kab/kota: Lubang Buaya

  • Kematian Sopir Truk Sampah Usai Jam Kerja Panjang Picu Evaluasi Menyeluruh DLH DKI
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        9 Desember 2025

    Kematian Sopir Truk Sampah Usai Jam Kerja Panjang Picu Evaluasi Menyeluruh DLH DKI Megapolitan 9 Desember 2025

    Kematian Sopir Truk Sampah Usai Jam Kerja Panjang Picu Evaluasi Menyeluruh DLH DKI
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com —
    Meninggalnya seorang sopir truk sampah usai menjalani jadwal kerja panjang memicu evaluasi besar-besaran di tubuh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta.
    Peristiwa ini dianggap sebagai alarm serius mengenai kondisi kerja para sopir yang setiap hari menjadi ujung tombak pengelolaan sampah Ibu Kota.
    Kepala DLH Provinsi DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, instansinya melakukan evaluasi internal terhadap pola
    penanganan sampah
    secara menyeluruh setelah satu
    sopir truk sampah meninggal
    dunia di Jakarta Selatan usai bekerja.
    Termasuk di dalamnya evaluasi terhadap antrean panjang truk di TPST Bantargebang, Bekasi, yang meningkatkan risiko kelelahan pengemudi.
    “Pembenahan sistem harus mampu mengurangi waktu tunggu di lapangan. Semakin lama truk menunggu, semakin tinggi risiko keselamatan karena faktor kelelahan pengemudi,” ujar Asep dalam keterangan resminya, Selasa (9/12/2025).
    “Karena itu, aspek keselamatan harus menjadi pijakan utama dalam setiap kebijakan operasional,” katanya.
    Asep menyampaikan, DLH juga akan menata ulang pola dan jadwal pengangkutan sampah dari lima wilayah kota Jakarta untuk menghindari penumpukan pada jam-jam tertentu.
    Penataan tersebut diharapkan dapat menciptakan arus pembuangan yang lebih stabil dan kondisi kerja yang lebih manusiawi.
    “Dengan distribusi yang lebih merata dan dukungan sistem informasi yang mumpuni, waktu tunggu dapat ditekan dan beban kerja lebih terukur,” ungkap Asep.
    Asep menyampaikan, perbaikan tersebut dilakukan agar sistem pengelolaan sampah di Jakarta semakin efisien, aman, dan manusiawi. Ia menegaskan bahwa perlindungan bagi para pekerja yang menjadi tulang punggung kebersihan kota merupakan prioritas DLH.
    Sebagai bagian dari pembenahan jangka panjang, DLH akan menerapkan pembagian jadwal pengiriman truk sampah dari tiap wilayah menuju TPST Bantargebang. Namun, Asep menegaskan bahwa langkah situasional saja tidak akan cukup.
    Pemprov DKI memastikan akan melakukan penataan menyeluruh terhadap pola pembuangan dan operasional TPST Bantargebang—mulai dari manajemen antrean, pengaturan ritase, peningkatan fasilitas pendukung, hingga penguatan standar keselamatan dan kesehatan kerja bagi pengemudi truk sampah.
