Truk Tertabrak Kereta Api di Lamongan, Sopir Truk Meninggal Dunia
Tim Redaksi
LAMONGAN, KOMPAS.com
– Insiden tabrakan melibatkan truk dengan kereta api Ambarawa Ekspress (KA 265) terjadi di perlintasan JPL 308a, KM 183+1/2 antara Stasiun Lamongan-Surabaya, di Desa Karanglangit, Lamongan, Jawa Timur.
Diketahui truk tangki dikemudikan oleh Ahmad Ainun Badiuyun, warga Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto.
Truk hendak menyeberang masuk ke desa dari arah utara, namun dari arah timur melaju Kereta Ambarawa Ekspres dan terjadilah tabrakan tersebut.
Benturan keras tersebut tidak hanya membuat kondisi truk rusak berat, namun juga membuat sopir mengalami luka serius di bagian kepala dan perut.
Akibatnya, sopir dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian.
Manager Humas KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif menjelaskan, saat KA Ambarawa Ekspress melintas di lokasi, terjadi tabrakan dengan kendaraan truk.
Akibat kejadian tersebut, KA Ambarawa Ekspres melakukan Berhenti Luar Biasa (BLB) di petak jalan dan dilakukan pemeriksaan sarana oleh petugas.
“Kejadian sekitar pukul 14.18 WIB, telah terjadi temperan antara kendaraan truk dengan kereta api Ambarawa Ekspress (KA 265) relasi Surabaya Pasar Turi-Semarang Poncol,” ujar Luqman, Rabu (18/6/2025).
Menurut Luqman, setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas, ditemukan kerusakan pada lokomotif, kereta penumpang, kereta makan dan kereta pembangkit.
Sehingga dilakukan perbaikan, kendati KA Ambarawa Ekspress telah melanjutkan perjalanan kembali menuju Semarang.
“Akibat kejadian, juga mengakibatkan kelambatan KA Ambarawa Ekspress 44 menit dan KAI Daop 8 Surabaya telah menyiapkan service recovery untuk para penumpang,” terang Luqman.
“KAI Daop 8 Surabaya, memohon maaf atas adanya kelambatan perjalanan KA, akibat adanya temperan,” ucapnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Lamongan
-
/data/photo/2025/06/18/6852c5fb2d9d1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Truk Tertabrak Kereta Api di Lamongan, Sopir Truk Meninggal Dunia Surabaya 18 Juni 2025
-

Truk Tertabrak Kereta di Perlintasan Tanpa Penjaga di Lamongan, Sopir Meninggal
Lamongan (beritajatim.com) – Kecelakaan maut terjadi di perlintasan kereta api tanpa palang dan penjaga di Desa Karanglangit, Kecamatan/Kabupaten Lamongan, Rabu (18/6/2025) sekitar pukul 14.22 WIB. Sebuah truk tangki berisi air tertabrak Kereta Ambarawa Ekspres 265 jurusan Surabaya–Semarang, menewaskan sopir truk di lokasi kejadian.
Truk tangki tersebut dikemudikan oleh Ahmad Ainun Badiuyun, warga Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto. Saat itu, korban hendak menyeberang masuk ke desa dari arah utara. Namun, dari arah timur melaju cepat Kereta Ambarawa Ekspres yang langsung menghantam bagian depan truk.
Benturan keras membuat kondisi truk rusak berat. Kepala truk bahkan terlepas dari rangka dan roda depannya sempat terpental hingga masuk ke sebuah warung yang berada tepat di sisi perlintasan. Sopir mengalami luka serius di bagian kepala dan perut, dan dinyatakan meninggal dunia di tempat. Jenazah korban dievakuasi ke RS Muhammadiyah Lamongan oleh petugas medis.
“Rodanya tadi terlempar ke dalam warung, orang yang ngopi bergegas lari menjauh, jadi tidak ada yang terluka,” kata Rafa, warga yang juga penjaga warung di dekat lokasi kejadian.
Petugas dari Polres Lamongan bersama tim teknis PT KAI langsung melakukan olah tempat kejadian perkara dan tengah menyelidiki penyebab pasti insiden ini. Evaluasi terhadap aspek keselamatan di perlintasan tanpa penjaga juga akan dilakukan.
Peristiwa ini kembali menjadi peringatan akan pentingnya kewaspadaan saat melintasi perlintasan sebidang, terutama yang tidak dilengkapi sistem pengamanan aktif seperti palang dan penjaga. [fak/beq]
-

Pembentukan Koperasi Merah Putih Lamongan Capai 79 Persen, Target Rampung Akhir Juni
Lamongan (beritajatim.com) – Proses pembentukan Koperasi Merah Putih di Kabupaten Lamongan terus menunjukkan progres positif dan saat ini telah mencapai sekitar 79 persen. Dari total 474 desa dan kelurahan di wilayah tersebut, sebanyak 333 telah memiliki badan hukum, sementara sisanya, sebanyak 141 desa atau kelurahan, masih dalam tahap penyelesaian administrasi.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro (Diskopum) Lamongan, Etik Sulistyani, menargetkan seluruh proses pembentukan koperasi ini akan rampung pada akhir Juni 2025.
“Pembentukan Koperasi Merah Putih belum bisa 100 persen karena ada keterlambatan penyerahan berkas dari desa kepada notaris,” kata Etik dalam rapat koordinasi bersama camat dan notaris di Kantor Diskopum Lamongan, Selasa (17/6/2025).
Etik menjelaskan, keterlambatan tersebut disebabkan oleh kendala teknis jaringan server. Hal ini terjadi karena seluruh dokumen dan data pendukung harus diunggah ke sistem nasional.
Selain permasalahan jaringan, menurut Etik, kelengkapan administrasi juga menjadi hambatan dalam proses pembentukan koperasi. Beberapa desa belum melengkapi dokumen seperti NPWP, berita acara musyawarah desa, dan rencana usaha yang merupakan persyaratan mutlak dalam proses legalisasi.
“Musyawarah desa sudah dilaksanakan, namun ada persyaratan yang harus dipenuhi, seperti NPWP, berita acara dan rencana usaha,” ujarnya.
Etik juga menambahkan bahwa Diskopum Lamongan kini mulai memfokuskan diri pada pengembangan gerai sembako. Dalam pertemuan daring dengan kementerian terkait, disebutkan akan ada fasilitasi perizinan untuk distribusi LPG dan pupuk melalui koperasi. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat peran koperasi dalam mendukung sektor pertanian di desa.
“Saya juga ingin meningkatkan dukungan untuk UMKM, mungkin dengan adanya semacam back rate yang bisa dimasukkan ke dalam Koperasi Desa Merah Putih,” ungkap Etik. [fak/beq]
-

Gubernur Jatim dan Pangdam V/Brawijaya Resmikan Kampung Pandu Lamongan
Lamongan (beritajatim.com) – Kampung Pandu (Ketahanan Pangan Terpadu) di Jotosanur, Kabupaten Lamongan, resmi diresmikan oleh Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Senin (16/6/2025).
Inisiatif ini digagas oleh Kodim 0812 Lamongan dan menjadi tonggak penting pengembangan konsep integrated farming yang menyatukan sektor pertanian, peternakan, dan perikanan secara terpadu dan tanpa residu.
Kampung Pandu sebelumnya merupakan arena motorcross. Namun, kini telah bertransformasi menjadi kampung pangan yang mengedepankan prinsip daur ulang dan pemanfaatan sumber daya secara maksimal.
“Dulu tempat ini untuk kejuaran motorcross, kemudian bisa disulap menjadi kampung pangan terpadu. Di sini sudah tidak ada yang tersisa lagi. Limbah kotoran peternakan diolah menjadi pupuk, kemudian sisa hasil pertanian bisa menjadi pakan ternak, semua sudah diolah dan dimanfatkan semua,” kata Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, saat mendampingi peresmian.
Pak Yes, sapaan akrab Bupati Lamongan, menambahkan bahwa di Kampung Pandu juga dikembangkan varietas padi unggul, mulai dari PJM 01 hingga PJM 04. Ia menyebut, kawasan ini bukan sekadar area pertanian, tetapi juga menjadi ruang kolaborasi dan riset bersama Satgas Sego Boran (Sinergi dan Kolaborasi untuk Negeri) untuk mendukung swasembada pangan.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menekankan bahwa Kampung Pandu tidak hanya menjadi model pertanian berkelanjutan, tetapi juga merangkul prinsip ekonomi hijau dan ekonomi biru secara sekaligus.
“Kalau ada siapapun pihak bertanya bagaimana konsep blue economy, tidak jauh-jauh, silakan datang ke Kampung Pandu Lamongan. Betapa Kampung Pandu ini hulu hilir, ekosistemnya terbangun, recyclenya luar biasa,” ucap Khofifah.
Ia mengapresiasi kerja sama antara Kodim 0812 dan Pemkab Lamongan yang dinilai mampu melahirkan teknologi tepat guna sederhana namun berdampak luas. Khofifah berharap inovasi di Kampung Pandu dapat direplikasi di seluruh wilayah Jawa Timur.
Pangdam V/Brawijaya Mayjen TNI Rudy Saladin menekankan bahwa integrated farming tidak harus berada dalam satu lokasi yang sama, tetapi bisa saling melengkapi di lahan berbeda.
“Ini ingin kita buat sistem terpadunya, bukan berarti bersama-sama, di lahan yang sama, tapi kita ingin mensinergikan potensi yang ada, dimanfaatkan satu sama lain. Ini tidak mudah, saya ingin teman-teman yang berperan aktif di sini tidak berhenti berinovasi,” ujarnya.
Pangdam juga menyatakan komitmennya untuk mengembangkan konsep serupa di setiap Komando Resor Militer (Korem) di Jawa Timur dengan luas lahan minimal 10 hektare, sebagai langkah strategis menuju kemandirian pangan nasional.
Dalam kesempatan yang sama, peresmian Kampung Pandu ditutup dengan panen padi varietas PJM 01 pada masa tanam ketiga dan peluncuran Bukit Tidar (Tunas Indonesia Berkibar) sebagai bagian dari program pembinaan masyarakat dan pemberdayaan petani. [fak/suf]
-

Anak di Bawah Umur Ditemukan Luka-Luka dan Tak Sadarkan Diri di Telaga Dapur Lamongan
Lamongan (beritajatim.com) – Warga Lamongan digegerkan dengan temuan seorang anak di bawah umur dalam kondisi luka-luka dan tidak sadarkan diri di area Telaga Dapur, Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan/Kabupaten Lamongan, Senin (16/6/2025) pagi. Korban pertama kali ditemukan oleh warga saat sedang jogging.
Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda M. Hamzaid, menjelaskan bahwa korban ditemukan oleh Ahmad Ausa Toha, warga Jalan Gang Cendrawasih. Saat lari pagi, Toha melihat ceceran darah di sekitar taman Telaga Dapur dan menemukan korban sekitar tujuh meter dari lokasi awal.
“Saat jogging, saksi melihat adanya ceceran darah di sekitar taman. Sekitar tujuh meter dari lokasi itu, ia menemukan seorang pria dalam kondisi terluka dan tidak sadarkan diri,” ujar Hamzaid.
Melihat kondisi korban yang cukup parah, Toha langsung melapor ke Ketua RT dan diteruskan ke pihak Polsek Lamongan. Tak lama, Kapolsek dan anggota langsung menuju lokasi, memanggil ambulans dari RSUD Dr. Soegiri Lamongan, serta melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
“Korban kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis,” tambahnya.
Pihak kepolisian juga telah menghubungi keluarga korban. Namun hingga kini, kondisi korban masih belum stabil dan belum dapat dimintai keterangan. Polisi menunggu kondisi korban membaik guna menggali informasi lebih lanjut mengenai peristiwa yang dialaminya.
“Korban merupakan anak di bawah umur, maka penanganan kasus ini telah dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Lamongan, untuk proses penyelidikan lebih lanjut,” pungkas Hamzaid. [fak/beq]
-

Banjir Plumpang Tak Kunjung Surut, Polres Tuban Buka Jalur Sungai Avur
Tuban (beritajatim.com) – Banjir yang merendam ratusan hektare lahan pertanian di Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, belum menunjukkan tanda-tanda akan surut. Merespons kondisi ini, Kepolisian Resor (Polres) Tuban mengambil langkah taktis dengan membuka jalur aliran Sungai Avur untuk mempercepat surutnya genangan.
Wakapolres Tuban, Kompol Achmad Robial, menyebutkan bahwa banjir terjadi akibat kondisi Sungai Avur yang telah mengalami pendangkalan sehingga tidak mampu menampung debit air berlebih.
“Kami sudah bentuk tim penanganan bencana bersama stakeholder terkait,” kata Kompol Robial, Senin (16/6/2025).
Langkah penanganan terus dilakukan. Salah satunya melalui mediasi bersama Komisi I DPRD Tuban yang dilaksanakan pada Sabtu (14/6/2025) lalu. Hasilnya, disepakati untuk membuka twist dua kali Sungai Avur di Desa Banjar, Kecamatan Widang, yang akan mengalirkan air menuju Dateng Langor, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan, hingga bermuara ke laut.
“Hasil hearing kemarin, hari ini akan dibuka twist 2 kali sungai Avur yang berada di Desa Banjar,” ujarnya.
Untuk mencegah penolakan dari warga sekitar, khususnya yang memanfaatkan Waduk Jabung ring dyke sebagai tambak, Polres Tuban telah menyiagakan personel guna mengamankan proses pembukaan jalur tersebut.
“Kami juga menyiapkan personel untuk mengamankan kegiatan antisipasi adanya penolakan dari warga sekitar yang menggarap lahan waduk,” tegasnya.
Selain pengamanan, koordinasi juga dilakukan dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tuban untuk mengantisipasi dampak banjir terhadap permukiman warga yang terdampak luapan air dari Sungai Avur.
“Kami juga sudah berkoordinasi dengan BPBD untuk mengantisipasi jika ada pemukiman warga yang terdampak,” pungkasnya. [dya/beq]
-

Membaca Dunia, Menulis Masa Depan: Semangat Literasi Perempuan Muda di Kalitengah Lamongan
Lamongan (beritajatim.com) — Semangat literasi kembali digaungkan dalam momentum peringatan Milad Nasyiatul ‘Aisyiyah ke-97/94 tahun yang digelar oleh Pimpinan Cabang Nasyiatul ‘Aisyiyah (PCNA) Kalitengah, Lamongan.
Bertempat di Kalitengah, Minggu 15 Juni 2025, seminar bertajuk Membaca Dunia, Menulis Masa Depan digelar dengan menghadirkan pembicara Aditya Akbar Hakim, penulis lintas negara sekaligus perwakilan dari Gramedia.
Sekitar 50 kader muda perempuan dari berbagai latar belakang turut hadir dalam seminar ini. Kegiatan tersebut dirancang sebagai upaya membangun kesadaran literasi di kalangan perempuan muda, khususnya dalam organisasi Nasyiatul ‘Aisyiyah, agar ke depan mampu melahirkan karya berupa buku yang menjadi jejak sejarah kontribusi mereka.
“Latar belakang mengapa seminar ini diadakan oleh PCNA, tentu saya berharap kita bisa punya minimal satu karya. Apalagi posisi kita selaku perempuan pewaris peradaban dengan memiliki peran sebagai calon kader masa depan. Sebagai ibu di rumah, sebagai kader dan sebagai apa saja sesuai peran kita masing-masing,” tukas Rizki Vera Vernanda, Ketua PCNA Kalitengah saat memberikan sambutan pembuka.
Semangat literasi dalam kegiatan ini bukan semata tentang membaca dan menulis, tetapi juga menyangkut keberanian menafsirkan dunia dan menyuarakan gagasan. Hal ini disampaikan langsung oleh Aditya Akbar dalam paparannya.
“Perempuan itu punya peran dan posisi istimewa, hal ini hanya akan berhasil dicapai ketika perempuan menyadari betul statusnya, apalagi jika mau banyak membaca konteks situasi di sekirar kehidupan, bahkan jika didukung dengan effort kuat untuk menghasilkan karya maka pencapaian derajat istimewa itu bisa tergapai.”
Sebagai tindak lanjut dari seminar, para peserta diarahkan untuk mulai menulis karya tulis yang akan dikumpulkan sesuai deadline yang telah ditentukan panitia. Tema tulisan yang akan diangkat tidak dibatasi, memberi keleluasaan bagi peserta untuk mengekspresikan ide, pengalaman, maupun refleksi mereka terhadap dunia sekitar melalui tulisan.
Melalui kegiatan ini, Nasyiatul ‘Aisyiyah Kalitengah tidak hanya memperingati milad secara seremonial, melainkan turut menyemai bibit generasi penulis perempuan yang visioner, reflektif, dan produktif. Sebuah langkah progresif untuk membumikan literasi sebagai alat perjuangan dan perubahan. [suf]
-
/data/photo/2024/11/08/672cfd8a5722c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Banjir Sungai Avour Tenggelamkan 609 Hektar Lahan, Petani Tuban Minta Pintu Bendungan Dibuka Regional 15 Juni 2025
Banjir Sungai Avour Tenggelamkan 609 Hektar Lahan, Petani Tuban Minta Pintu Bendungan Dibuka
Tim Redaksi
TUBAN, KOMPAS.com –
Ratusan petani di Kecamatan Plumpang dan Widang, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menjerit akibat lahan pertanian mereka tak bisa ditanami.
