kab/kota: Lamongan

  • Duta Damai BNPT dan Unisla Perkuat Jejaring Pemuda untuk Kampanye Lawan Radikalisme

    Duta Damai BNPT dan Unisla Perkuat Jejaring Pemuda untuk Kampanye Lawan Radikalisme

    Lamongan (beritajatim-com) – Upaya mencegah penyebaran paham radikalisme di kalangan pemuda terus digalakkan. Duta Damai BNPT Jawa Timur bersama Universitas Islam Lamongan (Unisla) melakukan silaturahim dan audiensi untuk merancang sinergi kampanye damai di kalangan mahasiswa dan pemuda Lamongan.

    Pertemuan yang berlangsung di Ruang Rektorat Unisla tersebut, dihadiri Rektor Unisla Dr. Abdul Ghofur, Wakil Rektor III Dr. Winarto Eka Wahyudi, Ketua Duta Damai Jatim, Ahmad Reza beserta tim, serta perwakilan Bakesbangpol Lamongan.

    Ketua Duta Damai Jatim, Ahmad Reza, menegaskan bahwa generasi muda, perempuan, dan remaja menjadi kelompok paling rentan untuk menjadi target doktrinasi kelompok radikal.

    “Karena itu, kami mendorong kolaborasi dengan kampus-kampus di Lamongan untuk menyebarkan nilai perdamaian melalui media sosial maupun kegiatan edukatif,” ujarnya, Jumat (19/9/2025).

    Reza menyampikan, pergerakan radikalisme saat ini tidak selalu tampak dalam bentuk serangan fisik, seperi serangan bom atau penyerangan secara langsung. Tetapi bisa menyusup lewat aksi-aksi anarkisme yang kerap ditunggangi kepentingan tertentu.

    “Kami ingin membentengi generasi muda agar lebih kreatif, cerdas, dan tidak mudah terpengaruh,” ujarnya.

    Sementara itu, Wakil Rektor III Unisla, Winarto, mengapresiasi inisiatif ini. Ia menyinggung pengalaman kampusnya yang pernah mendapati mahasiswa dan dosen terpapar paham radikal, hingga berurusan dengan aparat.

    “Sehingga untuk kolaborasi program ini kami sangat menyambut sekali, agar bisa terkoneksi dengan kampus kami. Kami menyambut baik niat kolaborasi dengan Duta Damai, kami harapkan kerja sama ini bisa berkelanjutan agar kondusifitas dan keamanan daerah bisa terwujud,” ucapnya

    Antusiasme juga ditunjukkan Rektor Unisla, Abdul Ghofur, yang berkomitmen untuk segera menindaklanjuti kerja sama dengan Duta Damai, untuk membentengi generasi muda, khususnya kalangan mahasiswa dari paparan paham radikal.

    “Sinergi seperti ini penting bagi keberlangsungan generasi muda yang sehat dari pengaruh radikalisme. Kami siap melanjutkan kerja sama ini,” tegasnya.

    Selain Unisla, sebelumnya Duta Damai Jatim juga telah melaukan audiensi dengan perguruan tinggi lain di Lamongan, termasuk Universitas Muhammadiyah Lamongan. [fak/aje]

  • Rentetan Keracunan MBG Dinilai karena Program Tergesa-gesa untuk Capai Jumlah Penerima
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        18 September 2025

    Rentetan Keracunan MBG Dinilai karena Program Tergesa-gesa untuk Capai Jumlah Penerima Yogyakarta 18 September 2025

