Kelakuan 6 Pria Minta Uang Kebersihan di Lenteng Agung
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sebanyak enam pria tertangkap basah meminta uang kepada warga dengan berpura-pura menjadi petugas kebersihan di kawasan RW 08, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025).
Aksi keenam pria itu sempat direkam warga dan diunggah ke akun Instagram @lentengagungterkini hingga akhirnya viral.
Mereka mendatangi rumah-rumah warga, menyapu halaman, dan meminta uang dengan alasan “uang kebersihan”.
Berdasarkan video yang beredar, terlihat seorang pria tengah mendatangi salah satu rumah warga.
Saat ditanya asalnya, ia menjawab dengan santai bahwa dirinya sedang meminta sumbangan.
“Ih viral gue ini mah. Minta uang ini, sumbangan,” jawab pria tersebut sambil menatap kamera.
Perekam video kemudian menanyai asal organisasi dan izin mereka. “Bapak dari mana? Udah bilang ke pengurus RW belum?” tanya perekam.
Pria itu lantas menyebut nama organisasi “Rempah” dan mengaku belum melapor.
“Rempah. Belum bilang,” jawabnya.
Dalam video lain, pria itu tampak memanggil rekannya yang lain agar ikut direkam.
“Tuh, viral enggak nih? Sini, Yan, masuk TikTok, dah,” katanya sambil tertawa.
Namun, ketika kamera beralih ke pria lain, salah satu di antaranya menolak direkam.
“Saya enggak mau direkam. Privasi saja ini mah, privasi,” ujarnya.
Aksi mereka pun mengundang perhatian warga setempat hingga akhirnya enam pria tersebut diamankan.
Menurut Ketua RT 08 RW 08 Lenteng Agung, Dede, keenam pria itu mendatangi rumah-rumah warga dengan berpura-pura memungut sampah dan menyapu halaman. Mereka bahkan menggunakan sapu milik warga.
“Enggak bawa sapu, ngambil saja yang ada, sambil bawa karung,” kata Dede.
Setelah berpura-pura bekerja, mereka mengetuk pintu dan meminta uang dengan alasan “uang kebersihan”.
“Dia masuk rumah, ketok-ketok pintu, ‘Pak, saya petugas kebersihan. Tuh saya sudah bersih-bersih. Kasih saja pak, seikhlasnya.’ Nanti kalau enggak dikasih diulang terus saja sampai diusir,” jelas Dede.
Dede, mengatakan keenam pria itu sebelumnya sudah menyisir tujuh RT di kawasan RW 08.
Mereka baru berhenti setelah warga mengepung mereka di jalan buntu di perbatasan RW 08 dan RW 09.
“Jadi dia jalan tuh ada tujuh RT mungkin, terus dia kan enggak tahu kalau ini jalan buntu. Jadi dia jalan terus sampai akhirnya dikepung warga,” ujar Dede kepada Kompas.com, Jumat (3/10/2025).
Menurut Dede, para pria itu tampak linglung dan pasrah saat diamankan. Mereka diduga sedang dalam pengaruh obat-obatan.
“Kayaknya sih memang mabuk dia. Enggak kecium bau alkohol, soalnya kayaknya mabuknya obat tuh dia,” ujar Dede.
Setelah diamankan warga, Ketua RW 09, Karsim, menghubungi Babinsa dan Satpol PP setempat.
“Saya enggak tahu kejadiannya gimana, tapi karena sudah masuk wilayah saya, kemaren saya yang telfon Babinsa-nya,” kata Karsim.
Dede memastikan bahwa enam pria tersebut bukan warga Lenteng Agung. Saat diperiksa, KTP mereka menunjukkan alamat berbeda-beda.
“Mereka itu kan bukan warga sini. Waktu dicek KTP-nya itu dari Jakarta Barat,” kata Dede.
Beberapa di antaranya tercatat sebagai warga Tambora, satu dari Kalideres, satu dari Gambir, dan satu dari Banyumas, Jawa Tengah.
Dede menduga karena bukan warga sekitar, mereka tidak mengetahui wilayah Lenteng Agung dengan baik. Bahkan, salah satu dari mereka sudah pernah tertangkap sebelumnya oleh Babinsa yang sama.
“Mungkin ya namanya dia bukan orang sini ya. Sehingga dia enggak tahu ini ternyata masih satu kelurahan,” ujar Dede.
Personel Babinsa yang menangkap mereka disebut sempat marah karena pelaku pernah berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
“Jadi dia itu sudah dua kali rupanya tuh ketangkepnya sama si Babinsa itu. Makanya Pak Babinsa itu marah banget,” ungkap Dede.
Dari aksi itu, mereka mengumpulkan uang sekitar Rp152.000. Rata-rata warga memberikan Rp5.000.
“Rata-rata ngasihnya Rp5.000,” kata Dede.
Ketua RW 09, Karsim berharap para pelaku tak langsung dijatuhi hukuman penjara, melainkan dibina agar tidak mengulangi perbuatannya.
“Nanti yang ada kalau sudah bebas, diulangi lagi. Makanya bagusnya diberi pelatihan, biar skill-nya terasah,” ujar Karsim.
Senada, Dede menilai pembinaan dan pelatihan akan lebih efektif dibanding hukuman.
“Memang dia pelaku. Tapi kalau dibantu, ada yang ajak mengembangkan diri dia mungkin mau. Nah itu tanggung jawab negara,” kata Dede.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Lenteng Agung
-
/data/photo/2025/10/03/68dfa8b8a6457.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kelakuan 6 Pria Minta Uang Kebersihan di Lenteng Agung Megapolitan 5 Oktober 2025
-

DKI kemarin, nilai APBD 2026 hingga Sentra Fauna Lenteng Agung
Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa terjadi di Kota Jakarta pada Selasa (30/9), mulai dari nilai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2026 yang berpotensi turun hingga Sentra Fauna Lenteng Agung segera beroperasi dalam dua pekan.
Berikut sederet berita yang menarik untuk disimak kembali:
Dana transfer pusat ke DKI dipotong, APBD 2026 bakal turun
Ketua DPRD DKI Jakarta Khoirudin mengungkapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI 2026 berpotensi turun karena pemerintah pusat memangkas dana transfer ke DKI Jakarta.
DPRD dan Pemprov DKI Jakarta telah menyepakati Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) APBD Tahun 2026.
Baca selengkapnya di sini
Diduga keracunan, puskesmas cek sampel MBG di SDN 01 Gedong
Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo mengecek sampel makanan pada program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 01 Gedong untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait dugaan keracunan.
“Saat ini sampel makanan sudah diambil. Jadi, kami belum bisa bicara lebih jauh sebelum hasilnya keluar,” kata Kepala Unit Pengelola Sarana dan Prasarana Pendidikan (UP Prasardik) Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Budiyono saat dihubungi di Jakarta, Selasa.
Baca selengkapnya di sini.
Pramono minta jajaran bantu tangani rumah yang terbakar di Tamansari
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo meminta agar jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakartahadir dan membantu proses penanganan rumah-rumah yang terbakar di Kelurahan Tangki, Tamansari, Jakarta Barat.
Menurut dia, sebagian rumah di daerah tersebut merupakan bangunan yang dulunya masuk dalam program Proyek Operasi Nasional Agraria (Prona) pada 2018.
Baca selengkapnya di sini.
Pemprov DKI mekarkan Kapuk jadi tiga kelurahan baru
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akhirnya memutuskan untuk melakukan pemekaran Kelurahan Kapuk, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, menjadi tiga kelurahan baru.
“Begitu tahu penduduknya mencapai 174 ribu jiwa, bahkan lebih banyak dibanding 15 kecamatan di Jakarta, saya langsung memutuskan sudah waktunya dimekarkan,” ujar Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo saat dijumpai di Kantor Kelurahan Kapuk, Selasa.
Baca selengkapnya di sini.
Sentra Fauna Lenteng Agung segera beroperasi dua pekan lagi
Sentra Fauna Lenteng Agung, Jakarta Selatan, dijadwalkan segera beroperasi dua pekan lagi, menyusul rampungnya pembangunan sarana dan prasarana tempat berkumpulnya para pedagang dan pembeli satwa itu.
“Tahap persiapan insyaallah dua minggu lagi sudah siap. Selanjutnya akan dilakukan sosialisasi relokasi,” kata Wali Kota Jakarta Selatan M Anwar di Jakarta, Selasa.
Baca selengkapnya di sini.
Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Sentra Fauna Lenteng Agung Akan Dilengkapi Arena Kontes hingga Amfiteater
Jakarta –
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah membangun Sentra Fauna di Lenteng Agung (LA), Jakarta Selatan (Jaksel). Dari 125 kios, akan ada area kontes hingga amfiteater di sentra fauna tersebut.
Pantauan detikcom di lokasi, Sabtu (27/9/2025) terlihat Sentra Fauna berada di sebelah kiri Jalan Lenteng Agung arah Depok, lokasinya persis di bawah jembatan penyeberangan orang (JPO) yang menyambung Stasiun Lenteng Agung.
Memasuki lokasi, terlihat parkiran yang luas dan bahan-bahan bangunan seperti semen, pasir, dan batu untuk pengerjaan bangunan. Puluhan pekerja bangunan juga masih sibuk mengaduk semen, mengangkut batu, juga mengecat.
Kemudian, kios-kios Sentra Fauna itu berada di kanan dan kiri, dengan jalan setapak yang menurun. Di sebelah kiri kios atau Zona A akan dijadikan kios makan atau foodcourt.
Kemudian menurun lagi akan ada Zona B untuk amfiteater. Kios, area kontes burung, dan musala berada di Zona C atau pusatnya berada di blok tersebut. Kemudian di sebelah kanan, Zona E dan Zona D akan diisi kios.
Pelaksana lapangan, Harno, mengatakan di halaman parkir akan ada dua zona, yaitu parkir dan pos pemadam kebakaran (damkar). Kemudian di sebelah kanan akan ada pos Satpol PP
“Di atas itu rencananya buat dinas pemadam kebakaran. Itu yang sebelah kanan dari sini, itu dinas pemadam kebakaran. Sebelah kiri mau buat parkiran. Yang di atas itu dibagi dua zona. Terus yang atas ini, di atas kios, belakang kios ini, rencananya mau buat kantor Satpol PP,” ujar Harno kepada detikcom saat ditemui, Sabtu (27/9).
Dia mengatakan saat ini pengerjaan Sentra Fauna sudah mencapai 85 persen. Target penyelesaian fisik kios akan rampung 30 September 2025.
“Progresnya kita sudah berjalan sekitar 85 persen. Kalau untuk fisik pembangunan kiosnya, kurang lebih tanggal 30 untuk pembangunan fisik selesai. Iya, 30 September. Besok berarti sekitar 3 hari lagi untuk pembangunan fisiknya,” ucapnya.
Namun, ia menjelaskan, penyelesaian tuntas pengerjaan Sentra Fauna ditargetkan rampung Desember 2025. “Mungkin untuk perlengkapan infrastrukturnya, kayak jalan, yang lain-lain, mungkin bertahap. Sampai Desember,” tutupnya.
(aud/aud)
-

Penjual Burung di Barito Jaksel Akan Dipindah ke LA, Ini Lho Lokasinya
Jakarta –
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah membangun sentra fauna di Lenteng Agung (LA), Jakarta Selatan (Jaksel). Begini progres pembangunan sentra fauna di LA.
Pantauan detikcom di lokasi, Sabtu (27/9/2025) terlihat Sentra Fauna berada di sebelah kiri Jalan Lenteng Agung arah Depok, lokasinya persis di bawah jembatan penyeberangan orang (JPO) yang menyambung Stasiun Lenteng Agung.
Memasuki lokasi, terlihat parkiran yang luas dan bahan-bahan bangunan seperti semen, pasir, dan batu untuk pengerjaan bangunan. Puluhan pekerja bangunan juga masih sibuk mengaduk semen, mengangkut batu, juga mengecat.
Pembangunan sudah berjalan 85% dan ditarget selesai bulan ini untuk bisa dioperasionalkan Oktober 2025 (Devi P/detikcom)
Kemudian, kios-kios Sentra Fauna itu berada di kanan dan kiri, dengan jalan setapak yang menurun. Di sebelah kiri kios atau Zona A akan dijadikan kios makan atau food court.
Kemudian menurun lagi akan ada Zona B untuk amphiteater. Kios, area kontes burung, dan musala berada di Zona C atau pusatnya berada di blok tersebut. Kemudian di sebelah kanan, Zona E dan Zona D akan diisi kios.
Ditarget Rampung September
Pembangunan Sentra Fauna dan Kuliner Jakarta di Lenteng Agung ditarget rampung akhir September dan mulai difungsikan awal Oktober 2025.
Akan ada 125 kios yang terdiri dari sentra fauna hingga kuliner. Nantinya juga akan ada amphiteater hingga pos damkar dan Satpol PP (Devi P/detikcom)
“Pembangunan kios secara fisik sudah mencapai 85 persen,” ujar Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo, dilansir Antara, Jumat (26/9).
Ratu menjelaskan total terdapat 125 kios yang dibangun untuk merelokasi pedagang Pasar Burung Barito, dan 119 kios di antaranya sudah dilengkapi dinding. Sementara enam kios lainnya masih tahap pemasangan pondasi.
“Untuk penyelesaian keseluruhan pembangunan, termasuk prasarana seperti gerbang, turap, tangga, taman, dan fasilitas pendukung lain, diperkirakan selesai pada akhir bulan ini,” katanya.
(jbr/jbr)
-
/data/photo/2025/09/23/68d2206a5d9c8.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sentra Fauna Lenteng Agung Ditargetkan Beroperasi Oktober 2025 Megapolitan 27 September 2025
Sentra Fauna Lenteng Agung Ditargetkan Beroperasi Oktober 2025
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan pembangunan Sentra Fauna dan Kuliner Jakarta di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, rampung pada akhir September dan mulai difungsikan pada awal Oktober 2025.
“Pembangunan kios secara fisik sudah mencapai 85 persen,” ujar Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo dilansir dari Antara, Sabtu (27/9/2025).
Ratu menjelaskan, total terdapat 125 kios yang dibangun untuk merelokasi pedagang Pasar Burung Barito, dan 119 kios di antaranya sudah dilengkapi dinding. Sementara enam kios lainnya masih tahap pemasangan pondasi.
“Untuk penyelesaian keseluruhan pembangunan, termasuk prasarana seperti gerbang, turap, tangga, taman, dan fasilitas pendukung lain, diperkirakan selesai pada akhir bulan ini,” kata dia.
Sentra Fauna dan Kuliner Jakarta nantinya tidak hanya berfungsi sebagai pasar hewan, tetapi juga sebagai pusat edukasi fauna sekaligus ruang usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) modern.
Sentra Fauna tersebut berdiri di atas lahan seluas 7.500 m2. Dari luas tersebut, sekitar 2.000 m2 dialokasikan untuk pedagang yang sebelumnya menempati Lokasi Sementara (Loksem) JS 25, JS 26, JS 30, dan JS 96.
Total kios terbagi dalam tiga zona utama, yakni Zona A terdiri atas 22 kios kuliner, Zona C dan D sebanyak 74 kios pedagang burung dan pakan hewan, serta Zona E untuk parcel dan kuliner sejumlah 29 kios.
Adapun Zona B yang diperuntukkan bagi amphitheater masih belum berproses.
Selain kios permanen, fasilitas yang tersedia mencakup area parkir, ruang edukasi dan pertunjukan seni budaya, serta sarana penunjang lain yang mendukung ekosistem usaha higienis, ramah lingkungan, dan nyaman.
“Sentra Fauna dan Kuliner Jakarta akan menjadi ruang publik yang higienis, ramah keluarga, sekaligus destinasi baru yang lebih menarik dibandingkan Barito,” ucap Ratu.
Lenteng Agung dipilih sebagai lokasi Sentra Fauna karena memiliki lahan milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta yang strategis, dekat dengan akses transportasi umum, seperti Stasiun KRL Lenteng Agung dan jalan tol.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Sentra Fauna Lenteng Agung ditargetkan rampung September ini
Sentra Fauna dan Kuliner Jakarta akan menjadi ruang publik yang higienis, ramah keluarga, sekaligus destinasi baru yang lebih menarik dibandingkan Barito
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan pembangunan Sentra Fauna dan Kuliner Jakarta di Lenteng Agung, Jakarta Selatan rampung pada akhir September dan mulai difungsikan pada awal Oktober 2025.
“Pembangunan kios secara fisik sudah mencapai 85 persen,” ujar Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (26/9).
Ratu menjelaskan total terdapat 125 kios yang dibangun untuk merelokasi pedagang Pasar Burung Barito, dan 119 kios di antaranya sudah dilengkapi dinding. Sementara enam kios lainnya masih tahap pemasangan pondasi.
“Sentra Fauna dan Kuliner Jakarta akan menjadi ruang publik yang higienis, ramah keluarga, sekaligus destinasi baru yang lebih menarik dibandingkan Barito,” ujar Ratu.
Adapun Lenteng Agung dipilih sebagai lokasi karena memiliki lahan milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta yang strategis, dekat dengan akses transportasi umum, seperti Stasiun KRL Lenteng Agung dan jalan tol.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/09/23/68d237f91a9fe.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Melihat Pembangunan Sentra Fauna Lenteng Agung, Lokasi Relokasi Pedagang Pasar Barito Megapolitan 24 September 2025
Melihat Pembangunan Sentra Fauna Lenteng Agung, Lokasi Relokasi Pedagang Pasar Barito
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Pembangunan Sentra Fauna di Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, hampir rampung.
Proyek yang berdiri di atas lahan seluas 7.000 meter persegi ini disiapkan sebagai lokasi relokasi pedagang Pasar Burung Barito yang akan terdampak proyek pembangunan Taman Bendera Pusaka.
Hingga Selasa (23/9/2025), pembangunan khusus kios di Sentra Fauna sudah mencapai 70 persen.
Sebanyak 104 dari 125 kios siap ditempati setelah pemasangan
rolling door
, sementara 21 kios lainnya masih dalam proses pembangunan.
“Kalau kios sih sudah mencapai 70 persen, tapi kalau secara keseluruhan belum,” kata Parulian ditemui saat memantau pembangunan di lokasi, Selasa.
Adapun pembangunan sarana dan prasarana lainnya masih akan berlangsung hingga Desember mendatang. Sementara itu, pembangunan Taman Bendera Pusaka akan dimulai pada Oktober mendatang.
Menurut Parulian, sebanyak 97 dari 125 kios disediakan khusus untuk pedagang Pasar Burung Barito, terdiri dari 66 kios burung, 19 kios kuliner, dan 12 kios buah. Sisanya, 28 kios akan dikelola warga setempat.
“(Sebanyak) 125 kios ini sebagian dari pindahan dari Barito, sebagian untuk warga yang ada di sini,” ujarnya.
Ia menyebutkan, pedagang yang akan direlokasi telah menandatangani surat pernyataan persetujuan pindah.
“Kalau sesuai yang kemarin sudah menandatangani surat, maunya mereka pindah ke sini, ditampung nanti di sini,” tambahnya.
Untuk menghindari monopoli, setiap pedagang hanya diperbolehkan menempati satu kios. Pedagang hewan juga hanya boleh menjual hewan, sedangkan kebutuhan pakan akan dipusatkan di area khusus.
Di bagian ujung lahan, terdapat kebun warga yang dikelola Kelompok Tani (Poktan) LA Seven RW 007 Lenteng Agung. Parulian menegaskan kawasan hijau tersebut tidak akan terganggu pembangunan.
“Untuk Poktan yang dikelola RW di sini, itu tetap ada,” tegasnya.
Wali Kota Jakarta Selatan M. Anwar mengusulkan agar kebun itu ditata lebih baik, dengan tambahan fasilitas seperti greenhouse.
Bahkan, kebun yang terlihat asri itu juga diusulkan Walikota Jakarta Selatan, M. Anwar, untuk ditata lebih bagus lagi.
“Dan seperti yang disampaikan Pak Wali nanti, untuk Poktannya akan dibuat lebih bagus, green house dan dibentuknya,” ujar Parulian.
Hal ini disambut gembira oleh pembina kebun, Yuniono.
“
Alhamdulillah
, dengan dukungan Pak Wali Kota dan Camat, tempat itu tidak diganggu,” katanya.
Yuniono bersyukur karena kebun yang ia bina bersama warga RW 007 itu adalah bagian dari kerjasama dengan Koperasi Garudayaksa Nusantara (KGN).
“Karena ini adalah program pemerintah dan saya juga sudah kerja sama dengan KGN yang miliknya Pak Prabowo sedang dikembangkan menjadi Koperasi Desa Merah Putih,” ujarnya.
Meski pemerintah menyebut mayoritas pedagang setuju pindah, sejumlah pedagang Pasar Burung Barito membantah.
“Datanya dari mana? Enggak ada yang setuju sih. Semuanya enggak ada yang setuju dipindahkan ke sana,” kata Yuli (45), seorang pedagang, di Pasar Barito.
Tugiran (60), pedagang lainnya, mengaku lokasi Sentra Fauna tidak meyakinkan untuk berdagang karena berada di dataran lebih rendah dari badan jalan.
