kab/kota: London

  • Doa Kerajaan Saudi Atas Wafatnya ‘Sleeping Prince’ Pangeran Al-Waleed

    Doa Kerajaan Saudi Atas Wafatnya ‘Sleeping Prince’ Pangeran Al-Waleed

    Riyadh

    Kerajaan Arab Saudi mengeluarkan pernyataan resmi tentang meninggalnya Pangeran Al-Waleed bin Khaled bin Talal bin Abdulaziz Al Saud. Almarhum akan dimakamkan di Riyadh hari ini.

    “Yang Mulia Pangeran Al-Waleed bin Khaled bin Talal bin Abdulaziz Al Saud telah wafat. Salat jenazah akan dilaksanakan untuknya, insyaallah, Ahad bertepatan dengan 25/1/1447 H,” demikian pernyataan Pengadilan Tinggi Saudi seperti dilansir Saudi Press Agency, Minggu (20/7/2025).

    Salat jenazah akan digelar di Masjid Imam Turki bin Abdullah di Riyadh. Kerajaan Saudi mendoakan semoga Pangeran Al-Waleed diberi ampunan dan ditempatkan di surga.

    “Semoga Allah melimpahkan rahmat, ampunan, dan keridhaan-Nya serta menempatkannya di surga-Nya yang luas. Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nya kita akan kembali,” demikian pernyataan resmi tersebut.

    Dilansir dari Gulf News, Al-Waleed bin Khaled bin Talal Al Saud dikenal sebagai ‘Pangeran Tidur’ atau ‘Sleeping Prince’ meninggal dunia pada Sabtu (19/7) setelah koma selama lebih dari 20 tahun akibat kecelakaan mobil yang traumatis. Al-Waleed, yang lahir pada April 1990, merupakan putra sulung Pangeran Khaled bin Talal Al Saud, seorang bangsawan Saudi terkemuka dan keponakan miliarder Pangeran Al Waleed bin Talal.

    Pada tahun 2005 atau saat berusia 15 tahun, Al-Waleed mengalami kecelakaan lalu lintas parah saat dirinya belajar sebagai kadet militer di London. Kecelakaan itu menyebabkan cedera otak parah dan pendarahan internal.

    Meskipun telah mendapatkan perawatan medis darurat dan ditangani oleh dokter spesialis Amerika dan Spanyol, dia tidak pernah sadar sepenuhnya. Selama lebih dari 20 tahun, Al Waleed berada dalam kondisi koma.

    Lihat juga Video: Raja Salman Dilaporkan Jalani Tes Medis Radang Paru-Paru

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kisah Haru Ayah ‘Sleeping Prince’, Rawat Anaknya dari Koma hingga Meninggal

    Kisah Haru Ayah ‘Sleeping Prince’, Rawat Anaknya dari Koma hingga Meninggal

    Jakarta

    Pangeran Khaled bin Talal mengumumkan wafatnya putranya, Pangeran Alwaleed bin Khaled bin Talal atau ‘Sleeping Prince’, setelah hampir dua dekade koma akibat kecelakaan di London pada tahun 2005. Pangeran Alwaleed mengalami koma total setelah kecelakaan tersebut saat ia menempuh pendidikan di Inggris.

    “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan menyenangkan [Nya], dan masuklah ke dalam Surga-Ku… Dengan hati yang meyakini kehendak dan ketetapan Allah, dan dengan duka yang mendalam, kami berduka atas putra tercinta kami,” tulis Pangeran Khaled bin Talal bin Abdulaziz, ayahnya, mengonfirmasi berita meninggalnya putranya.

    Diberitakan Gulf News, selama anaknya koma, Pangeran Khaled dengan tegas menolak untuk melepaskan alat bantu kehidupan, menyatakan keyakinannya yang teguh bahwa hidup dan mati sepenuhnya berada di tangan Tuhan.

    Pada tahun 2015, dokter menyarankan untuk melepaskan alat bantu kehidupan, tetapi ayahnya menolak, berpegang teguh pada harapan akan keajaiban.

    “Jika Tuhan menghendakinya meninggal dalam kecelakaan itu, ia pasti sudah berada di kuburnya sekarang,” katanya pada saat itu.

