kab/kota: London

  • Spesifikasi Boeing 777, Pesawat AS yang Mau Diborong Prabowo

    Spesifikasi Boeing 777, Pesawat AS yang Mau Diborong Prabowo

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) dan Indonesia telah menemui titik tengah dalam kesepakatan tarif dagang. Hasilnya, Indonesia akan dikenakan tarif 19% untuk barang-barang yang dijual ke AS.

    Persentase itu turun signifikan dari ancaman Trump sebelumnya yang mengenakan tarif sebesar 32%. Sementara itu, Trump mengatakan AS tidak akan membayar tarif apapun untuk barang-barang yang diekspor ke Indonesia.

    Sebagai bagian dari perjanjian, Indonesia berkomitmen membeli energi dari AS senilai US$15 miliar, produk pertanian senilai US$4,5 miliar, serta 50 unit pesawat Boeing 777 untuk PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.

    Prabowo menekankan syarat pembelian 50 unit Boeing 777 tidak membebani, sebab memang dibutuhkan oleh maskapai pelat merah. Lantas, seperti apa spesifikasi Boeing 777?

    Dikutip dari laman resmi Boeing, Rabu (16/7/2025), lebih dari 1.300 unit Boeing 777 dioperasikan secara global. Setiap tahunnya, ada sekitar 700 siklus penerbangan menggunakan Boeing 777.

    Boeing mengklaim unit 777 memiliki jangkauan yang superior dengan efisiensi bahan bakar yang mumpuni.

    Varian Boeing 777-200LR atau dijuluki ‘Worldliner’ dirancang untuk terbang nonstop pada rute sangat jauh, yakni mencapai 15.843 kilometer. Pesawat ini bisa membawa 317 penumpang.

    Pada November 2005, Boeing 777-200LR ditetapkan sebagai pemecah rekor pesawat komersil dengan jarak terbang nonstop terpanjang. Rutenya menghubungkan Hong Kong ke London dengan jarak 21.601 kilometer dan durasi penerbangan 22 jam 42 menit.

    Panjang pesawat mencapai 63,7 meter, dengan lebar sayap 64,8 meter. Adapun tingginya mencapai 18,6 meter. Mesinnya mengandalkan GE90-115BL.

    Sementara itu, varian Boeing 777-300ER terkenal dengan kapasitasnya yang besar, mampu membawa 392 penumpang. Jarak tempuhnya memang tidak sejauh 777-200LR, yakni mencapai 13.649 kilometer.

    Boeing 777-300ER memiliki panjang 73,9 meter dan lebar sayap 64,8 meter. Tingginya 18,5 meter dan mengandalkan mesin GE90-115BL.

    Menurut laman Boeing, mesin GE90-115B memecahkan rekor daya dorong tertinggi yang bisa dicapai mesin pesawat komersil. Selain performa yang mumpuni, GE90-115B juga disebut melampaui ekspektasi dalam hal efisiensi.

    Materialnya yang memadukan aluminium alloy dan titanium kelas atas juga menghemat bobot hingga 2.600 kilogram. Dengan begitu, perawatan dikatakan lebih mudah dan memakan biaya lebih rendah.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Horor 2 Pesawat Maskapai China Nyaris Tabrakan di Rusia

    Horor 2 Pesawat Maskapai China Nyaris Tabrakan di Rusia

    Moskow

    Dua pesawat maskapai China nyaris bertabrakan di udara saat sama-sama mengudara di wilayah udara Rusia. Insiden yang terjadi awal bulan ini melibatkan sebuah pesawat penumpang dari maskapai Air China dan sebuah pesawat kargo dari maskapai SF Airlines.

    Insiden nyaris tabrakan di udara itu, seperti dilansir The Independent, Rabu (16/7/2025), terjadi setelah pesawat Air China mengubah ketinggian secara tidak sah yang membuat pesawat penumpang itu berada di ketinggian yang sama dengan pesawat kargo SF Airlines, dan hampir memicu konvergensi berbahaya.

    Pesawat Air China dengan nomor penerbangan CA967, menurut laporan South China Morning Post, tiba-tiba menaikkan ketinggian dari 34.100 kaki (10.393 meter) menjadi 36.000 kaki (10.972 meter) tanpa instruksi dari operator kontrol lalu lintas udara (ATC) Rusia pada 6 Juli lalu.

    Pesawat penumpang Air China itu, yang tidak disebutkan jenisnya, sedang dalam perjalanan dari Shanghai, China menuju ke Milan, Italia.

    Manuver itu membawa pesawat Air China dalam jarak hanya sekitar 300 kaki (91 meter) hingga 400 kaki (121 meter) dari pesawat kargo SF Airlines dengan nomor penerbangan CSS128 — pesawat kargo jenis Boeing 767 yang terbang dari Budapest, Hungria menuju ke Ezhou, China.

