kab/kota: Lenteng Agung

  • Sekjen PDIP Hasto: Sumpah Pemuda Harus Terus Digalakkan untuk Kemajuan Bangsa Indonesia – Page 3

    Sekjen PDIP Hasto: Sumpah Pemuda Harus Terus Digalakkan untuk Kemajuan Bangsa Indonesia – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan atau Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan Sumpah Pemuda bukan sekadar untuk dikenang sebagai sejarah, tapi fondasi bangsa yang harus terus dijaga.

    Hal itu disampaikan Hasto saat menghadiri peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Senin (28/10/2025).

    Hasto mengingatkan 79 tahun silam, para pemuda Indonesia sudah mengukuhkan suatu modal kebangsaan yang luar biasa yaitu satu nusa, satu bangsa, satu bahasa. Dari sanalah, kata dia, lahir tekad besar yang mengantar Indonesia menuju kemerdekaan.

    “Berbicara orang muda, adalah berbicara tentang ide dan imajinasi tanpa batas,” ujar Hasto saat sambutan, Selasa (28/10/2025).

    Dia menegaskan, Sumpah Pemuda tidak hanya sekadar slogan sejarah, tapi juga kesadaran geopolitik para pemuda masa lalu yang berpikir jauh ke depan.

    Dari semangat itu pula, lanjut Hasto, kemudian lahir Konferensi Asia-Afrika dan Gerakan Non-Blok Conference of the New Emerging Forces (CONEFO). Semua digerakkan oleh ide dan imajinasi anak-anak muda.

    “Maka mari kita bersama-sama untuk berpikir kritis saat ini. Tantangan apa yang harus kita jawab sebagai anak-anak muda. Kepeloporan apa yang harus kita lakukan bersama,” ucap dia.

    Hasto juga menyinggung kunjungannya ke Cirebon bersama Tri Rismaharini dan Esti Wijayati beberapa hari sebelumnya.

     

    Bangsa Indonesia yang dulu masih bernama Hindia Belanda, punya ratusan suku dan bahasa. Jawa, Sunda, Batak, Bugis, Bali, dan banyak lagi lainnya, semuanya punya bahasa sendiri. Tapi sejak 28 Oktober 1928, para pemuda sepakat memilih satu bahasa pemer…

  • PDIP tegaskan komitmen politik inklusif bagi generasi muda

    PDIP tegaskan komitmen politik inklusif bagi generasi muda

    Jakarta (ANTARA) – PDI Perjuangan (PDIP) kembali menegaskan komitmennya membuka ruang bagi generasi muda untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan politik nasional dalam rangka memperingati sumpah pemuda.

    “Generasi muda tidak boleh hanya menjadi objek pembangunan. Mereka harus menjadi penentu arah bangsa. Karena itu, PDI Perjuangan membuka ruang dialog yang aman dan inklusif agar suara-suara muda dapat langsung terdengar oleh pengambil kebijakan,” kata Ketua DPP PDIP Bidang Pemuda dan Olahraga MY Esti Wijayati di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa.

    Hal itu disampaikannya dalam kegiatan Town Hall Suara Muda Sumpah Pemuda 2025 bertema Yang Muda Yang Bersuara di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa.

    Melalui kegiatan ini PDIP mengajak anak muda lintas komunitas dan kampus untuk menyampaikan gagasan, kritik, dan aspirasi secara terbuka.

    Kegiatan tersebut dihadiri oleh Sekjen Hasto Kristiyanto, serta sejumlah Ketua DPP PDIP, termasuk MY Esti Wijayati, Tri Rismaharini, dan Ribka Tjiptaning. Tampak pula anggota DPR sekaligus musisi Elfonda “Once” Mekel yang ikut memeriahkan suasana.

    Lebih dari 30 komunitas hadir dalam forum ini, di antaranya Koneksi Indonesia Inklusif, KontraS, OIC Youth, eWasteRJ, Education Reform, hingga Abang None Jakarta.

    Mereka mengangkat isu-isu strategis seperti keadilan sosial, pendidikan, kesetaraan gender, demokrasi, perubahan iklim, dan solidaritas global.

    Selain menjadi forum dialog, kegiatan ini juga menampilkan open house Sekolah Partai, pameran mini tentang pendidikan kader, serta penampilan seni anak muda.

    Dalam sambutannya, MY Esti Wijayati menjelaskan bahwa peringatan Sumpah Pemuda tahun ini merupakan bagian dari rangkaian panjang kegiatan partai yang fokus pada generasi muda.

    “Rangkaian Sumpah Pemuda yang dilakukan DPP PDI Perjuangan tidak hanya dilaksanakan hari ini saja, tapi sebelumnya sudah banyak kegiatan dilakukan — pertandingan olahraga Gen Z seperti tenis, futsal, hingga sepak bola,” ujar Esti.