    Pada tahun 2019, kondisi Pangeran Alwaleed disebut ada kemajuan dengan bereaksi seperti mengangkat jari atau menoleh. Hanya saja setelah momen itu, tidak ada perbaikan.

    Ayahnya juga kerap mendoakan putranya dan membagikan kondisi Pangeran Alwaleed lewat sosial media. Di setiap kesempatan, sang ayah yang berduka tetap teguh pada harapan, memohon dengan keyakinan yang mendalam agar putra kesayangannya segera pulih dan menunggu keajaiban meski anaknya sudah dua dekade koma.

    Koma adalah kondisi tidak sadar yang berkepanjangan, dan meskipun beberapa orang pulih, beberapa mungkin mengalami komplikasi seperti infeksi, pembekuan darah, atau pneumonia, yang dapat berakibat fatal. Selain itu, koma dapat berkembang menjadi mati otak, ketika semua fungsi otak berhenti, dan tubuh tidak dapat bertahan hidup tanpa alat bantu hidup buatan.

    (kna/kna)

  • Penyebab Pangeran Arab ‘Sleeping Prince’ Koma 20 Tahun sebelum Meninggal

    Penyebab Pangeran Arab ‘Sleeping Prince’ Koma 20 Tahun sebelum Meninggal

    Jakarta

    Pangeran Alwaleed bin Khaled bin Talal bin Abdulaziz Al Saud atau yang dikenal dengan julukan ‘Sleeping Prince’ meninggal dunia di usia 36 tahun setelah koma selama 20 tahun. Kabar meninggalnya disampaikan langsung oleh sang ayah di unggahan X.

    “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan menyenangkan [Nya], dan masuklah ke dalam Surga-Ku… Dengan hati yang meyakini kehendak dan ketetapan Allah, dan dengan duka yang mendalam, kami berduka atas putra tercinta kami,” tulis Pangeran Khaled bin Talal bin Abdulaziz, ayahnya, mengonfirmasi berita meninggalnya putranya.

    Pangeran Alwaleed menghabiskan hampir sepanjang umurnya di rumah sakit dengan ventilator. Keluarganya memanggil para ahli medis dari seluruh dunia untuk memeriksa kondisinya dan berharap dapat menyadarkannya, tetapi ia tidak pernah sadar kembali.

    Penyebab ‘Sleeping Prince’ koma

    Pada tahun 2005, Pangeran Al-Waleed yang berusia 15 tahun terlibat dalam kecelakaan mobil parah di London. Sang ‘Sleeping Prince’ koma karena cedera otak parah dan perdarahan internal. Ia tidak pernah sadar sepenuhnya dan tetap menggunakan alat bantu hidup hingga wafatnya pada Juli 2025.

    Kerusakan atau cedera otak yang parah dapat mengganggu fungsi normal otak, yang mengakibatkan hilangnya kesadaran dan ketidakmampuan untuk dibangunkan. Hilangnya kesadaran ini dapat bermanifestasi sebagai koma.

    Dikutip dari WebMD, koma adalah kondisi tidak sadar yang berkepanjangan. Selama koma, seseorang tidak responsif terhadap lingkungannya. Orang tersebut hidup dan tampak seperti sedang tidur. Namun, tidak seperti tidur nyenyak, orang tersebut tidak dapat dibangunkan oleh rangsangan apa pun, termasuk rasa sakit.

    Umumnya, koma setelah cedera otak disebabkan oleh:

    kerusakan pada area arousal otakkerusakan sekunder akibat pergeseran struktur di dalam otakkompresi pembuluh darahpeningkatan tekanan intrakranial

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • 10
                    
                        Usai 20 Tahun Koma, Pangeran Arab Saudi Meninggal Dunia
                        Internasional

