kab/kota: London

  • Zhenhao Zou, Pemerkosa Berantai dengan Korban Paling Banyak di Inggris

    Zhenhao Zou, Pemerkosa Berantai dengan Korban Paling Banyak di Inggris

    Jakarta

    Peringatan: Artikel ini berisi detail dan deskripsi pemerkosaan

    Saat ditangkap pada Januari 2024, pemerkosa berantai Zhenhao Zou tinggal di lantai 39 sebuah apartemen mahal dengan pemandangan Kota London.

    Zou merupakan mahasiswa PhD dari China. Dia kuliah di University College London (UCL) dan membayar sewa apartemen seharga lebih dari Pound 4.000 (sekitar Rp83 juta) per bulan.

    Polisi menemukan kamera tersembunyi di kamar tidurnya dan lemari pakaian yang penuh dengan alkohol, ekstasi, dan bahan kimia industri yang jika dikonsumsi menjadi obat bius GHB. Obat bius itulah yang dipakai Zou untuk memperkosa korban-korbannya. Zou bahkan memiliki pipet untuk mengukur dosis cairan berbahaya tersebut.

    Para detektif juga menemukan 1.277 video pada perangkat elektroniknya. Beberapa video yang direkam oleh Zou sendiri, memperlihatkan dirinya saat memperkosa perempuan yang tidak sadarkan diri.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    Rekaman tersebut direkam di Inggris dan China.

    Berkat bukti-bukti tersebut, kepolisian dapat mendakwanya dengan tuduhan penyerangan terhadap sejumlah perempuan di kedua negaratermasuk tindak pemerkosaan terhadap perempuan-perempuan yang tidak pernah melapor dan tidak pernah diidentifikasi.

    Zou membayar sewa apartemen seharga lebih dari Pound 4.000 (sekitar Rp83 juta) per bulan di London. (Met Police)

    Selama persidangan di Inner London Crown Court, para juri harus menonton rekaman sembilan tindak pemerkosaan yang ditemukan pada gawai Zou.

    Zou, yang kini berusia 28 tahun, mengeklaim bahwa ia telah berhubungan seks dengan lima perempuan berbeda dalam sebulan. Dia juga membuat klaim telah mengonsumsi kokain, ketamin, ekstasi, dan apa yang disebutnya “liquid E”nama lain obat bius GHB.

    Zou mengakui bahwa berhubungan seks dengan perempuan yang tidak sadarkan diri adalah salah satu fantasinya. Namun, dia mengeklaim bahwa perempuan dalam video yang ditemukan di ponsel dan kameranya sedang “berakting”. Mereka, kata Zou, membantu dirinya mewujudkan fantasi pemerkosaan dengan imbalan uang dan hadiah.

    Namun, para juri akhirnya memutuskan bahwa Zou adalah seorang pemerkosa berantai yang telah membius perempuan-perempuan muda dan merekam serangan tersebut.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Zou kini dinyatakan bersalah atas 11 pemerkosaan terhadap 10 perempuan pada periode 2019-2024. Sebanyak dua di antara mereka telah diidentifikasi dan delapan lainnya belum bisa dilacak.

    Para detektif menduga Zou mungkin telah memperkosa sebanyak 50 perempuan lain.

    “Pria ini boleh jadi salah satu predator seksual yang korbannya paling banyak di negara ini,” kata Komandan Kevin Southworth dari Kepolisian Metropolitan London, kepada BBC.

    Bagaimana modus Zhenhao Zou?

    Banyak perempuan yang diperkosa Zou dalam kondisi sama sekali tidak sadar.

    Salah satu perempuanyang kami sebut dengan inisial Lmengatakan bahwa dirinya terbangun dan mendapati Zou memperkosanya. Namun, L kembali tidak sadar.

    Perempuan lainyang kami sebut dengan inisial Nbaru mengetahui bahwa Zou telah memperkosa dan merekamnya ketika detektif menemukan video tersebut di unit apartemen Zou selang delapan bulan setelah N pertama kali melaporkannya ke aparat.

    “Saya pikir dia adalah orang yang licik,” kata Komandan Southworth kepada BBC.

    Modus Zou, menurut Komandan Southworth, adakah berkenalan dengan perempuan melalui media sosial. Dia kemudian membawa perempuan ke unit apartemennya. Di sana, Zou akan memberi mereka minuman yang dicampur dengan obat bius.

    “Dia akan melakukan serangan seksual saat perempuan-perempuan ini tidak berdaya dan mungkin bahkan saat mereka sedang tidur dan sama sekali tidak sadar,” tambah Komandan Southworth.

    Metropolitan Police Di dalam unit apartemen Zou, polisi menemukan sebotol cairan yang digunakan untuk membius perempuan beserta pipet untuk mengukur volume cairan. Metropolitan PolicePipet bening untuk mengeluarkan cairan obat bius. Penggaris hitam dan putih ditampilkan untuk menggambarkan skala.

    Siapa Zhenhao Zou?

    Zhenhao Zou berasal dari Kota Dongguan, China selatan, dekat dengan Hong Kong.

    Dia tumbuh besar dalam keluarga kaya yang memiliki beberapa properti di Tiongkok. Berkat kekayaan ini, keluarga Zou mampu membayar biaya pendidikannya di Inggris.

    Nama panggilan Zou adalah Pakho, nama yang dikenal oleh beberapa perempuan yang diperkosanya.

    Pada usia 20 tahun, Zou pindah ke Irlandia Utara untuk menyelesaikan dua tahun terakhir kuliahnya di jurusan teknik mesin Universitas Queen di Belfast (QUB).

    Pada September 2019, dia pindah ke London untuk mengambil gelar magister teknik mesin di University College London (UCL). Dia kembali ke Tiongkok tahun berikutnya selama pandemi Covid-19.

    Saat berada di China pada November 2020, ia menggunakan aplikasi pesan teks untuk mengunduh semacam buku petunjuk tentang cara membius dan memperkosa perempuan muda.

    Salah satu iklan yang ditemukan polisi di ponselnya memuat kata-kata “efek terjamin” pada gambar perempuan yang sedang tidur dan telanjang.

    Polisi juga menemukan tujuh video pada ponselnya yang memperlihatkan Zou memperkosa perempuan di China.

    Di pengadilan, para perempuan ini disebut sebagai perempuan dengan inisial B, C, D, E, F, G, H.

    Lima perempuan tampak tidak sadarkan diri dalam video-video tersebut. Satu perempuan berinisial G tampak terbangun sebentar saat Zou memperkosanya, tetapi berjuang untuk tetap sadar. Perempuan H terdengar mendengkur.

    Perempuan berinisial D tidak sadarkan diri saat pemerkosaan dilakukan, tetapi kemudian sadar dan berulang kali mengatakan kepada Zou “tolong, jangan” sambil mencoba melawannya.

    Video-video tersebut sangat mengganggu sehingga Hakim Rosina Cottage KC, memastikan para juri menontonnya sesedikit mungkin.

    Para detektif belum dapat melacak perempuan-perempuan tersebut di China.

    Meskipun beberapa korbannya diperkosa di China, Zou dapat diadili di Inggris karena dia tinggal di sana.

    Saira Pike, dari Crown Prosecution Service, mengatakan penting untuk memberikan keadilan bagi perempuan-perempuan yang terlihat diperkosa Zou dalam video.

    “Sangat penting bagi kami untuk memperjuangkan mereka,” kata Saira.

    “Saya bertekad untuk terus maju dan tidak menggunakan fakta bahwa kami tidak dapat mengidentifikasi para perempuan sebagai penghalang demi memperoleh keadilan bagi mereka.”