    Rentetan Keracunan MBG Dinilai karena Program Tergesa-gesa untuk Capai Jumlah Penerima
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Peristiwa dugaan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) kembali terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
    Terbaru, insiden ini dilaporkan terjadi di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, dan di Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat.
    Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi (PSPG) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Sri Raharjo, memberikan pandangannya terkait dugaan keracunan tersebut.
    “Jadi kalau memang kejadian ini sering terjadi di banyak tempat, itu menunjukkan bahwa kesiapan dalam menangani pangan, pengolahannya, sampai penyajian, masih banyak kelemahan di sana-sini,” ujar Prof. Sri Raharjo saat dihubungi Kompas.com, Kamis (18/09/2025).
    Sri Raharjo menjelaskan bahwa evaluasi perlu dilakukan dari berbagai aspek, seperti fasilitas, ruangan, dan peralatan yang digunakan.
    Evaluasi ini berkaitan dengan kebersihan ruangan dan peralatan yang digunakan untuk mengolah makanan.
    “Sepanjang dari sisi kebersihannya, dari sisi peralatannya, ruangan tempat dapur sudah terpisah dari toilet atau pembuangan limbah, saya rasa itu akan lebih menjamin keamanan,” ucapnya.
    Ia juga menekankan pentingnya menjaga higienitas para pekerja yang mengolah makanan.
    “Orangnya juga tidak sedang atau habis sembuh dari sakit menular,” tuturnya.
    Selain itu, Sri Raharjo menyoroti pentingnya memperhatikan jumlah makanan yang harus disediakan oleh satu SPPG, serta alat dan sumber daya manusia yang dimiliki.
    Hal ini berkaitan dengan jeda waktu antara makanan selesai dimasak hingga dikonsumsi.
    “Misalnya, dengan alat yang ada dan SDM yang tersedia, jika harus melayani 3.000 porsi, mereka harus mulai bekerja jam 5 pagi dan baru selesai jam 8 atau 9. Nah, ini kan jeda waktunya panjang,” ungkapnya.
    Sri Raharjo juga menyinggung cara memasak dalam jumlah besar yang berpotensi menyebabkan kematangan tidak merata.
    “Ketika ada bakteri, tidak dapat dilemahkan karena panas yang diterima bahan yang dimasak tidak sama rata,” jelasnya.
    Ia menambahkan bahwa keracunan akibat pangan juga bisa dipengaruhi oleh kondisi kesehatan siswa.
    “Kondisi siswa yang lebih fit tidak akan mengalami gejala keracunan, tetapi bagi teman-temannya yang kurang fit, sedikit saja terpapar bisa sakit,” bebernya.

    Sri mengungkapkan bahwa penyebab dugaan keracunan MBG ini berkaitan dengan penekanan pada jumlah penerima manfaat yang banyak dalam waktu singkat.
    “Kalau disarikan, inti penyebab keracunan ini adalah kita terlalu menargetkan jumlah yang sangat banyak untuk dilayani dalam waktu singkat,” tuturnya.
    Tahun ini, target penerima manfaat MBG mencapai sekitar 80 juta, dengan penambahan 32.000 SPPG.
    “Proses membangunnya juga buru-buru, pengadaan orang-orangnya, melatihnya juga mungkin buru-buru, karena yang lebih diutamakan adalah pokoknya 80 juta harus bisa menerima MBG,” ucapnya.
    Menurut Sri Raharjo, dengan jumlah yang semakin banyak, risiko keracunan pun semakin tinggi.
    “Ketika jumlah pesanannya banyak, catering yang sudah berpengalaman pun jika kapasitasnya hanya 1.000 pack sehari dan dituntut 10 ribu pack, risikonya makin tinggi meskipun sudah berpengalaman,” ujarnya.
    Sri mengingatkan bahwa semua pihak tidak mengharapkan kejadian keracunan MBG terulang.
    Namun, ia menegaskan bahwa jika target tetap berfokus pada penambahan 32 ribu SPPG untuk mencapai 80 juta penerima manfaat, kemungkinan kejadian serupa dapat terjadi kembali.
    “Kita tidak berharap, tetapi pasti akan bisa diminimalkan kalau target itu tidak harus sebanyak itu,” ucapnya.
    “Risiko keamanan pangan atau keracunan semakin tinggi ketika melayani dalam jumlah banyak di luar kapasitas yang wajar,” ucapnya.
    Melayani dalam jumlah besar secara berulang juga meningkatkan risiko, karena potensi human error meningkat seiring berjalannya waktu.
    “Pelayanan tidak hanya sekali, tetapi setiap hari, sekian bulan. 10 hari pertama aman, 50 hari pertama aman, menuju ke 100 hari, orang yang tidak teliti akan membuat kemungkinan error semakin besar,” jelasnya.
    Sri juga menekankan pentingnya setiap SPPG menyimpan satu porsi makanan sebagai sampel.
    “Setiap kali SPPG masak, makanan yang dikirim ke sekolah harus menyimpan satu porsi,” ucapnya.
    Porsi yang disimpan ini berfungsi sebagai bukti jika terjadi keracunan, sehingga dapat digunakan sebagai sampel pembanding.
    Sri mencontohkan praktik ini yang sudah diterapkan di negara-negara seperti Jepang.
    “Di Jepang, menyimpan satu porsi masakan adalah hal yang diwajibkan, dan ada fasilitas untuk menyimpannya,” pungkasnya.
    Kasus keracunan setelah menyantap MBG terjadi hampir setiap hari di berbagai daerah dalam beberapa pekan terakhir.
    Peristiwa paling baru, saat 194 siswa di Garut, Jawa Barat, keracunan setelah memakan MBG. Di hari yang sama, sebanyak 251 siswa di Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, pun mengalami gejala keracunan. 
    Keracunan usai santap MBG juga terjadi di Lamongan, Jawa Timur dan Tual, Maluku. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Taspen Life komitmen hadirkan program untuk kesejahteraan ASN