    Protokol keselamatan penerbangan internasional mewajibkan jarak vertikal minimal 1.000 kaki (304 meter) antar pesawat pada ketinggian jelajah.

    Insiden nyaris tabrakan di udara itu terjadi di atas wilayah Tuva, area pergunungan terpencil di Siberia bagian selatan yang berbatasan dengan Mongolia, dan terekam data pelacakan langsung dari Flightradar24.

    Kenaikan ketinggian tanpa izin semacam itu akan memicu alarm di dalam pesawat yang dikenal sebagai Traffic Collision Avoidance System (TCAS) pada kedua pesawat tersebut, yang mendorong tindakan penghindaran darurat.

    Lihat juga Video: 4 Orang Tewas Akibat Pesawat Jatuh di Bandara London Southend

    Rekaman audio yang beredar di media sosial China sejak akhir pekan menunjukkan bahwa operator ATC Rusia sedang menangani empat pesawat secara bersamaan dan mungkin telah mengeluarkan instruksi yang tidak jelas.

    Sumber rekaman yang bocor masih belum diketahui dan keasliannya belum dapat diverifikasi secara independen.

    Maskapai Air China, SF Airlines dan otoritas penerbangan sipil China belum memberikan komentar resmi atas insiden tersebut.

    Dalam rekaman komunikasi berbahasa Inggris, operator ATC Rusia terdengar bertanya: “Apakah Anda menaikkan ketinggian dengan instruksi atau tanpa instruksi? Mohon konfirmasi.”

    Pilot Air China kemudian menjawab: “Tidak. Terima kasih.”

    Masih belum jelas mengapa awak pesawat Air China mengubah ketinggian, namun menurut laporan media Belgia Aviation24.be, miskomunikasi perintah yang dimaksudkan untuk pesawat lainnya sedang dipertimbangkan sebagai kemungkinan penyebabnya.

    Respons lengkap sang pilot tidak terdengar dalam rekaman audio itu karena transmisi radio yang tumpang tindih.

    Lihat juga Video: 4 Orang Tewas Akibat Pesawat Jatuh di Bandara London Southend

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tragis, Pelari Maraton Tertua di Dunia Meninggal karena Tabrak Lari di Usia 114 Tahun

    Tragis, Pelari Maraton Tertua di Dunia Meninggal karena Tabrak Lari di Usia 114 Tahun

    Jakarta

    Pelari maraton tertua di dunia, Fauja Singh, yang masih berkompetisi setelah berusia 100 tahun lebih dari satu dekade lalu, meninggal dunia pasca terkena insiden tabrak lari pada Senin (14/7/2025), menurut kepolisian India. Ia mengembuskan napas terakhirnya di umur 114 tahun.

    Lahir di pedesaan India pada 1911 sebelum kemudian pindah ke London, Singh mendapat julukan ‘Tornado Berturban’ setelah ia mulai berlari maraton akhir usia 80-an. Ia berhasil menyelesaikan sembilan lomba berjarak 26,2 mil atau sekitar 42 km.

    Ia dianggap sebagai pelari maraton tertua di dunia, meskipun tidak pernah meraih World Guinness Record, karena tidak memiliki akta kelahiran.

    Menurut kepolisian India, sebuah kendaraan tak dikenal menabrak Singh ketika ia sedang berjalan di jalan dekat desa asalnya, Beas, negara bagian Punjab, India barat laut.

    Ia dibawa ke Rumah Sakit Srimann di distrik Jalandhar, meninggal dunia karena cedera yang dialami di kepala dan tulang rusuknya, demikian laporan Inspektur Senior Kepolisian Pedesaan Jalandhar, Harvinder Singh Virk.

    “Kami sedang mengidentifikasi kendaraan tersebut. Kami menggunakan rekaman CCTV di area tersebut untuk melacak kendaraan dan telah mengirimkan tim untuk menyelidikinya,” ujar pengawas tersebut kepada CNN, seraya menambahkan bahwa seorang pejalan kaki menyaksikan kecelakaan tersebut.

    Perdana Menteri India Narendra Modi memimpin penghormatan nasional, menyebut Singh sebagai atlet luar biasa dengan tekad luar biasa.

    Singh baru mulai berlari maraton ketika ia berusia 89 tahun, setelah pindah ke Inggris pasca kematian istri dan putranya.

    Pelari marathon tertua di dunia Fauja Singh menjelang partisipasinya di Edinburgh Marathon pada 1 September 2011. (Photo by Jeff J Mitchell/Getty Images) Foto: Jeff J Mitchell/Getty Images

    “Berlari menunjukkan kebaikan kepada saya dan menghidupkan saya kembali dengan membuat saya melupakan semua trauma dan kesedihan saya,” ujarnya kepada CNN dalam sebuah wawancara ketika ia berusia 102 tahun.