    10 Usai 20 Tahun Koma, Pangeran Arab Saudi Meninggal Dunia Internasional

    Usai 20 Tahun Koma, Pangeran Arab Saudi Meninggal Dunia
    Penulis
    RIYADH, KOMPAS.com –
    Pangeran Al-Waleed bin Khaled bin Talal Al Saud, anggota keluarga kerajaan
    Arab Saudi
    yang mengalami koma selama lebih dari 20 tahun, meninggal dunia pada usia 36 tahun, Sabtu (19/7/2025).
    Kabar duka ini dikonfirmasi langsung oleh sang ayah, Pangeran Khaled bin Talal Al Saud, dalam unggahan di media sosial X. 
    “Dengan hati yang percaya pada takdir Allah dan penuh kesedihan, kami berduka atas wafatnya putra tercinta kami: Pangeran Al-Waleed bin Khaled bin Talal bin Abdulaziz Al Saud, semoga Allah merahmatinya, yang wafat hari ini,” tulisnya dalam bahasa Arab.
    Shalat jenazah akan diselenggarakan di Masjid Imam Turki bin Abdullah di Riyadh pada Minggu, 20 Juli 2025.
    Pada 2005 silam, Pangeran Al-Waleed mengalami kecelakaan mobil tragis. Kala itu, ia, yang berusia 15 tahun, tengah menempuh pendidikan di sebuah akademi militer di London, Inggris. 
    Kecelakaan tersebut menyebabkan pendarahan otak dan luka internal parah hingga membuatnya koma.
    Sejak itu, ia dirawat secara intensif di King Abdulaziz Medical City, Riyadh, tanpa pernah benar-benar sadar kembali. 
    Meski demikian, sang ayah tak pernah menyerah untuk merawat dan mendoakan kesembuhan putranya.
    Pangeran Khaled, yang juga keponakan dari miliarder terkenal Pangeran Al-Waleed bin Talal, kerap membagikan momen-momen penuh haru di media sosial. 
    Dalam beberapa video yang menjadi viral, ia terlihat terus berdoa dan mendampingi putranya di ruang perawatan, bahkan menghias kamar rumah sakit untuk memperingati hari besar seperti Ramadhan, Idul Fitri, dan Hari Nasional Arab Saudi.
    Selama dua dekade, keluarga Pangeran Al-Waleed tetap menjaga harapan bahwa ia akan sadar. 
    Beberapa kali sang ayah membagikan video menunjukkan gerakan kecil dari tubuh sang pangeran, seperti jari atau tangan yang bergerak, yang menjadi sumber harapan bagi banyak orang.
    Pangeran Al-Waleed juga menerima banyak kunjungan dari para tamu dan kerabat yang datang untuk mendoakan langsung di ruang rawatannya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pangeran Arab ‘Sleeping Prince’ Meninggal usai Koma 20 Tahun

    Pangeran Arab ‘Sleeping Prince’ Meninggal usai Koma 20 Tahun

    Jakarta

    Pangeran Al-Waleed bin Khaled bin Talal Al Saud, yang dikenal sebagai ‘Sleeping Prince’, meninggal dunia setelah koma selama lebih dari dua dekade akibat kecelakaan mobil yang traumatis. Di usianya yang baru 15 tahun, saat belajar sebagai kadet militer di London, dia mengalami kecelakaan lalu lintas yang menghancurkan pada tahun 2005 yang menyebabkan cedera otak parah dan pendarahan internal.

    Pangeran Khaled bin Talal Al Saud, mengumumkan kematian anaknya dalam sebuah unggahan di X, Sabtu (19/7/2025).

    “Dengan hati yang meyakini kehendak dan ketetapan Tuhan, serta dengan kesedihan dan duka yang mendalam, kami berduka atas putra tercinta kami, Pangeran Al-Waleed Bin Khalid Bin Talal Bin Abdulaziz Al Saud, semoga Tuhan mengasihaninya, yang meninggal dunia hari ini.”

    Meskipun telah mendapatkan perawatan medis yang mendesak dan bantuan dari dokter spesialis Amerika dan Spanyol, dia tidak pernah sadar sepenuhnya.

    Selama lebih dari 20 tahun, Pangeran Al Waleed berada dalam kondisi koma yang sebagian besar tidak responsif, meskipun sesekali gerakan tak sadar memberikan harapan. Ayahnya, Pangeran Khaled, secara terbuka menolak saran untuk menghentikan alat bantu hidup, tetap teguh pada keyakinannya akan kesembuhannya.