    Ia menambahkan, pada 1 November 2025 PDIP akan menggelar acara besar di Yogyakarta yang menghadirkan sekitar 4.000 mahasiswa dari 38 provinsi.

    “Kehadiran mereka untuk merefleksikan Sumpah Pemuda dan menyuarakan suara anak muda Indonesia. Akan hadir juga tokoh-tokoh seperti Rocky Gerung, Adian Napitupulu, dan Ayu Saraswati (Putri Indonesia Lingkungan),” ungkapnya.

    Menurut Esti, semua rangkaian ini merupakan bentuk nyata keseriusan PDIP dalam membuka ruang partisipasi generasi muda.

    “Kita ajak anak muda untuk berani bersuara, karena masa depan Indonesia ada di tangan mereka,” tuturnya.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Akhir Sejarah Panjang Pasar Barito

    Akhir Sejarah Panjang Pasar Barito

    JAKARTA – Sejak era 1970-an, Pasar Barito di Jalan Barito, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dikenal sebagai salah satu sentra flora tertua di ibu kota. Kawasan yang awalnya hanya menjadi tempat berkumpul para pedagang burung dan tanaman hias itu lambat laun menjelma menjadi pasar legendaris yang ramai dikunjungi warga Jakarta.

    Pada dekade 1980–1990-an, Barito mencapai masa keemasannya. Burung kicau, ikan hias, hingga tanaman tropis memenuhi sisi jalan yang rindang di sekitar Taman Langsat. Suasananya sejuk, alami, dan berbeda dengan pasar tradisional lainnya. Barito bukan sekadar tempat jual-beli, melainkan ruang hidup bagi warga, penikmat flora, hingga pecinta hewan peliharaan.

    Namun, seiring waktu, wajah kawasan itu berubah. Pemerintah Kota Jakarta Selatan mulai menata ulang area tersebut untuk mengembalikan fungsi taman dan trotoar. Wali Kota Jakarta Selatan, Muhammad Anwar, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya revitalisasi taman sesuai dengan fungsinya sebagai ruang hijau dan daerah resapan air.

    “Taman ini adalah salah satu upaya Pak Gubernur bagaimana merevitalisasi taman sesuai dengan fungsinya,” kata Anwar di Jakarta, Senin, 27 Oktober.

    Ia menambahkan, taman juga berperan sebagai pengendali banjir berkat adanya saluran penghubung (PHB), sekaligus fasilitas umum yang harus dikembalikan sesuai peruntukan.

    Langkah penertiban ini dilakukan setelah para pedagang di lokasi sementara (loksem) Barito tidak mengindahkan surat peringatan dari Satpol PP Jakarta Selatan. Total ada 158 kios pedagang yang ditertibkan sejak Senin pagi pukul 05.00 WIB. Pemerintah menegaskan, kebijakan tersebut diambil bukan tanpa solusi.

    Pedagang yang terdampak telah disiapkan lokasi relokasi di Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung. Tempat baru itu dinilai memiliki fasilitas lebih layak, higienis, serta akses yang mudah karena dekat dengan Stasiun Lenteng Agung dan halte Transjakarta non-BRT rute D21.

    “Para pedagang sudah diberikan sosialisasi dan surat peringatan satu hingga tiga. Karena tidak juga mengosongkan tempat usaha, maka kami laksanakan penertiban terpadu,” ujar Anwar.

    Langkah ini berkaitan dengan rencana besar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menggabungkan tiga taman di Jakarta Selatan — Taman Leuser, Taman Ayodya, dan Taman Langsat — menjadi satu kawasan bernama Taman Bendera Pusaka.

    Proyek ini ditargetkan rampung pada Desember 2025 dan diharapkan menghadirkan ruang terbuka hijau yang lebih luas, tertata, dan fungsional bagi warga kota.

    Bagi sebagian warga dan pedagang, penertiban ini menjadi akhir dari sejarah panjang Pasar Barito yang telah hidup lebih dari empat dekade. Namun bagi pemerintah, langkah ini adalah bagian dari upaya menata ulang kota agar lebih ramah lingkungan dan sesuai fungsi.

    Pasar Barito mungkin akan tinggal nama, tapi aroma tanah lembab dan riuh kicau burung di bawah pepohonan Barito akan selalu menjadi kenangan tentang masa ketika taman dan pasar hidup berdampingan di jantung Jakarta Selatan.

  • Sentra Fauna-Kuliner Lenteng Agung Jadi Pusat UMKM Modern, Ini Fasilitasnya

    Sentra Fauna-Kuliner Lenteng Agung Jadi Pusat UMKM Modern, Ini Fasilitasnya

    Jakarta

    Pasar Barito, Jakarta Selatan, mulai ditata. Para pedagang eks Barito pun mulai pindah ke Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung hari ini.