    “Peristiwa ini mengingatkan kita bahwa operasional harus dikelola secara sistemik dan terintegrasi,” tegasnya.
    Asep juga menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga almarhum sopir truk, Yudi. DLH memastikan seluruh hak dan santunan bagi keluarga sedang diproses, termasuk percepatan administrasi BPJS Ketenagakerjaan.
    Sebelumnya, seorang sopir truk sampah asal Jakarta Selatan, Yudi (51), meninggal pada Jumat (5/12/2025) usai menjalani jadwal kerja yang disebut rekan-rekannya berlangsung jauh melebihi jam kontrak.
    Teman sesama sopir, Fauzan (bukan nama sebenarnya) (46), menjelaskan Yudi sudah mengalami kelelahan berat akibat jam kerja yang terus melampaui batas waktu normal.
    “Jadi itu dia akumulasi kelelahan karena waktu kerjanya bisa lebih dari yang dikontrakkan 8 jam,” kata Fauzan kepada
    Kompas.com
    di Jakarta Selatan, Minggu (7/12/2025).
    Sehari sebelum meninggal, Yudi memulai pekerjaannya pukul 05.00 WIB untuk menjemput sampah di wilayah tugasnya hingga sekitar pukul 10.00 WIB.
    Setelah truk penuh, ia menuju TPST Bantargebang untuk mengantre bersama deretan truk lain. Antrean tersebut menghabiskan waktu sekitar delapan jam hingga truknya selesai dikosongkan. Yudi baru keluar dari area pembuangan pada pukul 19.04 WIB, sesuai struk yang diberikan petugas.
    “Dari sini ke Bantargebang itu kira-kira satu jam. Sampai sana 11.24 WIB, baru keluar jam 19.04 WIB, kurang lebih 8 jam,” jelas Fauzan.
    Meski sudah tiba di Bantargebang malam hari, Yudi tidak langsung pulang ke rumahnya di wilayah Lubang Buaya, Jakarta Timur.
    Ia mengisi bensin terlebih dahulu lalu beristirahat di sebuah warung nasi hingga pagi karena keesokan harinya ia kembali bekerja.
    Fauzan menyebut pola itu sudah sering dilakukan Yudi, sebagaimana sopir lain yang harus mengembalikan truk ke pos Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Selatan sebelum pulang.
    “Tiga hari nongkrong di sana sambil nunggu bertugas lagi, untuk recovery, memanfaatkan waktu lah untuk istirahat,” ujar dia.
    Sekitar pukul 03.00 WIB, saat masih berada di warung tersebut, Yudi mendadak mengalami sesak napas dan kejang. Rekan yang bersamanya segera membawa Yudi ke RS Karya Medika menggunakan angkot.
    Namun tidak lama setelah mendapat penanganan dokter, ia dinyatakan meninggal akibat gangguan pada jantung. Menurut Fauzan, kondisi itu dipicu oleh pola makan dan istirahat Yudi yang tidak seimbang selama bekerja.
    “Kalau kami orang awam bilangnya itu angin duduk. Asam lambung naik, pernapasan terganggu, yang memicu kerja jantung jadi enggak normal,” terang Fauzan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kerja Lembur Berhari-hari, Sopir Truk Sampah Jaksel Meninggal Dunia
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        7 Desember 2025

