kab/kota: London

  • Rahasia Panjang Umur ala Nenek 105 Tahun, Rutin Lakukan Olahraga Ini

    Rahasia Panjang Umur ala Nenek 105 Tahun, Rutin Lakukan Olahraga Ini

    Jakarta

    Seorang nenek asal Stratford, London Timur, Inggris, bernama Daisy Taylor merayakan ulang tahunnya yang ke-105, dan menceritakan bahwa rahasia berumur panjangnya adalah dengan melakukan aktivitas yoga.

    “Dulu saya yoga di lantai, tapi sekarang saya lebih sering melakukannya di kursi,” terang Taylor dikutip dari BBC pada Rabu (11/12/2024).

    Wanita itu menyebutkan bahwa dirinya selalu menikmati hidupnya dan tidak melewatkan untuk beraktivitas. Beberapa aktivitas favoritnya seperti yoga, peregangan setiap hari, dan bahkan selalu menghargai ‘hal-hal kecil’.

    Taylor mengaku bahwa dengan melakukan yoga, ia dapat meningkatkan kualitas pikirannya dan membuat dirinya menjadi ‘lebih cerdas’ di usianya yang lebih tua.

    Kini, Taylor tinggal di panti jompo di Chelmsford, Essex, Inggris. Ia memiliki tekad untuk selalu aktif bergerak karena hal itu yang dapat menyebabkan dirinya dapat lebih menikmati kehidupan.

    Ia telah berlatih yoga selama dua tahun terakhir, dan menambahkan bahwa pose setengah bulan memberikannya ‘peregangan yang baik’.

    “Saya bisa melakukan (yoga) di lantai, tetapi saya butuh seseorang untuk mengawasi saya jika saya butuh bantuan untuk berdiri,” katanya.

    Uniknya, keluarga Taylor juga memiliki riwayat hidup berumur panjang. Kakaknya yang bernama Alice berusia 103 tahun, dan lima saudaranya yang lain hidup sampai dengan usia 90-an.

    “Rahasia saya adalah ketika Anda terus bangun setiap hari, bersenang-senanglah,” jawab Taylor.

    Ia juga sempat mengajak dan menyarankan kepada kerabatnya untuk aktif berolahraga dengan cara menegakkan tubuh dan menggerakkan bahu ke segala arah dengan perlahan. Taylor mengaku bahwa dirinya sangat mensyukuri proses kehidupan yang sudah dilaluinya.

    “Saya benar-benar menikmati hidup saya karena saat ini kehidupan saya menyenangkan,” tutupnya.

    (suc/suc)

  • Urat Nadi Virtual Energi Indonesia Menjaga Pasokan

    Urat Nadi Virtual Energi Indonesia Menjaga Pasokan

    Jakarta: PT Pertamina International Shipping (PIS), terus memperkuat peran mendukung ketahanan energi nasional melalui sepak terjangnya di sepanjang 2024. Peran PIS dalam mendukung ketahanan energi nasional ini sejalan dengan komitmen PT Pertamina (Persero) di usia barunya yang ke-67 dalam melakukan akselerasi pencapaian aspirasi Pertamina Group.
     
    Sebagai Subholding Integrated Marine Logistics (SH IML), PIS konsisten memastikan kelancaran transportasi dan distribusi energi dari Sabang hingga Merauke. Hal ini tercermin dari jumlah angkutan energi sepanjang tahun yang telah mengangkut lebih dari 161 miliar liter BBM dan LPG dengan lebih dari 20 ribu perjalanan laut.
     
    “Sebagai bagian dari Pertamina Group, kami hadir sebagai urat nadi virtual energi Indonesia menjaga pasokan energi supaya bisa tersalurkan ke berbagai penjuru Nusantara, supaya roda ekonomi bisa bergerak dengan lancar. Fokus ini juga selaras dengan akselerasi pencapaian visi Asta Cita, utamanya terkait swasembada energi. Saat ini, kami mengelola lebih dari 700 kapal yang beroperasi 24 jam setiap hari, memastikan kelancaran distribusi energi,” ujar CEO PIS Yoki Firnandi, dalam keterangan tertulis, Rabu, 11 Desember 2024.
    Adapun dari 700 armada kapal tersebut, 300 di antaranya adalah tanker pengangkut energi dan petrokimia, dengan 102 unit merupakan kapal milik. Sementara, 400 unit merupakan kapal pendukung dari PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) yang memiliki peran strategis dalam pelayanan jasa marine di ratusan terminal Pertamina, memastikan keamanan dan keselamatan pelayaran kapal pengangkut energi.
     
    PIS memperkuat keandalan energi

    Tak hanya itu, PIS memperkuat rantai distribusi energi nasional melalui enam terminal energi yang tersebar di penjuru negeri di bawah PT Pertamina Energy Terminal (PET), yang menampung 922 ribu kiloliter BBM dan 284.500 metrik ton LPG.
     
    Salah satu terminal tersebut adalah LPG Terminal Tanjung Sekong di Banten yang menopang sekitar 40 persen kebutuhan LPG nasional. Terminal ini juga dilengkapi teknologi canggih seperti Terminal Automation System dan Digital Integrated Operation System (DIOS) untuk meningkatkan efisiensi operasi.
     

    Ilustrasi. Foto: dok PIS
     
     

     
    PIS juga memperkuat keandalan dalam mengantarkan energi dengan menambah sejumlah 11 armada tanker. Di mana, sebagian besar tanker berupa Very Large Gas Carrier (VLGC), yang merupakan kapal gas raksasa ramah lingkungan dan menjadi simbol dukungan PIS dalam akselerasi transisi energi demi menuju Net Zero 2060. Keandalan dan capaian di dalam negeri, mendorong PIS untuk terus mengembangkan layar dan mengharumkan nama Pertamina di kancah mancanegara.
     
    Berkat strategi yang diusung, PIS kian mantap mengembangkan pasar terbukti dengan porsi pasar non-captive yang mencapai 19,2%. Mengharumkan nama baik Indonesia, kapal-kapal PIS kini telah melayani 65 rute global. Dengan tiga kantor perwakilan strategis di Singapura, Dubai, dan London. PIS juga menangkap peluang-peluang baru yang menjanjikan, terutama di kawasan Afrika, Eropa, dan negara-negara Baltik.
     
    Performa cemerlang juga diwujudkan oleh PIS dengan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar USD1,72 miliar pada semester I-2024, naik enam persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih mencapai USD280,9 juta, melonjak 103 persen dibandingkan 2023. Keberhasilan ini mencerminkan transformasi bisnis yang konsisten dan fokus perusahaan dalam mendukung visi Indonesia sebagai negara berketahanan energi.
     
    Diversifikasi bisnis juga menjadi inisiatif lain PIS, terutama terkait pengangkutan kargo hijau seperti LNG, LPG, dan petrokimia. Hingga 2024, kontribusi bisnis hijau mencapai 34 persen dari total pendapatan perusahaan, mencerminkan komitmen PIS terhadap keberlanjutan.
     