    Namun, Zou tidak hanya memperkosa perempuan di China.

    Bagaimana modus Zou di Inggris?

    Dua video yang paling menyedihkan memperlihatkan pemerkosaan Zou terhadap perempuan berinisial A di penginapan mahasiswa di Bloomsbury, London. Polisi tidak pernah dapat memastikan siapa Perempuan A, dan tidak jelas apakah ia diperkosa sebelum atau setelah Zou ke China selama pandemi.

    Pada awal video pertama, A terlihat tidak sadarkan diri tetapi terbangun dan memohon kepada Zou untuk berhenti. “Saya benci kamu,” katanya.

    “Tidak ada gunanya,” jawab Zou. “Peredam suara di sini sangat bagus.”

    Video kedua mirip dengan video pertama. Keduanya direkam dengan kamera mata-mata kecil seukuran ibu jari yang diletakkan di rak yang berada di dalam ruangan.

    Ketika para detektif pertama kali menemukan video tersebut, mereka tidak dapat mengambil audionya.

    Awalnya Zou berkeras bahwa perempuan dalam video tersebut sepenuhnya setuju untuk berhubungan seks. Namun, tepat sebelum persidangan, para detektif berhasil memperoleh rekaman audionya. Hasilnya? A jelas-jelas berada di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol, dan dia memohon Zou untuk berhenti.

    Zou kemudian mengubah ceritanya. Dia memberi tahu juri bahwa itu adalah “permainan peran seolah-olah pemerkosaan” dan perempuan muda itu hanya berpura-pura.

    “Zou jelas-jelas adalah individu yang bejat dan pengecut yang memangsa korbannya dengan cara yang paling tercela,” kata Komandan Southworth.

    Metropolitan Police Kamera mata-mata seukuran ibu jari yang digunakan Zou untuk merekam pemerkosaan terhadap sejumlah perempuan. Metropolitan PoliceKamera mata-mata yang digunakan Zou.

    Polisi tidak pernah berhasil melacak A. Namun, dua perempuan lain memberikan bukti selama persidangan.

    N adalah seorang mahasiswi muda asal China. Dia memaparkan bagaimana dirinya pertama kali bertemu Zou pada Mei 2023.

    Zou, menurut N, membantunya belajar matematika.

    Beberapa hari kemudian, mereka berdua pergi ke sebuah pesta di sebuah unit apartemen di gedung UNCLE, London. Setelah pesta, Zou membujuknya untuk kembali ke apartemennya dan memberinya minuman.

    Zou kemudian menyeretnya ke kamar tidur dan memperkosanya, sebagaimana dipaparkan N dalam persidangan.

    Potensi puluhan korban lain

    Beberapa percakapan antara Zou dan N di unit apartmen terekam kamera mata-mata di samping tempat tidur Zou. Kamera itu merekam dengan sensor gerak.

    “Habiskan minumannya,” kata Zou terus menerus dalam video tersebut. “Habiskan minumannya. Jangan disia-siakan.”

    N tidak ingat banyak hal setelah menenggak segelas besar vodka. Dia melaporkan pemerkosaan itu ke polisi setelah kejadian, tetapi tidak yakin dengan tindak lanjut aparat.

    Dia juga mengaku putus asa dengan tanggapan polisitermasuk terjemahan yang buruk ke layanan darurat 999. N lantas memutuskan untuk tidak menindaklanjuti laporan tersebut.

    Kepolisian Metropolitan London mengatakan sangat menyesalkan bahwa para korban tidak mendapatkan terjemahan terbaik.

    “Tidak diragukan lagi ada beberapa pembelajaran dari tanggapan pertama yang diterima para korban ini,” kata Komandan Southworth.

    Delapan bulan setelah N pertama kali berbicara dengan polisi, sejumlah detektif menghubunginya lagi. Mereka memberi tahu bahwa mereka telah menemukan video Zou yang memberi N minuman, serta foto-foto di ponsel Zou yang menunjukkan N diperkosa.

    N sangat kesal dengan kejadian yang dialaminya sampai-sampai dia mengunggah status di aplikasi media sosial China, yaitu Red Note (Xiaohongshu). Unggahannya berisi peringatan kepada para perempuan tentang Zou.

    Metropolitan PoliceZou menyimpan barang-barang milik korbannya.

    Unggahan tersebut dibaca perempuan berinisial L. Dia mengirim pesan kepada N yang menyebutkan bahwa dirinya punya pengalaman serupa.

    L mengaku bertemu Zou ketika dia berusia 19 tahun, pada Agustus 2021. Mereka melakukan hubungan seks suka sama suka beberapa kali dan sepakat untuk bertemu dengan teman-teman di sebuah restoran di kawasan pecinan London.

    Kelompok itu pindah ke ruang pribadi di restoran lain, sambil minum beberapa botol Jack Daniel’s. Dia tidak ingat apa yang terjadi setelahnya, tahu-tahu dia berada di unit apartemen Zou di Bloomsbury, London.

    “Ketika saya bangun, Zou di atas saya sedang berhubungan seks,” katanya.

    Belakangan, ketika polisi merazia unit apartemen Zou setelah pria itu ditahan, polisi menemukan empat kamera mata-mata.

    Polisi juga menemukan kotak Fendi berwarna kuning di lemari pakaian yang berisi perhiasan dan pakaian. Barang-barang itu, menurut polisi, mungkin milik para perempuan yang diperkosanya.

    Polisi belum menemukan telepon, komputer, atau kamera Zou semasa dia bermukim di Belfast sehingga mereka tidak tahu apakah rangkaian aksi pemerkosaan telah dimulai saat dia belajar di sana.

    Metropolitan Police Para detektif menemukan obat bius di unit apartemen Zou. Metropolitan Police

    UCL mengatakan Zou diskors pada 27 Januari 2024 dan ia berhenti belajar di sana “segera setelah kami diberi tahu tentang tuduhan tersebut”.

    Pihak universitas mengatakan portal daringnya tersedia bagi mahasiswa dan staf yang terdampak oleh kasus tersebut dan mendukung penyelidikan polisi.

    Zou dinyatakan bersalah atas 11 tuduhan pemerkosaan terhadap 10 perempuan, tiga tuduhan voyeurisme, tiga tuduhan memiliki obat terlarang dengan maksud untuk memperkosa, dan satu tuduhan penahanan.

    Para juri memutuskan ia tidak bersalah atas tuduhan memiliki MDMA, Ketamin, dan Xanax dengan maksud untuk memperkosa. Mereka juga memutuskan ia tidak bersalah atas dua tuduhan memiliki pornografi ekstrem yang menggambarkan pemerkosaan.

    Komandan Southworth menambahkan: “Kami memiliki bukti video sebanyak 50 perempuan lain yang berpotensi menjadi korban. Kami sangat ingin melacak mereka sehingga kami dapat mengetahui apa yang telah terjadi pada mereka.”

    “Sedemikian berbahayanya kejahatan ini, saya pikir ada kemungkinan lebih banyak korban yang bahkan tidak tahu bahwa dia [Zou] telah memperkosa mereka,” tambahnya.

    Para detektif meminta setiap perempuan yang mungkin pernah menghabiskan waktu berduaan dengan Zoubaik di China maupun di Inggrisuntuk melapor.

    Lihat juga video: Tampang Polisi Pemerkosa Berantai di London!

