kab/kota: Los Angeles

  • Agnez Mo Ajak Masyarakat Berikan Ruang untuk Kesedihan Korban Kebakaran di Los Angeles

    Agnez Mo Ajak Masyarakat Berikan Ruang untuk Kesedihan Korban Kebakaran di Los Angeles

    Jakarta, Beritasatu.com – Penyanyi Agnez Mo meminta pengertian dari masyarakat untuk memahami kesulitan dan kesedihan para korban kebakaran yang terjadi di Los Angeles (LA), California, Amerika Serikat (AS).

    “Saya mohon pengertian dan privasi kalia semua selama masa yang sangat sulit ini, saat saya dan keluarga menghadapi kehilangan,”  ujar Agnez Mo melalui akun media sosialnya yang dikutip Beritasatu.com, Senin (13/1/2025)..

    Agnez menyebutkan, kesedihan yang dirasakannya saat ini tidak perlu terus dibagikan melalui media sosial agar para korban yang tengah berduka bisa pulih dari trauma akibat kebakaran tersebut.

    “Ini sangat pribadi, dan tidak semuanya perlu dibagikan di media sosial. Kita membutuhkan ruang untuk berduka dan pulih,” terang Agnez Mo.

    Lebih lanjut, pelantun lagu Matahariku tersebut meminta masyarakat untuk mengerti bahwa korban kebakaran di Los Angeles kini membutuhkan privasi untuk menyembuhkan kesedihan mereka.

    “Penyembuhan (duka akibat kebakaran) hanya membutuhkan keheningan dan privasi. Terima kasih telah menghormati batasan kami dan bagi mereka yang menghubungi, terima kasih atas kepeduliannya,” tandas Agnez Mo.

    Dalam unggahan lain, Agnez Mo juga membagikan peta kota Los Angeles, California yang terdampak akibat kebakaran hutan yang menghanguskan salah satu kota paling elit di Amerika Serikat itu.

  • Agnez Mo Ngamuk Akibat Agen Properti Naikkan Harga Saat Kebakaran Hutan Menghancurkan LA

    Agnez Mo Ngamuk Akibat Agen Properti Naikkan Harga Saat Kebakaran Hutan Menghancurkan LA

    Jakarta, Beritasatu.com – Penyanyi Agnez Mo yang kini berada di Amerika Serikat (AS) mengamuk karena sejumlah agen properti di sekitar Los Angeles (LA), California, yang menaikkan harga sewa rumah secara berlebihan di tengah musibah kebakaran hebat yang melanda kota tersebut. 

    Hal ini diungkapkan Agnez Mo dalam sebuah unggahan di media sosialnya yang dikutip dari Beritasatu.com pada Selasa (14/1/2025).

    Agnez Mo menyatakan, dirinya sedang mencari rumah untuk mengungsi dari bahaya kebakaran yang terjadi di kawasan itu. Namun, kejadian tak terduga malah membuat dirinya emosi lantaran beberapa agen properti malah mencari kesempatan di tengah musibah.

    “Mengingatkan untuk semua agen properti dan pihak lainnya, menaikkan harga secara berlebihan selama krisis seperti ini adalah tindakan yang melanggar hukum California, dan tentu saja karma buruk menanti,” tulis Agnez Mo.

    Agnez Mo menegaskan bahwa dirinya membutuhkan rumah sewa sebagai tempat sementara untuk menghindari dampak lebih buruk dari kebakaran yang tengah melanda Los Angeles. 

    Bersama rekannya, @mccollumgram, Agnez sedang mencari tempat tinggal untuk klien mereka yang baru saja kehilangan rumah akibat kebakaran di Los Angeles. 

    “Kami menemukan harga sewa yang sangat tinggi, sekitar US$ 4.900 atau sekitar Rp 80 juta per bulan,” tambah Agnez sembari membagikan informasi mengenai harga sewa tersebut.

    Meski begitu, Agnez Mo juga menyampaikan rasa syukurnya atas bantuan yang mulai mengalir untuk masyarakat Los Angeles yang terdampak kebakaran. 

    Bantuan tersebut datang tidak hanya dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri dalam berbagai bentuk, termasuk bantuan barang dan kehadiran petugas pemadam kebakaran.

    “Puji Tuhan, tim pemadam kebakaran dari Meksiko sudah tiba di Los Angeles,” tandas Agnez Mo.

    Namun, Agnez Mo tetap kesal kepada sejumlah agen properti yang menaikan harga dan mengambil kesempatan keuntungan di tengah-tengah bencana kebakaran hutan di Los Angeles.

  • Muncul Tornado Api di Tengah Kebakaran Los Angeles, Apa Itu? – Halaman all

    Muncul Tornado Api di Tengah Kebakaran Los Angeles, Apa Itu? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Fenomena langka berupa tornado api terlihat di Los Angeles (LA) pada Jumat (10/1/2025).

