kab/kota: Los Angeles

  • Aksi Pro-Palestina Marak di Kampus Elite AS, Iran Bilang Gini

    Aksi Pro-Palestina Marak di Kampus Elite AS, Iran Bilang Gini

    Teheran

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran, Hossein Amir-Abdollahian, mengecam penindakan keras terhadap para demonstran pro-Palestina dalam aksi protes yang marak dan meluas di kampus-kampus elite Amerika Serikat (AS). Amir-Abdollahian bahkan mendesak Washington untuk segera menghentikan dukungan terhadap Israel.

    Seperti dilansir Press TV, Jumat (26/4/2024), kecaman Amir-Abdollahian itu disampaikan dalam pernyataan via media sosial X pada Kamis (25/4) waktu setempat. Dia menyebut polisi AS telah melakukan “penindasan dan perlakuan kasar” terhadap para profesor dan mahasiswa yang memprotes perang Israel di Jalur Gaza.

    “Penindasan dan perlakuan kasar oleh polisi dan pasukan keamanan Amerika terhadap para profesor dan mahasiswa, yang memprotes genosida dan kejahatan perang rezim Israel, di berbagai universitas sangat mengkhawatirkan dan dibenci oleh opini publik dunia,” sebut Amir-Abdollahian dalam komentarnya.

    “Penindasan ini sejalan dengan berlanjutnya dukungan penuh Washington terhadap rezim Israel, dan secara jelas menunjukkan standar ganda dan perilaku kontradiktif pemerintah Amerika terhadap kebebasan berekspresi,” ujarnya.

    Amir-Abdollahian kemudian menyinggung soal apa yang disebutnya sebagai “genosida terhadap puluhan ribu perempuan dan anak-anak Palestina, terutama setelah ditemukannya kuburan massal orang-orang sakit dan terluka serta staf medis di area sekitar Rumah Sakit Nasser di Jalur Gaza”.

    “Gelombang rasa jijik secara global terhadap rezim Israel dan para pendukungnya tidak bisa disembunyikan,” ucapnya.

    “Gedung Putih harus segera berhenti mendukung kejahatan perang rezim Israel, dan dimintai pertanggungjawaban,” cetus Amir-Abdollahian.

    Kepolisian AS dilaporkan menangkap ratusan demonstran pro-Palestina di berbagai lokasi, saat aksi memprotes perang Israel di Jalur Gaza semakin meningkat di kampus-kampus AS.

    Dalam penindakan keras terbaru, sekitar 108 penangkapan dilakukan di Emerson College di Boston. Sebelumnya sedikitnya 93 orang ditangkap atas tuduhan masuk tanpa izin di University of Southern California (USC) di Los Angeles.

    Para demonstran dan polisi juga terlibat bentrokan di Universitas Texas di Austin, dengan sekitar 34 orang ditangkap di sana.

    Universitas-universitas di berbagai wilayah AS tengah menjadi lokasi aksi pro-Palestina, dengan semakin banyak mahasiswa yang melakukan walkout dari ruang kuliah atau berusaha mendirikan perkemahan untuk memprotes operasi militer Israel di Jalur Gaza.

    AS telah memberikan dukungan militer dan intelijen secara maksimal terhadap Israel sejak 7 Oktober ketika perang berkecamuk di Jalur Gaza usai serangan mematikan Hamas. Washington juga menggunakan hak veto terhadap beberapa resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Dalam aksinya, para demonstran pro-Palestina di AS menyerukan gencatan senjata dan menuntut pihak universitas untuk melepaskan aset atau melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan Israel. Mereka juga berupaya menekan pemerintah AS untuk mengendalikan serangan Israel terhadap warga sipil Palestina.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kesaksian Mahasiswa Indonesia Soal Protes Perang Gaza di Kampus AS

    Kesaksian Mahasiswa Indonesia Soal Protes Perang Gaza di Kampus AS

    Jakarta

    Kepolisian Amerika Serikat (AS) telah menangkap ratusan pengunjuk rasa di berbagai lokasi di Amerika, seiring demonstrasi menentang perang di Gaza meluas di kampus-kampus elite dan universitas.

    Sejumlah mahasiswa Indonesia turut dalam aksi demonstrasi tersebut. Salah satu di antara mereka merasa berkewajiban untuk membela Palestina, sementara yang lain memilih untuk tidak terlibat secara langsung karena statusnya sebagai mahasiswa internasional penerima beasiswa.

    Seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di New York mengungkapkan sejumlah kawan mahasiswa dan dosen di kampusnya ditahan oleh aparat kepolisian.

    Perempuan tersebut yang meminta BBC untuk tidak mengungkap namanya dengan alasan keamanan mengungkapkan alasan mengapa dia turut dalam aksi demonstrasi, kendati berisiko terhadap dirinya yang berstatus sebagai mahasiswa internasional.

    “Yang membuat aku ikut dalam aksi, mungkin karena aku sendiri banyak belajar tentang apa yang terjadi di Palestina sekarang dan sudah melihat banyak human rights violations yang terjadi di Palestina,” ujarnya, Jumat (26/04).

    “[Saya] merasa punya personal obligation untuk amplify perubahan dalam bentuk protes ini,” katanya kemudian.

    Baru-baru ini, sekitar 108 penangkapan dilakukan di Emerson College, kata polisi Boston kepada mitra BBC AS, CBS News. Sebelumnya, 93 orang di Universitas Southern California (USC) di Los Angeles ditahan atas tuduhan masuk tanpa izin.

    Para pengunjuk rasa dan polisi juga bentrok di Universitas Texas di Austin. Pihak berwenang menyebut 34 orang telah ditangkap.

    Universitas-universitas di Amerika telah menyaksikan semakin banyak mahasiswa keluar dari kelas atau mencoba mendirikan tenda-tenda sebagai bentuk solidaritas terhadap tenda-tenda pengungsian yang ada di Palestina untuk memprotes aksi militer Israel di Gaza.

    Penangkapan terbaru ini menyusul penangkapan-penangkapan sebelumnya di Universitas Columbia, Yale dan New York.

    ‘Human chain’ untuk melindungi mahasiswa yang akan ditangkap

    Sejumlah mahasiswa asal Indonesia turut dalam aksi demonstrasi membela Palestina dan menentang perang di Gaza dalam gelombang demonstrasi mahasiswa baru-baru ini di AS.

    Salah satu dari merekayang menolak mengungkap identitasnya atas alasan keamananmengatakan ia sempat turut dalam demonstrasi dan protes di New York setelah penangkapan mahasiswa terjadi di salah satu kampus lain.

    “Salah satu [demonstrasi] yang terbesar, mungkin yang terjadi di kampusku, ada encampment, ketika para protester membangun tenda-tenda dan tenda-tenda ini sebagai bentuk solidaritas tenda-tenda pengungsian yang ada di Palestina,” ujarnya.

