kab/kota: Lamongan

  • Pelaku Mutilasi Mojokerto Sulit Diatur, Dimintai KTP Tak Dikasih

    Pelaku Mutilasi Mojokerto Sulit Diatur, Dimintai KTP Tak Dikasih

    Surabaya (beritajatim.com) – Warga Lidah Kulon, Kota Surabaya, dihebohkan dengan kehadiran Tim Inafis Polres Mojokerto, Minggu (07/09/2025) di sebuah kamar kos. Dari informasi yang dihimpun, kedatangan anggota kepolisian dari Mojokerto itu terkait dengan kasus mutilasi dengan potongan tubuh yang ditemukan di wilayah cangar.

    Ketua RT 01 RW 01 Lidah Wetan, Heru Krisbiantoro mengatakan, kedatangan petugas kepolisian itu untuk melakukan olah TKP di kamar Alvi salah satu penghuni. Heru mengatakan, Alvi sudah diamankan terlebih sekitar pukul 00.30 WIB dini hari.

    “Iya sudah diamankan dulu. Kemarin saya diajak. Tapi hanya lihat dari jauh,” kata Heru.

    Alvi ditangkap tanpa perlawanan. Ia lantas dimasukan ke dalam mobil kepolisian Polres Mojokerto untuk diperiksa. Pihak kepolisian juga memberi tanda police line di depan kamar kos Alvi.

    “Kemarin saya dititipi supaya ga ada yang masuk ke kos atau merusak police line,” imbuhnya.

    Rumah orang tua Tiara Angelina Saraswati, yang berada di Made, Kabupaten Lamongan, dalam kondisi sepi dengan pintu tertutup, Minggu (7/9/2025)

    Heru menjelaskan bahwa Alvi sudah tinggal di kamar kos milik Budi itu selama 5 bulan bersama seorang perempuan yang menjadi korban mutilasi. Namun, Heru tidak mengetahui secara pasti hubungan antar Alvi dan korban.

    “Dimintai KTP ga pernah dikasih. Jadi saya ga bisa ngomong apakah itu istri siri atau adiknya. Karena sudah dimintai 3 kali ga dikasih,” jelas Heru.

    Sementara itu, Budi pemilik kos mengatakan, tim inafis juga mengamankan sejumlah tas kresek yang diduga berisi potongan tubuh. Budi hanya mengenal Alvi dari kontak Whatsapp.

    “Ngakunya bakal ditempati dengan keluarga, kontraknya Rp6,5 juta per tahun,” kata Budi.

    Diketahui sebelumnya, masyarakat Mojokertro dihebohkan dengan penemuan potongan kaki di jurang pinggir AMD Sendi, Pacet Selatan, Sabtu (6/9/2025) kemarin.

    Potongan kaki sebelah kiri itu ditemukan di dasar jurang dengan kedalaman sekitar 5 meter dalam kondisi membusuk. Tak jauh dari titik penemuan potongan kaki, juga ditemukan bagian tubuh lain berupa potongan daging dan rambut yang tercecer sekitar 50 meter dari lokasi.

    Penemu pertama, Suliswanto mengatakan, sedang mencari rumput sekitar pukul 10.30 WIB, dia melihat gumpalan daging. Saat bergerak ke arah timur sekitar 1–2 meter, ia kemudian menemukan potongan kaki berupa telapak kaki dari bawah mata kaki dengan kondisi membusuk.

    “Perkiraan kaki orang dewasa, tapi saya tidak tahu itu kaki kanan atau kiri. Setelah melihat potongan kaki, saya langsung melapor ke relawan dan diteruskan ke Polsek Pacet. Awalnya, potongan daging terus ke arah timur ada telapak kaki itu, tidak tahu jenis kelaminnya,” ungkapnya, Sabtu (6/9/2025).

    Ia menambahkan, sekitar satu minggu sebelumnya, dirinya juga sempat menemukan potongan daging kecil-kecil di lokasi yang sama. Namun saat itu ia menduga potongan tersebut berasal dari hewan sehingga saat melihat ia hanya membiarkan saja dan meneruskan pekerjaannya untuk mencari rumput.