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Bank Mandiri Perluas Solusi Finansial, Raih Penghargaan Best FX Bank 2025 dari Global Finance

    Bank Mandiri Perluas Solusi Finansial, Raih Penghargaan Best FX Bank 2025 dari Global Finance

    Jakarta: Bank Mandiri kembali membuktikan komitmennya dalam menghadirkan solusi finansial yang menyeluruh kepada nasabah dengan meraih penghargaan Best Foreign Exchange (FX) Bank 2025 dari Global Finance. Pengakuan ini praktis menjadi bukti strategi berkelanjutan Bank Mandiri dalam menyediakan layanan valuta asing (valas) yang inovatif dan berbasis teknologi demi memenuhi kebutuhan berbagai segmen nasabah.
     
    Dalam ajang tahunan Global Finance 2025 GW Platt FX Award, Bank Mandiri dinobatkan sebagai pemenang dalam kategori Country and Territory Winners-Indonesia. Acara penghargaan ini berlangsung di OXO2, London, yang dihadiri oleh para pemimpin industri keuangan global.
     
    Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri, Eka Fitria, mengatakan penghargaan ini sekaligus menandai keberhasilan Bank Mandiri mempertahankan posisinya dalam memberikan layanan transaksi valas yang unggul.
     
    “Keberhasilan ini merupakan buah dari strategi yang diterapkan perusahaan dalam memperkuat ekosistem transaksi FX agar lebih efisien dan selaras dengan dinamika industri. Bank Mandiri terus mengakselerasi integrasi layanan treasury dengan inovasi digital guna menghadirkan pengalaman transaksi yang lebih optimal bagi nasabah,” ujar Eka dalam keterangan resminya, Selasa, 4 Maret 2025. 

     

     
    Eka menambahkan bahwa pendekatan berbasis teknologi tidak hanya meningkatkan kenyamanan transaksi, tetapi juga membuka lebih banyak peluang bagi nasabah untuk mengoptimalkan strategi keuangan mereka. Ke depan, Bank Mandiri akan terus mengembangkan produk dan layanan yang lebih adaptif terhadap perubahan pasar serta regulasi.
     
    “Pencapaian ini mencerminkan upaya nyata dalam memperluas layanan treasury yang semakin terintegrasi dan selaras dengan kebutuhan nasabah. Dengan dukungan dari tim yang berpengalaman serta pemanfaatan teknologi keuangan yang canggih, Bank Mandiri terus memperkuat posisinya dalam menghadirkan solusi FX yang lebih dinamis dan berdaya saing global,” pungkasnya.
     
    Pengguna layanan FX Bank Mandiri mencakup berbagai segmen nasabah, yaitu Financial Institution, Kelembagaan, Corporate, Commercial, Small Medium Enterprise, Micro, Wealth, dan Individual. Untuk menjawab kebutuhan ini, Bank Mandiri telah mengintegrasikan layanan FX dengan ekosistem digital Livin’ dan Kopra by Mandiri yang hadir dengan berbagai fitur unggulan, seperti rate real-time dan kompetitif, kelengkapan mata uang, serta akses transaksi yang cepat dan transparan.
     
    Selain meningkatkan efisiensi, digitalisasi dalam transaksi FX juga memberikan fleksibilitas lebih besar bagi nasabah dalam mengelola kebutuhan keuangan mereka. Dengan dukungan teknologi dan analisis pasar yang berbasis data, Bank Mandiri mampu menyediakan solusi FX yang lebih personal dan responsif terhadap dinamika ekonomi global.
     
    Sebagai informasi, sepanjang 2024, volume transaksi FX Bank Mandiri dengan nasabah mengalami pertumbuhan sebesar 18,80 persen secara year-on-year (YoY). Pertumbuhan ini mencerminkan kepercayaan yang semakin kuat dari nasabah serta efektivitas strategi yang diterapkan dalam membangun layanan transaksi valas yang lebih inovatif dan responsif terhadap kebutuhan pasar.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Bintang Baywatch, Pamela Bach Meninggal Dunia Usia 62 Tahun

    Bintang Baywatch, Pamela Bach Meninggal Dunia Usia 62 Tahun

    JAKARTA – Aktris Pamela Bach dikabarkan meninggal dunia pada 5 Maret di kediamannya di Los Angeles. Ia meninggal disebabkan bunuh diri yang dilakukan dengan senjata.

    Melansir People, pihak keluarga belum mendengar dari kabar dari Bach hingga mereka mengecek kondisinya. Pihak medis Los Angeles mengonfirmasi meninggalnya itu disebabkan karena mengakhiri hidup.

    “Keluarga kami merasa berduka dengan meninggalnya Pamela Hasselhoff. Kami berterima kasih atas cinta dan dukungan selama situasi ini tapi kami meminta privasi karena kami berduka dan menavigasi situasi ini,” begitu pernyataan dari pihak David Hasselhoff selaku mantan suami Pamela Bach.

    Pamela Bach dan David Hasselhoff bertemu set Knight Rider ketika Bach menjadi bintang tamu. Kemudian, mereka tampil dalam beberapa episode serial Baywatch. Keduanya menikah dari tahun 1989 hingga 2006.

    Dari pernikahan itu mereka dikaruniai dua orang anak. Bach juga memenuhi akun Instagram-nya dengan foto anak-anaknya serta cucunya.

    Postingan terakhir Pamela adalah malam Tahun Baru ketika ia berpose di depan pohon Natal bersama cucunya. Ia menyambut Tahun Baru bersama keluarganya.

    “Seiring kita melangkah ke tahun 2025, hati saya penuh dengan rasa syukur terutama untuk cucu saya tersayang, London. Melihatnya bertumbuh dan melihatnya tersenyum menyinari dunia saya adalah berkah terbaik,” tulis Pamela Bach.

    “Menuju tahun penuh kenangan, bahagia, dan menikmati setiap momen,” katanya.

    Pamela Bach meninggal pada usia 62 tahun.

  • Kelompok Pro-Israel Berupaya Halangi Diskusi Kritis tentang Hamas di LSE dalam Peluncuran Buku Baru – Halaman all

    Kelompok Pro-Israel Berupaya Halangi Diskusi Kritis tentang Hamas di LSE dalam Peluncuran Buku Baru – Halaman all

    Kelompok Pro-Israel Berupaya Menghalangi Diskusi Kritis tentang Hamas di LSE dalam Peluncuran Buku Baru

    TRIBUNNEWS.COM- Dengan AS yang mengadakan pembicaraan rahasia dengan Hamas, kampanye antikebebasan berbicara sedang berlangsung di Inggris untuk merusak peluncuran buku baru, Understanding Hamas: And Why That Matters, di sebuah universitas di Inggris.

    Dalam apa yang dilihat sebagai serangan langsung terhadap kebebasan akademis, kelompok-kelompok pro-Israel terkemuka dan publikasi media Zionis telah melakukan upaya bersama untuk membatalkan acara tersebut.

    Kampanye ini melibatkan seruan agar pemerintah campur tangan, dan protes terorganisir yang ditujukan pada apa yang dianggap sebagai intimidasi terhadap pembicara dan peserta. 

    Meskipun ada upaya ini, penerbit buku telah memberi tahu bahwa London School of Economics (LSE) tetap berkomitmen untuk menyelenggarakan acara tersebut, meskipun dengan keamanan yang lebih ketat.

    Digambarkan tidak sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas, buku yang disunting bersama oleh Helena Cobban dan Rami G Khouri ini disajikan sebagai upaya untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang gerakan yang telah menjadi pemain kunci di kawasan tersebut.

    Melalui serangkaian percakapan para ahli, buku ini meneliti transisi Hamas dari aktivisme sosial dan keagamaan ke keterlibatan politik nasional, hubungan rumit antara sayap politik dan militernya, dan evolusi ideologisnya. 

