kab/kota: London

  • Upaya KBRI Pulangkan ABK WNI yang Terlantar di Perairan Mozambik

    Upaya KBRI Pulangkan ABK WNI yang Terlantar di Perairan Mozambik

    Beira: Duta Besar Indonesia untuk Mozambik, Kartika Candra Negara menyampaikan bahwa sembilan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia ditelantarkan oleh perusahaan pemilik kapal tanker gas bernama Falcon.

    Para ABK WNI itu berada di kapal tanker Falcon sejak Oktober 2024 lalu dan tidak digaji sama sekali. Saat ini, kapal Falcon sendiri berada sekitar empat mil laut dari pelabuhan Beira, Mozambik.

    “Kami sedang mempersiapkan fasilitasi kepulangan 9 ABK WNI yang sedang berada di atas kapal tanker gas Falcon,” ujar Kartika Candra. 

    KBRI Maputo, bersama sejumlah perwakilan Indonesia di luar negeri seperti KJRI Dubai, KBRI Roma, dan KBRI London, telah bekerja sama di bawah koordinasi Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perhubungan untuk menekan pemilik kapal agar memenuhi kewajibannya membayar gaji para ABK.
     

    “Akhirnya hak-hak dari ABK WNI dibayarkan selama bulan Oktober, November, Desember, 3 bulan. Tapi sejak Januari belum dibayarkan,” jelas Dubes Kartika.

    Ia menambahkan bahwa hingga saat ini para ABK tersebut masih berada di atas kapal. Proses pemulangan mereka tidak bisa dilakukan begitu saja karena adanya aturan dalam hukum maritim internasional yang melarang kapal dibiarkan kosong alias tanpa awak. Oleh karena itu, pemulangan kru Indonesia harus dibarengi dengan pengiriman kru pengganti.

    “Sesuai dengan hukum maritim internasional, kapal tidak boleh dibiarkan kosong, oleh karena itu proses desembarkasi ABK indonesia di atas kapal harus didahului oleh pengiriman kru pengganti sehingga para ABK Indonesia bisa mendarat ke pelabuhan,” lanjutnya.
     
    Skenario pemulangan ABK

    Kartika Candra menyampaikan pihaknya bersama otoritas terkait juga mempersiapkan skenario pemulangan lewat jalur penerbangan. 

    “Saat ini kami sedang mempersiapkan proses kepulangan mereka mulai dari fasilitasi logistik hingga rencana pemulangan melalui beberapa skenario jalur penerbangan apakah Addis Ababa, apakah Johannesburg atau lewat Maputo,” terang Dubes Kartika.

    “Saya pagi ini juga berkomunikasi dengan beberapa ABK kita di atas kapal gas Falcon disampaikan bahwa mereka semua dalam keadaan cukup sehat secara fisik,” pungkasnya.

    Beira: Duta Besar Indonesia untuk Mozambik, Kartika Candra Negara menyampaikan bahwa sembilan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia ditelantarkan oleh perusahaan pemilik kapal tanker gas bernama Falcon.
     
    Para ABK WNI itu berada di kapal tanker Falcon sejak Oktober 2024 lalu dan tidak digaji sama sekali. Saat ini, kapal Falcon sendiri berada sekitar empat mil laut dari pelabuhan Beira, Mozambik.
     
    “Kami sedang mempersiapkan fasilitasi kepulangan 9 ABK WNI yang sedang berada di atas kapal tanker gas Falcon,” ujar Kartika Candra. 

    KBRI Maputo, bersama sejumlah perwakilan Indonesia di luar negeri seperti KJRI Dubai, KBRI Roma, dan KBRI London, telah bekerja sama di bawah koordinasi Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Perhubungan untuk menekan pemilik kapal agar memenuhi kewajibannya membayar gaji para ABK.
     

     
    “Akhirnya hak-hak dari ABK WNI dibayarkan selama bulan Oktober, November, Desember, 3 bulan. Tapi sejak Januari belum dibayarkan,” jelas Dubes Kartika.
     
    Ia menambahkan bahwa hingga saat ini para ABK tersebut masih berada di atas kapal. Proses pemulangan mereka tidak bisa dilakukan begitu saja karena adanya aturan dalam hukum maritim internasional yang melarang kapal dibiarkan kosong alias tanpa awak. Oleh karena itu, pemulangan kru Indonesia harus dibarengi dengan pengiriman kru pengganti.
     
    “Sesuai dengan hukum maritim internasional, kapal tidak boleh dibiarkan kosong, oleh karena itu proses desembarkasi ABK indonesia di atas kapal harus didahului oleh pengiriman kru pengganti sehingga para ABK Indonesia bisa mendarat ke pelabuhan,” lanjutnya.
     

    Skenario pemulangan ABK

    Kartika Candra menyampaikan pihaknya bersama otoritas terkait juga mempersiapkan skenario pemulangan lewat jalur penerbangan. 
     
    “Saat ini kami sedang mempersiapkan proses kepulangan mereka mulai dari fasilitasi logistik hingga rencana pemulangan melalui beberapa skenario jalur penerbangan apakah Addis Ababa, apakah Johannesburg atau lewat Maputo,” terang Dubes Kartika.
     
    “Saya pagi ini juga berkomunikasi dengan beberapa ABK kita di atas kapal gas Falcon disampaikan bahwa mereka semua dalam keadaan cukup sehat secara fisik,” pungkasnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (PRI)

  • Polisi London Bertekad Berantas Pencurian Jam Mewah hingga Penjambretan Ponsel

    Polisi London Bertekad Berantas Pencurian Jam Mewah hingga Penjambretan Ponsel

    JAKARTA – Kepolisian London berencana menggunakan teknologi pengenalan wajah hingga pengerahan lebih banyak personel untuk memerangi masalah perampokan di kota tersebut.

    Kepala satuan tugas baru yang secara khusus berfokus pada kejahatan di West End mengatakan, Kepolisian Metropolitan bertekad untuk menjadikan area tersebut “lingkungan yang paling tidak bersahabat untuk (penjahat) beroperasi di mana pun”.