    Kerja Lembur Berhari-hari, Sopir Truk Sampah Jaksel Meninggal Dunia Megapolitan 7 Desember 2025

    Kerja Lembur Berhari-hari, Sopir Truk Sampah Jaksel Meninggal Dunia
    Tim Redaksi

    JAKARTA, KOMPAS.com –
     Seorang sopir truk sampah asal Jakarta Selatan, Yudi (51), meninggal dunia pada Jumat (5/12/2025) usai menjalani jadwal kerja yang disebut rekan-rekannya berlangsung jauh melebihi jam kontrak.
    Teman sesama sopir, Fauzan (bukan nama sebenarnya) (46), menjelaskan bahwa Yudi sudah mengalami kelelahan berat akibat jam kerja yang terus melewati batas waktu normal.
    “Jadi itu dia akumulasi kelelahan karena waktu kerjanya bisa lebih dari yang dikontrakkan 8 jam,” kata Fauzan kepada
    Kompas.com
    di
    Jakarta
    Selatan, Minggu (7/12/2025).
    Sehari sebelum meninggal, Yudi memulai pekerjaannya sejak pukul 05.00 WIB untuk menjemput sampah di wilayah tugasnya hingga sekitar pukul 10.00 WIB.
    Setelah truk penuh, ia menuju TPST Bantargebang untuk mengantre bersama deretan truk lain.
    Antrean tersebut menghabiskan waktu sekitar delapan jam hingga truknya selesai dikosongkan. Yudi baru keluar dari area pembuangan pada pukul 19.04 WIB, sesuai struk yang diberikan petugas.
    “Dari sini ke Bantargebang itu kira-kira satu jam. Sampai sana 11.24 WIB, baru keluar jam 19.04 WIB, kurang lebih 8 jam,” jelas Fauzan.
    Meski sudah tiba di Bantargebang malam hari, Yudi tidak langsung pulang ke rumahnya di wilayah Lubang Buaya, Jakarta Timur.
    Ia mengisi bensin terlebih dahulu lalu beristirahat di sebuah warung nasi hingga pagi karena keesokan harinya kembali bekerja.
    Fauzan menyebut pola itu sudah sering dilakukan Yudi sebagaimana sopir lain yang harus mengembalikan truk ke pos Sudin Lingkungan Hidup Jakarta Selatan sebelum pulang.
    “Tiga hari nongkrong di sana sambil nunggu bertugas lagi, untuk recovery, memanfaatkan waktu lah untuk istirahat,” ujar dia.
    Sekitar pukul 03.00 WIB, saat masih berada di warung tersebut, Yudi mendadak mengalami sesak napas dan kejang.
    Rekan yang bersamanya segera membawa Yudi ke RS Karya Medika menggunakan angkot.
    Namun tidak lama setelah mendapat penanganan dokter, ia dinyatakan meninggal akibat gangguan pada jantung.
    Menurut Fauzan, kondisi itu dipicu dari pola makan dan istirahat Yudi yang tidak seimbang selama bekerja.
    “Kalau kami orang awam bilangnya itu angin duduk. Asam lambung naik, pernapasan terganggu, yang memicu kerja jantung jadi enggak normal,” terang Fauzan.
    Fauzan menambahkan bahwa antrean di TPST Bantargebang semakin padat. Jam kerja sopir yang biasanya selesai dalam waktu tiga jam kini dapat memakan waktu lebih dari 10 jam.
    Yudi disebut telah mengalami kondisi itu selama kurang lebih 10 tahun. Situasi ini diperparah oleh kerusakan jalan dan area pembuangan yang semakin sesak.
    “Biasanya ditindak lanjut, tapi bertahan sebentar. Ini diperbaiki, baiknya sebulan, tapi rusaknya bisa berbulan-bulan,” kata Fauzan.
    Para sopir berharap adanya perbaikan infrastruktur, peningkatan pelayanan bongkar muat, serta penyediaan fasilitas istirahat dan pemeriksaan kesehatan agar mereka bisa beristirahat saat antrean panjang.
    “Kami juga maunya agar TPST membenahi pelayanan bongkar muat truk, jalannya, dan menyiapkan satu lokasi untuk sopir istirahat, karena tenaga mereka sudah terkuras banyak dari pengangkutan di wilayahnya,” tutur dia.
    Sopir lain, Candra (bukan nama sebenarnya), mengatakan bahwa kasus serupa bukan kali pertama terjadi.
    Dua bulan sebelumnya, seorang sopir truk sampah di wilayah Jakarta Utara juga meninggal dengan indikasi kelelahan serupa.
    “Bedanya dia sempat pulang, terus dia ngeluh sakit sama keluarganya baru lah dibawa ke rumah sakit. Tapi akhirnya meninggal juga,” ungkap Candra.
    Candra menambahkan bahwa sebagian sopir sering tidak sempat makan karena tidak membawa uang saat bekerja.
    “Ya mungkin di sana tempat makan ada lah warung kecil, tapi kadang uangnya enggak ada. Kayak saya aja kadang nahan, puasa seharian,” terang dia.
    Jenazah Yudi kini telah dipulangkan ke keluarga dan dimakamkan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Atap Ambruk Disambar Petir, Warga Lubang Buaya Terjebak di Kamar Mandi
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        2 Desember 2025

    Atap Ambruk Disambar Petir, Warga Lubang Buaya Terjebak di Kamar Mandi Megapolitan 2 Desember 2025