    Secara khusus, buku ini menyoroti bagaimana Hamas telah menjauh dari kecenderungan anti-Yahudi sebelumnya, dan kini membingkai perlawanannya sebagai penentangan terhadap Zionisme — sebuah ideologi politik yang menganjurkan supremasi Yahudi di Palestina — alih-alih menentang Yudaisme atau orang-orang Yahudi.

    Buku ini menantang narasi dominan Barat yang sering kali menyamakan sikap politik Hamas dengan permusuhan agama terhadap orang Yahudi, dengan tujuan memberikan perspektif yang lebih jujur ​​dan bernuansa tentang motivasi dan tindakannya.

    Cobban, seorang jurnalis kawakan dan peneliti hubungan internasional, telah menghabiskan puluhan tahun mempelajari perkembangan politik dan strategis di Timur Tengah. 

    Ia adalah penulis sejumlah buku, termasuk The Palestinian Liberation Organisation , dan merupakan kolumnis lama untuk Christian Science Monitor dan Al-Hayat. 

    Pada tahun 2010, ia mendirikan Just World Books dan kemudian mendirikan Just World Educational, tempat ia sekarang menjabat sebagai presiden.

    Rekan penulis Khouri, seorang komentator dan jurnalis Kristen Palestina, juga telah menghabiskan waktu puluhan tahun menganalisis politik di wilayah tersebut. 

    Keluarganya berasal dari Nazareth, dan ia telah menjadi tokoh terkemuka dalam diskusi tentang identitas dan perlawanan Palestina.

    Dalam diskusi baru-baru ini tentang buku tersebut, Cobban menjelaskan asal usul proyek tersebut, dengan menekankan bahwa wacana publik Barat seputar Hamas telah dibentuk oleh mitos, disinformasi, dan agenda politik. 

    Ia mencatat bahwa meskipun sebagian besar diskusi tentang krisis saat ini berfokus pada dimensi kemanusiaan, hanya sedikit yang bersedia terlibat dengan kelompok tersebut. 

    Penghindaran ini, menurutnya, hanya memicu kesalahpahaman dan mencegah keterlibatan serius dengan realitas di lapangan.

    Cobban menekankan bahwa salah satu hal penting yang dapat diambil dari buku tersebut adalah bahwa Hamas tidak dapat begitu saja disingkirkan atau disingkirkan. 

    Hamas bukanlah organisasi monolitik, melainkan gerakan yang kompleks dengan berbagai konstituen dan sejarah panjang adaptasi politik. 

    Ia menunjukkan bahwa Hamas telah berulang kali mengisyaratkan kesediaannya untuk berunding, tetapi hal ini sering kali diabaikan oleh para pembuat kebijakan Barat yang terus bersikeras agar kelompok tersebut dikecualikan sepenuhnya. 

    Buku tersebut juga menantang anggapan bahwa Hamas adalah anomali, dengan menyatakan bahwa Hamas merupakan cerminan sentimen Palestina yang lebih luas.

    Waktu peluncuran buku ini penting. Pemerintahan Trump, yang secara tradisional mendukung Israel tanpa syarat, kini terlibat dalam negosiasi langsung dengan Hamas terkait pembebasan tawanan. 

    Banyak yang melihat ini sebagai upaya untuk mengabaikan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang dituduh lebih mengutamakan kelangsungan politiknya daripada mengamankan pembebasan para sandera.

    Penerbitan buku ini juga terjadi di tengah perdebatan baru mengenai kebijakan Barat terhadap Hamas. 

    Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair telah mengakui bahwa keputusan untuk memboikot Hamas setelah kemenangannya dalam pemilu 2006 adalah sebuah kesalahan , dan mengakui bahwa keterlibatan diperlukan untuk setiap resolusi konflik Israel-Palestina.

    Dorongan untuk menekan peluncuran buku tersebut telah memicu kemarahan di kalangan pendukung kebebasan berbicara, yang memperingatkan bahwa membiarkan tekanan tersebut untuk mendikte wacana akademis merupakan preseden yang berbahaya. 

    Para kritikus berpendapat bahwa pembatasan diskusi tentang Hamas — terutama pada saat AS sendiri terlibat dengan kelompok tersebut — mencerminkan standar ganda yang dirancang untuk membungkam perdebatan yang terinformasi tentang Palestina.

    Meskipun adanya intimidasi, acara tersebut akan tetap berjalan dengan panel pakar terkemuka, termasuk Catherine Charrett, dosen senior Hubungan Internasional di Universitas Westminster; Jeroen Gunning, profesor tamu di LSE Middle East Centre; Mouin Rabbani, salah satu editor Jadaliyya dan mantan analis di International Crisis Group; dan Michael Mason, direktur LSE Middle East Centre.

    Cobban menekankan bahwa buku ini bukan tentang mendukung atau menentang Hamas, tetapi tentang memastikan bahwa para pembuat kebijakan dan masyarakat memiliki pemahaman yang mendalam tentang peran gerakan tersebut. 

    Salah satu editor Khouri menyuarakan sentimen ini, dengan menyatakan bahwa Hamas tidak dapat diabaikan dalam diskusi yang berarti tentang masa depan kawasan tersebut.

     

     

    SUMBER: MIDDLE EAST MONITOR 

  • Bom Perang Dunia II Ditemukan di Rel Kereta Dekat Stasiun Paris

    Bom Perang Dunia II Ditemukan di Rel Kereta Dekat Stasiun Paris

    Paris

    Sebuah bom bekas Perang Dunia II ditemukan di bawah rel kereta menuju ke Stasiun Gare du Nord di Paris, Prancis. Temuan bom bekas perang ini memicu penghentian operasional di stasiun kereta paling sibuk di Prancis tersebut.

    Hal ini juga sempat memicu gangguan terhadap lalu lintas pagi hari di ruas jalanan dari dan menuju Stasiun Gare du Nord.

    Keterangan perusahaan kereta api nasional Prancis, SNCF, seperti dilansir AFP dan Reuters, Jumat (7/3/2025), menyebut bom bekas perang yang tidak meledak itu ditemukan “di tengah rel” semalam saat pekerjaan pemeliharaan dilakukan di area pinggiran Saint Denis.

    Akun jalur kereta pinggiran kota RER B dalam postingan media sosial X menyebut bom yang ditemukan itu “diduga berasal dari Perang Dunia II”.

    “Bom yang belum meledak dari Perang Dunia II ditemukan di dekat rel,” demikian laporan perusahaan kereta api nasional TER, yang merupakan bagian dari SNCF.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {

    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    adSlot.innerHTML = “;

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’)
    .addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;
    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”;
    ads[currentAdIndex]();
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function (entries) {
    entries.forEach(function (entry) {
    if (entry.intersectionRatio > 0.1) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    } else {
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.1 });

    function checkVisibility() {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    } else {
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    }

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function () {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) {
    console.error(“❌ Elemen #ad-slot tidak ditemukan!”);
    return;
    }
    ads[currentAdIndex]();
    observer.observe(adSlot);
    });

    var mutationObserver = new MutationObserver(function (mutations) {
    mutations.forEach(function (mutation) {
    if (mutation.type === “childList”) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    requestAnimationFrame(checkVisibility);
    }
    });
    });

    mutationObserver.observe(document.getElementById(“ad-slot”), { childList: true, subtree: true });

    Dampak dari temuan ini, semua lalu lintas kereta — baik rangkaian kereta metro lokal, rangkaian kereta rute nasional, maupun rangkaian kereta internasional — menuju ke Stasiun Gare du Nord dihentikan, dengan para personel Kepolisian Paris berupaya menjinakkan bom bekas perang tersebut.

    Lihat juga Video ‘Terowongan Peninggalan Perang Dunia II di London akan Jadi Tempat Wisata’:

    Stasiun Gare du Nord diketahui melayani kereta cepat lintas Eropa, Eurostar dan rangkaian kereta lokal dan berkecepatan tinggi.