    Ia mencoba maraton pertamanya hanya beberapa bulan setelah berlatih dan mencapai rekor pribadinya lima jam 40 menit di Toronto Waterfront Marathon 2003 tiga tahun kemudian.

    Pada 2011, Singh kembali ke Toronto, saat ia menjadi orang pertama yang mencapai usia seratus tahun pasca menyelesaikan maraton, finis dalam waktu delapan jam 11 menit enam detik.

    Hal itu sangat berbeda dengan masa kecilnya yang sederhana di India, ketika ia tidak dapat berjalan hingga usia lima tahun karena kelemahan pada kakinya.

    Perlombaan terakhirnya adalah di Hong Kong, dengan rute 10 kilometer, pada 2013, setahun setelah ia membawa obor Olimpiade London 2012.

    Meskipun sukses, prestasinya tidak pernah diakui oleh Guinness World Records karena ia tidak memiliki akta kelahiran. Namun, ia menerima surat dari Ratu Elizabeth dari Inggris yang mengucapkan selamat ulang tahun ke-100.

    “Saya sangat menyukai sepatu lari saya, saya sangat menyukainya. Saya memakainya untuk kesenangan. Saya tidak bisa membayangkan hidup saya tanpanya,” ujarnya kepada CNN, ketika ia berusia 102 tahun.

    (naf/kna)

  • Tragis Kecelakaan Air India, Pesawat Boeing Kini Jadi Sorotan

    Tragis Kecelakaan Air India, Pesawat Boeing Kini Jadi Sorotan

    Jakarta

    Produsen pesawat asal Amerika Serikat, Boeing, kembali jadi pusat kontroversi global, setelah India dan Korea Selatan mendesak inspeksi sakelar bahan bakar pada pesawat Boeing, menyusul jatuhnya pesawat 787-8 Dreamliner di Ahmedabad bulan lalu.

    Maskapai-maskapai di Jepang dan Singapura juga mulai melakukan pemeriksaan sebagai langkah pencegahan, menurut laporan Reuters.

    Pesawat tujuan London itu menabrak bangunan hanya beberapa menit setelah lepas landas. Kecelakaan ini menewaskan 19 orang di darat dan seluruh penumpang serta awak di dalam pesawat, kecuali satu orang dari total 242 orang di dalamnya.

    Pilot sempat bahas aliran bahan bakar

    Pejabat India masih menyelidiki penyebab tragedi ini, yang disebut sebagai kecelakaan penerbangan paling mematikan dalam satu dekade terakhir. Namun, Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) sudah merilis laporan awal pekan ini, dan menyatakan bahwa sakelar bahan bakar di kedua mesin pesawat berpindah ke posisi “cutoff” tak lama setelah lepas landas, yang berarti aliran bahan bakar ke mesin terputus.

    Belum diketahui apakah sakelar itu dipindahkan oleh salah satu pilot atau karena kerusakan mekanis. Meski laporan setebal 15 halaman itu tidak memuat transkrip lengkap percakapan di kokpit, pihak berwenang membagikan bagian penting yang menunjukkan adanya kebingungan di ruang kemudi.

    “Dalam rekaman suara di kokpit, terdengar salah satu pilot bertanya kenapa sakelar bahan bakar dimatikan. Pilot lainnya menjawab bahwa dia tidak melakukannya,” ungkap pejabat AAIB.

    Laporan itu juga mencatat, sakelar bahan bakar sempat kembali ke posisi “run” beberapa detik kemudian. Salah satu mesin tampaknya mulai pulih, tapi mesin lainnya masih bermasalah. Sayangnya, itu tidak cukup untuk mempertahankan penerbangan dan pesawat jatuh kurang dari satu menit setelah mengudara.

    “Misteri besar” menyelimuti kecelakaan Air India

    Ia juga menyayangkan bahwa transkrip lengkap percakapan kokpit tidak dipublikasikan.

    Catatan dari AAIB menunjukkan, “bisa jadi tidak ada pilot yang mematikan sakelar, dan sakelar mati dengan sendirinya, atau… ada unsur sabotase. Hal ini justru menambah misteri,” ujarnya kepada DW.

    Karena fokus penyelidikan kini tertuju pada sistem kontrol bahan bakar Boeing, Lazar menyinggung dua arahan yang pernah dikeluarkan Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) yang mungkin relevan.

    Arahan pertama, yang tidak wajib pada 2018, memperingatkan potensi kerusakan pada sakelar bahan bakar dan menyarankan badan pengawas untuk memeriksanya. Arahan kedua, yang bersifat wajib pada 2022, menyoroti panel kontrol kebakaran mesin serta sakelar bahan bakarnya.

