kab/kota: London

  • Bos MI5 Sebut China Jadi Ancaman Bagi Inggris, Beijing Berang!

    Bos MI5 Sebut China Jadi Ancaman Bagi Inggris, Beijing Berang!

    London

    Kepala badan intelijen domestik Inggris, MI5, Ken McCallum, menyebut China kini menjadi “ancaman sehari-hari” bagi Inggris. McCallum menuduh Beijing telah melakukan operasi spionase dan campur tangan secara luas.

    Tuduhan itu direspons keras oleh China, yang memberikan bantahan dan menyebut Inggris telah melontarkan fitnah.

    Hal itu disampaikan McCallum, yang menjabat Direktur Jenderal MI5, seperti dilansir AFP, Jumat (17/10/2025), ketika berbicara soal ancaman dari negara-negara asing, termasuk China, Rusia, dan Iran yang telah melonjak.

    Dia menyebut jumlah individu yang diselidiki atas “aktivitas ancaman negara” meningkat sebesar 35 persen dalam setahun terakhir.

    Berbicara di kantor pusat MI5 di London pada Kamis (16/10), McCallum mengatakan para agennya secara teratur mengungkap rencana-rencana yang melibatkan pengintaian, sabotase, aksi pembakaran, dan kekerasan fisik, serta pelecehan terhadap para pembangkang, termasuk aktivis pro-demokrasi.

    Saat ditanya apakah China merupakan ancaman keamanan nasional Inggris, McCallum menjawab: “Apakah aktor negara dari China merupakan ancaman keamanan nasional Inggris? Jawabannya, tentu saja, iya — setiap hari.”

    Dia juga mengungkapkan bahwa MI5 baru-baru ini menggagalkan operasi asing terkait China. “Kami telah melakukan intervensi secara operasional lagi hanya dalam seminggu terakhir,” sebut McCallum.

    Otoritas China menepis tuduhan McCallum tersebut sebagai “rekayasa total” dan “fitnah keji”.

    “China tidak pernah mencampuri urusan dalam negeri negara-negara lainnya,” tegas juru bicara Kedutaan Besar China untuk Inggris.

    Sang juru bicara Kedutaan Besar China menuding Inggris merilis pernyataan yang “sarat dengan tuduhan tidak berdasar”.

    Pernyataan McCallum itu disampaikan menyusul kegagalan kasus spionase tingkat tinggi terhadap dua pria yang dituduh menjadi mata-mata China di Inggris. Kegagalan itu memicu tuduhan bahwa pemerintahan Perdana Menteri (PM) Keir Starmer bertindak untuk melindungi hubungan dengan Beijing.

    Pada Rabu (15/10) malam, pemerintah London merilis tiga pernyataan yang diserahkan kepada jaksa penuntut yang mendukung kasus terhadap kedua pria tersebut.

    Negara-negara Barat, termasuk Amerika Aerikat (AS), Inggris, dan Selandia Baru, telah berulang kali menuduh China melakukan peretasan dan pengintaian online menargetkan para pengkritik dan lembaga demokrasi.

    Lihat juga Video ‘Pujian-pujian Trump Buat Xi Jinping: Cerdas, Tangguh, Pemimpin Hebat’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • China Tangkap Pendeta dan Jemaat Jaringan Gereja ‘Bawah Tanah’

    China Tangkap Pendeta dan Jemaat Jaringan Gereja ‘Bawah Tanah’

    Jakarta

    Jumat lalu, Grace Jin Drexel menerima pesan singkat dari ayahnya, seorang pendeta terkemuka di China yang bernama Jin Mingri.

    Dalam pesan tersebut, sang ayah meminta Jin untuk mendoakan seorang pendeta lain yang menghilang, diduga ditahan saat berkunjung ke Shenzen yang berlokasi di selatan.

    “[Namun] tak lama setelah itu, saya mendapat telepon dari ibu. Ia mengaku tidak bisa menghubungi ayah,” kata Jin Drexel yang menetap di Amerika Serikat, kepada BBC.

    Beberapa jam kemudian, keluarga kemudian menyadari bahwa Jin Mingri rupanya turut menjadi bagian dari apa yang disebut para aktivis sebagai penangkapan terbesar terhadap umat Kristen di China dalam beberapa dekade terakhir.

    Kini, sejumlah pihak khawatir bahwa penangkapan 30 umat Kristen yang terafiliasi dengan jaringan Gereja Zion yang didirikan Jin Mingri adalah penanda awal dari penindasan lebih besar terhadap gereja bawah tanah di China.

    Mereka merujuk undang-undang baru di China yang ditengarai bertujuan untuk membatasi aktivitas gereja bawah tanah, serta meningkatnya tekanan dari aparat terhadap para jemaat dalam beberapa bulan terakhir.

    Kenapa Pemerintah China menangkap mereka?

    Kendati dipimpin Partai Komunis China yang menganut ideologi ateis, negara tersebut memiliki populasi kristen tergolong besar. Pemerintah mencatat dalam beberapa tahun terdakhir, terdapat sekitar 38 juta umat Protestan dan hampir enam juta umat Katolik.

    Para pegiat hak asasi manusia (HAM) dan akademisi memperkirakan puluhan juta warga China lainnya beribadah di gereja-gereja bawah tanah yang tidak terdaftar, atau yang dikenal sebagai house church. Gereja ini tidak mengikuti ideologi resmi negara.

    Selama bertahun-tahun, gereja semacam itu pun telah menerima dampak pengetatan dan sikap keras pemerintah China.

    Gedung-gedung mereka dihancurkan, salib-salib dicopot dari ruang publik, sementara materi keagamaan diawasi semakin ketat. Bahkan, beberapa aplikasi Kristen telah dilarang beredar di negara tersebut.

    Pada 2005 dan 2018, pemerintah memperbarui serta memperketat regulasi terhadap kelompok keagamaan. Sementara pada 2016, Presiden Xi Jinping menyerukan “sinisisasi” agama, yakni upaya menyesuaikan agama dengan nilai-nilai Tiongkok.

    Gereja bawah tanah seperti Zionyang didirikan Jin Mingrisangat terdampak oleh aturan 2018, yang mewajibkan izin pemerintah untuk beribadah di ruang publik.

    Beberapa gereja terpaksa menghentikan kegiatan publik dan beralih ke layanan daring, atau bahkan menutup diri sepenuhnya.