    Peristiwa ini terjadi di tengah kebakaran besar yang melanda kawasan Palisades, utara Santa Monica, California.

    Rekaman yang ditangkap oleh Fox 11 Los Angeles menunjukkan pusaran api tersebut terbentuk di lereng bukit akibat pertemuan angin kencang dengan udara panas yang naik dari kebakaran.

    Dikutip dari AP News dan CNN, tornado api ini terbentuk dari kobaran api, abu, dan asap yang berputar-putar di udara.

    Apa Itu Tornado Api?

    Tornado api, atau yang lebih dikenal dengan sebutan “firenado” adalah fenomena alam langka yang terjadi ketika udara panas dan gas dari api membentuk kolom berputar.

    Fenomena ini mengangkat asap, puing, dan api ke udara, menciptakan pusaran berputar yang terlihat seperti tornado.

    Tornado api biasanya terbentuk ketika kebakaran sangat hebat dan disertai angin kencang.

    Kepala Meteorologi Fox 11, Adam Krueger, menjelaskan tornado api terjadi ketika aliran udara panas dari api bertemu dengan angin kuat, menciptakan pusaran udara yang mirip pusaran debu.

    Fenomena ini terjadi secara singkat, tetapi bisa berbahaya dan menambah kesulitan dalam upaya pemadaman kebakaran.

    Tornado api sangat jarang terjadi dan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti cuaca ekstrem dan kebakaran hebat.

    Ilmuwan iklim dari UCLA, Daniel Swain, menjelaskan tornado api lebih mirip pusaran debu.

    Fenomena ini terjadi ketika panas dari api yang sangat tinggi menarik udara di sekitarnya, menciptakan pusaran berputar.

    Rotasi Bumi juga memainkan peran dalam pembentukan tornado api, seperti halnya aliran air yang berputar di saluran pembuangan.

    Tornado api dapat mencapai ketinggian ratusan meter, meskipun hanya bertahan beberapa menit.

    Kebakaran di Los Angeles dimulai pada Selasa (7/1/2025).

    Kebakaranterus meluas dan hingga Sabtu (11/1/2025) malam, menghanguskan lebih dari 29.000 hektare lahan.

    Kebakaran tersebut telah menghancurkan lebih dari 10.000 properti dan memaksa lebih dari 100.000 orang untuk mengungsi.

    Hingga Minggu (12/1/2025), tercatat 24 orang tewas akibat kebakaran ini.

    Selain kebakaran besar di Pacific Palisades, kebakaran lainnya seperti Kebakaran Eaton dan Kebakaran Hurst juga terjadi di wilayah Los Angeles.

    Cuaca kering dan angin kencang dari fenomena alam Santa Ana semakin memperburuk situasi, menjadikan kebakaran semakin sulit dipadamkan.

    Kebakaran juga menciptakan awan pyrocumulus atau “awan api” yang terbentuk akibat uap air yang menguap dari tanaman terbakar dan bercampur dengan gas panas dari api.

    Situasi ini memaksa otoritas setempat mengeluarkan perintah evakuasi besar-besaran dan memperingatkan warga untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang dapat memperburuk situasi.

    Beberapa selebritas seperti Anna Faris, Mandy Moore, dan Paris Hilton juga dilaporkan kehilangan rumah mereka.

    Petugas pemadam kebakaran bekerja keras untuk mengatasi api.

    Warga diminta tetap waspada dan mengikuti perintah evakuasi.

    lihat foto
    Sebuah helikopter menjatuhkan air ke dalam asap dan api dari Palisades Fire yang menyala di belakang jalan Mulholland menuju lingkungan Encino di Los Angeles, California, 10 Januari 2025. Kebakaran hutan besar-besaran yang melanda seluruh lingkungan dan membuat ribuan orang di Los Angeles terpaksa mengungsi telah menewaskan sedikitnya 10 orang, kata pihak berwenang, ketika tentara Garda Nasional California bersiap turun ke jalan untuk membantu memadamkan kekacauan. (Photo by Patrick T. Fallon / AFP)

    Netizen Bandingkan Kebakaran LA dengan Pembakaran Israel di Gaza

    Saat Los Angeles (LA) melawan kebakaran hutan yang melanda wilayah tersebut, media sosial riuh dengan pembakaran yang dilakukan Israel di Gaza.

    Netizen menyoroti kesamaan antara nasib warga LA yang terdampak kebakaran dan kondisi tragis warga Palestina yang menderita akibat serangan udara Israel di Gaza.

    Kebakaran Palisades bahkan dikategorikan sebagai yang paling merusak dalam sejarah LA.

