kab/kota: London

  • Varian Baru COVID ‘Stratus’ Terdeteksi di RI, Punya Gejala Tak Biasa

    Varian Baru COVID ‘Stratus’ Terdeteksi di RI, Punya Gejala Tak Biasa

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) melaporkan adanya varian baru yang mendominasi di Indonesia, yakni XFG atau disebut ‘Stratus’. Laporan tersebut mencakup hasil pemantauan rutin terhadap penyakit pernapasan, termasuk influenza dan COVID-19, yang dilakukan di 39 Puskesmas, 35 rumah sakit, dan 14 Balai Karantina Kesehatan yang berfungsi sebagai sentinel site.

    Pemantauan dilakukan untuk memonitor tren penyakit, tingkat keparahan gejala, hingga karakteristik molekuler virus yang beredar. Hingga minggu ke-30, total kasus COVID-19 sepanjang tahun 2025 tercatat 291 kasus dari 12.853 spesimen yang diperiksa, menghasilkan positivity rate kumulatif sebesar 2,26 persen. Sementara itu, jumlah kasus yang terdeteksi di lokasi sentinel hingga minggu ke-25 mencapai 82 kasus dari 2.613 spesimen.

    Pada bulan Juni, varian XFG menjadi varian dominan di Indonesia, terdeteksi pada 75 persen spesimen pada bulan Mei dan meningkat menjadi 100 persen pada Juni. Selain itu, varian XEN terdeteksi sebesar 25 persen pada Mei, namun tidak ditemukan pada bulan Juni.

    Varian ini juga memicu peningkatan kasus di beberapa negara, termasuk Inggris, bahkan menjadi strain yang paling dominan di negara tersebut. XFG telah ditetapkan sebagai variant under monitoring (VUM) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) karena proporsinya yang terus meningkat secara global.

    Adapun XFG adalah varian SARS-CoV-2 rekombinan dari subvarian LF.7 dan LP.8.1.2, dengan sampel pertama dikumpulkan pada 27 Januari 2025.

    Pada bulan Mei, varian Stratus tercatat menyumbang 10 persen dari seluruh kasus COVID-19 di Inggris. Namun, pada pertengahan Juni, angkanya melonjak menjadi 40 persen. Saat ini, terdapat dua subvarian Stratus yang beredar, yaitu XFG dan XFG.3. Meski begitu, hanya varian XFG yang masuk ke dalam daftar VUM.

    Gejala Tak Biasa Varian COVID ‘Stratus’

    Dokter umum di Harley Street sekaligus Pendiri Hannah London Clinic, dr Kaywaan Khan mengatakan Stratus memiliki mutasi spesifik pada protein spike (lonjakan) yang memungkinkannya menghindari antibodi dari infeksi sebelumnya maupun vaksinasi, tidak seperti varian lainnya.

    dr Khan menegaskan Stratus tidak tampak lebih berat atau lebih parah dibandingkan varian sebelumnya. Namun, ada satu gejala yang dinilai cukup khas.

    “Salah satu gejala paling mencolok dari varian Stratus adalah suara serak atau parau,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa secara umum, gejala Stratus tergolong ringan hingga sedang.

    Ia juga menyarankan, apabila seseorang mendapatkan hasil tes positif, sebaiknya tetap tinggal di rumah dan menjalani isolasi, karena Stratus merupakan varian yang sangat mudah menular.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/suc)

  • Aliran Dana Asing Ramai Masuk ke Bursa Korea, Ada Apa?

    Aliran Dana Asing Ramai Masuk ke Bursa Korea, Ada Apa?

    Bisnis.com, JAKARTA – Saham-saham di Bursa Korea Selatan memiliki kinerja terbaik di antara pasar saham utama lainnya dan menjadi magnet penarik untuk investor asing.

    Dilansir dari Bloomberg, Minggu (27/7/2025), hal ini dipicu oleh reformasi kebijakan regulator untuk meningkatkan valuasi dan pemberdayaan pemegang saham minoritas mulai mendapat perhatian.

    Pada bulan ini, regulator Korea menyetujui perubahan undang-undang penting yang menjadikan anggota dewan direksi bertanggung jawab secara hukum kepada seluruh pemegang saham.

    Fokus mereka kini beralih ke gelombang reformasi berikutnya, termasuk perbaikan sistem pemungutan suara dalam pemilihan anggota dewan serta pengurangan kepemilikan saham treasuri, dengan tujuan menertibkan perusahaan konglomerat keluarga atau chaebol yang mendominasi perekonomian Korea.

    Investor global dari Wall Street di AS hingga London pun mengamati kebijakan tersebut. Perusahaan pengelola dana asing, yang sebelumnya keluar dari saham-saham Korea untuk 9 bulan berturut-turut, mulai kembali. Bank-bank global seperti Goldman Sachs Group Inc., JPMorgan Chase & Co., Citigroup Inc., dan Morgan Stanley menjadi beberapa investor yang mendorong pasar saham Korea mulai Juni 2025.

    Indeks Kospi pun melonjak 33% sepanjang tahun ini, mendorong nilai pasar saham Korea melampaui US$2 triliun untuk pertama kalinya dalam tiga tahun.

