Sebelum Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, MAS Sudah 4 Kali Dibawa ke Psikiater
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– MAS (14), tersangka pembunuhan ayah dan neneknya di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan sudah pernah dibawa ke psikiater oleh kedua orangtuanya sebelum melakukan pembunuhan pada Sabtu (30/11/2024) dinihari.
Akan tetapi, kepada polisi, MAS mengaku tidak mengetahui tujuan dirinya diajak ke psikiater oleh orangtuanya.
“Ya (pernah dibawa ke psikiatris), sang anak sendiri yang bercerita. Dia sudah empat kali dibawa ibunya ke psikiater,” kata Kepala Polres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Rahmat Idnal saat ditemui di Lebak Bulus, Senin (9/12/2024).
Lanjut Ade, pihaknya tidak tahu pasti kapan MAS dibawa ke psikiater oleh kedua orangtuanya itu.
Akan tetapi, Ade memastikan bahwa MAS pernah dibawa ke psikiater dalam satu tahun terakhir.
“Tanggal persisnya enggak tahu, tapi tahun ini,” tambah dia.
Diberitakan sebelumnya, MAS membunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69) di kediaman mereka di Perumahan Taman Bona Indah, Blok B6, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
Bukan hanya ayah dan nenek, MAS juga berupaya membunuh ibundanya, AP (40), menggunakan sebilah pisau yang dia ambil dari dapur rumah.
Pisau itu sudah lebih dulu MAS gunakan untuk menghabisi nyawa APW dan RM.
Dengan kondisi bersimbah darah akibat luka tusuk, AP berhasil selamat setelah melompat dari pagar rumah demi menghindari kejaran anak kandungnya.
Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati.
Sementara RM dan APW, sudah terkapar di lantai dasar rumah dua lantai itu.
Usai pembunuhan ini, MAS meninggalkan rumah dengan berjalan cepat. Dia juga membuang pisau di tengah perjalanan.
Seorang petugas keamanan memanggil MAS. Hanya saja, dia ketakutan hingga akhirnya lari ke arah lampu merah Karang Tengah.
Namun, upaya melarikan diri ini gagal karena MAS berhasil ditangkap oleh petugas keamanan perumahan.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Lebak Bulus
-
/data/photo/2024/12/09/6756ac93dedc4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Sebelum Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, MAS Sudah 4 Kali Dibawa ke Psikiater Megapolitan 9 Desember 2024
-

Sudah Pulih, Ibu MAS Saksi Kunci Pembunuhan Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Diperiksa Polisi
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, CILANDAK – Ibu berinisial AP (40) yang hampir tewas setelah ditikam anak kandungnya, MAS (14), berangsur membaik.
AP juga sudah kembali ke rumah kakaknya setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit (RS) Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan.
Hari ini, Senin (9/12/2024), AP diperiksa polisi sebagai saksi kunci terkait kasus pembunuhan yang menewaskan ayah dan nenek pelaku berinisial APW (40) dan RM (69).
“Pada hari ini saksi kunci yang mengalami penganiayaan sang ibu sudah bisa diambil keterangan,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal di tempat kejadian perkara (TKP).
Ade Rahmat menjelaskan, AP didampingi psikolog saat menjalani pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan.
“Sang ibu diperiksa di polres. Sudah keluar dari RS tapi masih didampingi oleh psikolog karena sang ibu juga terguncang dengan peristiwa ini,” ujar Kapolres.
AP diperiksa terkait kejadian yang menewaskan suami dan ibunya, serta untuk mengetahui motif anaknya melakukan pembunuhan.
“Ya terkait kejadian dan hal yang secara pribadi, medis, dan psikiatris yang kita bisa gali terkait apa yang menyebabkan peristiwa ini bisa terjadi sehingga bisa ditemukan motif sesungguhnya,” ungkap Ade Rahmat.
Adapun peristiwa pembunuhan ini terjadi di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024) dini hari sekitar pukul 01.00 WIB.
Berdasarkan kesaksian kepala sekolah dan dua guru lainnya, pelaku MAS tergolong siswa yang berkelakuan baik dan ramah.