    Bagi para pedagang, momen ini menjadi langkah awal menuju tempat usaha yang lebih layak dan tertata. Salah satu pedagang kuliner, Mujiyati, mengungkapkan harapannya setelah memilih kios barunya di Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung.

    Sebelumnya, pada Jumat, (17/10), kelompok pedagang JS 96 eks Pasar Barito juga telah melakukan kunjungan langsung ke lokasi sentra untuk melihat fasilitas sekaligus memilih nomor kios yang akan ditempati, salah satunya Mujiyati.

    Suasana hangat dan antusiasme terasa saat para pedagang eks Pasar Barito mulai menempati lokasi baru mereka.

    “Kami ingin memulai lagi dengan semangat baru di tempat ini. Semoga rezekinya lebih baik, pembelinya ramai, dan sentra ini bisa jadi tempat yang hidup. Kami berterima kasih kepada Pemprov DKI yang sudah menyiapkan tempat selayak ini,” ujar Mujiyati dalam keterangannya, Senin (27/10/2025).

    Foto: Dok. Pemprov DKI

    Dalam rangka mendukung usaha para pedagang, Pemprov DKI Jakarta memutuskan untuk menggratiskan sewa kios selama enam bulan pertama bagi para pedagang eks Pasar Barito.

    “Ada surat peringatan 1, 2, 3 dan kami sangat humanis, manusiawi sekali. Dan sekarang ini 125 kios yang di Lenteng Agung sudah semuanya selesai, semuanya bisa dipakai, termasuk air. Untuk itu, dari 125 kios, saya sudah memutuskan untuk memberikan gratis selama enam bulan, baik itu kios maupun airnya,” kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung.

    “Karena, saya tahu, pasti 2-3 bulan pertama itu berat sekali, harus sosialisasi. Tapi, di situ karena dekat dengan Stasiun Lenteng Agung, sehingga lokasinya cukup baik,” ungkapnya.

    Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Provinsi DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo, menjelaskan, pembangunan sentra ini merupakan upaya Pemprov DKI dalam menghadirkan fasilitas usaha yang lebih tertata dan berdaya saing bagi para pelaku Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM).

    “Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung kami hadirkan sebagai ruang usaha baru yang lebih modern dan nyaman. Di sini, para pelaku usaha termasuk yang selama ini berjualan di kawasan Barito dan khususnya terdaftar secara resmi sebagai anggota Jakpreneur, akan mendapatkan tempat yang lebih layak dan kesempatan lebih besar untuk berkembang,” jelas Ratu.

    Dinas PPKUKM pun memastikan seluruh pedagang eks Pasar Barito difasilitasi hingga proses penetapan lokasi kios selesai. Pemerintah juga terus membuka ruang pendampingan bagi pedagang yang masih menyiapkan dokumen atau memerlukan waktu untuk beradaptasi.

    “Kami terus membuka pendampingan bagi pedagang lain yang belum tervalidasi atau masih ragu demi memastikan transisi berjalan mulus dan Sentra Fauna Lenteng Agung dapat segera beroperasi maksimal,” lanjut Ratu.

    Dilengkapi Berbagai Fasilitas

    Sebagaimana diketahui, kawasan Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung dibangun seiring dengan rencana pengembangan Taman Bendera Pusaka, yang akan menggabungkan Taman Ayodya, Taman Langsat, dan Taman Leuser sebagai ruang hijau bersejarah di Jakarta Selatan.

    Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung dilengkapi area pertunjukan seni dan budaya, lahan parkir luas, toilet, dan musala, serta desain yang ramah lingkungan dan ramah keluarga, dengan sistem sirkulasi udara dan sanitasi yang baik. Lokasinya mudah dijangkau melalui Stasiun Commuter Line Lenteng Agung, Transjakarta (4B Manggarai-UI dan D21 Lebak Bulus-UI), serta Jak Lingko 44 (Andara-Lenteng Agung).

    Para pedagang eks Pasar Barito akan menjadi bagian dari ekosistem baru di Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung. Dengan begitu, kegiatan ekonomi yang telah berjalan dapat terus berlanjut di tempat yang lebih tertata dan representatif. Adapun sentra ini memiliki 125 kios dengan berbagai fungsi, terdiri dari:

    Zona A – Kuliner (22 kios)Zona B – Amphitheater (70 seat)Zona C & D – Burung & Pakan Hewan (74 kios)Zona E – Parsel & Kuliner Tambahan (29 kios)

    “Kami ingin agar para pedagang tidak hanya memiliki tempat baru, tetapi juga bisa naik kelas. Dengan dukungan fasilitas, pelatihan, dan promosi yang terintegrasi melalui program Jakpreneur, kami harap mereka bisa berkembang lebih besar dan menjadi bagian dari wajah baru Jakarta,” jelas Ratu.