    “Sekitar seminggu lalu, saya lewat saat mencari rumput lihat potongan daging kecil-kecil. Saya kira daging hewan. Tapi hari ini ada potongan daging lagi di tangah potongan kaki dan rambut. Setelah melihat potongan kaki itu, saya baru yakin itu manusia. Telapak kaki dari bawah mata kaki,” ujarnya. (ang/but)

  • Korban Mutilasi Pacet Mojokerto Teridentifikasi Warga Lamongan, Rumah Orang Tua Sepi

    Korban Mutilasi Pacet Mojokerto Teridentifikasi Warga Lamongan, Rumah Orang Tua Sepi

    Mojokerto (beritajatim.com) – Identitas korban mutilasi yang potongan tubuhnya ditemukan tercecer di jurang kawasan Pacet, Mojokerto, akhirnya terungkap. Korban diketahui bernama Tiara Angelina Saraswati (25), warga Desa Made, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan.

    Pantauan di lapangan menunjukkan rumah orang tua korban dalam kondisi sepi. Pagar rumah terkunci rapat, pintu tertutup, dan tidak terlihat aktivitas di dalamnya.

    Kepala Desa Made, Eko Widianto, mengaku belum mendapat informasi resmi dari pihak kepolisian. Ia menyebut hanya sebatas mengetahui bahwa salah satu warganya diduga menjadi korban dalam kasus mutilasi tersebut.

    “Yang kami ketahui hanya sebatas informasi awal. Semalam ada petugas yang datang dan bertanya terkait alamat yang bersangkutan, bertanya apakah benar nama yang bersangkutan beralamat di Made,” kata Eko Widianto kepada wartawan, Minggu (7/9/2025).

    Eko menambahkan, pihaknya hanya membantu aparat kepolisian dalam mencocokkan data alamat dan identitas orang tua korban. “Saya juga masih menunggu informasi lebih lanjut dari pak Babinkamtibmas,” ujarnya.

    Ketua RT setempat, Sukirno, juga menyampaikan kondisi rumah orang tua korban yang sudah tertutup sejak subuh. Hingga kini, ia mengaku tidak mengetahui ke mana perginya kedua orang tua korban.

    “Dari pagi tadi, subuh, sudah tertutup seperti ini. Tidak tahu ke mana, karena tidak bilang ke saya,” ujar Sukirno.

    Sukirno juga belum dapat memastikan apakah korban mutilasi tersebut benar warganya. “Baru dengar-dengar kabar saja. Kalau kepastiannya belum tahu,” tuturnya.

    Terkait sosok korban, Sukirno menuturkan bahwa ia kurang mengenal dekat karena Tiara jarang berada di rumah, terutama sejak menempuh pendidikan kuliah hingga bekerja di Surabaya. “Yang saya tahu, anaknya sekarang kerja di Surabaya. Jadi jarang ketemu,” ucapnya.

    Namun, kedua orang tua korban dikenal sebagai pribadi yang ramah dan aktif di masyarakat. Mereka disebut suka ikut bergotong royong dalam berbagai kegiatan warga.

    “Keluarganya baik-baik. Kalau ada kegiatan, pasti ikut. Seperti kemarin kegiatan HUT RI. Setiap hari jualan sempol. Dulu jualan es tebu. Sekarang jualan sempol di depan Masjid Agung,” jelas Sukirno.

    Kasus mutilasi yang menggemparkan Mojokerto ini masih terus dalam penyelidikan aparat kepolisian. [fak/suf]

  • Misteri Mutilasi di Jurang AMD Sendi Mojokerto Terungkap, Polisi Tangkap Terduga Pelaku

    Misteri Mutilasi di Jurang AMD Sendi Mojokerto Terungkap, Polisi Tangkap Terduga Pelaku

    Mojokerto (beritajatim.com) – Penemuan potongan tubuh manusia di jurang pinggir Jalan Turunan AMD Sendi, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, pada Sabtu, 6 September 2025, sempat menggegerkan warga.

    Potongan tubuh tersebut ditemukan dalam kondisi mengenaskan, menambah ketegangan masyarakat setempat yang selama ini tidak pernah membayangkan ada peristiwa seburuk ini.

    Polisi dari Satreskrim Polres Mojokerto, yang segera merespons kejadian tersebut, tidak hanya berhasil mengidentifikasi korban tetapi juga berhasil menangkap terduga pelaku mutilasi yang kejam ini.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun beritajatim.com, korban diketahui bernama Tiara Angelina Saraswati (25), seorang mahasiswi asal Desa Made, Kecamatan Lamongan, Kabupaten Lamongan.

    Selain itu, yang mengejutkan, terduga pelaku yang diduga memiliki hubungan pasangan suami-istri siri dengan korban, berhasil ditangkap di kawasan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri, Kota Surabaya.

    Sumber yang dekat dengan penyelidikan mengungkapkan bahwa korban saat itu tengah hamil, dan peristiwa tragis ini terjadi setelah diduga adanya pertengkaran atau perselisihan yang berujung pada tindakan brutal tersebut.

    Keberhasilan pengungkapan identitas korban dan penangkapan pelaku tak lepas dari kerja keras tim Polres Mojokerto yang dibantu Polda Jatim. Mereka bahkan menerjunkan anjing pelacak K-9 untuk menelusuri jejak-jejak yang tertinggal setelah temuan pertama.

    Proses pencarian mengarah pada penemuan potongan tubuh lainnya, termasuk tangan kanan korban dan potongan daging manusia yang ditemukan tidak jauh dari lokasi pertama.

    Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto, membenarkan bahwa identitas korban telah berhasil diungkap. Namun, untuk informasi lebih lanjut mengenai proses penyidikan dan alasan dibalik tragedi tersebut, pihak kepolisian mengungkapkan akan memberikan keterangan resmi dalam sebuah konferensi pers yang dijadwalkan pada hari Senin, 8 September 2025.

    “Iya benar, besok (Senin 8 September 2025, red) kita rilis ya,” kata AKBP Ihram Kustarto dalam pesan WhatsApp (WA) kepada awak media.

    Dengan temuan ini, masyarakat pun berharap agar pelaku segera dijerat dengan hukuman yang setimpal. Kasus ini juga membuka tabir kelam mengenai hubungan sesama manusia yang terkadang berujung pada tragedi, mengingat identitas pelaku dan korban yang cukup mengejutkan, serta motif yang kemungkinan besar terkait dengan persoalan pribadi. [tin/suf]

  • Fatayat NU Lamongan Dorong Perempuan Jadi Penggerak Ketahanan Sosial

    Fatayat NU Lamongan Dorong Perempuan Jadi Penggerak Ketahanan Sosial

    Lamongan (beritajatim.com) – Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Lamongan menegaskan komitmennya untuk berperan aktif dalam pembangunan sosial, terutama melalui pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

    Hal itu disampaikan Ketua Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Lamongan periode 2025–2030, Dewi Maslahatul Umah, usai resmi dilantik, di GOR Lamongan, Jumat (5/9/2025).

    Menurut Dewi, masa khidmatnya akan difokuskan pada sinergi antara Fatayat dan pemerintah dalam memperkuat fondasi sosial masyarakat.

    Salah satu langkah awal diwujudkan lewat program Lentera Fatayat (Lindungi Perempuan dan Anak dari Kekerasan dan Risiko Perkawinan Anak).

    “Program ini diarahkan untuk menekan praktik perkawinan usia dini sekaligus melindungi perempuan dari berbagai bentuk kekerasan,” kata Dewi.

    Selain itu, Fatayat juga menggagas GARFA (Garda Fatayat NU), sebuah satuan khusus untuk memperkuat kapasitas kader perempuan NU.

    “GARFA difokuskan pada kaderisasi militan, penguatan ideologi, serta pelatihan kepemimpinan dalam berbagai bidang, mulai pengamanan, keprotokolan, kebencanaan, hingga isu sosial,” ujarnya.

    Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, menyebut keberadaan Fatayat NU sebagai mitra strategis Pemkab dalam membangun ketahanan sosial. Menurutnya, kontribusi organisasi perempuan sangat penting dalam mempersempit ketimpangan gender dan menyiapkan generasi berkualitas menuju Indonesia Emas 2045.

    “Fatayat memiliki peran strategis dalam membangun ketahanan nasional. Dimulai dari basis terkecil yakni keluarga, Fatayat berkontribusi besar memperkuat sumber daya manusia,” ujar Yuhronur.