    Ketika dia datang, akunya, banyak orang yang telah berkumpul di sekitar tenda-tenda sambil melakukan orasi. Pada saat yang sama, pihak pengamanan kampus tampak berjaga di sekitar lokasi demonstrasi.

    ReutersMahasiswa di New York terus melakukan protes di tenda-tenda, sebagai solidaritas terhadap pengungsi Palestina di Gaza.

    “Satpam kampus ini kemudian membatasi orang-orang yang bukan organizer atau mereka-mereka yang bukan dari kampus enggak boleh lewat ke area tenda-tenda dan tidak bisa melakukan aksi protes di area tenda,” terangnya.

    Dia kemudian menjelaskan bahwa di seberang area tenda-tenda yang didirikan peserta demonstrasi, ada demonstrasi tandingan yang dilakukan oleh sejumlah orang pro-Israel yang membawa bendera Israel.

    “Saya kebetulan tidak sampai malam, karena ternyata setelah malam hari situasi semakin memanas dan kebetulan waktu itu dosen-dosen sudah ikut terlibat.”

    “Kemudian mereka membangun human chain, bergandengan tangan, untuk melindungi mahasiswa yang waktu itu posisinya sudah diancam akan ada penangkapan oleh polisi kalau tidak bubar,” kata dia.

    ReutersKepolisian New York berjaga di sekitar lokasi demonstrasi mendukung Israel di luar kampus Universitas Columbia, di tengah protes mahasiswa yang mendukung Palestina, 25 April 2024.

    Akan tetapi, situasi makin memanas sehingga kepolisian setempat mengeluarkan tembakan gas paper spray. Dalam insiden itu sekitar 120 orang, baik mahasiswa dan dosen, ditangkap pihak berwenang.

    Penangkapan itu tidak menyurutkan niat untuk melakukan demonstrasi membela Palestina. Hingga Kamis (25/04) demonstrasi terus berlangsung

    “Sampai hari ini demonstrasi terus berlangsung tiap hari dan dilakukan di beberapa titik di sekitar kampus dan sekitar kota NYC,” akunya.

    Dia menegaskan, keterlibatan dalam demonstrasi tersebut karena dia merasa terpanggil untuk membuat perubahan atas apa yang terjadi terhadap warga Palestina.

    “Rasanya aku punya personal obligation sebagai orang yang cukup privilege, dalam artian tidak terefek langsung dari konfliknya atau genosidanya. [Saya] merasa punya personal obligation untuk amplify perubahan dalam bentuk protes ini,” katanya.

    Kendati begitu, sejumlah mahasiswa Indonesia yang lain memilih untuk tidak terlibat secara langsung karena statusnya sebagai mahasiswa internasional penerima beasiswa.

    Mahasiswa Indonesia di Universitas New York, Nafasya Ramadini Maura, berkata penangkapan yang dilakukan terhadap pendemo baru-baru ini membuatnya harus berpikir dua kali untuk mengikuti aksi demonstrasi.

    “Memang semuanya bentuk protes, sebagai bentuk tuntutan justice untuk Palestina, tapi kalau sebagai stance mahasiswa internasional, aku menilai masih ada cara lain untuk menyuarakan ini,” jelas Nafasya, yang menempuh studi public relations and corporate communication di Universitas New York sejak 2023 silam.

    ‘Bebaskan Palestina’

    Sementara itu, penangkapan di USC, Los Angeles dilakukan ketika para mahasiswa berkumpul di Taman Alumni tempat upacara wisuda di universitas tersebut dijadwalkan berlangsung bulan depan.

    Petugas polisi yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara membersihkan perkemahan pro-Palestina di pusat kampus, mencegah para demonstran berkumpul.

    Siswa mendapat peringatan 10 menit dari helikopter polisi untuk membubarkan diri. Mereka yang menolak, ditangkap atas tuduhan masuk tanpa izin.

    Protes tersebut awalnya dilaporkan berlangsung damai, namun kemudian berubah memanas dengan kehadiran polisi yang terus berlanjut.

    Ketika polisi mencoba menahan seorang perempuan, pengunjuk rasa melemparkan botol air ke arah mereka dan meneriakkan, “Lepaskan dia!”

    ReutersPolisi menangkap seorang pengunjuk rasa pro-Palestina di kampus USC di Los Angeles, California, pada 25 April 2024, seperti terlihat dalam tangkapan layar yang diperoleh dari sebuah video.

    Para pengunjuk rasa berkumpul di sekitar aparat polisi, menenggelamkan peringatan polisi dengan nyanyian “bebaskan Palestina”.

    Para pelajar, beberapa di antaranya mengenakan kaffiyeh, memegang tanda “zona pembebasan”, sambil menabuh genderang.

    Di tempat lain di negara itu, polisi Boston mengatakan kepada CBS bahwa tiga petugas terluka dalam demonstrasi di kota itu salah satunya dalam kondisi serius.

    Tidak ada pengunjuk rasa yang terluka, tambah polisi.

    Para siswa dikatakan telah berkemah sejak Minggu, diduga mengabaikan peringatan untuk pergi.

    Emerson College belum mengomentari penangkapan tersebut. Dalam pernyataan sebelumnya, mereka mengatakan mereka mendukung hak untuk melakukan demonstrasi damai sambil mendesak para aktivis untuk mematuhi hukum.

    EPAMahasiswa dan anggota masyarakat dalam solidaritas pro-Palestina di USC, Los Angeles, California, pada 24 April 2024

    Kekacauan di Universitas Texas

    Sebelumnya, terjadi kekacauan di kampus Universitas Texas di Austin ketika ratusan polisi lokal dan negara bagian menunggang kuda sambil memegang pentungan, membubarkan pengunjuk rasa.

    Gubernur Greg Abbott mengerahkan Garda Nasional untuk menghentikan para demonstran yang bergerak melintasi kampus, dengan mengatakan, mereka “pantas dipenjara”.

    Rekaman video yang diunggah di media sosial menunjukkan petugas mendorong ke arah kerumunan, sambil memperingatkan para demonstran melalui pengeras suara untuk meninggalkan lokasi atau menghadapi penangkapan.

    “Saya perintahkan Anda atas nama rakyat negara bagian Texas untuk membubarkan diri,” demikian bunyi pengumuman tersebut.

    Sebanyak 34 orang ditangkap, kata para pejabat.

    Seorang fotografer Fox News 7 Austin terlihat terjatuh ke tanah dengan kameranya saat dikepung oleh polisi anti huru hara. Outlet media AS tersebut kemudian mengonfirmasi bahwa juru kameranya telah ditangkap.

    Pengunjuk rasa lainnya terlihat dikepung oleh polisi anti huru hara. Namun segera setelah itu sekitar 300 demonstran berkumpul kembali, duduk di rumput di bawah menara jam ikonik sekolah dan meneriakkan “bebaskan Palestina”.

