kab/kota: Lebak Bulus

  • Menteri PPPA Temui Pelaku Pembunuhan Keluarga di Lebak Bulus, Sebut Anak Baik

    Menteri PPPA Temui Pelaku Pembunuhan Keluarga di Lebak Bulus, Sebut Anak Baik

    GELORA.CO – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi menemui pelaku pembunuhan terhadap keluarga di Lebak Bulus. Arifa menemui pelaku di Polres Jakarta Selatan pada Minggu (1/12) sore.

    Usai menemui pelaku, Arifa memberikan keterangan kepada awak media. Ia mengatakan, kehadiran Kementerian PPPA adalah untuk memastikan hak pelaku sebagai anak yang dibawah umur yang berhadapan dengan hukum ini tercukupi haknya.

    “Sudah menjadi mandat dan tugas kami untuk memastikan apakah anak tercukupi haknya dan terlindungi karena si A ini sedang dalam kondisi yang kurang baik,” kata Arifa kepada wartawan.

    “Kami memastikan bahwa si A ini benar-benar terpenuhi dampingan dari ahli,” lanjutnya.

    Arifa memastikan Kementerian PPPA akan memberikan pendampingan terhadap pelaku. Termasuk untuk menggali motif kasus tersebut.

    “Mudah-mudahan proses ini bisa dilalui dengan baik dan dalam kondisi yang baik juga sehingga nanti bisa kita mengambil kesimpulan apa yang sesungguhnya terjadi,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Arifa menyebut pelaku ini adalah anak baik. Ia mengaku sedih atas kejadian terssbut.

    “Ya pasti sedih ya saya ya karena anak baik, anak baik,” kata dia.

    “Kalau saya tadi melihat sebagai seorang ibu, saya bisa membaca bahwa ananda A ini baik. Sangat baik kalau menurut saya,” imbuhnya.

    Selain memberikan pendampingan kepada pelaku, Arifa juga menyebut pihaknya akan memberikan pendampingan untuk ibunya yang kini mendapat perawatan intensif di RS Fatmawati.

    “Jadi tadi kami juga akan sebetulnya ingin berkunjung menjenguk ibunda. Tapi karena belum memungkinkan kondisinya, jadi kita belum bisa bertemu,” ucap dia.

    Motif dari kasus ini masih samar. Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Ade Rahmat Idnal menyebut pihaknya akan bekerja sama dengan sejumlah instansi terkait untuk menguak kasus ini.

    “Kami selalu berkolaborasi, bekerja sama dengan bapas dan Stakeholder terkait, Kemudian juga kementerian (PPPA). Dan juga dari Apsifor dalam pemeriksaan anak A ini,” tuturnya di lokasi yang sama.

    Diketahui, pelaku yang berumur 14 tahun tega menusuk ayah, ibu, serta neneknya. Ayah dan neneknya tewas sementara ibunya mengalami luka serius.

    Ade mengatakan, pelaku tak ditahan di Polres tetapi di rumah aman/safe house karena pelaku yang masih di bawah umur.

    “Anak sebagai pelaku tidak di tahan di polres tetapi dititip di rumah aman/safe house milik Bapas,” ujarnya saat dikonfirmasi sebelumnya.

  • Remaja Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Menyesal, Pertanyakan Kondisi Ibu

    Remaja Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Menyesal, Pertanyakan Kondisi Ibu