    Jalan-jalan perbelanjaan di West End, Oxford Street dan Regent Street, serta area di sekitarnya, Mayfair dan Knightsbridge, telah mendapatkan reputasi sebagai tempat pencurian brutal, sehingga memunculkan istilah ‘Rolex Ripper’ karena banyaknya jam tangan mewah yang dicuri.

    Penjambretan ponsel, yang seringkali dilakukan oleh orang-orang yang menggunakan sepeda listrik, juga marak di daerah-daerah rawan, yang menyebabkan beberapa wisatawan internasional enggan untuk kembali.

    Para pelaku akan dikejar sebagai bagian dari kesepakatan antara polisi, Dewan Westminster, kantor wali kota dan para pelaku bisnis untuk mengatasi kejahatan.

    Commander Andy Featherstone mengatakan, pelaku kejahatan yang diketahui akan dikejar menggunakan teknologi dan informasi dari petugas keamanan di toko-toko.

    “Tujuan kami adalah menjadikan West End lingkungan yang paling tidak bersahabat untuk (penjahat) beroperasi di mana pun,” katanya dikutip dari The National 15 September.

    “Kami ingin menjadikannya lingkungan yang paling aman bagi wisatawan, penduduk, dan pekerja. Kami akan melakukannya melalui sejumlah inisiatif,” lanjutnya.

    “Akan ada lebih banyak petugas dan pengawasan yang lebih ketat, penggunaan teknologi pengenalan wajah adalah salah satu alatnya,” tandasnya.

    Lebih jauh ia juga mengatakan, para pelaku kejahatan yang menggunakan kekerasan kemungkinan juga akan melakukan kekerasan di rumah, yang menunjukkan polisi mungkin bisa mendapatkan surat perintah untuk tuduhan kekerasan dalam rumah tangga.

    Taktik lainnya adalah berfokus pada pelanggaran lalu lintas karena mudah dibuktikan.

    “Kita bisa menangkap pelaku kejahatan yang melakukan kekerasan dengan tuduhan lalu lintas, padahal mereka tidak memiliki kendaraan, yang akan mengganggu dan meresahkan mereka,” katanya.

    “Hukuman bukanlah segalanya, jika kita bisa menghentikan pelaku kejahatan, itu bisa sangat berharga,” tandas Featherstone.

    Pada Bulan Juni, tiga pria dipenjara setelah mengincar korban demi jam tangan mahal mereka dalam gelombang kejahatan Rolex Ripper di London.

    Mereka beraksi di kawasan elite ibu kota Inggris, termasuk satu serangan di luar showroom Rolls-Royce di Stratton Street, Mayfair.

    Data Kepolisian Metropolitan menunjukkan tingkat pembunuhan berada pada titik terendah dalam 10 tahun, insiden kekerasan yang mengakibatkan korban luka-luka turun seperlima, yang secara proporsional lebih rendah daripada kota lain di Inggris, dan jumlah penembakan senjata api kurang dari setengah tingkat tujuh tahun lalu.

    Hal ini berbeda dengan kejahatan dengan pisau, yang hampir dua kali lipat dalam satu dekade.

  • Yang Dinantikan dari Kunjungan Donald Trump ke Inggris

    Yang Dinantikan dari Kunjungan Donald Trump ke Inggris

    Jakarta

    Satu kata yang terlintas di benak saat mendengar “kunjungan kenegaraan,” mungkin adalah “protokol”. Terutama ketika melibatkan Keluarga Windsor. Kastel dengan nama yang sama dengan keluarga kerjaan tersebut adalah tempat di mana Raja Charles III akan menjamu Presiden AS Donald Trump selama kunjungan kenegaraannya yang kedua ke Inggris 17-19 September mendatang. Karena pekerjaan renovasi, ruang-ruang berlapis emas di Istana Buckingham tidak dapat diakses.

    Biasanya presiden yang menjabat untuk kedua kalinya tidak ditawarkan untuk kunjungan kenegaraan, namun mereka dapat diundang untuk minum teh atau makan siang bersama keluarga kerajaan.

    Ini adalah kali kedua Trump melakukan kunjungan kenegaraan ke Inggris, kunjungan kenegaraan sebelumnya di tahun 2019 diterima oleh Ratu Elizabeth II. Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyebut kunjungan kedua ini “sangat bersejarah” dan “belum pernah terjadi sebelumnya.”

    Secara keseluruhan, kunjungan kenegaraan yang kurang formal (kurang Protokoler) dari presiden AS bisa dihitung jari. Selama pemerintahan Ratu Elizabeth II (1952-2022), hanya tiga acara serupa yang diadakan — dengan George W. Bush, Barack Obama, dan Trump.

    Disambut prosesi kereta kuda

    Trump yang awal tahun ini sempat menimbulkan kontroversi di AS setelah mengunggah cuitan “Long live the King” yang merujuk pada dirinya sendiri — akan disambut di Windsor oleh Pangeran William dan Putri Catherine pada Rabu (17/9) dengan prosesi kereta kuda kerajaan. Dalam kunjungan kenegaraan sebelumnya proses ini tidak ada mengingat logistik keamanan yang rumit jika diadakan di London.

    Menurut Sky News, jadwal kunjungan kenegaraan kedua Trump ini mencakup parade militer, peletakan karangan bunga di makam Ratu Elizabeth II di Kapel St George, atraksi penerbangan Red Arrows dan jet F-35, makan malam resmi, dan acara seremonial lainnya.

    Ini adalah jadwal yang dipenuhi tradisi. Namun, di balik kilauan perak dan pedang upacara tersembunyi ‘ladang ranjau’ protokol kerajaan, labirin penuh etiket yang bisa ‘menyesatkan’ para negarawan – bahkan mereka yang sudah berpengalaman.

    Pelanggaran-pelanggaran protokol petinggi negara atau pasangannya

    Dalam kunjungan pertamanya, Trump berjalan di depan Ratu Elizabeth II, membuat sang ratu yang bertubuh mungil tersembunyi di balik tubuh besar Trump — sebuah kesalahan yang ramai dijadikan berita utama.

    Tapi Trump bukanlah pemimpin Amerika satu-satunya yang melanggar protokol kerajaan.

    Pendahulunya, Joe Biden mengenakan kacamata hitam Ray-Ban aviator andalannya saat menyapa Ratu dalam kunjungannya di tahun 2021. Hal ini membuat para ahli etiket Inggris geleng-geleng kepala.

    “Saat bertemu Ratu secara langsung, tidak boleh memakai kacamata hitam atau sejenisnya karena kontak mata sangat penting dalam perkenalan,” kata Grant Harrold, pelayan kerajaan yang melayani Pangeran Charles saat itu, kepada Newsweek.

    Pada tahun 2019, Michelle Obama pernah merangkul Ratu Elizabeth dari belakang, sebuah gestur yang menghangatkan hati tapi juga mengejutkan.

    Dalam memoarnya “Becoming”, Michelle menyebut bahwa momen itu terjadi saat kaki merasa lelah dan mereka mengekspresikan rasa kemanusiaan yang sama: “Lupa bahwa Ratu Elizabeth mengenakan mahkota berlian dan bahwa saya datang ke London dengan pesawat kepresidenan: Kami hanyalah dua perempuan lelah yang terhimpit sepatu kami. Saya lalu melakukan apa yang secara naluriah saya lakukan setiap kali merasa terhubung dengan orang baru, yakni mengekspresikan perasaan saya secara terbuka. Saya meletakkan tangan dengan penuh kasih sayang di bahunya.”

    Michelle menambahkan jika tindakannya dianggap “tidak pantas” secara protokol, “setidaknya saya telah melakukan hal yang manusiawi.”

    Menelusuri kembali ke era Camelot di Washington D.C., kunjungan Jackie Kennedy pada tahun 1961 bersama Presiden John F. Kennedy tampaknya mengguncang dunia kerajaan.

    Seperti yang digambarkan dalam serial Netflix “The Crown,” kehadiran gemilangnya dilaporkan membuat Ratu Elizabeth II yang saat itu masih muda merasa terganggu, karena merasa tersaingi oleh pesona dan kecerdasan Ibu Negara AS tersebut. Episode tersebut mungkin didramatisir, tetapi berhasil menampilkan ketegangan yang mungkin timbul ketika seremoni Inggris bertemu dengan karisma Amerika.

    Tetap tenang meski canggung

    Ratu Elizabeth II, yang menjadi tuan rumah di tiap kunjungan kenegaraan presiden AS – dari Presiden Truman hingga Biden (kecuali Lyndon B. Johnson), menguasai seni diplomasi dengan sempurna. Ia tenang dan humoris meski menghadapi momen canggung – seperti saat George W. Bush pada kunjungannya di tahun 2007 menyebut sang ratu pernah mengunjungi AS pada 1776, padahal sang ratu lahir di tahun 1926.

    Sikap tenang jadi pesonanya menghadapi kedatangan yang terlambat, gestur yang berlebihan, atau kesalahan dalam percakapan. Ratu jarang menunjukkan reaksinya.

    Kini, King Charles III melanjutkan peran ini dengan gaya yang lebih santai dan komunikatif, namun tekanan diplomatik atasnya tetap tinggi.

    Momen yang berpotensi jadi Meme Internet

    Dalam setiap pertemuan tinggi, setiap jabat tangan, langkah, pandangan, atau pilihan busana begitu diperhatikan dan berpotensi jadi meme internet (video atau gambar yang jadi bahasa baru di internet). Trump tak pernah menghindar dari sorotan, sering menghadirkan momen seperti jabat tangan khasnya yang kuat atau memberi komentar spontan di luar naskah pidato.

    Pada bulan Juli dalam suatu konferensi pers di Skotlandia, Trump mengkritik Wali Kota London, Sadiq Khan menyebutnya “orang jahat” yang “melakukan pekerjaan buruk,” hal ini membuat Perdana Menteri Starmer terkejut.

    Meskipun terkendala protokol, kunjungan kenegaraan bertujuan mempererat hubungan negara dan menguatkan aliansi. Undangan resmi kunjungan kenegaraan diberikan oleh raja Inggris atas saran pemerintah.

    Karena situasi geopolitik dan sifat Trump yang bisa memicu atau meredakan ketegangan, media Inggris menyebut kunjungannya sebagai “serangan atas pesona kerajaan” dan “acara basa-basi”.

    Lord Simon McDonald, mantan sekretaris jenderal Kementerian Luar Negeri dan kepala Layanan Diplomatik mengatakan kepada Sky News kunjungan ini “bukan sekadar kereta kuda dan kemewahan, tapi mengenai agenda dunia.”

    Namun, bagi media dan publik, yang menarik adalah kemegahan upacara — dan potensi kesalahan — yang membuat kunjungan semacam ini menarik dengan kemungkinan menjadi bahan liputan, klik, dan perbincangan.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Sorta Caroline

    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • Apa yang Berubah 5 Tahun Setelah Normalisasi Diplomasi Arab-Israel?

    Apa yang Berubah 5 Tahun Setelah Normalisasi Diplomasi Arab-Israel?

    Jakarta

    Pada 15 September 2020, para menteri luar negeri dan pemimpin dari Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Israel berkumpul di Gedung Putih bersama Presiden AS saat itu, Donald Trump, untuk meresmikan Abraham Accords — sebuah kesepakatan yang menandai normalisasi hubungan antara negara Arab dan Israel. Maroko menyusul pada Desember 2020, dan Sudan menandatangani pada Januari 2021, meskipun ketidakstabilan politik yang berkelanjutan di negara itu menunda implementasi penuh.

    Perjanjian ini menandai normalisasi pertama antara Israel dan negara-negara Arab sejak Mesir (1979) dan Yordania (1994), mematahkan konsensus regional lama bahwa normalisasi mensyaratkan penyelesaian konflik Israel-Palestina dan pembentukan solusi dua negara.

    “Israel dan negara-negara dalam Abraham Accords telah diuntungkan dari perjanjian perdamaian bersejarah ini,” kata Asher Fredman, direktur eksekutif lembaga pemikir Israel Misgav Institute for National Security, kepada DW. Dia menyoroti kerja sama perintis di bidang intelijen, pertanian cerdas, pengobatan presisi, kecerdasan buatan, dan konsep kota pintar, serta peningkatan pariwisata dan perdagangan.

    “Tetapi kemudian 7 Oktober terjadi, dan muncul pertanyaan nyata apakah ‘Abraham Accords’ akan bertahan,” tambahnya.

    Konsekuensi serangan 7 Oktober

    Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang di Gaza dan menimbulkan banyak korban jiwa, menggoyahkan koneksi baru di Timur Tengah. Sejak itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan koalisi sayap kanannya semakin lantang menolak solusi dua negara.

    Sementara itu, Israel menghadapi banyak medan tempur sekaligus: perang dengan Hizbullah yang didukung Iran di Lebanon, operasi militer berkelanjutan di Suriah, serta baku tembak dengan pemberontak Houthi di Yaman, yang menargetkan pelayaran internasional di Laut Merah dan wilayah Israel sebagai dukungan bagi Hamas.

    Emily Tasinato, analis Teluk dan Semenanjung Arab, mengatakan kepada DW bahwa perjanjian ini awalnya dimaksudkan bukan hanya untuk memperkuat hubungan dengan AS tetapi juga untuk menghalangi pengaruh regional Iran.

    “Lima tahun kemudian, situasinya tampak terbalik,” kata Tasinato. “Iran semakin rentan, mengalami pelemahan militer dan menghadapi tekanan terhadap pengaruh regionalnya,” tambahnya, sambil menekankan bahwa “meski ketidakpercayaan masih mewarnai hubungan Iran dan negara-negara Teluk Arab, kini Israel justru semakin tampak sebagai aktor ‘nakal’.”

    Serangan Israel di Doha

    Pada 9 September 2025, Israel melakukan serangan drone yang menargetkan pimpinan Hamas di Doha, Qatar. Hamas diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh Jerman, Uni Eropa, AS, dan beberapa negara Arab. Serangan itu menewaskan lima pejabat Hamas tingkat menengah dan seorang pejabat keamanan lokal.

    Burcu Ozcelik, peneliti senior di Royal United Services Institute (RUSI) yang berbasis di London, mengatakan kepada DW, “Dengan serangan Israel di Doha … kita memasuki wilayah yang belum pernah dijelajahi.”

    “UAE dan Bahrain berada dalam tekanan untuk mempertahankan status sebagai penandatangan, dan pasti menyesali langkah pejabat Israel yang menempatkan mereka dalam posisi sulit,” tambahnya.

    Setelah serangan itu, Uni Emirat Arab melarang perusahaan pertahanan Israel berpartisipasi dalam pameran dirgantara di Dubai dengan alasan keamanan. Pejabat Emirat juga mengkritik rencana Israel mencaplok sebagian besar Tepi Barat, yang mereka peringatkan dapat membahayakan hubungan bilateral dan upaya AS memperluas perjanjian. Kendati demikian, Tasinato menilai penarikan penuh UEA dari perjanjian tidak mungkin terjadi.

    Rekonstruksi Gaza

    Meski menghadapi tantangan, Fredman dari Misgav Institute for National Security menegaskan bahwa Abraham Accords “terbukti tangguh.” Menurutnya, perdagangan antara Israel dan UEA, Maroko, Bahrain, Mesir, serta Yordania justru meningkat signifikan dibanding sebelum konflik Oktober 2023.

    “Kita bisa memastikan bahwa Abraham Accords telah bertahan dan terbukti tangguh,” kata Fredman.

    “Jika melihat angka dari 2024 dibandingkan 2023 (sebelum serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang di Gaza), perdagangan dengan UEA naik 10%, dengan Maroko naik 40%, dengan Bahrain naik 843%, bahkan dengan Mesir naik 31% dan Yordania 7%,” jelasnya.

    Untuk paruh pertama 2025, perdagangan dengan Maroko, Mesir, dan Yordania terus meningkat, sementara bisnis dengan UEA kembali ke angka 2023, menurut Fredman. Dia juga memandang Abraham Accords sebagai keuntungan kunci dalam rekonstruksi Gaza. “Apakah itu rencana Riviera ala Trump atau rencana rekonstruksi Mesir, jumlah material yang sangat besar akan melewati Israel, yang memerlukan koordinasi erat,” ujarnya.

    Namun, sejak Abraham Accords ditandatangani lima tahun lalu, belum ada negara Arab lain yang bergabung, meskipun Presiden AS Donald Trump terus mendorong kesepakatan dengan Arab Saudi, Lebanon, dan Suriah.

    “Dalam masa jabatan kedua Donald Trump, meski ada keyakinan besar di Gedung Putih bahwa perjanjian ini akan meluas dengan campuran insentif dan tekanan yang tepat, kenyataannya jauh dari harapan,” kata Ozcelik dari RUSI.

    Menurutnya, ada risiko besar bahwa kebijakan pemerintahan Israel saat ini tidak hanya melemahkan tetapi juga mengikis pencapaian diplomatik Trump. “Sungguh tak terpikirkan di tengah meningkatnya militerisme Israel dan terkuburnya solusi dua negara,” ujarnya kepada DW, seraya menambahkan bahwa “biaya bergabung dengan Abraham Accords kini melonjak drastis bagi negara Arab mana pun.”

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Inggris
    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

  • Trump Disebut Menyerah, Batal Blokir Mesin Duit China

    Trump Disebut Menyerah, Batal Blokir Mesin Duit China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Presiden Amerika Serikat Donald Trump disebut bakal memperpanjang lagi tenggat waktu divestasi TikTok. Perusahaan China pemilik TikTok, ByteDance, tadinya diharuskan menjual bisnis mereka di AS sebelum 17 September 2025 atau diblokir.

    Narasumber Reuters menyatakan pemerintah Trump tidak akan melaksanakan pemblokiran TikTok pada 17 September dan memilih menetapkan tenggat baru. Jika benar, ini adalah perpanjangan waktu keempat oleh pemerintah Trump.

    Berdasarkan UU yang diterbitkan pada 2024, saham TikTok harus dijual ke entitas non-China demi keamanan nasional. UU yang sama mengatur tenggat penjualan saham TikTok pada Januari 2025. 

    Trump bulan lalu sesumbar bahwa sudah ada sederet perusahaan AS yang antre mau membeli TikTok dari ByteDance. Namun, pekan lalu ia membuka peluang TikTok diblokir tanpa perubahan tenggat.

    “Bisa iya bisa tidak, kami sedang bernegosiasi dengan TikTok. Bisa saja kami biarkan mati, atau tidak, saya tidak tahu, semua tergantung China. Tak terlalu penting. Namun, saya ingin ini terjadi untuk anak-anak,” kata Trump.

    TikTok saat ini memiliki 170 pengguna di Amerika Serikat. Kelompok yang bersikap keras atas China di AS berulang kali menyuarakan potensi penggunaan TikTok untuk kegiatan mata-mata, pemerasan, hingga sensor informasi di internet.

    Namun, perkembangan negosiasi penjualan saham TikTok berjalan lambat. Pasalnya, penjualan saham TikTok harus melalui persetujuan pemerintah China di Beijing. Apalagi, TikTok memiliki “algoritma” yang menjadi incaran banyak perusahaan.

    Kesepakatan penjualan TikTok nyaris tercapai pada awal 2025, tetapi batal setelah Trump mengumumkan lonjakan tarif impor atas produk asal China.

    Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan perwakilan dagang AS Jamieson Greer saat ini sedang berada di Spanyol untuk bernegosiasi dengan Wakil Perdana Menteri China He Lifeng terkait hubungan perdagangan AS-China. Salah satu topik pembicaraan adalah TikTok. Namun, kesepakatan di Spanyol diperkirakan baru tercapai setelah 17 September.

    TikTok tidak pernah didiskusikan dalam negosiasi-negosiasi sebelumnya di Jenewa, London, dan Stockholm.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trump Diperkirakan Tunda Lagi Tenggat Penjualan TikTok di AS

    Trump Diperkirakan Tunda Lagi Tenggat Penjualan TikTok di AS

    Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump diperkirakan akan kembali memperpanjang tenggat bagi ByteDance, perusahaan asal China, untuk melepas aset TikTok di AS. Dengan begitu, ancaman penutupan aplikasi tersebut di AS kembali tertunda.

    Trump sudah tiga kali memperpanjang tenggat, mulai dari awal April, lalu Mei ke Juni, dan terakhir hingga September ini. Mengutip Reuters, Senin (15/9/2025), informasi ini disampaikan oleh seorang sumber yang mengetahui langsung persoalan tersebut. 

    Apabila benar dilakukan, ini akan menjadi perpanjangan keempat yang diberikan Trump terkait penegakan undang-undang yang semula memberi ByteDance waktu hingga Januari 2025 untuk menjual atau menutup aplikasi TikTok di AS. 

    Bulan lalu, Trump sempat menyatakan sudah ada calon pembeli dari AS yang siap mengambil alih TikTok dan membuka kemungkinan untuk memperpanjang tenggat. Namun, ketika ditanya kembali mengenai masa depan aplikasi tersebut pada Minggu, dia memberikan jawaban yang tidak pasti.

    “Saya mungkin iya, mungkin juga tidak. Kami sedang bernegosiasi soal TikTok saat ini. Bisa saja kami biarkan mati, bisa juga tidak, tergantung China,” kata Trump

    Gedung Putih belum memberikan komentar terkait kabar perpanjangan ini. Jika benar terjadi, langkah tersebut menunjukkan keraguan pemerintah AS untuk menutup aplikasi yang kini digunakan sekitar 170 juta warga Amerika.

    Kalangan politikus di Washington yang bersikap keras terhadap China sudah lama khawatir Beijing bisa memanfaatkan TikTok untuk memata-matai, memeras, atau menyensor warga AS. 

    Meski begitu, Trump berulang kali menegaskan dirinya ingin menyelamatkan aplikasi tersebut. Upaya mencapai kesepakatan berjalan lambat. Salah satu hambatannya adalah kemungkinan berbagi algoritma TikTok dengan pembeli dari AS, yang memerlukan persetujuan pemerintah China. 

    Sebelumnya, sempat ada rancangan kesepakatan pada musim semi lalu untuk membentuk perusahaan baru berbasis di AS yang mayoritas dimiliki investor lokal. 

    Namun, rencana itu tertunda setelah Beijing memberi sinyal tidak akan menyetujuinya, terutama setelah Trump mengumumkan tarif tinggi terhadap barang impor asal China.

    Sementara itu, Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer pada Minggu menggelar perundingan dagang di Spanyol bersama Wakil Perdana Menteri China He Lifeng dan negosiator utama Li Chenggang. 

    Isu TikTok masuk dalam agenda pembicaraan tersebut, meski menurut sumber, kesepakatan belum akan tercapai sebelum tenggat 17 September.

    Menariknya, TikTok tidak pernah dibahas dalam putaran perundingan dagang AS-China sebelumnya di Jenewa, London, maupun Stockholm.

    Namun, kali ini penyebutan TikTok secara terbuka dalam agenda resmi dianggap memberi celah politik bagi Trump untuk kembali memperpanjang tenggat, meskipun hal itu berpotensi memicu kekecewaan di kalangan anggota Kongres dari Partai Republik maupun Demokrat yang sebelumnya mendesak penjualan TikTok.

  • Berlangsung Panas, Ini Isi Tuntutan 2 Kelompok Pendemo di London

    Berlangsung Panas, Ini Isi Tuntutan 2 Kelompok Pendemo di London

    London

    Demonstrasi di pusat London, Inggris, berlangsung panas hingga membuat 26 orang polisi luka dan 25 orang pendemo ditangkap. Demo tersebut dilakukan dua kelompok dengan tuntutan yang berbeda.

    Dilansir BBC, CNN dan Reuters, Minggu (14/9/2025), bentrokan sempat terjadi antara pendemo dengan polisi selama protes anti-imigrasi yang dilakukan kelompok sayap kanan di London pada Sabtu (13/9). Demo kelompok sayap kanan itu disebut diikuti lebih dari 110.000 orang.

    Demo bertajuk ‘Unite the Kingdom’ itu diorganisir oleh aktivis politik sayap kanan, Tommy Robinson. Layanan Kepolisian Metropolitan London mengatakan serangan yang dilaporkan terjadi setelah para demonstran di pawai Unite the Kingdom menerobos ‘area steril’ yang dibuat untuk memisahkan kelompok itu dan demonstran dari kelompok lain.

    “Para petugas harus turun tangan di beberapa lokasi untuk menghentikan pengunjuk rasa Unite the Kingdom yang mencoba mengakses area steril, menerobos garis polisi, atau mendekati kelompok-kelompok oposisi. Sejumlah petugas telah diserang,” tulis Kepolisian Metropolitan London.

    Layanan tersebut mengatakan ada 26 petugas terluka dalam bentrokan tersebut. Selain itu, ada 25 orang yang ditangkap.

    Asisten Komisaris Kepolisian Metropolitan, Matt Twist, mengutuk serangan itu dan menyebutnya sama sekali tidak dapat diterima. Wali Kota London Sadiq Khan juga mengatakan ‘kekerasan dan serangan terhadap petugas polisi sama sekali tidak dapat diterima’.

    Demonsrasi kelompok sayap kanan tersebut merupakan puncak dari musim panas yang menegangkan di Inggris, termasuk protes yang digelar di luar hotel-hotel yang menampung para migran. Para demonstran dari kelompok sayap kanan membawa bendera Union Jack dan bendera Salib St George merah-putih milik Inggris, bendera Amerika dan Israel serta mengenakan topi ‘Make America Great Again’ atau MAGA milik Presiden AS Donald Trump.

    Mereka meneriakkan slogan-slogan yang mengkritik Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, dan membawa plakat, termasuk beberapa yang bertuliskan ‘pulangkan mereka’. Beberapa pendemo juga membawa anak.

    “Hari ini adalah percikan revolusi budaya di Britania Raya, inilah momen kita,” ujar Robinson dalam pidatonya kepada para pendukung, seraya mengatakan bahwa mereka telah menunjukkan ‘gelombang patriotisme yang dahsyat’.

    Miliarder AS Elon Musk, yang menyampaikan pidato lewat video, menyatakan dirinya mendukung Robinson dan tokoh-tokoh sayap kanan lainnya. Dia juga menyerukan pergantian pemerintahan di Inggris. Dia mengatakan publik Inggris takut untuk menggunakan kebebasan berbicara mereka.

    Robinson, yang nama aslinya Stephen Yaxley-Lennon, menggambarkan dirinya sebagai jurnalis yang mengungkap kesalahan negara. Partai politik anti-imigran terbesar di Inggris, Reform UK, yang telah menduduki puncak jajak pendapat dalam beberapa bulan terakhir diketahui menjaga jarak dari Robinson yang telah beberapa kali dihukum karena tindak pidana.

    Diketahui, Robinson yang merupakan sosok anti-imigrasi dibebaskan dari penjara awal tahun ini. Dia dipenjara karena menghina pengadilan dengan mengulangi tuduhan palsu tentang seorang pengungsi Suriah.

    “Kami ingin negara kami kembali, kami ingin kebebasan berbicara kami kembali ke jalurnya. Mereka harus menghentikan migrasi ilegal ke negara ini. Kami percaya pada Tommy,” ujar salah satu pendemo, Sandra Mitchell.

    Komandan Clair Haynes dari Kepolisian Metropolitan London mengatakan sebagian warga Muslim London mungkin memiliki ‘kekhawatiran khusus’ tentang demo Unite the Kingdom ‘mengingat retorika anti-Muslim dan insiden nyanyian ofensif oleh minoritas pada pawai sebelumnya’. Namun, katanya, polisi menjamin London aman bagi siapapun.

    “Ada beberapa saran agar warga Muslim London mengubah perilaku mereka Sabtu ini, termasuk tidak datang ke kota. Itu bukan saran kami. Semua orang seharusnya merasa aman bepergian ke dan sekitar London,” ujarnya dalam pernyataan yang dirilis kepolisian.

    Demo dari Kelompok Lain

    Kerumunan dalam jumlah besar lainnya juga berkumpul untuk melakukan protes balasan. Para politisi, termasuk John McDonnell dan Diane Abbott dari kubu sayap kiri, menyampaikan pidato dalam demonstrasi yang diperkirakan diikuti 5.000 orang itu.

    Para pengunjuk rasa meneriakkan frasa-frasa seperti ‘tak ada keadilan, tak ada perdamaian, tak ada fasis di jalanan kita’ dan ‘inilah gambaran masyarakat’. Orang-orang telah datang dari berbagai wilayah untuk menghadiri demo menentang kelompok sayap kanan tersebut.

    Seorang peserta demonstrasi mengatakan mereka khawatir tentang ‘narasi kebencian yang disebarkan oleh pihak lain’. Sementara yang lain menambahkan bahwa mereka datang untuk menunjukkan bahwa ‘London bukanlah kota fasis’.

    Polisi menyatakan telah mengerahkan lebih dari 1.600 petugas di seluruh London saat demonstrasi terjadi. Termasuk, ada 500 petugas tambahan yang didatangkan dari kepolisian lain.

    Selain mengawasi dua demonstrasi tersebut, kepolisian London juga disibukkan dengan pertandingan sepak bola dan konser-konser besar. Imigrasi telah menjadi isu politik dominan di Inggris, mengalahkan kekhawatiran atas ekonomi yang terpuruk, karena negara tersebut menghadapi rekor jumlah klaim suaka. Lebih dari 28.000 migran telah tiba dengan perahu-perahu kecil melintasi Selat Inggris sepanjang tahun ini.

    Bendera merah putih Inggris telah berkibar di sepanjang jalan dan dicat di jalanan. Para pendukung menyebutnya sebagai kampanye spontan untuk kebanggaan nasional, tetapi para pegiat anti-rasisme melihat pesan permusuhan terhadap orang asing.

    Halaman 2 dari 5

    (haf/imk)

  • Demo di London Memanas, 26 Polisi Luka-25 Pendemo Ditangkap

    Demo di London Memanas, 26 Polisi Luka-25 Pendemo Ditangkap

    London

    Demonstrasi di London, Inggris, memanas. Setidaknya, 26 orang polisi terluka dan 25 orang pendemo ditangkap saat demonstrasi yang diinisiasi aktivis sayap kanan, Tommy Robinson, digelar di pusat kota London.

    Dilansir BBC, Minggu (24/9/2025), demonstrasi itu diikuti hingga 150.000 orang. Ketegangan meningkat dalam demonstrasi ‘Unite the Kingdom’. Beberapa pengunjuk rasa melemparkan botol dan barang lainnya ke arah polisi.

    Kepolisian Metropolitan menyebut ada empat orang yang terluka parah. Miliarder teknologi Elon Musk juga berbicara kepada para pengunjuk rasa di Whitehall melalui tautan video, sementara 5.000 orang bergabung dalam protes balasan di dekatnya yang diorganisir oleh Stand Up To Racism.

    Kepolisian mengatakan 25 orang telah ditangkap karena berbagai pelanggaran dalam apa yang mereka gambarkan sebagai kekerasan yang ‘sama sekali tidak dapat diterima’. Operasi kepolisian besar-besaran dilakukan di pusat kota London dengan 1.000 petugas yang dikerahkan. Ada 500 petugas tambahan dari kepolisian lain termasuk Leicestershire, Nottinghamshire, serta Devon dan Cornwall.

    Asisten Komisaris Kepolisian setempat, Matt Twist, mengatakan para petugas telah mengawasi tanpa rasa takut atau pilih kasih. Twist mengatakan petugas yang terluka mengalami patah gigi, gegar otak, prolaps diskus, cedera kepala, dan kemungkinan patah hidung.

    “Tidak diragukan lagi bahwa banyak yang datang untuk menggunakan hak mereka yang sah untuk berunjuk rasa, tetapi banyak juga yang datang dengan niat melakukan kekerasan. 25 penangkapan yang telah kami lakukan sejauh ini hanyalah permulaan,” katanya sambil berjanji untuk mengidentifikasi orang-orang yang terlibat dalam kerusuhan.

    Menteri Dalam Negeri Inggris, Shabana Mahmood, mengutuk orang-orang yang telah menyerang dan melukai petugas. Dia menegaskan pihak yang melakukan penyerangan akan dihukum.

    “Siapa pun yang terlibat dalam kegiatan kriminal akan menghadapi hukuman berat,” ujarnya.

    Sekitar sore hari, kedua demonstrasi di Whitehall dipisahkan oleh barisan petugas polisi. Meskipun demonstrasi sebagian besar dimulai dengan damai, Kepolisian Metropolitan mengatakan beberapa petugas telah diserang saat mencoba memisahkan kedua kelompok.

    Polisi mengatakan protes ‘Unite the Kingdom’ disebut telah ‘melebihi perkiraan penyelenggara’. Hal itu berarti tidak ada cukup ruang bagi mereka semua di Whitehall (jalanan di pusat London) dan Parliament Square.

    Kerumunan besar telah mengabaikan arahan polisi dan mencoba masuk ke area aman dan tempat-tempat yang ditempati oleh mereka yang berpartisipasi dalam protes ‘Stand Up To Racism’.

    Petugas yang turun tangan disebut telah diserang dengan tendangan dan pukulan. Polisi anti huru-hara, kuda, dan anjing telah digunakan untuk memisahkan kelompok-kelompok yang berseberangan.

    Orang-orang memanjat pagar dan pembatas di sekitar Whitehall yang membahayakan diri mereka sendiri dan orang lain.

    Tuntutan Pendemo

    Inisiator demo, Tommy Robinson, yang nama aslinya ialah Stephen Yaxley-Lennon telah berbicara kepada kerumunan di ‘festival kebebasan berbicara’ di mana dia mengkritik para politisi karena hanya mengulang-ulang gagasannya. Dia juga mengklaim pengadilan Inggris telah memutuskan bahwa hak-hak migran tanpa dokumen lebih tinggi daripada hak-hak ‘komunitas lokal’.

    Bulan lalu, Pengadilan Banding membatalkan perintah yang memblokir pencari suaka yang ditempatkan di The Bell Hotel di Epping, Essex. Sementara, Elon Musk yang bicara lewat video menyebut ‘migrasi besar-besaran telah tak terkendali’ dan menyerukan ‘pergantian pemerintahan’ di Inggris.

    “Sesuatu harus dilakukan. Parlemen harus dibubarkan dan pemungutan suara baru harus diadakan,” kata Musk saat diwawancarai oleh Robinson.

    Tonton juga video “4 Orang Tewas Akibat Pesawat Jatuh di Bandara London Southend” di sini:

    Halaman 2 dari 3

    (haf/imk)

  • AstraZeneca Tunda Investasi Rp 4,4 T di Inggris

    AstraZeneca Tunda Investasi Rp 4,4 T di Inggris

    Jakarta

    Raksasa farmasi terbesar asal Inggris, AstraZeneca, menghentikan sementara rencana investasi sebesar 200 juta pound atau Rp 4,44 triliun (kurs Rp 22.247/pound Inggris) di lokasi penelitiannya di Cambridge.

    Sebagai informasi, AstraZeneca pertama kali mengumumkan rencana investasi tersebut pada pada Maret 2024, dan hingga saat ini sedang berjalan. Namun kerena keputusan ini, tidak ada satu pun pendanaan baru yang dikeluarkan perusahaan meski investasi tersebut dapat menciptakan 1.000 lapangan kerja baru di Inggris.

    Melansir CNBC, Sabtu (13/9/2025), dengan penghentian sementara ini, produsen vaksin COVID-19 tersebut menjadi perusahaan farmasi terbaru yang mundur dari Inggris. Sebelumnya perusahaan farmasi asal AS, Merck & Co, juga telah mundur dari rencana investasi mereka di Inggris.

    Dalam hal ini, Merck & Co mengumumkan bahwa mereka akan meninggalkan rencana pengembagan pusat penelitian baru di London, dengan alasan lingkungan bisnis Inggris yang menantang.

    Sementara untuk AstraZeneca, hingga saat ini perusahaan belum menyampaikan secara pasti alasan penghentian sementara rencana investasi mereka. Padahal Cambridge yang menjadi lokasi investasi mereka adalah salah satu tempat yang memiliki pusat ilmu hayati terkemuka di Inggris.

    “Kami terus mengevaluasi kembali kebutuhan investasi perusahaan kami dan dapat mengonfirmasi bahwa ekspansi kami di Cambridge dihentikan sementara. Kami tidak memiliki komentar lebih lanjut,” ujar juru bicara AstraZeneca.

    (igo/hns)

  • Charlie Kirk, Loyalis Trump yang Jadi Mesin Propaganda Online Sayap Kanan

    Charlie Kirk, Loyalis Trump yang Jadi Mesin Propaganda Online Sayap Kanan

    Washington DC

    Pada usia yang masih sangat muda, yaitu 31 tahun, aktivis konservatif Charlie Kirk telah berpengaruh menghubungkan banyak kaum muda dengan gerakan Make America Great Again (MAGA).

    Sebagai salah satu pendiri organisasi advokasi sayap kanan Turning Point USA, bersama Bill Montgomery, di tahun 2012, dia mendorong pembentukan klub sosial konservatif dan kelompok aktivis di kampus-kampus universitas di seluruh negeri. Saat itu Kirk baru berusia 18 tahun.

    Sebagai seorang pembawa acara media, dia membangun platform podcast dan media sosial yang sukses selain menjadi komentator di media konservatif mainstream seperti Fox News.

    Kematiannya di Utah mengejutkan Amerika Serikat dan dunia secara luas, memperdalam ketakutan akan meningkatnya kekerasan politik setelah pembunuhan seorang anggota legislatif Demokrat di Minnesota awal tahun ini dan dua upaya pembunuhan terhadap Donald Trump pada tahun 2024.

    Kirk memiliki jangkauan luas di media sosial dan melalui podcast-nya, dan dia dianggap berperan dalam membantu kembalinya Donald Trump ke Gedung Putih.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Pejuang budaya sayap kanan

    Pada awal kariernya, Kirk mendukung pasar bebas dan pemerintahan kecil—nilai-nilai utama politik konservatif di Amerika Serikat. Di usia awal 20-an, Kirk bekerja sebagai asisten untuk putra presiden Donald Jr. selama kampanye presiden 2016.

    Dalam beberapa tahun terakhir, dia menjadi pegiat budaya sayap kanan terkemuka, mendukung kebijakan utama MAGA: Menentang hak LGBTQ+ dan pembatasan senjata api, serta secara kuat mendukung agenda antiimigrasi Trump.

    Para penentangnya menolak klaim tanpa dasar tentang kecurangan pemilih pada pemilu 2020, serangannya terhadap langkah-langkah kesehatan masyarakat selama pandemi virus corona, serta sikapnya yang secara terbuka melabeli lawan politiknya sebagai berbahaya.

    Lewat aktivitas media Kirk membangun citra dan memperluas pengaruh. Misalnya, melalui acara bergaya konser yang menghubungkan pembicara politik, musisi country, dan tokoh agama evangelikal konservatif dengan audiens muda. Turning Point menyebut diri sebagai “Gerakan Konservatif Terbesar” di Amerika Serikat, dengan klaim lebih dari 800 cabang di perguruan tinggi dan universitas di seluruh negeri.

    Mengarusutamakan konservatisme bagi generasi muda

    Bart Cammaerts, seorang profesor politik dan komunikasi di London School of Economics, mengatakan kepada DW bahwa para influencer seperti Kirk cukup efektif dengan kampanye mereka melawan apa yang dianggap sebagai political correctness dalam masyarakat.

    “‘Pejuang budaya’ atau ‘wirausahawan moral’, apapun label yang ingin digunakan untuk influencer, juga meletakkan dasar bagi kebijakan,” papar Cammaerts.

    Turning point yang mengusung nilai-nilai MAGA—aktivisme yang konfrontatif, iman Kristen, dan konservatisme ekonomi—membuatnya disukai oleh audiens sayap kanan yang menolak “wokeism.”

    (Ed: “Wokeism” adalah istilah peyoratif yang merujuk pada cara berpikir atau gerakan yang sangat sadar terhadap isu-isu keadilan sosial — seperti rasisme, diskriminasi gender, LGBTQ+, kolonialisme, atau ketimpangan kekuasaan.)

    Dampak para influencer konservatif seperti dia dianggap cukup mempengaruhi demografi penting untuk menggeser suara demi Trump pada pemilu presiden 2024.

    Para pria muda beralih kuat ke Trump setelah sebelumnya mendukung kandidat Demokrat, Joe Biden, pada 2020.

    Ini adalah kekalahan demografis yang tidak bisa ditoleransi oleh kandidat Demokrat, Kamala Harris.

    ‘Alat yang kuat’

    Partai-partai di seluruh dunia, termasuk partai sayap kanan Alternatif bagi Jerman AfD di Jerman, telah mengadopsi podcast dan internet untuk komunikasi politik partisan.

    “Semua pihak telah melihat potensi dari podcast ini,” kata Cammaerts.

    Cammaerts mencontohkan podcast populer “The Rest is Politics,” yang dipandu oleh mantan strategis politik Partai Buruh Alastair Campbell dan mantan anggota parlemen Tory Rory Stewart.

    Yini Zhang, asisten profesor komunikasi politik di University of Buffalo di Amerika Serikat, mengatakan para pelaku media berbasis kepribadian memanfaatkan podcast dan media sosial untuk memperluas audiens.

    “Media sosial adalah alat yang sangat kuat bagi individu dengan gaya komunikasi dan opini yang kuat untuk membangun pengikut besar dan mengumpulkan pengaruh,” tulis Zhang kepada DW lewat email.

    “Menggabungkan media sosial dengan podcast juga merupakan strategi efektif yang digunakan oleh komentator politik dan aktivis dari berbagai spektrum,” pungkasnya.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ayu Purwaningsih

    Editor: Yuniman Farid

    (nvc/nvc)