kab/kota: Lenteng Agung

  • Megawati Kaget Kader PDIP Tanda Tangan Darah: Saya Nggak Nyuruh Lho

    Megawati Kaget Kader PDIP Tanda Tangan Darah: Saya Nggak Nyuruh Lho

    Jakarta

    Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri bicara pentingnya ikatan (bonding) bagi bangsa. Dia mencontohkan bonding antara dirinya dengan kader PDIP.

    Megawati awalnya mengatakan tantangan atau penindasan dapat dihadapi dengan persatuan rakyat dan pemimpin. Dia mengatakan proses menyatu dengan rakyat itu merupakan bonding.

    “Proses menyatu dengan rakyat ini lah, ini yang saya pusing untuk menerjemahkan dengan baik pada bahasa Indonesia, yang saya sebut sebagai bonding,” ujar Megawati dalam HUT PDIP ke-52 di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

    Dia mengatakan bonding akan membuat orang saling terikat lahir batin meski tinggal berjauhan. Dia kemudian bercerita soal kader PDIP di Nabire, Papua Tengah, membuat tanda tangan darah untuk membela dirinya.

    “Jadi udah lahir batin. Biar ada di ujung sono. Seperti saya kan kaget, tahu-tahu lihat di media ibu-ibu dari Nabire, wong saya nggak pernah nyuruh-nyuruh, nanti dipikir saya yang nyuruh. mereka kan itu tanda tangan pakai darah. Loh saya bilang kok nggak ada yang ngasih tahu sama saya ya. Jangan coba ganggu mama, kalau di timur saya dipanggil mama, mama Mega maka akan berhadapan dengan kita,” ujar Megawati.

    Megawati kemudian bercerita tentang peristiwa Kudatuli. Dia mengatakan masih ada 23 orang masih hilang sejak peristiwa itu terjadi 27 Juli 1996 lalu.

    “Bonding menggambarkan ikatan senasib sepenanggungan. Seperti yang saya ceritakan, saya sama yang di Nabire itu paling kan cuma dadah dadah, Zoom atau apalah. Loh kok tahu-tahu keluar kok gitu. Saya sampai tanya sama Hasto, siapa yang nyuruh kayak gitu-gitu. Saya nggak nyuruh loh. (Dijawab Hasto) ‘Loh itu maunya sendiri bu’. Ya bilang jangan gitu dong, nanti dipikir kita mau melawan Pemerintah Republik Indonesia,” ujar Presiden ke-5 RI ini.

    Megawati mengatakan bonding menyatu dengan cita-cita Indonesia raya. Dia mengatakan orang yang sudah terikat akan bergerak bersama mewujudkan cita-cita bangsa.

    (dwr/haf)

  • HUT PDIP Diwarnai Tangis Megawati, Sindir KPK Hingga KIM, Siapa yang Mau Rebut Kursi Ketua Umum? – Halaman all

    HUT PDIP Diwarnai Tangis Megawati, Sindir KPK Hingga KIM, Siapa yang Mau Rebut Kursi Ketua Umum? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PDI Perjuangan (PDIP) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 di Sekolah Partai PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Jumat (10/1/2025) siang.

    Sejumlah momen mewarnai perayaan HUT ke-52 PDIP tersebut, mulai dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menangis, menyindir Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga Koalisi Indonesia Maju (KIM).

    Berikut ini Tribunnews.com rangkum momen menarik pada perayaan HUT ke-52 PDIP tersebut.

    Megawati Terisak Tangis

    Megawati Soekarnoputri mengucapkan terima kasih kepada Presiden RI Prabowo Subianto saat perayaan HUT PDIP ke-52 tahun.

    Hal itu seusai Presiden Prabowo menyetujui surat pimpinan MPR RI yang sudah melakukan pemulihan nama baik Presiden RI ke-1, Soekarno yang juga ayah kandungnya.

    “Ucapan terimakasih juga saya sampaikan juga kepada Presiden Prabowo Subianto yang sudah merespons surat pimpinan MPR RI terkait tindak lanjut pemulihan nama baik Bung Karno sebagai presiden RI pertama,” ujar Megawati dalam pidato sambutannya.