    “Inisiatif yang kami laksanakan sejauh ini berhasil membawa PIS mereduksi 41,4 kiloton CO2e hingga Oktober 2024, dari target 29 kiloton CO2e sepanjang tahun ini. Kami akan terus memberikan kontribusi terbaik untuk mendorong akselerasi Pertamina Group dalam mendukung swasembada energi. Sekaligus menjadi kebanggaan dan mengharumkan nama Indonesia di tingkat dunia,” jelas Yoki.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (AHL)

  • Eks-Presiden Israel: Ratu Elizabeth II Percaya Setiap Orang Israel Adalah Teroris atau Anak Teroris – Halaman all

    Eks-Presiden Israel: Ratu Elizabeth II Percaya Setiap Orang Israel Adalah Teroris atau Anak Teroris – Halaman all

    Ratu Elizabeth II Percaya Setiap Orang Israel Adalah Teroris atau Anak Teroris

    TRIBUNNEWS.COM – Mantan presiden Israel, Reuven Rivlin mengungkapkan kalau hubungan antara Israel dan mendiang Ratu Inggris, Ratu Elizabeth II terhitung sulit dan tidak akur.

    Rivlin mengenang, sikap mendiang Ratu Inggris itu ke Israel terkait dengan pandangan pribadinya terhadap Israel sebagai sebuah bangsa dan negara.

    “Hubungan antara kami dan Ratu Elizabeth sedikit sulit karena dia percaya bahwa setiap orang dari kami adalah teroris atau putra seorang teroris,” kata Rivlin pada acara gala di London, dilansir RNTV, Rabu (11/12/2024).

    Pandangan ini membuat Ratu Elizabeth II ‘tidak ramah’ ke para pejabat atau tokoh berentitas Israel.

    “Dia menolak untuk menerima pejabat Israel ke Istana [Buckingham], selain dari acara-acara internasional,” tambahnya.

    Sebaliknya, menurut Rivelin, Raja Charles III sebagai perbandingan, selalu “sangat ramah” terhadap tokoh dan pejabat Israel.

    Selama masa jabatannya, Ratu Elizabeth II melakukan perjalanan ke lebih dari 110 negara di enam benua, tetapi tidak pernah sekalipun mengunjungi Israel.

    Asap mengepul di atas kota Al-Qunatira di Suriah seperti yang terlihat dari sisi perbatasan Israel pada 9 Desember 2024 di Golan Heights. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk sementara mengambil alih kendali zona penyangga yang memisahkan Golan Heights yang diduduki Israel dari wilayah Suriah. Zona demiliterisasi tersebut ditetapkan dalam perjanjian tahun 1974 antara Israel dan Suriah, yang menurut Netanyahu telah runtuh sejak pasukan oposisi Suriah menggulingkan rezim Bashar al-Assad selama akhir pekan. (Foto oleh Amir Levy/Getty Images) (Amir Levy / GETTY IMAGES EUROPE / Getty Images via AFP)

    Serang Suriah Berhari-hari

    Pandangan negatif mendiang Ratu Inggris itu terhadap Israel diyakini karena kejadian meledaknya sebuah bom di Hotel King David di Yerusalem, menewaskan 91 orang pada Senin, 22 Juli 1946.  

    Almarhum raja, yang meninggal pada usia 96 tahun, berusia 20 tahun saat aksi terorisme itu terjadi.

    Ledakan yang direncanakan dan dilaksanakan oleh kelompok teroris Yahudi Irgun tersebut merenggut nyawa 11 pejabat senior Inggris dan banyak warga sipil lainnya. 

    Hotel yang dibangun pada tahun 1929 tersebut pada awal tahun 1940-an telah menjadi kantor pusat tidak resmi bagi warga Inggris yang ditugaskan untuk bertugas di Mandat Palestina.

    Tempat itu merupakan tempat yang terkenal di mana para pejabat Inggris dan keluarga mereka berkumpul. 

    Praduga lain soal bencinya sang Ratu ke Israel adalah karena ulah zionisme negara pendudukan tersebut dalam manuver pendudukannya terhadap wilayah-wilayah di sekitar.

    Terbaru, dalam eskalasi terkini di kawasan Timur Tengah, Israel melancarkan serangan ke Suriah di tengah runyamnya situasi politik dan keamanan di negara itu.

    Para pengamat mengatakan sejauh ini Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sudah melancarkan sekitar 300 serangan udara ke Suriah.

    IDF dilaporkan sudah menduduki Provinsi Quneitra di Suriah. Sebelumnya, Israel sudah mencaplok Dataran Tinggi Golan milik Suriah tahun 1981.

    Israel bersikeras mengatakan aksi-aksinya belakangan ini di Suriah sebagai bentuk tindakan perlindungan dan dipicu oleh kekhawatiran dalam hal keamanan.

    Akan tetapi, narasi Israel itu dibantah mentah-mentah oleh Furkan Halit Yolcu, pakar keamanan pada Universitas Sakarya di Turki.

    Yolcu bahkan menyebut tindakan Israel sebagai serangan yang bertujuan untuk merampas wilayah Suriah.

    Bisa dikatakan Israel saat ini bagaikan memancing di air keruh atau memanfatkan kekacauan yang terjadi di negeri jiran.

    Pasukan IDF Israel terlihat memasuki Suriah, dalam foto selebaran yang dikeluarkan oleh militer pada 9 Desember 2024. (IDF/Timesof Israel)

    “Sejarah mengatakan ini bukan aksi melindungi, tetapi itu semua tentang cara pandang ofensif yang tengah berlangsung, memanfaatkan kesempatan, dan secara perlahan mengklaim wilayah,” ujar Yolcu dikutip dari Sputnik.

    “Kapan pun ada kesempatan, kapan pun ada peluang, Israel sepertinya akan memanfaatkan momen itu dan berupaya mendapatkan lebih banyak wilayah selagi bisa,” katanya menjelaskan.

    Lalu, Yolcu memperkirakan Israel tak akan “lolos” dalam aksinya belakangan ini. Dia memprediksi tindakan Israel akan dibahas oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) segera setelah pemerintahan baru di Suriah terbentuk.

    “Perkara itu mungkin akan menjadi masalah yang lebih besar daripada saat ini karena [Suriah] belum punya punya pemerintahan,” ujar Yolcu.

    “Akan tetapi, ketika pemerintahan sudah terbentuk dan secara resmi diakui oleh masyarakat seperti halnya PBB, pasti sengketa wilayah akan dimulai.”

    Israel mengaku hancurkan 80 persen kemampuan militer Suriah

    Selepas melancarkan serangan selama beberapa hari, IDF mengklaim sudah menghancurkan 70 hingga 80 persen kemampuan militer Suriah milik rezim Presiden Bashar Al-Assad yang kini tumbang.

    “Dalam 48 jam terakhir, IDF menyerang sebagian besar gudang senjata strategis di Suriah,” kata IDF hari Selasa, (10/12/2024), dikutip dari All Israel News.

    Israel berdalih serangan itu dilakukan agar mencegah senjata jatuh ke tangan “unsur teroris”.

    Adapun bagian terbesar serangan itu disebut “Operasi Anak Panah Bashan” dan sudah rampung hari Selasa.

    Menurut Army Radio, operasi militer besar itu melenyapkan hampir semua peralatan militer Suriah yang disebut mengancam Israel.

    Operasi itu mendapat lampu hijau dari Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi hari Sabu lalu atau teat sebelum rezim Assad resmi digulingkan.

    Dilaporkan total ada 350 pesawat yang diikutsertakan Israel dalam serangan ke Suriah. Jumlah itu bahkan lebih dari setengah jumlah pesawat Angkatan Udara Israel.

    IDF menyebut pesawat-pesawat itu terbang ratusan jam di atas langit Suriah.

    Israel mengklaim target yang dihancurkan termasuk senjata strategis seperti rudal Scud, rudal penjelajah, rudal darat ke laut, rudal darat ke udara, dan rudal udara ke udara, pesawat nirawak, jet tempur.

    Di samping itu, perlengkapan reguler tentara seperti helikopter serang, radar, tank, hanggar pesawat, dan infastruktur intelijen turut hancur.

    Israel juga mengerahkan angkatan lautnya untuk menyerang Pelabuhan Al-Beida dan Latakia. Serangan itu diklaim menghancurkan belasan kapal rudal milik Angkatan Laut Suriah.

    Di samping itu, pasukan IDF di darat terus dikerahkan di bekas zona demiliterisasi sepanjang perbatasan. Dalihnya ialah untuk mengamankan area itu.

    Tindakan tersebut mendapat kritik pedas dari negara-negara Arab. Sebagai contoh, Al-Araby Al-Jadeed menyebut aksi Israel itu sebagai pendudukan atas tanah Suriah.

    Adapun Utusan PBB untuk Suriah, Geir Pedersen pada hari Selasa menyebut tindakan Israel telah memperburuk ketidakstabilan di Suriah.

    (FILES) Ratu Elizabeth II (kanan) dari Inggris berdiri bersama Pangeran Charles, Pangeran Wales dari Inggris untuk menyaksikan flypast khusus dari balkon Istana Buckingham setelah Parade Ulang Tahun Ratu, Trooping the Colour, sebagai bagian dari perayaan ulang tahun platinum Ratu Elizabeth II, di London pada 2 Juni 2022. (DANIEL LEAL / AFP)

    Disebut Meninggal Karena Kanker

    Terkait kematian Ratu Elizabeth II, mantan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson sempat menjadi bahan perbincangan publik Britania karena pernyataan kontroversialnya.

    Hal ini terjadi setelah Boris Johnson mengklaim, Ratu Elizabeth II sebenarnya meninggal karena mengalami kanker tulang di tahun-tahun terakhirnya,.

    Sosok yang pernah menjabat sebagai Wali Kota London ini menyampaikan klaim kontroversialnya tersebut dalam buku memoarnya yang baru dirilis.

    Di buku bertajuk “Unleashed,” yang akan diterbitkan Oktober ini, Boris mengatakan baru tahu penyakit yang diderita Ratu Elizabeth II tersebut saat hendak mengundurkan diri pada September 2022, atau dua hari sebelum kematiannya.

    Dikutip dari Politico, Boris diberitahu bahwa setidaknya sudah satu tahun lebih sang ratu Inggris didiagnosa mengalami sejenis kanker tulang pada saat itu.

    Ini adalah pertama kalinya seorang politikus senior Inggris membahas detil terkait penyebab kematian ratu.

    Selama ini, pihak Kerajaan Inggris dalam pernyataan resminya selalu menyebut bahwa Ratu Elizabeth II meninggal karena hal yang natural.

    Bahkan, Kerajaan Inggris juga mendaftarkan “usia tua” sebagai keterangan penyebab kematian Ratu Elizabeth II di sertifikat kematiannya.

    Pengungkapan informasi dari Boris Johnson ini juga dinilai sebagai hal yang sangat tidak biasa oleh publik Inggris. 

    Hal ini terjadi mengingat informasi terkait kesehatan ratu merupakan hal rahasia yang dijaga ketat selama masa pemerintahannya.

    Selain itu, informasi yang dibagikan dalam pertemuan antara perdana menteri dan ratu biasanya selalu dirahasiakan.

    Dalam memoarnya tersebut, Boris juga menceritakan pertemuan terakhir kalinya dengan Ratu Elizabeth II.

    Johnson mendeskripsikan bahwa sang ratu pada saat itu terlihat tampak tidak sehat.

    “Dia terlihat pucat dan lebih membungkuk, serta memiliki memar gelap di tangan dan pergelangan tangannya, mungkin dari infus atau suntikan.” ungkap Boris.

    Namun demikian, boris menambahkan bahwa suasana hati sang ratu saat itu tetap terlihat cerah meskipun kondisi fisiknya begitu memburuk.

    “Sepertinya ia tidak terpengaruh oleh penyakitnya, dan dari waktu ke waktu dalam percakapan kami saat itu, dia masih menunjukkan senyumnya yang cerah yang mampu mengangkat suasana hati,” lanjut Boris.

    Boris Johnson juga mengatakan bahwa Ratu Elizabeth II kala itu sudah mengetahui sepanjang musim panas bahwa dia tak memiliki ekspektasi hidup yang panjang lagi.

    “Namun demikian, ia tetap bertekad untuk bertahan dan menjalankan tugas terakhirnya,” pungkas Boris.

  • Bagaimana Jatuhnya Rejim Assad di Suriah Rugikan Iran?

    Bagaimana Jatuhnya Rejim Assad di Suriah Rugikan Iran?

    Jakarta

    Hingga menjelang akhir pekan lalu, sejumlah pejabat tinggi Iran masih meremehkan keberhasilan oposisi Suriah merebut kota Aleppo, dengan menyebut situasinya “normal.”

    Namun, jatuhnya rezim Bashar Assad kemungkinan akan menyurutkan posisi Suriah sebagai poros strategis bagi Iran untuk memproyeksikan kekuatannya di kawasan.

    Suriah selama ini digambarkan oleh Teheran sebagai “Bulan Sabit Syiah,” sebuah visi geopolitik yang bertujuan untuk menghubungkan Iran dengan sekutunya di Lebanon.

    Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pernah menggambarkan Suriah sebagai “pilar” dari “Poros Perlawanan,” melawan Israel dan pengaruh AS di Timur Tengah.

    Suriah juga menyediakan koridor logistik bagi senjata Iran dan untuk menyuplai kekuatan proksinya di Lebanon. Keluarga Assad memerintah Suriah dengan tangan besi selama lebih dari 50 tahun, dan kejatuhannya merupakan kemunduran bagi visi Teheran.

    Para analis berpendapat bahwa meskipun Iran akan terus membina kelompok bersenjata di Suriah dan Lebanon, kapasitas keuangan dan militer yang bisa disumbangkan telah berkurang secara signifikan.

    Mohammad Javad Akbarin, seorang analis politik Iran, mengatakan kepada DW bahwa Teheran sekarang dapat mengubah strateginya untuk mempertahankan pengaruhnya dengan mencegah terbentuknya pemerintahan yang stabil di Suriah.

    Miliaran dolar untuk Assad

    Ongkos mempertahankan pemerintahan Assad telah menjadi sumber frustrasi publik yang terus meningkat di Iran. Pada tahun 2020, Heshmatollah Falahatpishe, mantan ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran, mengungkapkan dalam sebuah wawancara surat kabar bahwa Iran telah menghabiskan sekitar USD30 miliar untuk membela Assad.

    Dukungan dari Iran, Rusia, dan taktik brutal terhadap warga sipil memungkinkan dinasti Assad untuk menyintasi perang saudara Suriah. Dia dituduh melakukan kejahatan perang, termasuk serangan gas beracun terhadap pemukiman sipil di wilayah oposisi.

    Dalam sebuah posting baru-baru ini di X, mantan anggota parlemen Iran Bahram Parsaei menekankan bahwa pengeluaran Iran telah melebihi persetujuan parlemen, dan bertanya siapa yang akan membayar utang setelah Assad pergi.

    Kesulitan ekonomi yang meluas di Iran telah memicu antipati di kalangan penduduk. Banyak warga Iran mempertanyakan mengapa pemerintah lebih memprioritaskan pengeluaran di luar negeri daripada memenuhi kebutuhan dalam negeri, seperti membangun sekolah dan rumah sakit di wilayah miskin seperti Sistan dan Baluchistan.

    Melemahkan propaganda Teheran

    Jatuhnya Assad disambut dengan optimisme dan kewaspadaan banyak warga Iran, khususnya mereka yang kecewa dengan pemerintahan otoriter di Teheran.

    Reza Alijani, seorang aktivis politik Iran yang tinggal di Paris, mengatakan jatuhnya Assad memungkinkan adanya persamaan antara rezim yang menindas di Damaskus dan Teheran.

    Dia mengatakan kepada DW bahwa janji oposisi di Suriah membangun pemerintahan yang inklusif dapat menjadi model potensial bagi masa depan Iran jika Republik Islam suatu hari runtuh.

    Namun, dia mengakui besarnya tantangan dalam transisi dari kediktatoran ke demokrasi, khususnya di masyarakat yang tunduk pada pemerintahan otoriter selama beberapa dekade.

    Selama bertahun-tahun, propaganda Iran telah menekankan keberhasilan dan persatuan “Poros Perlawanan.” Jatuhnya Assad melemahkan narasi ini dan dapat membuat pendukung garis keras rezim merasa kecewa.

    Kelompok pragmatis dalam pemerintahan Iran dilaporkan khawatir bahwa hilangnya Suriah dapat memicu pemberontakan serupa di dalam negeri. Saeed Peyvandi, sosiolog Iran yang tinggal di Paris, berpendapat bahwa runtuhnya rezim Assad akan mengungkap erosi “kontrak sosial” antara negara dan warga Iran.

    Dia mengatakan kepada DW bahwa jurang yang semakin lebar antara elit penguasa dan publik mencerminkan krisis legitimasi yang lebih luas yang sering dihadapi oleh rezim otoriter.

    Iran tetap bercokol di Timur Tengah

    Banyak analis percaya bahwa pendekatan Iran dalam mengompori konflik di kawasan tidak akan berubah selama Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei tetap berkuasa.

    Namun, beberapa melihat adanya kesamaan antara situasi di Iran dengan transformasi politik di masa lalu. Erfan Sabati, seorang peneliti yang berbasis di London, mengatakan kepada DW bahwa keadaan Iran saat ini sebanding dengan Jerman Timur pada bulan-bulan sebelum jatuhnya Tembok Berlin.

    Menurutnya, rezim otoriter sering kali tampak tak tergoyahkan hingga tiba-tiba ambruk akibat desakan publik dan tekanan eksternal. Gelombang protes baru-baru ini di Iran, termasuk gerakan “Wanita, Kehidupan, Kebebasan”, telah menunjukkan semakin terputusnya hubungan antara pemerintah Iran dan rakyatnya.

    Namun, masih harus dilihat apakah kepemimpinan Iran dapat beradaptasi dengan tantangan di dalam dan luar negeri, atau apakah akan berpegang teguh pada strateginya saat ini.

    Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Jerman

    Lihat juga video: Bos WHO soal Penunjukkan PM Sementara Suriah: Harapan Baru

    (ita/ita)

  • 6 Update Situasi Suriah, Penyebab Keruntuhan Rezim Assad-Nasib Iran

    6 Update Situasi Suriah, Penyebab Keruntuhan Rezim Assad-Nasib Iran

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang sudah berlangsung sejak tahun 2000, berhasil digulingkan dan tumbang. Situasi ini pun mengakhiri Perang Saudara yang berlangsung selama 13 tahun di Negeri Syam tersebut.

    Perang ini berakhir setelah adanya sejumlah pihak yang terlibat untuk menjatuhkan Assad dan kekuasaan Partai Baath yang dinaunginya. Salah satunya adalah pasukan pemberontak Suriah, yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

    Berikut update terkait situasi di Suriah saat ini, sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber oleh CNBC Indonesia pada Selasa (10/12/2024):

    Alasan Jatuhnya Rezim Assad di Suriah

    Keruntuhan rezim Assad disebut-sebut terjadi akibat perang kelompok Hizbullah dengan Israel. Ini merupakan salah satu efek domino yang terjadi sejak serangan Hamas ke Israel dan sebaliknya pada 7 Oktober 2023 lalu.

    Dilansir The Guardian pada Senin (9/12/2024), Hizbullah, gerakan Syiah Lebanon yang telah lama didukung oleh Iran dalam perjuangan bersama mereka melawan Israel, disebut salah perhitungan dalam membantu Hamas dalam perang di Gaza dengan membuka front di garis biru yang ditetapkan PBB yang memisahkan Lebanon dari tetangga mereka, Israel.

    Setelah hampir setahun serangan lintas batas yang saling berbalas yang menyebabkan ratusan ribu orang mengungsi dari rumah mereka, Israel meningkatkan kampanyenya pada September. Israel berhasil menghancurkan sebagian besar struktur komando Hizbullah melalui serangan udara, termasuk sekretaris jenderalnya yang telah lama menjabat, Hassan Nasrallah, dan mengusir para pejuang kelompok itu dari zona demarkasi melalui serangan darat.

    Dua bulan kemudian, Teheran memberi tahu Hizbullah, mereka tidak mampu menanggung lebih banyak kerugian. Kelompok itu pun tertatih-tatih ke meja perundingan, menyetujui gencatan senjata dengan persyaratan yang menguntungkan Israel.

    Di sisi lain, kelompok Suriah Hayat Tahrir al-Sham (HTS) memulai serangannya ke kota Aleppo pada hari yang sama ketika Israel dan Hizbullah menyetujui gencatan senjata untuk mengakhiri pertempuran di Lebanon.

    HTS Islamis, bersama dengan payung milisi yang didukung Turki yang dikenal sebagai Tentara Nasional Suriah, merasakan adanya peluang, mempertaruhkan bahwa sekutu Assad telah melemah dan tidak terorganisir.