    Taspen Life komitmen hadirkan program untuk kesejahteraan ASN

    Jakarta (ANTARA) – PT Asuransi Jiwa Taspen (Taspen Life) komitmen menghadirkan program kesejahteraan yang terstruktur bagi aparatur sipil negara (ASN), khususnya pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) untuk masa pensiun yang lebih sejahtera.

    “Taspen Life menegaskan untuk terus hadir sebagai mitra terpercaya dalam mendukung kesejahteraan ASN diseluruh Indonesia serta selalu menjaga komitmennya untuk tetap profesional, memenuhi kewajiban kepada seluruh peserta dan menjunjung tinggi prinsip good corporate governance,” kata Plt. Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Taspen R. Bayu Irawan dalam keterangan diterima di Jakarta, Kamis.

    Bayu menyampaikan pada Kamis hari ini, Taspen Life juga telah menandatangani kesepakatan bersama (MoU) dengan Pemerintah Kabupaten Lamongan dalam memastikan para PPPK memiliki program kesejahteraan yang dapat mendukung terciptanya rasa aman hingga masa pensiun.

    “Kerja sama ini adalah wujud kepedulian Taspen Life dan Pemerintah Kabupaten Lamongan bagi para PPPK yang berjumlah lebih dari 5.000 orang agar memiliki perlindungan dan perencanaan keuangan yang mampu memberikan ketenangan dan kesejahteraan di saat memasuki masa pensiun,” ujarnya.

    Kerja sama ini ditandatangani di Gedung Pemerintah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur dan dilakukan langsung oleh Bupati Lamongan Yuhronur Efendi bersama R. Bayu Irawan.

    Bayu mengharapkan kerja sama tersebut dapat menjadi teladan bagi pemerintah daerah lain untuk bersama-sama menghadirkan program kesejahteraan yang terstruktur bagi ASN, khususnya PPPK untuk bisa menghadirkan perlindungan yang berkesinambungan dan juga perencanaan keuangan untuk masa pensiun yang lebih sejahtera.

    Kegiatan itu sekaligus menjadi bagian dari rangkaian kolaborasi berkelanjutan yang telah dijalankan Taspen Group dengan berbagai pemerintah daerah di Indonesia.

    Sebelumnya untuk area Jawa Timur, Taspen Life telah bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya yang sukses melibatkan lebih dari 6.000 PPPK dalam program kesejahteraan.