    Remaja Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Menyesal, Pertanyakan Kondisi Ibu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – MAS (14), remaja terduga pelaku
    pembunuhan ayah dan nenek di Lebak Bulus
    , Jakarta Selatan disebut menyesali perbuatannya. 
    Kepada polisi, MAS juga mempertanyakan kondisi sang ibu kandung yang sempat dia tusuk pada Sabtu (30/11/2024) dini hari.
    Hal itu diungkapkan oleh Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Rahmat Idnal setelah melakukan pemeriksaan terhadap MAS di Polres Jaksel. 
    “Ya dia sendiri mempertanyakan ya bagaimana kondisi ibunya. Dia sangat menyesal mengenai kejadian ini,” kata Ade saat ditemui di Polres Metro Jakarta Selatan, Minggu (1/12/2024).
    Selain itu, Ade menyebut, kondisi MAS sudah cukup stabil. Remaja tersebut sudah mulai bisa diajak bicara dan menjawab beberapa pertanyaan polisi.
    Nantinya, polisi bakal melibatkan psikolog forensik, psikolog anak, hingga psikiater untuk mengungkap motif pembunuhan yang dilakukan MAS.
    “Kita akan gunakan juga psikolog anak dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor), kemudian juga sampai tahap, mungkin ada pendalaman, psikiater juga untuk mencari motif apa sampai yang bersangkutan melakukan (pembunuhan),” tambah Ade.
    Diberitakan sebelumnya, MAS membunuh ayah dan neneknya, APW (40) dan RM (69) di kediaman mereka di Perumahan Taman Bona Indah, Blok B6, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
    “Hari ini ada peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang yang sementara diduga oleh anak dari korban. Korban ada dua, yang meninggal dunia bapaknya dan neneknya,” ujar Kapolsek Cilandak Kompol Febriman Sarlase saat dikonfirmasi.
    Pelaku diduga membunuh ayah dan nenek menggunakan senjata tajam jenis pisau. Keduanya meninggal akibat menerima beberapa tusukan di tubuhnya.
    Saat petugas tiba di TKP, kedua korban ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa di lantai dasar rumah.
    “Dua-duanya ada di lantai dasar,” ujar Febriman.
    Pelaku juga menusuk ibunya, AP (40). Namun, sang ibu selamat dalam kondisi luka berat.
    “Untuk ibu sementara sudah kita bawa ke Rumah Sakit Fatmawati dalam keadaan luka berat,” ujar dia.
    Pelaku saat ini sudah ditangkap dan tengah diperiksa di Polsek Cilandak.
    “Untuk data-data sedang kita susun oleh anggota. Untuk pelaku atau tersangka sudah diamankan di Polsek Cilandak,” pungkas dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sambil Tahan Tangis, Menteri PPPA Sebut Remaja Pembunuh Ayah-Nenek di Lebak Bulus Anak Baik

    Sambil Tahan Tangis, Menteri PPPA Sebut Remaja Pembunuh Ayah-Nenek di Lebak Bulus Anak Baik

    Sambil Tahan Tangis, Menteri PPPA Sebut Remaja Pembunuh Ayah-Nenek di Lebak Bulus Anak Baik
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi menahan tangis menyebut MAS (14), remaja yang diduga membunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, adalah anak baik.
    Hal itu disampaikan Arifa usai bertemu MAS di Polres Metro Jakarta Selatan, Minggu (1/12/2024) sore. 
    “Tadi kami memang bertemu dengan Ananda A. Ya pasti sedih ya saya karena (MAS) anak baik, anak baik,” kata Arifa dengan suara lembut.
    Arifa sempat terdiam selama beberapa detik, lalu berkata, “Jangan ditanya itu deh”.
    Dia tak memerinci pembicaraannya dengan MAS. Namun, Arifa berulang kali menekankan bahwa remaja itu merupakan anak baik. 
    “Kalau saya tadi melihat sebagai seorang ibu, saya bisa membaca bahwa ananda A ini baik. Sangat baik kalau menurut saya,” ujarnya.
    Arifa juga mengaku belum mengetahui motif MAS diduga menikam ayah, nenek, dan ibunya. 
    Pasalnya, kata dia, kondisi psikologis MAS masih belum stabil, sehingga belum dapat ditanya perihal tersebut.
    “Pastinya dia sekarang dalam kondisi yang belum bisa ditanya lebih jauh karena kami juga menjaga secara psikologis untuk tidak bertanya kepada hal-hal yang mengingatkan kembali gitu,” tambah dia.
    Diberitakan sebelumnya, MAS membunuh ayah dan neneknya, APW (40) dan RM (69) di kediaman mereka di Perumahan Taman Bona Indah, Blok B6, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
    “Hari ini ada peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang yang sementara diduga oleh anak dari korban. Korban ada dua, yang meninggal dunia bapaknya dan neneknya,” ujar Kapolsek Cilandak Kompol Febriman Sarlase saat dikonfirmasi.
    Pelaku diduga membunuh ayah dan nenek menggunakan senjata tajam jenis pisau. Keduanya meninggal akibat menerima beberapa tusukan di tubuhnya.
    Saat petugas tiba di TKP, kedua korban ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa di lantai dasar rumah.
    “Dua-duanya ada di lantai dasar,” ujar Febriman.
    Pelaku juga menusuk ibunya, AP (40). Namun, sang ibu selamat dalam kondisi luka berat.
    “Untuk ibu sementara sudah kita bawa ke Rumah Sakit Fatmawati dalam keadaan luka berat,” ujar dia.
    Pelaku saat ini sudah ditangkap dan tengah diperiksa di Polsek Cilandak.
    “Untuk data-data sedang kita susun oleh anggota. Untuk pelaku atau tersangka sudah diamankan di Polsek Cilandak,” pungkas dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Yusuf Mansur: Tingkat Stres Bisa Bawa Perilaku Negatif

    Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Yusuf Mansur: Tingkat Stres Bisa Bawa Perilaku Negatif

    Jakarta, Beritasatu.com – Penceramah Yusuf Mansur mengaku prihatin mendengar kasus anak bunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024) dini hari, yang kemudian menggegerkan masyarakat.