    Tahun-tahun berikutnya pun tak lebih baik, diwarnai penangkapan dan vonis terhadap beberapa pendeta terkemuka.

    Operasi penangkapan besar-besaran

    Beberapa bulan terakhir, tanda-tanda pengetatan bahkan kian terasa.

    Pada Mei lalu, pendeta Gao Quanfu dari Gereja Light of Zion di Xi’an ditahan atas tuduhan “menggunakan aktivitas takhayul untuk merusak pelaksanaan hukum.”

    Sebulan berselang, beberapa anggota Gereja Linfen Golden Lampstand di Shanxi dijatuhi hukuman penjara atas tuduhan penipuantudingan yang dinilai para pegiat HAM sebagai tuduhan palsu.

    Pada September, pemerintah juga mengumumkan kode etik daring baru bagi para pemuka agama, yakni izin khotbah daring hanya diberikan kepada mereka yang telah mengantongi lisensi.

    Kebijakan ini dipandang sebagai upaya untuk membatasi layanan ibadah daring gereja-gereja bawah tanah.

    Jin Drexler menambahkan, anggota Gereja Zion juga menghadapi interogasi dari polisi dalam beberapa bulan terakhir.

    Tindakan itu dipandang para anggota gereja sebagai sinyalemen menjelang penindasan yang sebenarnya. Namun, mereka tak menyangka bahwa skalanya bakal semasif ini.

    Pada Jumat dan Sabtu lalu, otoritas China melancarkan operasi besar-besaran di setidaknya sepuluh kota, termasuk kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai.

    Dari rangkaian operasi tersebut, pihak gereja menyatakan bahwa sejumlah pendeta, pemimpin, dan jemaat gereja telah dicokok otoritas China, termasuk Jin yang ditangkap di markas utamanya di Beihai, Provinsi Guangxi.

    BBC memperoleh salinan surat resmi penahanan Jin yang dikeluarkan oleh biro keamanan publik Beihai. Surat itu menyebutkan bahwa Jin ditahan di Penjara Nomor Dua Beihai serta diduga telah melakukan “penggunaan ilegal jaringan informasi.”

    BBC telah meminta konfirmasi dari otoritas setempat mengenai penahanan tersebut.

    Getty ImagesTercatat ada 38 juta umat Protestan dan 6 juta umat Katolik di China, namun diyakini ada lebih puluhan juta warga China menghadiri gereja bawah tanah

    Belakangan, beberapa anggota gereja yang ditangkap memang telah dibebaskan, tapi sebagian besar masih ditahan. Beberapa di antaranya berada di penjara yang sama dengan Jin.

    Corey Jackson, pendiri kelompok advokasi Kristen Luke Alliance, mengatakan penangkapan dengan skala nasional seperti sekarang adalah yang pertamabelum pernah terjadi sebelumnya.

    “Kami memperkirakan ini hanya awal dari penindasan yang lebih besar,” ujar Corey, seraya menambahkan bahwa gereja bawah tanah lain kini mulai bersiap menghadapi penangkapan serupa.

    Kelompok advokasi Kristen lainnya, Open Doors, menilai skala penangkapan ini signifikan.

    “Gereja Zion dikenal luas dan vokal, serta mungkin telah mencapai tingkat organisasi yang membuat pihak berwenang gelisah serta merasa sudah bisa dikendalikan,” kata seorang juru bicara Open Doors.

    Ia memperingatkan bahwa “kebijakan pemerintah China untuk menindak gereja rumah akan terus berlanjut”, serta menilai otoritas berpotensi akan menuduh lebih banyak anggota gereja dengan kasus penipuan atau kejahatan ekonomi “sebagai strategi intimidasi.”

    Sean Long, pendeta Gereja Zion yang kini berbasis di Amerika Serikat, mengatakan bahwa gereja lain kemungkinan akan menjadi sasaran berikutnya karena “gelombang baru penganiayaan agama tengah berkembang cepat di seluruh China.”

    Ia menyebut penangkapan terbaru ini sebagai “penyisiran sistematis” untuk “mencabut akar Zion,” dan mengutip pepatah China yang menyatakan “membunuh ayam untuk menakuti monyet”.

    “Zion adalah ayam itu. Kami yang paling berpengaruh Ini untuk menakuti gereja dan umat Kristen lain di Tiongkok,” ujar Sean Long.

    Terkait peristiwa ini, juru bicara Kedutaan Besar China di London mengatakan, “Kami ingin menegaskan bahwa warga China menikmati kebebasan beragama sesuai hukum. Namun, semua kelompok dan aktivitas keagamaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan di China.”

    Awal pekan ini, juru bicara Kementerian Luar Negeri China menyatakan bahwa pemerintah “menentang keras campur tangan Amerika Serikat dalam urusan dalam negeri China, dengan dalih isu agama,” sebagai tanggapan atas kecaman Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio terhadap penangkapan gereja Zion.

    Bagaimana asal muasal gereja?

    Kisah Gereja Zion bermula dari sosok Jin Mingri, yang juga dikenal dengan nama Ezra Jin.

    Lahir pada 1969 di Provinsi Heilongjiang yang berlokasi di timur laut China, Jin tumbuh sebagai penganut setia ideologi negara.

    Namun, semuanya berubah pada 1989, ketika ia menjadi mahasiswa di Universitas Beijing dan ikut serta dalam gerakan pro-demokrasi yang berujung tragis dalam peristiwa Tiananmen.

    Meskipun ia tidak berada di lokasi saat pembantaian terjadi pada 4 Juni, peristiwa itu mengubah hidupnya.

    “Itu momen yang sangat penting. Sepanjang hidupnya, ia [Jin Mingri] percaya pada negara,” kata Jin Drexel.

    “[Namun] ketika keyakinan itu dikhianati, seluruh pandangannya runtuh. Itu menjadi momen besar dalam perjalanan imannya.”

    Awalnya Jin mendalami agama di Gereja Tiga-Diri.

    Pada 2002, ia pindah ke Amerika Serikat bersama istri dan putrinya untuk belajar di seminari di California, di mana kedua putranya kemudian lahir.

    Keluarga itu kembali ke China pada 2007 agar Jin Mingri bisa melanjutkan pelayanannya. Namun, ia memutuskan mendirikan gereja independen setelah tidak lagi sejalan dengan doktrin Gereja Tiga-Diri yang menekankan kesetiaan kepada negara.