    Dinodai dugaan antisemitisme

    Gelombang demonstrasi mahasiswa dinodai oleh dugaan insiden antisemitisme, yang dikecam oleh Gedung Putih.

    Demonstrasi serta perdebatan sengit mengenai perang Israel-Gaza dan kebebasan berpendapat telah mengguncang kampus-kampus AS sejak serangan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, yang memicu serangan balik Israel. Perang di Gaza terus berkecamuk hingga kini.

    Di AS, terjadi pelonjakan insiden antisemitisme dan Islamofobia sejak saat itu, menurut sejumlah mahasiswa dari kedua pihak.

    Ketika ditanya tentang demonstrasi pada Senin (22/04), Presiden AS Joe Biden mengatakan dia mengutuk “demonstrasi antisemitisme” serta “mereka yang tidak memahami apa yang terjadi dengan rakyat Palestina”.

    Gerakan protes ini menjadi sorotan pekan lalu setelah polisi Kota New York dipanggil ke Universitas Columbia dan menangkap lebih dari 100 demonstran.

    Getty ImagesDemonstrasi mahasiswa menentang perang di Gaza di Universitas New York

    Demonstrasi telah meluas sejak saat itu. Selain NYU dan Yale, mahasiswa yang berdemonstrasi telah mendirikan kemah-kemah di Universitas California di Berkeley, Institut Teknologi Massachusetts (MIT), Universitas Michigan, Emerson College, dan Tufts.

    Seperti kawan-kawan mereka di universitas lain, para pengunjuk rasa di NYU menyerukan institusi pendidikan mereka untuk melepaskan sokongan “finansial dan dana abadi terhadap produsen senjata dan perusahaan yang berkepentingan dengan pendudukan Israel”.

    Seorang mahasiswa, Alejandro Tanon, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa AS berada pada “momen kritis”, menyamakan protes tersebut dengan demonstrasi bersejarah menentang Perang Vietnam dan apartheid di Afrika Selatan.

    “Kami mendukung Palestina dan kami mendukung pembebasan semua orang,” kata seorang pengunjuk rasa kepada mitra BBC di AS, CBS News.

    Sementara itu, seseorang yang berdiri di seberang jalan lokasi demonstrasi menentang perang di Palestina digelar, sambil mengibarkan bendera Israel berkata: “Ada satu sisi di sini dan satu sisi sejarah. Sisi yang benar ada di sini.”

    NYU mengungkapkan sekitar 50 orang terlibat dalam aksi demonstrasi di luar kampus tersebut. Mereka menggambarkan protes tersebut tidak sah dan mengganggu aktivitas perkuliahan.

    Polisi mulai menangkap mereka pada Senin (22/04) malam; jumlah pasti mereka yang ditahan hingga kini belum diketahui.

    Beberapa jam sebelumnya, hampir 50 pengunjuk rasa ditangkap di Universitas Yale di New Haven, Connecticut. Pihak berwenang mengatakan ratusan orang telah berkumpul; banyak dari mereka menolak seruan untuk membubarkan demonstrasi.

    EPASiswa mendengarkan pembicara pada protes di Emerson College

    Pada Senin (22/04), kepala Universitas Columbia, Dr Minouche Shafik, meminta mahasiswa untuk menjauh dari kampus, dengan alasan adanya insiden “perilaku yang mengintimidasi dan melecehkan”. Sebagai gantinya, kelas diadakan secara virtual.

    Dr Shafik mengatakan ketegangan di kampus telah “dieksploitasi dan diamplifikasi oleh individu-individu yang tidak berafiliasi dengan Columbia yang datang ke kampus dengan agenda mereka sendiri”.

    Pihak berwenang di NYU juga menyatakan bahwa pengunjuk rasa yang tidak memiliki hubungan dengan universitas telah bermunculan.

    Mereka melaporkan adanya insiden antisemitisme pada Senin (22/04) hari pertama hari raya Paskah Yahudi dan menjadi lembaga terbaru yang melaporkan hal tersebut.

    Video terbaru yang diunggah di dunia maya menunjukkan beberapa pengunjuk rasa di dekat Univesitas Columbia menyatakan dukungannya akan serangan Hamas terhadap Israel, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Anggota Kongres dari Partai Demokrat, Kathy Manning, yang mengunjungi Universitas Columbia pada Senin, mengatakan dia melihat pengunjuk rasa di sana menyerukan kehancuran Israel.

    Chabad, kelompok Hasid di Universitas Columbia mengatakan mahasiswa Yahudi diteriaki dan dijadikan sasaran retorika yang merugikan mereka.

    Sementara itu, seorang rabi yang terafiliasi dengan universitas tersebut dilaporkan memperingatkan mahasiswa Yahudi untuk menghindari kampus sampai situasinya membaik.

    Anggota kelompok pendemo yang memberikan pernyataan publik telah membantah tudingan antisemitisme yang ditujukan kepada mereka, dengan alasan bahwa kritik mereka ditujukan untuk negara Israel dan para pendukungnya.

    Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Columbia Students for Justice in Palestine bilang mereka “dengan tegas menolak segala kebencian dan kefanatikan” dan mengkritik “individu yang tidak mewakili kami”.

    EPAMahasiswa yang berkemah di MIT

    Dalam sebuah pernyataan, Dr Shafik mengatakan sebuah kelompok kerja telah dibentuk di Columbia untuk “mencoba membawa krisis ini ke sebuah resolusi”.

    Pekan lalu, Dr Shafik memberikan kesaksian di hadapan komite kongres mengenai upaya Columbia untuk mengatasi antisemitisme.

    Dia menghadapi tekanan dari berbagai pihak, termasuk kemungkinan kecaman dari senat universitas atas penangkapan massal di kampus yang terjadi sehari setelah kesaksiannya.

    Sekelompok anggota parlemen federal, yang dipimpin oleh Perwakilan Partai Republik di New York, Elise Stefanik, juga telah menandatangani surat yang memintanya untuk mundur karena “kegagalan dalam mengakhiri gerombolan mahasiswa dan agitator yang menyerukan tindakan terorisme terhadap mahasiswa Yahudi” .

    EPADemonstrasi mahasiswa mendukung Palestina di Universitas Cambridge, pada 22 April 2024.

    Partai Demokrat juga telah meminta Columbia untuk memastikan bahwa pelajar Yahudi merasa aman dan diterima.

    Staf kampus bahkan bersikap kritis terhadap penanganan protes tersebut.

    Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke BBC pada Senin (22/04) malam, Knight First Amendment Institute di Columbia menyerukan “koreksi arah yang mendesak” dan mengatakan pihak berwenang di luar negeri hanya boleh terlibat ketika ada “bahaya yang jelas dan nyata” terhadap orang atau properti.

    Serangan terhadap Israel spada tanggal 7 Oktober menyebabkan sekitar 1.200 warga Israel dan orang asing sebagian besar warga sipil terbunuh dan 253 lainnya disandera di Gaza, menurut penghitungan Israel.