    Lokasi Berkumpulnya Warga Jakarta

    Lebih dari sekadar tempat berdagang, Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung juga disiapkan sebagai ruang interaksi warga, pusat edukasi fauna, serta wadah kegiatan seni, budaya, dan komunitas. Kawasan ini akan menjadi ruang publik baru yang mempertemukan ekonomi rakyat, kreativitas, dan rekreasi keluarga dalam satu kawasan.

    “Kami ingin menjadikan sentra ini bukan sekadar tempat berdagang, tetapi juga destinasi baru warga Jakarta untuk berbelanja, berekreasi, dan menikmati suasana kota yang lebih hijau dan tertata,” pungkas Ratu.

    (akn/ega)

  • Pasar Barito Dibongkar, Pedagang Mulai Tempati Sentra Fauna Lenteng Agung

    Pasar Barito Dibongkar, Pedagang Mulai Tempati Sentra Fauna Lenteng Agung

    Jakarta

    Pasar Barito, Jakarta Selatan (Jaksel) mulai dibongkar. Kawasan Pasar Barito itu nantinya akan dibangun Taman Bendera Pusaka.

    Dilansir situs resmi Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Senin (27/10/2025), Taman Bendera Pusaka ini nantinya akan menggabungkan tiga taman yakni Taman Langsat, Taman Ayodya, dan Taman Leuser. Pemprov DKI menjelaskan taman ini juga dirancang untuk mengelola tata air kawasan, membantu pengendalian banjir, dan meningkatkan interaksi sosial warga.

    Kepala Dinas CKTRP DKI Jakarta, Vera Refina Sari, mengatakan renovasi ini dilakukan agar ruang publik lebih ramah lingkungan. Vera menyebut taman ini akan menjadi ikon baru ruang terbuka hijau di Jakarta Selatan yang mengintegrasikan fungsi ekologis, sosial, dan budaya.

    “Proyek ini bukan sekadar renovasi taman, tetapi sebuah kelahiran kembali (rebirth) kawasan Barito menjadi ruang publik yang lebih hidup, multifungsi, dan ramah lingkungan,” ujar Vera.

    Kata Vera, revitalisasi Pasar Barito sebagai upaya untuk menanggulangi banjir yang kerap terjadi di sekitar Barito dan Blok M. Dia berharap Taman Bendera Pusaka ini menjadi sistem pengendalian banjir.

    Taman ini akan dilengkapi sistem pengaturan air, sungai buatan, dan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) yang mampu menampung serta memurnikan limpasan air hujan sebelum dialirkan ke saluran umum. Dengan sistem ini, air yang mengalir di taman akan tetap jernih dan tidak mencemari lingkungan sekitar.

    Selain fungsi ekologis, taman ini juga menghadirkan fasilitas olahraga dan rekreasi seperti jogging track sepanjang 1,2 kilometer, lapangan bulu tangkis, lapangan tenis, dan area permainan anak, sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat dari berbagai kalangan.

    Sementara itu, Wali Kota Jakarta Selatan, M. Anwar mengatakan pedagang direlokasi ke Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung. Ada 25 pedagang sudah pindah dan sudah mulai berdagang.

    Terpisah, Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo mengatakan pembangunan Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung juga telah rampung. Total 125 kios yang terbagi ke dalam beberapa zona sesuai fungsi dan jenis usahanya:

    – Zona A (Kuliner) terdiri atas 22 kios;

    – Zona B (Amfiteater) memiliki 70 tempat duduk;

    – Zona C dan D (Pedagang burung dan pakan hewan) sebanyak 74 kios;

    – Zona E (Parsel dan kuliner tambahan) berjumlah 29 kios.

    Mulai Dibongkar

    Pemerintah Kota Jakarta Selatan (Pemkot Jaksel) menertibkan kios pedagang Pasar Barito. Kios-kios itu dibongkar menggunakan alat berat.

    “Pukul 07.30 WIB, pembina apel dalam rangka penertiban di Taman Ayodya dan dipimpin Wali Kota Jakarta Selatan,” ujar Sekretaris Kota Kota Administrasi Jakarta Selatan, Mukhlisin seperti dikutip Antara, Senin (27/10).

    Berdasarkan keterangan di lokasi, penertiban dilakukan sejak pukul 05.00 WIB di sekitar Jalan Barito 1. Sejumlah personel dikerahkan dari tiga unsur mulai dari Satpol PP, Polres Metro Jakarta Selatan dan TNI.

    (whn/dhn)

  • PDIP Satu Suara soal Niat Prabowo Membentuk Ditjen Pesantren: Santri Punya Peran Penting – Page 3

    PDIP Satu Suara soal Niat Prabowo Membentuk Ditjen Pesantren: Santri Punya Peran Penting – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyambut positif kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang memerintahkan pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di bawah Kementerian Agama (Kemenag).