    “Ia tidak bisa menjadi pendeta karena di sana bukan gereja yang berkenan kepada Tuhan Kamu tidak bisa melayani dua tuan,” ujar Jin Drexel.

    Semula, Gereja Zion adalah kelompok kecil beranggotakan 20 orang dan mengambil tempat di sebuah rumah di Beijing.

    Seiring waktu, gereja kemudian berkembang dan mulai menggelar kebaktian di aula besar dalam gedung perkantoran.

    Namun, seiring bertambahnya pengaruh, pengawasan pun meningkat. Pada 2018, otoritas China meminta gereja memasang kamera CCTV di gedung tersebut dengan alasan keamanan.

    Ketika gereja menolak, jemaat mulai menghadapi apa yang disebut para pemimpin gereja sebagai bentuk pelecehan. Tak lama, gereja kemudian ditutup.

    Pemerintah memberlakukan larangan keluar negeri terhadap Jin Mingri dan menempatkannya di bawah pengawasan ketat, sementara keluarganya dan beberapa anggota gerejatermasuk Sean Long, berhasil meninggalkan China menuju AS.

    Sejak insiden itu, Gereja Zion lantas bersalin ke model hibrida, menggabungkan ibadah daring besar dengan pertemuan kecil secara langsung.

    Kini gereja itu memiliki sekitar 100 cabang di 40 kota di antero China, dengan lebih dari 10.000 pengikut.

    Meski nasib Jin Mingri dan para jemaat yang ditahan masih belum pasti sampai saat ini, bahkan penindasan yang lebih luas masih membayangi, Sean Long yakin bahwa Gereja Zion dan gereja bawah tanah di China akan tetap bertahan.

    “Penganiayaan tidak bisa menghancurkan gereja,” pungkasnya.

    “Jika kita melihat sejarah, di mana ada penindasan, di situ pula muncul kebangkitan.”

    (haf/haf)

  • Dunia di Ambang Petaka Baru: 57 Hari “Neraka” dalam Setahun

    Dunia di Ambang Petaka Baru: 57 Hari “Neraka” dalam Setahun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa ancaman hari-hari dengan suhu ekstrem meningkat tajam dan dampaknya akan paling berat dirasakan oleh negara-negara kecil yang paling sedikit menyumbang polusi karbon.

    Laporan World Weather Attribution bersama lembaga berbasis Amerika Serikat, Climate Central yang dirilis Kamis (16/10/2025), menghitung peningkatan jumlah “hari superpanas” atau dengan suhu lebih tinggi dari 90% hari serupa antara 1991 dan 2020 yang diakibatkan oleh perubahan iklim.

    Meskipun laporan ini belum ditinjau sejawat, para peneliti menggunakan metode atribusi iklim yang telah mapan untuk menilai sejauh mana pemanasan global memperburuk suhu ekstrem. Temuan mereka menunjukkan bahwa meski Kesepakatan Paris berhasil mengurangi laju pemanasan global, dampak yang tersisa masih akan sangat serius bagi miliaran manusia.

    Sebelum perjanjian iklim itu ditandatangani pada 2015, dunia diperkirakan menuju pemanasan hingga 4% Celsius pada akhir abad ini, skenario yang akan menambah 114 hari superpanas setiap tahun. Namun, dengan komitmen pengurangan emisi yang telah berjalan, tren tersebut kini turun menuju 2,6 derajat Celsius, yang berarti peningkatan sekitar 57 hari superpanas per tahun pada 2100, separuh dari skenario terburuk.

    Kendati demikian, peneliti menegaskan bahwa hasil ini tidak bisa dianggap melegakan. Sejak 2015, dunia sudah mengalami rata-rata tambahan 11 hari superpanas per tahun.

    Direktur Potsdam Climate Institute, Johan Rockstrom, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengingatkan bahwa perubahan arah dari 4 derajat ke 2,6 derajat tidak seharusnya membuat masyarakat merasa aman.

    “Kita tidak boleh lega karena keluar dari jalur pemanasan 4 derajat. Jalur saat ini tetap berarti masa depan yang bencana bagi miliaran manusia di Bumi,” ujarnya, dikutip Al Jazeera.

    Studi ini tidak menyebutkan secara spesifik berapa banyak orang yang akan terdampak akibat lonjakan hari panas ekstrem tersebut. Namun, salah satu penulis, Friederike Otto dari Imperial College London, menegaskan bahwa jumlahnya “pasti akan mencapai puluhan ribu atau jutaan orang, bukan kurang dari itu”.

    “Setiap tahun sudah ada ribuan orang yang meninggal akibat gelombang panas,” tambahnya.

    Selain peningkatan suhu, laporan ini juga menyoroti ketimpangan global dalam beban dampak perubahan iklim. Negara-negara yang paling kecil kontribusinya terhadap polusi karbon justru akan menanggung konsekuensi paling berat.

    Sepuluh negara yang diperkirakan akan mengalami peningkatan terbesar dalam jumlah hari panas berbahaya hampir semuanya adalah negara kepulauan kecil yang bergantung pada laut, seperti Panama, Kepulauan Solomon, dan Samoa.

    Panama, misalnya, diprediksi akan menghadapi 149 hari superpanas tambahan setiap tahun. Secara kolektif, kesepuluh negara itu hanya menghasilkan sekitar 1% dari total gas rumah kaca global.

    Sebaliknya, negara-negara penghasil emisi terbesar seperti Amerika Serikat, China, dan India diperkirakan hanya akan menghadapi 23 hingga 30 hari superpanas tambahan per tahun. Padahal, tiga negara tersebut bertanggung jawab atas sekitar 42% emisi karbon dioksida dunia, namun hanya akan mengalami kurang dari 1% dari total peningkatan hari panas ekstrem secara global.

    Kondisi ini, menurut para ilmuwan, mempertegas jurang ketidakadilan iklim yang terus melebar antara negara maju dan negara berkembang.

    Ahli iklim dari University of Victoria, Andrew Weaver, yang juga tidak terlibat dalam penelitian ini, menyebut ketimpangan tersebut dapat menjadi sumber ketegangan baru antarnegara.

    “Ketidakadilan panas ini menambah jurang antara negara ‘punya’ dan ‘tidak punya’, yang pada akhirnya bisa menabur benih ketidakstabilan geopolitik,” katanya.

     

    (luc/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Petaka Buat Driver Online Meluas, Eropa Sudah Terdampak

    Petaka Buat Driver Online Meluas, Eropa Sudah Terdampak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nasib pengemudi online tampaknya akan makin sulit di masa depan. Masifnya perkembangan taksi tanpa sopir (robotaxi) telah meluas hingga ke Eropa.