    Mereka bergerak ke Aleppo, yang kabarnya untuk menghalangi serangan rezim yang direncanakan terhadap benteng mereka di Suriah barat laut, dan mendapati bahwa tentara Damaskus yang korup dan terdemoralisasi tidak siap dan hanya memberikan sedikit perlawanan.

    Nasib Iran Pasca Tumbangnya Rezim Assad

    Kemunduran Assad rupanya memberikan tekanan yang berat bagi Iran, yang merupakan penyokong utamanya.

    Ahli Keamanan di King’s College London (KCL), Andreas Krieg mengatakan, kondisi ini kemudian harus memaksa Iran dan proksinya, yang dikenal sebagai ‘Poros Perlawanan’, untuk berkonsentrasi pada wilayah asal mereka dan bukan terlibat di peperangan di luar negara mereka

    “Dengan demikian, poros itu akan kehilangan cita rasa transnasionalnya dan kedalaman strategis regionalnya,” ujarnya kepada AFP, dikutip Selasa (10/12/2024).

    Serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober 2023 merupakan awal mula dari pelemahan poros sokongan Iran. Kekuatan militer Hizbullah telah dirusak dan pemimpinnya, Hassan Nasrallah, telah dibunuh oleh Israel. Israel, di sisi lain, telah menyerang jalur pasokan militer dan keuangan Hizbullah dari Iran melalui Suriah.

    Pendukung Iran yang tersisa berada di Yaman dan Irak. Meski sempat berulang kali mengganggu AS dan sekutunya di kawasan itu, namun menjadi pengganggu tampaknya tidak dapat melakukan perubahan besar.

    “Mereka kemungkinan akan kehilangan (pengaruh) itu,” tambah Krieg.

    Ribuan Warga Iran Pulang dari Suriah

    Fatemeh Mohajerani, juru bicara pemerintah Iran, mengatakan 4.000 warga negara Iran telah kembali ke negara itu dari Suriah sejak Assad digulingkan.

    “Mereka berangkat dengan 10 penerbangan yang diselenggarakan oleh maskapai penerbangan Iran Mahan,” kata Mohajerani di Teheran.

    Foto: Pemberontak menyatakan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah berakhir. Warga Suriah yang sebelumnya kabur ke Lebanon untuk menghindari kekerasan rezim Assad pun mengantre di perbatasan untuk pulang kampung. (REUTERS/Mohammed Yassin)
    Pemberontak menyatakan rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad telah berakhir. Warga Suriah yang sebelumnya kabur ke Lebanon untuk menghindari kekerasan rezim Assad pun mengantre di perbatasan untuk pulang kampung. (REUTERS/Mohammed Yassin)

    PBB Buka Suara Soal Periode Kritis Suriah

    Kepala Hak Asasi Manusia PBB, Volker Turk, meminta setiap transisi politik di Suriah harus mencakup akuntabilitas di balik kejahatan yang dilakukan di bawah pemerintahannya.

    “Setiap transisi politik harus memastikan akuntabilitas bagi para pelaku pelanggaran serius dan menjamin bahwa mereka yang bertanggung jawab dimintai pertanggungjawaban,” kata Turk kepada wartawan di Jenewa, seperti dikutip AFP, Senin.

    Ketika ditanya apakah Assad termasuk di antara mereka yang harus dimintai pertanggungjawaban, Turk mengatakan “mantan presiden Suriah dan siapa pun yang berada di posisi kepemimpinan senior, memang ada alasan serius untuk percaya mereka mungkin telah melakukan kejahatan kekejaman”.

    “Sangat penting bahwa semua bukti dikumpulkan dan disimpan dengan cermat untuk digunakan di masa mendatang,” tambahnya.

    Komentarnya muncul setelah Assad melarikan diri dari Suriah ketika pemberontak yang dipimpin Islam menyerbu Damaskus, memicu perayaan di seluruh negeri dan sekitarnya atas berakhirnya pemerintahannya yang menindas.

    Turk menggambarkan “pelanggaran hak asasi manusia yang paling serius… termasuk penyiksaan dan penggunaan senjata kimia”.

    Perubahan mendadak dan dramatis di Suriah membawa “harapan bahwa ini akan menjadi kesempatan bagi negara untuk membangun masa depan yang didasarkan pada hak asasi manusia, kebebasan, dan keadilan”, kata Turk.

    Ia menambahkan, “reformasi aparat keamanan akan menjadi kunci. Transisi ini juga harus memastikan bahwa tragedi orang hilang ditangani.”

    Qatar Kutuk Pendudukan Israel di Suriah

    Dalam konferensi pers, juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed al-Ansari mengatakan tidak dapat diterima bagi Israel untuk mengeksploitasi situasi saat ini di Suriah dan melanggar kedaulatannya.

    Ia menambahkan Qatar telah mengutuk keras serangan Israel di perbatasan dengan Suriah, menekankan: “Ini akan membawa kawasan itu ke dalam lebih banyak masalah.”

    Juru bicara itu juga mengatakan negara Teluk itu “mendesak” meminta masyarakat global untuk bertindak agar hukum internasional dipatuhi.

    “Kami memiliki konvensi internasional, kami memiliki kedaulatan dan persatuan wilayah Suriah,” katanya. “Tidak seorang pun diizinkan, dalam keadaan apa pun, termasuk pendudukan Israel, untuk merebut peluang untuk menduduki … wilayah Suriah.”

    Ia menyimpulkan bahwa ini adalah “pelanggaran yang dilakukan oleh Israel terhadap wilayah Suriah”.

    Foto: Serangkaian ledakan keras terdengar di Damaskus, Suriah pada Selasa, (10/12/2024), di tengah laporan bahwa Israel secara sistematis menggempur instalasi militer Suriah setelah penggulingan rezim Bashar al-Assad. (Photo by LOUAI BESHARA / AFP)
    Serangkaian ledakan keras terdengar di Damaskus, Suriah pada Selasa, (10/12/2024), di tengah laporan bahwa Israel secara sistematis menggempur instalasi militer Suriah setelah penggulingan rezim Bashar al-Assad. (Photo by LOUAI BESHARA / AFP)

    Israel Lancarkan Ratusan Serangan Udara di Suriah

    Pesawat tempur Israel telah menargetkan pabrik-pabrik di Aleppo milik angkatan udara Suriah, serta gudang senjata dan amunisi di pinggiran Damaskus dan sejumlah tempat lain di seluruh Suriah. Hal ini disampaikan oleh Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR).

    Pemantau perang mengatakan “serangan tersebut mengakibatkan penghentian total pertahanan udara dan melumpuhkan semua posisi yang menjadi target”.

    Daftar lengkap aset militer yang menjadi target di berbagai provinsi, termasuk Deir Az Zor, Hama, Homs. Al-Hasakah, Latakia, Damaskus, Rif Dimashq, Deraa, al-Quneitra, dan Aleppo.

    (dce)

  • Kata-kata Pertama Striker West Ham usai Kecelakaan Parah hingga Ferrarinya Ringsek

    Kata-kata Pertama Striker West Ham usai Kecelakaan Parah hingga Ferrarinya Ringsek

    Jakarta

    Striker West Ham, Michail Antonio mengalami kecelakaan parah. Mobil Ferrari yang disetirnya sampai ringsek.

    Antonio mengalami kecelakaan di kawasan Essex pada Sabtu (7/12/2024). West Ham menyebut sang pemain dirawat intensif di rumah sakit London.

    Dikutip dari Mirror, Antonio terjebak di dalam mobil selama 45 menit saat petugas layanan darurat berjuang untuk membebaskannya dari kendaraan.

    Menurut The Sun, Antonio sempat melontarkan kata-kata pertamanya setelah diselamatkan dari Ferrari. seorang pejalan kaki menjadi yang pertama di tempat kejadian.

    “Saya mengatakan kepadanya ‘halo’ untuk melihat apakah ada yang masih hidup,” Samuel Woods, 34, mengatakan kepada The Sun.

    “Saya mendengar sirene dan mengatakan kepadanya bahwa bantuan sedang dalam perjalanan. Dia sangat bingung. Dia berkata, ‘Di mana aku? Apa yang terjadi? Aku berada di mobil apa?’,” ujar Samuel.

    That looks like a nasty crash, this is Michail Antonio’s Ferrari car, I really hope the chap is ok & unhurt or anyone else for that matter. 🙏🏻 pic.twitter.com/gDsz19uQcE

    — Robbie Coombes (@RobbieCoombes15) December 7, 2024

    “Paramedis sampai di sana dengan sangat cepat. Aku tidak percaya apa yang terjadi. Mobil itu berbau bensin. Aku menatapnya dan berpikir, ‘Dia dalam masalah besar’. Saya baru saja berkata, ‘Anda mengalami kecelakaan’. Dia tidak menjawab. Dia melihat sekeliling mencoba memahami apa yang baru saja saya katakan. Dia sedang duduk di sisi penumpang,” ungkap Samual.

    West Ham United mengkonfirmasi Michail Antonio telah menjalani operasi pada fraktur tungkai bawah setelah kecelakaan lalu lintas jalan pada Sabtu sore.

    “Michail akan terus dipantau di rumah sakit dalam beberapa hari mendatang,” bunyi pernyataan West Ham.

    Pada malam natal 2019 lalu Antonio juga pernah mengalami kecelakaan parah. Lamborghini Huracan yang dikemudikannya mengalami oversteer hingga ringsek. Bahkan sejak kejadian tersebut, Antonio kesulitan untuk mendapatkan asuransi.

    “Saya berjuang untuk mendapatkan asuransi tahun ini,” katanya tiga tahun lalu.

    “Tidak ada yang mau mengasuransikan saya,” kata dia.

    (riar/dry)

  • Bahagianya Warga Suriah di London Melihat Rezim Bashar Assad Tumbang

    Bahagianya Warga Suriah di London Melihat Rezim Bashar Assad Tumbang

    ERA.id – Sejumlah warga Suriah berkumpul di pusat kota London pada Minggu (8/12) dan membagikan manisan untuk merayakan jatuhnya rezim Bashar al-Assad, setelah oposan bersenjata merebut ibu kota Damaskus.

    Kelompok warga Suriah itu berkumpul di Lapangan Trafalgar merayakan “Suriah Merdeka” sambil membawa bendera oposisi Suriah.

    Mereka bersorak, menyambut lengsernya rezim Bashar al-Assad yang penuh kekejaman, dengan meneriakkan slogan-slogan dan menyanyikan lagu-lagu serta berjanji kembali ke tanah air mereka.

    Seorang warga, Saffan Amir yang berasal dari Aleppo membagikan manisan yang dikenal sebagai Basbousa kepada peserta lain, sambil menyemangati mereka untuk “melakukan apa pun” yang mereka bisa untuk merayakannya serta membuat “semua orang bahagia.”

    Kepada Anadolu, Amir mengatakan bahwa warga Suriah sangat gembira dan lega karena “kami telah mendapatkan apa yang kami inginkan.”

    “Semua orang di Suriah menderita di bawah rezim itu, rezim brutal, yang membunuh, menyiksa, dan mengambil kekuasaan untuk dirinya dan keluarganya, tetapi tidak untuk Suriah,” kata Amir.

    Amir mencatat bahwa hari ini mereka berbagi kebahagiaan hingga “ke seluruh dunia, bulan dan seterusnya.”

    Lain halnya dengan Georgia Scott, yang suaminya, Obaida Fahed, berasal dari Homs. Scott menyebut situasi terkini yang terjadi di Suriah “sungguh luar biasa.”

    Ia mengutarakan harapannya agar Bashar al-Assad “berakhir di Den Haag,” agar dihukum atas apa yang telah dilakukannya.

    Sementara itu, Fahed menyatakan kepada Anadolu bahwa mimpi rakyat Suriah memiliki “negara merdeka” telah tercapai dengan jatuhnya rezim Assad.

    Fahed telah meninggalkan Suriah selama 12 tahun dan mereka berencana kembali dan membangun negaranya.

    “Ini seperti mimpi,” katanya dengan wajah penuh kebahagiaan.

    Selama 10 hari, pasukan oposisi melancarkan serangan kilat, merebut kota-kota penting dan kemudian, Damaskus berhasil dikuasai pada Minggu.

    Kemajuan pesat tersebut, yang didukung oleh unit-unit militer yang membelot, menyebabkan runtuhnya rezim Assad setelah 13 tahun perang saudara.

    Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, Assad memutuskan untuk mengundurkan diri dan meninggalkan Suriah tanpa menyebutkan ke mana ia pergi.

    Sumber: Anadolu

  • Assad, Pemimpin yang Tak Disengaja dan Tiran dari Suriah – Halaman all

    Assad, Pemimpin yang Tak Disengaja dan Tiran dari Suriah – Halaman all

    Sebuah dinasti dan pemerintahan yang telah berlangsung selama beberapa dekade tampaknya telah berakhir di Suriah. Presiden Bashar Assad dilaporkan telah digulingkan. Ia dan keluarganya melarikan diri ke Rusia.

    Hingga kekuasaannya diruntuhkan oleh pasukan pemberontak pada Minggu (8/12), Assad sejatinya dikenal sebagai pemimpin dengan jaringan sekutu yang kuat: Rusia, Iran, dan milisi yang didanai Iran seperti Hizbullah di Lebanon. Tanpa dukungan dari mereka, Assad kemungkinan besar sudah tersingkir oleh revolusi rakyat Suriah beberapa tahun sebelumnya. Namun, sekutu-sekutu tersebut kini tampaknya telah meninggalkannya.

    Dipicu oleh revolusi damai pada tahun 2011, perang saudara Suriah sempat mendorong rezim Assad ke ambang kebangkrutan pada tahun 2015. Pemerintah Suriah hampir tidak mampu membayar militernya sendiri, dan Assad hanya menguasai sekitar 10% wilayah negaranya pada saat itu.

    Namun, saat itu, ketika pemerintah Suriah meminta bantuan dari Rusia, Moskow merespons dengan mengirimkan kekuatan militer.

    Jet tempur Rusia melancarkan serangan udara besar-besaran di wilayah Suriah, dengan dalih menyerang “teroris” dan bukan revolusioner.

    Kebrutalan yang melegenda

    Tentu saja, ada teroris di Suriah saat ini, termasuk kelompok-kelompok ekstremis seperti Islamic State (ISIS). Namun, eksistensi mereka juga dipicu sebagian oleh kebijakan Assad sendiri. Pada akhir 2011 misalnya, Assad memerintahkan pembebasan banyak tahanan ekstremis Sunni dari penjara, yang kemungkinan dilakukan untuk mendiskreditkan revolusi.

    Namun, para ekstremis ini kemudian bergabung dengan para revolusioner untuk mewujudkan tujuan mereka sendiri, yang pada akhirnya malah mendominasi perlawanan terhadap rezim Suriah. Langkah Assad ini, yang awalnya dirancang untuk melemahkan revolusi, justru menciptakan ancaman baru yang lebih besar.

    Meski begitu, langkah Assad tersebut bukanlah sebuah kejutan besar. Sejak awal revolusi melawan pemerintahannya, Assad telah membuktikan dirinya sebagai pemimpin yang kejam demi mempertahankan kekuasaan, meskipun akhirnya tak dapat bertahan selamanya.

    Contoh paling terkenal dari kekejaman ini adalah serangan gas sarin di Ghouta pada 2013. Roket-roket berisi gas saraf mematikan itu menghantam daerah-daerah yang dikuasai oposisi di sekitar Damaskus, menewaskan ratusan orang. Ini adalah salah satu serangan senjata kimia paling mematikan sejak perang Iran-Irak.

    Assad juga tidak ragu-ragu untuk menjatuhkan bom barel ke sekolah-sekolah dan rumah sakit di Suriah. Karena kebrutalan pemerintahannya, diperkirakan ratusan ribu orang tewas selama konflik yang telah berlangsung lebih dari satu dekade, dan puluhan ribu orang disiksa dan dibunuh di penjara-penjara pemerintah.

    Harapan awal yang pupus

    Ironisnya, awal kekuasaan Assad diwarnai harapan perubahan. Setelah pada tahun 2000 mewarisi jabatan dari ayahnya – diktator Hafez Assad yang telah berkuasa selama 30 tahun – banyak yang berharap dokter mata lulusan Inggris kelahiran 1965 itu akan menjadi pemimpin yang lebih liberal.

    Enam bulan pertama kepemimpinannya bahkan dikenal sebagai “Musim Semi Damaskus”, di mana kebebasan media dan suara-suara liberal sempat berkembang. Saat itu, Bashar Assad tampaknya ingin mengembalikan apa yang telah dirampas oleh ayahnya kepada negaranya, seperti kebebasan politik, penghormatan terhadap hak asasi manusia, dan di atas segalanya, media yang diizinkan untuk lebih terbuka dan lebih kritis, bahkan terhadap pemerintahnya sendiri.

    Tidak sedikit warga berpendidikan di negara itu yang percaya pada kata-katanya. Namun, bagi para elit penguasa, kebebasan itu sudah kelewat batas. Optimisme ini pun hanya bertahan setahun. Pada bulan Agustus 2001, penangkapan pertama mulai dilakukan terhadap mereka yang menyatakan oposisi, termasuk anggota parlemen Suriah.

    Bashar Assad, dokter yang menjelma jadi diktator

    Awalnya, Bashar Assad tidak pernah dipersiapkan menjadi pemimpin. Ia menempuh pendidikan kedokteran di Damaskus dan London. Bahkan, Bashar Assad sebenarnya tidak pernah diharapkan untuk menggantikan ayahnya. Pekerjaan itu sebenarnya diperuntukkan bagi kakak laki-lakinya, Basil – tetapi Basil meninggal dalam kecelakaan mobil pada tahun 1994.

    Ketika sang ayah, Hafez Assad, meninggal pada Juni 2000, konstitusi Suriah harus diubah secara khusus agar Bashar Assad, yang secara resmi masih terlalu muda untuk menduduki jabatan itu, dapat diangkat menjadi presiden.

    Hal ini sejalan bagi banyak orang dalam di kalangan militer dan politik senior Suriah. Seperti yang dijelaskan oleh David W. Lesch dalam biografinya tentang Bashar Assad, mereka melihat anak laki-laki yang lebih muda sebagai pilihan terbaik untuk mempertahankan posisi politik, keuangan, dan sosial mereka.

    Negeri yang porak-poranda

    Ketika Arab Spring melanda wilayah negara-negara tetangga seperti Mesir dan Tunisia pada 2011, Assad awalnya menawarkan janji reformasi agar kerusuhan serupa tidak terjadi di negaranya. Namun pada bulan Maret di tahun yang sama, terutama setelah beberapa anak ditangkap dan disiksa oleh pasukan rezim di kota Daraa karena membuat grafiti anti-pemerintah, semakin banyak penduduk setempat yang ikut serta dalam aksi protes melawan kediktatoran yang telah berlangsung lama di wilayah tersebut.

    Assad kemudian meremehkan demonstrasi-demonstrasi yang terjadi setelahnya, dengan menggambarkannya sebagai kampanye media untuk melawannya. Tidak lama kemudian, militer Suriah diberi izin untuk menggunakan senjata terhadap para demonstran damai. Meskipun banyak orang yang terlibat dalam demonstrasi pertama berkukuh bahwa mereka melakukannya secara damai, posisi tersebut berubah setelah militer dan polisi rahasia Assad mulai menyerang mereka dan keluarga mereka.

    Selama berbulan-bulan berikutnya, para demonstran damai akhirnya melawan, yang secara bertahap berubah menjadi pemberontak; musuh pemerintah Assad yang tidak akan puas kecuali dengan penggulingannya.

    Meskipun perang saudara telah berlangsung selama lebih dari satu dekade, termasuk kehancuran dan nyawa yang tak terhitung jumlahnya, Assad tetap mampu memerintah Suriah. Harga untuk mempertahankan kekuasaan sangat mahal, di mana jutaan warga Suriah terpaksa mengungsi, baik di dalam maupun luar negeri.

    Kesetiaan Assad kepada Rusia dan Iran juga berarti bahwa kedua negara tersebut memiliki jejak ekonomi dan militer yang signifikan di Suriah.

    Pada Mei 2023, Suriah diterima kembali ke Liga Arab, menandai upaya Assad untuk memulihkan posisi negaranya di panggung internasional. Namun, perkembangan pada Desember 2024 telah mengubah segalanya.

    Masa depan Suriah dan Bashar Assad kini tidak pasti, tetapi warisannya telah ditetapkan: sebuah negara yang hancur, rakyat yang menderita, catatan panjang kekejaman terhadap kemanusiaan, dan tatanan internasional yang terganggu baik secara geopolitik maupun moral.

    Artikel ini diadaptasi dari DW bahasa Inggris

  • dr. Basyar Hafiz al-Assad – Halaman all

    dr. Basyar Hafiz al-Assad – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – dr. Basyar Hafiz al-Assad merupakan Presiden Suriah ke-19 yang telah menjabat sejak Juli 2000.

    Sebagai presiden, dia juga Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Suriah, sekretaris jenderal komando Pusat Partai Ba’ath Sosialis Arab.

    Pria yang akrab disapa Assad itu juga dikenal sebagai seorang politikus, perwira militer, dan dokter bedah Suriah.

    Berikut profil Basyar Hafiz al-Assad.

    Kehidupan Pribadi

    Dilansir dari Britannica, Basyar Hafiz al-Assad lahir di Damaskus, Suriah pada 11 September 1965. 

    Assad merupakan putra dari pasangan Hafez al-Assad dan Anisa Makhlouf.

    Hafez al-Assad sendiri merupakan Presiden Suriah periode 1971–2000.

    Assad telah menikah dengan mantan bankir investasi kelahiran Inggris Asma Akhras dan memiliki tiga anak.

    Pendidikan

    Assad menempuh studi di Damascus University sebagai dokter mata pada 1988. 

    Dia lalu menjadi dokter tentara di rumah sakit militer Damaskus. 

    Pada 1992, dia pindah ke London, Inggris, untuk melanjutkan studi.

    Karier

    Karier politik Assad dimulai setelah kematian mendadak kakaknya, Basil al-Assad, pada 1994. 

    Sebagai pewaris takhta politik, Assad meninggalkan karier medisnya dan mempersiapkan diri untuk menggantikan sang ayah.

    Pada 2000, setelah kematian sang ayah Hafez al-Assad, ia diangkat sebagai Presiden Suriah. 

    Pemerintahannya diawali dengan harapan reformasi, tetapi segera berubah menjadi rezim otoriter yang ditandai dengan pelanggaran hak asasi manusia dan penindasan terhadap oposisi.

    Pada 8 Desember 2024, kelompok pemberontak berhasil menguasai Damaskus melalui serangan kilat yang mengejutkan dunia internasional. 

    Kelompok oposisi, yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS), mengumumkan bahwa kota tersebut telah “terbebas dari tiran Bashar al-Assad.”

    Pemberontak juga membebaskan sejumlah tahanan politik dari penjara Sednaya, yang dikenal sebagai salah satu fasilitas penahanan paling brutal di dunia. 

    Ribuan warga Suriah merayakan kemenangan ini dengan meneriakkan seruan kebebasan di alun-alun utama Damaskus.

    Meskipun demikian, pengambilalihan ini juga disertai kekhawatiran akan stabilitas politik Suriah ke depan, terutama terkait perbedaan ideologi di antara kelompok oposisi.

    Melarikan Diri

    Setelah Damaskus jatuh ke tangan pemberontak, Assad dilaporkan melarikan diri menggunakan pesawat ke lokasi yang belum diketahui. 

    Upaya untuk melacak keberadaannya dilakukan oleh pemberontak, tetapi hingga kini tidak ada informasi pasti mengenai tempat persembunyiannya.

    Kaburnya Assad menunjukkan runtuhnya kekuasaan rezim Baath yang telah mendominasi Suriah selama lima dekade. 

    Beberapa laporan menyebutkan bahwa Assad kemungkinan mencari suaka di negara sekutu seperti Iran atau Rusia.

    Kehilangannya juga memicu spekulasi tentang siapa yang akan memimpin Suriah di masa transisi, mengingat kekosongan kekuasaan dapat memicu konflik baru di negara yang sudah dilanda ketidakstabilan.

    Dampak Runtuhnya Assad

    Runtuhnya rezim Bashar al-Assad memiliki implikasi besar bagi kawasan Timur Tengah, yang telah lama menjadi arena konflik geopolitik. 

    Kejatuhannya dapat mengubah dinamika hubungan kekuatan regional, terutama antara Iran, Rusia, dan negara-negara Barat.

    Di sisi lain, krisis kemanusiaan yang sudah melanda Suriah selama bertahun-tahun kemungkinan akan semakin memburuk dalam jangka pendek akibat kekosongan kekuasaan. 

    Organisasi internasional menyerukan bantuan kemanusiaan segera untuk mencegah keruntuhan total infrastruktur negara.

    Kejatuhan ini juga menjadi pengingat bahwa rezim otoriter tidak kebal terhadap perubahan ketika rakyat bersatu untuk menuntut kebebasan dan keadilan.

     

    (Tribunnews.com/David Adi)

  • Drama Kemenangan Chelsea di Laga vs Tottenham

    Drama Kemenangan Chelsea di Laga vs Tottenham

    JABAR EKSPRES – Kemenangan Chelsea atas Tottenham di Stadion Tottenham, London, Senin (9/12/2024) dini hari WIB. Menjadi laga penuh drama.

    Melansir laman Liga Premier, Chelsea yang sempat tertinggal mampu membalikkan keadaan hingga 4-2, sebelum laga berakhir dengan skor 4-3. Melalui dua gol yang dicetak Cole Palmer, serta masing-masing satu gol dari Jadon Sancho dan Enzo Fernandez.

    Sementara itu, Tottenham harus puas dengan tiga gol dari Dominic Solanke, Dejan kulusevski dam Son Heung-min. Sehingga Spurs harus turun ke peringkat 11 dengan 20 poin dari 15 laga. Atau tujuh poin di zona Liga Champions.

    Adapun kemenangan ini mengokohkan Chelsea di peringkat kedua klasemen Liga Inggris dengan 31 poin dari 15 pertandingan, selisih empat poin dari Liverpool yang anteng di puncak klasemen.

    BACA JUGA:Tanpa Tukar Poin, Aplikasi Ini Langsung Kasih Uang Begitu Selesaikan Misi

    Sepanjang pertandingan berlangsung, Chelsea unggul dari Tottenham dengan 62 persen penguasaan bola dan membuat 17 peluang. Delapan di antaranya on target.

    Spurs unggul cepat ketika laga baru berjalan lima menit melalui gol Dominic Solanke yang memanfaatkan umpan silang Brennan Johnson. Enam menit berselang, klub asuhan Ange Postecoglou itu mencetak gol keduanya melalui tendangan kaki kiri Dejan Kulusevski. Setelah menerima umpan Pedro Porro.

    Tak ingin terus tertinggal, Chelsea mulai meningkatkan intensitas serangan hingga mencetak gol pada menit ke-17. Setelah umpan Marc Cucurella dikonversi menjadi gol lewat tendangan Sancho sehingga skor berubah 1-2.

    Chelsea mampu menyamakan kedudukan setelah Yves Bissouma melanggar Moises Caicedo di kotak terlarang di menit ke-59. Peluang ini mampu dimanfaatkan dengan baik oleh Cole Palmer. setelah tendangannya mengecoh kiper Tottenham Fraser Forster di menit ke-61.

    BACA JUGA:“Akhirnya Bebas Iklan!” Cara Praktis Menghilangkan Iklan Mengganggu di HP OPPO

    Pertandingan kembali memanas di babak kedua. Chelsea mulai membalikkan keadaan menjadi 3-2 pada menit ke-73 melalui tendangan keras Enzo Fernandez setelah menyambut bola liar di kotak penalti Tottenham.

    Skuad asuhan Enzo Maresca itu semakin di atas angin setelah memperlebar keunggulan menjadi 4-2 berkat gol kedua Palmer.