    (kna/kna)

  • 100 Orang Ditangkap Saat Protes Status Terlarang Palestine Action di Inggris

    100 Orang Ditangkap Saat Protes Status Terlarang Palestine Action di Inggris

    London

    Massa menggelar demo untuk memprotes keputusan pemerintah Inggris yang melarang kelompok aktivis ‘Palestine Action’. Lebih dari 100 orang ditangkap polisi di London dan kota lainnya saat melakukan protes tersebut.

    Dilansir AFP, Minggu (20/7/2025), pemerintah Inggris melarang Palestine Action sejak 5 Juli lalu, dengan menggunakan Undang-Undang Terorisme.

    Sejak larangan itu berlaku, polisi telah memperingatkan bahwa menyatakan dukungan terhadap kelompok tersebut kini merupakan kejahatan, setelah gugatan terakhir di Pengadilan Tinggi gagal mencegah pelarangannya menjadi undang-undang.

    Pemerintah mengumumkan rencana pelarangan tersebut berdasarkan Undang-Undang Terorisme 2000 beberapa hari setelah para aktivis dari kelompok tersebut mengaku berada di balik pembobolan sebuah pangkalan angkatan udara di Inggris selatan.

    Dua pesawat di sana disemprot cat merah, menyebabkan kerugian sekitar £7 juta ($ 9,55 juta).

    Empat orang yang didakwa terkait insiden tersebut masih ditahan.

    Lebih dari 100 Pendemo Ditangkap

    Lebih dari 100 orang ditangkap saat melakukan demo dan menyatakan dukungan. Sekitar 55 orang di antaranya ditahan dalam sebuah demonstrasi di Parliament Square, London.

    Para pengunjuk rasa mengangkat plakat bertuliskan: “Saya menentang genosida. Saya mendukung Palestine Action.”

    Protes lainnya diadakan di Manchester barat laut di mana 18 orang ditahan, di Bristol barat di mana 17 orang lainnya ditangkap, dan di ibu kota Skotlandia, Edinburgh.

    Unjuk rasa tersebut diselenggarakan oleh kelompok kampanye Defend Our Juries, yang mengatakan bahwa demonstrasi tersebut dimaksudkan untuk ‘menentang’ larangan Palestine Action.

    (lir/lir)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 5 Tanda Gula Darah Tinggi yang Bisa Muncul Saat Bangun Tidur

    5 Tanda Gula Darah Tinggi yang Bisa Muncul Saat Bangun Tidur

    Jakarta

    Kadar gula darah yang tinggi secara kronis bisa merusak banyak jaringan dalam tubuh dan menyebabkan berbagai komplikasi diabetes. Pada kebanyakan orang, kadar gula darah mencapai titik terendah di pagi hari setelah bangun dan mencapai puncaknya beberapa kali sepanjang hari, tak lama setelah makan.

    Namun, beberapa orang merasakan kadar gula mereka lebih tinggi dari yang diperkirakan saat bangun tidur. Apa saja tanda gula darah tinggi yang dapat muncul setelah bangun tidur di pagi hari?

    5 Tanda Gula Darah Tinggi yang Bisa Muncul Saat Bangun Tidur

    Ada beberapa tanda gula darah tinggi yang bisa muncul saat bangun tidur di pagi hari. Berikut di antaranya:

    1. Ingin Buang Air Kecil

    Sering buang air kecil merupakan tanda umum bahwa gula darah terlalu tinggi. Dikutip dari laman London Diabetes, salah satu tanda yang menandakan gula darah tinggi saat bangun tidur adalah kandung kemih yang penuh. Saat tubuh tidak bisa mengimbangi dan menyesuaikan gula darah agar kembali ke tingkat normal, kelebihan gula akan dibuang melalui urine.

    2. Merasa Sangat Haus

    Kemungkinan dampak dari seringnya buang air kecil adalah mengalami dehidrasi atau merasa sangat haus. Pada penderita diabetes, rasa haus dan sering buang air kecil sudah umum diketahui dan terjadi saat glukosa darah sangat tinggi.

    3. Kelelahan

    Dikutip dari Healthline, rasa lelah di pagi hari juga bisa menjadi tanda gula darah yang tinggi. Kelelahan memang merupakan gejala kadar gula darah yang tidak terkontrol.