    Israel menanggapinya dengan melancarkan perang paling intens yang pernah terjadi di Gaza, dengan tujuan menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera.

    Lebih dari 34.000 warga Palestina di Gaza kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan perempuan tewas dalam konflik tersebut, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

    Mayoritas warga Amerika kini tidak menyetujui tindakan Israel di Gaza, menurut survei Gallup baru-baru ini, setelah terjadi pergeseran opini sejak pecahnya konflik saat ini.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Demo Protes Perang Gaza Meluas di Kampus Elite AS, Ratusan Pedemo Ditangkap

    Demo Protes Perang Gaza Meluas di Kampus Elite AS, Ratusan Pedemo Ditangkap

    Washington DC

    Kepolisian Amerika Serikat (AS) telah menangkap ratusan pengunjuk rasa di berbagai lokasi di Amerika, seiring demonstrasi menentang perang di Gaza meluas di kampus-kampus elite dan universitas.

    Sekitar 108 penangkapan dilakukan di Emerson College, kata polisi Boston kepada mitra BBC AS, CBS News.

    Sebelumnya, 93 orang di Universitas Southern California (USC) di Los Angeles ditahan atas tuduhan masuk tanpa izin. Para pengunjuk rasa dan polisi juga bentrok di Universitas Texas di Austin. Pihak berwenang menyebut 34 orang telah ditangkap.

    Universitas-universitas di Amerika telah menyaksikan semakin banyak mahasiswa yang keluar dari kelas atau mencoba mendirikan perkemahan untuk memprotes aksi militer Israel di Gaza.

    Penangkapan terbaru ini menyusul penangkapan-penangkapan sebelumnya di Universitas Columbia, Yale dan New York.

    Kepolisian membubarkan aksi mahasiswa di Universitas New York (NYU) pada Senin (22/4) malam dan melakukan sejumlah penangkapan.

    Belasan mahasiswa di Yale ditahan pada hari sebelumnya, sementara Universitas Columbia membatalkan kelas tatap muka imbas dari demonstrasi di kampus tersebut.

    ‘Bebaskan Palestina’

    Penangkapan di USC, Los Angeles dilakukan ketika para mahasiswa berkumpul di Taman Alumni tempat upacara wisuda di universitas tersebut dijadwalkan berlangsung bulan depan.

    Petugas polisi yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara membersihkan perkemahan pro-Palestina di pusat kampus, mencegah para demonstran berkumpul.

    Siswa mendapat peringatan 10 menit dari helikopter polisi untuk membubarkan diri. Mereka yang menolak, ditangkap atas tuduhan masuk tanpa izin.

    Protes tersebut awalnya dilaporkan berlangsung damai, namun kemudian berubah memanas dengan kehadiran polisi yang terus berlanjut.

    Ketika polisi mencoba menahan seorang perempuan, pengunjuk rasa melemparkan botol air ke arah mereka dan meneriakkan, “Lepaskan dia!”

    ReutersPolisi menangkap seorang pengunjuk rasa pro-Palestina di kampus USC di Los Angeles, California, pada 25 April 2024, seperti terlihat dalam tangkapan layar yang diperoleh dari sebuah video.

    Para pengunjuk rasa berkumpul di sekitar aparat polisi, menenggelamkan peringatan polisi dengan nyanyian “bebaskan Palestina”.

    Para pelajar, beberapa di antaranya mengenakan kaffiyeh, memegang tanda “zona pembebasan”, sambil menabuh genderang.

    Di tempat lain di negara itu, polisi Boston mengatakan kepada CBS bahwa tiga petugas terluka dalam demonstrasi di kota itu salah satunya dalam kondisi serius.

    Tidak ada pengunjuk rasa yang terluka, tambah polisi.

    Para siswa dikatakan telah berkemah sejak Minggu, diduga mengabaikan peringatan untuk pergi.

    Emerson College belum mengomentari penangkapan tersebut. Dalam pernyataan sebelumnya, mereka mengatakan mereka mendukung hak untuk melakukan demonstrasi damai sambil mendesak para aktivis untuk mematuhi hukum.

    EPAMahasiswa dan anggota masyarakat dalam solidaritas pro-Palestina di USC, Los Angeles, California, pada 24 April 2024

    Kekacauan di Universitas Texas

    Sebelumnya, terjadi kekacauan di kampus Universitas Texas di Austin ketika ratusan polisi lokal dan negara bagian menunggang kuda sambil memegang pentungan, membubarkan pengunjuk rasa.

    Gubernur Greg Abbott mengerahkan Garda Nasional untuk menghentikan para demonstran yang bergerak melintasi kampus, dengan mengatakan, mereka “pantas dipenjara”.

    Rekaman video yang diunggah di media sosial menunjukkan petugas mendorong ke arah kerumunan, sambil memperingatkan para demonstran melalui pengeras suara untuk meninggalkan lokasi atau menghadapi penangkapan.

    “Saya perintahkan Anda atas nama rakyat negara bagian Texas untuk membubarkan diri,” demikian bunyi pengumuman tersebut.

    Sebanyak 34 orang ditangkap, kata para pejabat.

    Seorang fotografer Fox News 7 Austin terlihat terjatuh ke tanah dengan kameranya saat dikepung oleh polisi anti huru hara. Outlet media AS tersebut kemudian mengonfirmasi bahwa juru kameranya telah ditangkap.

    Pengunjuk rasa lainnya terlihat dikepung oleh polisi anti huru hara. Namun segera setelah itu sekitar 300 demonstran berkumpul kembali, duduk di rumput di bawah menara jam ikonik sekolah dan meneriakkan “bebaskan Palestina”.

    Dinodai dugaan antisemitisme

    Gelombang demonstrasi mahasiswa dinodai oleh dugaan insiden antisemitisme, yang dikecam oleh Gedung Putih.

    Demonstrasi serta perdebatan sengit mengenai perang Israel-Gaza dan kebebasan berpendapat telah mengguncang kampus-kampus AS sejak serangan Hamas terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober, yang memicu serangan balik Israel. Perang di Gaza terus berkecamuk hingga kini.

    Di AS, terjadi pelonjakan insiden antisemitisme dan Islamofobia sejak saat itu, menurut sejumlah mahasiswa dari kedua pihak.

    Ketika ditanya tentang demonstrasi pada Senin (22/4), Presiden AS Joe Biden mengatakan dia mengutuk “demonstrasi antisemitisme” serta “mereka yang tidak memahami apa yang terjadi dengan rakyat Palestina”.

    Gerakan protes ini menjadi sorotan pekan lalu setelah polisi Kota New York dipanggil ke Universitas Columbia dan menangkap lebih dari 100 demonstran.

    Getty ImagesDemonstrasi mahasiswa menentang perang di Gaza di Universitas New York

    Demonstrasi telah meluas sejak saat itu. Selain NYU dan Yale, mahasiswa yang berdemonstrasi telah mendirikan kemah-kemah di Universitas California di Berkeley, Institut Teknologi Massachusetts (MIT), Universitas Michigan, Emerson College, dan Tufts.