    Jonathan Pines dari perusahaan Federates Hermes menyampaikan reformasi kebijakan tersebut akan berkontribusi pada kelanjutan pergeseran budaya yang sudah berlangsung.

    “Dan akan mengurangi kemampuan pemegang saham pengendali untuk memaksakan restrukturisasi yang menguntungkan mereka dan mengorbankan pemegang saham minoritas,” jelasnya. Dia pun menyampaikan pandangan overweight terhadap saham Korea.

    Adapun, Otoritas Korea Selatan telah berupaya untuk meniru kesuksesan yang terlihat di Jepang, di mana dorongan untuk reformasi perusahaan membantu meningkatkan valuasi dan memacu reli ekuitas.

    Optimisme bahwa negara tersebut serius dalam menangani apa yang disebut “diskon Korea” telah tumbuh sejak Presiden Lee Jae Myung, yang baru terpilih, menjadikan peningkatan standar tata kelola dan peningkatan imbal hasil pasar saham sebagai salah satu prioritas utamanya.

    Arus net inflow dana asing Korea telah melampaui U$3 miliar hanya pada Juli 2025. Angka ini lebih besar daripada gabungan pembelian dalam dua bulan sebelumnya.

    “Kami melihat perubahan besar dalam tata kelola perusahaan. Hal seperti ini tidak membutuhkan lingkungan global yang baik dan hampir seperti pengembangan diri,” kata Joshua Crabb, kepala ekuitas Asia Pasifik di Robeco Hong Kong Ltd., seraya menekankan peningkatan disiplin modal, pembelian kembali saham, dan dividen.

  • Penyebab Rumah Putri Diana Tidak Diwariskan ke William dan Harry

    Penyebab Rumah Putri Diana Tidak Diwariskan ke William dan Harry

    London, Beritasatu.com – Putri Diana yang meninggal pada 1997 akibat kecelakaan tragis meninggalkan banyak harta warisan untuk kedua putranya, Pangeran William dan Pangeran Harry. Namun, baik William atau Harry tidak akan mewarisi  rumah masa kecil Putri Diana yang kini menjadi tempat peristirahatan terakhirnya.

    Rumah masa kecil Putri Diana yang berlokasi di  area perkebunan Althorp di Northamptonshire seluas 13.000 hektare tersebut saat ini berada di bawah wewenang adik kandung Putri Diana, Charles Spencer. Dikutip dari People, Sabtu (26/7/2025) setelah Charles meninggal dunia kelak, maka rumah leluhur keluarga Spencer sejak 1508 tersebut akan diwariskan kepada keturunan bangsawan Earl Spencer berikutnya, putra Charles Spencer, Louis Viscount Althorp.

    Meskipun Louis memiliki tiga kakak perempuan  yakni Lady Kitty, Lady Eliza, dan Lady Amelia, tetapi untuk urusan warisan, keluarga bangsawan tersebut mengikuti sistem primogenitur. Menetapkan anak laki-laki dalam keluarga yang mewarisi gelar dan properti.

    Walau sebagai ayah, Charles pada saat diwawancara Mail on Sunday pernah mengatakan ia pribadi ingin mewariskan rumah tersebut kepada anak sulungnya, Lady Kitty.

    “Namun jika saya memilih Kitty, itu akan bertentangan dengan semua tradisi yang berlaku dengan Althorp. Jadi memang begitulah adanya,” jelas Charles.

    Sementara itu, Lady Kitty mengaku tidak keberatan rumah leluhur keluarganya itu akan menjadi miliki adik bungsunya.

    “Saya cukup senang itu rumah itu akan menjadi tanggung jawab saudara laki-laki saya. Saya pikir itu hal yang sudah tepat. Saya suka rumah itu tetap dengan nama keluarga yang sama. Saya tidak ingin keluarga Spencer mengalami hal yang berbeda,” pungkasnya. 

  • Rencana Prancis Akui Palestina Bikin Geram Timur Tengah, Eropa dan AS

    Rencana Prancis Akui Palestina Bikin Geram Timur Tengah, Eropa dan AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pengumuman Presiden Emmanuel Macron bahwa Prancis akan mengakui negara Palestina pada bulan September mendatang, telah memicu pertikaian diplomatik dari Timur Tengah, Eropa, hingga Washington. Keputusan itu akan membuat Prancis menjadi anggota Barat pertama Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengakui Palestina.

    Namun, hal ini tidak terjadi begitu saja. Mengutip Reuters, ketika Macron mengunjungi kota Al-Arish di Mesir yang berbatasan dengan Gaza pada bulan April, ia dikejutkan oleh krisis kemanusiaan yang semakin meningkat. Sekembalinya ke Prancis, ia menegaskan bahwa Paris akan segera memilih pengakuan terhadap Palestina.

    Bekerja sama dengan Arab Saudi, Macron mengajukan rencana agar Prancis beserta sekutu G7, Inggris dan Kanada, mengakui kenegaraan Palestina, sekaligus mendorong negara-negara Arab untuk mengambil sikap yang lebih lunak terhadap Israel melalui konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Namun, meskipun telah berminggu-minggu berunding, ia gagal mengajak negara lain untuk bergabung.

