar pembentukan Kopassus sebagai satuan tempur elite yang disegani hingga kini.

    2. Prabowo Subianto

    Prabowo Subianto adalah salah satu figur penting dalam sejarah Kopassus. Saat ini, ia menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, tetapi kiprahnya di dunia militer tetap menjadi sorotan. Pangkat terakhirnya adalah Letnan Jenderal, dan ia pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus.

    Prabowo memulai karier militernya sebagai Komandan Pleton Group I dan terlibat dalam operasi Tim Nanggala di Timor Leste. Pada usia 26 tahun, ia memimpin misi untuk menangkap Nicolau dos Reis Lobato, perdana menteri pertama Timor Timur. Operasi tersebut berakhir dengan tewasnya Nicolau di lembah Mindelo pada akhir Desember 1978.

    Selain itu, Prabowo juga berperan dalam penangkapan Letkol Xanana Gusmao dan kemudian dipercaya sebagai Wakil Komandan Detasemen 81 Penanggulangan Teror (Gultor) Kopassus pada 1983. Karier militernya terus meningkat hingga pada 1995 ia ditunjuk sebagai Danjen Kopassus dengan pangkat Mayor Jenderal. Pada 28 Februari 2024, ia dianugerahi pangkat kehormatan Jenderal TNI bintang empat oleh Presiden Joko Widodo.

    3. Alex Kawilarang

    Kolonel Alex Evert Kawilarang merupakan tokoh yang berjasa dalam pembentukan Kopassus. Ia adalah pemimpin militer yang berhasil menumpas pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS). Selain itu, perannya dalam menangani gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan DI/TII sangat berpengaruh terhadap stabilitas nasional.

    Alex Kawilarang juga berperan dalam membentuk pasukan komando Angkatan Darat yang menjadi cikal bakal Kopassus. Meskipun kemudian memilih untuk meninggalkan militer, kontribusinya terhadap Kopassus tetap dihormati dan dikenang hingga sekarang.

    4. Slamet Riyadi

    Ignatius Slamet Riyadi adalah tokoh yang pertama kali menggagas pembentukan satuan pasukan khusus di Indonesia, meskipun gagasan ini baru diwujudkan oleh Alex Kawilarang. Pada usia 23 tahun, ia sudah dipercaya memimpin pasukan dalam upaya menumpas pemberontakan RMS di wilayah Timur Indonesia.

    Sayangnya, perjalanan militernya terhenti ketika ia gugur dalam pertempuran melawan pasukan RMS pada 4 November 1950 di Ambon. Meski usianya masih muda, pemikirannya tetap dikenang sebagai salah satu visi besar dalam sejarah militer Indonesia.

    5. Sarwo Edhie Wibowo

    Sarwo Edhie Wibowo, yang juga merupakan ayah mertua Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah Kopassus. Ia pernah menjabat sebagai Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD), yang saat ini dikenal sebagai Kopassus.

    Saat terjadi peristiwa G30S/PKI, Sarwo Edhie memimpin operasi untuk menemukan dan mengevakuasi jenazah para jenderal yang gugur di Lubang Buaya. Ia juga berperan dalam penumpasan gerakan PKI di berbagai wilayah di Jawa Tengah.

    Para tokoh legendaris Kopassus ini telah memberikan kontribusi besar bagi sejarah militer Indonesia. Dari Idjon Djanbi yang membangun dasar latihan Kopassus hingga Prabowo Subianto yang terlibat dalam berbagai operasi penting, mereka semua adalah simbol keberanian dan dedikasi dalam menjaga kedaulatan bangsa.

  • Kualitas udara Jakarta masuk kategori sedang pada Rabu pagi

    Kualitas udara Jakarta masuk kategori sedang pada Rabu pagi

    Lanskap pepohonan dengan latar belakang gedung bertingkat di Karet Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (13/12/2024). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah

    Kualitas udara Jakarta masuk kategori sedang pada Rabu pagi
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 05 Februari 2025 – 08:57 WIB

    Elshinta.com – Kualitas udara di DKI Jakarta pada Rabu pagi masuk kategori sedang berdasarkan data situs pemantau kualitas udara, IQAir.

    Berdasarkan pantauan pada pukul 06.00 WIB, Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 55 dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.