    “Yang jelas kita prihatin dengan kondisi itu, karena anak yang sampai tega bunuh ayah dan neneknya hingga meninggal dunia. Namun, kita harus lihat dahulu kenapa itu terjadi, karena banyak anak sekarang yang ternyata stres dan kecewa menghadapi kehidupannya, hingga akhirnya dia habisin orangtuanya,” ungkap Yusuf Mansur kepada Beritasatu.com, Minggu (1/12/2024).

    Ditambahkan Yusuf Mansur, kemudahan teknologi di era digital sekarang juga berpengaruh pada kondisi anak. Media sosial sebagai salah satu kemajuan teknologi yang dilihat dan didengar, ditambah dengan belum siapnya mental anak menyaring pengaruh apakah itu positif atau negatif.  

    “Maka anak kerap menarik kesimpulan itu sebagai bisikan gaib. Padahal bisikan (gaib) itu berwujud bukan bisikan gaib dari alam jin tetapi bisikan alam yang ter-distract bahwa dia enggak nyaman, sehingga dia nyari gimana menyelesaikannya. Mungkin yang kebetulan banyak dilihat, yakni untuk menghabisi orang tua ya, dan itu yang terjadi,” tambahnya.

    Ia menekankan, orang tua yang meminta anak belajar, meminta anak maju, meminta anak menurut, harus dilakukan dengan cara yang baik, tidak dengan kekerasan dan pemaksaan.

    “Hal itu agar tidak menimbulkan dendam bagi anak, selain itu kalau bisa jangan langsung tetapi bertahap dan yang terpenting siapkan mental anaknya,” tegasnya.

    Yusuf Mansur juga berharap penyidik dan juga pihak terkait untuk melihat latar belakang pelaku dengan tidak langsung percaya bahwa dorongannya membunuh orang tuanya disebabkan bisikan gaib.

    “Penyidik harus liat rekam jejak sosmednya kayak chek emailnya dengan siapa dia berinteraksi, apa yang dia lihat, apa yang dia baca di internet dan apa yang dimainkan, karena banyak orang membunuh karena dia sering melihat video-video pembunuhan, melihat penyelesaian masalah dengan kekerasan,  dan main game yang temanya kekerasan,” ucap Yusuf Mansur.

    Yusuf Mansur juga berharap selain diberikan pelajar tentang kehidupan dan sains, anak juga harus diberikan pelajaran tentang agama.

    “Di agama manapun pasti mengajarkan perdamaian dalam menyelesaikan masalah. Pelajaran agama, anak juga bisa mencontoh dari nabi-nabi terdahulu tentang adab terhadap orang tua. Orang tua juga harus mencontohkan, bukan hanya bisa menyuruh dan sekedar teori,” tandasnya.

    Diberitakan sebelumnya, anak berusia 14 tahun berinisial MAS membunuh ayah dan nenek di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024) dini hari.

    Pelaku mengaku membunuh ayah dan neneknya karena dapat bisikan gaib yang meresahkan, kemudian menusuk ayahnya yang sedang tidur di kamar. Saat ibunya bangun, dia juga menusuk sang ibu dan menusuk neneknya. 

  • Mengenali Gejala Awal Skizofrenia dan Kaitannya dengan Perilaku Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Jakarta

    Mengenali Gejala Awal Skizofrenia dan Kaitannya dengan Perilaku Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Jakarta

    Jakarta, Beritasatu.com – Publik dikejutkan oleh peristiwa tragis di sebuah kawasan perumahan Jakarta Selatan. Seorang remaja berusia 14 tahun berinisial MAS tega menghabisi nyawa ayah dan neneknya. Meskipun motif pasti belum terungkap, informasi dari kerabat dekat mengungkapkan bahwa remaja tersebut diduga hidup dalam tekanan berat.

    Namun, perilaku yang ditunjukkan anak tersebut menyerupai ciri-ciri skizofrenia. Apa itu skizofrenia, dan bagaimana mengenali gejalanya? Berikut ulasannya.

    Apa Itu Skizofrenia?
    Skizofrenia merupakan gangguan mental serius yang memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Penderita skizofrenia mengalami psikosis, yang membuat mereka sulit membedakan kenyataan dari delusi atau halusinasi.

    Dalam istilah awam, kondisi ini sering dikaitkan dengan istilah “gila,” meskipun stigma tersebut tidak sepenuhnya tepat.

    Gejala skizofrenia bervariasi tergantung usia penderita, dan sering kali berkembang secara bertahap.

    Tanda-Tanda Awal Skizofrenia Berdasarkan Tahap Usia

    1. Anak-anak
    Pada anak-anak, gejala sering kali terkait dengan keterlambatan perkembangan, seperti gangguan motorik, yakni terlambat berjalan hingga usia 18 bulan, kesulitan komunikasi karena tidak mampu menyusun kalimat hingga usia 36 bulan, dan gangguan sosial karena tidak menggunakan gerak tubuh atau ekspresi wajah saat berkomunikasi.

    2. Remaja
    Remaja menunjukkan perubahan perilaku yang menjadi tanda awal skizofrenia. Anak bunuh ayah dan nenek memang menunjukkan beberapa tanda skizofrenia. Namun, lebih lengkap, gejala itu, seperti kesulitan berkonsentrasi, penurunan kemampuan belajar, menarik diri dari lingkungan sosial, depresi dan kehilangan minat pada hobi, agresivitas atau niat melukai orang lain, pikiran untuk bunuh diri, perilaku aneh, termasuk mencuri untuk kesenangan pribadi.

    3. Dewasa Awal
    Gejala biasanya berkembang lebih kompleks pada masa ini, meliputi rasa cemas berlebihan, kesulitan berpikir jernih atau membuat keputusan, kehilangan energi atau merasa lemas, kurang percaya diri, dan sulit berinteraksi dengan orang lain.

    4. Lansia (usia 45 tahun ke atas)
    Pada tahap ini, gejala cenderung memburuk dan lebih sulit dikendalikan, seperti depresi berat dan isolasi sosial, tidak menjaga kebersihan diri, halusinasi intens dan ketidakmampuan membedakan kenyataan, gangguan tidur kronis, pikiran yang kacau, dan sulit dipahami.

    Pentingnya Diagnosis dan Penanganan Dini

    Jika gejala awal skizofrenia tidak segera ditangani, kondisi ini dapat memburuk. Penderita mungkin menunjukkan perilaku berisiko seperti menyakiti diri sendiri, menggunakan narkoba, atau melakukan tindakan agresif.

    Hingga kini, belum ada metode pencegahan yang pasti untuk skizofrenia. Namun, deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat membantu penderita menjalani kehidupan lebih baik dan mengurangi risiko komplikasi.

    Pada kasus anak bunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, disebut ada gejala mirip skizofrenia, yakni rasa cemas dan resah yang berlebihan. 

  • Saat Remaja 14 Tahun Tega Menikam Ayah, Ibu, dan Neneknya….

    Saat Remaja 14 Tahun Tega Menikam Ayah, Ibu, dan Neneknya….

    Saat Remaja 14 Tahun Tega Menikam Ayah, Ibu, dan Neneknya….
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Warga Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, dibuat gempar dengan kasus pembunuhan terhadap APW (40 tahun) dan RM (69) pada Sabtu (30/11/2024) dini hari.
    Sebab, pelaku pembunuhan itu tidak lain adalah seorang remaja berusia 14 tahun berinisial MAS. APW dan RM adalah ayah dan nenek MAS.
    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Golesung menyebutkan, berdasarkan hasil pemeriksaan awal, MAS mengaku mendapat bisikian hingga nekat menikam ayah dan neneknya hingga tewas.
    “Ya, interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia lah, meresahkan dia seperti itu,” ujar Gogo Golesung seusai olah TKP di kediaman korban di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
    Tidak lama berselang, MAS kemudian menusuk ayah dan neneknya. Tidak hanya sekali, di tubuh APW dan RM terdapat beberapa luka tusukan oleh pisau yang digunakan oleh MAS.
    Ketika polisi datang ke tempat kejadian perkara (TKP), jasad APW dan RM terkapar di lantai dasar rumah mereka dengan bersimbah darah.
    Tidak hanya ayah dan neneknya, MAS juga menikam ibu kandungnya, AP (40) dalam kejadian mencekam itu.
    Beruntung, sang ibu berhasil selamat usai melompat dari pagar rumahnya di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
    “Ibunya keluar dari rumah, loncat pagar, manjat,” kata salah seorang pengurus RW 8 Lebak Bulus, Irwan, saat ditemui di lokasi, Sabtu.
    MAS bahkan disebut sempat mengejar ibunya yang telah berceceran darah dengan turut membawa pisau yang dia gunakan untuk menikam ayah, ibu, dan neneknya itu.
    Tak berhasil mengejar ibunya, MAS pun membuang pisau yang dia bawa di tengah jalan.
    “Anaknya ngejar, tapi mungkin karena darahnya (berceceran), dikira udah meninggal,” tambah Iwan.
    MAS lantas berusaha melarikan diri ke jalan raya di depan kompleks Perumahan Taman Bona Indah.
    Melihat MAS kabur, petugas keamanan yang sedang berjaga di perumahan tersebut segera mengejar pelaku menggunakan sepeda motor dan menangkapnya.
    “Ada anggota saya langsung mengejar pakai motor ke jalan raya sebelum sampai lampu merah ketangkapnya di situ,” ujar Kepala Sekuriti RW 06 Lebak Bulus Sulaiman, Sabtu (30/11/2024).
    Kini MAS telah ditangkap oleh pihak kepolisian Polsek Cilandak dan sang ibu mesti menjalani perawatan di RS Fatmawati akibat luka parah di bagian pipi, punggung, dan lengan yang tega diberikan oleh anak kandungnya.
    Pelaku negatif narkoba dan diperiksa kejiwaannya
    Setelah ditangkap, MAS menjalani tes urine untuk mengetahui dugaan konsumsi narkoba mengingat MAS mengaku mendapat bisikian sebelum membunuh.
    Berdasarkan hasil tes urine, MAS dinyatakan negatif narkoba.
    “(Hasil) tes urine negatif,” kata Gogo Golesung di TKP, Sabtu.
    Dalam pemeriksaan kasus ini, penyidik turut menggandeng Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor) Indonesia untuk mendalami kejiwaan pelaku yang masih berusia di bawah umur.
    “Ya, saat ini kami sedang menggandeng Apsifor, untuk melakukan pendalaman motif, karena bagaimanapun anak harus didampingi, diambil keterangan seperti itu,” ujar Gogo.
    Dalam interogasi sementara, MAS mengaku mendapatkan bisikan ketika sebelum membunuh ayah dan neneknya. Akan tetapi, pihak kepolisian masih berusaha mendalami pengakuan tersebut.
    Pihak kepolisian juga belum dapat memastikan apakah pembunuhan tersebut berkaitan dengan dendam MAS kepada orang tuanya.
    “Ini masih kita dalami, kita belum bisa ngambil kesimpulan kalau untuk motif,” jelas dia.
    Sementara itu, menurut kesaksian tetangga, MAS dikenal sebagai sosok yang pendiam dan sopan.
    Anak tunggal pasangan APW dan AP itu juga disebut rajin untuk beribadah ke masjid di kompleks perumahan mereka
    Karena kepribadian inilah, para tetangga sangat terkejut saat tahu MAS tega membunuh ayah dan neneknya yang telah merawatnya sejak kecil.
    “Kami syok kok kejadianya seperti itu,” ujar RS, salah satu tetangga.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5 Daftar Pembunuhan karena Bisikan Gaib, Pelaku dari Dokter hingga Polisi

    5 Daftar Pembunuhan karena Bisikan Gaib, Pelaku dari Dokter hingga Polisi

    Jakarta, Beritasatu.com – Kasus pembunuhan karena bisikan gaib kembali terjadi di Indonesia. Kali ini kasus pembunuhan karena bisikan gaib terjadi di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024), yang dilakukan anak remaja terhadap ayah dan neneknya. Kasus pembunuhan karena bisikan gaib kerap terjadi di Tanah Air. Pelakunya juga beragam dari polisi, dokter, pengusaha, hingga remaja.

    Bahkan, sebagian besar pembunuhan karena bisikan gaib ini terjadi dalam satu keluarga, seperti yang terjadi di Lebak Bulus. Remaja berusia 14 tahun itu mengaku membunuh ayah dan neneknya karena tidak bisa tidur dan kerap mendapatkan bisikan gaib.

    Sementara, pada 2017 polisi di di Kalimantan Barat, juga tercatat pernah memutilasi kedua anaknya karena mendapat bisikan gaib berupa perintah Tuhan. Masih pada 2017, dokter di Jakarta Timur juga nekat menembak sang istri hingga tewas menggunakan senjata api. Dokter itu mengaku menembak istrinya karena ada bisikan gaib.

    Berikut 5 daftar pembunuhan karena bisikan gaib di Indonesia:

    1. Dokter Tembak Istri karena Ada Bisikan Gaib
    Pada 2017, seorang dokter bernama Helmi menembak sang istri bernama Letty. Letty yang juga dokter itu harus meregang nyawa karena ditembak sang suami karena bisikan gaib.

    Helmi mengaku menembak istrinya dengan pistol karena mendapat bisikan gaib untuk menghabisi nyawa Letty.

    “Diperintah, diperintah,” ucap Helmi di Polda Metro Jaya ketika itu.

    Selain itu, Helmi mengaku ingin mengejar jiwa istrinya yang disebut pindah ke tubuh lain.

    “Semua yang mati pasti pindah ke tubuh yang lain,” ucap Helmi.

    2. Polisi Mutilasi Dua Anak karena Diperintah Tuhan
    Pada 2027, seorang polisi dengan pangkat brigadir tega membunuh kedua anaknya, yang berusia lima dan tiga tahun saat tertidur lelap. Polisi bernama Petrus Bakus itu mengaku mendapat perintah dari Tuhan untuk memutilasi kedua anaknya.

    Kapolda Kalbar Brigadir Jenderal Polisi Arief Sulistyanto mengatakan, kondisi pelaku dalam keadaan sehat ketika melakukan perbuatannya. Ia juga megnaku mendapat bisikan dan perintah dari Tuhan.

    “Dia anggap perbuatannya karena perintah Tuhan dan mendapat bisikan gaib untuk lakukan hal itu. Jadi dia sadar dan tidak menyesal. Ia juga sebut anaknya ikhlas dan tenang saat dibunuh,” ucapnya.

    3. Anak Bunuh Ibu dan Istri karena Mendapat Bisikan Halus
    Pada 2017 di Cirebon juga terjadi pembunuhan karena bisikan gaib. Pembunuhan ini dilakukan oleh seorang anak terhadap ibu dan istrinya dengan menggunakan pisau.

    Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Cirebon AKP Reza Arifia mengatakan, saat ditanyai, pelaku cenderung diam dan tidak menjawab pertanyaan penyidik. Dia menduga pelaku tengah depresi berat dan mengalami gangguan psikis.

    “Katanya mendapatkan bisikan halus untuk menumpahkan darah,” ucapnya.

    4. Mantan Anak Buah Bunuh Bos karena Bisikan Gaib
    Fredi membunuh mantan bosnya Nurcholis di Tegal karena sering diganggu dan mendapat bisikan gaib. Fredi sempat buron selama dua hari. Dia ditangkap polisi saat melintas di wilayah Kecamatan Tarub, Tegal. Polisi menyebut saat itu Fredi hendak kabur ke Batang.

    Kapolres Tegal AKBP Andi M Indra Waspada Amirullah mengatakan, pelaku melakukan pembunuhan berencana karena sebelumnya sudah beberapa kali mendatangi rumah korban. Pelaku juga memesan pisau lewat penjualan online seharga Rp 285.000.

    Dari hasil pemeriksaan, pelaku mengaku korban merupakan mantan bos karena pernah bekerja di tempat pemotongan ayam milik Nurcholis. Selama bekerja di sana, pelaku mengaku sering diganggu bisikan gaib.

    “Pelaku pernah jadi karyawan di pemotongan ayam milik korban. Selama kerja mengaku sering diganggu bisikan gaib sehingga dia marah dan membunuhnya,” ungkap Andi.

    5. Remaja Bunuh Ayah dan Kakek karena Bisikan Gaib
    Seorang remaja berusia 14 tahun di Jakarta membunuh ayah dan neneknya karena mendapat bisikan gaib. Remaja dengan inisial MAS ini mengaku tidak bisa tidur dan kerap mendapat bisikan gaib.

    “Ya, interogasi awalnya dia merasa tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki, sehingga meresahkan dia. Kami masih dalami, belum bisa mengambil kesimpulan,” ujar Gogo di lokasi pembunuhan di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).

    Meskipun mengaku melakukan pembunuhan karena bisikan gaib, tetapi polisi tak percaya begitu saja dan melakukan tes urine untuk mengetahui dugaan narkoba.

  • Daftar Pembunuhan karena Bisikan Gaib, Bunuh Ortu hingga Mantan Bos

    Daftar Pembunuhan karena Bisikan Gaib, Bunuh Ortu hingga Mantan Bos

    Jakarta, Beritasatu.com – Masyarakat Indonesia dikejutkan dengan berita anak yang membunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus yang dilakukan remaja berusia 14 tahun berinisial MAS. Menurut pengakuan MAS seperti yang diungkap kepolisian, dirinya melakukan pembunuhan keji itu karena mendapatkan bisikan gaib.

    Kejadian pembunuhan itu terungkap pada Sabtu (30/11/2024) pukul 01.00 WIB. Kapolsek Cilandak Kompol Febriman Sarlase mengungkapkan ada tiga korban dalam peristiwa ini, yakni APW (ayah), RM (nenek), dan AP yang merupakan ibu pelaku.

    APW (40) dan RM (69) meninggal dunia. Sementara itu, AP selamat meski mengalami luka berat dan kini sedang dirawat di Rumah Sakit Fatmawati.

    Berdasarkan penelusuran Beritasatu.com, pembunuh yang mengeklaim mendapat bisikan gaib seperti yang terjadi pada MAS rupanya bukan pertama kali terjadi di Indonesia. Sepanjang 2024 ini, setidaknya ada lima kasus pembunuhan yang pelakunya mengaku mendapatkan bisikan gaib.

    Korbannya pun beragam, mulai dari anak kandung, ustaz, hingga nenek dan ayah kandungnya sendiri. Berikut daftar lima pembunuhan yang diklaim dilakukan akibat bisikan gaib.

    1. Ibu Bunuh Anak Kandung di Bekasi
    Pada Maret 2024, SNF, seorang wanita tega menghabisi nyawa anaknya sendiri di Bekasi. Kasatreskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Muhammad Firdaus, menjelaskan SNF mengaku melakukan pembunuhan itu karena mendapat bisikan gaib.

    Korban, Abdullah (5), adalah anak pertama SNF dan MAS yang tewas dengan 20 luka tusukan di tubuhnya. Tragedi ini terjadi pada 7 Maret 2024.

    SNF mengaku membunuh anaknya dengan dalih mendengar bisikan gaib. Lebih mengejutkan lagi, tersangka mengungkapkan bahwa dirinya tidak menyesal atas perbuatannya.

    2. Suami Mutilasi Istri di Ciamis
    Warga Dusun Sindangjaya, Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, digemparkan oleh aksi sadis seorang suami bernama Tarsum (50) yang tega membunuh dan memutilasi istrinya, Yanti (44), pada awal Mei 2024. Aksi keji ini mirip kasus anak membunuh ayah dan nenek di Cilandak.

    Tarsum membunuh istrinya dengan keji, lalu memutilasi jasad Yanti menjadi empat bagian. Bagian tubuh istrinya dikumpulkan dalam sebuah wadah dan diletakkan di depan pos ronda kampung.

    Aksi penangkapan Tarsum oleh warga turut terekam video. Dalam rekaman, pelaku sempat melawan sebelum akhirnya diamankan dan diserahkan ke Polsek Rancah. Ketua RT setempat, Yoyo Tarya, mengungkapkan bahwa pelaku mengaku mendapat bisikan gaib dari pesugihan yang dilakukannya.

  • Remaja 14 Tahun Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Dikenal Pendiam dan Sopan

    Remaja 14 Tahun Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Dikenal Pendiam dan Sopan