    Tiga diplomat mengatakan London tidak ingin menghadapi kemarahan Amerika Serikat, dan Ottawa mengambil sikap serupa, sehingga Macron harus bertindak sendiri.

    “Semakin jelas bahwa kami tidak sabar untuk mendapatkan mitra,” kata seorang diplomat Prancis kepada Reuters, dikutip Sabtu (26/7/2025).

    Ia menambahkan bahwa Prancis akan berupaya untuk menggandeng lebih banyak negara sebelum konferensi mengenai solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina pada bulan September.

    Di dalam negeri, Macron berada di bawah tekanan yang meningkat untuk bertindak di tengah kemarahan yang meluas atas gambar-gambar mengerikan yang muncul dari Gaza. Meskipun Prancis adalah negara dengan komunitas Muslim dan Yahudi terbesar di Eropa dan lanskap politik yang terpolarisasi, tidak ada tindakan yang jelas yang akan memuaskan semua pihak.

    Sementara itu, Israel dan pendukung setianya, Amerika Serikat (AS), mengecam langkah Prancis, menyebutnya sebagai hadiah bagi kelompok militan Palestina, Hamas, yang menguasai Gaza dan yang serangannya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang saat ini.

    Macron telah membahas masalah ini secara ekstensif dengan Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya.

    Trump mengatakan pada hari Jumat bahwa keputusan Prancis tidak “berpengaruh” tetapi menambahkan Macron adalah “orang baik”.

    Rencana Konferensi

    Para pejabat Prancis sebelumnya mempertimbangkan pengumuman pada konferensi yang dijadwalkan pada bulan Juni di PBB, yang diselenggarakan bersama oleh Prancis dan Arab Saudi, untuk menyusun peta jalan menuju negara Palestina yang layak sekaligus memastikan keamanan Israel.

    Namun, konferensi tersebut ditunda di tengah tekanan diplomatik AS yang intens dan setelah serangan udara Israel terhadap Iran.

    Pengumuman Macron pada hari Kamis terkait dengan versi konferensi PBB yang dijadwal ulang dan diubah, yang sekarang direncanakan berlangsung pada hari Senin dan Selasa.

    Pertemuan tersebut akan berada di tingkat menteri, tetapi Paris memutuskan untuk mengadakan acara kedua dengan para kepala negara dan pemerintahan di sela-sela Sidang Umum PBB pada bulan September, di mana Macron akan mengumumkan pengakuan resmi.

    Beberapa analis mengatakan Macron telah menggunakan iming-iming pengakuan untuk mendapatkan konsesi dari Mahmoud Abbas, presiden Otoritas Palestina yang merupakan pesaing moderat Hamas, dan para pemain regional lainnya.

    “Macron di sini bertindak sebagai katalisator untuk mendorong Palestina mewujudkan reformasi yang dibutuhkan, untuk mendorong negara-negara Arab mewujudkan pasukan stabilisasi dan pelucutan senjata Hamas,” kata Rym Momtaz, pemimpin redaksi blog Strategic Europe yang dikelola oleh lembaga kajian Carnegie Europe.

    Yang lain mengatakan meskipun pengakuan memiliki nilai simbolis, tetap tidak akan ada negara Palestina yang berfungsi ketika perang di Gaza berakhir.

    “Pengakuan oleh negara adidaya Eropa seperti Prancis menunjukkan meningkatnya rasa frustrasi terhadap kebijakan Israel yang keras kepala,” kata Amjad Iraqi, analis senior di International Crisis Group.

    “Apa gunanya mengakui sebuah negara jika mereka tidak berbuat banyak untuk mencegahnya berubah menjadi reruntuhan?”

    Para pejabat Prancis menunjukkan lobi Israel yang intens selama berbulan-bulan untuk mencoba mencegah langkah Macron-dan kritik keras Netanyahu terhadapnya-sebagai bukti bahwa hal itu sangat berarti bagi para pemimpin Israel. Sumber-sumber yang memahami masalah ini mengatakan peringatan Israel kepada Prancis berkisar dari pengurangan pembagian intelijen hingga mempersulit inisiatif regional Paris-bahkan mengisyaratkan kemungkinan aneksasi sebagian wilayah Tepi Barat.

    Namun, para pejabat Prancis menyimpulkan bahwa Netanyahu akan tetap melakukan apa pun yang menurutnya sesuai kepentingannya di Tepi Barat, terlepas dari apa pun yang dilakukan Prancis terkait pengakuan tersebut.

    (fsd/fsd)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Cuma Modal Rp 3.900 dan Gadai Rumah, Kini Jadi Raja Maskapai!

    Cuma Modal Rp 3.900 dan Gadai Rumah, Kini Jadi Raja Maskapai!

    Jakarta

    Di tahun 2001, tak banyak orang percaya maskapai murah bisa sukses di Asia. Tapi Tony Fernandes punya mimpi lain. Berbekal dua pesawat tua, ia menjadikan AirAsia sebagai pilihan terjangkau yang membuka akses terbang ke lebih banyak orang.