    “Singkatnya, ketika tubuh tidak memiliki cukup insulin, gula akan tetap berada dalam darah, alih-alih masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi,” kata ahli gizi Lori Zanini, RD, CDE, dikutip dari laman Health Grades.

    4. Mual

    Kadar gula darah tinggi ataupun rendah bisa menyebabkan mual. Gejala mual juga bisa disebabkan oleh pemanis buatan yang dikonsumsi untuk meminimalkan asupan gula.

    5. Sakit Kepala

    Gula darah tinggi juga bisa menyebabkan seringnya sakit kepala. Hal ini terjadi karena otak kekurangan glukosa yang dibutuhkannya untuk berfungsi dengan baik, atau karena dehidrasi yang disebabkan oleh kadar gula darah tinggi.

    Penyebab Gula Darah Tinggi di Pagi Hari

    Ada beberapa penyebab gula darah tinggi di pagi hari. Dikutip dari laman Healthline dan Medical News Today, berikut di antaranya:

    1. Dawn Phenomenon

    Dawn phenomenon atau fenomena fajar adalah peningkatan alami kadar gula darah pada diabetes di pagi hari, biasanya pukul 4-8 pagi. Biasanya, tubuh akan memproduksi lonjakan insulin ekstra di pagi hari untuk melawan efek hormon lain dengan efek anti-insulin.

    2. Kadar Insulin yang Rendah

    Pada umumnya, tubuh akan memproduksi insulin untuk mengimbangi kadar gula darah yang tinggi. Namun, bagi pengidap diabetes tipe 2, tubuh tidak bereaksi dengan insulin sebagaimana seharusnya. Hal itu yang menyebabkan pengidap diabetes perlu melakukan suntik insulin secara rutin.

    Kadar insulin akan berkurang semalaman. Apabila insulin yang diinjeksikan terlalu sedikit atau terlalu awal, ketika bangun pagi, insulin tidak mampu mengimbangi kadar gula darah yang tinggi.

    3. Efek Somogyi

    Penyebab selanjutnya dari gula darah tinggi di pagi hari adalah efek somogyi. Kondisi ini terjadi saat tubuh memproduksi gula darah berlebihan, sebagai reaksi atas hipoglikemia (kondisi gula darah rendah) di malam hari.

    Hal tersebut terjadi jika tubuh mendapat injeksi insulin yang terlalu banyak pada malam sebelumnya atau tidak mengonsumsi cukup makanan. Sehingga tubuh memproduksi gula darah lebih banyak untuk mengimbanginya.

    (elk/tgm)

  • Pemerintah Suriah Belum ‘Merangkul’ Suku-Suku Minoritas

    Pemerintah Suriah Belum ‘Merangkul’ Suku-Suku Minoritas

    Jakarta

    Gencatan senjata di Suweida telah diberlakukan. Hal ini diumumkan oleh Menteri Pertahanan Suriah Marhaf Abu Kasra pada hari Selasa (15/07). Pasukan kementerian Suriah telah memasuki kota yang terletak sekitar 100 kilometer di sebelah selatan Damaskus tersebut untuk mengakhiri bentrokan yang terjadi sejak hari Minggu antara suku Drusen dan suku Badui Sunni.

    Menurut Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) yang berbasis di London, bentrokan yang terjadi sejak Minggu (13/07) telah menewaskan lebih dari 200 orang dan menyebabkan banyak lainnya terluka.

    Menurut SOHR, seorang pemuda Drusen dipukuli dan dirampok oleh anggota komunitas Badui Sunni di jalan raya antara Damaskus dan Suweida beberapa hari yang lalu. Sebagai balasannya, anggota milisi komunitas Drusen kemudian menculik orang suku Badui. Kekerasan pun terus meningkat.

    Aymenn Jawad al-Tamimi, seorang jurnalis yang mendalami kasus Suriah dan Irak, melaporkan bahwa suku Drusen awalnya melawan pasukan pemerintah Suriah, namun kemudian menyerahkan senjata mereka.