    Megawati juga mengucapkan terima kasih kepada MPR RI yang sudah meluruskan sejarah terkait Soekarno. 

    Yakni, lanjut dia, tuduhan kepada Bung Karno telah melakukan pengkhianatan terhadap negara dan mendukung pemberontakan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI).

    “Karena itulah ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya saya sampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia dimana pun kalian berada atas pelurusan sejarah Bung Karno tersebut,” ujar Megawati sembari terisak tangis.

    Megawati pun mengingat betul dirinya sempat mencari keberadaan Soekarno ke Sekretariat Negara (Setneg).

    Dia bertanya Soekarno yang dikabarkan ditahan karena dituduh mendukung PKI.

    “Beliau presiden tiba-tiba waktu itu ditahan ditahan gak tau di istana Bogor, ndak ada yang berani jawab. Jadi kami keluarga waktu itu tidak tau status Bung Karno itu aja makanya saya bilang jangan loh orang Indonesia mau berkuasa melakukan hal-hal seperti itu lagi, nunggunya aja keadilannya selama setengah abad lebih,” jelasnya.

    Ia menjelaskan kebijakan pimpinan MPR dan Presiden Prabowo itu harus menjadi momentum rekonsiliasi nasional. Sebaliknya, pihak keluarga Bung Karno pun sudah memaafkan atas perlakuan yang pernah terjadi di masa tersebut.

    “Yang terpenting bagi keluarga dan kaum patriotik pecinta Bung Karno adalah rehabilitasi nama baik Bung Karno sebagai seprang proklamator bangsa penggali pancasila dan bapak bangsa Indonesia,” pungkasnya.

    Sindir KPK

    Megawati Soekarnoputri akhirnya buka suara terkait status tersangka yang ditetapkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kepada Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

    Diketahui, Hasto menjadi tersangka dalam kasus suap terkait pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR dan perintangan penyidikan eks kader PDI-P Harun Masiku.

    Dalam pidatonya di perayaan HUT PDIP hari ini Megawati akhirnya memperikan pernyataannya untuk KPK.

    Megawati menilai bahwa KPK tidak memiliki pekerjaan lain karena menuding Hasto terlibat dalam kasus suap.

    Padahal menurut Megawati, ada banyak tersangka yang lain tapi pemberitaannya tak seramai Hasto.

    “Belum lagi apa coba, oh iya KPK. Aku baru pikir opo ku yo. Loh KPK, masa enggak ada kerjaan lain. Yang dituding yang diubrek-ubrek hanya Pak Hasto iku wae. Ayo wartawan tulis itu.”

    “Karena kan sebenarnya banyak yang sudah tersangka, tapi meneng wae (diam saja),” kata Megawati dalam pidatonya di HUT ke-52 PDI-P di Sekolah Partai PDI-P, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

    Lebih lanjut Megawati menilai bahwa KPK memiliki banyak sekali tersangka lain yang belum diproses.

    Namun nyatanya KPK masih belum menetapkan tersangka lain hingga saat ini.

    Megawati juga mengungkap dirinya sampai membaca koran untuk mengetahui apakah KPK sudah menetapkan tersangka lain atau belum.

    “Kalau buka koran, ‘mungkin ada tambahan’ (tersangka). Enggak ada. Tadi saja sebelum ke sini yo ngono, eh kali-kali sopo ngono yang rentep-rentep iku lho, kan akeh.”

    “Entar kalau saya yang ngomong, hehe ini tidak sopan. Masa kalian gitu saja takut? Sebenarnya takut tuh opo? Saya kan sudah ngomong itu ilusi,” ungkap Megawati.

    Megawati Soekarnoputri: Apa Urusannya Aku Mesti Masuk ke KIM

    Megawati Soekarnoputri menyindir pihak yang meminta partai yang dipimpinnya masuk ke dalam koalisi Indonesia maju (KIM).