    Atap Ambruk Disambar Petir, Warga Lubang Buaya Terjebak di Kamar Mandi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Milia (23), penghuni rumah yang rusak akibat tersambar petir di Lubang Buaya, Cipayung, Jakarta Timur, sempat terjebak di kamar mandi ketika atap rumahnya runtuh.
    Peristiwa itu terjadi saat hujan deras disertai angin kencang melanda Kelurahan Lubang Buaya pada Selasa (2/12/2025) sore.
    “Pas kejadian saya di kamar mandi, terus ada petir. Saya kira awalnya petir biasa, tapi tiba-tiba (atap) langsung ambruk,” kata Milia saat ditemui di lokasi, Selasa.
    “Saya pas kejadian juga sempat terjebak di kamar mandi (karena pintu kamar mandi tertutup puing). Harapannya sih ada bantuan, karena kerusakan lumayan parah,” imbuh dia.
    Ia berharap Pemerintah Kota (Pemkot)
    Jakarta
    Timur dapat membantu memperbaiki atap rumahnya yang berlubang.
    “Rencana kalau kayak gini, karena ini mustahil untuk buat
    stay
    (bertahan di rumah). Soalnya hujan juga, air bakalan terus ngalir. Jadi kita kemungkinan mengungsi,” tutur Milia.
    Ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Seluruh penghuni rumah dalam keadaan selamat.
    Siregar (55), seorang tukang bangunan, mengatakan saat kejadian ia sedang mengerjakan salah satu rumah untuk persiapan pengecoran tiang.
    “Tadi pas hujan gede, sekitar jam 14.30 WIB ada petir, kita lagi kerja di bawah itu langsung nyambar, kita lagi bangun di atas, dihantam besi tengah,” ucap Siregar saat ditemui di lokasi.
    Ia menjelaskan bahwa ketika petir menyambar, seluruh tiang besi yang dipasang untuk pengecoran bangunan langsung runtuh.
    “Semua kita pasang langsung roboh menimpa atap tetangga. Iya yang kita bikin tadi pagi, sebetulnya habis dzuhur cor tiang, tapi pas habis dzuhur ternyata hujan besar sampai setengah tiga,” tutur dia.
    Siregar menambahkan, sambaran petir juga membuat sejumlah tiang besi di salah satu rumah menjadi bengkok.
    “Hujan besar enggak apa-apa, tetapi besi kita saja yang dihantam petir jadi semua bengkok, yang kena itu dua rumah,” kata Siregar.
    Ia memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Hanya atap dapur rumah yang rusak akibat tertimpa tiang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Salut! 2 Bocah di Jaktim Kembalikan Temuan HP Lewat Damkar

    Salut! 2 Bocah di Jaktim Kembalikan Temuan HP Lewat Damkar

    Jakarta

    Dua bocah laki-laki mendatangi kantor pemadam kebakaran (damkar) di Lubang Buaya, Jakarta Timur (Jaktim). Mereka datang untuk menyerahkan handphone (HP) yang ditemukannya. Salut!

    Momen kedua bocah menyerahkan HP ke petugas damkar diunggah di akun Instagram Sudin Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jaktim. Petugas damkar yang menerima HP temuan pun kagum terhadap kedua bocah tersebut.

    “Kamu mau ngapain ke sini?” tanya seorang damkar.

    “Nemu HP,” jawab singkat salah satu bocah.

    “Nemu HP? Coba mana HP-nya? Nemu HP di mana?” tanya damkar lagi.

    “Masyaallah mulia sekali hati adik ya. Ya sudah entar tungguin aja sampe yang punya HP dateng ya,” ucap damkar lainnya.

    “Dua anak kecil mendatangi pos pemadam lubang buaya untuk menyerahkan sebuah handphone yang ditemukan di pinggir jalan di saat anak-anak tersebut bermain bola,” kata Damkar Jaktim lewat akun Instagram @damkarjakartatimur, Kamis (27/11/2025).

    Tak lama berselang, HP tersebut berdering yang kemudian diangkat oleh Kepala Regu Pos Pemadam Kebakaran Lubang Buaya. Petugas pun menjelaskan bahwa HP tersebut ditemukan dua bocah dan telah diserahkan ke pos Damkar Lubang Buaya.

    “Akhirnya pemilik handphone tersebut datang ke pos Lubang Buaya dan handphone tersebut diserahkan kembali ke pemiliknya,” ucap dia.

    (jbr/mei)

  • Pemkot Jaktim evakuasi tiga pohon tumbang akibat hujan deras

    Pemkot Jaktim evakuasi tiga pohon tumbang akibat hujan deras

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur mengevakuasi tiga pohon tumbang dan sempal yang terjadi akibat hujan deras disertai angin kencang pada Rabu (19/11).

    “Pasukan Hijau Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Kota Jakarta Timur berhasil mengevakuasi tiga pohon tumbang dan sempal yang terjadi Rabu kemarin saat hujan deras disertai angin kencang,” kata Kepala Suku Dinas Tamhut Jakarta Timur, Dwi Ponangsera saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Dwi menyebut, pohon yang tumbang dan sempal tersebut berada di pinggir jalan hingga ada yang menimpa kabel listrik dan pembatas jalan.

    “Selain tiga pohon yang sudah dievakuasi, masih ada dua pohon tumbang berjenis Kapuk di area Hutan Kota Setu. Kita akan evakuasi hari ini,” ujar Dwi.