    Menurut Lazar, FAA menyatakan bahwa pemeriksaan diperlukan karena ada laporan kemungkinan benda asing masuk ke unit mesin saat perawatan atau perbaikan, dengan salah satu risikonya bisa memicu “aktivasi tidak disengaja dari sakelar pemutus bahan bakar.”

    Air India mengakui pihaknya tidak menindaklanjuti arahan pertama. Belum jelas apakah maskapai itu mengambil tindakan arahan kedua.

    Air India juga menyatakan bahwa catatan perawatan pesawat menunjukkan modul kontrol throttle, yang mencakup sakelar bahan bakar, pernah diganti pada 2023. Namun, “alasan penggantian tidak terkait dengan masalah saklar bahan bakar,” kata AAIB dalam laporannya.

    Beberapa hari terakhir, media melaporkan bahwa Boeing telah meyakinkan maskapai bahwa kunci sakelar bahan bakar mereka aman.

    CEO Air India: Tidak ada masalah dengan kualitas bahan bakar

    Menurut laporan media, CEO Air India Campbell Wilson mengeluarkan memo internal pada Senin (14/07) lalu, yang menyebut laporan awal AAIB “memberi kejelasan sekaligus membuka pertanyaan baru.”

    “Saya mendesak semua pihak untuk tidak buru-buru menarik kesimpulan, karena penyelidikan masih jauh dari selesai,” tulis Wilson. Ia juga menambahkan, semua pemeriksaan dan perawatan wajib terhadap pesawat Boeing telah dilakukan.

    “Tidak ada masalah dengan kualitas bahan bakar maupun kejanggalan saat proses lepas landas. Pilot juga lulus tes kadar alkohol sebelum terbang, dan tidak ada catatan medis yang mencurigakan,” ujarnya.

    Asosiasi pilot minta dilibatkan dalam investigasi

    Pada Selasa (15/07), maskapai Singapore Airlines mengumumkan pihaknya telah selesai memeriksa seluruh armada 787 milik mereka, termasuk milik Scoot, dan tidak menemukan adanya masalah. Grup Lufthansa dari Jerman juga melakukan pengecekan ulang terhadap sakelar bahan bakar di pesawat 787 mereka, dan hasilnya dinyatakan aman.

    Pejabat India dijadwalkan menyerahkan laporan terkait sakelar bahan bakar paling lambat Senin (21/07) pekan depan. Namun, laporan akhir soal kecelakaan ini kemungkinan baru rampung dalam waktu setahun atau lebih.

    Sementara itu, Asosiasi Pilot Maskapai India (ALPA India) meminta agar pihaknya dilibatkan sebagai pengamat dalam penyelidikan, demi memastikan “transparansi yang diperlukan”.

    “Kami merasa bahwa penyelidikan ini diarahkan dengan asumsi kesalahan pada pilot sejak awal, dan kami sangat menolak pendekatan itu,” ujar Presiden ALPA India, Sam Thomas, dalam pernyataannya pekan lalu.

    Mimpi buruk Boeing belum usai

    Apa pun hasil dari penyelidikan India dan negara lain, kecelakaan terbaru ini makin memperburuk reputasi Boeing yang sudah goyah.

    Boeing masih berjuang memulihkan diri setelah dua kecelakaan mematikan pada 2018 dan 2019 yang melibatkan pesawat 737 Max. Kedua insiden itu terkait sistem MCAS, yang dirancang untuk menurunkan hidung pesawat secara otomatis jika terdeteksi risiko stall atau kehilangan daya angkat pesawat.

    Sejak insiden 2019 hingga kecelakaan di India, pesawat Boeing juga terlibat dalam berbagai insiden lain, seperti pintu pesawat yang terlepas dari pesawat Alaska Airlines 737 Max-9 pada Januari 2024, serta pesawat 787 yang mendadak terjun dan melukai sekitar 50 orang pada Maret 2024. Dua bulan setelahnya, satu orang tewas akibat turbulensi hebat di pesawat Boeing 777, penerbangan dari London ke Singapura.

    Sejumlah pelapor juga muncul dan mengungkap kekhawatiran soal proses produksi dan dugaan kelalaian keselamatan dalam produksi Boeing, meskipun penyelidikan terhadap laporan-laporan ini sulit dibuktikan.

    Pada Maret 2024, salah satu mantan karyawan Boeing memberikan kesaksian dalam gugatan pelapor yang ditemukan tewas akibat luka tembak, di mana polisi menyatakan itu tindakan bunuh diri. Beberapa pekan kemudian, pelapor lain juga meninggal dunia setelah terserang infeksi yang begitu cepat menyebar dan menyebabkan pneumonia.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Khoirul Pertiwi

    Editor: Rahka Susanto

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ada Pesawat Dibajak, Penerbangan di Bandara Kanada Disetop

    Ada Pesawat Dibajak, Penerbangan di Bandara Kanada Disetop

    Vancouver

    Operasional penerbangan di salah satu bandara tersibuk di Kanada sempat dihentikan sementara pada Selasa (15/7) setelah kepolisian federal negara itu menerima laporan soal sebuah pesawat kecil yang sedang mengudara telah “dibajak”.

    Laporan pembajakan pesawat itu, seperti dilansir AFP, Rabu (16/7/2025), melibatkan sebuah pesawat ringan jenis Cessna 172, dan berdampak pada Operasional Bandara Internasional Vancouver.

    Bandara Internasional Vancouver mengatakan sedikitnya sembilan penerbangan yang seharusnya melakukan pendaratan, terpaksa dialihkan selama insiden itu berlangsung, dengan penghentian sementara operasional diperintahkan di seluruh bandara di kota Pantai Barat Kanada tersebut.

    Kepolisian Kanada mengatakan bahwa laporan soal pembajakan pesawat itu diterima di wilayah Provinsi British Columbia pada Selasa (15/7) siang, sekitar pukul 13.10 waktu setempat.

    “Pesawat itu telah dibajak dari wilayah Vancouver Island dan memasuki wilayah udara dekat Bandara Internasional Vancouver,” sebut Kepolisian Kanada dalam pernyataannya.

    “Tersangka merupakan satu-satunya penumpang pesawat tersebut,” tambah pernyataan tersebut.

    Tidak diketahui jelas motif pembajakan pesawat ringan tersebut.

    Namun pesawat yang “dibajak” itu, sebut Kepolisian Kanada, telah melakukan pendaratan di Vancouver pada pukul 13.45 waktu setempat.

    “Tersangka ditangkap tanpa insiden,” sebut Kepolisian Kanada dalam pernyataannya, tanpa memberikan informasi lebih lanjut soal identitas si tersangka.

    Beberapa gambar yang dipublikasikan oleh media lokal CBC menunjukkan sebuah pesawat Cessna berwarna putih sedang dikelilingi oleh beberapa kendaraan keamanan di landasan pacu setelah melakukan pendaratan di Vancouver.

    CBC melaporkan bahwa pesawat Cessna itu dioperasikan oleh sebuah klub terbang di Victoria, ibu kota provinsi yang terletak di Vancouver Island.

    Lihat juga Video ‘4 Orang Tewas Akibat Pesawat Jatuh di Bandara London Southend’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ini Perangkat yang Diduga Jadi Kunci Jatuhnya Air India

    Ini Perangkat yang Diduga Jadi Kunci Jatuhnya Air India

    Jakarta

    Laporan awal investigator yang menyelidiki kecelakaan Air India yang menewaskan 260 orang menunjukkan bahwa beberapa detik setelah lepas landas, sakelar kontrol bahan bakar mesin pesawat dimatikan sebentar, sehingga kehabisan bahan bakar.

    Akibatnya, Boeing 787 Dreamliner yang menuju London dari Ahmedabad di India pada 12 Juni, langsung kehilangan daya dorong dan celaka. Itu tertera dalam laporan awal Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara India (AAIB).

    Berikut adalah beberapa fakta tentang sakelar serta fungsinya di dalam pesawat yang dikutip detikINET dari CBC:

    Apa itu sakelar kontrol bahan bakar?

    Perangkat sakelar kontrol bahan bakar mengatur aliran bahan bakar ke dalam mesin pesawat. Sakelar ini digunakan pilot menghidupkan atau mematikan mesin di darat atau untuk mematikan atau menyalakan ulang mesin secara manual jika terjadi kegagalan mesin saat penerbangan.

    Nah, sakelar ini paling sering dipakai mematikan mesin setelah pesawat tiba di bandara dan dalam situasi darurat tertentu, seperti kebakaran mesin. Laporan Air India tak menunjukkan ada keadaan darurat yang memerlukan penghentian mesin.

    Ahli mengatakan pilot tak mungkin tidak sengaja menggerakkan sakelar bahan bakar. Jika digerakkan, efeknya langsung terasa, yaitu memutus daya mesin. Ada sistem daya dan kabel independen untuk sakelar ini dan katup bahan bakar yang dikendalikan olehnya.

    Di mana letaknya?

    Dua sakelar kontrol bahan bakar pada Boeing 787 Dreamliner terletak di bawah tuas dorong. Sakelar-sakelar tersebut diberi pegas agar tetap pada posisinya. Ada dua mode: cut off dan run.

    Untuk mengubah sakelar dari run ke cut off, seorang pilot harus terlebih dahulu menariknya ke atas lalu memindahkannya dari run ke cut off atau sebaliknya.

    Apa yang terjadi dalam penerbangan Air India?

    Menurut perekam penerbangan, beberapa detik setelah lepas landas, sakelar kedua mesin beralih ke posisi cut off dari run satu demi satu dengan jeda sedetik. Akibatnya, mesin mulai kehilangan tenaga.

    Seorang pilot terdengar bertanya ke pilot lain mengapa ia memutus pasokan bahan bakar. Pilot lainnya menjawab ia tidak melakukannya. Tidak disebutkan pernyataan mana yang dibuat kapten pesawat dan mana oleh kopilot.

    Beberapa detik kemudian, sakelar kembali ke posisi run. Ketika sakelar kontrol bahan bakar dipindahkan dari posisi cut off ke run saat pesawat sedang terbang, sistem kontrol masing-masing mesin otomatis mengelola urutan penyalaan ulang. Namun sudah terlambat, pesawat keburu jatuh.

    “Tidak ada pilot waras akan mematikan sakelar-sakelar itu saat penerbangan terutama karena pesawat baru mulai menanjak, ” kata pakar keselamatan penerbangan John Nance.

    (fyk/rns)

  • 4 Orang Tewas Akibat Insiden Pesawat Jatuh di Bandara London Southend

    4 Orang Tewas Akibat Insiden Pesawat Jatuh di Bandara London Southend

    Jakarta

    Pesawat kecil jatuh di Bandara London Southend di pesisir tenggara Inggris. Polisi mengatakan empat orang tewas akibat insiden tersebut.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (14/7/2025), polisi mengatakan pesawat kecil itu jatuh pada Minggu (13/7) kemarin. Pesawat jatuh sekitar pukul 16.00 (15.00 GMT) tak lama setelah lepas landas dari bandara London Southend di Inggris tenggara menuju Belanda.

    “Sayangnya, kami sekarang dapat mengonfirmasi bahwa keempat orang di dalamnya tewas,” kata Kepala Kepolisian Essex, Morgan Cronin, kepada wartawan.

    “Kami sedang berupaya untuk mengonfirmasi identitas mereka secara resmi. Pada tahap ini, kami yakin keempatnya adalah warga negara asing,” tambahnya.

    Cronin mengatakan kepolisian sedang memeriksa puluhan saksi. Tim forensik sedang bekerja mengusut tentang apa yang terjadi.

    Ia menambahkan bahwa bandara akan tetap ditutup hingga pemberitahuan lebih lanjut. Rekaman video menunjukkan sebuah pesawat sepanjang 12 meter (39 kaki) terbakar dengan kepulan asap hitam di Southend-on-Sea.

    Polisi mengevakuasi klub golf dan klub rugbi di dekatnya sebagai tindakan pencegahan. Menurut BBC, pesawat tersebut adalah Beechcraft B200.

    (whn/jbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Indef: RI Perlu Reformasi Diplomasi Ekonomi untuk Mengalap Tuah IEU-CEPA

    Indef: RI Perlu Reformasi Diplomasi Ekonomi untuk Mengalap Tuah IEU-CEPA

    Bisnis.com, JAKARTA — Kesepakatan dagang antara Indonesia dan Uni Eropa (IEU-CEPA) dinilai berpotensi besar mendongkrak ekspor nasional ke pasar Eropa. Namun, perlu reformasi strategis untuk mengoptimalkan potensi kerja sama tersebut. 

    Peneliti Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Ariyo Irhamna mengatakan bahwa peluang IEU-CEPA hanya akan optimal jika diiringi dengan pembenahan kelembagaan dan strategi diplomasi ekonomi Indonesia di luar negeri.

    “Agenda ekspor kita tidak mentereng [ke Eropa] karena terhambat aspek kelembagaan, diplomasi ekonomi terpinggirkan agenda diplomasi politik karena duta besar dan wakil dubes dari Kemenlu, bukan Kemendag,” kata Ariyo kepada Bisnis, Senin (14/7/2025). 

    Menurut Ariyo, ada tiga faktor utama yang menjadi penentu peningkatan ekspor Indonesia ke Eropa setelah IEU-CEPA diratifikasi. Pertama, preferensi pasar Eropa terhadap produk-produk yang berkelanjutan dan memiliki standar tinggi. 

    Kedua, diversifikasi pasokan Eropa sebagai respons terhadap ketegangan geopolitik global seperti dengan China dan Rusia. 

    Ketiga, potensi penghapusan tarif impor (0%) dari Uni Eropa yang akan memberi keunggulan kompetitif bagi Indonesia dibanding negara Asean lain yang belum memiliki free trade agreement (FTA) dengan Uni Eropa.

    Meski demikian, Ariyo juga mencatat bahwa Uni Eropa memiliki tantangan struktural tersendiri. 

    “Struktur tarif dan regulasi teknis di UE jauh lebih kompleks daripada Amerika Serikat, misalnya ketentuan REACH, sertifikasi lingkungan, hingga carbon border adjustment mechanism,” ujarnya.