    Di tengah bencana kebakaran tersebut, banyak warga Amerika yang menggunakan media sosial untuk mengungkapkan kesedihan dan ketakutan mereka.

    Beberapa dari mereka juga menyoroti pemotongan anggaran untuk Departemen Pemadam Kebakaran LA sebesar hampir 18 juta dolar AS.

    Di waktu yang hampir bersamaan, Gedung Putih baru saja mengumumkan rencana penjualan senjata senilai 8 miliar dolar AS ke Israel.

    “Sementara itu, Departemen Pemadam Kebakaran LA mengalami pemotongan anggaran sebesar 17,6 juta dolar AS.”

    “Dan Israel, yang sudah mendapatkan peningkatan anggaran sebesar 23 miliar dolar AS, akan mendapatkan tambahan 8 miliar lagi,” tulis jurnalis Palestina, Ahmed Eldin, di X, dikutip dari Al Mayadeen.

    Tak hanya itu, banyak pengguna media sosial yang menunjukkan adanya standar ganda dalam reaksi empati terhadap warga yang terdampak kebakaran hutan di LA dibandingkan reaksi dunia internasional terhadap penghancuran Gaza oleh Israel.

    Menurut badan bantuan dan pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina, serangan Israel telah menyebabkan setidaknya 1,9 juta warga Palestina mengungsi.

    James Woods, salah satu selebritas yang kehilangan rumahnya akibat kebakaran hutan di LA, diketahui sangat mendukung pemboman Israel di Gaza.

    Mengomentari kehilangan Woods, Imam Omar Suleiman menulis tanggapannya di Instagram.

    “Berdoa agar Tuhan melindungi kehidupan dan harta benda orang-orang tak berdosa di Los Angeles dan sekitarnya,”

    “Namun, saya tidak bisa tidak memperhatikan ini. Orang-orang Gaza terus dibasmi oleh orang-orang kejam di rumah-rumah kekuasaan,” tulis pria dengan lebih dari 3 juta pengikut itu.

    Isu Ketimpangan Sosial

    Selain itu, ada perhatian terhadap ratusan petugas pemadam kebakaran yang dikerahkan di LA.

    Sebagian besar adalah narapidana penjara yang dibayar kurang dari lima dolar per jam.

    Kritik juga datang dari crazy rich LA yang memilih menggunakan layanan pemadam kebakaran “swasta”.

    Mereka bahkan membayar berapa pun biayanya untuk respons yang lebih cepat.

    “Ketimpangan kekayaan sangat parah di LA.”

    “Ada ribuan orang miskin yang kehilangan segalanya, sebagian besar penyewa yang tidak dapat mengganti apa yang hilang,” tulis salah satu akun media sosial.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Watch Duty, Aplikasi Pelacak Kebakaran Hutan yang Diandalkan Warga Los Angeles

    Watch Duty, Aplikasi Pelacak Kebakaran Hutan yang Diandalkan Warga Los Angeles

    JAKARTA – Selama kebakaran melanda beberapa wilayah Los Angeles, Watch Duty menjadi aplikasi yang diandalkan oleh masyarakat setempat. Aplikasi dapat menampilkan zona yang dilanda kebakaran aktif.

    Selain itu, Watch Duty dapat menampilkan zona evakuasi wajib bagi para penduduknya, indeks kualitas udara selama kebakaran terjadi, dan masih banyak lagi. Berkat informasi yang sangat berguna ini, Watch Duty berada di puncak toko aplikasi Google dan Apple.

    Watch Duty menjadi aplikasi yang sangat unik karena platform ini tidak memperdulikan keterlibatan pengguna dan tidak mengambil keuntungan melalui iklan. Aplikasi ini disediakan secara gratis dengan tampilan antarmuka (UI) yang sangat sederhana. 

    Menariknya lagi, aplikasi ini tidak mengambil data penggunanya karena pengunduh tidak harus melakukan login. Aplikasi seperti ini sangat sulit ditemukan, khususnya di seluruh belahan dunia, sehingga pembuat Watch Duty mendapatkan banyak perhatian. 

    Aplikasi ini dikembangkan oleh lembaga nirlaba 501(c)(3) yang hanya fokus memberikan informasi terkini, akurat, dan cepat. Pengembangnya menerima sumbangan yang berasal dari pajak dan menawarkan dua fitur khusus bagi mereka yang ingin berlangganan. 

    Fitur yang disediakan merupakan alat pelacak penerbangan pemadam kebakaran dan kemampuan untuk mengatur peringatan di beberapa daerah. Watch Duty  dinilai lebih baik dan lebih cepat dari sistem peringatan pemerintah daerah sehingga aplikasinya banyak dibutuhkan. 