    Pewarta: Benardy Ferdiansyah
    Editor: Tasrief Tarmizi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pemkab Lamongan Gandeng Taspen untuk Jaminan Asuransi PPPK

    Pemkab Lamongan Gandeng Taspen untuk Jaminan Asuransi PPPK

    Lamongan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Lamongan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) bersama PT Asuransi Jiwa Taspen (Persero) terkait penyelenggaraan asuransi bagi Aparatur Sipil Negara, khususnya Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

    Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, menegaskan kerja sama ini merupakan langkah strategis untuk menjamin kesejahteraan PPPK, yang selama ini tidak memperoleh jaminan hari tua atau pensiun.

    “Pemkab Lamongan berkomitmen menjamin kesejahteraan ASN, khususnya PPPK. Karena dalam undang-undang, PPPK tidak tertulis mendapatkan jaminan hari tua atau dana pensiun. Sehingga kerja sama ini bertujuan untuk menjamin kesejahteraan PPPK di Lamongan,” ujar Yuhronur usai penandatanganan MoU di Pendopo Lokatantra, Kamis (18/9/2025).

    Bupati yang akrab disapa Pak Yes itu menambahkan, adanya jaminan kesejahteraan dipastikan akan berpengaruh pada peningkatan kualitas kinerja PPPK.

    “Sehingga pelayanan publik akan lebih maksimal,” ucapnya.

    Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Lamongan, Farah Damayanti Zubaidah, menyebutkan hingga saat ini terdapat 6.662 PPPK yang telah menerima SK.

    “Untuk sistem pembayaran asuransi ke PT Asuransi Jiwa Taspen (Persero) akan langsung dipotong dari gaji, sebesar 4,75 persen setiap bulannya,” jelasnya. [fak/beq]

  • Kasus Keracunan Siswa SMA 2 Lamongan, Dapur MBG Jetis Disterilkan dan Distribusi Dihentikan

    Kasus Keracunan Siswa SMA 2 Lamongan, Dapur MBG Jetis Disterilkan dan Distribusi Dihentikan

    Lamongan (beritajatim.com) – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jetis, penyedia makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SMA Negeri 2 Lamongan, mengambil langkah cepat setelah belasan siswa diduga mengalami keracunan. Pengelola SPPG Jetis, Frangky Irawan, memastikan dapur MBG langsung disterilkan begitu kabar keracunan diterima.

    “Terkait permasalahan di SMA Negeri 2 itu, kemarin langsung saya lakukan penindaklanjutan dengan menyeterilkan dapur. Kita mencari tahu sumbernya dulu seperti apa,” kata Frangky, Rabu (18/9/2025).

    Selama proses sterilisasi, pihaknya juga memutuskan untuk menghentikan sementara aktivitas dapur MBG. “Saya sudah bersurat ke pusat, untuk pemberhentian sementara dulu. Uji laboratorium juga sudah saya kirimkan, supaya semua bisa terang,” ujarnya.

    Frangky menilai penyebab keracunan tidak bisa serta-merta dikaitkan dengan makanan MBG. Ia menegaskan, dari 1.200 siswa penerima MBG, hanya 12 yang mengalami gejala keracunan.

    “Kalau semisal itu keracunan (MBG), kan tidak mungkin cuma 12 yang keracunan. Itu sebabnya harus dievaluasi menyeluruh, mulai kondisi siswa, makanan MBG, maupun makanan lain yang dikonsumsi,” jelasnya.

    Meski begitu, Frangky menegaskan pihaknya siap dievaluasi. “Kalau memang kita salah, ya kita siap menerima konsekuensinya. Tapi kalau dari pihak luar yang salah, ya juga harus ikut disalahkan,” tegasnya.

    Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lamongan, Chaidir Annas, menyebut pihaknya telah menurunkan tim untuk memeriksa lingkungan sekolah dan mengambil sampel makanan serta air di SMA Negeri 2 Lamongan. “Kami mencari data perkembangan dari kasus keracunan, dengan memeriksa lingkungan sekolah, sama pengambilan sampel air dan makanan,” katanya.