    Menurut dia, kebijakan itu merupakan bentuk pengakuan terhadap peran besar santri dalam sejarah perjuangan bangsa sekaligus momentum memperkuat semangat kebangsaan di kalangan pesantren.

    “Itu suatu hal yang baik, karena kita lihat peran dari santri sangat penting. Bayangkan pada awal kemerdekaan kita mampu menggelorakan spirit itu,” kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (22/10/2025).

    Hasto menegaskan, PDIP akan turut membantu pemerintah memperkuat Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren, terutama dari sisi narasi patriotisme dan cinta tanah air, sebagai bagian dari dedikasi terhadap agama.

    “PDI Perjuangan akan ikut memperkuat dari sisi narasinya, narasi patriotismenya, narasi cinta tanah air. Sebagai bagian juga dari dedikasi terhadap agama. Hubbul watan minal iman itu yang akan kita dorong,” ujar dia.

    Menurut dia, penguatan pesantren juga perlu dibarengi dengan pembangunan kesadaran kebangsaan dan kemajuan ilmu pengetahuan.

    Dia mengatakan, semangat itu sejalan dengan gagasan Bung Karno yang menekankan bahwa Islam harus bersekutu dengan ilmu pengetahuan.

    “Tetapi juga dalam suatu kesadaran untuk membangun kepemimpinan Indonesia bagi dunia, untuk itu kita harus bergerak cepat, agar pesantren-pesantren juga menjadi motor kemajuan. Bung karno mengatakan Islam harus bersekutu juga dengan ilmu pengetahuan,” tandas dia.

  • PDIP ajak santri teladani ketekunan intelektual Bung Karno

    PDIP ajak santri teladani ketekunan intelektual Bung Karno

    Jakarta (ANTARA) – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Bidang Agama dan Kepercayaan (nonaktif) Zuhairi Misrawi mengajak para santri untuk meneladani dan mendalami pemikiran Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno tentang Islam.

    Menurutnya, Bung Karno memiliki pandangan yang kokoh, visioner, dan berkemajuan dalam memadukan nilai-nilai keislaman dengan semangat kebangsaan.

    “Kalau kita membaca tulisan dan pidato-pidato Bung Karno tentang keislaman, kita akan menemukan satu visi yang kokoh, yang visioner, futuristik, dan jauh ke depan tentang bagaimana membangun negeri ini,” kata Zuhairi di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta, Rabu.

    Hal itu disampaikan Zuhairi dalam peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang diadakan DPP PDIP dengan tema Santri Berjuang: Ajaran Bung Karno, Warisan Kemerdekaan dan Kontribusi Generasi Muda.

    Duta Besar Indonesia untuk Tunisia ini menilai, Hari Santri adalah waktu yang tepat untuk menggali kembali gagasan-gagasan Islam Bung Karno yang berakar pada spiritualitas dan nasionalisme.

    Dia menuturkan, perjalanan intelektual keislaman Bung Karno dimulai dari interaksinya dengan KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah. Bung Karno kerap mengikuti ceramahnya saat di Surabaya. Dari situ, tumbuh pandangan keislaman yang progresif dan berkemajuan.

    Selain itu, Bung Karno juga banyak belajar dari H.O.S. Cokroaminoto, tempat ia berinteraksi dengan tokoh-tokoh pergerakan seperti Haji Agus Salim. Puncak pendalaman spiritual Bung Karno terjadi saat masa pengasingannya di Ende, di mana ia memperdalam kajian tafsir, hadis, dan sejarah Islam.

    “Para santri harus meneladani semangat Bung Karno yang tekun belajar tafsir, hadis, dan sejarah. Dari situ beliau menemukan kekuatan spiritual yang menjadi dasar perjuangan kemerdekaan,” ujanya.

    Zuhairi juga mengungkapkan Bung Karno banyak berinteraksi dengan Syaikhona Kholil Bangkalan, dan dari Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari pernah mendapat restu menjelang proklamasi kemerdekaan.

    “Kenapa visi Islam Bung Karno paket sempurna? Karena menggabungkan dua kekuatan besar yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Itulah yang menjadikan visi Islam Bung Karno, Islam yang mempersatukan seluruh elemen bangsa,” tuturnya.

    Pada kesempatan yang sama, Sekjen Nasyiatul Aisyiyah Muhammadiyah 2012-2016, Ulfa Mawardi mengatakan pesantren harus bisa bertransformasi dari ruang ibadah ke ruang peradaban, dari penjaga tradisi keagamaan menjadi arsitek masa depan.

    “Momentum Pesantren (tradisional) mampu membaca relasi antara media, agama dan kebudayaan,” kata dia.