    Sejumlah capaian pembangunan Lamongan menjadi dasar optimisme, seperti indeks pemberdayaan gender yang telah mencapai 73,34, indeks pembangunan manusia (IPM) 75,9, serta angka stunting yang menurun hingga 6,9 persen pada 2024. Angka tersebut menjadi yang terendah dalam lima tahun terakhir. (fak/ted)

  • Pemkab Lamongan Dorong Kader Muhammadiyah Jadi Penggerak Desa

    Pemkab Lamongan Dorong Kader Muhammadiyah Jadi Penggerak Desa

    Lamongan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Lamongan terus mendorong terwujudnya desa tangguh dan berdaya saing, sebagai lokomotif pembangunan daerah.

    Salah satu upaya dilakukan dengan coaching clinic kader penggerak desa majelis pemberdayaan masyarakat dan lingkungan hidup Pimpinan Cabang Muhammadiyah Paciran,di Aula MI Muhammadiyah 4 Blimbing.

    Wakil Bupati Lamongan, Dirham Akbar Aksara, mengungkapkan desa tangguh dan berdaya saing, menjadi kunci pemerataan ekonomi sekaligus upaya nyata pemberantasan kemiskinan. Hal ini juga sejalan dengan arah pembangunan nasional yang digariskan dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto.

    “Semangat membangun dari desa harus terus diterjemahkan dalam kebijakan maupun langkah konkret untuk kemajuan daerah,” ujar Dirham, saat membuka coaching clinic, Jumat (5/9/2025).

    Dirham menyebut, saat ini Pemerintah Kabupaten Lamongan berpartisipasi aktif dalam mendukung dan mengimplentasikan program prioritas naisonal, serta merealisasikan program prioritas pembangunan daerah dengan maksimal.

    Sebanyak 474 koperasi desa merah putih (KDMP) sudah tersebar dan siap beroperasi di seluruh desa dan kelurahan, 38 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) telah beroperasi menyediakan makanan bergizi gratis (MBG), mewujudkan swasembada pangan dengan memenuhi target luas tambah tanam (LTT) nasional yang sudah mencapai 113.424 hektar atau 58,96 persen.

    Tercatat sebanyak 277 desa atau 59,95 persen telah mencapai status desa mandiri dan 185 desa atau 40,05 persan bersatu desa maju.

    “Status bukanlah titik akhir, Pemkab Lamongan terus mendorong desa-desa untuk tidak berhenti berinivasi meningkatkan kualitas layanan, pemberdayaan masyarakat, dan kesejahteraan warganya,” kata Dirham.

    Dirham meminta agar Muhammadiyah terus berkolaborasi bersama Pemkab Lamongan dengan mendistribusikan seluruh kadarnya pada proses rekrutne  pendamping desa. Tentunya dengan bekal keilmuan, semangat pengabdian, serta landasan nilai islam berkemajuan.

    “Saya yakin kader Muhammadiyah mampu menjadi motor penggerak pembangunan desa yang partisipasif, inkkusif, dan berkelanjutan,” pungkasnya. (fak/ted)

  • Kenakan Batik, 181 Eks Jamaah Islamiyah Jatim Mantapkan Transformasi Ideologi

    Kenakan Batik, 181 Eks Jamaah Islamiyah Jatim Mantapkan Transformasi Ideologi

    Surabaya (beritajatim.com)–  181 eks Jamaah Islamiyah (JI) Jawa Timur menjalani pembekalan pemantapan transformasi ideologi, Kamis (4/9/2025) kemarin. Acara ini merupakan bagian dari proses perubahan eks JI usai mengumumkan bubar pada 2024 lalu.

    Pemantapan transformasi ideologi ini merupakan kerjasama antara eks pimpinan JI seperti ustadz Para Wijayanto, ustadz Chairul Anam atau akrab dipanggil Bravo (eks panglima perang JI), ustadz Widi Joko (eks Ketua Bidang HI), dan ustad Joko Priyono (eks Ketua Sasana) bersama Densus 88 Anti teror juga Rumah Wasathiyah.

    Dalam acara ini, 181 eks JI datang dari Bojonegoro, Lamongan, Madura, Gresik, Pasuruan, Jombang, Mojokerto, Kediri, Malang, Blitar dan Tulungagung. Mereka berkumpul untuk berdiskusi hingga muncul kesimpulan untuk setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    Ustadz Para Wijayanto yang merupakan mantan Umar (pimpinan) tertinggi di Jamaah Islamiyah menyampaikan pentingnya transformasi atau perubahan ideologi kepada mantan anggota hingga lapisan paling bawah. Acara seperti ini, mampu memantapkan para anggota untuk tidak kembali ke ideologi yang keliru.

