kab/kota: Lenteng Agung

  • Respons Gerindra Soal Jokowi Tak Lagi Kader PDIP, Bakal Ditampung?

    Respons Gerindra Soal Jokowi Tak Lagi Kader PDIP, Bakal Ditampung?

    ERA.id – Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad merespons peluang Presiden ke-7 RI Joko Widodo menjadi kader Partai Gerindra. Hal ini menanggapi soal status Jokowi yang tak lagi dianggap sebagai kader PDI Perjuangan.

    Dia mengatakan belum bisa menjawab hal tersebut karena belum pernah dibahas.

    “Saya enggak bisa jawab, karena hal ini belum pernah dibahas di dalam partai dan saya tidak bisa mengatasnamakan Partai Gerindra,” kata Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (5/12/2024).

    Meski begitu, dia mengakui bahwa menantu Jokowi, yaitu Bobby Nasution memang sudah memegang Kartu Tanda Anggota (KTA) Partai Gerindra saat mendaftar sebagai calon gubernur Sumatera Utara.

    “Seingat saya, kalau Pak Bobby itu sudah punya KTA Gerindra memang pada waktu mendaftar di Pilgub Sumut,” kata Dasco.

    Sebelumnya, Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menegaskan, Presiden ke-7 RI Joko Widodo dan keluarganya sudah bukan lagi menjadi bagian dari partai berlambang banteng.

    Hal itu merespons soal status keanggotaan Jokowi di PDIP yang hingga kini belum jelas apakah sudah dipecat atau masih menjadi kader.

    “Saya tegaskan kembali, Bapak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi jadi bagian dari PDI Perjuangan,” kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (3/12).

    “Karena cita-cita partai yang diperjuangkan sejak masa Bung Karno, sejak PNI, sejak kita membangun republik ini sudah tidak lagi sejalan dengan praktik-praktik politiknya,” lanjutnya. 

  • Jokowi Dipecat PDIP, Golkar Siap Tampung – Page 3

    Jokowi Dipecat PDIP, Golkar Siap Tampung – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Sarmuji menegaskan partainya siap menaungi Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Hal itu disampaikan menanggapi pemecatan Jokowi dan keluarganya oleh PDIP.

    Sarmuji mengatakan Jokowi sudah merdeka dan bebas memilih untuk berlabuh ke partai mana saja.

    “Pak Jokowi orang merdeka. Beliau bebas memilih ke mana mesti berlabuh. Biarkan Pak Jokowi menikmati kebebasannya,” kata Sarmuji saat dihubungi merdeka.com, Kamis (5/12/2024).

    Namun, jika Jokowi berkenan bergabung dengan Golkar, Sarmuji menegaskan partainya dengan tangan terbuka. Partai Golkar siap menyambut Jokowi.

    “Beda soal bila setelah merenung lalu Pak Jokowi berkenan masuk ke Partai Golkar, tentu kami akan menyambut dengan tangan terbuka,” ucap Sarmuji.

    Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution, bukan lagi bagian dari PDIP.

    “Saya tegaskan kembali bahwa Pak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan,” kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2024).

    Hasto menjelaskan, pemecatan Jokowi dan keluarganya karena dinilai tidak sejalan dengan cita-cita partai yang diperjuangkan sejak masa Soekarno atau Bung Karno.

    “Sehingga itulah yang terjadi. Dan kemudian kita melihat bagaimana ambisi kekuasaan ternyata juga tidak pernah berhenti,” ujar Hasto.

    Pun demikian dengan Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution. Hasto mengatakan, ketika mereka dicalonkan oleh partai politik lain, dan juga di-endorse oleh Jokowi.

    Pun demikian dengan Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution. Hasto mengatakan, ketika mereka dicalonkan oleh partai politik lain, dan juga di-endorse oleh Jokowi.

    Apalagi naiknya Gibran sebagai wakil presiden melalui proses yang mencederai konstitusi dan demokrasi, kata Hasto, maka otomatis status seluruh kelengkapan keanggotaan yang berkaitan dengan PDIP sudah dinyatakan berakhir.