    Remaja 14 Tahun Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Dikenal Pendiam dan Sopan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Tindakan MAS (14), remaja yang diduga membunuh ayah dan neneknya, APW (40) dan RM (69) mengejutkan tetangga mereka yang tinggal di Perumahan Taman Bona Indah, Blok B6,
    Lebak Bulus
    , Jakarta Selatan.
    Pasalnya, warga selama ini mengenal sosok MAS sebagai remaja yang pendiam dan sopan santun terhadap orang tua.
    “Anak itu sopan, diam, baik sekali, kalau ketemu menegur,” ujar salah satu tetangga MAS, RS (70) saat ditemui di kediamannya, Sabtu (30/11/2024).
    Warga setempat juga mengenal MAS sebagai salah satu remaja yang rajin beribadah ke masjid yang tak jauh dari kediaman mereka.
    Bahkan, MAS nyaris tak pernah absen untuk menunaikan shalat Maghrib berjamaah di masjid.
    Karena kepribadian inilah, RS pun mengaku sangat terkejut MAS tega membunuh ayah dan neneknya yang telah merawatnya sejak kecil.
    “Kami syok kok kejadianya seperti itu,” ujar RS.
    Tak hanya MAS, sang nenek di lingkungan rumah mereka tinggal juga dikenal sangat baik dan aktif bersosialisasi.
    Kebaikan RM misalnya seperti rajin membantu mengurus jenazah apabila ada salah satu warga yang meninggal dunia. Ia juga aktif dalam kegiatan keagamaan.
    “Aktif di masjid, suka merawat orang yang meninggal, dia yang ngurus jenazah,” ungkap RM.
    Di lingkungan mereka, RM dipercaya mengemban posisi sebagai bendahara RW 6 Kelurahan Lebak Bulus. Posisi inilah yang membuat warga sangat familiar dengan sosok RM.
    Sebelum peristiwa kelam itu terjadi, RS mengaku sempat bertanya-tanya lantaran RM tak masuk dalam kepanitian pilkada pada Rabu (27/11/2024).
    Hal ini pun sempat diutakan RS langsung kepada RM ketika bersama-sama berkegiatan senam di lingkungan rumah pada Jumat (29/11/2024), atau sehari sebelum peristiwa pembunuhan itu terjadi.
    “Jumat masih senam. Nenek (RM) masih senam bersama. (RS bilang ke RM), ‘eh tumben enggak ikut pilkada’,” ucap RS.
    Tetangga mengenal pelaku merupakan anak tunggal. Setiap harinya, pelaku tinggal bersama ayah, nenek, dan ibunya, AP (40), yang turut menjadi korban penusukan MAS.
    “Anak pertama, dia tinggal sama ibu, ayah, sama neneknya,” ujar seorang sopir pribadi tetangga MAS berinisial T.
    Selain ayah, ibu, dan nenek, di rumah tersebut juga didiami oleh seorang perempuan yang bekerja sebagai pembantu.
    Akan tetapi, saat peristiwa pembuhan terjadi, sang pembantu tersebut sedang pulang kampung.
    “Saat kejadian, kebetulan mbaknya sedang pulang kampung,” pungkas dia.
    Diberitakan sebelumnya, MAS membunuh ayah dan neneknya, APW (40) dan RM (69) di kediaman mereka di Perumahan Taman Bona Indah, Blok B6, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
    “Hari ini ada peristiwa pembunuhan yang dilakukan oleh seseorang yang sementara diduga oleh anak dari korban. Korban ada dua, yang meninggal dunia bapaknya dan neneknya,” ujar Kapolsek Cilandak Kompol Febriman Sarlase saat dikonfirmasi.
    Pelaku diduga membunuh ayah dan nenek menggunakan senjata tajam jenis pisau. Keduanya meninggal akibat menerima beberapa tusukan di tubuhnya.
    Saat petugas tiba di TKP, kedua korban ditemukan sudah dalam kondisi tak bernyawa di lantai dasar rumah.
    “Dua-duanya ada di lantai dasar,” ujar Febriman.
    Pelaku juga menusuk ibunya, AP (40). Namun, sang ibu selamat dalam kondisi luka berat.
    “Untuk ibu sementara sudah kita bawa ke Rumah Sakit Fatmawati dalam keadaan luka berat,” ujar dia.
    Pelaku saat ini sudah ditangkap dan tengah diperiksa di Polsek Cilandak.
    “Untuk data-data sedang kita susun oleh anggota. Untuk pelaku atau tersangka sudah diamankan di Polsek Cilandak,” pungkas dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 4 Fakta Remaja Bunuh Ayah dan Nenek di Cilandak Jaksel – Page 3

    4 Fakta Remaja Bunuh Ayah dan Nenek di Cilandak Jaksel – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Seorang remaja pria berinisial MAS tega menghabisi nyawa ayah dan neneknya dengan cara ditusuk menggunakan sebilah pisau. Ibunya juga nyaris meregang nyawa, namun bisa diselamatkan meski mengalami luka cukup parah.

    Peristiwa pembunuhan itu diketahui terjadi di Perumahan Taman Bona Indan Blok B6 No 12, Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan (Jaksel) pada Sabtu (30/11/2024) dini hari pukul 01.00 WIB.

    Berikut 4 fakta kasus remaja bunuh anak dan neneknya di Cilandak:

    1. Ditusuk Saat Tidur

    Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung menerangkan, kejadian penusukan itu terjadi pada saat kedua korban sedang tidur.

    Hal itu diungkap Gogo berdasarkan keterangan dari terduga pelaku. Adapun, keterangan MAS, saat itu ayahnya sedang tidur bersama ibunya.

    Kemudian, MAS turun mengambil pisau di dapur, kemudian naik lagi ke atas dan melakukan penusukan.

    “Diduga korban ditusuk ketika dalam keadaan sedang tidur. Ini masih kita dalami,” ujar dia kepada wartawan, Sabtu (30/11).

    Gogo menjelaskan, terduga pelaku awalnya menikam ayahnya. Kemudian, ibunya terbangun lalu ditusuk juga oleh terduga pelaku. Kejadian itu mengudang perhatian yang kemudian neneknya keluar dari kamar.

    “Juga ditusuk oleh terduga pelaku saat keluar. (Urutannya) Bapaknya. Bapaknya, neneknya, baru ibunya,” ujar dia.

    Dalam kasus pembunuhan ini, ayah dan nenek terduga pelaku meninggal dunia. Hasil pemeriksaan medis, mereka berdua mengalami luka-luka di bagian leher, punggung dan lengan. Sedangkan, ibu terduga pelaku mengalami luka. Kini, korban selamat sedang dalam perawatan di Rumah Sakit Fatmawati.

    “Luka (ibu terduga pelaku) di Punggung, lengan, sama pipi,” tandas dia.