    Sementara itu, Kepala Seksi Jalur Hijau dan Pemakaman Sudin Tamhut Jakarta Timur Made Widhi Adnyana Surya Pratita merinci, pohon tumbang berjenis Tabebuya berdiameter 20 sentimeter (cm) terjadi di Jalan Radin Inten II, Kelurahan Duren Sawit.

    Lalu, pohon sempal berjenis Tanjung berdiameter 30 cm terjadi di Jalan Laut Arafuru, Kelurahan Duren Sawit, dan pohon Jenjeng dengan diameter 15 cm di Taman Barkah, Kelurahan Rawa Bunga.

    “Kami mengutamakan penanganan pohon tumbang dan sempal di pinggir jalan. Sebab, jika lambat ditangani dikhawatirkan mengganggu aktivitas warga,” ucap Dwi.

    Dwi menyebut, pihaknya mengerahkan 30 personel dan tiga unit truk untuk proses evakuasi pohon tumbang.

    Usai proses evakuasi, pohon tersebut dibawa ke lahan kosong milik Dinas Tamhut di Jalan Rawa Binong, Lubang Buaya.

    Sebelumnya, Suku Dinas (Sudin) Pertamanan dan Hutan (Tamhut) Jakarta Timur (Jaktim) memangkas 530 pohon yang rawan tumbang selama Januari hingga September 2025.

    Ratusan pohon yang dipangkas itu tersebar di sepuluh kecamatan. Penanganan dilakukan terhadap 306 pohon tumbang dan 224 pohon sempal.

    Mayoritas pohon tumbang dan sempal terjadi saat hujan deras disertai angin kencang.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Banjir Jakarta meluas hingga ke 42 RT Jaksel, Jaktim dan Jakbar

    Banjir Jakarta meluas hingga ke 42 RT Jaksel, Jaktim dan Jakbar

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menyebutkan, banjir meluas hingga ke 42 rukun tetangga (RT) di tiga wilayah Ibu Kota yakni Jakarta Selatan, Timur dan Barat, dengan ketinggian air bervariasi.

    “Data hingga pukul 18.00 WIB, banjir di 42 RT,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD Provinsi DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, banjir yang terjadi di Jakarta dikarenakan hujan yang melanda menyebabkan kenaikan Pos Sunter Hulu siaga dua, Pos Angke Hulu waspada/siaga tiga, Pintu Air Karet waspada/siaga tiga dan menyebabkan terjadinya beberapa genangan.

    Ia mengatakan bahwa banjir terbanyak di Jakarta Selatan, yakni 18 RT dengan ketinggian air 30-85 sentimeter (cm).

    Kemudian, disusul Jakarta Timur sebanyak 15 RT, dengan ketinggian air mulai dari 40-90 cm dan Jakarta Barat di sembilan RT dengan rerata ketinggian air 50-70 cm.

    “Banjir dikarenakan hujan intensitas tinggi dan juga meluapnya beberapa sungai,” ujarnya.

    Adapun data wilayah terdampak sebagai berikut:

    Jakarta Barat terdapat sembilan RT yang terdiri:

    Kelurahan Kedaung Kali Angke delapan RT
    Ketinggian: 70 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Kelurahan Joglo satu RT
    Ketinggian: 50 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Jakarta Selatan terdapat 18 RT yang terdiri:

    Kelurahan Kuningan Barat tujuh RT
    Ketinggian: 85 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Kelurahan Pela Mampang sembilan RT
    Ketinggian: 40 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut

    Kelurahan Pancoran satu RT
    Ketinggian: 30 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Kelurahan Bukit Duri satu RT
    Ketinggian: 40 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Jakarta Timur terdapat 15 RT yang terdiri:

    Kelurahan Lubang Buaya empat RT
    Ketinggian: 90 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Kelurahan Cipinang Muara dua RT
    Ketinggian: 70 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Sunter

    Kelurahan Tengah satu RT
    Ketinggian: 40 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Kelurahan Cipinang Melayu delapan RT
    Ketinggian: 50 cm
    Penyebab: Luapan Kali Sunter

    BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan banjir dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Titik Banjir di Jakarta Meluas, 42 RT Masih Terendam

    Titik Banjir di Jakarta Meluas, 42 RT Masih Terendam

    Jakarta

    Sebanyak 42 RT di Jakarta masih kebanjiran malam ini akibat curah hujan tinggi sejak siang tadi. Tinggi banjir ada yang mencapai 90 cm.

    “BPBD mencatat saat ini terdapat 42 RT yang tergenang,” kata Kapusdatin BPBD DKI Jakarta Mohammad Yohan dalam keterangannya, Selasa (18/11/2025).

    Yohan menjelaskan banjir disebabkan curah hujan tinggi serta luapan Kali Krukut dan Sunter. Banjir per pukul 18.00 WIB itu terjadi di Kawasan Jakarta Selatan, Jakarta Barat, dan Jakarta Timur.

    Dia pun mengatakan banjir terparah berada di Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur yang merendam 4 RT. Ketinggian air mencapai 90 cm.

    Sejauh ini, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, dan Dinas Gulkarmat untuk menyedot genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama para lurah dan camat setempat. Genangan ditargetkan surut dalam waktu cepat.

    Berikut rincian titik banjir per hari ini pukul 18.00 WIB. Terdapat 42 RT yang terdiri dari:

    Jakarta Barat terdapat 9 RT yang terdiri:
    – Kel. Kedaung Kali Angke 8 RT
    Ketinggian: 70 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi

    Jakarta Selatan terdapat 18 RT yang terdiri:
    – Kel. Kuningan Barat 7 RT
    Ketinggian: 85 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi

    – Kel. Pela Mampang 9 RT
    Ketinggian: 40 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan luapan kali krukut

    – Kel. Pancoran 1 RT
    Ketinggian: 30 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi

    – Kel. Bukit Duri 1 RT
    Ketinggian: 40 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi

    Jakarta Timur terdapat 15 RT yang terdiri:
    – Kel. Lubang Buaya 4 RT
    Ketinggian: 90 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi

    *- Kel. Cipinang Muara 2 RT
    Ketinggian: 70 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Kali Sunter

    – Kel. Tengah 1 RT
    Ketinggian: 40 cm
    Penyebab: Curah Hujan Tinggi

    – Kel. Cipinang Melayu 8 RT
    Ketinggian: 50 cm
    Penyebab: Luapan Kali Sunter.

    (bel/idn)

  • Banjir genangi 30 RT di Jaksel, Jakbar, Jaktim

    Banjir genangi 30 RT di Jaksel, Jakbar, Jaktim

    Jakarta (ANTARA) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI menyatakan, banjir merendam 30 rukun tetangga (RT) Jakarta yang tersebar di Jakarta Selatan, Barat dan Timur, akibat curah hujan tinggi di daerah itu.

    “Sampai pukul 16.00 WIB terdapat 30 RT yang terendam banjir,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi Kebencanaan BPBD Provinsi DKI Jakarta Mohamad Yohan di Jakarta, Selasa.

    Menurut dia, banjir yang terjadi di Jakarta Selatan, Timur dan Barat, semakin meluas, untuk ketinggian air tertinggi hampir satu meter.

    Ia menyatakan, untuk di Jakarta Selatan terdapat 14 RT yang terendam banjir, sementara Jakarta Barat menjadi 11 RT dan Jakarta Timur lima RT.

    “Untuk ketinggian air yang merendam sejumlah RT mulai dari 30-90 sentimeter (cm),” ujarnya.

    Berikut genangan yang terjadi di 30 RT di Jakarta;

    Jakarta Barat terdapat 11 RT yang terdiri:

    Kelurahan Kedaung Kali Angke delapan RT
    Ketinggian: 70 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Kelurahan Sukabumi Selatan dua RT
    Ketinggian: 35 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Kelurahan Joglo satu RT
    Ketinggian: 60 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Jakarta Selatan terdapat 14 RT yang terdiri:

    Kelurahan Cilandak Barat satu RT
    Ketinggian: 30 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut

    Kelurahan Pela Mampang 9 RT
    Ketinggian: 80 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut

    Kelurahan Pancoran satu RT
    Ketinggian: 90 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Kelurahan Cilandak Timur dua RT
    Ketinggian: 40 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi dan luapan Kali Krukut

    Kelurahan Bukit Duri satu RT
    Ketinggian: 40 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Jakarta Timur terdapat lima RT yang terdiri:

    Kelurahan Lubang Buaya empat RT
    Ketinggian: 90 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Kelurahan Rambutan satu RT
    Ketinggian: 80 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi

    Jalan tergenang terdapat di dua ruas jalan, data wilayah terdampak sebagai berikut:

    1. Jl. Kemang Utara IX, Kel. Duren Tiga
    2. Jl. D.I. Panjaitan , Kel. Kebon Pala

    Ketinggian: 20 cm sampai dengan 30 cm
    Penyebab: Curah hujan tinggi.