    Seperti kawan-kawan mereka di universitas lain, para pengunjuk rasa di NYU menyerukan institusi pendidikan mereka untuk mengungkap dan melepaskan sokongan “finansial dan dana abadi dari produsen senjata dan perusahaan yang berkepentingan dengan pendudukan Israel”.

    Seorang mahasiswa, Alejandro Tanon, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa AS berada pada “momen kritis”, menyamakan protes tersebut dengan demonstrasi bersejarah menentang Perang Vietnam dan apartheid di Afrika Selatan.

    “Kami mendukung Palestina dan kami mendukung pembebasan semua orang,” kata seorang pengunjuk rasa kepada mitra BBC di AS, CBS News.

    Sementara itu, seseorang yang berdiri di seberang jalan lokasi demonstrasi menentang perang di Palestina digelar, sambil mengibarkan bendera Israel berkata: “Ada satu sisi di sini dan satu sisi sejarah. Sisi yang benar ada di sini.”

    NYU mengungkapkan sekitar 50 orang terlibat dalam aksi demonstrasi di luar kampus tersebut. Mereka menggambarkan protes tersebut tidak sah dan mengganggu aktivitas perkuliahan.

    Polisi mulai menangkap mereka pada Senin (22/04) malam; jumlah pasti mereka yang ditahan hingga kini belum diketahui.

    Beberapa jam sebelumnya, hampir 50 pengunjuk rasa ditangkap di Universitas Yale di New Haven, Connecticut. Pihak berwenang mengatakan ratusan orang telah berkumpul; banyak dari mereka menolak seruan untuk membubarkan demonstrasi.

    EPASiswa mendengarkan pembicara pada protes di Emerson College

    Pada Senin (22/04), kepala Universitas Columbia, Dr Minouche Shafik, meminta mahasiswa untuk menjauh dari kampus, dengan alasan adanya insiden “perilaku yang mengintimidasi dan melecehkan”. Sebagai gantinya, kelas diadakan secara virtual.

    Dr Shafik mengatakan ketegangan di kampus telah “dieksploitasi dan diamplifikasi oleh individu-individu yang tidak berafiliasi dengan Columbia yang datang ke kampus dengan agenda mereka sendiri”.

    Pihak berwenang di NYU juga menyatakan bahwa pengunjuk rasa yang tidak memiliki hubungan dengan universitas telah bermunculan.

    Mereka melaporkan adanya insiden antisemitisme pada Senin (22/04) hari pertama hari raya Paskah Yahudi dan menjadi lembaga terbaru yang melaporkan hal tersebut.

    Video terbaru yang diunggah di dunia maya menunjukkan beberapa pengunjuk rasa di dekat Univesitas Columbia menyatakan dukungannya akan serangan Hamas terhadap Israel, sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Anggota Kongres dari Partai Demokrat, Kathy Manning, yang mengunjungi Universitas Columbia pada Senin, mengatakan dia melihat pengunjuk rasa di sana menyerukan kehancuran Israel.

    Chabad, kelompok Hasid di Universitas Columbia mengatakan mahasiswa Yahudi diteriaki dan dijadikan sasaran retorika yang merugikan mereka.

    Sementara itu, seorang rabi yang terafiliasi dengan universitas tersebut dilaporkan memperingatkan mahasiswa Yahudi untuk menghindari kampus sampai situasinya membaik.

    Anggota kelompok yang melukan demonsgtrasi yang memberikan pernyataan publik telah membantah tudingan antisemitisme yang ditujukan kepada mereka, dengan alasan bahwa kritik mereka ditujukan untuk negara Israel dan para pendukungnya.

    Mahasiswa yang tergabung dalam kelompok Columbia Students for Justice in Palestine bilang mereka “dengan tegas menolak segala kebencian dan kefanatikan” dan mengkritik “individu yang tidak mewakili kami”.

    EPAMahasiswa yang berkemah di MIT

    Dalam sebuah pernyataan, Dr Shafik mengatakan sebuah kelompok kerja telah dibentuk di Columbia untuk “mencoba membawa krisis ini ke sebuah resolusi”.

    Pekan lalu, Dr Shafik memberikan kesaksian di hadapan komite kongres mengenai upaya Columbia untuk mengatasi antisemitisme.

    Dia menghadapi tekanan dari berbagai pihak, termasuk kemungkinan kecaman dari senat universitas atas penangkapan massal di kampus yang terjadi sehari setelah kesaksiannya.

    Sekelompok anggota parlemen federal, yang dipimpin oleh Perwakilan Partai Republik di New York, Elise Stefanik, juga telah menandatangani surat yang memintanya untuk mundur karena “kegagalan dalam mengakhiri gerombolan mahasiswa dan agitator yang menyerukan tindakan terorisme terhadap mahasiswa Yahudi” .

    EPADemonstrasi mahasiswa mendukung Palestina di Universitas Cambridge, pada 22 April 2024.

    Partai Demokrat juga telah meminta Columbia untuk memastikan bahwa pelajar Yahudi merasa aman dan diterima.

    Staf kampus bahkan bersikap kritis terhadap penanganan protes tersebut.

    Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke BBC pada Senin (22/04) malam, Knight First Amendment Institute di Columbia menyerukan “koreksi arah yang mendesak” dan mengatakan pihak berwenang di luar negeri hanya boleh terlibat ketika ada “bahaya yang jelas dan nyata” terhadap orang atau properti.

    Serangan terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober menyebabkan sekitar 1.200 warga Israel dan orang asing sebagian besar warga sipil terbunuh dan 253 lainnya disandera di Gaza, menurut penghitungan Israel.

    Israel menanggapinya dengan melancarkan perang paling intens yang pernah terjadi di Gaza, dengan tujuan menghancurkan Hamas dan membebaskan para sandera.

    Lebih dari 34.000 warga Palestina di Gaza kebanyakan dari mereka adalah anak-anak dan perempuan tewas dalam konflik tersebut, kata kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.

    Mayoritas warga Amerika kini tidak menyetujui tindakan Israel di Gaza, menurut survei Gallup baru-baru ini, setelah terjadi pergeseran opini sejak pecahnya konflik saat ini.

    (haf/haf)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • PM Ariel Resmi Mundur Usai Haiti Kerusuhan, Dewan Transisi Dilantik

    PM Ariel Resmi Mundur Usai Haiti Kerusuhan, Dewan Transisi Dilantik

    Jakarta

    Dewan pemerintahan transisi yang telah lama ditunggu-tunggu telah dilantik di Haiti. Hal ini menandai langkah maju yang penting dalam memulihkan fungsi pemerintahan Haiti yang diguncang kerusuhan geng selama berbulan-bulan.