    Mulanya, tren uji coba robotaxi masih berkutat di Amerika Serikat (AS) dan China, sebagai negara ‘rumah’ bagi inovasi teknologi. Namun, pelan-pelan raksasa teknologi di sektor robotaxi telah berekspansi ke Singapura, Jepang, Uni Emirat Arab, hingga yang terbaru Eropa. 

    Raksasa teknologi asal AS, Waymo, mengumumkan rencana meluncurkan layanan taksi tanpa pengemudi (robotaxi) di London mulai tahun 2026.

    Langkah ini menandai ekspansi internasional pertama perusahaan yang berada di bawah naungan Alphabet, induk Google.

    Jika rencana ini terealisasi, maka pengemudi taksi tradisional, termasuk ikon black cab London, akan menghadapi ancaman nyata dari teknologi otonom.

    Mengutip The Verge, Waymo akan lebih dulu mengoperasikan robotaxi dengan pengemudi pengaman untuk pengumpulan data dalam beberapa minggu ke depan.

    Setelah itu, layanan sepenuhnya tanpa pengemudi akan dibuka untuk publik melalui aplikasi Waymo pada 2026.

    Kendaraan tersebut akan dikelola oleh perusahaan armada Moove, yang juga menangani operasional Waymo di Phoenix, Austin, dan dalam waktu dekat Miami.

    Langkah Waymo ini bertepatan dengan kebijakan baru pemerintah Inggris yang berencana menguji layanan transportasi otonom pada musim semi 2026.

    Namun, penerapan penuh baru akan dilakukan setelah Automated Vehicles Act 2024 berlaku secara menyeluruh di akhir 2027.

    Waymo sendiri sudah lama melirik pasar Inggris. Bulan lalu, media The Telegraph melaporkan bahwa perusahaan mulai membuka lowongan untuk sejumlah posisi teknis di London, termasuk “fleet readiness lead” dan tim rekayasa di pusat teknologi London dan Oxford.

    London bukan satu-satunya target. Sebelumnya, Waymo telah mengirim dua lusin SUV Jaguar otonom ke Tokyo untuk uji coba terbatas, dengan rencana ekspansi komersial ke Jepang.

    Namun, Waymo bukan satu-satunya pemain di pasar mobil otonom Inggris. Uber diketahui menggandeng startup lokal Wayve untuk menguji mobil tanpa pengemudi di London tahun depan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Markas Maling HP Raksasa Ditemukan, Ternyata Lokasinya di Sini

    Markas Maling HP Raksasa Ditemukan, Ternyata Lokasinya di Sini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pada akhir September 2025, polisi menangkap 15 tersangka yang terlibat dalam sindikat maling HP berskala besar. Penangkapan ini bermula dari laporan korban yang iPhone-nya dicuri di Inggris.

    Korban berupaya untuk melacak HP-nya dan berujung ke sebuah gudang dekat Bandara Heathrow. Setelah ditelusuri, ternyata ada ratusan HP curian yang hendak dikirim ke Hong Kong, sebelum akhirnya sampai ke China.

    Laporan BBC menyebut setidaknya ada 40.000 HP curian dikirim dari Inggris menuju wilayah China pada tahun lalu.

    “Petugas keamanan di sana sangat membantu dan mereka menemukan ponsel dalam sebuah kotak di antara 894 ponsel lain,” kata inspektur detektif Mark Gavin dikutip dari BBC, Kamis (16/10/2025).

    Petugas kemudian petugas berupaya mencegat pengiriman selanjutnya. Dari insiden tersebut, polisi berhasil menangkap 2 orang tersangka asal Afghanistan berusia 30 tahun. Keduanya didakwa melakukan konspirasi menerima barang curian dan menyembunyikan atau menghilangkan harta benda hasil kejahatan.

    Mobil yang dikendarai keduanya juga berisi puluhan ponsel. Sementara di kediamannya terdapat 2.000 perangkat lain. Seorang pria yang merupakan warga negara India (29) juga telah ditangkap dan didakwa dengan pelanggaran yang sama.

    Penyelidikan terus dilakukan. Hingga akhir September 2025, 15 orang ditangkap dengan dugaan pencurian.

    Tren Pencurian HP Terus Meningkat

    Tren pencurian di Inggris, khususnya di London terus mengalami peningkatan. Bahkan Menteri Negara urusan kejahatan dan kepolisian, Sarah Jones mengatakan kini banyak penjahat yang berhenti mengedarkan narkoba untuk beralih ke bisnis pencurian telepon karena lebih menguntungkan.

    “Jika mencuri ponsel dan nilainya ratusan poundsterling, Anda bisa mengerti kenapa penjahat selangkah lebih maju dan ingin memanfaatkan kejahatan baru beralih ke sana,” jelasnya.

    Menurut investigasi kepolisian, pencuri jalanan akan dibayar 300 poundsterling (Rp 6,6 juta) per ponsel. Kemudian perangkat akan dijual di China mencapai 4.000 poundsterling (Rp 88,9 juta) masing-masing.

    BBC mencatat jumlah ponsel yang dicuri di London meningkat tiga kali lipat dalam empat tahun terakhir. Pada 2020, terdapat 28.609 ponsel dicuri dan meningkat menjadi 80.588 unit HP tahun lalu.

    Kantor Statistik Nasional setempat juga menemukan pencurian meningkat di seluruh Inggris dan Wales sebesar 15% pada Maret 2025. Jumlah itu jadi yang tertinggi sejak tahun 2003 lalu.

    Gudang HP Curian di China

    Terpisah, 9to5Mac, beberapa saat lalu melaporkan soal mal di China yang disinyalir sebagai tempat jual-beli HP curian. Di wilayah selatan China, tepatnya area pusat perbelanjaan elektronik terkenal di Huaqiangbei, Shenzhen, terdapat gedung menjulang dengan nuansa abu-abu dan cokelat yang mencuri perhatian.

    Gedung bernama Feiyang Times tersebut dari luar tampak seperti pusat perbelanjaan pada umumnya. Namun, ternyata di dalamnya menyimpan banyak HP curian dari berbagai pelosok dunia.

    Tepatnya, lokasi ‘gudang maling HP’ tersebut berada di lantai 4 gedung Feiyang Times. Pengunjung biasanya ke area itu untuk membeli iPhone bekas dari Eropa dan Amerika Serikat (AS).