    Mengutip dari laporan The Verge, Watch Duty akan diperluas ke seluruh Amerika Serikat. Pengembang aplikasinya juga berencana menghadirkan aplikasi ini ke luar negeri, tetapi belum diketahui negara mana saja yang akan mendapatkan aplikasi berguna ini. 

    Selain itu, Watch Duty akan ditambahkan ke layanan darurat lainnya. Mungkin saja aplikasi ini akan menampilkan jenis peringatan selain kebakaran. Jika Watch Duty bisa diakses oleh seluruh dunia, aplikasi ini bisa sangat populer di masa depan. 

  • Kok Bisa? Meta AI Ungkap Luas Kebakaran Los Angeles Sama dengan Luas Gaza

    Kok Bisa? Meta AI Ungkap Luas Kebakaran Los Angeles Sama dengan Luas Gaza

    GELORA.CO – Tragedi kebakaran dahsyat terjadi secara meluas di kawasan Los Angeles, negara bagian California, AS. Insiden tak terduga yang berawal dari kebakaran hutan sejak Selasa (7/1/2025) itu bahkan merembet ke area pemukiman hingga memaksa ratusan ribu warga sipil untuk mengungsi.

    Peristiwa itu pun menjadi sorotan dunia. Namun siapa sangka, salah satu warganet justru mendapat informasi tak terduga yang berasal dari Meta AI.

    Disebutkan, luas dari total area yang terbakar di Los Angeles justru memiliki angka yang mirip dengan luas wilayah Jalur Gaza.

    Salah seorang pengguna media sosial dalam platform TikTok dengan username @zaydanus pada Sabtu (11/1/2025) lalu mengunggah salah satu video pendek yang seketika menjadi sorotan.

    Di tengah tragedi kebakaran hebat yang melanda Los Angeles, pemilik akun tersebut mencari sejumlah informasi ke Meta AI, sebuah mesin pencarian berbasis Artificial Intelligence (AI) buatan perusahaan Meta yang berpusat di New York, AS.

    Secara langsung, pemilik video yang merupakan seorang pria muda itu bertanya mengenai luas kebakaran yang baru saja melanda Los Angeles.

    “Kami bertanya ke Meta AI, berapa luas kebakaran yang terjadi di Los Angeles,” ungkapnya, demikian dikutip dari keterangan unggahan.

    Tanpa butuh banyak waktu, Meta AI secara langsung membeberkan sejumlah informasi mengenai insiden kebakaran hingga luas yang terdampak di dalamnya. Terungkap, ada lebih dari 36.000 hektare atau setara dengan 360 kilometer persegi yang menjadi area terdampak dari kobaran api.

    “Totalnya adalah 36.020 hektare. Jika diubah dari hektare ke kilometer persegi, ditemukan angka 360,2 kilometer persegi,” sambungnya, demikian dikutip dari keterangan unggahan.

    Tak berlangsung lama, pemuda tersebut lantas secara singkat mencari luas Gaza di dalam mesin pencarian Google. Dia pun seketika menemukan angka yang begitu mengejutkan.

    Pemuda itu mendapat informasi jika Gaza memiliki luas yang hampir sama dengan total kawasan terdampak kebakaran masif di Los Angeles. Bahkan, Google mengungkap secara langsung dengan menggunakan angka 360 kilometer persegi.

    “Jika kita cari berapa luas Gaza, ditemukannya 360 kilometer persegi,” ucapnya

    “Apakah ini kebetulan?” lanjutnya.

    Hingga saat ini, video pendek tersebut sukses mendulang atensi hingga beragam pendapat secara khusus dari kalangan pengguna media sosial.

    Kebakaran hebat yang melanda Los Angeles sebelumnya diketahui berlangsung sejak Selasa pekan lalu di Distrik Pacific Palisades. Namun dalam waktu singkat, kobaran api yang dipicu oleh kombinasi cuaca ekstrem, kekeringan parah, dan dampak perubahan iklim itu kemudian meluas ke sejumlah wilayah.

    Situasi ini semakin buruk dengan adanya angin Santa Ana yang bertiup kencang dengan kecepatan hingga 129 kilometer per jam, mendorong api menyebar dengan cepat dan sulit dikendalikan.

    Kebakaran ini langsung menjadi perhatian nasional, mengingat dampak besar yang ditimbulkan dalam hitungan jam.

    Akibat kebakaran tersebut, lebih dari 10.000 bangunan, termasuk rumah tinggal dan fasilitas bisnis, dilaporkan hancur. Kerusakan besar ini juga mengakibatkan gangguan serius pada infrastruktur kota. Pemadaman listrik meluas terjadi, memengaruhi lebih dari 1,5 juta penduduk di California Selatan.

    Kebakaran tersebut dilaporkan turut menewaskan 24 orang per Minggu (12/1/2025) dan membuat lebih dari 319 ribu orang mengungsi.