    Sementara itu, Kepala SMA Negeri 2 Lamongan, Sofyan Hadi, memastikan pendistribusian MBG di sekolahnya diberhentikan sementara sampai hasil uji laboratorium keluar. “Kepada anak-anak diimbau agar menjaga kesehatan masing-masing, misalkan mau makan ya cuci tangan pakai sabun, supaya sehat,” ujarnya.

    Sebelumnya, belasan siswa SMA Negeri 2 Lamongan dilarikan ke Rumah Sakit Islam (RSI) Nasrul Ummah setelah mengalami gejala keracunan. Pihak rumah sakit menyebut penyebabnya diduga berasal dari makanan MBG. [fak/beq]

  • Kejadian Horor saat Rekonstruksi Mutilasi Tiara Lamongan, Pintu Kos 3 Kali Menutup Sendiri

    Kejadian Horor saat Rekonstruksi Mutilasi Tiara Lamongan, Pintu Kos 3 Kali Menutup Sendiri

    GELORA.CO – Polisi menggelar rekonstruksi mutilasi yang dilakukan Alvi Maulana terhadap kekasihnya Tiara Angelina Saraswati (25) warga Lamongan. Pria 24 tahun warga Sumatra Utara itu memperagakan 33 adegan termasuk saat membunuh korban di lantai 2.

    Ada momen horor pada adegan ke delapan saat pelaku melakukan penusukan terhadap korban di lantai 2. Saat adegan tersebut, pintu di lantai 1 tempat Alvi dikunci oleh korban, menutup sendiri dengan keras.

    Suara pintu tersebut membuat petugas yang melakukan penjagaan kaget dan membuka kembali pintu tersebut. Petugas sempat mengira pintu tersebut tertiup angin dari dalam.

    Setelah dibuka kembali oleh petugas, pintu kembali menutup dengan keras. Petugas pun sempat menggerutu bahwa tidak angin, namun pintu menutup dengan keras.

    “Gak onok angin lho padahal. Kok nutup dewe ngene (Tidak angin padahal, kok pintunya nutup sendiri gini),” kata anggota Sat Reskrim Polres Mojokerto tersebut saat rekonstruksi di rumah kos Lidah Wetan, Rabu (17/9/2025).

    Petugas pun kembali membuka pintu tersebut. Namun, beberapa menit kemudian, pintu tersebut kembali menutup dengan keras.

    Petugas yang menjaga lokasi pun kembali keheranan. Di mana, lokasi rumah kos tersebut tertutup oleh bangunan kosong yang berada tepat di depannya.

    “Angin dari mana ini. Padahal gak ada angin. Mbak kita mau mencari keadilan buat mbaknya (Tiara),” kata petugas tersebut sembari kembali membuka pintu.

    Petugas pun kembali membuka pintu tersebut disertai pelaku turun untuk memperagakan adegan mutilasi di kamar mandi yang berada di lantai 1. Pintu tersebut pun tak lagi menutup dan membuat petugas dan wartawan yang hadir keheranan.

    Sebelumnya, dalam reka ulang itu, pria 24 tahun ini memperagakan sebanyak 33 adegan. “Total ada 33 adegan yang diperagakan pelaku. Mulai datang dari menjemput hingga membuang bagian tubuh korban,” kata Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Fauzy Pratama, Rabu (17/9/2025).

    Kasus mutilasi ini sempat menggemparkan Mojokerto dan Surabaya. Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto dalam konferensi pers (8/9/2025) menjelaskan, Alvi membunuh kekasihnya, Tiara Angelina Saraswati (25), warga Desa Made, Lamongan, pada 31 Agustus 2025 dini hari.

    Bermula dari cekcok di kos, pelaku menusuk leher korban hingga tewas, lalu memutilasi jasadnya di kamar mandi. Bagian kepala korban kemudian disembunyikan di belakang lemari, sementara potongan tubuh lainnya dibuang ke kawasan Pacet, Mojokerto.