“Tadi (pihak) sekolah sudah juga kami mintai keterangan. (Pelaku) anaknya baik, ramah,” ungkap Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi.
Selain itu, lanjut Nurma, MAS juga termasuk siswa yang berprestasi di sekolahnya.
“Kemudian cenderung memang pintar, dan itu yang kami dapat dari keterangan sekolah, karena memang keseharian dari anak berinteraksi dengan guru itu baik,” ujar dia.
“Tidak ada gejala yang aneh kalau menurut keterangan dari guru. Terus dari guru BP juga tidak ada yang aneh-aneh,” imbuhnya.
Dari informasi awal yang diperoleh polisi, pelaku tega menghabisi nyawa ayah dan neneknya setelah mendapat bisikan gaib.
“Ya, interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia lah, meresahkan dia seperti itu,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung seusai olah TKP, Sabtu (30/11/2024) sore.
Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya
-
/data/photo/2024/12/09/6756ac93dedc4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Didampingi Psikolog, Ibu Korban Penikaman Anak di Lebak Bulus Jalani Pemeriksaan Megapolitan 9 Desember 2024
Didampingi Psikolog, Ibu Korban Penikaman Anak di Lebak Bulus Jalani Pemeriksaan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– AP (40), ibu korban penikaman oleh anaknya sendiri, MAS (14), menjalani pemeriksaan di Polres Metro Jakarta Selatan setelah sempat dirawat di RS Fatmawati selama satu minggu.
Pemeriksaan dilakukan dengan pendampingan psikolog karena kondisi mental AP yang belum pulih sepenuhnya.
“Sang ibu diperiksa di Polres. Sudah keluar dari RS tapi masih didampingi oleh psikolog karena sang ibu juga terguncang dengan peristiwa ini,” ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Rahmat Idnal di Lebak Bulus, Senin (9/12/2024).
Ade menjelaskan, pemeriksaan ini bertujuan untuk mengungkap motif di balik penikaman yang menewaskan suami dan ibu dari AP.
“(Pemeriksaan) terkait kejadian dan hal yang secara pribadi, medis, dan psikiatris yang kita bisa gali terkait apa yang menyebabkan peristiwa ini bisa terjadi, sehingga bisa ditemukan motif sesungguhnya,” jelas Ade.
Sebelumnya, MAS melakukan aksi penikaman yang menewaskan ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69), di rumah mereka di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
MAS juga berusaha membunuh ibunya, AP, dengan sebilah pisau yang diambil dari dapur rumah. Pisau itu sebelumnya telah digunakan untuk menghabisi nyawa APW dan RM.
Dalam kondisi terluka parah akibat tusukan, AP berhasil melarikan diri dengan melompat dari pagar rumah. Ia kemudian dilarikan ke RSUP Fatmawati, sementara kedua korban lainnya ditemukan tewas di lantai dasar rumah.
Usai kejadian, MAS melarikan diri dengan berjalan kaki dan membuang pisau yang digunakan di tengah perjalanan. Namun, upaya pelarian itu gagal setelah MAS ditangkap oleh petugas keamanan perumahan.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Misteri Kasus Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Jakarta Selatan Terungkap Lewat Isi Surat Pelaku, Guru Les Bilang….
GELORA.CO – Motif kasus pembunuhan oleh anak berinisial MAS (14) terhadap ayah dan neneknya di Jakarta Selatan, Lebak Bulus masih menyimpan misteri hingga saat ini.
Hingga saat ini pihak Polres Metro Jakarta Selatan telah melakukan pemeriksaan mendalam terhadap pelaku guna mengetahui motif aksi pembunuhan tragis yang dilakukannya.
Kini MAS pun telah berada di Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS) selama proses hukumnya masih berlangsung.
Saat berada di LPAS, MAS pun sempat menuliskan sebuah surat terkait peristiwa berdarah yang dilakukannya.
Surat tersebut berisikan permohonan maaf dan harapannya yang ditujukan untuk keluarga ayah, ibu, dan neneknya.
“Dia menuliskan harapannya, dia tulis di kertas pakai tulisan tangan sendiri. (Ditujukan untuk-red) keluarga, ayah, ibu, dan neneknya,” kata Kuasa Hukum MAS, Amriadi Pasaribu kepada tvOnenews.com saat dikonfirmasi, Jakarta, Minggu (8/12/2024).
Amriadi mengatakan pelaku menuliskan surat permohonan maaf itu atas kemauan sendirinya.
Ia bercerita MAS kini mulai dapat mengikuti aktivitas selaiknya anak seusianya saat berada di LPAS.
“Kondisi fisiknya sehat-sehata saja di LPAS, kita sudah bisa bercanda-canda, kalau sama saya yah ngobrol biasa terus bercanda-canda juga sama petugas di situ, ya ada kegiatan kecil lah,” katanya.
Guru Les Sebut Sang Anak Sempat Alami…
Di sisi lain, kasus ini sempat menjadi pergunjingan pada sekolah akun media sosial.
Dilansir dari artikel tvOnenews.com akun X atau twitter @saya160560 sempat mengunggah latar belakang pelaku tega menghabisi nyawa ayah dan nenek dalam sekejap.
Sang akun mengaku jika dirinya merupakan mantan guru les dari pelaku kala itu.
Ia melihat jika pelaku memang telah memiliki gelagatencurigakan saat melakukan kegiatan blesnya.
“Saya kenal ini anak kalau di kelas saya dia ini pintar, dan agak pendiam. Padahal setiap kali saya tanya beliau bisa menjawab dengan baik,” tulis unggahan itu.
Guru Les itu menyebut jika sang anak memiliki tingkat kepandaian melebihi anak dari sebayanya.
Namun, ada pada waktu tertentu sang anak kerap menulis status pada akun WA miliknya terkait kondisinya yang tengah mendapat tekanan dari orangtuanya.
“Enggak lama hasil TO (try out) saya bagikan si anak buat snap WhatApp mengeluh karena diomelin. Gak lama saya dapat info kejadian yang diluar dugaan,” tulis unggahn itu.
“Setiap kali dia masuk kelas saya hanya tiduran sambil ngerjain apa yg saya suruh ke anak2 terkadang sesekali mau tertawa sendiri. Saya lebih prefer kalau dia ini depresi,” sambungnya.
Adapun tulisan surat dari pengakuan pelaku terkait peristiwa tragis itu berisikan permintaan maaf.
“Maafin aku udah nyusahin, dan makasih semuanya. Seperti kalian, aku juga bakal bantu orang banyak. Terima kasih semuanya. Saya sekarang sehat-sehat saja,” tulis pelaku dalam suratnya.
-
/data/photo/2024/12/08/67550baf8f7b1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kasus Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Menteri PPPA: Jadi Introspeksi Kita
Kasus Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Menteri PPPA: Jadi Introspeksi Kita
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menyebut kasus anak membunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sebagai pelajaran penting bagi seluruh orangtua di Indonesia agar lebih memahami pola asuh yang tepat.
“Peristiwa ini mungkin menjadi introspeksi kita, calon ibu, calon ayah, maupun keluarga untuk belajar bagaimana pola asuh yang tepat untuk anak-anak kita,” ujar Arifah setelah acara Peringatan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan di Sudirman, Jakarta, Minggu (8/12/2024).
Arifah menambahkan, Kementerian PPPA telah turun ke lapangan untuk memantau perkembangan kasus tersebut.
Menurutnya, anak yang berinisial MAS tersebut dikenal sebagai anak yang patuh kepada orangtuanya dan memiliki pendidikan yang baik. Namun, ia belum mengetahui motif di balik tindakan kejam yang dilakukan oleh MAS.
“Motivasinya belum ketahuan, tapi yang jelas si anak ini anak yang taat, yang sangat patuh kepada orang tuanya, ibadahnya juga oke, pendidikannya juga bagus,” katanya.
Sebagai informasi, MAS membunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69), di kediaman mereka di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Sabtu (30/11/2024).
MAS juga berusaha membunuh ibundanya, AP, dengan menggunakan sebilah pisau yang dia ambil dari dapur rumah. Pisau tersebut sudah lebih dulu digunakan untuk menghabisi nyawa APW dan RM.
Dengan kondisi bersimbah darah akibat luka tusuk, AP berhasil selamat setelah melompat dari pagar rumah untuk menghindari kejaran anak kandungnya.
Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, sementara RM dan APW ditemukan terkapar di lantai dasar rumah dua lantai tersebut.
Setelah pembunuhan, MAS meninggalkan rumah dengan berjalan cepat dan membuang pisau yang digunakan di tengah perjalanan.
Seorang petugas keamanan sempat memanggil MAS, namun ia ketakutan dan berlari ke arah lampu merah Karang Tengah. Namun, usaha pelarian tersebut gagal karena MAS berhasil ditangkap oleh petugas keamanan perumahan.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Menteri PPPA Soroti Remaja Bunuh Ayah dan Nenek: Pelaku Rajin Ibadah
Jakarta, CNN Indonesia —
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi meyakini anak pelaku penusukan yang menyebabkan ayah dan neneknya meninggal dunia serta ibunya luka parah di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, merupakan anak yang patuh kepada orang tuanya.
Mulanya, Arifah mengungkap hingga saat ini ia belum mengetahui motif di balik penusukan yang dilakukan oleh anak berusia 14 tahun itu.
“Belum ketahuan, tapi yang jelas si anak ini anak yang taat, yang patuh kepada orang tuanya,” ucap dia saat ditemui di Taman Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Minggu (8/12).
Arifah pun memastikan pelaku yang berinisial MAS tersebut rajin beribadah dan memiliki pendidikan yang baik.
“Ibadahnya juga oke, pendidikannya juga bagus,” tambahnya.
Menurutnya, kasus ini bisa dijadikan introspeksi bagi para calon orang tua untuk mempelajari pola asuh yang tepat bagi anak.
“Karena anak kita berbeda dengan waktu kita masih kecil ya, jadi media sosial dan sebagainya ini punya pengaruh yang sangat besar,” tutur dia lebih lanjut.
Arifah sebelumnya sudah bertemu langsung dengan pelaku MAS. Kala itu, ia mengaku sedih karena MAS menurutnya adalah anak yang baik.
Dirinya meminta semua pihak menunggu dan nanti mudah-mudahan yang mendampingi bisa menguatkan ananda MAS dalam menghadapi kasus ini.
Arifah juga berencana mengunjungi ibu MAS, AP (40) yang mengalami luka berat akibat penusukan. Kunjungan masih menunggu kondisi sang ibu membaik.
Polres Metro Jakarta Selatan akan memeriksa MAS karena mempertimbangkan usianya yang masih anak dan faktor psikologi pelaku.
“Tentunya nanti pemeriksaan dan pendalaman kita lakukan secara bertahap. Kami akan memakai psikolog anak dari Apsifor,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Ade Rahmat Idnal di Jakarta, Minggu.
Ia mengatakan sampai saat ini belum ada kesimpulan motif yang membuat pelaku melakukan pembunuhan. Menurut dia, kesimpulan kasus ini akan melibatkan para ahli,n termasuk psikolog anak.
Selain itu, kata Ade, polisi akan menggunakan aturan peradilan anak seperti yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak.
Petugas juga akan melibatkan psikiater juga untuk mencari motif apa sampai yang bersangkutan melakukan pembunuhan padahal di keluarganya dia sangat disayang. Ia mengatakan tadi pelaku juga sangat sedih dan menunjukkan rasa penyesalan yang sangat mendalam.
“Ya dia sendiri mempertanyakan ya, bagaimana kondisi ibunya. Dia sangat menyesal mengenai kejadian ini,” kata dia menirukan ucapan pelaku.
MAS yang baru berusia 14 tahun menusuk ayah (APW) dan neneknya (RM) hingga tewas dan melukai ibunya (AP) di Perumahan Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu pukul 01.00 WIB.
“Korban perempuan inisial RM (69) dan laki-laki inisial APW (40) meninggal dunia, sementara korban inisial AP (40) mengalami luka berat,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi saat dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.
Ade menyebut, berdasarkan keterangan saksi yang merupakan petugas keamanan Perumahan Bona Indah berinisial AP, MAS terlihat berjalan cepat meninggalkan lokasi.
Karena petugas keamanan telah menerima laporan tentang pembunuhan di rumah korban, saksi AP langsung memanggil pelaku.
“Saksi T melihat pelaku. Saat itu, awalnya pelaku terlihat berjalan cepat di taman Blok A Perumahan Bona Indah. Namun, saat dipanggil, pelaku tiba-tiba berlari menuju lampu merah Karang Tengah,” ujar Ade.
Melihat pelaku berusaha melarikan diri, saksi AP segera meminta bantuan melalui handy talky (HT) kepada saksi GP dan T.
“Saksi T bersama GP langsung menangkap pelaku. Saat itu, terlihat tangan kanan, tangan kiri, serta pakaian pelaku berlumuran darah,” ucap Ade.
(del/mik)
[Gambas:Video CNN]
-

Misteri Motif Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Ada Fakta Baru, Isi Hp hingga Pengakuan MS – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Motif di balik pembunuhan tragis yang dilakukan seorang anak ayah dan nenek di Lebak Bulus yang menggemparkan masyarakat masih misteri.
Pihak kepolisian masih terus mengusut kasus anak bunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus ini.
Diketahui hingga saat ini motif tragedia tragis pada Sabtu (29/11/2024) dini hari itu hingga kini belum terungkap.
Masyarakat pun banyak yang ingin tahu apa motif dari sang anak yang tega melakukan hal keji itu.
Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Ade Ari Rahmat Idnal membeberkan sederet fakta baru terkait kasus tersebut.
Apa saja fakta itu? Simak di bawah.
1. Isi HP pelaku MS terungkap
Kombes Ade mengatakan pihaknya sempat melakukan penggeledahan di rumah korban untuk memeriksa sejumlah barang pribadi pelaku MAS.
Polisi sempat mengecek isi ponsel pelaku apakah ada hal-hal yang mengarah kepada peristiwa itu.
Namun, polisi tak menemukan sesuatu yang mencurigakan.
“Kami sudah cek juga isi handphone-nya itu tidak ada aplikasi yang mengarah ke hal-hal aneh atau kekerasan,” kata Ade seperti dikutip dari acara Hotroom yang tayang di MetroTV pada Rabu (4/12/2024).
Polisi melihat keseharian pelaku tidak menunjukkan sesuatu yang aneh.
Ketika mengisi waktu luang, MAS biasanya menggambar atau menonton Youtube.
“Ada kemudian komunikasi dengan teman-temannya lancar dan sangat normal,” ujarnya.
2. Menyesal dan siap menyampaikan ini
Pihak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) didampingi pihak kepolisian sempat berbicara kepada MAS pasca pembunuhan itu.
Kepada Menteri PPPA, Arifah Fauzi, sang anak menyatakan berkali-kali penyesalannya telah membunuh ayah dan neneknya serta nyaris membunuh ibunya sendiri.
Ia pun siap berbicara kepada anak-anak Indonesia agar tidak melakukan perbuatan itu.
“Berkali-kali dia menyatakan menyesal. Bahkan, saat kita wawancara bersama ibu menteri, yang bersangkutan mengatakan ‘saya siap untuk berbicara kepada anak-anak Indonesia jangan seperti saya’,” kata Ade.
3. Ada beban berat
Ade Ari mengatakan setelah enam jam pasca pembunuhan itu, MAS mulai terlihat tenang dan mulai bisa diajak berbicara oleh penyidik.
Sebelumnya, MAS tak bisa diajak bicara dan lebih banyak diam.
Setelah dia tenang, MAS mengaku kepada polisi merasakan ada beban berat dalam dirinya dan mendengar bisikan untuk melakukan pembunuhan itu.
“Saya seperti ada beban berat kemudian saya mendapatkan bisikan, saya harus melakukan hal itu (pembunuhan),” ujar Ade menirukan perkataan MAS seperti dikutip dari Hotroom di Metro TV yang tayang pada Rabu (4/12/2024).
Ade melanjutkan MAS mengikuti bisikan itu untuk mengeksekusi keluarganya demi menghilangkan beban berat yang ada dalam dirinya.
“Saya harus melakukan hal itu, saya ingin mengambil beban berat itu yang ada di keluarga,” kata Ade.
4. Diajak 4 kali ke psikiater
MAS (14), pelaku pembunuhan ayah dan nenek di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, memberikan pengakuan bahwa dirinya pernah diajak empat kali ke psikiater oleh AP (40), ibunya.
Hal itu terungkap ketika tim penyidik mengajak berbicara MAS setelah dia mulai tenang pasca peristiwa tersebut.
“Jadi anak itu pada saat diajak ngobrol terakhir dia menyatakan ‘saya pernah dibawa mama ke psikiater empat kali, loh’,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Ade Ari Rahmat Idnal dalam acara Hotroom di Metro TV yang tayang pada Rabu (4/12/2024).
Tim penyidik lalu bertanya kembali alasan sang ibu mengajak MAS ke Psikiater.
Namun, sang anak menjawab tidak tahu.
“Enggak tahu, tuh mama,” ujar Kapolres menirukan perkataan MAS.
Pembawa acara Hotroom, Hotman Paris, pun beranggapan ada yang tidak beres dengan MAS jika sempat diajak beberapa kali ke Psikiater.
“Kalau sampai empat kali ke psikiater, something wrong lah,” kata pengacara kondang itu.
Ade melanjutkan pihaknya bersama Apsifor (Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia) akan mendatangi psikiater MAS.
“Kita akan mencari psikiater itu dengan Apsifor juga sudah janjian,” katanya.
5. Diduga ada tekanan psikis
Ade melanjutkan sang ibu berinisial AP (40), yang lolos dari maut usai ditikam oleh anaknya MAS, sering curhat dengan MAS.
AP acapkali bercerita ke MAS mengenai masalah keluarga.
Ia beberapa kali bercerita mengenai kondisi APW (40), ayahnya ke MAS.
“Sang anak tersebut sering dicurhati oleh ibunya masalah keluarga, bercerita harusnya ayah sudah bisa promosi, ayah bekerja di bagian IT tapi saat ini belum naik jabatan. Kan naik jabatan bisa nambah secara ekonomi,” ujar Ade seperti dikutip dari acara Hotroom di Metro TV yang tayang pada Rabu (4/12/2024).
“Dan yang terakhir, dia juga pernah bercerita bahwa akan diajak liburan oleh sang ayah, tapi tiba-tiba tidak jadi, tidak usah lah kata ibu, lebih baik uangnya digunakan hal lain,” tambahnya.
Ade melihat dari analisa sementara bahwa sang anak mendapatkan tekanan psikis karena sering dicurhati sang ibu.
“Jadi, ada tekanan psikis,” tambahnya.
Kronologi
Remaja berinisial MA (14) nekat menghabisi nyawa keluarganya di rumahnya yang berada di Perumahan Taman Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan pada Sabtu (30/11/2024) sekitar pukul 01.00 WIB.
MA yang mengaku pada malam itu tidak bisa tidur keluar kamar dan turun ke lantai satu untuk mengambil sebilah pisau dapur.
Dengan menggenggam pisau, ia kembali ke kamar tidur orangtuanya di lantai dua.
MA lalu menikam APW (40), ayahnya dan AP (40), ibunya.
Ayahnya sempat berlari ke lantai bawah untuk menghindari penusukan.
Mendengar suara berisik, nenek MA, RM (69) keluar dari kamar.
Namun, MA yang melihat RM langsung menikam tubuh sang nenek.
“Itu lah sebabnya sang ayah dan nenek pelaku ditemukan meninggal di lantai dasar,” kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan Ajun Komisaris Besar Gogo Galesung seusai menggelar olah tempat kejadian perkara pada Sabtu (30/11/2024).
Beruntung, AP selamat meski terkena tusukan pisau MA.
AP sempat berteriak dan meminta tolong tetangga sekitar.
AP keluar dalam kondisi berlumuran darah.
Karena itulah ditemukan sejumlah jejak darah di seprei, lantai satu dan lantai dua, serta di garasi dan di depan rumah korban.
Saat ini, kondisi ibu pelaku masih kritis dan dirawat di RS Fatmawati, Jakarta Selatan. Adapun jenazah dua korban tewas, yakni RM dan APW, diotopsi di RS Kramatjati
Berdasarkan informasi awal yang diperoleh polisi, pelaku tega menghabisi nyawa ayah dan neneknya setelah mendapat bisikan gaib.
“Ya, interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia lah, meresahkan dia seperti itu,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Gogo Galesung seusai olah TKP, Sabtu (30/11/2024) sore.
Nantinya, jelas Gogo, pihaknya bakal melakukan tes kejiwaan terhadap pelaku.
Polisi juga akan menggandeng Asosiasi Psikolog Forensik (Apsifor) untuk mendalami motif pelaku membunuh ayah dan neneknya.
“Ya, saat ini kami sedang menggandeng APSIFOR ya, untuk melakukan pendalaman motif ya, karena bagaimanapun anak harus didampingi ya, diambil keterangan seperti itu,” ujar Gogo.
Gogo Galesung mengatakan, kedua korban diduga dihabisi nyawanya saat sedang tidur.
Kepada polisi, pelaku MAS lebih dulu mengambil pisau di dapur ketika ayah dan ibunya sedang tertidur pulas di kamar.
“Jadi, ini masih kita dalami ya, tapi informasi awal ya, kami dapatkan keterangan dari pelaku, ya ayahnya sedang tidur bersama ibunya, dia turun mengambil pisau. Dari dapur dia naik lagi ke atas dan melakukan penusukan tersebut,” kata Gogo.
Dikenal pribadi baik
Tetangga korban, RS (70) teramat kaget dan tak menyangka dengan peristiwa pembunuhan itu.
Sebab, ia mengenal sosok MA ialah pribadi yang jauh dari kenakalan remaja.
Justru berkebalikan 180 derajat, MA dikenal sosok yang sangat baik.
Bahkan, remaja laki-laki 14 tahun itu ramah jika bertemu orang yang lebih tua.
“Kalau bertemu, dia (MA) selalu menyapa,” katanya seperti dikutip Kompas.id pada Sabtu (30/11/2024).
Bahkan, MA dikenal remaja yang dikenal rajin beribadah.
Sebelum peristiwa berdarah ini terjadi, RS tak pernah sekalipun melihat adanya kegaduhan di rumah tetangganya itu.
“Saya juga tidak pernah mendengar kegaduhan apapun di rumah korban,” katanya.
Tukang bakso keliling, Agus Suliswanto (55), juga memiliki kesan yang sama terhadap sosok MA.
Ia kerap bertemu dengan MA saat berkeliling di perumahan itu.
Menurut Agus, MA ialah pemuda yang pendiam, tetapi ramah terhadap semua orang.
“Saya kerap bertemu MA saat dia sedang berolahraga dan mau shalat,” tambahnya.
MA juga dikenal bukan anak rumahan yang suka nongkrong dengan orang-orang.
“Saya juga tidak menyangka dia menjadi pelaku pembunuhan keluarganya,” tambahnya.
-

Didepak PDIP, Budi Arie Pede Banyak Parpol Siap Tampung Jokowi
Bisnis.com, JAKARTA – Ketua Umum DPP Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi menyatakan akan banyak partai yang siap menampung Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) usai dikeluarkan PDIP.
Hal tersebut disampaikan oleh Budi usai menghadiri pernikahan anak salah satu relawan Jokowi, GK Center di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (7/12/2024).
“Banyak yang tampung,” kata Budi.
Dia juga mengklaim bahwa seluruh partai politik di Indonesia siap menampung Jokowi meski dilepas oleh PDIP. Bahkan, Menteri Koperasi (Menkop) itu berkelakar bahwa Jokowi bisa saja bergabung dalam kelompoknya jika Projo menjadi Parpol.
“Semua partai siap nampung Pak Jokowi, terutama Projo, kalau jadi partai,” pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa Jokowi beserta keluarganya, termasuk Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, sudah tidak lagi menjadi bagian dari partai.
Menurutnya, keputusan ini diambil karena praktik politik Jokowi dan keluarganya dinilai tidak sejalan dengan cita-cita partai yang telah diperjuangkan sejak era Bung Karno.
“Saya tegaskan kembali bahwa Pak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan,” ujar Hasto di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (4/12/2024).