    Disebut Karma AS Bantu Israel Genosida Gaza

    Di sisi lain, kebakaran dahsyat bak neraka yang melanda wilayah Los Angeles dan sekitarnya itu mengundang reaksi keras dari sejumlah kelompok Yahudi AS anti-Israel. Mereka secara khusus menuding krisis kebakaran hutan Los Angeles akibat bantuan AS pada Israel.

    “Ketika pajak AS digunakan untuk membakar orang-orang hidup-hidup di Gaza, kami tidak heran ketika kebakaran itu terjadi di rumah,” kata kelompok aktivis sayap kiri Code Pink, seperti diwartakan The Times of Israel, dikutip Senin (13/1/2025).

    Tudingan serupa juga dilontarkan Cabang New York dari Jewish Voice for Peace yang anti-Zionis. Kelompok tersebut mengatakan uang pajak dari masyarakat seharusnya digunakan untuk kemakmuran negara, bukan untuk membantu Israel berperang di jalur Gaza.

    Sementara kebakaran ini mendatangkan malapetaka di dalam negeri, pemerintah AS masih memprioritaskan bantuan keuangan dan militer yang signifikan kepada Israel.

    Sejak 7 Oktober 2023, AS telah mengalokasikan US$17,9 miliar atau sekitar Rp290 triliun dalam bentuk bantuan militer untuk Israel, sebagaimana dirinci dalam laporan oleh Watson Institute for International and Public Affairs di Brown University.

    Bantuan ini mencakup US$6,8 miliar dalam bentuk Pembiayaan Militer Asing, US$5,7 miliar untuk sistem pertahanan rudal seperti Iron Beam, US$1 miliar untuk persenjataan berat, dan US$4,4 miliar untuk mengisi kembali persediaan senjata AS yang ditransfer ke Israel.

    Khususnya, Israel diizinkan untuk mengalokasikan 25 persen dari bantuan ini untuk industri persenjataan dalam negerinya, sebuah hak istimewa yang tidak diberikan kepada sekutu AS lainnya.

    Memprioritaskan bantuan ke luar negeri atas masalah dalam negeri yang mendesak ini menyoroti kesenjangan yang meresahkan. Tanggapan pemerintah AS terhadap kebakaran hutan tampak tidak memadai, dengan upaya evakuasi dan sumber daya pemadam kebakaran yang berjuang untuk memenuhi skala bencana.

    Di saat yang sama, AS terus memperkuat kehadiran militernya di Timur Tengah, menambah jumlah pasukan dari 34.000 menjadi 50.000 dan mengalokasikan dana sebesar US$4,86 miliar untuk operasi di kawasan tersebut.

    Fokus pada konflik internasional ini, khususnya perang yang sedang berlangsung di Gaza, sangat kontras dengan kebutuhan mendesak warga Amerika yang menghadapi krisis di dalam negeri.

  • Korban Tewas Kebakaran Hebat di Los Angeles Jadi 24 Orang, 16 Masih Hilang

    Korban Tewas Kebakaran Hebat di Los Angeles Jadi 24 Orang, 16 Masih Hilang

    Jakarta

    Korban kebakaran yang melanda Los Angeles, Amerika Serikat, bertambah jadi 24 orang. Selain itu, dilaporkan 16 orang masih hilang imbas kebakaran tersebut.

    Dilansir APNews, Senin (13/1/2025), petugas pemadam kebakaran melaporkan 24 orang ditemukan tewas di wilayah Los Angeles. Selain itu, kabar buruk lainnya yakni 16 orang hilang.

    Pihak berwenang memprediksi jumlah tersebut kemungkinan akan terus bertambah.

    Sementara itu, kabar buruk lainnya juga muncul terkait kondisi kebakaran di Los Angeles. Kebakaran mungkin akan muncul kembali karena adanya angin berbahaya yang berhembus di lokasi.

    Badan Cuaca Nasional mengeluarkan peringatan langka mengenai ‘situasi yang sangat berbahaya’ yang dimulai Senin malam hingga Selasa waktu setempat.

    Pihaknya memperkirakan kondisi kebakaran parah akan muncul lagi hingga Rabu imbas munculnya angin berkelanjutan dengan kecepatan hingga 40 mph (64 kpj) dan hembusan angin di pegunungan mencapai 65 mph (105 kpj).

    “Hari paling berbahaya adalah hari Selasa,” analis perilaku kebakaran Dennis Burns memperingatkan pada pertemuan komunitas Minggu malam.