“Lihat lokasi di sana tuh enggak memungkinkan. Kami sama saja bunuh diri di sana, karena tempatnya ketutup begitu,” ucapnya.
Ia khawatir harus memulai kembali usaha dari nol jika pindah.
“Kalau di sini kami bertahan, masih ada lah sedikit-sedikit dapat buat anak sekolah. Kalau di sana itu, saya yakin ya dua bulan atau berapa tahun pun belum bisa. Karena ibaratnya itu kan dari nol,” kata Tugiran.
Para pedagang berharap dapat bertemu langsung dengan Gubernur Jakarta Pramono Anung untuk mencari solusi terbaik.
Relokasi pedagang dilakukan untuk memberi ruang pembangunan Taman Bendera Pusaka, proyek ruang terbuka hijau (RTH) baru yang akan menggabungkan Taman Leuser, Taman Ayodhya, dan Taman Langsat.
Proyek yang ditargetkan selesai pada Desember 2025 ini diharapkan menjadi simbol identitas baru Jakarta sebagai Ibu Kota ASEAN, mengingat gedung Sekretariat ASEAN berada di kawasan tersebut.
“Jadi, ini adalah untuk menjadikan kawasan Blok M sebagai pusat transportasi dan perbelanjaan, dan yang kedua sebagai City ASEAN,” kata Wali Kota Jakarta Selatan, M. Anwar.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Pembangunan kios Sentra Fauna Lenteng Agung capai 80 persen
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan melaporkan pembangunan fisik kios Sentra Fauna di Jalan Lenteng Agung, Kelurahan Lenteng Agung, Kecamatan Jagakarsa, yang akan menjadi tempat relokasi pedagang Barito telah mencapai 80 persen.
“Pembangunan kios secara fisik sudah mencapai 80 persen,” kata Wali Kota Administrasi Jakarta Selatan Muhammad Anwar saat meninjau progres pembangunan fisik kios Sentra Fauna Lenteng Agung di Jakarta, Selasa.
Sementara itu, lanjut dia, progres keseluruhan Sentra Fauna Lenteng Agung mencapai sekitar 50 persen.
Dia pun mengharapkan agar pengerjaan proyek tersebut tidak hanya berjalan cepat, tetapi juga rapi sehingga pedagang merasa nyaman saat berjualan di kios baru mereka itu.
Dia membeberkan dari total 125 kios yang dibangun untuk menjadi tempat pedagang pasar burung Barito, sebanyak 104 kios di antaranya sudah dilengkapi dengan dinding, sedangkan 15 kios lainnya baru dipasangi pondasi dan enam kios lainnya masih dalam persiapan untuk pemasangan pondasi.
Pembangunan kios-kios tersebut diharapkan selesai pada akhir September 2025.
“Sementara, untuk tahap penyelesaian keseluruhan pembangunan, termasuk prasarana, gerbang, turap, tangga, taman dan fasilitas lainnya, diperkirakan akan selesai pada Desember 2025,” tutur Anwar.
Seperti diketahui, Sentra Fauna Jakarta di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, nantinya bukan hanya sekadar pasar hewan, tetapi juga menjadi pusat edukasi fauna dan UMKM modern.
Kawasan Lenteng Agung dipilih karena tersedia lahan kosong milik Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta yang strategis serta dekat dengan angkutan umum stasiun KRL Lenteng Agung dan jalan tol.
Sentra Fauna Jakarta dibangun di atas lahan seluas 7.500 meter persegi (m²). Dari total luas tersebut, sekitar 2.000 m² akan dialokasikan sebagai tempat relokasi pedagang dari Lokasi Sementara (Loksem) JS 25, JS 26 dan JS 30.
Secara keseluruhan, terdapat 125 kios yang terbagi dalam tiga zona utama, yakni 73 kios pedagang burung, 12 kios pedagang buah dan 40 kios pedagang kuliner.
Fasilitas yang dibangun di lokasi tersebut meliputi kios permanen, area parkir, ruang edukasi serta sarana penunjang lain yang mendukung ekosistem bisnis higienis, ramah lingkungan dan nyaman.
Selain sebagai pasar, Sentra Fauna Jakarta juga akan difungsikan sebagai ruang publik yang higienis dan ramah keluarga sehingga menjadi daya tarik baru yang mampu mendatangkan lebih banyak pelanggan dari pada di Barito.
Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