  • Belasan Siswa Keracunan, Bupati Lamongan Akan Evaluasi Pelaksanaan MBG

    Belasan Siswa Keracunan, Bupati Lamongan Akan Evaluasi Pelaksanaan MBG

    Lamongan (beritajatim.com) – Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, mengatakan pihaknya akan melakukan evaluasi pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), setelah adanya belasan siswa SMA Negeri 2 Lamongan keracunan.

    Yuhronur menyampaikan, langkah terdekat yang akan diambil yakni melakukan kajian mendalam, untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan tersebut.

    “Penyebabnya di mana, kami akan segera mempelajari. Ini juga akan dilakukan uji laboratorium,” kata Yuhronur, saat menjenguk korban keracunan di Rumah Sakit Islam (RSI) Nasrul Ummah Lamongan, Rabu (17/9/2025).

    Bupati yang akrab disapa Pak Yes itu menegaskan, peristiwa ini menjadi pelajaran untuk dan bahan evaluasi, agar ke depan pelaksanaan Program MBG di Lamongan bisa lebih baik lagi.

    “Yang penting bagi kita, ini menjadi pelajaran kita semua. Supaaya seluruh MBG ini bisa lebih baik lagi dan memenuhi segala yang dipersyaratkan,” tuturnya.

    Namun sebelum mengambil langkah lanjutan, Pak Yes kembali menekankan pihaknya terlebih dulu melakukan kajian mendalam, untuk mengetahui secara pasti sumber masalahnya.

    “Karena tidak semua (keracunan). Ini hanya belasan siswa (dari penerima MBG). Dan lagi tidak haya dalam satu kelas, tapi beda-beda kelas, sehingga kita tidak bisa menyimpulkan sekarang,” ucapnya. [fak/suf]

  • Hasil Reka Adegan Terungkap Alvi Memutilasi Korban Selama Dua Jam

    Hasil Reka Adegan Terungkap Alvi Memutilasi Korban Selama Dua Jam

    Surabaya (beritajatim.com) – Rekontruksi atau reka ulang yang dilakukan penyidik Polres Mojokerto mengungkap bagaimana Alvi secara sadis membantai korban Tiara Angelina yang tak lain adalah kekasihnya sendiri. Selama dua jam, tubuh wanita asal Lamongan ini dipotong oleh Alvi.

    Hal tersebut disampaikan Kasat Reskrim Polres Mojokerto AKP Fauzi usai reka adegan di Tempat Kejadian Perkara yakni kelurahan Lidah Wetan, Kecamatan Lakarsantri Surabaya.

    “Kami dari Satreskrim Polres Mojokerto telah melaksanakan rekonstruksi langsung di TKP Kejadian dengan merangkaikan kejadian yang dulu dilakukan oleh pelaku tersangka AM,” ujar AKP Fauzi, Rabu (17/9/2025).

    AKP Fauzi menyebut, total reka adegan yang dilaksanakan ada 37 adegan dimulai dari kedatangan tersangka pulang kembali ke kosan-nya sampai dengan proses dia melakukan perbuatan pembunuhan, proses dia membuang barang bukti di Pacet sampai Alvi kembali dan melakukan proses penghancuran barang bukti di kos-kosan.

    Apakah penyidik menemukan fakta baru dalam rekonstruksi hari ini? AKP Fauzi menyebut rekonstruksi yang dilakukan Alvi merupakan fakta dari proses pemeriksaan yang dilakukan.

    Dari 37 adegan yang dilakukan Alvi, untuk mutilasi yang dilakukan masuk ke adegan sembilan. Alvi melakukannya sekitar pukul 2 dini hari.

    ” Kemudian pelaku melakukan mutilasi itu kurang lebih sekitar 2 jam, 2 jam lebih itu baru dia kumpulkan (potongan) kemudian dia langsung melakukan pembersihan area TKP baru malam harinya dia lakukan pembuangan barang bukti tersebut di Pacet,” ujar AKP Fauzi.

    AKP Fauzi menambahkan, Alvi melakukan pembunuhan terhadap Tiara di lantai dua.

    ” Jadi setelah pelaku memastikan bahwa korban sudah tidak bernyawa langsung pelaku membawa atau bahasanya menyeret ya menyeret daripada tubuh korban dibawa ke lantai bawah langsung dibawa ke kamar mandi. Nanti langsung di sana pelaku melakukan eksekusi (Memutilasi),” ujar AKP Fauzi. [uci/ian]

  • Pihak Rumah Sakit Sebut Penyebab Keracunan Siswa SMA di Lamongan dari MBG

    Pihak Rumah Sakit Sebut Penyebab Keracunan Siswa SMA di Lamongan dari MBG

    Lamongan (beritajatim.com) – Penyebab keracunan yang dialami belasan siswa SMA Negeri 2 Lamongan dipastikan berasal dari MBG (Makan Bergizi Gratis).

    Kepastian tersebut setelah dilakukan observasi terhadap siswa SMA Negeri 2 Lamongan korban keracunan, yang menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Islam (RSI) Nasrul Ummah.

    “Ini ada kasus keracunan makanan program MBG dari SMA Negeri 2 Lamongan,” kata Kepala Humas dan Pemasaran RSI Nasrul Ummah, Irmayanti, Rabu (17/9/2025).

    Irmayanti menyebutkan, jumlah siswa yang dirawat di RSI Nasrul Ummah ada sebanyak 13 pasien. Tapi 4 di antaranya sudah bisa dipulangkan untuk menjalani rawat jalan. “Jadi yang masih ada di sini menjalani observasi 9 orang,” ujarnya.

    Dari 9 pasien yang menjalani observasi tersebut, ada dua pasien yang diindikasi harus menjalani rawat inap, untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. “Masih menunggu tindaklanjut dari pemeriksaan lanjutan,” tuturnya.

    Lebih lanjut Irmayanti menyampaikan, pihak berwenang yang menangani program MBG di Lamongan juga sudah menjenguk pasien di RSI. “Ini juga sudah ada bapak-bapak yang dari pihak MBG, jadi nanti mungkin ada tindak lanjut juga,” ujarnya. [fak/suf]

  • Dua Pemuda Ditangkap Polisi Terkait Kasus Pengeroyokan di Babat Lamongan

    Dua Pemuda Ditangkap Polisi Terkait Kasus Pengeroyokan di Babat Lamongan

    Lamongan (beritajatim.com) – Satreskrim Polres Lamongan berhasil meringkus dua pemuda yang terlibat dalam kasus pengeroyokan di Kecamatan Babat.

    Kedua pemuda yang diamankan yakni DAK (20), warga Kelurahan Kandangan, Kecamatan Benowo, Kota Surabaya, dan APS (24), warga Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan.

    “Kedua terduga pelaku sudah kami amankan di Polres Lamongan, untuk menjalani proses penyidikan lebih lanjut,” kata Kasatreskrim Polres Lamongan AKP Rizky Akbar Kurniadi melalui Kanit 1 Pidum Iptu Sunandar, Rabu (17/9/2025).

    Pengeroyokan itu terjadi di Desa Plaosan, Kecamatan Babat, pada Minggu (7/9/2025) sekitar pukul 18.30 WIB. Saat itu korban bernama AFH (21), warga Kecamatan Babat, berboncengan dengan temannya menggunakan sepeda motor Honda Supra X 125, dalam perjalanan menuju Surabaya untuk bekerja.

    Namun, di tengah perjalanan, korban tiba-tiba dihadang oleh sekelompok pemuda tak dikenal yang diperkirakan berjumlah sekitar 30 orang. Tanpa alasan yang jelas, sekelompok pemuda itu langsung memukuli korban secara bersama-sama menggunakan tangan kosong.

    “Akibatnya, pengeroyokan itu membuat korban mengalami luka robek pada bibir serta hidung mengeluarkan darah,” ujarnya.

    Setelah melakukan pengeroyokan, kelompok pemuda itu langsung melarikan diri ke arah timur. Sementara korban telah mendapatkan penanganan medis.

    “Untuk pelaku lainnya masih dalam pengejaran dan sudah masuk dalam DPO,” ucapnya. [fak/beq]