    Lihat Video: Terus Bertambah, Korban Tewas Kebakaran di Los Angeles Jadi 16 Orang

    (maa/jbr)

  • LA Tiba-tiba Berubah Jadi ‘Neraka’, RI Mulai Was-was

    LA Tiba-tiba Berubah Jadi ‘Neraka’, RI Mulai Was-was

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Indonesia menganggap pentingnya menangani masalah perubahan iklim, jika merujuk makin merusaknya bencana alam di berbagai belahan dunia, di antaranya kebakaran hebat yang terjadi di Los Angeles, Amerika Serikat baru-baru ini.

    Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan, masalah perubahan iklim ini menjadi risiko global yang paling mencekam bagi generasi mendatang, sebagaimana masalah konflik geopolitik, tren suku bunga tinggi, pelemahan ekonomi China, hingga masalah utang global.

    “Karena masalah perubahan iklim ini, saya kira kita saksikan di banyak belahan dunia terjadi bencana alam, termasuk bencana alam yang terjadi di AS,” kata Airlangga saat berbicara dalam forum Indonesia Business Council di Jakarta, Senin (13/1/2025).

    Meski demikian, Airlangga tidak menjelaskan secara rinci berbagai kebijakan penanganan iklim apa saja yang akan ditempuh pemerintah ke depan. Ia hanya menegaskan bahwa transisi ekonomi menuju ekonomi hijau menjadi sektor kunci bagi pemerintah untuk mengejar pertumbuhan ekonomi 8% hingga 2028.

    Sebagaimana diketahui, dua kebakaran hutan besar di Los Angeles dari timur dan barat terus berkobar tanpa terkendali pada Kamis (9/1/2025), meskipun angin kencang yang telah memicu api selama dua hari terakhir mulai mereda.

    Kebakaran Palisades di antara Santa Monica dan Malibu di sisi barat kota, serta Kebakaran Eaton di timur dekat Pasadena, telah mencatatkan diri sebagai yang paling merusak dalam sejarah Los Angeles, melahap hampir 28.000 hektare lahan dan mengubah seluruh lingkungan menjadi abu.

    Sedikitnya lima orang tewas, ribuan bangunan hangus terbakar, dan hampir 180.000 orang diperintahkan untuk mengungsi dari rumah mereka, sementara 200.000 lainnya berada di bawah peringatan evakuasi. Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat, kata Sheriff Los Angeles Robert Luna dalam konferensi pers.

    (arj/mij)

  • Kebakaran di Los Angeles, Penjarah Menyamar Jadi Petugas Pemadam Kebakaran – Halaman all

    Kebakaran di Los Angeles, Penjarah Menyamar Jadi Petugas Pemadam Kebakaran – Halaman all

     

    TRIBUNNEWS.COM, AS – Seorang pria yang menyamar sebagai petugas pemadam kebakaran ditangkap di Malibu, California, Amerika Serikat (AS).

    Pria itu membobol sebuah rumah saat kebakaran hutan yang sedang terjadi di wilayah itu.

    Sheriff Daerah Los Angeles, Robert Luna, mengatakan tersangka termasuk di antara 29 orang yang ditangkap di tengah kebakaran.

    Mereka menjarah rumah kosong yang ditinggalkan penghuninya karena kebakaran hebat di wilayah itu dalam sepekan ini.

    Penangkapan tersebut terjadi saat kebakaran hutan yang dahsyat terus melanda California Selatan.

    Kebakaran  diperburuk oleh angin Santa Ana yang kencang dan kelembapan yang rendah.

    Kebakaran tersebut telah menewaskan 24 orang dan 16 orang lainnya dilaporkan hilang.

    Lebih dari 12.300 bangunan telah hancur, menurut CAL FIRE.

    Sekitar 150.000 orang berada di bawah perintah evakuasi yang dapat membuat rumah mereka rentan terhadap penjarah selama keadaan darurat.

    Apa yang Perlu Diketahui

    Sheriff Luna menyatakan bahwa 25 orang ditangkap di wilayah Kebakaran Eaton dan empat orang di wilayah Kebakaran Palisades.

    Seorang tersangka yang berpakaian seperti petugas pemadam kebakaran ditangkap saat mencoba merampok sebuah rumah di Malibu, kata Luna.

    “Saat saya berada di daerah Malibu, saya melihat seorang pria yang tampak seperti petugas pemadam kebakaran. Saya bertanya apakah dia baik-baik saja karena dia sedang duduk. Saya tidak menyadari bahwa kami memborgolnya,” kata Luna kepada wartawan.

    “Kami akan menyerahkannya ke LAPD karena dia berpakaian seperti petugas pemadam kebakaran, padahal bukan. Dia baru saja tertangkap basah membobol rumah. Jadi, itu adalah masalah yang sedang ditangani oleh deputi garis depan dan petugas polisi kami.”

    Setelah puluhan ribu orang dievakuasi dari lingkungan makmur Pacific Pallisades dan Brentwood Selasa lalu, Luna mengatakan sedikitnya dua orang ditangkap karena penjarahan dalam sehari setelah evakuasi.