    Angka tersebut menjadikan Jakarta dengan kualitas udara terburuk ke-85 di dunia.

    Sementara itu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Rabu pagi, yaitu Dhaka (Bangladesh), dengan Indeks Kualitas Udara di angka 246. Kemudian di urutan kedua Delhi (India) di angka 208 dan di urutan ketiga diikuti Tashkent (Uzbekistan) di angka 181.

    Selanjutnya berdasarkan Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta berada pada kategori sedang atau nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

    Kategori kualitas udara tersebut berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan, tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.

    Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) yang terpantau, yaitu Bundaran HI di Jakarta Pusat (65), Kelapa Gading di Jakarta Utara (57), Jagakarsa di Jakarta Selatan (65), Kebon Jeruk di Jakarta Barat (65) dan Lubang Buaya, Jakarta Timur (51).

    Sumber : Antara

  • Cerita Warga Lubang Buaya Sulit Cari Elpiji 3 Kg, Sampai Tanya ‘Stok’ ke Grup Sekolah dan Status WA

    Cerita Warga Lubang Buaya Sulit Cari Elpiji 3 Kg, Sampai Tanya ‘Stok’ ke Grup Sekolah dan Status WA

    TRIBUNJAKARTA.COM – Warga di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur ikut merasakan sulitnya mencari elpiji atau gas 3 kg.

    Berdasarkan pantauan Tribun Jakarta tak sedikit warga yang mencari stok ketersediaan gas melon itu.

    Beberapa dari mereka ada yang mencari dari warung ke warung hingga ke agen.

    Ada juga yang tak tahu jika pembelian di agen memerlukan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Sehingga mereka mesti bolak-balik ke rumah.

    “Cari gas di warung udah gak ada. Tadi ke agen di sana sudah habis stoknya. Di sini akhirnya tapi pakai KTP,” ujar Asiah (68), Selasa (4/2/2025).

    Diantar cucunya Asiah mengaku sudah menyusuri sejumlah agen untuk mencari stok yang ada.

    Tak hanya itu, ada juga emak-emak yang sampai bertanya di grup sekolah anaknya gegara gas 3 kg yang langka.

    “Ada info gas 3 kg yang jual di mana mam? Saya udah muter-muter ga dapat juga,” ujar emak-emak yang enggan disebutkan namanya itu di grup sekolah dasar (SD).

    Bahkan, emak-emak lainnya sampai pasang status di WhatsApp menanyakan perihal gas melon itu.

    lihat foto
    KLIK SELENGKAPNYA: Jauhari Mengingat Obrolan Terakhir Bersama Istrinya Ade Aryati (30) Sebelum kebakaran Glodok Plaza di Tamansari, Jakarta Barat, Rabu (15/1/2025).

    “Kirain cuma bohongan, ternyata cari gas di mana-mana udah susah. Udah ilang dari peredaran,” tulis Winarti.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Kualitas udara Jakarta masuk kategori sedang pada Senin pagi

    Kualitas udara Jakarta masuk kategori sedang pada Senin pagi

    Warga memotret pepohonan dengan latar belakang gedung bertingkat di Karet Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (13/12/2024). ANTARA FOTO/Fakhri Hermansyah/foc.

    Kualitas udara Jakarta masuk kategori sedang pada Senin pagi
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 03 Februari 2025 – 06:00 WIB

    Elshinta.com – Kualitas udara di DKI Jakarta, berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir pada Senin pagi masuk kategori sedang.

    Berdasarkan pantauan pada pukul 04.00 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 69 dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.

    Angka itu menjadikan Jakarta dengan kualitas udara terburuk ke-63 di dunia.

    Adapun kota dengan kualitas udara terburuk di dunia adalah Dhaka, Bangladesh dengan indeks kualitas udara di angka 280, kemudian di urutan kedua Sarajevo, Bosnia, dan Herzegovina di angka 254, dan di urutan ketiga diikuti Bishkek, Kurgystan di angka 228.

    Sementara itu, Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta berada pada kategori sedang.

    Kategori kualitas udara tersebut berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan, tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.

    Sejumlah wilayah yang terpantau Bundaran HI (45), Kelapa Gading (51), Jagakarsa (59), Kebon Jeruk (45), dan Lubang Buaya (42).