    Dia menyebut hal itu tidak ada urusannya dengan pihak di luar PDIP.

    Mulanya, Megawati bercerita dirinya banyak dimintai pendapat oleh sejumlah pejabat negara. 

    Namun, mereka tidak mau pertemuannya itu bisa terekspose ke publik.

    “Sekarang aku ditanyai orang, aku tuh bilang saya ini pemerintah bagian mana toh, lah kok kamu datang ke saya toh, urusan hukum, urusan pertanian, betul loh. Diem-diem loh, ngumpet-ngumpet loh,” ujar Megawati saat perayaan HUT PDIP ke-52 tahun.

    Presiden ke-5 RI itu pun mempertanyakan alasan banyaknya pejabat negara yang khawatir untuk bertemu dirinya.

    Apalagi, alasannya mereka takut karena PDIP bukan bagian dari KIM.

    “Loh kok gak ada merdekanya ya, ya mbok dateng ae loh. Karena katanya iya kalau nanti saya dateng ibu kan enggak masuk ke KIM,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Megawati pun mengaku dirinya kesal mendengar alasan tersebut.

    Baginya, tidak ada urusannya pihak di luar PDIP memaksanya untuk masuk ke dalam KIM.

    “Lah apa urusannya aku mesti masuk ke KIM atau saya enggak masuk ke KIM. Gile. Ayo tepuk tangan yang hebat,” ucapnya.

    Rebut Kursi Ketua Umum PDIP

    Megawati Soekarnoputri menyindir ada pihak yang mau merebut kursi Ketua Umum PDIP dari dirinya. 

    Hal itu disinggung saat perayaan HUT ke-52 PDIP.

    Presiden ke-5 RI itu mulanya mengaku saat ini banyak kader PDIP yang memintanya mengisi jabatan Ketua Umum PDIP lagi.

    Karena itu, dia meminta kadernya bersemangat di bawah kepemimpinannya.

    Namun, Megawati pun tidak menampik ada pihak yang ingin merebut kursi Ketua Umum PDIP.

    Dia mempertanyakan apakah kader mau dipimpin oleh pihak yang ingin merebut posisi pucuk pimpinan PDIP.

    “Katanya minta saya ketua umum lagi tapi anak buahku nek ngene kabeh. Emoh. Wah terus ada yang kepengen wah gile. Mau enggak kalau sama yang kepengen iku? Ayo,” tanya Megawati kepada kader PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Jumat (10/1/2025) siang.

    Kader yang hadir dalam puncak perayaan HUT PDIP pun kompak berteriak tidak mau dipimpin pihak yang mau merebut kursi Ketua Umum PDIP dari Megawati. 

    Di sisi lain, Megawati juga sempat menyindir kader PDIP yang tidak mau mendengarkan omongannya sebagai Ketua Umum PDIP.

    Dia meminta kader yang tidak mau menurut untuk mundur dari kader partai.

    “Ibu itu minta seluruh yang mendengarkan omongan ibu kalau enggak cocok sama PDIP keluar aja gitu gampang bukannya terus plintat plintut aku tuh capek tau engga ngurusin orang plintat plintut,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Megawati mengatakan saat ini ada banyak pilihan parpol yang bisa menjadi pelabuhan kadernya yang tidak mau menurut dengan keputusan PDIP.

    “Udah tegas aja cari partai lain, orang ada berapa ya partai sekarang piro bukan yang KIM aja. Kan ada yang nambah itu piro? 18 iya baru? oh yang baru aja yang masuk yang ikut pemilu sekarang yang baru partai baru piro? 8? iyo lah mbok saiki nang ndi gitu loh. Maksud saya bukan menggurui bikin partai ga gampang loh,” katanya.

     

     

  • Megawati Ogah Jadi Ketum Lagi Jika Kader Tidak Nurut Soal Posisi Politik

    Megawati Ogah Jadi Ketum Lagi Jika Kader Tidak Nurut Soal Posisi Politik

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri tidak ingin kembali memimpin apabila kadernya tidak solid mengikuti sikap politik partai.

    Megawati awalnya bercerita bahwa bahwa banyak pihak di luar PDIP yang masih datang kepadanya untuk berkonsultasi soal berbagai isu. Namun, dia mengaku pihak-pihak tersebut melakukannya secara diam-diam.

    Hal itu, terang Megawati, lantaran sikap Megawati atau PDIP yang belum jelas terhadap pemerintahan Prabowo Subianto. Saat ini, PDIP merupakan satu-satunya partai parlemen yang tidak bergabung ke Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.

    Megawati sempat mensinyalkan bahwa ada kadernya yang ingin mendorong PDIP agar bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

    “Apa urusannya saya mesti masuk ke KIM atau enggak masuk ke KIM? Katanya minta saya ketum lagi, tapi anak buahku nek ngene kabeh, moh,” ujarnya pada Perayaan HUT ke-52 PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat (10/1/2025).

    Selain itu, Presiden ke-5 RI itu sempat mengungkap ada pihak lain yang ingin menduduki kursi ketua umum. Namun, dia tak menyebut siapa pihak yang dimaksud itu.

    “Wah terus ada yang kepingin. Gile,” kata politisi yang pernah menjadi Wakil Presiden itu juga.

  • Ingatkan KPK Kerja Benar, Megawati: Tangkap Koruptor yang Tilep Uang Triliunan Rupiah

    Ingatkan KPK Kerja Benar, Megawati: Tangkap Koruptor yang Tilep Uang Triliunan Rupiah

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengingatkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bekerja dengan benar. Menurut Megawati, KPK seharusnya sudah menangkap para koruptor yang menilap uang negara triliunan rupiah.

    “Saya bikin KPK, loh ngopo kok nde’e (kok mau) yang digoleki (dicari), kok kroco-kroco ngono loh. Mbok yang bener, sing jumlahe T-T-T-T (cari koruptor yang jumlahnya triliunan) gitu loh. Lah endi?” ujar Megawati dalam pidato politiknya di HUT ke-52 PDIP, di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2024).

    Megawati mengaku memiliki tanggung jawab moral untuk terus mengkritik KPK agar berjalan di rel yang benar. Apalagi, kata dia, dirinya dahulu yang mendirikan lembaga antirasuah tersebut.

    “Nanti kalau saya ngomong gini, tuh bu Mega mengritik saja. Mengkritik saja. Lah enggak, orang benar. Saya ingin KPK itu yang benar. Loh yang bikin saya juga, bingung saya. Kecuali orang lain,” tegas Megawati.

    Megawati mengaku membuat KPK tidak mudah, harus ada perdebatan dahulu dalam membentuknya.

    “Lah untuk membikin KPK itu dipikir gampang? Enggak. Saya saja berantem dahulu. Itu sifatnya ad hoc. Itu untuk membantu polisi gampang ngomong-nya. Polisi dan kejaksaan karena dalam menjalankan tugasnya tidak maksimal. Loh kok sampe saiki ngono wae,” tutur dia.

    Megawati juga sebelumnya mempertanyakan KPK yang terus mengejar Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Padahal, kata Megawati, yang sudah tersangka di KPK bukan hanya Hasto.

    “Apa coba KPK? Masa enggak ada kerjaan lain, hah? Yang dituding, yang diubek-ubek Pak Hasto wae? Padahal banyak yang sudah tersangka, tetapi meneng wae?” tambah dia.

    Megawati mengaku, ketika membaca surat kabar, selalu ada pemberitaan tentang Hasto. Dia pun geleng-geleng kepala.

    “Aku tiap hari buka koran mungkin ada tambahan? Tadi aja sebelum ke sini, yo ngono,” pungkas Megawati terkait kinerja KPK.

  • Megawati: Saya Bingung, Kenapa Orang Indonesia Bisa Kelaparan?

    Megawati: Saya Bingung, Kenapa Orang Indonesia Bisa Kelaparan?

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyinggung masalah kelaparan di Indonesia. Megawati mengaku heran masih ada orang kelaparan di tengah kekayaan alam Indonesia yang melimpah di Indonesia.

    “Saya bingung, kenapa orang Indonesia bisa kelaparan? Itu kenapa ya? Padahal sekarang sedang saya bilang, (kekayaan alam) mana yang bisa jadi makanan, mana yang bisa jadi obat, dan lain sebagainya,” ujar Megawati dalam pidato politik di HUT ke-52 PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

    Selain itu, kata Megawati, anak-anak Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Namun belum sepenuhnya dimanfaatkan karena masih terhambat oleh keinginan untuk mempertahankan kekuasaan.

    “Anak-anak Indonesia itu pintar-pintar, tetapi mereka tidak diberi kemerdekaan penuh untuk berpikir dan bertindak. Kita masih terbelenggu oleh keinginan berkuasa,” tegas Megawati yang mempertanyakan soal rakyat Indonesia masih kelaparan.

    Megawati pun menyoroti perannya di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang telah memasuki tahun keempat. Salah satu hasil penelitian tim BRIN, kata dia, adalah pemetaan potensi kekayaan tanaman di Indonesia yang berpotensi menghilangkan kelaparan di Indonesia.

    “Waktu masuk tahun ketiga, saya minta tim melihat plasma nutfah. Baru satu tahun berjalan, kita sudah bisa memetakan kekayaan tanamannya menuju tiga juta. Bayangkan potensi yang kita miliki,” tutur Megawati.

    Menurut Megawati, fokus riset BRIN saat ini adalah mengidentifikasi tanaman yang dapat diolah menjadi bahan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan lainnya. Ia percaya bahwa inovasi berbasis riset dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah kelaparan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

    Megawati mengajak seluruh kader PDIP dan masyarakat Indonesia untuk memiliki pijakan sejarah yang kuat dalam membangun masa depan bangsa. Ia menekankan pentingnya memahami sejarah dengan benar agar Indonesia dapat maju sebagai bangsa yang mandiri dan sejahtera.

    “Jadi dengan demikian kita harus memiliki pijakan tentang sejarah yang benar,” pungkas Megawati yang mempertanyakan soal rakyat Indonesia masih kelaparan.

  • Megawati Sindir Tagline Indonesia Emas: Itu Gak Jelas!

    Megawati Sindir Tagline Indonesia Emas: Itu Gak Jelas!

    Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum PDI-Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mempertanyakan penggunaan tagline “Indonesia Kerja” dan “Indonesia Emas”.

    Dalam pidatonya pada peringatan HUT ke-52 PDIP yang digelar di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025), Megawati menyebut bahwa tagline tersebut sebenarnya tidak jelas. 

    “Kenapa kok ya banyak sekali tagline seperti, seperti orang itu lupa kita Indonesia Raya, jadi saya nanya ke diri saya sendiri. [Tagline] Indonesia Kerja, Indonesia Emas kan itu ga jelas. Menurut saya loh,” ucap Megawati. 

    Megawati menegaskan bahwa ia lebih memilih tagline “Indonesia Raya” karena menurutnya, slogan tersebut mencerminkan semangat.

    “Karena maunya saya ‘Indonesia Raya’ itu kan berkibarnya rasanya sampai ke sini kan,” ujarnya.

    Lebih lanjut, putri Proklamator Soekarno itu menekankan bahwa Indonesia memiliki kekayaan luar biasa, sehingga tak perlu merasa pesimis.

    Dia juga sempat menyinggung bahwa orang Indonesia adalah orang yang pintar, namun tidak diberikan kemerdekaan untuk berpikir dan melakukan hal-hal yang diinginkan, karena masih terbelenggu pikiran yang kuasa.

    “Nah, itu pikiran saya. Jadi sekarang kita harus punya pijakan tentang siapa dan sejarah yang benar, yang membentuk bangsa Indonesia,” pungkasnya.

  • Kritik Tagline Indonesia Emas Tidak Jelas, Megawati: Seharusnya Indonesia Raya

    Kritik Tagline Indonesia Emas Tidak Jelas, Megawati: Seharusnya Indonesia Raya

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengkritik sejumlah tagline yang dipakai di Indonesia selama ini. Menurut Megawati, tagline Indonesia Kerja hingga Indonesia Emas, tidak jelas dan seharusnya satu saja tagline-nya, yakni Indonesia raya.

    “Saya orang yang senang melihat segala macam, saya pikirkan kenapa kok banyak sekali tagline seperti orang lupa kita itu namanya Indonesia Raya, jadi saya mempertanyakan kepada diri saya sendiri, tolong dijawab oleh kalian kok banyak sekali tagline, seperti Indonesia Kerja, Indonesia Emas dan lain-lain. Itu kan tidak jelas menurut saya loh, dan saya dapat bertanggung jawab,” ujar Megawati dalam pidatonya acara HUT ke-52 PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

    Megawati mengingatkan, makna lagu Indonesia Raya harus masuk ke setiap sanubari anak negeri. Menurut Megawati, jika hal tersebut bisa dilakukan, cukup bisa menggerakkan rasa persatuan dan kesatuan.

    “Saya sampai ke sini, kan dengan itu ada yang masih pesimis apakah bisa Indonesia ini kaya raya, tolong tadi menyanyikan Indonesia Raya tiga stanza, mengapa PDI Perjuangan saya minta kalau tidak naikkan bendera, maka harus tiga stanza? Karena apa itu, luar biasa loh menurut saya. Itu sebuah ekstraksi dari sebuah pemikiran dan sanubari,” jelas Megawati terkait tagline Indonesia Emas.

    Lebih lanjut, Megawati mengatakan, lirik lagu Indonesia Raya menggambarkan kekayaan Indonesia sehingga hal itu harus bisa dikelola dengan baik.

    “Seperti gini-gini saya tidak tahu kalau kalian yang saya sebut ada di zona nyaman karena potensi luar biasa,” pungkas Megawati terkait tagline Indonesia Emas.

  • Momen Megawati Tertawa Sebut Ada yang Mau Jadi Ketum PDIP

    Momen Megawati Tertawa Sebut Ada yang Mau Jadi Ketum PDIP

    loading…

    Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri menyinggung ada pihak yang ingin menggantikannya sebagai orang nomor satu di PDIP. Foto/YouTube PDIP

    JAKARTA – Ketua Umum DPP PDI-Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri tertawa ketika menyinggung ada pihak yang ingin menggantikannya sebagai orang nomor satu di partai berlambang banteng moncong putih.

    Hal ini disinggung Megawati saat memberikan pidato politik dalam momen HUT PDIP ke-52 di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

    Mulanya, Megawati menyindir elite partainya yang terlihat kurang semangat saat memberikan tepuk tangan. Dia mengatakan, padahal para kader sudah meminta dirinya untuk maju kembali sebagai Ketua Umum PDIP.

    Dalam kesempatan itulah, Megawati menyinggung ada pihak yang disebut ingin menjadi Ketua Umum PDIP.

    “Katanya minta saya jadi ketum lagi, ketum lagi, tapi anak buahku nek ngene kabeh, emohh. Wah terus ada yang kepengin, haha, gile,” kata Megawati sambil tertawa.

    Presiden kelima RI itu lantas bertanya kepada seluruh kadernya yang hadir di aula sekolah partai, apakah ingin dipimpin oleh pihak yang ingin jadi ketua umum.

    “Mau nggak kalo sama yang kepengen iku?,” tanya Megawati yang langsung dijawab ‘Emoh’ oleh para kader.

    Megawati lantas memastikan kembali apakah para kader secara keseluruhan ingin dipimpin oleh pihak tersebut. Ia berharap, seluruh kader bisa tampil kompak.

    “Hayoo. Gitu aja ada yang di sono nggak ngomong, berarti dia mau. Alah gila dah,” sentilnya.

    (shf)

  • Nama Bung Karno Direhabilitasi, Megawati: Terima Kasih Presiden Prabowo

    Nama Bung Karno Direhabilitasi, Megawati: Terima Kasih Presiden Prabowo

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mengucapkan terima kasih kepada Presiden Prabowo Subianto yang telah merespons surat MPR terkait pemulihan nama Presiden pertama Soekarno atau Bung Karno. Pemulihan nama baik ayah Megawati ini setelah MPR resmi mencabut Ketetapan (Tap) MPRS No.XXXIII/MPRS/1967.

    Tap MPRS tersebut menyatakan Presiden Soekarno membuat keputusan yang menguntungkan gerakan G-30 S dan melindungi para tokoh PKI.

    “Ucapan terima kasih juga saya sampaikan juga kepada Presiden Prabowo Subianto yang sudah merespons surat pimpinan MPR terkait tindak lanjut pemulihan nama baik Bung Karno sebagai presiden pertama,” ujar Megawati dalam pidatonya di HUT ke-52 PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

    Megawati mengatakan, keluarga Bung Karno cukup sabar menantikan pencabutan Tap MPRS 33 tersebut. Dia mengakui pihaknya berjuang selama 57 tahun, dari 1967 hingga 2024 untuk pencabutan Tap MPRS tersebut. Dengan pencabutan tersebut, tuduhan terhadap Bung Karno sebagai pengkhianat tidak terbukti dan batal demi hukum.

    “Saya atas nama pribadi dan keluarga Bung Karno dan juga keluarga besar PDI Perjuangan, mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pimpinan dan seluruh anggota MPR periode 2019-2024. Kita ketahui MPR itu adalah singkatan dari Majelis Permusyawaratan Rakyat. Jadi adalah penjelmaan seluruh rakyat Indonesia,” tegas Megawati.

    Megawati menjelaskan alasan dirinya menyinggung tuduhan pengkhianat terhadap Bung Karno oleh penguasa pada awal pidato HUT ke-52 PDIP. Dia berharap, kejadian serupa tidak terjadi lagi, menuduh orang tanpa bukti dan orang lama mendapatkan keadilan.

    “Lama ya, untung keluarga itu sabar. Jangan kejadian gini lagi, tetapi kalau memang salah harus salah. Ini namanya politisasi,” pungkas Megawati terkait pemulihan nama Bung Karno.

  • Ini Rekayasa dari Mana Pelajarannya?

    Ini Rekayasa dari Mana Pelajarannya?

    loading…

    Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kembali menyinggung kekalahan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024. Foto/Tangkapan layar YouTube PDI Perjuangan

    JAKARTA – Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri kembali menyinggung kekalahan pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024. Megawati mengaku kaget atas kekalahan pasangan yang diusung PDIP tersebut.

    Megawati awalnya mengungkap hendak merayakan HUT ke-52 PDIP dengan acara besar. Namun, pilihan itu berubah ketika Ganjar-Mahfud justru kalah dengan perolehan suara yang mengagetkan.

    “Tadinya kan saya mau bikin kan besar gitu, karena saya yakin pilihan saya Pak Ganjar-Pak Mahfud bakalan menang. Ih, kok bisa kalah ya? Udah gitu, dih, kok nomor tiga lagi, gile saya bilang,” kata Megawati dalam sambutannya di HUT ke-52 PDIP di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat (10/1/2025).

    Presiden ke-5 RI itu lantas mengaku heran dengan perolehan suara Ganjar dan Mahfud tersebut. Dia bertanya-tanya bagaiman rekayasa itu bisa dijalankan. “Ini rekayasa dari mana ini pelajarannya? Saya kepingin juga belajar begituaan, gile deh,” kata Mega.

    Megawati lantas menyinggung soal sikap perasaan kekuasaan dan kebesaran diri dari pihak-pihak tertentu. “Itu namanya orang sudah mabuk, apa namanya kalau di psikologi? Ojo kuyu, lho Mas Butet, saya kan seniwati juga, jadi namanya apa? Yang namanya itu megalomania, nah,” tutur ibunda dari Ketua DPR Puan Maharani ini.

    (zik)