    Sebagai tanggapan atas penjarahan tersebut, pihak berwenang telah memberlakukan jam malam harian mulai pukul 6 sore hingga pukul 6 pagi di Los Angeles dan wilayah sekitarnya, termasuk Malibu dan Santa Monica.

    Pelanggar jam malam tersebut akan dikenai dakwaan pelanggaran ringan dan denda hingga $1.000.

    Luna juga mengumumkan pengerahan 400 pasukan Garda Nasional untuk membantu mengamankan zona evakuasi dan mencegah penjarahan lebih lanjut, dengan lebih banyak bala bantuan yang diharapkan.

    Apa Kata Orang

    Charlie Kirk, pendiri dan CEO kelompok konservatif Turning Point USA, menulis di X (dulu Twitter).

    “Tidak masuk akal. Pencuri menyamar sebagai petugas pemadam kebakaran untuk membobol rumah-rumah kosong. Hampir 30 orang telah ditangkap sejauh ini. Hukum saja manusia-manusia tercela ini. Sebut dan permalukan mereka. Harus ada toleransi NOL. Sulit membayangkan hukuman yang terlalu berat.”

    Gavin Newsom, Gubernur California, menanggapi Kirk di X.

     “Setuju sekali. Mereka adalah penjahat paling jahat — memangsa orang-orang yang paling rentan. Mereka akan dituntut.”

  • Petaka Trump Dimulai, Raksasa Teknologi Dirombak Habis-habisan

    Petaka Trump Dimulai, Raksasa Teknologi Dirombak Habis-habisan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menjelang pelantikan Donald Trump, raksasa teknologi sudah siap-siap berbenah diri. Meta Platforms (Facebook, Instagram, WhatsApp) dan Amazon kompak mengurangi program keberagaman (diversity program).

    Pasalnya, perlawanan kubu konservatif yang digawangi Partai Republik terhadap inisiatif keberagaman dalam lingkungan kerja makin kencang.

    Setidaknya ada 6 raksasa AS yang terdeteksi telah memodifikasi kebijakan internal dalam mendorong perwakilan ras dan etnis di dalam perusahaan.

    Perusahaan-perusahaan tersebut termasuk di antara 25 perusahaan yang menerima surat pemegang saham publik sejak tahun 2021 yang mengklaim program keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI) mereka merupakan diskriminasi ilegal dan pelanggaran tugas direktur kepada investor.

    Gerakan untuk menggenjot kebijakan inkusivitas di dalam perusahaan didorong protes melawan kasus pembunuhan yang dilakukan polisi terhadap George Floyd dan warga kulit hitam AS lainnya pada 2020 silam.

    Meta sendiri sudah mengakhiri program DEI perusahaan yang akan berdampak pada proses perekrutan, pelatihan, dan pemilihan penyuplai. Hal ini diketahui dari memo internal karyawan pada pekan lalu, dikutip dari Reuters, Senin (13/1/2025).

    Dalam kurun waktu kurang dari 2 pekan, Meta juga telah meniadakan program pengecekan fakta pada platform-nya, serta menunjuk Joel Kaplan untuk menjadi Chief Global Affairs perusahaan.

    Joel Kaplan merupakan tokoh kawakan Republik yang juga merupakan CEO Ultimate Fighting Championship (UFC) dan teman dekat Trump.

    Sementara itu, Amazon terang-terangan mengatakan “akan mengurangi program yang sudah lawas” terkait inklusi. Prosesnya diselesaikan pada akhir 2024, kata perusahaan pada dalam memo internal pada Desember lalu yang dilihat oleh Reuters.

    Kelompok konservatif telah menegaskan untuk tidak menjunjung program DEI. Bagi perusahaan yang masih bersikeras menggelar DEI terancam dituntut.

    Pekan lalu, Musk dan sekutu Trum telah menyalahkan program DEI karena diklaim menghalangi respons terhadap kebakaran hutan yang berkobar di Los Angeles.

    (fab/fab)

  • Muncul Tornado Api di Tengah Kebakaran Los Angeles, Apa Itu? – Halaman all

    LA Dilanda Kebakaran Hutan, Netizen Bandingkan dengan Pembakaran Israel di Gaza – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Saat Los Angeles (LA) melawan kebakaran hutan yang melanda wilayah tersebut, media sosial riuh dengan pembakaran yang dilakukan Israel di Gaza.

    Netizen menyoroti kesamaan antara nasib warga LA yang terdampak kebakaran dan kondisi tragis warga Palestina yang menderita akibat serangan udara Israel di Gaza.

    Kebakaran Palisades bahkan dikategorikan sebagai yang paling merusak dalam sejarah LA.