    Sumber : Antara

  • Kualitas udara Jakarta masuk kualitas sedang pada Minggu pagi

    Kualitas udara Jakarta masuk kualitas sedang pada Minggu pagi

    Jakarta (ANTARA) – Kualitas udara di DKI Jakarta berdasarkan data dari situs pemantau kualitas udara IQAir pada Minggu pagi masuk kategori sedang.

    Berdasarkan pantauan pada pukul 06.40 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 71 dengan angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.

    Angka itu menjadikan Jakarta dengan kualitas udara terburuk ke-49 di dunia.

    Adapun kota dengan kualitas udara terburuk di dunia adalah Lahore (Pakistan) dengan indeks kualitas udara di angka 270. Kemudian di urutan kedua diikuti Karachi (Pakistan) di angka 213 dan di urutan ketiga diikuti Dhaka (Bangladesh) di angka 198.

    Sistem Informasi Lingkungan dan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta juga menunjukkan bahwa kualitas udara di Jakarta berada pada kategori sedang.

    Kategori kualitas udara tersebut berarti tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif dan nilai estetika.

    Sejumlah wilayah yang terpantau Bundaran HI (55), Kelapa Gading (58), Jagakarsa (57), Kebon Jeruk (64) dan Lubang Buaya (45).

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Rute Baru Bus Sekolah Jakarta Gratis 2025: Simak Jalan dan Sekolah yang Dilintasi – Halaman all

    Rute Baru Bus Sekolah Jakarta Gratis 2025: Simak Jalan dan Sekolah yang Dilintasi – Halaman all

    Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta memberlakukan rute baru bus sekolah. Simak jalan dan sekolah yang dilintasi.

    Tayang: Rabu, 15 Januari 2025 20:29 WIB

    IG @dishubdkijakarta

    Rute Baru Bus Sekolah Jakarta Gratis 2025 

    TRIBUNNEWS.COM – Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta memberlakukan rute baru bus sekolah.

    Terutama untuk sekolah di kawasan Cijantung, Pekayon, Kalisari, Cibubur, Taruna Jaya dan Kelapa Dua Wetan.

    Rute baru itu adalah Zonasi 14 dengan rute Cijantung, Pekayon, Kalisari, dan Zonasi 15 dengan rute Cibubur, Taruna Jaya, Kelapa Dua Wetan. 

    Adapun waktu dan jam operasi adalah Senin hingga Jumat dengan tiga shift pelayanan, yakni:

    Shift 1 jam 05.30-07.00 WIB
    Shift 2 jam 11.00-16.00 WIB
    Shift 3 jam 16.30-18.30 WIB

    Zonasi 14 (Cijantung – Pekayon – Kalisari)

    Titik start: Jl. Kalisari Raya (depan resimen zeni kontuksi)

    Jalan Yang Dilintasi: Jl. Ra Fadhilah – Jl. H. Hasan – Jl. Kalisari Raya – Jl. Kalisari 1 – Jl. Kalisari-Jl. Kalisari Pekayon -Gg. Kong Rani Iii – Jl. Raya Bogor

    Sekolah Yang Dilintasi: SDN Cijantung 03-SMPN 103 Jakarta Timur – SDN 01 Baru Pagi – SDN 02 Baru Pagi – SMAN 39 Jakarta – SMPN 179 Jakarta – SMPN 203 Jakarta – SDN Kalisari 05 Pasar Rebo-SDN Kalisari 01 Pasar Rebo-SMA-SMK Budi Warman 2 – SMPN 184 Jakarta – SDN 09 Pekayon – SDN 10 Pekayon

    Zonasi 15 (Cibubur – Taruna Jaya – Kelapa Dua Wetan)

    Titik start: Jl. Lapangan Tembak (dekat Apartment JKT Living Star)

    Jalan Yang Dilintasi: Jl. Lapangan Tembak Cibubur – Jl. Cibubur 1-Jl. Raya Pkp – Jl. Raya Klp Dua Wetan – Jl. Jambore – Jl. Taruna Jaya – Jl. Abdulrahman – Jl. Masjid

    Sekolah Yang Dilintasi: SDN 01 Cibubur – SDN 05 Pagi Cibubur – SMP N 233 Jakarta – SMP N 287 Jakarta – SMA N 99 Jakarta – SMK N 52 Jakarta – SMK Al Wahyu-Mi Alwahyu-SMP N 147 Jakarta – SD N 02 Kelapa Dua Wetan – SD 01 Kelapa Dua Wetan – SD/SMP/SMA Pkp Islamic School -SDN 04 Cibubur – SDN 03 Cibubur

    Rute Reguler

    Rute 1 (Lap.Banteng – Galur-P.Kemerdekaan)
    Rute 2 (Pelumpang-Sunter-Kemayoran)
    Rute 3 (Gandaria-Hek-Tmii)
    Rute 4.A (Printis Kemerdekaan-Pulogadung-Bor-Pd.Kopi)
    Rute 4.B (P. Kemerdekaan-Pulogadung-Pulogebang -Pdk Kopi) Rute 5 (Kampung Melayu – Tmii – Ceger)
    Rute 6 (Ps.Minggu – Buncit – Kebayoran Ptik)
    Rute 7 (Pasar Minggu – Ranco-Lt.Agung – Ui)
    Rute 8 (Ps. Minggu – Pancoran – Manggarai)
    Rute 9 (Cilincing-Plumpang -P.Kemerdekaan)
    Rute 10 (Kampung Melayu – Lapangan Banteng) Rute 11 (Blok.M-Cileduk)
    Rute 12 (Terminal Kalideres – Gajah Mada)
    Rute 13 (Pulogadung-Pd.Bambu – Kali Malang-Cawang-Pgc)
    Rute 14 (Blok.M-Pondok Labu)
    Rute 15 (Tebet-Cipinang Muara – Pondok Kopi)
    Rute 16 (Rusun Muara Baru Pluit – Grogol)
    Rute 17 (Rusun Muara Baru Pluit-Bandengan Muara Angke (Kali Adem)) Rute 18 (Meruya-Ciledug – Meruya)
    Rute 19 (Bendungan Hilir-Kemanggisan)
    Rute 20 (Kemanggisan-Daan Mogot)
    Rute 21 (Lodan – Kota Tua – Pinangsia)
    Rute 22 (Ps. Minggu – Kebagusan – Pondok Labu)
    Rute 23 (Kembangan-Pesanggrahan – Meruya)
    Rute 24 (Kemanggisan-Kebayoran – Pondok Pinang)
    Rute 25 (Blok M-Rempoa)
    Rute 26 (Pulogadung Cilincing Via Pegangsaan Dua – Semper)
    Rute 27 (Tipar Cakung-Sukapura – Semper – Koja)
    Rute 28 (Gajahmada-Jembatan 5-Pinangsia)
    Rute 29 Disabilitas (Ypac-Kalideres)
    Rute 30 Disabilitas (Ypac-Lubang Buaya)
    Rute 31 Disabilitas (Ypac-Muara Baru)

    Rute Zonasi

    Zonasi 1 (Pondok Gede-Condet-Ranco) Zonasi 2 (Kp. Melayu-Rawamangun) Zonasi 3 (Terminal Kalideres-Kamal)
    Zonasi 4 (Kalideres-Semanan-Durikosambi) Zonasi 5 (Pulogadung-Mardani-Paseban)
    Zonasi 6 (Cawang-Ragunan)
    Zonasi 7 (Rawamangun-Manggarai-Cikini)
    Zonasi 8 (Lubang Buaya – Cipayung – Ciracas)
    Zonasi 9 (Rorotan-Marunda)
    Zonasi 10 (Rusunawa Marunda-Cilincing)
    Zonasi 11 (Rusun Kapuk Muara-Jemb. Lima-Cideng)
    Zonasi 12 (Rusun Rawabebek-Rorotan)
    Zonasi 13 (Cipedak – Serengseng Sawah-Ciganjur)
    Zonasi 14 (Cijantung – Pekayon – Kalisari)
    Zonasi 15 (Cibubur – Taruna Jaya – Kelapa Dua Wetan)

    (Tribunnews.com/Widya)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Penerapan Ideologi Pancasila di Era Milenial, dari Sila Pertama hingga Kelima

    Penerapan Ideologi Pancasila di Era Milenial, dari Sila Pertama hingga Kelima

    loading…

    Sejumlah warga mengunjungi Museum Pancasila Sakti pada Hari Kesaktian Pancasila di Lubang Buaya, Jakarta, Selasa (1/10/2024). FOTO/Aldhi Chandra Setiawan

    JAKARTA – Penerapan ideologi Pancasila di era milenial perlu diketahui oleh seluruh masyarakat Indonesia. Hal ini penting agar identitas bangsa tidak tergerus oleh perkembangan zaman.

    Dilansir dari artikel jurnal berjudul “Penerapan Nilai Pancasila dalam Kehidupan Generasi Milenial”, generasi milenial hidup di tengah arus globalisasi. Nilai-nilai Pancasila yang seharus terpatri dalam jiwa mulai terkikis.

    Diperlukan upaya agar Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara terinternalisasi dalam jiwa generasi milenial. Salah satunya adalah dengan menerapkan Pancasila sebagai tuntunan dalam kehidupan sehari-hari.

    5 Penerapan Ideologi Pancasila pada Era Milenial

    1. Sila Pertama

    – Mempunyai satu agama dan melaksanakan peribadatan sesuai dengan agama yang diikuti serta tidak memaksa orang lain untuk masuk ke agama yang dianutnya.

    – Membuat konten positif di media sosial yang menginspirasi nilai-nilai toleransi beragama.

    – Menghindari penyebaran ujaran kebencian atau hoax yang menyerang keyakinan orang lain.

    2. Sila Kedua

    – Menghargai segala perbedaan ditengah masyarakat yang meliputi perbedaan suku, agama, dan ras.

    – Melakukan kampanye donasi online untuk membantu korban bencana.

    – Menyebarkan konten yang mempromosikan hak asasi manusia dan anti diskriminasi.

    3. Sila Ketiga

    – Harus memiliki rasa cinta pada tanah air untuk menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat.

    – Menghindari penyebaran informasi yang memicu perpecahan di media sosial.

    – Mengikuti komunitas yang mempromosikan persatuan dan keberagaman di Indonesia.

    4. Sila Keempat

    – Turut serta dalam mengawasi dan memberikan saran terhadap penyelenggaraan kedaulatan rakyat.

  • Menikmati Libur Akhir Tahun di TMII, "Healing" Sambil Belajar Kekayaan Budaya Indonesia…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        27 Desember 2024

    Menikmati Libur Akhir Tahun di TMII, "Healing" Sambil Belajar Kekayaan Budaya Indonesia… Megapolitan 27 Desember 2024

    Menikmati Libur Akhir Tahun di TMII, “Healing” Sambil Belajar Kekayaan Budaya Indonesia…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Taman Mini Indonesia Indah
    (TMII) menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk berlibur akhir tahun.
    Roby (39) warga Rawamangun, sengaja mengajak anaknya ke TMII untuk memperkenalkan budaya dari seluruh provinsi di Indonesia.
    “Taman Mini itu buat belajar anak-anak, karena banyak anjungan daerah itu biar anak pada mengerti, jadi lebih edukatif,” kata Roby saat ditemui di TMII, Kamis (26/12/2024).
    Roby juga sangat mengagumi TMII yang baru selesai direnovasi tahun. Menurutnya, kini berwisata di TMII menjadi lebih nyaman, terutama dengan anak-anak.
    Namun, Roby menyoroti antrean angkutan keliling (Angling) yang seharusnya ada penambahan, terutama saat liburan.
    “Bagus sih (setelah renovasi), cuma paling kendaraan aja, mungkin bisa diperbanyak lagi. Karena di sini enggak bisa naik kendaraan pribadi, harus pakai kendaraan dari Taman Mini, yaitu kendaraan listrik,” kata Roby.
    Sementara itu, Yanti (29) warga Depok, mengunjungi TMII bersama ibu, keponakan, dan adiknya yang berasal dari Tegal.
    Ibu, keponakan, dan adiknya datang dari Tegal dalam rangka
    liburan akhir tahun
    .
    Menurut Yanti, TMII kini lebih tertata setelah direnovasi.
    “Sebelum direnovasi ke sini, terus sudah diperbaiki, ini tambah bagus dan lebih nyaman, lebih rapi dari sebelumnya,” kata Yanti.
    Selain itu, Yanti juga menyoroti adanya Angling yang disediakan Taman Mini untuk berkeliling di dalam kawasan Taman Mini.
    “Di sini sudah disediakan bus keliling, lebih enak sih karena gratis,” ungkapnya.
    Lebih lanjut, Yanti mengungkapkan bahwa untuk tiket masuk dan sejumlah anjungan atau wahana, harganya tidak terlalu mahal.
    “Standar sih kalau harga, karena lagi musim liburan juga,” ucapnya.
    Sedangkan Yusuf (29) warga Lubang Buaya, memilih tempat liburan bersama keluarga karena dekat dengan rumahnya.
    Yusuf sendiri berkunjung ke Taman Mini bersama istri, orang tua, dan adiknya.
    “Ini lebih dekat, terus pengen tahu, ini kan baru direnovasi juga,” ucap Yusuf.
    Yusuf mengaku banyak perubahan setelah Taman Mini direnovasi, seperti adanya angkutan keliling.
    “Banyak lah, sekarang mau keliling ada shuttle, cuma capeknya parkirnya agak jauh. Kalau wahana enggak berubah, cuma lebih rapi saja sekarang,” ucap Yusuf.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lahan di Lubang Buaya Direncanakan untuk Taman tapi Beralih Jadi TPS, Lurah Ungkap Alasannya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Desember 2024

    Lahan di Lubang Buaya Direncanakan untuk Taman tapi Beralih Jadi TPS, Lurah Ungkap Alasannya Megapolitan 20 Desember 2024

    Lahan di Lubang Buaya Direncanakan untuk Taman tapi Beralih Jadi TPS, Lurah Ungkap Alasannya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Lahan milik Suku Dinas Pertamanan di Jalan Rawabinong,
    Lubang Buaya
    , Cipayung, Jakarta Timur, batal dijadikan taman terbuka hijau dan malah digunakan sebagai tempat pembuangan sampah (TPS).
    Kini, TPS tersebut ditutup sementara setelah mendapat protes warga RW 03.
    Lurah Lubang Buaya, Dede Syaipulah, menjelaskan bahwa lahan tersebut dialihfungsikan menjadi TPS setelah terbakarnya tempat penopingan pohon di Rorotan, Jakarta Utara, tahun lalu.
    “Itu sejak tempat penopingan khusus pohon itu di Rorotan, Jakarta Utara, terbakar lalu dialihkan ke situ (Jalan Rawabinong). Itu kalau tidak salah tahun kemarin, hampir setahun atau setahun lebih sedikit,” kata Dede saat dikonfirmasi, Jumat (20/12/2024).
    Dede menambahkan bahwa rencana pembangunan taman terbuka hijau tertunda karena kendala anggaran dan prioritas program dari Suku Dinas Pertamanan.
    “Sudah dirapatkan di Kelurahan tahun kemarin kalau tidak salah. Siap jalan, cuma mungkin masalah kesiapan anggaran, ya dengan skala prioritas mungkin ada yang lebih diprioritaskan oleh Dinas Pertamanan,” ujarnya.
    Setelah mendapat penolakan dari warga RW 03, TPS di Jalan Rawabinong ditutup sementara. Langkah ini merupakan hasil mediasi antara warga, lurah setempat, dan Suku Dinas Pertamanan Jakarta Timur pada Selasa (17/12/2024).
    “Kita minta justru Dinas Pertamanan yang menindaklanjuti. Selama itu belum, kita berharap jangan dulu ditambah lagi (sampahnya). Nanti jadi masalah lagi, dalam rangka warga sudah ada penolakan,” kata Dede.
    Petugas Pengamanan Dalam (Pamdal) Suku Dinas Pertamanan Jakarta Timur, Okta, menyatakan bahwa penutupan sementara dilakukan hingga ada keputusan lebih lanjut dari pemerintah.
    “Mungkin dari segi dampak lingkungan (protes warga), kita kemarin mencoba klarifikasi dengan RT/RW, sehingga keputusannya ini ditutup sementara,” kata Okta.
    Okta menjelaskan bahwa sampah di TPS tersebut sebagian besar berupa topingan pohon, ranting, dan dedaunan. Saat ini, alat berat di lokasi juga sedang dibereskan.
    “Nanti malam alat-alat ditarik semua sampai keputusan pimpinan,” tambahnya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.