    “BPBD DKI mengimbau kepada masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan. Dalam keadaan darurat, segera hubungi nomor telepon 112. Layanan ini gratis dan beroperasi selama 24 jam non-stop,” katanya.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Seorang wanita jadi korban begal di Bekasi

    Seorang wanita jadi korban begal di Bekasi

    Jakarta (ANTARA) – Seorang wanita berinisial DY menjadi korban pembegalan dan pengancaman dengan senjata tajam di Jalan Raya Setu Lubang Buaya, RT 2, RW 2, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

    “Peristiwa tersebut terjadi pada Jumat (24/10), namun baru di laporkan Ke Polda Metro Jaya pada Rabu (29/10),” kata Kepala Sub Bidang Penerangan Masyarakat (Kasubbid Penmas) Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

    Reonald menjelaskan awal kejadian ketika pelapor sepulang dari Bogor melalui Jalan Raya Setu Kabupaten Bekasi. Saat sampai di tempat kejadian perkara (TKP) pelapor sempat dipepet oleh sejumlah orang tidak dikenal.

    “Dengan menggunakan sekitar empat motor berboncengan, mereka langsung memberhentikan pelapor dan langsung menodongkan senjata tajam jenis celurit kepada pelapor,” katanya.

    Diduga karena takut pelapor lari ke toko yang masih buka, para pelaku langsung kabur membawa motor korban ke arah Bogor. “Atas kejadian tersebut, korban mengalami kerugian sebesar Rp17 juta,” kata Reonald.

    Reonald menambahkan saat ini kasus tersebut tengah ditangani oleh Polres Metro Bekasi untuk menangkap para pelaku yang masih dalam penyelidikan (lidik).

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemkot Jaktim siaga evakuasi pohon tumbang saat hujan deras

    Pemkot Jaktim siaga evakuasi pohon tumbang saat hujan deras

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Timur (Jaktim) bersiaga untuk mengevakuasi sejumlah pohon tumbang dan sempal yang terjadi akibat hujan deras disertai angin kencang pada Rabu (29/10) petang.

    “Kami terus siaga untuk mengevakuasi pohon tumbang dan sempal akibat hujan deras seperti kemarin. Ini upaya bagian dari kesiapsiagaan Pemkot Jakarta Timur dalam menghadapi potensi bencana saat musim hujan,” jelas Kepala Seksi Jalur Hijau dan Pemakaman Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Tamhut) Jakarta Timur Made Widhi Adnyana Surya Pratita di Jakarta, Kamis.

    Dia mengatakan pohon tumbang terjadi di Jalan Melati, tepatnya di depan Masjid Raya, Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara.

    “Pohon berjenis alpukat berdiameter 30 sentimeter ini tumbang sekitar pukul 20.30 WIB,” ujar Widhi.

    Selain itu, dia mengungkapkan pohon tumbang juga terjadi di Jalan Rawamangun Muka Barat, Kelurahan Rawamangun, Kecamatan Pulo Gadung.

    “Pohon Beringin dengan diameter 50 sentimeter tumbang dan sempat menutupi sebagian badan jalan,” kata Widhi.

    Menurut dia, pohon sawo berdiameter sekitar 40 sentimeter di Jalan Raya Bogor, tepatnya di dekat Markas Pusbekang TNI AD mengalami sempal pada bagian dahan.

    “Untuk proses evakuasi pohon tumbang dan sempal itu, kami mengerahkan 18 personel pasukan hijau dan tiga unit truk untuk pengangkutan,” terang Widhi.

    Dia menuturkan batang, ranting, dan daun pohon yang tumbang maupun sempal tersebut dibawa ke tempat pembuangan lahan kosong milik Dinas Tamhut di Jalan Rawa Binong, Kelurahan Lubang Buaya.

    “Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa pohon tumbang dan sempal ini. Selain itu, bangunan dan kendaraan juga tidak ada yang tertimpa,” ucap Widhi.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.