    Di tengah bencana kebakaran tersebut, banyak warga Amerika yang menggunakan media sosial untuk mengungkapkan kesedihan dan ketakutan mereka.

    Beberapa dari mereka juga menyoroti pemotongan anggaran untuk Departemen Pemadam Kebakaran LA sebesar hampir 18 juta dolar AS.

    Di waktu yang hampir bersamaan, Gedung Putih baru saja mengumumkan rencana penjualan senjata senilai 8 miliar dolar AS ke Israel.

    “Sementara itu, Departemen Pemadam Kebakaran LA mengalami pemotongan anggaran sebesar 17,6 juta dolar AS.”

    “Dan Israel, yang sudah mendapatkan peningkatan anggaran sebesar 23 miliar dolar AS, akan mendapatkan tambahan 8 miliar lagi,” tulis jurnalis Palestina Ahmed Eldin di X, dikutip dari Al Mayadeen.

    Tak hanya itu, banyak pengguna media sosial yang menunjukkan adanya standar ganda dalam reaksi empati terhadap warga yang terdampak kebakaran hutan di LA dibandingkan dengan reaksi dunia internasional terhadap penghancuran Gaza oleh Israel.

    Menurut badan bantuan dan pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pengungsi Palestina, serangan Israel telah menyebabkan setidaknya 1,9 juta warga Palestina mengungsi.

    James Woods, salah satu selebritas yang kehilangan rumahnya akibat kebakaran hutan di LA, diketahui sangat mendukung pemboman Israel di Gaza.

    Mengomentari kehilangan Woods, Imam Omar Suleiman menulis tanggapannya di Instagram.

    “Berdoa agar Tuhan melindungi kehidupan dan harta benda orang-orang tak berdosa di Los Angeles dan sekitarnya,”

    “Namun, saya tidak bisa tidak memperhatikan ini. Orang-orang Gaza terus dibasmi oleh orang-orang kejam di rumah-rumah kekuasaan,” tulis pria dengan lebih dari 3 juta pengikut itu.

    Isu Ketimpangan Sosial

    Selain itu, ada perhatian terhadap ratusan petugas pemadam kebakaran yang dikerahkan di LA.

    Sebagian besar adalah narapidana penjara yang dibayar kurang dari lima dolar per jam.

    Kritik juga datang dari crazy rich LA yang memilih menggunakan layanan pemadam kebakaran “swasta”.

    Mereka bahkan membayar berapa pun biayanya untuk respons yang lebih cepat.

    “Ketimpangan kekayaan sangat parah di LA,”

    “Ada ribuan orang miskin yang kehilangan segalanya, sebagian besar penyewa yang tidak dapat mengganti apa yang hilang,” tulis salah satu akun media sosial.

    Kebakaran LA vs Serangan Israel di Gaza

    Beberapa pihak juga mengaitkan kebakaran hutan di LA dengan dampak dari serangan Israel di Gaza.

    Sejumlah peneliti mencatat bahwa pemboman besar-besaran di Gaza mengakibatkan kerusakan lingkungan yang signifikan.

    Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa jejak karbon tahunan dari lebih dari 20 negara yang paling rentan terhadap perubahan iklim dilepaskan hanya dalam dua bulan pertama perang di Gaza.

    “Menjatuhkan ratusan ribu ton bom di Gaza, mengubahnya menjadi kobaran api yang membara, memiliki konsekuensi yang melampaui kutukan moral kita—ada konsekuensi iklim yang akan menimpa kita semua,” tulis aktivis Fatima Mohammed di X.

    Jumlah Korban Tewas Kebakaran Los Angeles

    Dikutip dari Al Jazeera, kebakaran hutan yang melanda Kota Los Angeles, Amerika Serikat, telah menyebabkan sedikitnya 24 orang tewas.

    Menurut Kantor Koroner Daerah Los Angeles, 24 korban tewas termasuk 8 orang yang tewas akibat kebakaran di Palisades di sisi barat kota.

    Sebanyak 16 korban tewas lainnya berasal dari kebakaran Eaton di kaki bukit sebelah timur Los Angeles, kata kantor tersebut.

    Petugas pemadam kebakaran sedang berusaha memadamkan api sebelum angin kencang kembali datang yang bisa memperburuk kebakaran.

    Kebakaran hebat di Los Angeles menghancurkan seluruh permukiman dan meratakan rumah-rumah.

    Para pejabat mengatakan bahwa sedikitnya 16 orang masih hilang akibat kebakaran tersebut.

    Lebih dari 100.000 orang terpaksa mengungsi dan 12.000 bangunan rusak atau hancur.

    “LA mengalami malam penuh teror dan kesedihan yang tak terbayangkan,” kata Kepala Pengawas Wilayah Los Angeles, Lindsey Horvath.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)