    Situs resmi Eurostar menyebutkan sedikitnya tiga rangkaian kereta mereka yang dijadwalkan dari Stasiun Gare du Nord pada Jumat (7/3) pagi telah dibatalkan.

    Stasiun Gare du Nord terletak di sebelah utara Paris dan merupakan stasiun kereta paling sibuk di Prancis, yang melayani sekitar 700.000 orang setiap harinya.

    Lihat juga Video ‘Terowongan Peninggalan Perang Dunia II di London akan Jadi Tempat Wisata’:

  • Kenapa Israel Duduki Wilayah Druze di Suriah Selatan?

    Kenapa Israel Duduki Wilayah Druze di Suriah Selatan?

    Jakarta

    Senin (3/3) malam, bendera Israel mendadak berkibar di Sweida, Suriah selatan, wilayah yang mayoritas dihuni oleh komunitas Druze. Aksi itu sontak direspons warga setempat dengan menurunkan dan membakar bendera Bintang Daud sebagai bentuk protes

    Berkibarnya bendera Israel jauh di dalam wilayah Suriah seakan menabuh genderang konflik, mengingat permusuhan antara kedua negara. Meskipun rezim Bashar al-Assad telah berakhir, relasi terhadap penguasa baru Damaskus tetap dipenuhi kecurigaan dan kewaspadaan.

    Peristiwa ini terjadi setelah insiden lain di Suriah, yang diwarnai baku tembak antara warga Druze dan aparat keamanan Suriah di Jaramana di pinggiran ibu kota Damaskus, yang juga didominasi oleh komunitas Druze.

    Seorang warga Jaramana, yang merahasiakan identitas karena alasan keamanan, kepada DW mengatakan, dirinya mendengar rumor yang menyebut warga Druze yang bertempur melawan rejim baru Suriah memiliki koneksi dengan komunitas Druze di Israel. Mereka disebutkan menerima suplai senjata, dengan tujuan menciptakan ketegangan di wilayah Suriah yang berbatasan dengan Israel.

    Komunitas Druze merupakan minoritas agama di Timur Tengah yang memiliki keyakinan berbeda dari ajaran Islam. Di Israel, sekitar warga 150.000 Druze memegang kewarganegaraan setempat, dengan sebagian besar bertugas di militer dan relatif dianggap setia kepada negara Yahudi.

    Sementara itu, di Suriah, sekitar 700.000 Druze menjadi salah satu minoritas terbesar dan menuntut perlindungan hak di bawah pemerintahan baru Suriah.

    “Beberapa pihak dari organisasi masyarakat sipil bahkan menuduh otoritas agama Druze memainkan isu ini dengan Israel demi memperkuat pengaruh mereka di dalam pemerintahan baru,” kata sumber tersebut.

    Netanyahu: balasan jika Druze diserang

    Pernyataan itu muncul meskipun pemerintahan sementara Suriah, yang dipimpin oleh kelompok pemberontak Hayat Tahrir al-Sham, HTS, justru menegaskan komitmennya terhadap persatuan nasional dan hak-hak minoritas, termasuk Druze, Kurdi, Kristen, dan Alawit.

    Namun, para pengamat menilai, perhatian Israel terhadap komunitas Druze lebih merupakan strategi geopolitik ketimbang kepedulian terhadap hak-hak minoritas. Trita Parsi, Wakil Presiden Quincy Institute di Washington menjelaskan, Israel sejak lama menjalankan strategi “periphery doctrine”, dengan membangun aliansi dengan minoritas non-Muslim setempat untuk memperlemah pengaruh pemerintah negeri jiran di wilayah teritorialnya sendiri.

    Senada dengan itu, Andreas Krieg, dosen senior di King’s College London, menilai bahwa berbagai kekuatan asing memanfaatkan isu perlindungan minoritas untuk menutupi ambisi imperialis. “Kita telah melihat Rusia menggunakan narasi melindungi Kristen saat Natal, Iran menyebut dirinya sebagai pelindung Syiah, dan kini Israel mengklaim akan membela Druze,” ujar Krieg.

    Dia menambahkan, Israel sebenarnya tidak berkepentingan bertetangga dengan pemerintahan yang stabil dan inklusif di Suriah. “Jika Suriah menjadi stabil, maka mereka akan memiliki kapasitas untuk menantang Israel. Hal ini adalah sesuatu yang tidak diinginkan oleh Israel,” tambahnya.

    Pendudukan Suriah Selatan

    Sejak jatuhnya rezim Assad pada Desember 2024, Israel semakin gencar melancarkan serangan udara di Suriah. Menurut data Armed Conflict Location and Event Data, ACLED, Israel melakukan lebih banyak serangan udara pada Desember 2024 dibandingkan sepanjang tahun sebelumnya. Bahkan, dalam 48 jam pertama setelah jatuhnya Assad, Israel menghancurkan 70-80% kapasitas militer strategis rezim lama Suriah.

    Serangan udara terbaru kembali dilakukan pekan ini dengan dalih menyerang target militer Suriah. Selain itu, Israel juga mengerahkan pasukan ke zona penyangga, yang sejak tahun 1974 menjaga perjanjian gencatan senjata antara Suriah dan Israel.

    Awalnya, Israel mengklaim pengerahan pasukan ke Suriah hanya bersifat sementara untuk menjaga keamanan di tengah kekosongan pemerintahan di Damaskus. Namun, belakangan pejabat pemerintah menyatakan bahwa pasukan Israel akan tetap berada di Suriah secara permanen.

    Langkah ini mendapat sorotan dari United Nations Disengagement Observer Force, UNDOF, misi pemantauan PBB di Dataran Tinggi Golan. Dalam pernyataannya, UNDOF mengungkapkan keprihatinan terhadap peningkatan aktivitas militer Israel di zona penyangga.

    “Sejak 7 Desember, UNDOF telah mengamati peningkatan signifikan pergerakan Pasukan Pertahanan Israel, IDF, di wilayah pemisah dan sepanjang garis gencatan senjata,” demikian pernyataan UNDOF. “Kami telah memberi tahu pihak Israel bahwa tindakan ini melanggar perjanjian.”

    Citra satelit dari BBC dan Al Jazeera mengonfirmasi keberadaan lebih banyak pasukan Israel di dalam wilayah Suriah. Sementara itu, laporan dari Syria Direct menunjukkan, pasukan Israel mulai membangun jalan baru, merusak rumah dan kebun zaitun, serta menahan warga setempat. Beberapa petani dilaporkan dilarang memasuki ladang mereka. Sebagai gantinya, pasukan Israel menawarkan bantuan berupa air, makanan, listrik, dan pekerjaan di Dataran Tinggi Golan, wilayah Suriah yang diduduki Israel sejak 1967.

    Israel langgar hukum internasional?

    Netanyahu bahkan menyerukan “demiliterisasi total Suriah selatan” dalam pidatonya pada Minggu (2/3).

    Menurut Andreas Krieg, langkah Israel bukan hanya melanggar hukum internasional dengan menduduki wilayah Suriah secara ilegal, tetapi juga menggunakan kekuatan militer untuk menyerang target yang sebenarnya tidak secara langsung mengancam keamanan Israel.

    “Mungkin ini memberi keuntungan jangka pendek bagi Israel, tetapi tidak akan menciptakan keamanan dalam jangka panjang,” ujar Krieg. “Sejak 1948, Israel merasa dikelilingi oleh musuh. Mereka melihat konflik ini sebagai perang berkelanjutan melawan semua tetangganya, sehingga tidak ada ruang untuk membangun kepercayaan.”

    Dosen senior Krieg memperingatkan, strategi konfrontatif seperti ini hanya akan memunculkan kelompok-kelompok perlawanan baru di Suriah, seperti yang pernah terjadi di negara-negara tetangga Israel sebelumnya.

    Tanda-tanda itu mulai terlihat dengan munculnya kelompok bersenjata baru di Suriah selatan bernama “The Islamic Resistance Front in Syria – Great Might”, yang menyatakan siap melawan kehadiran tentara Israel di negara mereka.

    Diadaptasi dari DW Bahasa Inggris

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Bertemu Pemimpin Uni Eropa usai Cekcok dengan Trump, Zelensky Akui Bersyukur: Kami Tidak Sendirian – Halaman all

    Bertemu Pemimpin Uni Eropa usai Cekcok dengan Trump, Zelensky Akui Bersyukur: Kami Tidak Sendirian – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengucapkan terima kasih kepada para pemimpin Uni Eropa (UE) pada Kamis (6/3/2025).

    Volodymyr Zelensky merasa bersyukur karena Uni Eropa berdiri di sisi Ukraina, saat blok tersebut memulai pembicaraan krisis untuk menghadapi perubahan sikap Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dari Kyiv.

    Kunjungan Zelensky ke Brussels dilakukan saat ia berusaha keras untuk kembali terlibat dengan Washington setelah perselisihan di Gedung Putih.

    Zelensky menyatakan dirinya siap untuk bekerja menuju kesepakatan damai di bawah “kepemimpinan kuat” Trump dan untuk menyelesaikan kesepakatan mengenai akses AS ke sumber daya mineral Ukraina.

    Pertemuan puncak hari Kamis mempertemukan semua 27 pemimpin Uni Eropa untuk pertama kalinya sejak pertemuan yang menegangkan minggu lalu antara Trump dan Zelensky.

    Sejak itu, Washington telah menangguhkan bantuan militer dan pembagian informasi intelijen yang telah membantu Kyiv melawan invasi Rusia.

    “Kami sangat bersyukur bahwa kami tidak sendirian. Dan ini bukan sekadar kata-kata,” ujar Zelensky kepada wartawan saat pembicaraan dimulai, berdiri di samping para pemimpin Uni Eropa Ursula von der Leyen dan Antonio Costa, dilansir Al Arabiya.

    Dengan komitmen jangka panjang Amerika terhadap keamanan Eropa yang kini diragukan, blok tersebut berada di bawah tekanan untuk bangkit pada saat ini.

    Minggu ini, calon pemimpin Jerman berikutnya telah berjanji untuk mengubah haluan pertahanan secara historis.

    “Ini adalah momen penting bagi Eropa,” kata von der Leyen, yang telah menyusun rencana yang bertujuan memobilisasi 800 miliar euro untuk “mempersenjatai kembali Eropa” dalam menghadapi ancaman dari Rusia.

    “Eropa menghadapi bahaya yang nyata dan nyata, dan oleh karena itu Eropa harus mampu melindungi dirinya sendiri,” kata kepala komisi tersebut kepada wartawan.

    “Ini juga merupakan momen penting bagi Ukraina,” imbuhnya.

    “Kita harus menempatkan Ukraina pada posisi yang mampu melindungi dirinya sendiri dan mendorong terciptanya perdamaian yang adil dan langgeng,” lanjut dia.

    Kebutuhan Keamanan yang Mendesak

    Diberitakan AP News, awal minggu ini, Trump memerintahkan penghentian sementara pasokan militer AS ke Ukraina saat ia berupaya menekan Zelensky agar terlibat dalam negosiasi untuk mengakhiri perang dengan Rusia, sehingga membawa urgensi baru pada pertemuan puncak hari Kamis.

    Pertemuan hari Kamis kemungkinan besar tidak akan membahas kebutuhan Ukraina yang paling mendesak.

    Pertemuan ini tidak ditujukan untuk segera menambah senjata dan amunisi guna mengisi kekosongan pasokan yang disebabkan oleh pembekuan AS.

    Semua negara juga tidak akan setuju untuk membuka blokir aset Rusia yang dibekukan senilai sekitar 183 miliar euro ($196 miliar) yang disimpan di lembaga kliring Belgia, sejumlah uang tunai yang dapat disita.

    Meski begitu, orang Eropa menggarisbawahi pentingnya momen tersebut.

    Namun mungkin tantangan terbesar bagi UE adalah mengambil sikap bersatu di saat UE terpecah belah, karena sebagian besar tindakan blok tersebut memerlukan dukungan bulat.

    Hongaria mengancam akan memveto sebagian pernyataan KTT tentang Ukraina, seperti halnya Perdana Menteri Slowakia Robert Fico.

    “Kita harus mengambil keputusan, tidak peduli satu atau dua pihak yang berseberangan setiap saat,” kata Presiden Lithuania Gitanas Nauseda.

    “Jika tidak, sejarah akan menghukum kita dan kita akan membayar harga yang sangat mahal,” jelasnya.

    EROPA DUKUNG ZELENSKY – Tangkap layar diambil dari media sosial X Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer pada Senin (3/2/2025), memperlihatkan para pemimpin Eropa yang tengah menghadiri pertemuan di London, Inggris pada Minggu (2/3/2025) untuk membahas rencana negosiasi perdamaian perang Ukraina usai Zelensky terlibat cekcok dengan Presiden AS Donald Trump. (Tangkap layar X Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer)

    Pertemuan puncak hari Kamis kemungkinan tidak akan menghasilkan keputusan langsung mengenai pengeluaran untuk Ukraina atau pertahanannya sendiri.

    Pertemuan puncak Uni Eropa lainnya yang akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai keputusan akan diadakan pada 20-21 Maret.

    Sebagai informasi, Donald Trump terlibat cekcok dengan Volodymyr Zelensky selama pertemuan di Ruang Oval Gedung Putih di depan pers, Jumat (28/2/2025) lalu.

    Ketika berada di Gedung Putih, Volodymyr Zelensky mempertanyakan kecondongan Donald Trump ke arah Rusia.

    Trump lantas menuduh Zelensky bersikap tidak sopan saat perbedaan pendapat di antara mereka meletus menjadi adu mulut.

    Trump bersikeras Zelensky kalah dalam perang Ukraina dan berkata, “orang-orang sekarat, kalian kekurangan tentara.”

    Meski begitu, Zelensky mengatakan hubungannya dengan Amerika Serikat masih dapat diperbaiki.

    Ia tetap optimis, bahkan setelah Donald Trump meneriakinya dalam kemarahan di Gedung Putih, dan menuduhnya menolak berdamai dengan Rusia.

    “Tentu saja,” kata Zelensky saat ditanya dalam wawancara Fox News apakah hubungan dengan Trump dapat diselamatkan, Jumat.

    “Hubungan AS-Ukraina melibatkan lebih dari dua presiden,” katanya.

    Zelensky menambahkan, Ukraina sangat membutuhkan bantuan Washington dalam perang melawan militer Rusia yang jauh lebih besar dan lebih bersenjata.

    “Akan sulit tanpa dukungan Anda,” kata Zelensky di Fox — saluran berita favorit Trump.

    Sementara itu, selama kunjungannya dengan Trump, Zelensky diharapkan menandatangani kesepakatan yang memungkinkan AS memperoleh akses lebih besar ke mineral tanah jarang Ukraina dan mengadakan konferensi pers bersama.

    Namun, rencana itu dibatalkan setelah perbincangan sengit antara para pemimpin di depan awak media.