    Pada Selasa sore, SOHR kemudian melaporkan bahwa pasukan dari kementerian pertahanan dan kementerian dalam negeri serta pejuang yang bersekutu dengan mereka telah mengeksekusi 19 warga sipil dari kelompok minoritas Drusen di Suweida.

    Dalam beberapa hari terakhir, tentara Israel telah beberapa kali menyerang pasukan pemerintah Suriah. Dalam pernyataan bersama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Katz menyebut bahwa Israel ingin mencegah pemerintah Suriah menyakiti kaum minoritas Drusen.

    Antara konflik kepentingan dan kriminalitas

    Bentrokan Suweida tampaknya disebabkan oleh konflik kepentingan kelompok-kelompok penduduk yang berbeda, menurut Bente Scheller, pakar Suriah di Heinrich Bll Foundation. “Di Suriah, banyak kelompok yang merasa kepentingan atau hak-hak mereka tidak cukup diperhatikan. Mereka sering merasa dibandingkan dengan kelompok lain dan dimanfaatkan, hal berujung pada kekerasan.” Di Suweida, masalah utama adalah soal kedudukan mereka di wilayah serta akses terhadap sumber daya, serta kejahatan dengan kekerasan yang terkait dengan penyelundupan obat-obatan terlarang yang berkembang di sana.

    Apakah pasukan keamanan Suriah disusupi kaum ekstrimis?

    Bentrokan yang diwarnai kekerasan antara kelompok Alawit dan pejuang jihadis terjadi pada bulan Maret 2025, tampaknya juga didukung oleh pasukan keamanan pemerintah. Lebih dari 1.300 orang terbunuh dalam konflik tersebut. Keluarga Assad berasal dari suku Alawit. Banyak orang Suriah melihat suku Alawit sebagai kelompok pendukung rezim yang digulingkan.

    Konflik ini dipicu militan pendukung Assad yang menyerang pasukan pemerintah. Bentrokan meningkat dan kekejaman dilakukan terhadap warga sipil Alawit yang tidak terlibat.

    Dalam sebuah investigasi yang diterbitkan pada akhir Juni, kantor berita Reuters menelusuri rantai komando yang tampaknya sampai ke Kementerian Pertahanan di Damaskus. “Para penyerang pro-pemerintah sering menjarah dan merusak rumah-rumah para korban atau membakarnya,” demikian hasil penelitian tersebut.

    Namun tidak semua anggota kabinet pemerintahan baru di Damaskus bersimpati kepada para jihadis. “Pemerintahan terdiri dari beragam faksi, kelompok,dan kepentingan yang berbeda-beda,” kata Andre Bank, pakar Suriah dari Institut GIGA untuk Studi Timur Tengah yang berbasis di Hamburg, dalam wawancara dengan DW.

    “Tapi yang perlu dipertanyakan adalah bagaimana kelanjutannya jika pemerintah tidak bisa mengendalikan pelaku kekerasan di ranah lokal, bahkan termasuk sebagian tentaranya sendiri?” Apa artinya bagi Suriah jika sebagian pejabat pemerintah justru membenarkan kekerasan, atau bahkan mendorongnya. “Jika itu yang terjadi, kemungkinan besar akan terus terjadi bentrokan besar antar kelompok agama di Suriah,” jelas Bank.

    Al-Sharaa di bawah tekanan

    Menjadi perhatian adalah bagaimana pemimpin negara tersebut, Ahmed al-Sharaa mencegah kekerasan besar-besaran di antara rekan-rekan senegaranya di masa depan. Setelah Presiden AS Donald Trump mencabut sanksi negaranya terhadap Suriah pada awal Juli, al-Sharaa kemungkinan akan memiliki minat yang lebih besar untuk mengembangkan hubungan yang baik dengan negara-negara barat. Negara-negara barat memiliki harapan yang tinggi terkait perlindungan minoritas di negara tersebut.

    Sebuah serangan bunuh diri pada kebaktian di sebuah gereja Kristen di Damaskus pada akhir Juni lalu menunjukkan bahwa al-Sharaa hampir tidak dapat memenuhi tuntutan untuk mencegah kekerasan ini. Serangan tersebut menewaskan 25 orang. Sejak saat itu, umat Kristen Suriah menyerukan kepada pemerintah untuk melakukan upaya yang lebih besar untuk melindungi mereka. Jika tidak, beberapa dari mereka mengatakan kepada DW dalam sebuah wawancara, akan mempertimbangkan untuk meninggalkan Suriah.