    Tony Fernandes merupakan pendiri sekaligus bos besar AirAsia Group, yang pada awal 2022 berganti nama menjadi Capital A. AirAsia kini jadi salah satu maskapai penerbangan berbiaya hemat terbesar di Asia, dengan jaringan yang luas lebih dari 190 kota tujuan.

    Di balik sosoknya yang sudah membangun maskapai tersebut selama belasan tahun, ternyata ia memulai profesinya sebagai pelayan restoran. Pria dengan nama lengkap Tan Sri Dr. Anthony Francis ini pernah terpilih sebagai salah satu individu yang masuk daftar 100 orang paling berpengaruh di dunia versi majalah TIME alias TIME 100 pada tahun 2015 lalu.

    Dikutip dari Foundr dan Medium, Sabtu (26/7/2025), ia lahir di Kuala Lumpur, Malaysia 30 April 1964. Pekerjaan pertamanya saat masih menduduki bangku kuliah adalah menjadi pelayan di sebuah restoran di London.

    “Pekerjaan pertama saya adalah pelayan di restoran di London yang Anda lihat di belakang saya. Saya tidak menyadari betapa sulitnya menjadi pelayan dan tidak lama kemudian dipecat. Semua pekerjaan itu sulit dan pekerjaan ini telah mengajari saya untuk menghormati semua pekerjaan dan memperlakukan semua dengan setara,” katanya, dikutip melalui akun LinkedIn,

    Tony Fernandes pun lulus dari London School of Economics pada 1987 dengan gelar di bidang Akuntansi. Ia lalu memulai karier di Virgin Group di London selama beberapa tahun. Tidak lama setelah itu pada 1990-an, Tony terjun ke bidang musik yakni ke Warner Music Group, dan menjabat sebagai Wakil Presiden Regional Asia Tenggara selama sembilan tahun.

    Pada 2001, ia bersama mitra bisnisnya, Kamarudin Meranun, mengambil alih maskapai AirAsia dengan harga 1 ringgit, yakni US$ 0,25 atau setara Rp 3.900. Pada masa itu, maskapai milik pemerintah Malaysia itu sedang terjerat utang sebesar US$ 11 juta atau setara Rp 171,6 miliar. Untuk membeli AirAsia, ia bahkan rela sampai menggadaikan rumahnya.

    Fernandes membeli AirAsia dengan tujuan membangun maskapai berbiaya rendah dengan layanan bernilai tinggi, yang dimungkinkan untuk dinikmati dengan harga terjangkau bagi masyarakat biasa. AirAsia pun memulai perjalanannya dengan dua pesawat terbang dan destinasi terbatas.

    Lepas dari Jeratan Utang

    Tony Fernandes/Foto: Rachman Haryanto

    Dalam waktu kurang dari dua tahun, Fernandes berhasil meloloskan maskapai itu dari jeratan utang dan mulai memperoleh keuntungan bisnis. Dan di tahun ketiganya, maskapai ini berhasil mengumpulkan US$ 30 juta atau setara Rp 468 miliar sebelum akhirnya meluncurkan penawaran umum perdana (IPO).

    Tidak hanya itu, pada 2003 ia berhasil mendorong PM Malaysia Dr. Mahathir Mohamad untuk membuat Open Sky Agreement dengan Indonesia, Singapura, dan Thailand, hingga membuka jalan bagi sesama pemain di industri penerbangan.

    Pada 2007, Fernandes pun merintis Tune Group, jaringan perhotelan dengan konsep no-frills (eliminasi layanan sampingan untuk memotong beban operasional dan tarif) seperti AirAsia. Sampai saat ini Tune Hotels sudah beroperasi di Inggris, Australia dan Timur Tengah.

    Sepanjang menggeluti dunia penerbangan, jalan yang dilaluinya tidaklah mulus. Salah satunya yakni di 2009, saat AirAsia pertama kali meluncurkan penerbangan jarak jauhnya dari Kuala Lumpur, Malaysia ke London, Inggris. Tidak lama berselang, jumlah pengguna penerbangan tersebut meningkat sepertiga.

    Namun hanya dalam tiga tahun, pihaknya harus menangguhkan rute tersebut akibat lonjakan harga bahan bakar dan pajak yang membengkak. Barulah di 2017 Fernandes pun memulai kembali rute jarak jauhnya.

    Usahanya untuk mengembangkan lini bisnisnya tidak berhenti sampai di situ. Dari awal, Fernandes ingin menciptakan ekosistem perjalanan komprehensif yang memungkinkan pengguna untuk memesan tiket kereta api, membeli tiket konser atau acara lainnya, menggunakan satu layanan keuangan yang terpusat. Karena itulah AirAsia Super Apps lahir.

    Terlepas dari berbagai strategi dan penyesuaian yang dilakukan baik oleh Fernandes maupun AirAsia, hingga kini slogan perusahaan masih sama, yakni ‘Everyone Can Fly’ atau ‘Semua Orang Bisa Terbang’. AirAsia juga dinobatkan sebagai low-cost carrier (LCC) Terbaik di Dunia versi Skytrax selama 6 tahun berturut.