    Dilansir AFP, Jumat (26/4/2024), Perdana Menteri (PM) Haiti, Ariel Henry, mengajukan pengunduran diri resminya ketika badan pemerintahan baru yang beranggotakan sembilan orang itu ditugaskan untuk memulihkan ketertiban.

    “Upacara pagi ini menganugerahkan kepada Anda kendali nasib bangsa dan rakyat,” kata Michel Patrick Boisvert, yang menjabat sebagai Menteri Perekonomian dan sekarang menjabat Perdana Menteri dalam fase transisi kepada delapan pria dan satu wanita yang ikut dalam upacara tersebut, membentuk badan pemerintahan yang baru.

    Ledakan tembakan dari anggota geng bergema di pusat Port-au-Prince dan Delmas di pinggiran kota saat upacara berlangsung, sebuah tanda betapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh pemerintah baru.

    Gambar yang dibagikan di media sosial menunjukkan para anggota dewan disambut dengan meriah di istana presiden, tempat mereka diambil sumpah jabatannya. Mereka kemudian dilantik di kantor perdana menteri.

    Henry yang berjanji pada bulan Maret untuk mundur setelah dewan dibentuk, ketika geng-geng muncul dan menuntut pemecatannya, berterima kasih kepada rakyat Haiti “atas kesempatan untuk melayani negara kami dengan integritas, kebijaksanaan dan kehormatan.”

    “Haiti akan terlahir kembali,” tulisnya dalam surat pengunduran dirinya, yang dirilis Kamis (25/4) namun bertanggal Rabu (24/4), dari Los Angeles.

    Badan transisi baru ini dijadwalkan memimpin negara ini hingga pemilu baru, dan pemerintahan terpilih akan mengambil alih pada 6 Februari 2026.

    (rfs/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 5 Hal Mustahil yang Bisa Jadi Nyata Kalau Bumi Datar

    5 Hal Mustahil yang Bisa Jadi Nyata Kalau Bumi Datar

    Jakarta

    Meski ilmuwan menegaskan bahwa Bumi berbentuk bulat (tidak benar-benar sempurna), masih ada segelintir orang yang meyakini Bumi datar. Ini pun diperkuat dengan meluasnya berbagai teori konspirasi terkait Bumi datar.

    Kendati demikian, sains tidak berbohong. Jika seandainya Bumi benar-benar berbentuk datar, ada lima hal mustahil yang bisa-bisa jadi kenyataan. Berikut ini dikutip dari Forbes.

    1. Gerhana Bulan

    Hal pertama adalah gerhana Bulan tidak hanya terjadi pada tengah malam. Jika Bumi adalah piringan datar, gerhana bulan terjadi pada waktu yang berbeda-beda, bergantung pada lokasi Anda di Bumi.

    2. Musim

    Sinar Matahari, yang hampir sejajar sempurna, menyinari Bumi pada sudut yang berbeda-beda pada waktu yang berbeda dalam setahun. Apabila bumi datar, sinar matahari akan selalu datang pada sudut yang sama. Itu artinya Amerika Serikat, Australia, Italia, dan Argentina akan mengalami musim dengan cara yang sama persis.

    3. Langit

    Seandainya benar Bumi datar, semua orang di sisi malam Bumi akan melihat langit yang sama. Bintang yang berbeda terlihat dari garis lintang yang berbeda.

    4. Kawaikini

    Selanjutnya, Anda tidak bisa melihat Kawaikini dari puncak Mauna Kea. Pulau Kauai memiliki titik tertinggi ketujuh di kepulauan Hawaii, puncaknya dikenal sebagai Kawaikini. Jika Anda menggambar garis lurus dari Mauna Kea (ketinggian: 13.796 kaki) ke Kawaikini (ketinggian: 5.226 kaki), garis tersebut akan menempuh jarak 303 mil (487 km).

    Namun, Anda tidak dapat melihat ini bila Bumi datar. Garis pandang untuk kedua ketinggian tersebut adalah 233 mil (374 km).

    5. Matahari terbit dan terbenam

    Matahari terbenam dan terbitnya matahari terjadi pada waktu yang berbeda tergantung garis bujur Anda. Apabila bumi datar, maka seseorang di New York dan seseorang di Los Angeles akan melihat matahari terbit dan terbenam pada waktu yang bersamaan.

    (ask/ask)

  • Hadir di 6 Negara Sekaligus, “Agak Laen” Tayang di AS

    Hadir di 6 Negara Sekaligus, “Agak Laen” Tayang di AS

    Surabaya (beritajatim.com) – Industri perfilman Indonesia kembali mencetak prestasi membanggakan. Kali ini, datang dari film “Agak Laen” karya sutradara Muhadkly Acho yang telah dipastikan akan dirilis di sejumlah bioskop Amerika Serikat pada tanggal 22 Maret 2024. Kabar ini disampaikan langsung oleh Muhadkly Acho melalui akun Instagram pribadinya pada Senin (18/3).

    Dalam unggahannya, Muhadkly Acho menyatakan kegembiraannya dengan menulis.

    “TAYANG DI AMERIKA DIA WOI,” tulisnya dalam keterangan unggahan di akun pribadinya @muhadkly. Ia membagikan daftar kota dan nama-nama bioskop yang akan menayangkan film garapannya itu di Amerika Serikat.

    Berdasarkan informasi yang dibagikan, film “Agak Laen” akan tayang di enam negara bagian Amerika Serikat, termasuk California, Florida, Nevada, Oregon, Texas, dan Washington. Adapun empat kota yang akan menayangkan film ini antara lain Los Angeles, Sacramento, San Francisco, dan San Jose.

    Di Los Angeles dan San Francisco, film yang dibintangi oleh Indra Jegel, Boris Bokir, Oki Rengga, dan Bene Dion ini akan ditayangkan di dua bioskop, sementara di kota-kota lainnya di California dan kota-kota lainnya seperti Miami, Las Vegas, Portland, Dallas-Fort Worth, Dallas, Houston, dan Seattle, hanya akan ada satu bioskop yang menayangkannya.

    Jumlah total bioskop yang akan menayangkan “Agak Laen” mencapai 13 di seluruh Amerika Serikat. Semua bioskop di setiap kota tersebut akan menayangkan film tersebut secara serentak pada tanggal 22 Maret mendatang.

    Selain Amerika Serikat, film “Agak Laen” juga sedang tayang di empat negara Asia lain, termasuk Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Singapura.

    Sebagai tambahan, film “Agak Laen” sendiri telah mendekati angka 9 juta penonton. Hingga Minggu (17/3), film ini telah ditonton sebanyak 8.904.670 penonton sejak rilis pada tanggal 1 Februari lalu.

    Meskipun demikian, prestasinya masih berada di bawah film horor “KKN di Desa Penari” yang telah mencatat rekor sebagai film Indonesia terlaris kedua sepanjang masa dengan perolehan 10.061.033 penonton saat tayang pada tahun 2022.