Hal ini terjadi karena banjir rutin dari luapan sungai Avour, yang tak mampu menampung debit air saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut.
Total ada sekitar 609 hektar lahan pertanian yang gagal tanam.
Padahal, lahan itu seharusnya menjadi bagian dari kontribusi petani terhadap Program Ketahanan Pangan Nasional Presiden Prabowo Subianto.
Penyebab utama banjir disebut karena kondisi sungai Avour yang mengalami pendangkalan dan aliran airnya tersumbat, akibat proyek pembangunan
Waduk Jabung Ring Dyke
yang berada di hilir sungai hingga kini mangkrak.
Puncak keresahan terjadi pada Sabtu (14/6/2025), ketika para petani dari Desa Klotok, Bandungrejo, Plandirejo, Sembungrejo, Kedungrejo, Kedungsoko, Kebomlati, Jatimulyo, Cangkring, dan Plumpang mengadu ke DPRD Kabupaten Tuban.
“Ini banjir yang paling parah dibanding beberapa tahun sebelumnya,” kata seorang petani, Nur Aksan, Sabtu (14/6/2025).
Nur mengatakan, petani kini gelisah karena tak bisa lagi menanami lahannya. Setiap kali hujan deras, air dari Sungai Bengawan Solo meluap dan memperparah banjir.
Para petani mendesak pemerintah segera melakukan
normalisasi Sungai Avour
untuk mencegah kerugian lebih besar.
Mereka juga meminta agar pintu bendungan DAM Inlet Swiss 2 segera dibuka atau dijebol sebagai langkah darurat mengatasi banjir.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Tuban, Tulus Setyo Utomo, menyatakan dukungan terhadap perjuangan para petani.
“Kalau Waduk Jabung Ring Dyke dapat difungsikan sebagaimana mestinya, banjir Kali Avour di Kecamatan Plumpang juga teratasi dan tidak terjadi lagi,” kata Tulus, Minggu (15/6/2025).
Menurut Tulus, solusi jangka panjang untuk mengatasi banjir dan gagal tanam adalah penyelesaian proyek Waduk Jabung Ring Dyke, yang berada di perbatasan Tuban dan Lamongan.
Ia juga mendesak BBWS Bengawan Solo bertindak cepat dan tegas.
Tulus menyoroti pentingnya menyelesaikan persoalan tanggul tambak dan larangan aktivitas penanaman di area proyek waduk seluas 1.400 hektar.
Sementara itu, perwakilan teknis Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Feri, mengatakan pihaknya masih menunggu instruksi terkait permintaan petani untuk membuka pintu DAM Inlet Swiss 2.
“Untuk membuka pintu DAM, kami masih menunggu izin dari pimpinan,” kata Feri.
Terkait percepatan pembangunan Waduk Jabung Ring Dyke, Feri mengakui bahwa proses santunan lahan masih menjadi kendala.
“Dari total 550 bidang, masih ada 57 bidang yang belum terselesaikan santunannya, karena rencana anggarannya masuk tahun 2026 bersamaan dengan kelanjutan pembangunan fisik waduk,” jelasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Polres Lamongan Bagikan Sembako ke Pemulung TPA Tambakrigadung Sambut Hari Bhayangkara ke-79
Lamongan (beritajatim.com) – Menjelang peringatan Hari Bhayangkara ke-79, Polres Lamongan menunjukkan kepedulian sosialnya dengan membagikan puluhan paket sembako kepada para pemulung yang menggantungkan hidupnya di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tambakrigadung, Kecamatan Tikung.
Sebanyak 50 paket sembako disalurkan secara simbolis kepada para pemulung yang tersebar di kawasan tersebut. Aksi ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan sosial dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara tahun 2025 yang mengangkat tema “Semangat Polri untuk Masyarakat”.
Kasat Intelkam Polres Lamongan, Iptu I Nyoman Sukenesa, menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan bentuk nyata kepedulian Polri terhadap masyarakat kurang beruntung, khususnya mereka yang bekerja di sektor informal dan kerap luput dari perhatian.