    Saling tuduh, tidak serius menyelidiki

    Kementerian Dalam Negeri Suriah menyalahkan kelompok teroris Negara Islam (IS) atas serangan tersebut. Namun, tidak ada yang terbukti, kata Bente Scheller. “Nama-nama lain juga telah muncul dalam perdebatan publik,” salah satunya kelompok bersenjata yang juga melibatkan mantan anggota Hajat Tahrir al-Sham (HTS). Namun karena Al-Sharaa adalah pemimpin HTS sebelum kejatuhan Assad, “Tentu saja akan lebih mudah untuk mengalihkan tanggung jawab atas serangan tersebut kepada ISIS,” kata Scheller.

    Perilaku pemerintah Suriah setelah kekejaman yang dilakukan terhadap suku Alawit juga membuat banyak warga Suriah curiga. Meskipun pemerintah telah berjanji untuk membentuk komisi penyelidikan, namun hingga kini belum membuahkan hasil. “Banyak yang memiliki kesan bahwa pemerintah tidak memiliki keseriusan untuk menyelidiki kasus tersebut,” kata Bente Scheller.

    Pemerintah kekurangan dana

    Pada saat yang sama, kata Scheller dan Bank, Suriah kekurangan dana. Kabinet memiliki banyak tugas yang harus diselesaikan, mulai dari menyusun undang-undang pemilihan umum yang baru hingga membangun kembali aparatur negara dan membangun birokrasi federal.

    Selain ini ada masalah dari kaum minoritas lain: suku Kurdi di utara Suriah yang ingin tetap menjadi bagian dari negara Suriah tetapi menuntut otonomi yang luas.

    Pada saat yang sama Kurdi berperang melawan pasukan Turki, yang telah menduduki wilayah utara Suriah selama bertahun-tahun.

    Pemerintah Al-Sharaa nampaknya harus terlibat dalam pusaran konflik ini dalam waktu yang lama.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Rizky Nugraha

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 6,5 Juta Data Pribadi Anggota Koperasi Besar di Inggris Dicuri

    6,5 Juta Data Pribadi Anggota Koperasi Besar di Inggris Dicuri

    Bisnis.com, JAKARTA — Koperasi konsumen asal Inggris, The Co-operative Group atau Co-op, mengonfirmasi pencurian data pribadi milik 6,5 juta anggotanya dalam serangan siber besar-besaran yang terjadi pada April 2025.

    Mengutip Bleeping Computer, tidak ada informasi keuangan atau transaksi yang terekspos. Namun, data kontak pribadi milik para anggota salah satu ritel konsumen terbesar di Inggris tersebut dipastikan telah dicuri.

    Hal ini disampaikan CEO Co-op Shirine Khoury-Haq dalam permintaan maafnya dalam acara BBC Breakfast pada Rabu (16/7/2025), yang sekaligus mengonfirmasi keberhasilan para peretas mencuri data seluruh 6,5 juta anggotanya.

    “Data mereka telah disalin, dan para pelaku kejahatan memang memiliki akses— seperti yang terjadi saat mereka meretas organisasi lain. Inilah bagian paling menyedihkan dari insiden ini,” ujar Khoury-Haq seperti dikutip Bisnis, Kamis (17/7/2025).

    Menurut media tersebut, serangan terhadap Co-op dikaitkan dengan kelompok peretas Scattered Spider, yang sebelumnya juga terlibat dalam serangan terhadap Marks & Spencer (M&S), di mana ransomware DragonForce digunakan.

    BBC melaporkan telah berbicara langsung dengan operator ransomware DragonForce terkait dengan serangan ke Co-op. Operator tersebut mengonfirmasi salah satu afiliasinya berada di balik serangan tersebut.

    Bahkan membagikan sampel data kepada BBC, mengklaim data perusahaan dan pelanggan Co-op telah dicuri dalam serangan itu.

    Sebagai informasi, serangan siber tersebut memaksa Co-op mematikan sejumlah sistem TI guna mencegah para pelaku menyebarkan serangan lebih jauh ke perangkat lain dan menjalankan ransomware DragonForce.

    Awalnya, insiden ini dianggap sebagai percobaan intrusi ke dalam jaringan. Namun, kemudian perusahaan mengonfirmasi sejumlah besar data telah diakses dan dicuri dalam serangan tersebut.

    Pekan lalu, Badan Kejahatan Nasional Inggris (NCA) menangkap empat orang yang diduga terlibat dalam serangan terhadap Co-op, M&S, dan upaya serangan terhadap Harrods.

    Yakni, dua pria berusia 19 tahun, satu pria berusia 17 tahun, serta satu perempuan berusia 20 tahun.
    Penangkapan dilakukan di wilayah London dan West Midlands.

  • Air India Periksa Sakelar Bahan Bakar Pesawat Boeing, Ini Hasilnya

    Air India Periksa Sakelar Bahan Bakar Pesawat Boeing, Ini Hasilnya

    Jakarta

    Maskapai Air India telah melakukan pemeriksaan terhadap fitur pengunci pada sakelar kontrol bahan bakar pesawat Boeing 787 miliknya. Hasilnya, tidak menemukan masalah, menurut komunikasi internal yang beredar di dalam maskapai penerbangan India tersebut.

    Sakelar bahan bakar tersebut diperiksa setelah kecelakaan pesawat Air India bulan lalu, yang menewaskan 260 orang. Inspeksi dilakukan setelah penyelidikan awal oleh investigator India menemukan bahwa sakelar tersebut telah beralih dari posisi ‘ON” ke ‘CUT-OFF’ tak lama setelah lepas landas.

    Regulator penerbangan India awal pekan ini memerintahkan maskapai-maskapai penerbangan negara itu untuk menyelidiki fitur pengunci pada sakelar bahan bakar beberapa model Boeing.

    Perintah tersebut dikeluarkan setelah Boeing memberi tahu operator bahwa pengunci sakelar bahan bakar pada jet-jetnya aman.

    Pihak maskapai Air India mengatakan bahwa penyelidikan Air India tidak menemukan masalah pada mekanisme penguncian sakelar.

    “Selama akhir pekan, tim Teknik kami memulai inspeksi pencegahan pada mekanisme penguncian Sakelar Kontrol Bahan Bakar (FCS) di semua pesawat Boeing 787 kami,” kata departemen operasi penerbangan Air India dalam sebuah komunikasi kepada para pilotnya, dilansir dari kantor berita AFP, Kamis (17/7/2025).

    “Inspeksi telah selesai dan tidak ada masalah yang ditemukan,” kata departemen tersebut, yang menyatakan bahwa mereka telah mematuhi arahan regulator.

    Lihat juga Video: Investigasi Jatuhnya Air India, 2 Mesin Mati Setelah Mengudara

    Negara-negara lain juga telah memerintahkan maskapai mereka untuk memeriksa sakelar bahan bakar pada pesawat Boeing. Singapura mendapati semuanya “berfungsi dengan baik”.

    “Pemeriksaan kami memastikan bahwa semua sakelar bahan bakar pada pesawat Boeing 787 milik SIA (Singapore Airlines) dan Scoot berfungsi dengan baik dan mematuhi persyaratan peraturan,” ujar juru bicara SIA, kepada AFP awal pekan ini.

    Pesawat Boeing 787-8 Dreamliner yang jatuh bulan lalu sedang dalam perjalanan dari Ahmedabad di India barat menuju London, Inggris. Kecelakaan tersebut menewaskan semua orang kecuali satu orang dari 242 orang di dalam pesawat, serta 19 orang di darat.

    Dalam surat kepada karyawan pada hari Senin lalu, CEO Air India, Campbell Wilson, mengatakan bahwa penyelidikan atas kecelakaan tersebut masih berlangsung dan tidaklah bijaksana untuk langsung mengambil “kesimpulan prematur”.

    Lihat juga Video: Investigasi Jatuhnya Air India, 2 Mesin Mati Setelah Mengudara

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini