kab/kota: Lebak Bulus

  • Kriminal sepekan, pembunuhan ayah-nenek hingga klinik Ria Beauty

    Kriminal sepekan, pembunuhan ayah-nenek hingga klinik Ria Beauty

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa berkaitan dengan keamanan menghiasi Jakarta yang terjadi pada sepekan terakhir, mulai dari pembunuhan ayah-nenek hingga klinik Ria Beauty.

    Berikut berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    1. Anak bunuh ayah-nenek di Jaksel ingin orang tuanya masuk surga

    Polisi menyebutkan anak berinisial MAS (14) yang diduga membunuh ayahnya, APW (40) dan neneknya, RM (69) serta melukai ibunya, AP di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, ingin orang tuanya masuk surga.

    “Ketika dia gelisah, dia bilang terlalu banyak beban orang tua, sudah biar saya yang mengambil alih, biar papa mama masuk surga,” kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Ade Rahmat Idnal saat ditemui di tempat kejadian perkara (TKP) Perumahan Bona Indah, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Senin.

    Selengkapnya di sini

    2. Jibom Gegana datangi kebakaran tempat spa dan pijat di Jaksel

    Tim penjinak bom (Jibom) Gegana Polda Metro Jaya mendatangi kebakaran tempat spa dan pijat di Jalan Lamandau RT11/RW07, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan sebagai upaya penyelidikan.

    “Sebanyak 15 personel yang dikerahkan dipimpin oleh Kompol Novriansyah,” kata Kanit Reskrim Polsek Kebayoran Baru Kompol Nunu Suparni kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

    Selengkapnya di sini

    3. Kasus Klinik Ria Beauty, Polisi: Jika jadi korban silahkan lapor

    Polda Metro Jaya mempersilahkan siapapun yang menjadi korban dari praktik Klinik Kecantikan Ria Beauty untuk melapor ataupun membuat pengaduan ke Kepolisian.

    “Untuk posko itu, setiap orang yang merasa jadi korban, Ria Beauty, boleh mengadu ke Polda Metro Jaya. Tepatnya di Unit 1 Renakta Ditreskrimum,” kata Kepala Subdirektorat​​​​​​ (Kasubdit) Remaja, Anak dan Wanita (Renakta) Polda Metro Jaya, Komisaris Polisi (Kompol) Syarifah Chaira Sukma saat ditemui di Jakarta, Rabu.

    Selengkapnya di sini

    4. Polisi tangkap pelaku pembunuhan di Kampung Bahari Tanjung Priok

    Kepolisian telah menangkap pria berinisial SE (21) yang diduga melakukan kekerasan berujung kematian terhadap korban SA (21) di Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    “Pelaku ini kami jerat dengan pasal 338 jo 351 KUHP terkait penganiayaan berat dengan ancaman pidana kurungan maksimal 15 tahun,” kata Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok Iptu Tommy Brian di Jakarta, Rabu.

    Selengkapnya di sini

    5. Polisi tak temukan luka pada jasad pasutri di Cengkareng

    Polisi tidak menemukan luka pada jasad pasangan suami-istri yang ditemukan di sebuah rumah di Jalan Masjid Nurul Hidayah RT 10 RW 16, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, pada Rabu (11/12).

    “Enggak ada ditemukan luka, enggak ada,” kata Kapolsek Cengkareng Kompol Abdul Jana kepada wartawan di Jakarta pada Kamis.

    Selengkapnya di sini

    6. Cemburu jadi motif penyiraman air keras seorang wanita di Bekasi

    Kepolisian menjelaskan cemburu menjadi motif tersangka AR (25) menyiram air keras terhadap seorang wanita berinisial FR (20) yang terjadi di Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Sabtu (7/12) malam.

    “Tersangka berinisial AR (25) adalah pacar korban sejak satu tahun yang lalu, kemudian tersangka merasa cemburu karena korban sering ketahuan jalan dengan laki-laki lain,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya yang diterima, Sabtu.

    Selengkapnya di sini

    7. PN Jaksel gelar sidang kasus pencabulan oleh Mario Dandy

    Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Rabu menggelar sidang kasus pencabulan yang diduga dilakukan oleh Mario Dandy Satrio (20) terhadap AG (15).

    “Ya betul bahwa hari ini ada sidang perkara pencabulan atas nama terdakwa Mario Dandy,” kata Pejabat Humas Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Djuyamto kepada wartawan di Jakarta, Rabu.

    Selengkapnya di sini

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Tarif Ceramah Adi Hidayat dan Gus Miftah Disorot, Ternyata Segini Perbedaannya

    Tarif Ceramah Adi Hidayat dan Gus Miftah Disorot, Ternyata Segini Perbedaannya

    TRIBUNJATENG.COM – Nama Ustaz Adi Hidayat belakangan disorot usai pengunduran diri Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden.

    Ustaz Adi Hidayat disebut-sebut bakal menggantikan posisi Gus Miftah.

    Hal itu membuat warganet pun membandingkan mengenai beda tarif ceramah Gus Miftah dan tarif ceramah Ustaz Adi Hidayat.

    Lalu, berapakan beda tarif ceramah Gus Miftah dan tarif ceramah Ustaz Adi Hidayat?

    Tarif Gus Miftah

    Ustaz Adi Hidayat dikabarkan bakal menggantikan Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.

    Diketahui Gus Miftah tidak pernah secara terbuka membahas mengenai tarif dakwahnya. 

    Ada narasi di media sosial X yang menyebutkan tarif ceramah Gus Miftah Rp 75 juta per 1,5 jam. 

    Namun, Gus Miftah menegaskan bahwa tarifnya disesuaikan dengan pihak yang mengundangnya. 

    Jika yang mengundang berasal dari kalangan pejabat atau figur publik, ia akan menetapkan harga. 

    Sebaliknya, untuk masyarakat ekonomi ke bawah, Gus Miftah kerap memberikan dakwahnya tanpa mematok bayaran.

    Gus Miftah juga dikenal sebagai salah satu pendukung Prabowo Subianto dalam kampanye Pemilihan Presiden 2024. 

    Ia aktif dalam beberapa kegiatan kampanye, termasuk acara istighosah hafidzah di Semarang pada 30 Desember 2023, di mana ia berkampanye bersama politisi Partai Golkar, Dico Ganinduto.

    Gus Miftah dengan terang-terangan memberikan dukungannya untuk pasangan Prabowo-Gibran, yang kini menjadi Wakil Presiden terpilih.

    Tarif ceramah Ustaz Adi Hidayat

    Banyak yang penasaran berapa tarif ceramah Ustaz Adi Hidayat.

    Namun Ustaz Adi Hidayat sempat mengaku bahwa dirinya tak pernah memasang tarif untuk berceramah.

    Menurutnya, selagi mampu, ia memastikan akan memenuhi undangan tanpa perlu memikirkan tarif ataupun fasilitas lainnya.

    Hal itu seperti yang disampaikan Ustaz Adi Hidayat di YouTube Dakwah Islami.

    “Dalam buku di bagian tentang Taklim saya tuliskan, Anda kalau mau undang saya kemana menghubunginya, saya juga tuliskan dengan tulisan kapital ‘Tidak ada minta tarif, tidak ada. Tidak minta fasilitas’, datang ya datang,” pungkasnya.

    Biodata Ustaz Adi Hidayat

    Ustaz Adi Hidayat memiliki nama dan gelar Dr (HC) Adi Hidayat Lc MA lahir di Pandeglang, Banten pada 11 September 1984.

    Ia merupakan seorang alim ulama asal Indonesia yang menguasai isi kitab suci Alquran dan Hadis beserta letak barisnya.

    Tidak hanya mendalami Alquran, Ustadz Adi Hidayat juga menguasai ilmu hadis dan berbagai kitab agama beserta makna dan posisinya.

    Pada 2013, Ustaz Adi mendirikan Quantum Akhyar Institute dan tiga tahun berikutnya ia mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama.

    Ia aktif menjadi narasumber keagamaan baik taklim, seminar, dan sebagainya.

    Tidak hanya berdakwah, Ustaz Adi Hidayat juga aktif menulis dan telah memiliki beberapa karya dalam bahasa Arab dan Indonesia.

    Ustaz Adi Hidayat memulai pendidikan dini di TK Pertiwi Pandeglang tahun 1989 dan lulus dengan predikat siswa terbaik.

    Lulus dari pendidikan dini, Ustaz Adi Hidayat melanjutkan pendidikan dasar di SDN Karaton 3 Pandeglang hingga kelas 3 dan beralih ke SDN III Pandeglang di kelas 4 hingga 6.

    Meski berpindah, Ustaz Adi tetap mengukir prestasi yang sama di kedua sekolah dasar tersebut sebagai siswa terbaik.

    Bahkan, Ustaz Adi ditempatkan dalam kelas unggulan yang menghimpun seluruh siswa terbaik tingkat dasar di Kabupaten Pandeglang.

    Dia menjadi siswa teladan di peringkat pertama.

    Dalam proses pendidikan dasar, Adi Hidayat kecil juga disekolahkan oleh kedua orang tuanya ke Madrasah Salafiyyah Sanusiyyah Pandeglang.

    Pagi hari ia sekolah umum, siang hingga sore ia sekolah agama.

    Di madrasah ini, ia juga menjadi siswa berprestasi dan didaulat sebagai penceramah cilik dalam setiap sesi wisuda santri.

    Tahun 1997, lulus dari pendidikan dasar, ia melanjutkan pendidikan menengah Tsanawiyyah hingga Aliyah di Ponpes Darul Arqam Muhammadiyyah Garut.

    Ponpes yang memadukan pendidikan agama dan umum secara proporsional dan telah mencetak banyak alumni yang berkiprah di tingkat nasional dan internasional.

    Pendidikannya di Ponpes inilah yang membuatnya memiliki bekal dasar utama dalam berbagai disiplin pengetahuan, baik umum maupun agama.

    Guru utama Ustaz Adi Hidayat adalah Buya KH Miskun as-Syatibi.

    Orang yang paling berpengaruh dalam menghadirkan kecintaannya pada Alquran dan pendalaman pengetahuan.

    Selama masa pendidikan ia meraih banyak penghargaan baik di tingkat pondok, Kabupaten Garut, hingga Provinsi Jawa Barat, khususnya dalam hal syarh Alquran.

    Di tingkat II Aliyah Ustaz Adi pernah menjadi utusan termuda dalam program Daurah Tadribiyyah dari Universitas Islam Madinah di Ponpes Taruna Alquran Yogyakarta.

    Ustaz Adi Hidayat juga sering kali dilibatkan pamannya, KH Rafiuddin Akhyar, pendiri Dewan Dakwah Islam Indonesia di Banten untuk terlibat dalam misi dakwah di wilayah Banten.

    Ustaz Adi Hidayat lulus dengan predikat santri teladan dalam 2 bidang sekaligus (agama dan umum) serta didaulat menyampaikan makalah ilmiah ‘Konsep ESQ dalam Alquran’ di hadapan tokoh pendidikan M Yunan Yusuf.

    Tahun 2003, ia mendapat undangan PMDK dari Fakultas Dirasat Islamiyyah (FDI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bekerja sama dengan Universitas Al-Azhar Kairo hingga akhirnya diterima.

    Tahun 2005, ia mendapat undangan khusus untuk melanjutkan studi di Kuliyya Dakwah Islamiyyah Libya, meskipun harus meninggalkan program FDI dengan raihan IPK 3,98.

    Di Libya, Adi Hidayat belajar intensif berbagai disiplin ilmu baik terkait dengan Alquran, Hadis, Fiqh, Ushul Fiqh, Tarikh, Lughah, dan sebagainya.

    Ustaz Adi Hidayat juga aktif mengikuti dialog internasional bersama para pakar lintas agama, mengisi berbagai seminar, termasuk acara tsaqafah Islâmiyyah di channel at-tawâshul TV Libya.

    Awal tahun 2011, Ustaz Adi kembali ke Indonesia dan mengasuh Ponpes Alquran Al-Hikmah Lebak Bulus.

    Dua tahun kemudian dia berpindah ke Bekasi dan mendirikan Quantum Akhyar Institute, yayasan yang bergerak di bidang studi Islam dan pengembangan dakwah.

    Pada tahun 2016, Ustaz Adi Hidayat mendirikan Akhyar TV sebagai media dakwah utama.

    Kini, Ustaz Adi Hidayat aktif menjadi narasumber keagamaan baik taklim, seminar, dan sebagainya.

    Ustaz Adi Hidayat juga giat menulis dan telah melahirkan karya dalam bahasa Arab dan Indonesia kurang lebih sebanyak 12 karya.

    Riwayat Pendidikan

    – S1 Kulliyyah Dakwah Islamiyyah, Tripoli, Libya (2005 – 2009)

    – S2 International Islamic Call College, Tripoli, Libya

    – Doktor honoris causa dalam bidang sains, kerja profesional kebudayaan, dan diseminasi di masyarakat Arab dari International Astrolabe University, atau dalam bidang pelayanan masyarakat dan dakwah Islam internasional dari Passion International University of America (2019)

    – Doktor honoris causa dalam bidang manajemen pendidikan Islam dari Sekolah Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Jakarta (2023). (*)

     

  • Remaja Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Sempat Pamit Tidur, lalu Tikam Keluarganya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        13 Desember 2024

    Remaja Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Sempat Pamit Tidur, lalu Tikam Keluarganya Megapolitan 13 Desember 2024

    Remaja Pembunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Sempat Pamit Tidur, lalu Tikam Keluarganya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – MAS (14), remaja pembunuh ayah dan nenek di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, sempat berpamitan ke keluarganya untuk tidur sebelum menikam ayah, ibu, dan neneknya pada Sabtu (30/11/2024) dini hari.
    Sebelum berpamitan untuk tidur, MAS juga sempat bercanda dan bercengkrama bersama ayah dan ibunya, APW (40) dan AP (40).
    “Bahkan pelaku pamit terlebih dahulu mau tidur. Jadi jam 23.00 WIB, dia masuk kamar ibu bapaknya (untuk berpamitan). Dia tidur di atas, dia masuk dulu, ‘Mama, aku tidur dulu’,” kata Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, saat ditemui di Lebak Bulus, Jumat (13/12/2024).
    Tak lama setelah itu, MAS menikam ayah, ibu, dan neneknya saat ketiganya terlelap. 
    Nurma mengatakan, hingga saat ini, ibu MAS, AP, masih belum percaya dengan peristiwa yang terjadi pada malam itu. Sebab, beberapa jam sebelumnya, suasana keluarga begitu hangat.
    “Jadi dia (AP), sampai diperiksa masih membayangkan bahwa pada malam itu, situasi keluarga sangat bahagia. Itu maka ibunya sampai detik ini tidak percaya kalau anaknya yang melakukan,” kata Nurma.
    Diberitakan sebelumnya, MAS membunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69) di kediaman mereka di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024).
    Bukan hanya ayah dan nenek, MAS juga berupaya membunuh ibundanya, AP (40), menggunakan sebilah pisau yang dia ambil dari dapur rumah.
    Pisau itu sudah lebih dulu MAS gunakan untuk menghabisi nyawa APW dan RM.
    Dengan kondisi bersimbah darah akibat luka tusuk, AP berhasil selamat setelah melompat dari pagar rumah demi menghindari kejaran anak kandungnya.
    Ia segera dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati.
    Sementara RM dan APW, sudah terkapar di lantai dasar rumah dua lantai itu.
    Usai pembunuhan ini, MAS meninggalkan rumah dengan berjalan cepat. Dia juga membuang pisau di tengah perjalanan.
    Seorang petugas keamanan memanggil MAS. Hanya saja, dia ketakutan hingga akhirnya lari ke arah lampu merah Karang Tengah.
    Namun, upaya melarikan diri ini gagal karena MAS berhasil ditangkap oleh petugas keamanan perumahan.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kasus Remaja Bunuh Ayah & Nenek: sang Ibu Pilih Maafkan MAS, Ingin Keringanan Hukuman untuk Anaknya – Halaman all

    Kasus Remaja Bunuh Ayah & Nenek: sang Ibu Pilih Maafkan MAS, Ingin Keringanan Hukuman untuk Anaknya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi mengungkapkan hasil pemeriksaan kedua dari AP (40), ibu dari MAS, remaja yang membunuh ayah dan neneknya di Lebak Bulus, Jakarta Selatan pada Sabtu (30/11/2024) lalu.

    Nurma mengatakan, AP menyebut telah memaafkan anaknya MAS atas tragedi pembunuhan yang terjadi di keluarganya.

    Hal itu diungkapkan AP dalam pemeriksaan polisi yang kedua pada Rabu (11/12/2024) kemarin.

    Saat itu, AP juga menegaskan bahwa bagaimanapun MAS adalah anak kandungnya.

    “Kalau kita mintai keterangan kemarin, ibunya sangat memaafkan.”

    “‘Bagaimanapun ceritanya, dia itu tetap anak saya’, itu yang dikatakan oleh ibunya,” kata Nurma dilansir Kompas.com, Jumat (13/12/2024).

    Lebih lanjut Nurma menyebut, maaf yang diberikan AP kepada anaknya ini juga merupakan salah satu upayanya untuk meringankan hukuman MAS.

    Meskipun maaf yang diberikan AP pada MAS ini tidak bisa menghentikan proses hukum yang dijalani oleh anaknya ini.

    Bahkan AP pun memilih untuk menganggap bahwa penusukan pada suaminya APW (40) dan nenek MAS, RM (69) itu bukanlah perbuatan anaknya.

    “Iya melindungi betul (ingin keringanan hukuman).”

    “Dia sudah minta, bahkan dia menganggap jika (penusukan) itu bukan perbuatan anaknya,” terang Nurma.

    Ungkap Momen Makan Bersama Sebelum Tragedi Pembunuhan

    AP (40), ibu dari MAS telah menjalani pemeriksaan polisi yang pertama, pada Senin (9/12/2024) kemarin.

    Hal tersebut diungkapkan oleh Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi.

    Menurut Nurma, saat pemeriksaan AP sempat menceritakan bahwa pada malam sebelum terjadinya tragedi pembunuhan, ia sempat melakukan makan malam bersama.

    Bahkan, saat itu MAS juga masih bisa bercanda dengan keluarga.

    MAS pun tak memperlihatkan gelagat yang aneh di depan keluarga.

    “Jadi sebelum tidur, mereka makan bareng, lanjut bercanda, ya masih tertawa,” kata Nurma, Selasa (10/12/2024).

    Kepada penyidik, AP mengaku tak menyangka MAS anak semata wayangnya melakukan pembunuhan.

    Namun, setelah melihat rekaman CCTV yang ditunjukkan penyidik kepadanya, AP pun akhirnya bisa menerima kenyataan bahwa MAS memang telah melakukan pembunuhan.

    Dicecar 30 Pertanyaan oleh Penyidik pada Pemeriksaan Pertama

    Polisi telah memeriksa AP yang merupakan saksi kunci dalam peristiwa pembunuhan yang dilakukan anak semata wayangnya.

    Nurma Dewi mengatakan AP dicecar 30 pertanyaan saat menjalani pemeriksaan pada Senin (9/12/2024).

    “Jadi kemarin kita sudah meminta keterangan dari ibu anak yang berkonflik dengan hukum, kemudian pertanyaan-pertanyaan yang jelas berkaitan apa yang terjadi kemarin,” kata Nurma kepada wartawan, Selasa (10/12/2024).

    Meski kondisi fisik dan mental belum pulih sepenuhnya, AP dapat menjawab pertanyaan penyidik dengan lancar.

    “Untuk kondisi belum pulih baik fisik maupun mental. Namun demikian dari ibu sudah bisa memberikan keterangan.”

    “Lanjut dari pertanyaan kita sudah dapat. Kemudian pertanyaan-pertanyaan sudah dijawab dengan lancar,” ujar Kasi Humas.

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)(Kompas.com/I Putu Gede Rama Paramahamsa)

    Baca berita lainnya terkait Bocah Bunuh Ayah dan Nenek di Jakarta.

  • Curhat Ibunda Remaja yang Bunuh Ayah dan Neneknya di Jaksel: Bagaimanapun Dia Itu Tetap Anak Saya – Halaman all

    Curhat Ibunda Remaja yang Bunuh Ayah dan Neneknya di Jaksel: Bagaimanapun Dia Itu Tetap Anak Saya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM,  JAKARTA- AP (40), ibu rumah tangga yang menjadi korban penusukan anaknya MAS (14) telah memaafkan pelaku.

    Dalam kejadian penusukan tersebut, MAS membunuh ayah dan neneknya, APW (40) dan RM (67) pada Sabtu (30/11/2024). Pembunuhan ayah dan nenek itu terjadi di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

    Pernyataan tersebut disampaikan oleh Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi, setelah melakukan pemeriksaan kedua terhadap AP pada Rabu (11/12/2024).

    “Kalau kita mintain keterangan kemarin, ibunya sangat memaafkan,” ujar Nurma saat ditemui di Tebet, Jakarta Selatan, pada Jumat (13/12/2024). 

    Nurma mengatakan AP mengatakan MAS tetaplah anaknya terlepas dari perbuatannya.

    “‘Bagaimanapun ceritanya, dia itu tetap anak saya’, itu yang dikatakan oleh ibunya,” kata Nurma.

    Nurma menambahkan bahwa ucapan maaf yang disampaikan oleh AP kepada MAS juga merupakan upaya untuk meringankan hukuman pelaku.

    Meskipun demikian, AP menyadari bahwa proses hukum terhadap MAS tetap berlanjut meskipun ia telah memberikan permohonan maaf.

    “Iya melindungi betul (ingin keringanan hukuman). Dia sudah minta, bahkan dia menganggap jika (penusukan) itu bukan perbuatan anaknya,” tambah Nurma.

    Psikolog tidak temukan hal mencurigan dari sikap MAS

    Novita Tandry, psikolog yang sempat mendampingi MAS (14) tidak menemukan kejanggalan dalam sikap MAS selama sesi percakapan singkat mereka.

    “Kalau saya melihat, secara fisik dia cukup baik, secara psikologis juga cukup baik. Bicara manner, sopan santun, etikanya ada. Dia menjawab pertanyaan nyambung, logikanya jalan,” ujar Novita saat dihubungi, Senin (9/12/2024).

    Meski demikian, Novita belum dapat menarik kesimpulan pasti mengenai motif di balik tindakan MAS. Ia menegaskan bahwa pemahaman mendalam terhadap kasus ini memerlukan kajian komprehensif, mengingat banyaknya faktor yang mungkin terlibat.

    “Kalau bicara perricide, tindakan pembunuhan anak pada salah satu atau kedua orangtuanya, faktornya kan banyak, kombinasi penyebabnya juga banyak,” jelasnya.

    Prestasi akademik dan tekanan

    Novita mengungkapkan, MAS dikenal cerdas di bidang akademik. Sejak SD hingga SMP, ia konsisten berada di peringkat 10 besar.

    Namun, nilai akademiknya mulai menurun setelah masuk SMA, yang bukan merupakan sekolah impiannya.

    “Yang selama ini sampai SMP selalu masuk 10 besar, tetapi dia tidak diterima di sekolah yang dia mau. Jadi ini mungkin salah satu faktor tekanan,” katanya.

    Novita juga menemukan bahwa MAS memiliki minat di bidang seni, seperti menggambar animasi dan karikatur, yang menunjukkan kecerdasannya.

    Gangguan tidur dan halusinasi

    MAS diketahui memiliki riwayat gangguan tidur dan pernah empat kali berkonsultasi ke psikiater bersama orangtuanya.

    Novita menduga gangguan tidur berkontribusi pada munculnya halusinasi auditori, seperti bisikan yang didengar MAS sebelum melakukan pembunuhan. 

    “Halusinasi auditori atau visual itu bisa terjadi pada saat kita kurang tidur. Dia di sekolah juga suka ketiduran di kelas,” ungkap Novita.

    Saat insiden pembunuhan terjadi, MAS diduga sedang mengalami kesulitan tidur. Menurut Novita, tekanan dari berbagai aspek yang dialami MAS dapat memengaruhi kemampuan berpikir jernih.

    “Pressure seseorang yang terus datang secara bersamaan bisa membuat orang tidak bisa berpikir jernih. Kewarasannya hilang saat itu,” tambahnya.

    Menunggu penyelidikan lebih lanjut

    Novita menekankan pentingnya menunggu hasil penyelidikan resmi, termasuk dari Asosiasi Psikologi Forensik (Apsifor), untuk memahami motif tindakan MAS secara menyeluruh.

    “Kalau menurut saya, pressure dari akademik yang sedang turun, gangguan tidur, dan kurangnya aktivitas fisik saling berkorelasi erat dengan kondisi kesehatan mental,” tutup Novita. (TribunJakarta/Kompas.com)

  • Update Kasus Remaja Bunuh Ayah dan Nenek di Jaksel, Polisi Sudah Mintai Keterangan Psikolog – Halaman all

    Update Kasus Remaja Bunuh Ayah dan Nenek di Jaksel, Polisi Sudah Mintai Keterangan Psikolog – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasus pembunuhan ayah dan nenek berinisial APW (40) dan RM (69) yang dilakukan MAS (14) di Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, masih didalami pihak kepolisian.

    Kasi Humas Polres Jakarta Selatan, AKP Nurma Dewi menyebut, penyidik sudah meminta keterangan psikolog terkait kondisi remaja tersebut.

    Dilansir Warta Kota, hasil pemeriksaan psikolog menunjukkan adanya gangguan mental pada anak.

    Hasilnya pun telah diserahkan kepada Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) untuk dikumpulkan bersama bukti lainnya.

    “Terkait pengakuan dari psikolog, itu masih di penyidik ya, yang jelas penjelasan dari psikolog sudah di penyidik, kemudian hasilnya sudah diserahkan ke Apsifor,” terangnya, Kamis (12/12/2024).

    Ibu pelaku yang selamat dalam kasus penusukan ini, AP (40), juga sudah dilakukan pemeriksaan untuk tambahan bahan keterangan.

    Menurut Nurma, MAS juga sudah menceritakan kronologi kasus ini ketika diperiksa penyidik.

    “Kalau itu sudah bercerita sudah dimintai keterangan. Semua sudah dikumpulkan di penyidik, sudah melengkapi berkas,” jelasnya.

    Diberitakan sebelumnya, AKP Nurma Dewi mengatakan pihaknya akan memanggil seorang psikiater terkait kasus pembunuhan ayah dan nenek.

    Psikiater tersebut sempat memeriksa MAS. Adapun MAS dibawa ke psikiater oleh AP.

    “Kita akan memeriksa psikolog yang memeriksa. Dari salah satu rumah sakit yang ada di Jakarta Selatan,” kata AKP Nurma Dewi, Selasa (10/12/2024).

    Nurma menyebut, pemeriksaan terhadap psikiater rencananya akan dilakukan pada Rabu (11/12/2024) siang.

    “Besok sekitar jam 11.00 WIB,” ujar eks Wakapolsek Pasar Minggu itu.

    AP membawa MAS ke psikiater, jelas Nurma, setelah memperoleh laporan dari guru sekolah tempat anaknya menempuh pendidikan.

    Berdasarkan keterangan pihak sekolah, pelaku sering tertidur di kelas saat jam pelajaran.

    “Ya betul jadi itu berawal dari laporan guru kelas karena suka tidur di kelas anak tersebut.” 

    “Kemudian, oleh karena itu, dari ibu anak tersebut membawa ke psikolog untuk memeriksa. Itu yang terjadi menurut keterangan dari ibu,” ungkap Nurma.

    Akan tetapi, Nurma tak menjelaskan secara detail penyebab MAS sering tertidur di kelas.

    Menurutnya, hal tersebut masih didalami oleh penyidik.

    “Ya itu yang kita gali dan kita tanya. Keterangan dari gurunya karena memang suka tidur di kelas kemudian dilaporkan ke orangtuanya, yaitu ibunya,” ujarnya.

    Selain itu, AP juga mengungkapkan perilaku MAS pada malam sebelum peristiwa penusukan.

    Menurut keterangannya, kala itu sang anak masih bersikap normal.

    Bahkan mereka masih sempat untuk makan malam bersama.

    MAS juga tak menunjukkan gelagat yang aneh. Bahkan sang anak masih bercanda dengan keluarganya.

    “Jadi sebelum tidur, mereka makan bareng, lanjut bercanda, ya masih tertawa,” ujar Nurma.

    AP pun tak menyangka anak semata wayangnya berbuat nekat dengan menusuk suami dan ibunya hingga tewas.

    Namun, setelah diperlihatkan rekaman CCTV oleh penyidik, AP akhirnya menerima kenyataan bahwa MAS yang melakukan pembunuhan.

    “Ya dari keterangan ibunya, ibunya juga tidak menyangka kalau akan terjadi seperti yang kita lihat bersama. Semua (CCTV) sudah kita perlihatkan,” ungkap Nurma.

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul: Dalami Kasus Pembunuhan Ayah dan Nenek di Jaksel, Polisi Periksa Ibu Kandung MAS, Ini Hasilnya.

    (Tribunnews.com/Deni)(WartaKotalive.com/Miftahul Munir)

  • 8
                    
                        Bus Lintas Provinsi Masuk Jurang dan Terbakar di Lampung, 3 Orang Tewas
                        Regional

    8 Bus Lintas Provinsi Masuk Jurang dan Terbakar di Lampung, 3 Orang Tewas Regional

    Bus Lintas Provinsi Masuk Jurang dan Terbakar di Lampung, 3 Orang Tewas
    Tim Redaksi
    LAMPUNG, KOMPAS.com
    – Satu unit bus lintas provinsi masuk jurang dan terbakar di Kabupaten Pesisir Barat,
    Lampung
    . Tiga orang tewas dalam
    kecelakaan
    tersebut.
    Kapolres Pesisir Barat AKBP Alsyahendra mengkonfirmasi peristiwa kecelakaan tersebut yang terjadi pada Rabu (11/12/2024) sekitar pukul 21.00 WIB.
    “Benar, ada kecelakaan
    bus masuk jurang
    di Pekon (desa) Rata Agung. Tiga orang meninggal,” kata Alsyahendra saat dihubungi, Kamis (12/12/2024).
    Korban meninggal dunia adalah sopir bus bernama M Sofyan dan dua penumpang bernama Dedi Aditya, warga Lebak Bulus dan Karta Jaya Sitepu, warga Tambun (Bekasi).
    Dari keterangan yang dihimpun kepolisian, peristiwa ini berawal saat bus yang bermuatan 9 orang itu berangkat dari Bengkulu dengan tujuan Jakarta.
    Saat melintas di jalan yang melalui Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Tebing Batu, Pekon Rata Agung, Kecamatan Lemong, bus Putra Raflesia itu terjun ke jurang sedalam 70 meter.
    Bus Putra Raflesia BD 7089 AU itu lalu terbakar saat mencapai dasar jurang setelah terguling. Enam orang penumpang berhasil menyelamatkan diri.
    “Bus masuk ke dalam jurang sedalam 70 meter dan terbakar di lokasi,” katanya.
    Dia menambahkan, para korban selamat telah dievakuasi ke Puskesmas Lemong. Sedangkan korban meninggal dunia dibawa ke rumah sakit di Pesisir Barat.
    Alsyahendra mengatakan, pihaknya masih melakukan pendalaman untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut.
    “Satlantas Polres Pesisir Barat sudah ke lokasi untuk olah TKP.” kata dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BREAKING NEWS Siswa SMA Negeri Jaksel Diduga Jadi Korban Bullying, Dianiaya Senior di Toilet Sekolah

    BREAKING NEWS Siswa SMA Negeri Jaksel Diduga Jadi Korban Bullying, Dianiaya Senior di Toilet Sekolah

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

    TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU – Siswa SMA Negeri di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan diduga menjadi korban bullying oleh seniornya.

    Korban berinisial ABF yang duduk di kelas 1 SMA dianiaya oleh kakak kelasnya, F, di dalam toilet sekolah. Peristiwa dugaan bullying ini terjadi pada 28 November 2024.

    Keluarga korban telah melaporkan peristiwa tersebut ke Polres Metro Jakarta Selatan pada 4 Desember 2024.

    Laporan keluarga korban teregistrasi dengan nomor LP/B/3769/XII/2024/SPKT/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya.

    “Sudah ada (laporan),” kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi saat dikonfirmasi, Rabu (11/12/2024).

    Nurma menuturkan, dalam waktu dekat penyidik Satreskrim Polres Metro Jakarta Selatan akan meminta keterangan saksi-saksi termasuk pihak pelapor.

    “Kami masih mau memeriksa pelapor,” ujar mantan Wakapolsek Pasar Minggu itu.

    KLIK SELENGKAPNYA : Sosok Orangtua dari Remaja yang Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Jakarta Selatan terkuak. Reza Indragiri Ungkit Relasi Keluarga Jadi Biang Kerok.

    Berdasarkan surat LP yang diterima, korban mulanya dipanggil oleh salah satu teman seangkatannya untuk datang ke toilet di lantai dua sekolah.

    Saat tiba di toilet, korban langsung ditarik oleh F. Mereka terlibat cekcok mulut hingga berujung dugaan penganiayaan terhadap ABF.

    Akibat aksi penganiayaan tersebut, korban menderita luka memar di beberapa bagian tubuhnya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

  • Remaja yang Bunuh Ayah dan Nenek Sempat Bercengkerama dengan Keluarga, Malamnya Lakukan Pembunuhan – Halaman all

    Remaja yang Bunuh Ayah dan Nenek Sempat Bercengkerama dengan Keluarga, Malamnya Lakukan Pembunuhan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi mengungkapkan bahwa remaja berinisial MAS (14) yang membunuh ayah dan neneknya sempat bercengkerama dengan keluarganya sebelum melakukan penusukan.

    Hal ini diketahui setelah penyidik Polres Metro Jakarta Selatan meminta keterangan dari ibu pelaku, AP (40), yang juga menjadi korban penusukan sang anak.

    “Jadi waktu malam kejadian, dari keterangan AP, mereka masih bercanda selayaknya keluarga inti,” kata Nurma, Selasa (10/12/2024), dilansir Kompas.com.

    AP juga mengatakan, putranya masih melakukan kegiatan seperti biasanya bersama dirinya dan sang suami. 

    Oleh karena itu, dia tak menyangka beberapa jam setelahnya, MAS melakukan penusukan terhadap keluarganya sendiri hingga membuat ayah dan nenek tewas.

    “Jadi sebelum tidur, mereka makan bareng, lanjut bercanda, ya masih tertawa. Jadi tidak menyangka akan terjadi hal yang kita lihat bersama,” tambah Nurma.

    Sebelumnya, AP pun sempat tak percaya sang anak membunuh suami dan ibunya. 

    Dia baru percaya usai Polres Metro Jakarta Selatan memperlihatkan bukti CCTV insiden penusukan. 

    “Dari ibunya masih tidak menyangka kejadian itu akan terjadi pada dia dan keluarganya,” ujar Nurma.

    Nurma menyampaikan, MAS ternyata juga sempat dibawa ke psikiater oleh ibunya sebelum melakukan penusukan. 

    Alasan AP membawa MAS ke psikiater karena sang anak kerap tertidur saat mengikuti pelajaran di kelas, setelah menerima laporan dari guru mengenai perilaku putranya di sekolah. 

    Nurma mengatakan, MAS sudah pergi ke psikiater sebanyak empat kali, tapi belum diketahui  secara pasti tujuan MAS ke psikiater itu. 

    Nantinya, psikiater yang sempat memeriksa MAS juga bakal diperiksa oleh polisi untuk menjelaskan kondisi kejiwaan MAS. 

    MAS Akui Dapat Bisikan

    Sebelumnya, berdasarkan informasi awal yang diperoleh polisi, pelaku tega menghabisi nyawa korban setelah mendapat bisikan.

    “Ya, interogasi awalnya dia merasa dia tidak bisa tidur, terus ada hal-hal yang membisiki dia lah, meresahkan dia seperti itu,” kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Gogo Galesung, setelah olah TKP, Sabtu (30/11/2024).

    Gogo kemudian mengatakan, kedua korban diduga dihabisi nyawanya saat sedang tidur.

    Kepada polisi, MAS mengaku, lebih dulu mengambil pisau di dapur ketika ayah dan ibunya sedang tertidur pulas di kamar.

    “Jadi, ini masih kita dalami ya, tapi informasi awal ya, kami dapatkan keterangan dari pelaku, ya ayahnya sedang tidur bersama ibunya, dia turun mengambil pisau.”

    “Dari dapur dia naik lagi ke atas dan melakukan penusukan tersebut,” kata Gogo.

    Saat itu, pelaku lebih dulu menusuk ayahnya, lalu sang ibu berinisial AP (40) yang terbangun juga ikut ditusuk oleh pelaku.

    Dalam kejadian itu, AP berhasil selamat karena tusukan pelaku tidak mengenai bagian tubuh yang mematikan.

    “Ya, jadi ini interogasi awal ya, olah TKP awal ya, dan dikuatkan dengan keterangan dari pelaku.”

    “Dia nusuk ayahnya, ibunya bangun, ibunya juga ditusuk juga, tapi mungkin tidak masuk di tempat yang mematikan, setelah itu ibunya teriak,” ungkap Gogo.

    Korban AP lalu berteriak, sedangkan suaminya lari ke lantai dasar untuk menyelamatkan diri. Mendengar keributan tersebut, sang nenek terbangun dan keluar dari kamar.

    “Ayahnya lari sampai dengan bawah ya, setelah itu neneknya keluar. Diduga neneknya juga ditusuk saat keluar,” ujar Gogo.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, mengatakan pelaku langsung meninggalkan rumah setelah menghabisi nyawa kedua korban.

    “Saksi T (petugas sekuriti) melihat pelaku saat itu awalnya berjalan kaki dengan cepat di Taman Blok A Perumahan Taman Bona Indah,” kata Ade Ary.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Bisikan Gaib di Balik Kasus Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus Jaksel, Pelaku Tak Bisa Tidur

    (Tribunnews.com/Rifqah) (TribunJakarta.com/Annas Furqon) (Kompas.com)

  • Pembunuhan Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Ibu Pelaku Sempat Tidak Percaya Putranya Membunuh – Halaman all

    Pembunuhan Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Ibu Pelaku Sempat Tidak Percaya Putranya Membunuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.,COM, JAKARTA – Kasus remaja berinisial MAS (14) tega membunuh ayahnya, APW (40), dan neneknya, RM (69), terus bergulir.

    Saat ini penyidik Polres Metro Jakarta Selatan meminta keterangan dari ibu pelaku, AP (40), yang juga menjadi korban penusukan sang anak. 

    “Jadi kemarin kita sudah meminta keterangan dari ibu MAS.

    Total ada 30 pertanyaan,” jelas Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi, Selasa (10/12/2024).

    Nurma mengatakan, berdasarkan keterangan ibu pelaku, MAS masih bercengkerama dengan sebelum melakukan penusukan pada Sabtu (30/11/2024) dini hari. 

    “Jadi waktu malam kejadian, dari keterangan AP, mereka masih bercanda selayaknya keluarga inti,” kata Nurma. 

    AP mengaku bahwa putranya masih melakukan kegiatan seperti biasanya bersama dirinya dan sang suami.

    Ia tidak menyangka beberapa jam setelahnya MAS bisa sampai melakukan penusukan terhadap keluarganya sendiri. 

    “Jadi sebelum tidur, mereka makan bareng, lanjut bercanda, ya masih tertawa.

    Jadi tidak menyangka akan terjadi hal yang kita lihat bersama,” tambah Nurma.

     AP sempat tak percaya MAS membunuh suami dan ibunya.

    Ia baru percaya usai Polres Metro Jakarta Selatan memperlihatkan bukti CCTV insiden penusukan. 

    “Dari ibunya masih tidak menyangka kejadian itu akan terjadi pada dia dan keluarganya,” ujar Nurma. 

    Pelaku sering dibawa ke psikiater Nurma menyampaikan, MAS sempat dibawa ke psikiater oleh ibunya sebelum melakukan penusukan. 

    AP membawa MAS ke psikiater karena sang anak kerap tertidur saat mengikuti pelajaran di kelas. 

    Hal ini AP ketahui setelah menerima laporan dari guru mengenai perilaku putranya di sekolah. 

    “Jadi itu berawal dari laporan guru kelas karena (MAS) suka tidur di kelas.

    Kemudian ibu anak tersebut membawa ke psikiater untuk memeriksa itu,” kata Nurma. 

    Diberitakan Seorang anak laki-laki berinisial MAS (14) menikam ayah dan neneknya hingga tewas di Kelurahan Lebak Bulus, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (30/11/2024) dini hari.

    Pelaku juga menikam ibunya, namun berhasil selamat dengan kondisi berlumuran darah.

    Kondisi ibu pelaku saat ini tengah dalam penanganan medis.

     Pelaku diamankan ke Pos Security, dan sekira pukul 02.00 WIB para saksi melaporkan peristiwa dugaan terjadinya pembunuhan ke Polsek Cilandak guna pengusutan lebih lanjut. (TribunJakarta/RR Dewi Kartika)