    “Mengapa? Karena PDI Perjuangan digerakkan oleh suatu cita-cita. Dan itu dibuktikan dengan pengiriman surat dari DPC Kota Surakarta, tempat KTA Mas Gibran berasal, yang memberitahukan bahwa berdasarkan undang-undang partai politik dan andil-andil partai, keanggotaannya secara otomatis berhenti,” ujar Hasto Kristiyanto.

    Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, mengonfirmasikan bahwa ada usulan untuk memperpanjang masa jabatan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi tiga periode.

  • 6 Pernyataan Sekjen Hasto di Sekolah Partai, Bahas Parcok hingga Pemecatan Jokowi – Page 3

    6 Pernyataan Sekjen Hasto di Sekolah Partai, Bahas Parcok hingga Pemecatan Jokowi – Page 3

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan, demokrasi di Indonesia saat ii menghadapi masalah yang sangat serius.

    Menurut Hasto, prinsip-prinsip demokrasi yang seharusnya berada di tangan rakyat ternyata bisa dimanipulasi dengan keterlibatan ‘Partai Coklat’.

    Istilah Partai Coklat atau Parcok merujuk pada dugaan keterlibatan aparat kepolisian dalam proses politik, khususnya Pilkada 2024.

    Terkait hal ini, Hasto menyatakan partainya tidak akan tinggal diam terhadap pihak-pihak yang mencoba mengebiri dan mencoba membunuh demokrasi di Indonesia.

    Hal itu disampaikan Hasto Kristyanto dalam konferensi pers terkait Pilkada Serentak 2024 di Sekolah Partai PDIP Lenteng Agung, Jakarta, Rabu, 4 Desember 2024. Turut mendampingi, Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah dan Ronny Talapessy serta Wasekjen DPP PDIP Yoseph Aryo Adhie.

    “Betapa mahalnya kemerdekaan dan kedaulatan rakyat itu. Karena itulah PDI Perjuangan akan terus mempersoalkan terkait dengan berbagai turunnya pembunuhan demokrasi kita,” kata Hasto.

    Hasto kemudian menguak pelbagai fakta yang memperlihatkan upaya pengebirian demokrasi.

    Dimulai dengan intervensi Mahkamah Konstitusi (MK) yang telah melakukan berbagai upaya perubahan tentang syarat-syarat calon presiden dan calon wakil presiden. Sehingga meloloskan putra Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, menjadi wakil presiden.

    “Apa yang disampaikan PDI Perjuangan ini terinspirasi dari pernyataan Prof. Ikrar Nusa Bakti yang menegaskan bahwa perlu 5 kali pemilu untuk memperbaiki kerusakan demokrasi akibat Jokowi,” ujar Hasto.

    Lebih lanjut, Hasto mengatakan pihaknya juga menemukan begitu banyak aparatur negara yang tidak disiplin dalam pelaksanaan Pilkada 2024.

    Meskipun Mahkamah Konstitusi telah menetapkan bahwa aparatur negara, termasuk TNI, Polri, kepala desa, penjabat, kepala daerah yang tidak netral bisa dikenakan pidana. Nyata, keputusan Mahkamah Konstitusi belum berjalan dengan baik.

    “Kita melihat masih banyak kepentingan-kepentingan kekuasaan yang dimainkan, termasuk bagaimana PDI Perjuangan juga mencatat ambisi kekuasaan dari Bapak Jokowi dan keluarga ternyata belum berhenti dengan menjadikan Mas Gibran sebagai Wakil Presiden,” kata Hasto Kristiyanto.

    Hasto menegaskan, pihaknya menemukan begitu banyak masalah yang terjadi terkait Pilkada 2024, tidak hanya di Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Banten, tetapi di beberapa wilayah-wilayah lain termasuk Jakarta dan juga Jawa Timur.