    Fernandes juga telah menerima banyak penghargaan selama karirnya. Beberapa di antaranya yakni Honor of the Commander of the Order of the British Empire, yang dianugerahkan oleh Ratu Elizabeth II pada 2011, dan Commander of the Legion d’Honneur, yang diberikan oleh pemerintah Perancis atas kontribusinya yang luar biasa terhadap perekonomian Perancis melalui industri penerbangan.

    Halaman 2 dari 2

    (fdl/fdl)

  • Gedung Maling HP Terbongkar, Tak Sangka Lokasinya di Sini

    Gedung Maling HP Terbongkar, Tak Sangka Lokasinya di Sini

    Jakarta, CNBC Indonesia – HP hasil rampok dari berbagai negara ternyata berkumpul di satu tempat. Lokasinya berada di Shenzhen, China. 

    Tepatnya, ada satu gedung pencakar langit yang bernama ‘Feiyang Times’. Gedung itu menjadi pusat transaksi gelap HP curian.

    Secara kasat mata, penampakan di dalam Feiyang Times tampak seperti pusat perbelanjaan elektronik biasa. Terletak di jalan komersial elektronik Huaqiangbei, Feiyang Times memang terkenal menjual produk elektronik bekas dengan harga murah. 

    Siapa sangka, di lantai 4 gedung tersebut, ternyata ada gudang pasar gelap perdagangan HP curian. Menurut laporan Financial Times, ribuan iPhone yang dirampok di Eropa dan Amerika Serikat (AS) berakhir di tempat tersebut. 

    Salah satu korbannya bernama Sam Amrani. iPhone miliknya dicuri saat tengah membalas WhatsApp di jalanan kota London, Inggris.

    Kemudian, Amrani langsung mencoba melacaknya.. Hasilnya, iPhone tersebut terdeteksi berada di toko reparasi ponsel beberapa kilometer dari lokasinya.

    Tak sampai di sana, iPhone-nya kemudian berpindah ke beberapa alamat di London. Seminggu setelah kejadian, iPhone curian terbang ke Kowloon Hong Kong dan berakhir di Shenzhen.

    Para penjual HP curian di Feiyang Times bisa menjual barang dalam bentuk ponsel utuh, hingga komponen di dalamnya. Sebab, beberapa HP curian terkunci dan tak bisa dibuka. 

    Sejumlah korban juga mendapati pesan misterius terkait iPhone mereka yang hilang. Pesan tersebut mengaku bukan dari pihak yang mencuri ponsel.

    Pihak yang mengirimkan pesan mengatakan ponsel akan didaur ulang. Para korban diminta mencabut kunci ponsel. Jika tidak, maka motherboard ponsel akan dijual ke pelanggan lain.

    Hal itu akan membuat data korban menjadi tidak aman seperti kartu kredit hingga informasi soal keluarga. Mau tak mau korban akan mematuhi perintah itu agar penjual HP curian bisa melakukan reset pabrik. 

    “Kami sarankan mencabut kuncinya sesegera mungkin, agar bisa mengembalikannya untuk reset pabrik dan menghapus semua data,” tulis pesan tersebut.

    Anda bisa melakukan langkah pencegahan. Sebelum semua terjadi, lakukan perlindungan keamanan ponsel dengan mengaktifkan kode sandi dan fitur Stolen Device Protection untuk melindungi data pribadi dalam perangkat. Semoga informasi ini membantu!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • 2 Remaja Inggris Dibui Seumur Hidup Usai Bunuh Remaja Lainnya di Bus

    2 Remaja Inggris Dibui Seumur Hidup Usai Bunuh Remaja Lainnya di Bus

    London

    Hakim menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada dua remaja di Inggris. Pelaku dinyatakan bersalah atas penikaman hingga tewas seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun di sebuah bus London awal tahun ini.

    Dilansir AFP, Sabtu (26/7/2025), pada 7 Januari lalu, Kelyan Bokassa ditikam 27 kali dengan parang di dalam bus di Woolwich, London tenggara. Ia kemudian meninggal dunia akibat luka-lukanya, setelah layanan darurat tiba.

    Para penyerang, yang berusia 16 dan 15 tahun, ditangkap akhir bulan itu. Pada bulan Mei, mereka mengaku bersalah atas pembunuhan tersebut.

    Seorang hakim di pengadilan Old Bailey London menjatuhkan hukuman penjara seumur hidup kepada keduanya. Hakim memerintahkan mereka untuk dipertimbangkan untuk pembebasan bersyarat setelah 15 tahun dan 110 hari ditahan.

    Salah satu anak laki-laki tersebut merupakan “korban eksploitasi kriminal anak,” kata hakim Mark Lucraft, seraya menambahkan bahwa ia memiliki “riwayat trauma”.

    “Sayangnya, ini adalah kehilangan nyawa anak muda yang terlalu sering terjadi secara tidak masuk akal akibat kengerian kejahatan pisau yang tidak dapat benar-benar tercermin dalam putusan pengadilan mana pun,” kata Lucraft.