    Dia juga mengingatkan bahwa daya saing Indonesia ke depan harus dibangun berdasarkan keberlanjutan, kualitas, dan nilai tambah, bukan hanya sekadar substitusi pasar dari negara lain.

    Lebih lanjut, Ariyo menyoroti kelemahan mendasar dalam sistem diplomasi luar negeri Indonesia yang selama ini belum menempatkan ekspor dan investasi sebagai prioritas utama. 

    “Salah satu kelemahan krusial yang selama ini menghambat optimalisasi perjanjian dagang Indonesia adalah struktur kelembagaan diplomasi luar negeri yang terlalu terfokus pada agenda politik dan belum cukup menjadikan ekspor dan investasi sebagai prioritas utama,” tegasnya.

    Untuk itu, Ariyo merekomendasikan tiga reformasi strategis, yakni dengan menempatkan wakil duta besar dari kementerian teknis seperti Kementerian Perdagangan dan/atau Kementerian Investasi/BKPM. 

    “Saat ini mayoritas dubes dan wakil dubes berasal dari Kementerian Luar Negeri yang orientasinya masih sangat politis. Padahal, di era persaingan ekonomi global, KBRI harus berperan sebagai markas dagangIndonesia di luar negeri,” katanya. 

    Apalagi, negara-negara pesaing seperti Korea Selatan, China, dan Vietnam disebut sudah menempatkan diplomat ekonomi dari kementerian teknis di berbagai perwakilan luar negeri mereka.

    Ariyo menyoroti lemahnya kapasitas atase perdagangan yang selama ini menjadi ujung tombak diplomasi ekonomi. 

    “Di KBRI London saja, atase perdagangan bekerja sendirian, bahkan masih banyak KBRI yang tidak memiliki atase perdagangan sama sekali,” ungkapnya. 

    Idealnya, menurut dia, tim tersebut terdiri atas kombinasi diplomat karier dan profesional dari kementerian teknis, dengan tugas aktif membangun jejaring pasar, menyelesaikan hambatan regulasi, hingga membuka akses pembiayaan ekspor.

    Lebih lanjut, dia mendorong sinkronisasi perjanjian CEPA dengan program promosi perdagangan. 

    “Perjanjian seperti IEU-CEPA hanya akan berdampak nyata jika diikuti oleh aktivasi pasar. Tanpa aktivasi kelembagaan di lapangan, tarif 0% tidak akan otomatis meningkatkan ekspor,” pungkasnya. 

  • Asosiasi Pilot Komersial Tolak Klaim Human Error dalam Tragedi Air India

    Asosiasi Pilot Komersial Tolak Klaim Human Error dalam Tragedi Air India

    New Delhi

    Dua asosiasi pilot komersial utama di India menolak klaim human error, atau kesalahan manusia, sebagai penyebab jatuhnya pesawat Boeing 787-8 Dreamliner yang dioperasikan oleh maskapai Air India. Insiden tragis pada Juni lalu itu menewaskan 260 orang.

    Penolakan asosiasi pilot komersial ini menanggapi laporan investigasi awal otoritas India yang mendapati bahwa sakelar bahan bakar mesin pesawat telah dimatikan beberapa detik setelah lepas landas.

    Laporan investigasi awal yang dirilis oleh Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India (AAIB) itu, seperti dilansir AFP, Senin (14/7/2025), tidak memberikan kesimpulan atau menentukan siapa yang bertanggung jawab atas tragedi mematikan pada 12 Juni tersebut.

    Namun demikian, laporan yang dirilis pada Sabtu (12/7) tersebut mengindikasikan bahwa salah satu pilot pesawat Air India itu bertanya ke pilot lainnya soal mengapa dia mematikan sakelar bahan bakar, dengan pilot kedua menjawab bahwa dia tidak melakukannya.

    Tidak ada detail lebih lanjut mengenai percakapan kokpit antara kedua pilot yang diungkapkan ke publik.

    Asosiasi Pilot Komersial India (ICPA), dalam pernyataannya, mengatakan pihaknya “sangat terganggu oleh narasi spekulatif… terutama insinuasi yang sembrono dan tidak berdasar tentang bunuh diri pilot”.

    “Sama sekali tidak ada dasar untuk klaim semacam itu pada tahap ini,” tegas ICPA dalam pernyataannya yang dirilis pada Minggu (13/7). “Klaim tersebut sangat tidak sensitif terhadap individu dan keluarga yang terlibat,” imbuh pernyataan itu.

    “Secara santai menyebut bunuh diri pilot tanpa bukti yang terverifikasi merupakan pelanggaran berat terhadap pelaporan etika dan merendahkan martabat profesi,” sebut ICPA mengingatkan.

    Temuan penyelidikan awal memicu spekulasi oleh beberapa pakar penerbangan independen bahwa tindakan pilot yang disengaja atau tidak disengaja mungkin telah menyebabkan Boeing 787-8 Dreamliner tujuan London itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Ahmedabad, India bagian barat.

    Pernyataan ICPA itu merujuk pada komentar sejumlah pakar penerbangan yang menyebut sakelar kontrol bahan bakar mesin pesawat hanya dapat digerakkan secara sengaja dan manual.

    Asosiasi Pilot Maskapai India (ALPA India), asosiasi lainnya yang beranggotakan 800 pilot, juga menuduh ada “kerahasiaan” yang disembunyikan Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India dalam investigasinya, dengan menyebut “personel yang berkualifikasi dan layak” tidak terlibat di dalamnya.

    “Kami merasa bahwa investigasi ini diarahkan ke arah yang mengasumsikan kesalahan pilot dan kami sangat menentang pemikiran ini,” tegas Presiden ALPA India, Sam Thomas, dalam pernyataan terpisah yang dirilis pada Sabtu (12/7).

    ALPA yang mengklaim memiliki 100.000 anggota di seluruh dunia, juga meminta kepada Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat India agar mereka diikutsertakan sebagai “pengamat untuk memberikan transparansi yang diperlukan dalam investigasi tersebut”.

    Kecelakaan Air India itu menewaskan semuanya, kecuali satu orang dari 242 penumpang dan awak di dalam pesawat, serta merenggut 19 nyawa di daratan.

    Lihat juga Video ‘Investigasi Jatuhnya Air India, 2 Mesin Mati Setelah Mengudara’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Louis Vuitton Diretas, Hacker Curi Data Kontak hingga Riwayat Pembelian Pelanggan

    Louis Vuitton Diretas, Hacker Curi Data Kontak hingga Riwayat Pembelian Pelanggan

    Bisnis.com, JAKARTA — Data pelanggan Louis Vuitton di Inggris dicuri oleh peretas yang memperoleh akses ke sistemnya.

    Merek terkemuka dari grup mewah Prancis, LVMH itu mengatakan ada pihak ketiga yang tidak berwenang telah mengakses sistem operasinya di Inggris, dan memperoleh data-data penting seperti nama, detail kontak, dan riwayat pembelian pelanggan.

    “Meskipun kami tidak punya bukti bahwa data Anda telah disalahgunakan hingga saat ini, upaya phising, penipuan, atau penggunaan informasi Anda tanpa izin masih berpotensi terjadi.” Kata pihak Louis Vuitton dalam emailnya dilansir Cybernews, Senin (14/7/2025).

    Merek tersebut sudah melaporkan ancaman siber ini pada otoritas terkait, termasuk Kantor Komisaris Informasi. Mereka juga sedang mengambil langkah-langkah untuk memperkuat keamanan sistemnya, dan menyatakan penyesalan atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan pada pelanggan.

    Menurut The Guardian, kejadian ini bukanlah yang pertama yang dialami grup LVMH dalam tiga bulan terakhir. 

    Selain dua serangan siber yang menargetkan Louis Vuitton cabang Inggris dan Korea, label mode terbesar kedua LVMH, Christian Dior Couture juga mengaku bahwa pada bulan Mei, peretas telah mengakses beberapa data pelanggan mereka.

    Serangan-serangan digital yang dilancarkan pada sejumlah merek fashion memang sudah gencar dilakukan oleh para peretas selama beberapa bulan ini.

    Contoh lain selain yang dialami grup LVMH adalah rangkaian kasus yang menimpa Marks & Spencer (M&S), Co-op, dan Harrods.

    M&S jadi korban pertama, diserang pada bulan April, bahkan memaksa penutupan toko online-nya selama hampir tujuh pekan. Serangan itu berlanjut pada Co-op di bulan yang sama, mereka terpaksa menutup sebagian sistem IT-nya.

    Sementara itu, Harrods jadi korban terakhir dari rangkaian kasus itu. Pada Kamis (01/05/25), mereka membatasi akses internet di seluruh situs webnya setelah menemukan adanya upaya mendapatkan akses tidak sah ke sistemnya.

    Ketiga rentetan kejadian itu berimbas pada penangkapan empat orang, sebagai bagian dari penyelidikan serangan siber. 

    Keempat orang yang ditangkap tersebut adalah seorang remaja Inggris asal West Midlands berusia 17 tahun, seorang pria kebangsaan Latvia berusia 19 tahun yang juga dari West midlands, seorang pria Inggris usia 19 tahun asal London, serta seorang wanita Inggris usia 20 tahun asal Staffordshire.

    Penangkapan terhadap empat orang itu terjadi beberapa hari setelah ketua M&S, Archie Norman, memberitahu anggota parlemen bahwa dua perusahaan besar Inggris lainnya telah terkena dampak serangan siber yang tidak dilaporkan dalam beberapa bulan terakhir, saat ia memberikan rincian serangan “traumatis” terhadap brand tersebut. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)