    Selain itu, Ulfa juga berharap, Pesantren sebagai laboratorium yang melahirkan ulama dengan 3 dimensi.

    “Spritualitas islam (iman dan adab), rasionalitas pengetahuan yang mencerahkan dan Kemanusiaan sosial progresif (berkemajuan),” tutur dia.

    Sementara, sejarahwan Asvi Warman Adam memandang momentum Hari Santri ini, untuk mengingat kembali peran besar kalangan santri dan ulama dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia. Salah satu tonggak sejarah yang lahir dari kalangan pesantren adalah Resolusi Jihad yang dicetuskan oleh KH Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945 di Surabaya.

    Pasalnya, peran penting Resolusi Jihad tersebut sempat dihilangkan dari penulisan sejarah resmi Indonesia, khususnya selama masa Orde Baru.

    “Selama Orde Baru tidak pernah ditulis di sejarah Indonesia, ada aspek yang lain, yang membuat rakyat Surabaya berjuang, yaitu resolusi jihad yang dikeluarkan KH Hasyim Asy’ari. Sepanjang 30 tahun tidak pernah disinggung, tidak pernah ditulis sejarah Indonesia, baru era reformasi ini baru diungkapkan,” jelas dia.

    Karenanya, dari niatan pemerintah sekarang yang ingin menulis ulang sejarah, perlu dikawal agar peran KH Hasyim Asy’ari dan Resolusi Jihad ini tetap dimasukkan.

    “Sekarang, pemerintah sedang membuat buku sejarah nasional yang baru, kita perlu mengawasi bahwa ini bisa dimasukkan ini, Resolusi Jihad itu dicatat dalam sejarah,” tuturnya.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Hasto beberkan peran Bung Karno sebagai pendekar bangsa Islam

    Hasto beberkan peran Bung Karno sebagai pendekar bangsa Islam

    Dengan spirit Resolusi Jihad dan dukungan negara-negara Asia Afrika, kalau Bung Karno masih hidup, peristiwa seperti Gaza tidak akan pernah terjadi

    Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto membeberkan fakta sejarah mengenai dampak global dari Resolusi Jihad 1945 dan peran mendalam Presiden Pertama RI Soekarno atau yang akrab disapa Bung Karno, dalam membangun solidaritas dunia Islam.

    Tidak lupa Hasto menjelaskan keputusan Konferensi Islam Asia Afrika (KIAA) 1965 yang mengukuhkan Bung Karno sebagai Pendekar Kemerdekaan dan Pahlawan Islam, sebuah gelar yang kerap terlupakan dalam narasi sejarah.

    “Dalam perjuangannya melawan Belanda, Bung Karno banyak mengutip ayat-ayat Al-Qur’an yang membangkitkan semangat. Inilah yang ingin kita luruskan dari sejarah: Bung Karno dan Islam,” kata Hasto di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu.

    Hal itu disampaikan Hasto dalam acara peringatan Hari Santri 2025 bertema Santri Berjuang: Ajaran Bung Karno, Warisan Kemerdekaan dan Kontribusi Generasi Muda di Sekolah Partai Lenteng Agung.

    Hasto menceritakan bagaimana konsultasi Bung Karno dengan KH Hasyim Asy’ari tentang hukum membela tanah air yang melahirkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945.

    Resolusi itu menegaskan bahwa mempertahankan kemerdekaan Indonesia adalah kewajiban agama bagi setiap muslim, dan menjadikan penjajah sebagai musuh agama dan bangsa.

    “Hebatnya, Resolusi Jihad ini terdengar juga oleh pendiri Pakistan, Muhammad Ali Jinnah. Dia pun mengeluarkan resolusi serupa, yang mengakibatkan sekitar 600 tentara muslim membelot dari tentara Inggris untuk membela Indonesia yang baru merdeka. Banyak dari mereka yang gugur sebagai syuhada,” ujar Hasto.

    Untuk menghormati pengorbanan tersebut, lanjut Hasto, Bung Karno kemudian membangun Masjid Syuhada pada saat Ibu Kota berada setelah ibu kota berada di Yogyakarta.

    “Kebetulan sopir Bung Karno pada saat ditangkap Belanda juga bernama Syuhada,” ujarnya.

    Peristiwa ini, tegasnya, menunjukkan bagaimana pertemuan antara agama dan nasionalisme melahirkan kekuatan yang mampu menghadapi pemenang Perang Dunia II.

    Hasto juga menegaskan bahwa pemahaman keIslaman Bung Karno sangatlah lengkap. Proklamator Republik Indonesia itu berguru pada pemikiran tokoh-tokoh Islam dunia seperti Sayyid Jamaluddin al-Afghani, Arabi Pasha, Mustafa Kamil, dan Muhammad Abduh.