    Ibu korban Kelyan, Marie Bokassa, berbicara di hadapan pengadilan, bertanya “bagaimana mungkin anak-anak berperilaku seperti ini?”

    Tak lama setelah pembunuhan itu, ibu korban memberi tahu pers bahwa putranya juga dieksploitasi oleh geng-geng di wilayah Woolwich, London tenggara.

    Tahun lalu, 10 remaja ditikam hingga tewas di London, setelah 18 remaja ditikam pada tahun 2023. Hal ini menurut Kepolisian Metropolitan.

    Pada bulan September 2024, seorang remaja laki-laki berusia 15 tahun, yang dilaporkan sebagai teman dekat Kelyan, juga ditikam hingga tewas di Woolwich, dalam apa yang digambarkan oleh jaksa penuntut sebagai aksi balas dendam antar geng yang terkait dengan perang wilayah.

    (lir/lir)

  • Perbandingan Kekuatan Militer Thailand dan Kamboja, bak Langit daan Bumi

    Perbandingan Kekuatan Militer Thailand dan Kamboja, bak Langit daan Bumi

    GELORA.CO – Perbandingan kekuatan militer Thailand dan Kamboja menarik diketahui. Kedua negara terlibat konflik bersenjata di sepanjang perbatasan pada Kamis (24/7/2025). Berdasarkan data lembaga think tank, kekuatan Thailand jauh di atas Kamboja dari semua sisi.

    Anggaran militer Thailand saja, berdasarkan data 2024, lima kali lipat lebih besar dibandingkan Kamboja.  

    Thailand menyerang Kamboja menggunakan jet tempur F-16 yang direspons dengan gempuran roket Grad oleh militer Phnom Penh. 

    Thailand melaporkan sejauh ini 12 orang tewas di pihaknya, 11 di antaranya adalah warga sipil. Sementara Kamboja masih menutup rapat informasi mengenai korban di pihaknya.

    Berikut gambaran kekuatan militer kedua negara, berdasarkan data dari Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) yang berbasis di London, Inggris.

    Anggaran dan Personel Ankatan Darat

    • Kamboja

    Kamboja memiliki anggaran pertahanan sebesar 1,3 miliar dolar AS pada 2024 serta 124.300 personel militer aktif. Dari jumlah tersebut, kekuatan Angkatan Darat Kamboja lebih besar dibandingkan matra lainnya, yakni sekitar 75.000 personel yang didukung lebih dari 200 tank tempur dan sekitar 480 artileri.

    Angkatan bersenjata Kamboja dibentuk pada 1993 dengan menggabungkan bekas militer Komunis dan dua kelompok perlawanan lainnya.

    • Thailand

    Thailand, yang merupakan sekutu utama Amerika Serikat (AS), memiliki kekuatan militer lebih besar dibandingkan Kamboja. 

    Anggaran pertahanannya sebesar 5,73 miliar dolar pada 2024 serta memiliki total lebih dari 360.000 personel angkatan bersenjata aktif.

    Angkatan Darat (AD) Thailand memiliki personel terbanyak dibandingkan matra lainnya dengan total 245.000 personel, termasuk sekitar 115.000 wajib militer, sekitar 400 tank tempur, lebih dari 1.200 kendaraan angkut lapis baja, dan sekitar 2.600 senjata artileri.

    Selain itu AD Thailand memiliki pesawat sendiri, terdiri dari pesawat penumpang, puluhan helikopter Black Hawk buatan AS, dan drone.

    Angkatan Udara

    • Kamboja 

    Angkatan Udara Kamboja memiliki 1.500 personel, dengan jumlah armada pesawat relatif kecil, termasuk 10 pesawat dan 10 helikopter angkut.

    Negara ini tidak memiliki jet tempur, tetapi memiliki 16 helikopter multiperan, termasuk enam Mi-17 era Soviet dan 10 Z-9 buatan China.

    • Thailand

    Thailand memiliki kekuatan angkatan udara dengan perlengkapan dan pelatihan terbaik di Asia Tenggara, dengan perkiraan 46.000 personel, 112 jet tempur, termasuk 28 unit F-16 dan 11 jet tempur Gripen buatan Swedia, serta puluhan helikopter.

    Angkatan Laut

    • Kamboja 

    Angkatan Laut Kamboja diperkirakan memiliki 2.800 personel, termasuk 1.500 infanteri angkatan laut, dengan 13 kapal patroli, armada tempur pesisir, serta satu kapal pendarat amfibi.

    • Thailand

    Kekuatan Angkatan Laut Thailand jauh lebih besar dengan hampir 70.000 personel, terdiri atas marinir, personel penerbangan angkatan laut, dan pertahanan pesisir, serta wajib militer.

    Thailand memiliki satu kapal induk, tujuh fregat, 68 kapal patroli, dan kapal tempur pesisir.

    Armada Thailand juga memiliki beberapa kapal amfibi dan pendarat yang masing-masing mampu menampung ratusan pasukan, serta 14 kapal pendarat yang lebih kecil.

    Angkatan Laut Thailand juga memiliki armada pesawat sendiri, termasuk helikopter dan drone. 

    Selain itu korps marinir Thailand beranggotakan 23.000 personel, didukung puluhan kendaraan tempur bersenjata

  • Kekuatan Militer Thailand Vs Kamboja, Siapa Lebih Perkasa?

    Kekuatan Militer Thailand Vs Kamboja, Siapa Lebih Perkasa?

    Jakarta

    Ketegangan yang telah berlangsung selama berbulan-bulan antara Kamboja dan Thailand meletus menjadi konflik bersenjata, termasuk pengerahan jet tempur F-16 Thailand, dalam pertempuran terberat antara kedua negara tetangga di Asia Tenggara tersebut dalam lebih dari satu dekade.

    Berikut sekilas tentang kekuatan pertahanan dan persenjataan kedua negara, menurut data dari International Institute for Strategic Studies yang berbasis di London, seperti dikutip detikINET dari Reuters:

    Anggaran dan personel darat

    Kamboja memiliki anggaran pertahanan sebesar USD 1,3 miliar pada tahun 2024 dan 124.300 personel militer aktif. Angkatan bersenjata tersebut dibentuk tahun 1993 dari penggabungan bekas militer Komunis negara tersebut dan dua angkatan bersenjata perlawanan lainnya. Dari jumlah tersebut, Angkatan Darat Kamboja merupakan kekuatan besar, dengan sekitar 75.000 tentara, didukung oleh lebih dari 200 tank tempur dan sekitar 480 artileri.

    Thailand, yang diklasifikasikan AS sebagai sekutu utama non-NATO, memiliki militer yang besar dan didanai dengan baik, dengan anggaran pertahanan sebesar USD 5,73 miliar pada tahun 2024 dan lebih dari 360.000 personel angkatan bersenjata aktif.

    Tentara Thailand memiliki total 245.000 personel, termasuk sekitar 115.000 wajib militer, sekitar 400 tank tempur, lebih dari 1.200 pengangkut personel lapis baja, dan sekitar 2.600 senjata artileri.

    Angkatan Darat memiliki armada pesawatnya sendiri, yang terdiri dari pesawat penumpang, helikopter seperti puluhan Black Hawk buatan AS, dan kendaraan udara nirawak.

    Angkatan Udara

    Angkatan udara Kamboja memiliki 1.500 personel, dengan armada pesawat relatif kecil, termasuk 10 pesawat angkut dan 10 helikopter angkut. Negara ini tidak memiliki pesawat tempur, tetapi memiliki 16 helikopter serbaguna, termasuk enam Mi-17 era Soviet dan 10 Z-9 Tiongkok.

    Thailand memiliki salah satu angkatan udara dengan perlengkapan dan pelatihan terbaik di Asia Tenggara, dengan perkiraan 46.000 personel, 112 pesawat tempur, termasuk 28 F-16 dan 11 jet tempur Gripen Swedia, serta puluhan helikopter.

    Angkatan Laut

    Angkatan Laut Kamboja diperkirakan memiliki 2.800 personel, termasuk 1.500 infanteri angkatan laut, dengan 13 kapal patroli dan tempur pesisir serta satu kapal pendarat amfibi.

    Angkatan Laut Thailand jauh lebih besar, dengan hampir 70.000 personel, terdiri dari penerbangan angkatan laut, marinir, pertahanan pesisir, dan wajib militer. AL Thailand memiliki satu kapal induk, tujuh fregat, dan 68 kapal patroli dan tempur pesisir. Armada Thailand juga memiliki beberapa kapal amfibi dan pendarat yang masing-masing mampu menampung ratusan pasukan dan 14 kapal pendarat yang lebih kecil.

    (fyk/fyk)

  • Negara Wajib Lindungi Iklim atau Dianggap Langgar Hukum

    Negara Wajib Lindungi Iklim atau Dianggap Langgar Hukum

    Den Haag

    Mahkamah Internasional (ICJ) menyatakan bahwa lingkungan yang bersih, sehat, dan berkelanjutan adalah hak asasi manusia. Kegagalan negara dalam melindungi planet ini dari dampak perubahan iklim dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum internasional.

    ICJ menegaskan bahwa negara memiliki kewajiban hukum untuk melindungi hak asasi warga dari dampak perubahan iklim, demi generasi sekarang dan mendatang. Presiden ICJ, Yuji Iwasawa, menyebut emisi gas rumah kaca sebagai ancaman eksistensial yang disebabkan oleh aktivitas manusia dan berdampak lintas batas.

    Ia menekankan pentingnya kerja sama antarnegara dan target iklim nasional yang ambisius.

    Vishal Prasad dari Pacific Islands Students Fighting Climate Change menyambut putusan ini sebagai “jalur hidup” bagi negara-negara kecil yang paling terdampak, dan menilai keputusan ICJ sebagai langkah penting menuju akuntabilitas global.

    Mary Robinson, mantan Komisaris Tinggi HAM PBB dan anggota The Elders, menyebut putusan ICJ sebagai “alat baru yang ampuh” untuk melindungi umat manusia dari dampak perubahan iklim.