    “Akibat keterlibatan Partai Coklat, akibat dijauhkan mata-mata demokrasi yang berkeadilan, yang mendasarkan hukum sebagai suatu kekuatan yang sangat penting di dalam menjaga tegaknya demokrasi itu sendiri,” sambung dia.

    Hasto mengatakan, fenomena Partai Coklat harus ditanggapi secara serius. Hal ini demi keberlangsungan demokrasi Indonesia ke depan.

    “Ketika kita tidak persoalkan secara serius, maka tidak hanya lima kali pemilu untuk menyelesaikan kerusakan demokrasi. Ini adalah pembunuhan masa depan dari Indonesia yang diperjuangkan lebih dari 6,7 juta jiwa rakyat Indonesia yang menyebabkan kemerdekaan. Suara rakyat adalah suara Tuhan,” ucap Hasto.

    Dia menilai, prinsip-prinsip demokrasi berada di tangan rakyat ternyata bisa dimanipulasi dengan keterlibatan Partai Coklat alias Parcok.

    “Karena itulah kritik yang terbesar dalam membangun disiplin baik dalam pemerintahan maupun dalam partai adalah bahwa tanpa ketaatan terhadap etika, moral dan aturan hukum, maka demokrasi akan menjadi sia-sia,” sambung dia.

    Hasto juga meyakini, jika tanpa adanya ketaatan pada hukum, maka republik ini dibangun bagaikan tubuh tanpa tulang.

    “Dia tidak berdaya untuk melakukan suatu pergerakan, apalagi menegakkan suatu keadilan,” jelas Hasto Kristiyanto.

  • Golkar Buka Pintu untuk Jokowi jika Ingin Bergabung jadi Kader

    Golkar Buka Pintu untuk Jokowi jika Ingin Bergabung jadi Kader

    Bisnis.com, JAKARTA – Partai Golongan Karya (Golkar) mengaku terbuka bila memang nantinya Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) dan keluarga ingin berlabuh di partai berlogo pohon beringin tersebut.

    Sekjen Golkar Sarmuji mengemukakan bahwa Jokowi memiliki hak kebebasan dalam menentukan pilihannya, termasuk pertimbangannya untuk melanjutkan karier politiknya di parpol tertentu.

    “Pak Jokowi adalah orang yang merdeka, bebas, beliau bebas menentukan pilihan. Saya meyakini Pak Jokowi pasti akan melakukan pertimbangan banyak, untuk masuk ke partai politik,” ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Kamis (5/12/2024).

    Dikatakan Sarmuji, jika setelah menimbang hal tersebut dan Jokowi ingin bergabung dengan Golkar, Golkar akan menerimanya dengan tangan terbuka seperti sebagaimana mereka menerima orang lain juga.

    “Orang biasa saja kita terima secara terbuka apalagi seorang mantan presiden. Seorang presiden periode lalu yang kami yakin pengaruhnya masih cukup besar di masyarakat,” kata dia.

    Kendati demikian, Sarmuji tak mengamini bahwa pihaknya akan bertemu dengan Jokowi dalam waktu dekat. Namun, kemungkinan untuk bertemu itu ada karena hubungan Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Jokowi.

    “Pasti kalau ada sinyal Pak Jokowi mau merapat Golkar, pasti orang-orang dekat kita akan kasih tahu. Sementara ini sinyalnya belum ada,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Sarmuji kembali menegaskan pihaknya akan menerima siapapun yang ingin bergabung asalkan orang tersebut setia dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

    Tidak Diakui PDIP

    Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) beserta keluarganya, termasuk Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, sudah tidak lagi menjadi bagian dari partai. 

    Pernyataan tersebut disampaikan Hasto dalam konferensi pers di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2024).  

    “Saya tegaskan kembali bahwa Pak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan,” terang Hasto.   

    Dikatakan Hasto, keputusan ini diambil karena praktik politik Jokowi dan keluarganya dinilai tidak sejalan dengan cita-cita partai yang telah diperjuangkan sejak era Bung Karno. 

  • Jokowi Tak Lagi PDIP, Relawan Joman: Beliau Negarawan, Bukan Orang Partai

    Jokowi Tak Lagi PDIP, Relawan Joman: Beliau Negarawan, Bukan Orang Partai

    Solo, Beritasatu.com – Ketua Umum Jokowi Mania (Joman), Immanuel Ebenezer, menyatakan bahwa status Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi), yang tidak lagi menjadi bagian dari PDIP bukanlah masalah bagi para relawan.

    “Soal parpol bukan domain kita. Pak Jokowi juga bukan orang partai, beliau adalah negarawan yang dekat dengan semua partai,” ujar Immanuel, yang akrab disapa Noel, seusai bertemu Jokowi di kediamannya di Jalan Kutai Utara Nomor 1, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Kamis (5/12/2024).

    Noel menegaskan para relawan berharap Jokowi tetap menjadi figur bapak bagi mereka, terlepas dari statusnya sebagai kader partai.

    “Harapan kami bukan soal Pak Jokowi masuk partai atau tidak. Yang penting, beliau tetap menjadi sosok negarawan yang menjadi panutan semua relawan,” tegasnya.

    Menurut Noel, keputusan Jokowi bergabung dengan partai politik selain PDIP adalah hak politiknya yang harus dihormati.

    “Jika beliau memilih bergabung dengan parpol lain, itu adalah hak politiknya. Kami sebagai relawan tetap mendukung keputusan beliau, apa pun itu. Relawan tidak boleh membatasi hak konstitusi Jokowi,” katanya.

    Jokowi sendiri memilih untuk tidak berkomentar banyak terkait statusnya yang tidak lagi menjadi bagian dari PDIP. Saat ditanya mengenai arah instruksi kepada relawan, ia hanya menjawab singkat.

    “Nanti-nanti saja,” ungkapnya

    Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, menegaskan Jokowi dan keluarganya, termasuk putra sulungnya yang juga Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dan menantunya Bobby Nasution, tidak lagi menjadi bagian dari PDIP.

    “Saya tegaskan kembali bahwa Bapak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan,” ujar Hasto dalam konferensi pers di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2024).

  • Disebut Hasto Tak Lagi Jadi Bagian PDIP, Jokowi: Berarti Partai Perorangan

    Disebut Hasto Tak Lagi Jadi Bagian PDIP, Jokowi: Berarti Partai Perorangan

    Solo, Beritasatu.com – Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) menyatakan dirinya kini menjadi partai perorangan. Pernyataan itu sebagai respons dari Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengatakan, mantan Wali Kota Solo itu beserta keluarganya sudah bukan lagi menjadi bagian dari partai berlambang moncong putih.

    “Ya, berarti partainya perorangan,” ujar Jokowi kepada awak media, Kamis (5/12/2024). 

    Pernyataan yang sama juga Jokowi tegaskan saat menjawab peluang bergabung dengan partai politik lain. “Partainya jadi perorangan,” tandasnya. 

    Bahkan saat ditanya apakah ia berencana bergabung dengan parpol lainnya setelah PDIP menyatakan ia tak lagi menjadi kader maupun apakah sudah ada tawaran dari parpol untuk bergabung, Jokowi mengatakan kata-kata yang sama. 

    “Partai perorangan. Tadi kan sudah saya jawab, partai perorangan,” ucapnya. 

    Di sisi lain, Jokowi enggan menanggapi pertemuan antara mantan kekasih putra bungsunya Kaesang Pangarep, Felicia Tissue dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. “Ya ditanyakan saja ke sana,” pungkasnya. 

    Sebelumnya, Hasto melontarkan pernyataan yang mengejutkan. Dia menyatakan, Jokowi beserta keluarga bukan lagi bagian dari keluarga PDIP.

    “Saya tegaskan kembali Bapak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi jadi bagian dari PDI Perjuangan,” ujarnya saat menjawab pertanyaan media di pers konferensi di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2024).

    Pernyataan Hasto itu membuat Jokowi merespons dengan menyatakan ia kini jadi partai perorangan.

  • Profil Felicia Tissue yang Bertemu Sekjen PDIP

    Profil Felicia Tissue yang Bertemu Sekjen PDIP

    Jakarta, Beritasatu.com – Felicia Tissue bertemu dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pada Rabu (4/12/2024) di Sekolah PDIP, Lenteng Agung. Pertemuan ini dipublikasi oleh Felicia di akun Instagram pribadinya @Feliciatissue.

    Pertemuan tersebut dijelaskan oleh Felicia untuk menanyakan perihal regulasi dan sanksi mengenai gratifikasi yang diterima oleh pejabat publik dan keluarganya.

    Diketahui sebelumnya, Felicia merupakan mantan kekasih dari Kaesang Pangarep, putra kedua Presiden Indonesia ke-7 Joko Widodo.

    Siapakah sosok Felicia Tissue sebenarnya? Berikut ini profil Felicia Tissue yang bertemu Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

    Profil Felicia Tissue
    Felicia Tissue lahir di Singapura pada 9 Maret 1994. Ia merupakan anak dari Meilia Lau dan berasal dari keluarga pengusaha. Sang ibu memiliki hubungan persahabatan dengan Liliana Tanoesoedibjo dan Margaret Vivi.

    Felicia mengenyam pendidikan tinggi sarjana di Singapore University of Social Sciences. Saat masih menjadi mahasiswa diketahui Felicia dan Kaesang pernah membuat usaha bersama.

    Felicia Tissue pernah bekerja sebagai sebagai human resource (HR) di salah satu perusahaan Singapura. Selain itu, dia juga mendirikan usaha Tissue Snack yang berbasis di Indonesia berupa keripik kentang dan jamu kunyit asam.

    Felicia juga aktif di media sosial dengan menjadi influencer kecantikan, kesehatan, makanan, dan pengembangan diri. Ia aktif berkonten di akun Instagram pribadinya @Feliciatissue dan mulai aktif membuat vlog yang diunggah di akun YouTube pribadinya @Feliciatissueofficial.

    Lama tidak terdengar kabarnya, Felicia Tissue bersama sang ibu bertemu dengan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto untuk membahas perihal gratifikasi. Belum diketahui dengan pasti apa yang membuat Felicia membahas hal tersebut bersama Hasto.

  • 3
                    
                        Hasto Bertemu Felicia Tissue, Puan: Bedakan Pertemuan Pribadi atau Sekjen
                        Nasional

    3 Hasto Bertemu Felicia Tissue, Puan: Bedakan Pertemuan Pribadi atau Sekjen Nasional

    Hasto Bertemu Felicia Tissue, Puan: Bedakan Pertemuan Pribadi atau Sekjen
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua DPP
    PDI-P

    Puan Maharani
    menyatakan, publik harus bisa membedakan pertemuan antara dua orang sebagai pertemuan pribadi atau pertemuan yang mewakili partai.
    Hal ini disampaikan Puan merespons pertemuan antara Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P
    Hasto Kristiyanto
    dan
    Felicia Tissue
    , mantan kekasih Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
    Kaesang Pangarep
    .
    “Harus dibedakan ya, ini pertemuannya adalah Pak Hasto sebagai pribadi ataukah kemudian sebagai sekjen,” ujar Puan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (5/12/2024).
    Puan menilai, pertemuan tersebut merupakan pertemuan antarpribadi.
    Menurut dia, pertemuan Hasto dan Felicia tidak merepresentasikan urusan atau sikap PDI-P.
    “Kalau saya melihatnya itu pertemuan antara dua orang yang sama-sama mempunyai pertemuan, silaturahim,” kata dia.
    Puan enggan menjawab ketika ditanya awak media apakah pertemuan itu terkait dengan keluarga Presiden ke 7 Joko Widodo.
    “Ya tanya Pak Hasto, kan yang bertemu Pak Hasto,” ucapnya singkat.
    Sebelumnya, Hasto mengaku bertemu dengan Felicia dan ibunya. Bahkan foto yang tersebar di media sosial memperlihatkan bahwa Felicia dan ibunya mengenakkan jaket PDI-P.
    Ia mengaku jaket itu diberikannya sebagai oleh-oleh karena Felicia dan ibunya mengapresiasi perjuangan PDI-P.
    “Ya, sejak zaman Bung Karno, Ibu Mega ketika melawan pemerintahan otoriter, bahkan kemudian ketika PDI Perjuangan diperlakukan seperti ini, mereka memberikan dukungan dan sebagai simbol dari dukungan dan rasa cintanya, minta saya bawa oleh-oleh jaket PDI Perjuangan. Jadi begitu saya ketemu, saya kasihkan, jaket langsung dipakai,” tutur Hasto di Sekolah Partai PDI-P, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2024).
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Contohnya Penerbangan Gratis Pakai Privat Jet

    Contohnya Penerbangan Gratis Pakai Privat Jet

    GELORA.CO – Mantan pacar Kaesang Pangarep, Felicia Tissue bertemu dengan Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto. Dalam kesempatan itu, Felicia bertanya pada Hasto apa itu gratifikasi dan bagaimana hukumannya.

    “Apa itu gratifikasi dan apa saja kategori yang masuk gratifisikasi?,” tanya Feli kepada Hasto yang diunggah dalam akun instagram @feliciatissue, Rabu, (4/12/2024).

    Hasto pun mengatakan jika gratifikasi adalah salah satu bentuk korupsi yang dilakukan oleh penyelenggara dan pejabat negara dengan menerima pemberian berupa barang atau jasa dari oranglain.

    “Bisa berupa jasa atau komisi, diskon, tiket pesawat, penerbangan gratis pakai privat jet, pemberian jam Rolex atau sesuatu yang diberikan ada kaitanya dengan kedudukan dalam jabatan dalam pemerintahan,” kata Hasto.

    Ia mengatakan jika menerima pemberian barang-barang mewah tersebut harus dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). 

    “Ini korupsi serius, apalagi jam Rolex yang sangat mewah harus dilaporkan ke KPK. Sama seperti Jokowi saat pencitraan melaporkan gitar dari Metalika, habis itu tidak melaporkan lagi,” ujarnya.

    Jangankan barang mewah, kata hasto, menerima barang senilai Rp 10 juta saja harus dilaporkan ke KPK. 

    “Tindakan kejahatan korupsi terkiat jabatan negara ini sangat serius kalau tidak diproses hukum,” tandasnya.

    Sekjen PDIP dan Mantan Pacar Kaesang Felicia Tissue Bertemu, Saling Tukar Informasi Berharga

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengungkapkan dirinya menerima undangan pertemuan dengan mantan kekasih Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep, Felicia Tissue. Felicia turut didampingi ibunda dalam pertemuan itu.

    Hasto tidak merinci waktu dan lokasi pertemuan. Namun, dosen Universitas Pertahanan (Unhan) RI itu mengaku bertukar informasi berharga dengan Felicia maupun ibunya.

    “Saya dihubungi karena dari Ibu Mei, mamanya Felicia, menghubungi saya dan mengatakan bahwa ketika keluarganya menjadi korban, maka mereka mengalah dan hanya memohon ia diberikan keadilan,” kata Hasto menjawab pertanyaan wartawan, ketika ditemui di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2024).

    Hasto mengatakan seharusnya rakyat Indonesia tidak boleh diperlakukan seperti itu. Meski tidak merinci bentuk perlakuan yang diterima Felicia, Hasto menyampaikan mantan pacar Kaesang itu mencari keadilan.

    “Mereka kemudian bergerak dan menyampaikan banyak informasi berharga kepada saya,” tambah Hasto.

    Meski demikian, Hasto mengaku enggan mengungkapkan isi informasi berharga yang disampaikan Felicia beserta ibunya.

    Hasto menilai informasi yang disampaikan terbilang sangat rahasia. Karena itu, politisi asal Yogyakarta ini memastikan informasi berharga itu akan digunakan PDIP dalam proses menegakkan kebenaran.

    “Karena beliau-beliau ini juga terpanggil dengan melihat Indonesia yang begitu besar, dengan ide-ide kemerdekaan yang luar biasa sebagai bangsa besar, itu tidak boleh seharusnya diperlakukan seperti ini oleh keluarga Pak Jokowi,” ujar politikus asal Yogyakarta ini.

    Energi Besar PDIP

    Di lain sisi, Hasto menegaskan bahwa informasi yang didapat dari Felicia dan ibunya itu juga dianggap sebagai suatu energi besar bagi PDIP.

    Terkhusus energi untuk terus berjuang menegakkan kebenaran dan menyelamatkan demokrasi dari rakyat, untuk rakyat dan untuk rakyat.

    Terakhir, Hasto menjelaskan soal jaket PDIP yang dikenakan Felicia maupun ibunya dalam pertemuan itu. Jaket itu, lanjut Hasto, sengaja dibawa langsung karena Felicia yang memintanya sebagai oleh-oleh PDIP.

    “Kebetulan mereka memberikan apresiasi terhadap perjuangan PDI Perjuangan. Ya, sejak zaman Bung Karno, Ibu Mega ketika melawan pemerintahan otoriter, bahkan kemudian ketika PDI Perjuangan diperlakukan seperti ini, mereka memberikan dukungan dan sebagai simbol dari dukungan dan rasa cintanya, minta saya bawa oleh-oleh jaket PDI Perjuangan. Jadi, begitu saya ketemu, saya kasihkan, jaket langsung dipakai,” pungkas Hasto.

  • Soal Pemecatan Jokowi dan Keluarga, Jhon Sitorus: PDIP Bersih dari Parasit

    Soal Pemecatan Jokowi dan Keluarga, Jhon Sitorus: PDIP Bersih dari Parasit

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pegiat media sosial Jhon Sitorus menanggapi kabar pemecatan mantan Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, dan Bobby Nasution dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

    “Akhirnya Jokowi, Gibran dan Bobby Nasution dipecat dari PDI Perjuangan,” ujar Jhon dalam keterangannya di aplikasi X @Jhon_Sitorus18 (4/12/2024).

    Blak-blakan, Jhon menyebut langkah PDIP sebagai upaya untuk membersihkan partai dari benalu dan parasit.

    “Partai ini menang harus bersih dari benalu-benalu dan parasit yang menggerogoti tubuh PDI Perjuangan,” cetusnya.

    Ia juga menyindir kemungkinan partai lain memberikan tempat bagi Jokowi dan keluarganya yang disebutnya sebagai pengkhianat.

    “Silakan partai-partai lain ambil bekas PDI Perjuangan ini, barangkali mau memberikan tumpangan kepada Pengkhianat,” tandasnya.

    Sebelumnya diketahui, Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, menegaskan bahwa Jokowi beserta putranya, Gibran Rakabuming Raka, dan menantunya, Bobby Nasution, tidak lagi menjadi bagian dari PDIP.

    Pernyataan ini disampaikan Hasto dalam acara di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, pada Rabu (4/12/2024).

    “Saya tegaskan kembali bahwa Pak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan,” ungkap Hasto.

    Menurut Hasto, langkah ini diambil setelah partai menilai bahwa praktik politik Jokowi dan keluarganya tidak lagi selaras dengan visi dan misi PDIP yang telah diperjuangkan sejak era Bung Karno.

    Ia menekankan bahwa keanggotaan di PDIP bukan hanya soal memiliki kartu keanggotaan, tetapi juga soal komitmen terhadap cita-cita membangun peradaban bangsa yang lebih baik.