    “Kami mengkaji, berdiskusi dengan para ulama yang ahli dalam keilmuannya. Dari situlah kami menyadari bahwa apa yang dulu kami lakukan itu keliru. Sehingga, hari ini saya sampaikan pentingnya kita menuju Wasathiyah untuk membangun kesadaran baru ideologi sehat dan moderat,” kata Ustadz Para Wijayanto.

    Dalam pemaparan kepada 181 anggota eks JI yang hadir, Ustadz Para Wijayanto menekankan agar tidak ragu dalam bertransformasi. Utamanya, transformasi dari sikap ekstrem menjadi moderat dalam beragama.

    Ia memaparkan berbagai bukti penafsiran dari berbagai sumber ilmiah yang diyakini oleh umat muslim. Dalam analisis yang dilakukan oleh para alim ulama lain bersama rujukan kitab, para pimpinan eks JI tidak menemukan agama Islam merestui kekerasan dan intoleransi.

    “Jadi kita harus bertransformasi. Mulai dari cara berpikir dalam memahami agama, cara berperilaku. Kemudian cara berdakwah atau menyampaikan pikiran,” jelasnya.

    Dalam acara ini, para anggota eks JI diberikan keleluasaan untuk saling berdiskusi, melempar pertanyaan kepada mantan pimpinannya. Namun, setiap pertanyaan yang dilontarkan dapat dijawab dengan lugas.

    Para pimpinan tidak menjawab pertanyaan para eks anggota hanya berdasarkan opini. Tapi, juga dengan studi literasi dari berbagai kitab yang diyakini kebenarannya. Sehingga mampu menjawab sisa keraguan yang selama ini masih dipendam oleh eks anggota JI di Jawa Timur.

    “Kedepan tentu tujuannya agar para anggota eks JI bisa bergabung untuk memperdalam ilmu di organisasi Islam yang sudah diakui pemerintah seperti di Muhammadiyah lalu NU. Dan juga mantap untuk setia kepada NKRI,” tegas Para Wijayanto.

    Dalam acara ini, ratusan eks anggota JI mengenakan pakaian batik dan juga menyanyikan lagu kebangsaan. Mereka sepakat bahwa kedepan kehadiran mereka tidak menyebar ketakutan. Namun harus menjadi manfaat dengan memegang teguh ideologi sehat dan moderat. Sehingga, memilih Wasathiyah (jalan tengah) merupakan win-win solution agar tetap cinta NKRI. [ang/aje]

  • 10 Chromebook Bantuan Pemerintah di SMA Ma’arif Solokuro Lamongan Raib Digondol Maling

    10 Chromebook Bantuan Pemerintah di SMA Ma’arif Solokuro Lamongan Raib Digondol Maling

    Lamongan (beritajatim.com) – Sepuluh unit laptop jenis Chromebook bantuan pemerintah raib digondol maling dari SMA Ma’arif di Desa Bayubang, Kecamatan Solokuro, Lamongan. Aksi pencurian itu pertama kali diketahui dua petugas kebersihan sekolah, Muriyem (45) dan Sutiyam (44), saat hendak membersihkan ruangan pada Selasa (2/9/2025) pagi.

    Keduanya tiba di sekolah sekitar pukul 05.30 WIB dan mendapati ruang kepala sekolah dalam kondisi berantakan. Kardus sepatu berserakan di lantai dan jendela sedikit terbuka. Meski curiga, keduanya tetap melanjutkan pekerjaan lalu mengunci kembali ruangan setelah bersih-bersih.

    Kejadian baru terungkap jelas ketika Kepala Sekolah, Taufiq Ahmadi, datang sekitar pukul 07.30 WIB. Setelah diberitahu Muriyem mengenai kondisi ruangan, ia segera mengecek ruang kepala sekolah. Jendela ditemukan terbuka dengan bekas congkelan, sementara lemari penyimpanan rusak. Dari dalam lemari, 10 unit Chromebook diketahui hilang.

    Kapolsek Solokuro, AKP Asik Samsul Hadi, menyebut polisi bersama tim inavis dan Satreskrim Polres Lamongan langsung melakukan olah TKP. “Dari hasil olah TKP kami mendapati jendela terbuka dan ada bekas cukitan serta lemari dibuka paksa. Kemungkinan pelaku masuk melalui jendela dengan cara membongkar paksa,” ujarnya, Rabu (3/9/2025).

    Akibat kejadian tersebut, pihak sekolah mengalami kerugian sekitar Rp20 juta. Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas dan keberadaan pelaku. “Saat ini pelaku pencurian masih dalam proses penyelidikan,” kata Asik. [fak/beq]

  • Waspada! BMKG Prediksi Gelombang Tinggi di Laut Jawa Timur 2–5 September 2025

    Waspada! BMKG Prediksi Gelombang Tinggi di Laut Jawa Timur 2–5 September 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Maritim Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang tinggi di perairan Jawa Timur. Gelombang diperkirakan terjadi pada 2 hingga 5 September 2025 dengan ketinggian mencapai 4 meter di beberapa wilayah.

    Potensi ini sebagian besar dipicu oleh pola angin dari arah tenggara. Koordinator Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Ady Hermanto, menyampaikan bahwa kecepatan angin di perairan Jawa Timur berkisar antara 5 hingga 35 knot.

    Meski begitu, kondisi cuaca secara umum diprediksi cerah hingga berawan. “Pola angin di wilayah perairan Jawa Timur umumnya bertiup dari tenggara dengan kecepatan 5-35 knot,” kata Ady, Selasa (2/9/2025).

    Wilayah dengan potensi gelombang tinggi terbagi dua kategori. Gelombang setinggi 2,5 hingga 4 meter berpeluang terjadi di Perairan Pacitan dan Perairan Trenggalek. Sementara gelombang 1,25 hingga 2,5 meter berpotensi melanda Perairan Bawean, Masalembo, Tuban, Lamongan, Gresik Utara, Utara Bangkalan, Utara Sampang, Utara Pamekasan, serta Utara dan Selatan Sumenep.

    “Area dengan potensi gelombang 1,25 hingga 2,5 meter mencakup sejumlah wilayah. Di antaranya adalah Perairan Bawean, Perairan Masalembo, Perairan Tuban, Perairan Lamongan, Perairan Gresik Utara, Perairan Utara Bangkalan, Perairan Utara Sampang, Perairan Utara Pamekasan, serta Perairan utara dan selatan Sumenep,” jelasnya.

    Selain itu, potensi gelombang tinggi juga mengancam Perairan Kepulauan Sapudi, Kangean, Sidoarjo, selatan Sampang dan Pamekasan, Situbondo bagian barat dan timur, Pasuruan, Lumajang, Jember, Malang, Banyuwangi, Blitar, Tulungagung, serta Alur Penyeberangan Barat Surabaya (APBS) dan Surabaya-Bangkalan.

    BMKG mengimbau masyarakat yang beraktivitas di laut untuk meningkatkan kewaspadaan. Bagi perahu nelayan, kecepatan angin di atas 15 knot atau gelombang setinggi 1,25 meter menjadi sinyal bahaya. Kapal tongkang perlu waspada pada kecepatan angin 16 knot dengan gelombang 1,5 meter.

    “Untuk saran keselamatan pelayaran, perahu nelayan dapat waspada jika kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1,25 meter. Kemudian kapal tongkang diimbau untuk apabila jika kecepatan angin mencapai 16 knot serta tinggi gelombang 1,5 meter,” tambahnya.

    BMKG juga menekankan kewaspadaan bagi kapal ferry jika kecepatan angin mencapai 21 knot dan gelombang 2,5 meter. Untuk memastikan keamanan, masyarakat diminta terus memantau pembaruan informasi melalui kanal resmi BMKG. [rma/suf]

  • Dari Balik Jeruji, Warga Binaan Lapas Lamongan Panjatkan Doa Kedamaian dan Keutuhan Bangsa Indonesia

    Dari Balik Jeruji, Warga Binaan Lapas Lamongan Panjatkan Doa Kedamaian dan Keutuhan Bangsa Indonesia

    Lamongan (beritajatim.com) – Seluruh elemen Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Lamongan, mulai dari petugas hingga warga binaan, duduk bersama di Masjid Al-Muttaqin Lapas Lamongan, Senin (1/9/2025).

    Mereka memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk keselamatan, kedamaian, dan kesejahteraan bangsa Indonesia, yang belakangan sedang bergejolak.

    Kepala Lapas Kelas IIB Lamongan, Heri Sulistyo, mengatakan doa bersama ini bukan sekadar kegiatan keagamaan, tetapi juga wujud kecintaan terhadap Tanah Air.

    “Sebagai bagian dari warga negara, kami ingin turut serta mendoakan negeri ini agar tetap aman, damai, dan sejahtera. Semoga doa yang dipanjatkan dari dalam Lapas ini menjadi ladang kebaikan bagi kita semua,” ujar Heri Sulistyo.

    Suasana khidmat menyelimuti Masjid Al-Muttaqin. Seluruh peserta larut dalam lantunan doa, menandai tekad bersama untuk menjaga persaudaraan, mempererat persatuan, serta menebarkan kebaikan demi Indonesia yang damai dan sejahtera.

    Selain menjadi bentuk kepedulian terhadap kondisi bangsa, kata Heri, doa bersama ini juga merupakan bagian dari program pembinaan mental dan spiritual bagi warga binaan.

    Heri berharap, melalui pendekatan religius, dapat menumbuhkan semangat perubahan diri, memperkuat nilai-nilai persatuan, dan membentuk karakter yang lebih baik.

    “Dengan hati yang lebih tenang dan penuh harapan, warga binaan diharapkan semakin siap untuk kembali berkontribusi positif di tengah masyarakat setelah masa pidananya berakhir,” ujarnya.

    Lebih lanjut Heri menyampaikan, Lapas Kelas IIB Lamongan terus berkomitmen dalam mewujudkan sistem pemasyarakatan yang humanis, religius, dan berorientasi pada pembinaan.

    “Kegiatan semacam ini menjadi bukti bahwa Lapas bukan hanya tempat menjalani hukuman, tetapi juga ruang pembinaan untuk membentuk insan yang lebih baik,” ucapnya. (fak/ian)

  • Viral Info Hari Rabu Bakal Ada Demo di Tuban Gabungan Bojonegoro dan Lamongan, Polres Pastikan Hoax

    Viral Info Hari Rabu Bakal Ada Demo di Tuban Gabungan Bojonegoro dan Lamongan, Polres Pastikan Hoax

    Tuban (beritajatim.com) – Beredar kabar di sosial media akan ada demo di Kabupaten Tuban gabungan dari Kabupaten Lamongan dan Bojonegoro dengan lokasi di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tuban, Polres Tuban pastikan kabar tersebut hoax.

    Adapun isi sebaran di group Whatsapp yakni bertuliskan “Info dari bapak Babinkamtibmas Kelurahan Latsari, bahwa besok pada hari Rabu, tanggal 3 September 2025 rencana ada demo gabungan dari Kabupaten Lamongan dan Bojonegoro di titik lokasi gedung DPRD TUBAN, untuk itu dimohon kepada mas/mbak beserta keluarganya (ibu dan anak) jangan keluar rumah, DUMP dan atas kerja samanya di sampaikan, terima kasih”.

    Sontak seruan tersebut viral dan jadi perbincangan di sosial media. Mengingat, kondisi saat ini demo merajalela di kota-kota besar lainnya.

    Namun, saat dikonfirmasi Plt. Kasi Humas Polres Tuban, IPTU Siswanto bahwa kabar tersebut dipastikan tidak benar.

    “Hoax mbak,” ujar IPTU Siswanto, Senin (01/09/2025).

    Sementara itu, Bhabinkantibmas Polres Tuban juga turut memberikan informasi di media sosial bahwa sebaran tersebut merupakan info hoax. Sehingga, harapannya Tuban adem ayem.

    Meski begitu, salah seorang warga, Wati (40) asal Tuban mengaku takut jika ada demo seperti di sosial media yang viral sampai membakar gedung-gedung.

    “Semoga tidak jadi demo ya mbak, takut kalau lihat di Tiktok banyak yang dibakar, semoga Tuban adem ayem gak ikut-ikutan,” tutup Wati. [dya/ian]