    Namun, ternyata bukan ponsel bekas biasa yang dijual, melainkan hasil curian maling. Meski demikian, ada juga yang memang benar-benar iPhone bekas hasil perdagangan resmi, serta HP yang dikembalikan konsumen ke operator jaringan atau toko pembeliannya ketika beralih ke model baru.

    Banyak penduduk setempat yang menyebut Gedung Feiyang Times sebagai ‘gedung iPhone curian’. Seorang korban bernama Sam Amrani yang iPhone dicuri juga berhasil melacak ponselnya berakhir di sana.

    Setelah dilacak ternyata iPhone nya berada di toko reparasi ponsel beberapa km dari lokasinya. Kemudian berpindah ke beberapa alamat di kota London.

    Dalam waktu seminggu kemudian, ponselnya berada di Kowloon Hong Kong. Tak berselang lama kemudian diangkut ke Shenzhen dan berakhir di Feiyang Times, dikutip dari 9to5Mac.

    Lantai 4 Feiyang Times bukan hanya menjajakan ponsel dalam bentuk utuh, tetapi juga dalam bentuk pretelan komponen-komponen di dalamnya. Biasanya, komponen itu dilepas dari iPhone curian yang terkunci dan tak bisa dibuka.

    Bahkan beberapa korban mendapati pesan terkait nasib iPhone mereka. Salah satu pesan mengatakan iPhone milik korban akan didaur ulang dan mengaku bukan sebagai pihak yang mencuri.

    Mereka mengancam jika kunci tidak dicabut maka motherboard akan dijual ke pelanggan lain. Kemungkinan para korban akan menjadi korban peretasan ponsel atau mencuri kartu kredit hingga menghubungi keluarga.

    “Jadi kami sarankan mencabutnya sesegera mungkin jadi bisa mengembalikannya untuk reset pabrik dan menghapus semua data,” tulis pesan tersebut.

    Namun sebelum semua terjadi, sebaiknya memang pengguna melakukan perlindungan pada keamanan ponsel. Salah satunya dengan menggunakan kode sandi dan fitur Stolen Device Protection untuk melindungi data pribadi di dalam perangkat.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Megawati, Kepemimpinan Feminin dan Perubahan Iklim

    Megawati, Kepemimpinan Feminin dan Perubahan Iklim

    Jakarta

    Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan keberagaman. Namun, hal ini sekaligus menjadi tantangan tersendiri. Apalagi di tengah isu krusial perubahan iklim. Tantangannya pun sempat menjadi diskursus yang coba dipantik oleh Presiden RI Kelima, Megawati Soekarnoputri lewat sebuah pertanyaan.

    “Apa benar pulau kita jumlahnya masih 17 ribu?”

    Pertanyaan sederhana Megawati Soekarnoputri di sebuah forum Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ini bukan sekadar guyon, melainkan alarm tentang betapa seriusnya ancaman perubahan iklim bagi eksistensi negara kepulauan seperti Indonesia. Bagi Megawati, pulau republik ini jumlahnya bisa saja lebih banyak atau lebih kecil, tergerus oleh naiknya permukaan air laut.

    Negara kepulauan menjadi yang paling rentan menghadapi ancaman tenggelam, intrusi air laut, dan kerusakan ekosistem pesisir. Persoalan perubahan iklim ini bukan hanya persoalan lingkungan, tetapi mempengaruhi eksistensi dan bahkan kedaulatan sebuah negara kepulauan seperti Indonesia dalam berbagai dimensi. Megawati tampak memahami hal ini dengan pendekatan yang khas: reflektif, berakar budaya, namun berpandangan ilmiah.

    Ini sebenarnya bukan pertama kali Megawati menyinggung soal isu perubahan iklim. Dalam suatu pertemuan di Roma bulan Februari 2025, Megawati berdiskusi dengan Al Gore, Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, tentang kaitan pemanasan global dan kebakaran hebat yang terjadi di Los Angeles baru-baru ini.

    Berkaitan dengan perannya sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN, Megawati kerap membahas tentang isu pangan dan biodiversitas dengan menekankan pentingnya riset dan inovasi. Ia mengingatkan kembali pesan Bung Karno bahwa urusan pangan adalah “hidup-matinya sebuah bangsa.” Maka, inovasi di bidang pangan dan keanekaragaman hayati menjadi kunci membangun ketahanan bangsa di tengah krisis iklim.

    Lalu bagaimana perspektif Megawati dalam membangun resiliensi terhadap perubahan iklim?

    Kepemimpinan Feminin dan Kearifan Lokal sebagai Fondasi Resiliensi

    Ide dan gagasan untuk membangun resiliensi terhadap perubahan iklim bukan hanya bersandar pada hal-hal yang canggih dan sophisticated. Bagi Megawati, bangsa Indonesia memiliki kekuatan kebudayaan dan lokalitas yang mampu menjadi landasan berpikir dan bertindak dalam menghadapi krisis global.

    Lebih lanjut, ia menolak cara pandang antroposentris yang menempatkan manusia sebagai pusat dari segalanya. Di alam semesta, manusia perlu mengambil posisi sebagai bagian integral dan tidak terpisahkan dari semesta. Sikap ini sejalan dengan berbagai filosofi Nusantara yang telah mengakar selama berabad-abad lamanya.

    Dalam budaya Jawa, frasa ‘Memayu Hayuning Bawana’ yang artinya memperindah alam semesta yang sudah indah menegaskan kewajiban manusia untuk menjaga alam semesta, menempatkan manusia pada bagian integral dalam penjagaan eksistensi alam semesta. Begitu pula dengan konsep Tri Hita Karana dari Bali yang menekankan keseimbangan antara manusia dengan pencipta-Nya, dengan alam semesta, dan dengan sesamanya. Nilai-nilai ini adalah dasar moral bangsa untuk menghadapi krisis ekologi yang kian nyata.

    Gagasan Megawati ini memancarkan kekhasan dari kepemimpinan feminin, sebuah model kepemimpinan yang menonjolkan empati, kepedulian serta kemampuan memelihara dan merawat kehidupan. Dalam menghadapi perubahan iklim, alam diposisikan sebagai mitra eksistensial yang harus dijaga keseimbangannya.

    Pandangan Megawati ini bertolak belakang dengan gaya kepemimpinan maskulin yang cenderung berorientasi pada penaklukan alam, alih-alih menjaga keseimbangannya. Hal ini mengamini pandangan ecofeminis Vandana Shiva dan Maria Mies (1993) yang pada intinya mengemukakan bahwa kerusakan alam berakar dari cara pandang patriarkis yang memisahkan manusia dari alam serta menganggap keduanya dapat dikendalikan.

    Perempuan dan Kepemimpinan Ekologis

    Penelitian Mujere (2016) menggambarkan bahwa perempuan dan kelompok miskin paling rentan terhadap dampak perubahan iklim karena ketimpangan peran sosial, ekonomi, dan akses terhadap sumber daya. Perempuan sering menjadi pihak pertama yang merasakan dampak perubahan iklim ketika air bersih menipis, harga pangan naik, atau panen gagal. Hal ini mengafirmasi perlunya perspektif gender dalam kebijakan yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan yang inklusif.

    Megawati tidak sekadar menampilkan simbol kepemimpinan perempuan, tetapi menghadirkan nilai-nilai itu dalam kebijakan yang menyentuh akar kehidupan masyarakat.

    Misalnya saja, Megawati kerap menyoroti tentang peran sentral Ibu dan perempuan dalam komunitas. Emak-emak dihimbau untuk lebih kreatif dalam menyajikan makanan di atas meja keluarganya dengan tidak hanya mengandalkan beras sebagai kontributor karbohidrat. Makan tidak harus beras, katanya.

    Seruan sederhana ini sejatinya merupakan gagasan politik pangan yang progresif: mengembalikan kedaulatan pangan kepada rakyat, terutama melalui peran perempuan sebagai pengatur konsumsi rumah tangga. Ia mendorong “emak-emak” untuk mengenali kembali pangan lokal seperti jagung, singkong, dan ubi sebagai sumber karbohidrat yang sehat dan adaptif terhadap perubahan iklim.

    Pengaturan pola konsumsi pangan keluarga umumnya dilakukan oleh emak-emak atau ibu rumah tangga. Megawati berpandangan bahwa diversifikasi pangan bukan hanya strategi ekonomi, tetapi juga bentuk adaptasi terhadap perubahan iklim. Dan pada pokoknya, emak-emak berperan sentral dalam upaya adaptasi dan membangun resiliensi masyarakat ini.

    Melalui pembumian buku “Mustika Rasa”, sebuah warisan proyek Soekarno yang mendokumentasikan cita rasa kuliner nusantara, Megawati mendorong masyarakat untuk kembali pada “kompas pangan” bangsa. Pangan lokal adalah simbol kedaulatan, dan dapur keluarga menjadi ruang pertama pendidikan ekologi: tempat nilai keberlanjutan dipraktikkan setiap hari.

    Dari Dapur ke Kebijakan

    Perubahan iklim berpotensi menurunkan produksi pangan hingga 30 persen di negara tropis seperti Indonesia, menurut laporan FAO. Meski saat ini Indonesia masih menikmati surplus beras, ketahanan pangan jangka panjang memerlukan strategi yang berkelanjutan melalui riset, inovasi, dan perubahan perilaku konsumsi.

    Sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN, Megawati mendorong riset pangan berbasis biodiversitas lokal. Ia menantang peneliti dan perguruan tinggi untuk mengeksplorasi kekayaan pangan nusantara, serta mengembangkan teknologi pertanian adaptif.

    Salah satu contohnya adalah padi biosalin, sebuah varietas padi tahan salinitas yang mampu tumbuh di wilayah pesisir. Adaptasi ini memanfaatkan potensi garis pantai Indonesia sekaligus mengatasi permasalahan kekurangan lahan pertanian di wilayah pesisir. Megawati bahkan meminta kepala daerah dari PDI Perjuangan untuk berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) dalam mengembangkan inovasi semacam ini.

    Inovasi semacam ini memperlihatkan sinergi antara sains modern dan kepemimpinan berwawasan ekologi: menggunakan pengetahuan untuk melestarikan kehidupan, bukan menguasainya. Kepemimpinan feminin semacam ini melihat sains bukan sekadar alat produksi, tetapi instrumen penyembuhan, baik bagi manusia maupun bagi alam sekaligus.

    Kepemimpinan yang Menjaga Keseimbangan

    Krisis iklim adalah cermin dari krisis kepemimpinan global: terlalu banyak menaklukkan, terlalu sedikit merawat. Di tengah situasi ini, kepemimpinan feminin menawarkan jalan alternatif, sebuah cara memimpin yang berakar pada empati ekologis, tanggung jawab sosial, dan kebijaksanaan budaya

    Kepemimpinan Megawati Soekarnoputri menunjukkan bahwa menghadapi perubahan iklim tidak cukup dengan teknologi semata, tetapi juga membutuhkan pandangan hidup yang berakar pada budaya, nilai-nilai kemanusiaan, dan keseimbangan antara manusia dan alam. Dari dapur rumah tangga hingga laboratorium riset, ia memadukan empati ekologis, riset ilmiah, dan keberanian politik dalam satu tarikan nafas.

    Dalam konteks perubahan iklim yang semakin nyata, kepemimpinan feminin bukan hanya relevan, tetapi mendesak. Ia mengingatkan kita bahwa masa depan bumi bergantung bukan pada siapa yang paling kuat, tetapi pada siapa yang paling peduli.

    Muhammad Syaeful Mujab. Analis Kebijakan Publik INSITE Strategi Lulusan Magister Studi Pembangunan London School of Economics and Political Science, Inggris.

    (rdp/tor)

  • Giliran Diledek Suporter Inggris, Ini yang Dilakukan Thomas Tuchel

    Giliran Diledek Suporter Inggris, Ini yang Dilakukan Thomas Tuchel

    JAKARTA – Manajer Inggris Thomas Tuchel diledek suporter di pertandingan melawan Latvia di kualifikasi Piala Dunia 2026. Namun Tuchel justru menyebut suporter bersikap fair dan memiliki humor yang mengesankan. Apalagi suporter tetap tak berhenti mendukung The Three Lions saat membantai lawannya 5-0 pada pertandingan di Riga, Rabu, 15 Oktober 2025 dini hari WIB.

    Tuchel memang sempat mengritik suporter yang tak memberi support saat Inggris menghadapi Wales dalam Battle of Britain di Wembley, London. Meski duel tim Inggris Raya itu memiliki tajuk keren, tetapi itu hanya sebuah laga persahabatan. Inggris pun tak kesulitan menang 3-0.

    Namun suporter lebih banyak diam saat Inggris mencetak gol. Mantan manajer Chelsea ini juga menyebut dirinya malah mendengar suara suporter Wales yang berteriak memberi dukungan kepada tim asuhan Craig Bellamy. Meski berjumlah kecil, suara mereka malah menggema di Wembley.

    Sementara, pendukung tuan rumah tetap tenang. Bahkan sebagian suporter sudah meninggalkan stadion sebelum pertandingan usai.

    Namun situasi berbeda saat Inggris melakoni laga tandang Grup K melawan Latvia di Stadion Dauvaga. Suporter justru turut hadir ke Latvia untuk memberi dukungan kepada Harry Kane dkk.

    Begitu kick-off pertandingan, suporter serempak berseru, “Thomas Tuchel, kami bernyanyi saat kami menginginkannya.” Selanjutnya ada yang menyahut, “Apakah suara kami sudah cukup keras bagi Anda?”

    Ada juga yang berseru, “Tuchel, beri kami nyanyian.” Dan, mereka benar-benar bernyanyi saat Anthony Gordon membobol gawang Latvia di menit 26.

    Selanjutnya, Kane mencetak brace hanya dalam tempo lima menit. Gol pertama striker Bayern Munchen ini tercipta di menit 44. Sedangkan gol keduanya dicetak dari titik penalti menit 45+4.

    Inggris menutup babak pertama dengan keunggulan 3-0. Skor yang memastikan langkah Inggris ke putaran final Piala Dunia 2026. Saat menuju ruang ganti, Tuchel pun tersenyum menyambut suporter dan memberikan acungan jempol.

    Di babak kedua, Inggris tetap menunjukkan agresivitas permainan. Alhasil, Inggris memantapkan keunggulan lewat gol bunuh diri Maksims Tonisevs dan Eberechi Eze.

    Skor berubah menjadi 5-0 untuk Inggris yang bertahan hingga akhir laga. Ingris pun lolos ke Piala Dunia dengan status juara Grup K.

    Saat disinggung soal suporter yang meledeknya, Tuchel mengaku tak masalah dan sebaliknya merasa senang. Menurut dia suporter justru menunjukkan sikap yang fair.

    “Saya ternyata sudah ditandai sejak babak pertama. Tetapi itu cukup fair dan mereka melakukannya dengan baik,” kata Tuchel kepada ITV Sport.

    “Mereka memang punya humor yang asyik. Jadi itu tak masalah bagi saya. Mereka menunjukkan dukungan yang mengesankan sejak awal pertandingan hingga akhir,” ucapnya lagi.

    Tuchel juga menunjukkan kepuasan dengan performa tim dan kemenangan yang diraih sehingga bisa lolos ke Piala Dunia 2026.

    “Penampilan yang sangat bagus dengan hasil yang memuaskan. Kami meraih enam kemenangan dan enam laga tanpa pernah kebobolan. Ini jelas membuat saya senang,” kata Tuchel.

    “Suasana di ruang ganti memang sangat bagus. Pertandingan kali ini memang terasa berbeda karena impian kami adalah ke Amerika Serikat. Kami memenuhi impian itu dengan performa yang bagus dan hasil memuaskan. Ini yang membuat saya senang,” ujar dia.

    Mantan pelatih Bayern ini, lebih lanjut, mengatakan, “Kami bermain agresif dan melakukan pressing tinggi. Ini pertandingan yang mengandalkan fisik. Pemain harus punya fisik yang bagus. Bila tidak, mereka tak bisa melakukan pressing tinggi. Dan pemain memang menjalani latihan keras demi mencapai target itu. Tim ini sangat mengesankan dan saya senang bisa melatih mereka.”

    Inggris memastikan lolos ke AS, Kanada dan Meksiko setelah menjadi juara grup. Meski babak kualifikasi menyisakan dua pertandingan lagi, Inggris yang mengantungi poin 18 sudah tidak bisa dikejar Albania maupun Serbia.

  • Momen Kelakar Prabowo Bikin Para CEO Global dan Steve Forbers Tertawa

    Momen Kelakar Prabowo Bikin Para CEO Global dan Steve Forbers Tertawa

    Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah suasana serius Forbes Global CEO Conference bertajuk “The World Pivot” di Hotel St. Regis Jakarta, Rabu (15/10), Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto sukses mencairkan ruangan penuh tokoh dunia dengan selera humornya yang khas.

    Saat berdialog dengan Ketua dan Pemimpin Redaksi Forbes Media, Steve Forbes, Prabowo berbagi kisah ringan yang membuat para peserta konferensi terpingkal.

    Percakapan tersebut bermula ketika Steve Forbes memuji sisi humor Presiden Prabowo dan menanyakan kisahnya “kuliah” di Harvard. Dengan gaya santai, Prabowo menuturkan pengalaman lucu yang pernah dialaminya di sebuah resepsi diplomatik di Jakarta.

    “Saya tahu bahwa komunitas Anglo-Saxon biasanya sangat terkesan dengan nama Oxford dan Cambridge. Sementara orang-orang Amerika lebih terkesan dengan Harvard, MIT, Princeton, atau Cornell. Saya paham itu,” kata Prabowo sambil tersenyum

    Dia kemudian bercerita tentang satu acara resmi perayaan ulang tahun Ratu Inggris yang pernah ia hadiri bersama salah satu wakil ketua partainya yang merupakan lulusan London School of Economics (LSE).

    “Semua diplomat muda Inggris langsung mengerubungi dia dan tidak memperhatikan saya sama sekali. Jadi saya ingin sedikit perhatian, lalu saya bilang, ‘Saya juga lulusan Oxford.’ Mereka langsung bertanya, ‘Oh ya? College mana?’ Saya jawab, ‘Saya ke tokonya, ke Oxford Bookstore,’ begitu,” tutur Prabowo disambut tawa hadirin.

    Cerita belum berhenti di situ. Prabowo melanjutkan kisah serupa yang baru saja terjadi beberapa menit sebelum dialog dimulai. 

    “Tadi juga saya bertemu dua orang alumni Harvard, mereka bangga sekali. Saya tidak mau kalah, jadi saya bilang, ‘Saya juga pernah ke Harvard.’ Mereka tanya, ‘Oh ya? College mana?’ Saya jawab, ‘Ke tokonya, Harvard Bookstore.’ Itu selalu berhasil,” ujar Prabowo. 