    Bagi kalian yang belum sempat menontonnya, berikut adalah sinopsis singkat dari film “Agak Laen”

    Sinopsis Film Agak Laen

    Berdurasi hampir 2 jam, film ini mengikuti kisah empat sahabat yang bekerja sebagai penjaga rumah hantu di pasar malam, mereka berusaha mencari cara baru untuk menakuti pengunjung agar bisnis mereka tetap bertahan.

    Namun, upaya mereka malah berujung pada tragedi ketika salah satu pengunjung meninggal dunia akibat ketakutan. Tanpa sengaja, mereka mengubur korban tersebut di dalam rumah hantu mereka. Namun, arwah si korban malah gentayangan, membuat rumah hantunya menjadi lebih menyeramkan dan menarik banyak pengunjung.

    Ketika polisi mulai menyelidiki, mereka terpaksa terlibat dalam berbagai intrik konyol untuk menyembunyikan kejadian tersebut. Bagaimana nasib mereka selanjutnya? Untuk mengetahui lebih lanjut, kalian bisa menyaksikan film “Agak Laen” yang masih tayang di beberapa bioskop-bioskop Indonesia! [mnd/aje]

  • Boeing 777 Bermasalah Lagi, Mendarat Darurat di Los Angeles

    Boeing 777 Bermasalah Lagi, Mendarat Darurat di Los Angeles

    Jakarta

    Pesawat Boeing 777 milik maskapai American Airlines melakukan pendaratan darurat di bandara Los Angeles, Amerika Serikat setelah pilot melaporkan kemungkinan masalah mekanik.

    Pihak maskapai American Airlines mengatakan, pesawat tersebut, sebuah pesawat Boeing 777 berusia 23 tahun menurut Airfleets Aviation, lepas landas dari Dallas Fort Worth, Texas, dan mendarat di Los Angeles, California pada Rabu (13/3) waktu setempat tanpa insiden apa pun.

    “Pesawat meluncur ke gerbang dengan tenaganya sendiri dan para penumpang turun dari pesawat secara normal,” kata maskapai asal Amerika Serikat itu dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip dari Reuters dan Al Arabiya, Kamis (14/3/2024).

    Penerbangan AA 345, dengan 249 orang di dalamnya, mendarat dengan selamat pada Rabu (13/3) sekitar pukul 20:45 waktu setempat. Tidak ada laporan adanya cedera pada penumpang atau awak pesawat.

    Insiden ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran atas masalah teknis dan keselamatan pesawat Boeing.

    Baru-baru ini, sebuah pesawat Boeing 777-20 milik maskapai United Airlines yang lepas landas dari Bandara Internasional San Francisco ke Jepang melakukan pendaratan darurat di Los Angeles setelah salah satu roda pendaratannya terlepas. Pesawat tersebut membawa 235 penumpang, empat pilot dan 10 pramugari.

    Sebuah pesawat Boeing 777-300 United Airlines juga melakukan pendaratan darurat setelah mengalami kebocoran bahan bakar di udara pada hari Senin lalu.

    John Barnett, mantan karyawan Boeing yang menyuarakan keprihatinan keselamatan tentang standar manufaktur perusahaan dirgantara tersebut, ditemukan tewas di mobilnya di Charleston, Carolina Selatan pada hari Sabtu lalu.

    Menurut laporan dari Kantor Pemeriksa Charleston County, Barnett meninggal karena “tampaknya luka tembak yang dilakukan sendiri”. Pejabat polisi menyatakan bahwa mereka sedang menyelidiki insiden tersebut untuk memastikan penyebab resmi kematiannya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Mantan Presiden Chile Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter

    Mantan Presiden Chile Meninggal dalam Kecelakaan Helikopter

    Dunia Hari Ini kembali dengan laporan dunia selama 24 jam terakhir dari berbagai belahan dunia.

    Edisi Rabu, 7 Februari 2024 kami mulai dengan Chile.

    Mantan presiden Chile meninggal

    Mantan Presiden Chile Sebastian Pinera tewas dalam kecelakaan helikopter.

    Helikopter yang mengangkut Sebastian, 74 tahun, dan tiga orang lainnya jatuh ke sebuah danau di Chile selatan.

    Mantan presiden tersebut dinyatakan meninggal tak lama setelah petugas penyelamat tiba di lokasi kejadian, sementara tiga penumpang lainnya selamat.

    Dua sumber mengatakan Sebastian adalah pilotnya, meskipun belum dikonfirmasi.

    Presiden Gabriel Boric mengumumkan tiga hari berkabung nasional di Chile.

    Pangeran Harry mengunjungi Raja Charles

    Pangeran Harry tiba di London dan menghabiskan sekitar 45 menit di Clarence House, kediaman ayahnya.

    Harry, yang berselisih dengan ayah dan keluarganya selama beberapa tahun terakhir, terbang dari Los Angeles tak lama setelah kondisi raja diumumkan oleh Istana Buckingham.

    Ia mendarat di Inggris dan langsung menuju kediaman Raja Charles, sekitar pukul 14.45 waktu setempat.

    Reaksi Hamas tentang gencatan senjata

    Perdana Menteri Qatar mengatakan tanggapan kelompok Hamas terhadap rencana gencatan senjata “secara umum positif.”

    Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani mengumumkan hal tersebut dalam konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken yang sedang berkunjung.

    Qatar bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Mesir untuk menengahi gencatan senjata dengan tujuan menghentikan perang dan pembebasan sandera yang ditahan oleh Hamas.

    Sheikh Mohammed tidak memberikan rincian lebih lanjut, namun mengaku optimis dan mengatakan telah menyampaikan informasi tersebut ke Israel.

    Pejabat senior Hamas, Ghazi Hamad, mengatakan kelompoknya ingin membebaskan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel sebanyak mungkin.

    Temuan terbaru dari pesawat Boeing 737

    Panel pintu yang lepas landas dari jet Boeing 737 MAX 9 di tengah penerbangan tampaknya tidak memiliki empat baut kunci.

    Bukti foto dalam laporan independen Dewan Keselamatan Transportasi Nasional Amerika (NTSB) menemukan baut hilang dari penutup pintu.

    Hingga saat ini, NTSB belum menemukan bagaimana panel tersebut mempengaruhi pesawat jet yang dioperasikan Alaska Airlines saat pesawat tersebut naik ke ketinggian 16.000 kaki pada 5 Januari.

    Administrasi Penerbangan Federal Amerika melarang terbang 171 pesawat Boeing 737 MAX 9 setelah insiden tersebut, sebagian besar dioperasikan oleh maskapai penerbangan Amerika United dan Alaska Airlines, untuk pemeriksaan.