    Tidak jelas apa arti kegagalan itu bagi kesepakatan yang menurut Trump penting untuk membayar AS atas lebih dari $180 miliar bantuan Amerika yang dikirim ke Kyiv sejak dimulainya perang.

    Pemimpin Ukraina diminta meninggalkan Gedung Putih oleh penasihat utama Trump tak lama setelah Trump meneriakinya, menunjukkan penghinaan terbuka.

    “Anda mempertaruhkan Perang Dunia III, dan apa yang Anda lakukan sangat tidak menghormati negara ini, negara yang telah mendukung Anda jauh lebih banyak daripada yang dikatakan banyak orang,” kata Trump kepada Zelensky, masih dari AP News.

    Diketahui, tujuan utama Zelensky dalam aksi duduk itu adalah untuk menekan Trump agar tidak meninggalkan negaranya dan memperingatkan agar tidak terlalu dekat dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.

    Sebaliknya, ia malah dibentak-bentak sementara Trump tampak mempermainkan drama di depan kamera.

    Trump telah membuat Kyiv dan sekutu Eropa khawatir dengan perubahan kebijakan AS yang tiba-tiba, menampilkan dirinya sebagai mediator antara Putin dan Zelensky dan menolak untuk mengutuk invasi Rusia.

    Trump menyebut Zelensky sebagai “diktator” minggu lalu dan mengatakan dia percaya Putin akan “menepati janjinya” mengenai gencatan senjata.

    Trump mengatakan kepada Zelensky, sebagai mediator, dia tidak dapat mengkritik salah satu pihak utama.

    (Tribunnews.com/Nuryanti)

    Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina

  • Sulitnya ‘Tendang’ Elon Musk dari Organisasi Ilmuwan Elit

    Sulitnya ‘Tendang’ Elon Musk dari Organisasi Ilmuwan Elit

    Jakarta

    Tak sedikit anggota dari Royal Society, perkumpulan ilmuwan legendaris, yang menyuarakan untuk mengeluarkan Elon Musk dari akademi ilmiah tersebut. Tapi nampaknya sulit untuk mewujudkannya.

    Dikutip dari BBC, mulai dari sembilan bulan lalu, para ilmuwan mengkhawatirkan kelakuan kontroversial Bos SpaceX tersebut. Bahkan, mereka menyebut Musk sebagai ‘ancaman untuk ilmu sains’.

    Pada Senin silam, diadakan pertemuan para member Royal Society. Akan tetapi, tidak ada keputusan untuk mengusir Musk dari akademi tersebut. Mereka pun terbagi dalam keputusan politik yang berbeda, ada yang setuju dan ternyata banyak juga yang tidak.

    Upaya untuk mencabut keanggotaan Elon Musk berpusat pada saran dari sejumlah besar anggota. Mereka menganggap tindakan miliarder itu ‘tidak sesuai’ dengan kode etik perkumpulan itu sendiri.

    Elon Musk diketahui melakukan pemotongan dana yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk penelitian ilmiah di AS, dalam perannya menjadi pemimpin Department of Government Efficiency (DOGE). Ayah dari 14 orang anak itu juga dituduh menyebarkan informasi yang menyesatkan di platform media sosial miliknya, X.

    Dalam sebuah pernyataan setelah pertemuan tersebut, Royal Society membahas masalah tersebut, dengan mengatakan bahwa anggota yang hadir sangat prihatin tentang nasib para ilmuwan di AS ‘di tengah ancaman pemotongan dana penelitian yang radikal’.

    “(Royal Society setuju — red) meninjau tindakan lebih lanjut yang potensial (untuk) melawan informasi yang salah dan serangan bermotif ideologis terhadap sains dan ilmuwan,” kata Royal Society.

    Sebelumnya ada anggota Royal Society yang dipecat. Dia adalah ilmuwan dan penulis Jerman Rudolf Erich Raspe dengan tuduhan melakukan pencurian dan penipuan. Namun, ini terjadi 250 tahun yang lalu.

    Lebih dari 3.300 ilmuwan telah mencantumkan nama mereka pada sebuah surat, yang ditulis oleh Prof Stephen Curry, profesor emeritus biologi struktural di Imperial College London. Meski bukan seorang anggota, dia menyatakan kekhawatiran mendalam tentang miliarder itu dan diam serta ketidakpedulian masyarakat sehubungan dengan kontroversi tersebut.

    Ada lebih dari 1.700 anggota Royal Society dan lebih dari 60 di antaranya telah menandatangani surat Prof Curry. Banyak lagi yang menyatakan kekhawatiran mereka tentang perilaku Elon Musk, jadi bukan tidak mungkin angka ini akan bertambah.

    Elon Musk belum menanggapi permintaan komentar yang dikirim BBC News melalui perusahaannya, Tesla dan Space X.

    (ask/ask)

  • Kata Pakar soal Potensi Donald Trump Cabut Sanksi terhadap Rusia: Kemenangan Besar bagi Putin – Halaman all

    Kata Pakar soal Potensi Donald Trump Cabut Sanksi terhadap Rusia: Kemenangan Besar bagi Putin – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintahan Presiden AS Donald Trump dilaporkan siap mencabut sanksi terhadap Rusia, yang dijatuhkan setelah dimulainya invasi skala penuh ke Ukraina.

    Langkah ini menandai titik balik kebijakan AS terhadap Rusia selama perang melawan Ukraina.

    Gedung Putih tengah mempersiapkan rencana untuk memberikan keringanan sanksi terhadap beberapa entitas dan warga negara Rusia.

    Rencana ini merupakan bagian dari negosiasi untuk mengakhiri perang di Ukraina, seperti yang dilaporkan Reuters pada Senin (3/3/2025).

    Eropa dan negara-negara G7 juga memberlakukan sanksi untuk menekan ekonomi Rusia. 

    Namun, para analis berpendapat bahwa negara-negara Eropa mungkin tidak punya pilihan lain selain mengikuti langkah AS. 

    “Peluang peningkatan pendapatan yang besar bagi Rusia masih terkait dengan bisnis yang berhubungan dengan Eropa,” kata Tom Keatinge, Direktur Pusat Keuangan dan Keamanan di Royal United Services Institute (RUSI).

    “Eropa mungkin akan bertahan. Namun, mereka akan segera terisolasi.”

    Efektivitas sanksi mungkin masih diperdebatkan.

    Tetapi, jelas bahwa sanksi tersebut mengganggu Putin.

    Ia telah berulang kali menyerukan penghentiannya.

    Sanksi, khususnya terhadap industri minyak dan gas, telah menjadi masalah bagi Rusia. 

    Hal ini memaksa Rusia untuk menggunakan “armada bayangan” untuk menjual bahan bakar dengan harga diskon. Rusia juga menanggung biaya ekspor yang lebih tinggi.

    Sejauh ini, Eropa belum menyatakan sikapnya terkait pencabutan sanksi oleh AS.

    Komisioner sanksi Kyiv, Vladyslav Vlasiuk, meminta sekutu Eropa untuk tetap berkomitmen pada sanksi selama diperlukan.

    “Kemenangan Besar” Putin

    Jika AS secara sepihak mencabut sanksi, ini akan menjadi “kemenangan besar” bagi Putin, ini juga menjadi pertanda bahwa aliansi Barat sedang retak di tengah meningkatnya ketegangan, kata Keatinge kepada Kyiv Independent.

    Tujuan sanksi terhadap Rusia adalah agar sekutu Ukraina bekerja sama. Mereka menghalangi ekonomi perang Rusia dan menghukum Moskow atas invasinya.

    Pemerintahan Trump sebelumnya mengusulkan keringanan sanksi untuk membawa Moskow ke meja perundingan.