    Suasana ruangan pun pecah oleh tawa dan tepuk tangan para peserta konferensi, termasuk para CEO dan pemimpin global yang hadir. Bahkan Steve Forbes ikut tertawa lepas.

  • Katy Perry Kode Soal Status Usai Kepergok Ciuman dengan Justin Trudeau

    Katy Perry Kode Soal Status Usai Kepergok Ciuman dengan Justin Trudeau

    JAKARTA – Katy Perry mulai kode soal status hubungannya, sepekan setelah ketahuan berciuman dengan Justin Trudeau di sebuah kapal pesiar pada pekan lalu. Perry sedang aktif menjalani tur konser terbarunya, Lifetimes di Amerika Serikat dan sebagainya.

    Pada Senin, 13 Oktober, Katy Perry menggelar konser di London. Ia melihat seorang penggemar membawa poster bertuliskan, “Aku dengar kamu lajang.”

    Penyanyi 40 tahun itu melihat poster itu dan berkata, “Kamu dengar aku lajang? Menarik.”

    Melansir People, sumber terdekat Trudeau dan Perry menyebut hubungan mereka bukan sekadar main-main meski mereka belum membicarakan jenjang serius.

    Selain itu, lokasi mereka yang berbeda membuat keduanya intens berkomunikasi. Katy Perry menjalani tur hingga Desember sementara Justin Trudeau berdomisili di Kanada.

    “Mereka terus berkomunikasi sejak musim panas tapi belum banyak menghabiskan waktu karena jadwal (Perry),” kata sumber tersebut.

    “Justin juga sibuk dan punya kewajiban keluarga. Mereka punya ketertarikan yang sama dan bicara soal hubungan mereka,” lanjutnya.

    Keduanya dikabarkan dekat pada Juli ketika mereka disebut pergi makan bersama di Montreal. Kedekatan mereka terjadi sebulan setelah Perry mengonfirmasi pertunangannya dengan Orlando Bloom sudah berakhir setelah sembilan tahun.

    Perwakilan Trudeau mau pun Katy Perry belum merespons atau memberi komentar mengenai hubungan mereka.

  • Cerita Dosen Cambridge Berhasil Autentikasi Violin Albert Einstein hingga Laku Dilelang Rp16,4 Miliar

    Cerita Dosen Cambridge Berhasil Autentikasi Violin Albert Einstein hingga Laku Dilelang Rp16,4 Miliar

    JAKARTA – Dr. Paul Wingfield, seorang komposer sekaligus Direktur Studi musik di Trinity College, Cambridge, tak pernah menyangka bahwa ia akan mengautentikasi violin yang dulunya dimiliki oleh fisikawan legendaris Albert Einstein.

    Adapun, kisah yang terjadi secara tidak terduga itu dimulai saat Wingfield menghadiri acara duka iparnya, Joseph Schwartz. Saat itu, ia melihat salinan buku Einstein for Beginners—yang ditulis bersama oleh Joseph Schwartz—di samping foto keluarga seorang anak laki-laki yang sedang bermain violin.

    Momen tersebut pun memicu terciptanya drama berjudul Einstein’s Violin—sebuah karya yang menggambarkan ulang kehidupan Einstein melalui musik. Demi menulis drama tersebut, Wingfield menghabiskan enam bulan penuh untuk meneliti ketertarikan Einstein pada musik. Ia mengumpulkan setiap hal yang pernah ditulis atau diucapkan oleh sang fisikawan mengenai musik.

    Drama itu sendiri akhirnya ditampilkan perdana pada April lalu di Highgate, London utara, dan didedikasikan sebagai penghormatan kepada Schwartz.

    “Saya mendedikasikan pertunjukan itu untuknya karena saya benar-benar menulisnya untuknya, secara retrospeksi. Dia pasti akan sangat menyukainya,” kata Wingfield, mengutip BBC, Selasa, 14 Oktober.

    Namun setelah salah satu pertunjukan, Wingfield menerima pesan dari seorang juru lelang yang diawali dengan kalimat, “Saya tidak gila…” dan meminta bantuannya untuk memverifikasi violin yang berpotensi milik Einstein. Saat pertama kali memegang violin itu, ia mengakui adanya perasaan yang kuat.

    “Saya punya reaksi naluriah saat pertama kali memegangnya bahwa itu asli,” katanya. “Tapi itu justru membuat saya semakin curiga. Jadi saya harus pergi dan melihat semua dokumen, semua surat, meneliti violin itu, dan menemukan detail hanya untuk mendapatkan setiap elemen, memastikan bahwa saya pikir itu adalah miliknya.”

    Saat pemeriksaan, sang dosen ditemukan adanya ukiran “Lina” pada instrumen tersebut—nama yang diberikan Einstein untuk semua violinnya. “Dia berusia 15 tahun ketika mendapatkan violin ini. Itu adalah hal yang mungkin dilakukan seorang remaja, saya kira,” tuturnya.

    Ia bahkan membandingkan ukiran tersebut dengan tulisan tangan Einstein saat masih sekolah dan menemukan kecocokan yang pasti. Salah satu detail yang paling mencolok dari instrumen itu adalah badam violin yang sedikit lebih panjang.

    “Akan membutuhkan seseorang dengan tangan kiri yang cukup besar, yang melakukan semua penempatan jari pada senar, agar nyaman memainkannya,” imbuhnya.

    Pengecekan pun berlanjut pada penemuan sinar-X dan grafik tangan Einstein, yang menegaskan bahwa tangan kirinya memang lebih besar dari tangan kanannya. “Itu adalah penemuan yang cukup menarik,” ujarnya.

    Selanjutnya, violin Zunterer buatan tahun 1894 yang pernah dimiliki Einstein itu dilelang di Dominic Winter Auctioneers, dan terjual dengan harga yang sangat tinggi.

    Semula violin tersebut diperkirakan hanya akan laku sekitar 300.000 poundsterling. Namun, instrumen itu akhirnya terjual jauh di atas ekspektasi dengan harga mencapai 860.000 poundsterling (sekitar Rp16,4 miliar)

    “Kami semua sedikit terkejut pada akhirnya ketika palu akhirnya diketuk… itu adalah momen yang cukup emosional, tetapi saya sangat senang telah memegangnya di tangan saya, terlibat dengannya dan kehidupannya, dan saya berharap suatu hari nanti orang lain akan memainkannya,” pungkas Wingfield.