    Pemahaman inilah yang mendasari kebijakan luar negeri Bung Karno yang membela bangsa-bangsa tertindas. Pasca Konferensi Asia Afrika (KAA), Bung Karno aktif mendukung perjuangan kemerdekaan negara-negara Islam.

    “Bung Karno menyewakan rumah di Jalan Serang, Menteng, Jakarta untuk pejuang-pejuang dari Aljazair, Maroko, Tunisia, dan Sudan. Bahkan, untuk membebaskan Aljazair, Bung Karno menyelundupkan senjata yang seharusnya untuk Irian Barat, karena lebih memprioritaskan pembebasan bangsa-bangsa terjajah,” papar Hasto.

    Karena kontribusinya inilah, Bung Karno dianugerahi gelar sebagai “pendekar dan pembebas bangsa Islam”.

    Komitmen ini, kata Hasto, menjadi fondasi ideologis dan historis bagi PDIP hingga kini, termasuk dalam sikap tegas menolak kedatangan Israel dan mendukung penuh Palestina.

    “Dengan spirit Resolusi Jihad dan dukungan negara-negara Asia Afrika, kalau Bung Karno masih hidup, peristiwa seperti Gaza tidak akan pernah terjadi,” tegasnya.

    Hasto juga menyoroti koneksitas spiritual dan politik antara Bung Karno dan putrinya, Megawati Soekarnoputri. Dia mencontohkan, saat menyusun kabinet 2014, Megawati mengingatkan presiden terpilih untuk memahami kesadaran historis ini dan mengembalikan kekuatan ekonomi rakyat, termasuk dari kalangan Muhammadiyah dan NU.

    “Semangat inilah yang diteladankan Bung Karno dan dilanjutkan oleh Ibu Megawati. Semangat inilah yang harus kita hidupkan kembali, terutama dalam memaknai perjuangan membangun Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian,” tutur Hasto.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Hasto: Megawati titip pesan resolusi jihad tanamkan cinta Tanah Air

    Hasto: Megawati titip pesan resolusi jihad tanamkan cinta Tanah Air

    Jakarta (ANTARA) – Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) Hasto Kristiyanto mengatakan peringatan Hari Santri Nasional 2025 harus dimaknai sebagai momentum untuk membangkitkan kekuatan moral dan rasa percaya diri bangsa.

    Hasto juga menyampaikan tiga pesan dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, tentang relevansi Resolusi Jihad di masa kini.

    “Kami berharap dengan merayakan dan memperingati resolusi ini, tiga pesan dari Bu Mega betul-betul dapat kita pegang sepenuhnya,” kata Hasto di Sekolah Partai PDIP di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu.

    Hal itu disampaikan Hasto dalam acara peringatan Hari Santri 2025 bertema Santri Berjuang: Ajaran Bung Karno, Warisan Kemerdekaan dan Kontribusi Generasi Muda di Sekolah Partai Lenteng Agung, Jakarta.

    Pesan pertama menekankan Resolusi Jihad sebagai moral force atau kekuatan moral.

    Kekuatan ini, menurut Megawati, digerakkan oleh keyakinan, rasa cinta tanah air yang luar biasa, dan fondasi nilai-nilai keagamaan yang kokoh.

    Pesan kedua menjadikan peristiwa bersejarah itu sebagai fondasi untuk membangun rasa percaya diri.

    “Kita ini, ketika bersatu, kita bisa menghadapi pemenang Perang Dunia Kedua,” pesan Megawati seperti disampaikan Hasto.

    “Dengan bersatu dan mengobarkan semangat kebangsaan, rasa percaya diri sebagai bangsa yang hebat dengan cita-cata ‘membangun tata dunia baru” (to build the world anew) dapat diwujudkan, sebagaimana pernah dipidatokan oleh Bung Karno pada 30 September 1960,” sambungnya.

    Pesan ketiga mengajak seluruh anak bangsa merayakan Resolusi Jihad sebagai bagian dari kesadaran historis akan cita-cita Indonesia untuk berkontribusi bagi dunia.

    Megawati mengajak untuk mengambil spirit Resolusi Jihad, Konferensi Asia Afrika, dan Gerakan Non-Blok.

    “Dengan patriotisme yang menyala-nyala, kita berani berhadapan dengan siapapun yang menjajah kita, baik di bidang politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya,” kata Hasto menyampaikan pesan Megawati.

    Hasto pun menegaskan bahwa pesan-pesan ini diharapkan mampu mempersatukan anak bangsa dalam membela kemanusiaan, keadilan, dan kebenaran tanpa rasa takut.

    “Tantangan yang kita hadapi tidaklah ringan,” ujarnya.

    Dia juga menyoroti pentingnya semangat hubbul wathon minal iman (cinta tanah air adalah sebagian dari iman) sebagai perpaduan kekuatan yang diperlukan dalam situasi saat ini.

    Dalam konteks ini, PDIP dengan semangat Islam berkemajuan bertekad mengukuhkan diri sebagai “rumah besar” bagi seluruh warga bangsa.

    Dalam kesempatan itu, Hasto juga mengungkapkan kilas balik penetapan Hari Santri.

    Dia mengenang peran Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah, dalam konteks kesadaran ideologis dan historis menjelang Pilpres 2014, mengusulkan komitmen untuk mengingat peristiwa heroik Resolusi Jihad.

    “Dan kemudian Hari Santri sekaligus hari lahir Pancasila 1 Juni 1945 kita jadikan sebagai upaya untuk meluruskan sejarah itu,” jelas Hasto.

    Setelah berkonsultasi dan mendapat izin dari Megawati, perjuangan bersama akhirnya berhasil menghadirkan Hari Santri yang dikaitkan dengan kelahiran Pancasila.

    Hal ini menegaskan bahwa santri adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah perjuangan bangsa.

    Hasto menegaskan bahwa Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 bukan sekadar titik temu antara agama dan nasionalisme.

    Namun, peristiwa itu menunjukkan bagaimana seluruh rakyat Indonesia dengan pemimpinnya bersatu padu, berdiri kokoh menghadapi pemenang Perang Dunia Kedua, Inggris dan sekutunya, yang datang ke Surabaya.

    Hasto kemudian mengutip perjuangan Bung Karno yang menyatukan gagasan nasionalisme, Islam, dan sosialisme sebagai realitas peradaban dunia.

    “Rupanya memang sejak awal ada suatu visi yang luar biasa tentang Republik ini,” tutur Hasto.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Sentra Fauna Lenteng Agung siap ditempati eks pedagang Pasar Barito

    Sentra Fauna Lenteng Agung siap ditempati eks pedagang Pasar Barito

    Jakarta (ANTARA) – Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik Chico Hakim mengatakan Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung, Jakarta Selatan, sudah siap untuk ditempati oleh eks pedagang Pasar Barito.

    “Sudah 100 persen, rolling door, listrik, kunci kios semua sudah terpasang, siap dihuni. Sebenarnya Senin sudah siap diisi, kalau sudah ada yang mau pindahan barang-barang,” kata Chico di Jakarta, Senin.

    Hanya saja, sambung dia, masih ada penyempurnaan lain yang akan dilakukan di pasar tersebut. Salah satunya penambahan lima sumber resapan air untuk mencegah banjir karena debit air hujan cukup tinggi sehingga diperlukan banyak sumber resapan air.

    “Dinas Bina Marga juga sedang diminta agar jalanan yang turun di aspal tidak menjadi becek, dan yang menjadi pekerjaan sekarang adalah penyempurnaan,” ujar Chico.

    Lebih lanjut, dia mengatakan pada prinsipnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berkomitmen menjadikan Sentra Fauna sebagai pusat bagi penjualan hewan-hewan peliharaan maupun pangan hewan peliharaan.

    “Tentunya juga nanti dikombinasikan menjadi tempat deaktifasinya beberapa kegiatan, seni budaya dan lain-lain, jadi bukan sekedar ala kadarnya. Tentu akan menjadi suatu tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi,“ tutur Chico.

    Sebelumnya, Pemprov DKI menyatakan terus mendampingi pedagang eks Pasar Barito yang belum tervalidasi atau masih ragu menempati kios baru di Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung, Jakarta Selatan.

    “Kami terus membuka pendampingan bagi pedagang lain yang belum tervalidasi atau masih ragu demi memastikan transisi berjalan mulus dan Sentra Fauna Lenteng Agung dapat segera beroperasi maksimal,” kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah DKI Jakarta Elisabeth Ratu Rante Allo.

    Menurut dia, pendampingan juga diberikan bagi pedagang yang masih menyiapkan dokumen atau memerlukan waktu untuk beradaptasi.

    Pendampingan itu diberikan guna memastikan seluruh pedagang eks Pasar Barito terfasilitasi hingga penetapan lokasi kios rampung.

    Seperti diketahui, penataan pedagang hewan dan kuliner eks Pasar Barito menuju Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung merupakan upaya Pemprov DKI mewujudkan ruang usaha yang lebih tertib, manusiawi, dan berdaya saing, sekaligus menghidupkan kembali potensi ekonomi melalui sentra-sentra tematik di berbagai kota.

    Sentra Fauna dan Kuliner Lenteng Agung memiliki 125 kios dengan berbagai fungsi, yang terdiri dari Zona A-Kuliner (22 kios), Zona B-Amphitheater (70 kursi), Zona C dan D-Burung dan Pakan Hewan (74 kios), serta Zona E-Parsel dan Kuliner Tambahan (29 kios).

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.