    Hal ini terjadi tak lama setelah mantan presiden Joe Biden bekerja sama dengan London untuk menetapkan sanksi terluas hingga saat itu pada bulan Januari, sebelum pelantikan Trump.

    Risiko Perpecahan

    Perpecahan yang semakin besar antara AS dan Eropa meningkatkan risiko Trump untuk bertindak sendiri, tanpa koordinasi dengan Eropa.

    Ia tidak lagi melihat perlunya berkoordinasi dengan sekutu Eropa. Ia juga tampaknya tidak tertarik untuk mempertahankan sanksi, kata Elisabeth Braw, peneliti senior di Transatlantic Security Initiative di Atlantic Council.

    Pelonggaran sanksi sepihak oleh AS akan menyebabkan kekacauan dalam ekonomi global, katanya.

    Perusahaan harus mematuhi aturan yang berbeda antara AS dan negara-negara G7 serta Uni Eropa.

    Hal ini menyebabkan tumpukan dokumen dan ketidakpastian di kalangan pelaku bisnis.

    “Kita belum pernah berada dalam situasi di mana sekutu Barat mengambil langkah yang berlawanan dalam mencabut sanksi,” katanya.

    “Bayangkan kekacauan yang akan terjadi jika negara-negara G7 dan Uni Eropa memiliki aturan yang bertentangan terkait Rusia.”

    AS dan Rusia tidak pernah menjadi mitra dagang yang signifikan.

    Total perdagangan sebelum perang hanya mencapai $6,4 miliar dalam bentuk impor Rusia dan $29,7 miliar dalam bentuk ekspor Amerika pada tahun 2021.

    Dalam konteks ekonomi murni, pencabutan sanksi AS tidak akan menghasilkan aliran uang besar ke mesin perang Rusia. Tetapi, pesan politiknya akan menjadi “bencana besar,” kata Jason McCue, mitra senior McCue Jury & Partners LLP.

    Perpecahan di antara sekutu Ukraina tidak hanya menguntungkan Rusia, tetapi juga membuat sanksi semakin sulit dipertahankan.

    Uni Eropa dan G7 telah memberikan sanksi yang signifikan, dan paket-paket selanjutnya tidak dapat mengimbangi jika AS mencabut sanksi, kata Braw.

    Negara-negara Eropa akan menghadapi dilema moral. Mereka harus memilih antara melonggarkan sanksi untuk meningkatkan ekonomi Eropa atau tetap menghukum Putin.

    Belgia dan Inggris akan kesulitan mencabut pembatasan. Mereka menetapkan bahwa Rusia harus memenuhi persyaratan seperti memberi kompensasi kepada Ukraina dan menghormati integritas teritorial Ukraina.

    Namun, tekanan dapat meningkat dari para pebisnis dan pemimpin pro-Rusia seperti Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, yang telah lama menentang sanksi.

    “Perusahaan-perusahaan Eropa akan mencoba mencari celah untuk mendapatkan lisensi agar mereka dapat bersaing dengan perusahaan Amerika,” kata Keatinge.

    Dampak Lebih Besar

    Jika Uni Eropa mencabut sanksi, ini akan menjadi dorongan yang jauh lebih besar bagi ekonomi Rusia.

    Rusia dan Uni Eropa merupakan mitra dagang utama sebelum perang, dengan perdagangan mencapai 257,5 miliar euro pada tahun 2021.

    Lebih dari 60 persen impor bahan bakar Rusia ke Uni Eropa berasal dari Rusia, yang merupakan sumber pendapatan terbesar Rusia.

    Pertanyaannya, apakah Putin akan mengizinkan perusahaan Eropa untuk kembali berbisnis di Rusia?

    Jika AS secara sepihak melonggarkan sanksi, Putin akan memiliki pengaruh untuk menuntut lebih banyak dari Eropa. Ini sebagai imbalan atas akses ke pasarnya, kata Keatinge.

    “Ini akan menjadi kemenangan besar bagi Putin karena ia akan meminggirkan Eropa dan berbisnis dengan Amerika,” katanya.

    (Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

  • Negara NATO Ini Ungkap Ada Rencana Jahat Sekutu Serang Trump

    Negara NATO Ini Ungkap Ada Rencana Jahat Sekutu Serang Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Luar Negeri (Menlu) Hungaria Péter Szijjártó mengungkap adanya rencana jahat yang dimainkan sekutu aliansi NATO kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Hal ini dikarenakan kebijakan Trump yang selalu berbeda dengan sekutu di Benua Biru, utamanya terkait Ukraina

    Dalam pernyataannya, Szijjártó awalnya mengatakan bahwa Hungaria telah hidup dalam bayang-bayang perang di Ukraina selama tiga tahun. Ia menyebut saat ini negaranya menderita konsekuensi dramatis dari perang itu.

    “Jadi, jika ada negara yang berkepentingan dalam keberhasilan Donald Trump, dalam keberhasilan pemerintah AS saat ini, jika ada negara yang berkepentingan dalam keberhasilan perjanjian AS-Rusia, itu adalah kami,” tuturnya.

    “Pada saat yang sama, jelas bahwa ada beberapa rencana jahat yang sedang berlangsung terhadap Donald Trump di bagian Barat Eropa. Tentu saja itu juga menentang perdamaian, tetapi perang hanyalah alasan untuk rencana jahat terhadap Donald Trump.”

    Foto: Pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat (28/2/2025) berakhir dengan ketegangan yang luar biasa di Gedung Putih. (Photo by SAUL LOEB / AFP)
    Pertemuan antara Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Jumat (28/2/2025) berakhir dengan ketegangan yang luar biasa di Gedung Putih. (Photo by SAUL LOEB / AFP)

    Szijjártó kemudian mengatakan bahwa negara-negara yang terlibat telah mengadakan pertemuan terakhir mereka di London pada hari Minggu, di mana mereka memutuskan bahwa Ukraina harus melanjutkan perang.

    “Ini sangat buruk, ini sangat berbahaya dan merupakan kesalahan besar karena jika perang berlanjut, lebih banyak orang akan mati, kehancuran akan lebih besar, dan bahaya eskalasi akan terus berlanjut,” tambahnya.

    Pada saat yang sama, ia mengatakan bahwa merupakan kabar baik bila Washington bertentangan dengan Eropa terkait pandangan atas Ukraina. Ia menambahkan bahwa “jadi jauh lebih mudah bagi Hungaria untuk menjauh dari konflik”.

    “Perang telah mengakibatkan banyak sekali perkembangan buruk. Kita semua merasakan konsekuensi ekonomi, kenaikan harga, efek sanksi pada harga energi, dan sebagainya. Jadi perang telah mengakibatkan banyak sekali perkembangan buruk, tetapi begitu perang berakhir, semuanya juga akan hilang,” tandasnya.

    Trump, yang telah menimbulkan keraguan Eropa tentang komitmen AS terhadap aliansi keamanan NATO, telah menghentikan bantuan militer ke Ukraina untuk perang Kyiv dengan Rusia setelah bentrokan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pekan lalu. Hal ini kemudian membuat Eropa mencoba mencari tahu bagaimana bereaksi.

    Di sisi lain, Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orbán dan Perdana Menteri Slovakia. Robert Fico, telah lama secara terbuka mengkritik bantuan militer UE ke Ukraina dan sanksinya terhadap Rusia. Mereka juga mendukung Trump yang menegaskan bahwa penyelesaian damai adalah satu-satunya jalan yang layak untuk mengakhiri perang.

    Para pemimpin Slovakia dan Hungaria ini juga telah lama dituduh menjalankan kebijakan yang bersahabat dengan Moskow meskipun negara mereka merupakan anggota UE dan NATO.

    (tps/wur)