  • Geger Temuan 6 Mayat di Gurun California, 5 Orang Ditangkap

    Geger Temuan 6 Mayat di Gurun California, 5 Orang Ditangkap

    California

    Kepolisian California, Amerika Serikat (AS) telah menangkap lima tersangka terkait temuan enam mayat di gurun setempat. Kasus ini diduga terkait dengan perselisihan soal narkoba.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (30/1/2024), keenam jenazah itu ditemukan di jalanan terpencil di Gurun Mojave yang berjarak 80 kilometer di luar Los Angeles, California, pekan lalu. Selongsong peluru ditemukan di sekeliling jenazah-jenazah tersebut.

    Saat ditemukan, keenam jenazah itu semuanya mengalami luka tembak yang fatal dan beberapa jenazah hangus terbakar. Tampaknya tidak ada upaya yang dilakukan untuk menyembunyikan jenazah-jenazah tersebut.

    Lima tersangka yang semuanya pria ditangkap kepolisian pada Minggu (28/1) waktu setempat. Kelima tersangka ditahan tanpa jaminan karena diduga terlibat dalam pembunuhan terkait temuan enam jenazah tersebut.

    Para deputi pada kantor Sheriff San Bernardino County awalnya menerima panggilan darurat pada Selasa (23/1) lalu dari salah satu pria yang tertembak, di mana panggilan telepon itu diakhiri dengan tiba-tiba. Saat mendatangi lokasi yang dilaporkan, polisi mendapati beberapa korban luka tembak dan enam jenazah.

    “Para petugas menemukan tempat kejadian perkara dan tampaknya ada beberapa korban luka tembak, dua kendaraan dan salah satu kendaraan itu tampaknya mengalami beberapa serangan tembakan,” sebut Sersan Michael Warwick dari kepolisian setempat.

    Saksikan juga ‘AS: Kami Tak Ingin Perang dengan Iran’:

    “Para deputi… menemukan empat jenazah laki-laki dengan luka bakar parah. Jenazah laki-laki kelima ditemukan di dalam Chevy Trailblazer dan jenazah laki-laki keenam ditemukan tak jauh dari salah satu korban luka tembak,” imbuhnya.

    Sheriff San Bernardino, Shannon Dicus, menyebut pembunuhan itu memiliki ciri-ciri kejahatan terorganisir, dan para petugas penegak hukum berasumsi bahwa pembunuhan itu dipicu oleh perselisihan soal mariyuana ilegal.

    Dicus menyebut area tersebut terkenal dengan produksi mariyuana ilegal, sebuah bisnis yang didominasi oleh kejahatan terorganisir yang menurutnya berkembang pesat meskipun ganja telah dilegalkan di California sejak beberapa tahun lalu.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Daftar Perusahaan AS PHK pada Januari 2024: Ada Microsoft hingga eBay

    Daftar Perusahaan AS PHK pada Januari 2024: Ada Microsoft hingga eBay

    Daftar Isi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sejumlah perusahaan teknologi hingga media besar di Amerika Serikat (AS) memulai tahun 2024 dengan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan.

    Hal ini menandakan serentetan PHK yang terjadi pada 2023 silam kemungkinan besar akan terus berlanjut. Pasalnya, perusahaan-perusahaan ini menghadapi ketidakpastian ekonomi berkepanjangan.

    Dilansir dari Reuters, berikut daftar perusahaan yang lakukan PHK pada Januari 2024.

    1. Amazon

    Pada 9 Januari 2024 silam, unit streaming Twitch dilaporkan bakal PHK 35 persen pegawainya atau sekitar 500 pekerja. Sehari setelah itu, Amazon dikabarkan bakal memberhentikan ratusan karyawan dalam operasi streaming dan studionya dan memperpanjang PHK hingga 2024.

    Lalu pada 11 Januari 2024, memo dari kepala divisi menyebut divisi buku audio dan podcast Audible milik Amazon memberhentikan 5 persen pegawainya. Kemudian pada 18 Januari, unit Buy with Prime pun ikut memberhentikan kurang dari 5 persen pegawainya.

    2. Alphabet

    Para 11 Januari 2024, Google, anak perusahaan dari Alphabet, memberhentikan ratusan pegawai di seluruh timnya, termasuk tim perangkat keras yang bertanggung jawab atas Pixel, Nest dan Fitbit. Google juga melakukan PHK sebagian besar dari pegawai yang berada di tim augmented reality.

    Kemudian pada 16 Januari, Google kembali memberhentikan ratusan karyawan di tim penjualan iklan.

    Pada 22 Januari, X Lab, divisi Alphabet untuk mengembangkan teknologi baru, memberhentikan puluhan pegawai dan beralih ke investor luar untuk mendapatkan pendanaan.

    3. Salesforce

    Pada 26 Januari silam, perusahaan software berbasis cloud, Salesforce, memberhentikan sekitar 700 pegawainya. Angka itu merupakan sekitar 1 persen dari tenaga kerjanya di seluruh dunia.

    4. Microsoft

    Pada 25 Januari silam, perusahaan teknologi Microsoft dikabarkan bakal memberhentikan 1.900 pegawai di Activision Blizzard dan Xbox.

    5. Paramount Global

    Pada 25 Januari 2024, perusahaan besar di industri perfilman Paramount Global merencanakan PHK dengan jumlah yang tidak disebutkan. Langkah ini diambil dengan tujuan untuk menjadikan organisasi yang lebih ramping.

    6. Business Insider

    Pada 25 Januari, CEO Business Insider Barbara Peng mengumumkan rencana pemangkasan hubungan kerja sekitar 8 persen dari pegawainya.

    7. IBM Corp

    Pada 24 Januari, produsen komputer terkemuka IBM Corp berencana untuk memberhentikan sejumlah karyawannya pada 2024. Namun pihaknya menyebut bakal mempekerjakan lebih banyak orang untuk peran yang berpusat pada AI.

    8. Aurora Innovation

    Pada 24 Januari, perusahaan teknologi kendaraan otonom Aurora Innovation mengungkap bahwa mereka telah memangkas 3 persen tenaga kerjanya sebagai bagian dari reorganisasi.

    9. eBay

    Pada 23 Januari 2024, platform jual beli eBay berencana untuk melakukan PHK sekitar 1.000 pegawainya, atau sekitar 9 persen dari jumlah tenaga kerjanya saat ini.

    10. Los Angeles Times

    Pada 23 Januari, media Los Angeles Times mengungkap rencana untuk memberhentikan 94 jurnalis yang menjadi anggota serikat pekerja surat kabar tersebut.

    11. Walt Disney

    Pada 11 Januari silam, Pixar Animation Studios, bagian dari Walt Disney, dikabarkan bakal melakukan PHK sejumlah karyawannya usai menyelesaikan produksi beberapa acara dan memiliki lebih banyak staf daripada yang dibutuhkan.

    12. Unity Software

    Pada 8 Januari 2024, penyedia perangkat lunak gim video Unity Software berencana untuk memberhentikan sekitar 25 persen dari jumlah pegawainya, yakni sekitar 1.800 karyawan.

    (del/pta)