    “Ini adalah hadiah dari Pasifik dan para pemuda dunia untuk komunitas global. Sebuah titik balik hukum yang dapat mempercepat langkah menuju masa depan yang lebih adil dan aman,” kata Mary Robinson.

    Kasus terbesar dalam sejarah ICJ

    Kasus ini bermula dari inisiatif mahasiswa Kepulauan Pasifik yang mendorong pemerintah mereka untuk meminta klarifikasi hukum terkait tanggung jawab negara atas krisis iklim. Vanuatu kemudian mengajukan permintaan resmi ke Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menilai kewajiban negara dalam melindungi iklim dan hak generasi kini dan mendatang dari dampak emisi gas rumah kaca.

    Pada Desember lalu, ICJ mendengarkan kesaksian dari hampir 100 negara dan 12 organisasi internasional. Perdana Menteri Antigua dan Barbuda, Gaston Browne, menyampaikan bahwa naiknya permukaan laut akibat emisi tak terkendali telah mengikis garis pantai dan mengancam wilayah vital negaranya.

    Negara-negara kepulauan di Karibia kini menghadapi dampak nyata dari krisis iklim, termasuk erosi pantai dan badai yang semakin dahsyat.

    Dalam sidang Desember lalu, negara-negara penghasil emisi tinggi seperti Amerika Serikat (AS) berpendapat bahwa perjanjian iklim yang ada, terutama Perjanjian Paris 2015, sudah menetapkan kewajiban hukum untuk mengatasi perubahan iklim.

    Namun, Presiden Donald Trump kemudian menarik AS dari perjanjian tersebut, yang sebelumnya menyatukan 195 negara untuk menurunkan emisi dan membatasi pemanasan global hingga 1,5°C.

    Meski penting, para ahli menilai Perjanjian Paris bukan satu-satunya dasar hukum. Joie Chowdhury dari Pusat Hukum Lingkungan Internasional menyatakan bahwa kompleksitas krisis iklim membuka ruang bagi berbagai instrumen hukum lain.

    “Perjanjian iklim tetap vital, tapi bukan satu-satunya jalan,” katanya kepada DW.

    Akhir dari era janji palsu?

    Dalam membawa kasus ini ke Mahkamah Internasional, Vanuatu juga meminta kejelasan hukum atas konsekuensi bagi negara-negara yang gagal menurunkan emisi.

    Sejumlah pakar menilai bahwa negara-negara dengan kontribusi emisi historis terbesar, seperti Amerika Serikat, Cina, Rusia, dan Uni Eropa yang memikul tanggung jawab utama atas krisis iklim.

    “Emisi masa lalu penting,” kata Joie Chowdhury dari Pusat Hukum Lingkungan Internasional kepada DW. Ia menambahkan bahwa kerusakan telah terjadi, dan harus diakui serta diperbaiki.

    Negara-negara miskin telah lama menuntut negara kaya untuk bertanggung jawab atas kerusakan akibat cuaca ekstrem yang dipicu oleh emisi pemanasan global. Meski kontribusi mereka terhadap krisis iklim sangat kecil, negara-negara ini justru menanggung dampak terburuk.

    ICJ memperingatkan bahwa kerugian akan terus meningkat seiring naiknya suhu global, dan negara-negara yang gagal memenuhi kewajiban iklimnya bisa menghadapi tuntutan hukum dari pihak yang terdampak.

    Meski dana kompensasi untuk mengatasi kerugian dan kerusakan telah diluncurkan dalam negosiasi iklim PBB dua tahun lalu di Dubai, komitmen yang masuk baru sekitar $700 juta (setara Rp11,4 triliun), masih jauh dari ratusan miliar dolar yang diperkirakan dibutuhkan pada 2030.

    ICJ membuka jalan bagi gugatan iklim global

    Pendapat penasihat ICJ menjadi salah satu dari tiga pendapat hukum penting yang dirilis dalam beberapa bulan terakhir, yang menegaskan kewajiban negara dalam menghadapi krisis iklim. Awal Juli, Pengadilan HAM Antar-Amerika juga menyatakan bahwa negara wajib menjamin lingkungan sehat dan iklim stabil sebagai bagian dari perlindungan hak asasi manusia.

    Meski tidak mengikat secara hukum, pendapat penasihat ini memiliki bobot hukum dan moral yang kuat, serta berpotensi mempengaruhi litigasi iklim global. Saat ini, lebih dari 3.000 kasus iklim telah diajukan di hampir 60 negara. Joana Setzer dari London School of Economics menyebut pendapat ICJ sebagai “titik balik” yang dapat memperkuat posisi pengadilan dan advokat dalam menuntut akuntabilitas pemerintah.

    Joie Chowdhury menambahkan bahwa pendapat ini bisa berdampak besar pada negosiasi iklim COP30 di Brasil, karena beberapa isu kini telah memiliki definisi hukum yang jelas.

    Lucia Schulten berkontribusi pada pelaporan dari Mahkamah Internasional di Den Haag, Belanda

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Levie Wardana

    Editor: Prihardani Purba

    (nvc/nvc)