“Melalui momen Hari Bhayangkara ini, kami ingin berbagi kebahagiaan dan menunjukkan bahwa Polri hadir di tengah masyarakat, tidak hanya dalam bidang keamanan, tetapi juga dalam kegiatan sosial kemanusiaan,” kata Nyoman, Sabtu (14/6/2025).
Selain menyalurkan bantuan, kegiatan ini juga menjadi ajang silaturahmi antara personel Polres Lamongan dan para pemulung. Dalam suasana penuh keakraban, mereka berinteraksi langsung, menunjukkan pendekatan humanis dari jajaran kepolisian.
“Kegiatan berbagi ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi pihak-pihak lain untuk turut serta dalam aksi sosial kemanusiaan, serta memperkuat sinergi antara Polri dan masyarakat, dalam mewujudkan kehidupan sosial yang lebih inklusif dan peduli sesama,” lanjut Nyoman.
Aksi sosial ini pun mendapat sambutan hangat dari para pemulung. Salah satunya, Sugiono, mengungkapkan rasa syukur atas perhatian yang diberikan oleh jajaran kepolisian.
“Terima kasih kepada bapak-bapak dari Polres Lamongan. Bantuan ini sangat membantu kami. Dengan bantuan sembako ini, kami merasa diperhatikan, dan itu membuat kami semangat,” ujarnya. [fak/beq]
-

Hadapi Jemaah Demensia-Kena Tonjok Lansia
Makkah –
Layanan safari wukuf bagi jemaah haji lanjut usia (lansia) dan disabilitas telah selesai. Petugas haji yang melayani jemaah lansia peserta safari wukuf pun berbagi cerita dan pengalaman mereka selama masa persiapan hingga pasca safari wukuf lansia.
Sebagai informasi, ada 477 orang jemaah haji lansia yang menjadi peserta safari wukuf lansia dan disabilitas. Mereka merupakan jemaah haji yang mengalami masalah mobilitas atau keterbatasan gerak hingga kondisi lain yang berpotensi mempersulit wukuf, seperti demensia.
Jemaah lansia tersebut diinapkan di hotel transit sekitar 10 hari. Mereka masuk ke hotel beberapa hari menjelang wukuf dan dipulangkan setelah seluruh jemaah haji menuntaskan prosesi lempar jumrah pada hari tasyrik.
Para lansia ini diinapkan di sejumlah kamar yang berisi tiga hingga lima orang. Mereka dilayani sekitar 100 orang petugas di mana setiap orang petugas bertaggung jawab melayani lima orang jemaah.
Foto: Petugas haji Tony Hartanto dan Yuni Puspita Sari. (Haris/detikcom)
detikcom pernah mengunjungi hotel transit lansia jelang wukuf pada 3 Juni atau dua hari jelang wukuf. Saat itu, sebagian jemaah lansia terlihat hanya bisa duduk atau terbaring. Mayoritas jemaah lansia itu harus menggunakan kursi roda. Ada pula jemaah demensia yang sulit diajak komunikasi dan terus berjalan-jalan di lorong hotel.
Salah seorang petugas safari wukuf, Yuni Puspita Sari, bercerita dia dan kelompoknya kebagian melayani dua jemaah haji lansia yang mengalami demensia. Yuni mengatakan satu jemaah, yang mereka sapa Nenek Rudi, merupakan orang yang sangat aktif dan sering melakukan hal-hal tak terduga.
Tenaga ahli fraksi Gerindra DPR RI ini mengatakan jemaah itu disapa Nenek Rudi karena kerap memanggil orang sebagai ‘Rudi’ yang merupakan anaknya. Yuni menyebut dirinya dan petugas lain sempat menghadirkan orang yang seolah-olah Rudi agar lansia itu tenang.
“Kami ada teman ngaku Rudi. Dia iya-iya aja. Pernah kami video call petugas, tapi itu lampunya dimatikan jadi gelap dia pegang HP kami bilang itu itu Rudi, biar tenang gitu. ‘Ini Rudi’. Oh iya katanya,” ucapnya.
“Aktif banget. Dua kali turun mau kabur,” ucapnya.
Foto: Petugas haji yang melayani jemaah lansia. (Haris/detikcom)
Dia mengatakan ada juga jemaah demensia lain yang dirawat para petugas. Dia mengatakan setiap jemaah punya karakter masing-masing sehingga harus diberi penanganan berbeda.
“Mereka sadar. Tapi nggak sadar yang mereka lakukan,” ucapnya.
Dia juga bercerita ada jemaah lansia yang merupakan hafiz Al-Qur’an dan setiap hari membacakan ayat-ayat untuk menenangkan jemaah lain. Yuni menyebut ada juga jemaah lansia yang kadang bicara dengan bahasa Inggris seolah lagi berpidato.
“Meskipun kami diuji kesabaran. Tapi ya pas melepas mereka ke hotel Makkah ya nangis juga,” ujarnya.
Petugas lainnya, Tony Hartanto, mengatakan dirinya pernah dipukul seorang jemaah lansia penyandang disabilitas netra. Dia mengatakan jemaah asal Lamongan itu sangat mudah marah dan merasa bangunan hotel itu gedung rumah sakit yang dia bangun.
“Kalau ngamuk, pernah itu dia remas punya kita. Kalau dilarang sedikit jangan masuk kamar perempuan dia marah-marah. Kalau didiamin, dia juga ngamuk. Kita ditonjok,” ujar Tony.
Dokter di Rumah Sakit Aisyiyah Kudus ini mengaku sempat heran kenapa jemaah tersebut bisa memukul meski tidak bisa melihat. Dia menyebut jemaah itu sebenarnya pergi dengan pendamping, yakni istrinya, namun dititipkan ke safari wukuf.
Tony mengatakan temannya juga pernah ditonjok oleh jemaah itu. Namun, katanya, jemaah itu mendadak pendiam dan patuh pada petugas saat hari wukuf tiba pada Kamis, 5 Juni atau 9 Zulhijah.
Dia mengatakan jemaah berinisial S itu bersikap tenang selama berihram dan wukuf. Tony mengatakan lansia itu mulai marah-marah lagi saat kain ihramnya diganti usai tahalul awal.
“Dia selama ihram diam. Setelah ihramnya lepas ya muncul lah itu,” ucapnya.
Tony mengatakan jemaah lansia itu akhirnya dipulangkan lebih cepat ke hotel saat nafar awal. Tony mengatakan dirinya sudah menyadari risiko melayani lansia. Dia mengaku tak ingin terbawa perasaan saat dipukul atau dimarahi lansia karena memahami kondisi mereka.
“Saya itu sejak awal ditunjuk jelas di safari wukuf. Saya lihatnya bagian dari misi, ada tugas. Jadi saya tidak pernah bawa perasaan. Mau dihantam ya itu saya nggak libatkan perasaan,” ucapnya.
Tony juga menyebut dirinya harus mengecek rutin kondisi kesehatan jemaah, terutama yang punya sakit bawaan seperti diabetes. Dia juga sempat melarikan jemaah ke rumah sakit karena mengalami henti jantung menjelang pemulangan.
“Pas di jalan kolaps. Itu naik Fortuner. Nadinya hilang. Saya lompat ke belakang.Posisi saya cek nggak ada nadi. Saya lakukan RJP. Saya bilang ke sopiir ayo cepat pak. RJP terus. Sampai Saudi National Hospital. Alhamdulillah langsung ditangani Saudi itu bapak itu awalnya henti jantung balik ke berdetak lagi. Tapi recovery-nya nggak bisa cepat,” ucapnya.
Petugas pembimbing ibadah safari wukuf lansia, Muntolib, mengatakan dirinya dan pembimbing ibadah lain juga harus bekerja ekstra. Dia mengatakan petugas bimbingan ibadah harus menggantikan popok para lansia jelang salat agar tidak ada najis di pakaian yang melekat.
“Diaper itu kita lepas pas salat. Biar nggak terbebani najis. Itu untuk memastikan biar ibadahnya sesuai,” ucapnya.
Kementerian Agama sendiri menginginkan jumlah jemaah haji peserta safari wukuf lansia di masa mendatang. Salah satunya dengan memperkuat istitaah kesehatan jemaah.
“Justru kita ingin kurangi ya karena kita ingin meningkatkan istitaahnya jemaah jadi kalau tahun dari tahun ke tahun safari wukuf semakin bertambah, itu artinya istitaah jemaahnya juga kurang berhasil, kan justru kita ingin mengurangi jumlah safari wukuf,” kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latief.
(haf/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini