kab/kota: Labuan Bajo

  • Cegah Kasus Kebakaran Kapal Phinisi di Labuan Bajo, Sektor Industri Kembangkan APAR Non-Konduktif – Halaman all

    Cegah Kasus Kebakaran Kapal Phinisi di Labuan Bajo, Sektor Industri Kembangkan APAR Non-Konduktif – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anda masih ingat kasus terbakarnya kapal wisata Phinisi di perairan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, September 2024 lalu.

    Kapal wisata itu terbakar saat sedang berlabuh di dekat Pelabuhan Marina Waterfront Labuan Bajo dan sedang menjalani perbaikan mesin.

    Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto mengatakan, api awalnya membakar genset lalu memicu asap di bagian belakang kapal.

    Kasus ini tidak menimbulkan korban jiwa tapi membawa kerugian bagi pemilik kapal dan memicu pencemaran.

    Kasus kapal terbakar sebelumya juga pernah terjadi di Labuan Bajo. Untuk mencegah kasus serupa terulang lagi, setiap kapal disarankan memiliki alat pemadam api ringan (APAR) semiotomatis flame accurate termination.

    Chief Executive Officer (CEO) PT Fast, Willy Hadiwijaya mengatakan, sepanjang 2024 pihaknya telah mengembangkan sebuah APAR semi otomatis/thermatic, yang diberi nama Flame Accurate Termination (FLAT) dengan kode produk AF11E.

    “APAR Hartindo AF11E Flat memiliki teknologi Clean Agent yang dengan bisa mendeteksi dan membunuh api di dalam ruangan mesin kapal tanpa meninggalkan residu atau kotoran,” kata Willy dikutip Jumat, 14 Februari 2025.

    Dia menjelaskan, APAR jenis ini bersifat non-konduktif alias tidak merusak sistem kelistrikan mesin pada kapal.

    Ini karena material AF11E memiliki berbagai sertifikasi internasional, dan dipakai secara resmi oleh berbagai instansi negara.

    “Salah satunya digunakan sebagai pemadam sentral pada seluruh Kapal KRI milik TNI AL, dan juga banyak digunakan di panel listrik maupun pembangkit milik PLN,” beber Willy.

    Willy mengatakan, pada 12 Februari 2025, pihaknya datang ke Labuan Bajo atas inisiasi Julio, pengusaha sektor pariwisata Bajo. 

    Keduanya kemudian sepakat menggelar sosialisasi tentang pentingnya fire safety protection yang bertajuk ‘Wisata Bajo Berjaya, Tetap Manyala Tanpa Bahaya’.

    Kegiatan ini juga dihadiri berbagai pemangku kepentingan terkait keselamatan, seperti KSOP, Kapolres, Danlanal, Basarnas serta asosiasi pemilik kapal di Labuan Bajo.

    “Hari sial memang tidak pernah ada di kalender, tapi alangkah baiknya kita meningkatkan kewaspadaan dalam situasi dan kondisi apapun di mana pun,” kata Willy.

    “Dengan hadirnya solusi ini, semoga tingkat musibah kebakaran kapal wisata di Labuan Bajo dapat diredam dan pariwisata Bajo kembali berjaya,” imbuh Willy.(tribunnews/fin)

     

  • KSOP Minta Wisatawan ke Labuan Bajo Waspadai Cuaca Ekstrem hingga Kebakaran Kapal

    KSOP Minta Wisatawan ke Labuan Bajo Waspadai Cuaca Ekstrem hingga Kebakaran Kapal

    Labuan Bajo, Beritasatu.com – Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo memberikan peringatan kepada kapal wisata untuk waspada terhadap kemungkinan cuaca ekstrem berupa gelombang tinggi dan angin kencang.

    Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto menyarankan wisatawan untuk menghindari rute pelayaran di perairan selatan Pulau Padar, Komodo, dan Rinca yang berada dalam wilayah Taman Nasional Komodo (TNK) pada periode 13-15 Februari 2025. 

    “Keselamatan pelayaran adalah tugas bersama, baik instansi pemerintah maupun swasta sebagai mitra. Kolaborasi dan sinergi adalah mutlak. Ketersediaan peralatan keselamatan, pelatihan dan
    kepedulian terhadap keselamatan perlu dijaga keberlangsungannya.” ujar Stephanus dikutip dari Antara, Kamis (13/2/2025).

    Dia mengimbau agar para nakhoda memilih jalur pelayaran yang lebih aman, yaitu melalui perairan utara Pulau Padar, Rinca, dan Komodo di kawasan TNK selama periode tersebut.

    Selain alam, ancaman lain buat wisatawan adalah soal kondisi kapal. Seperti diketahui sudah banyak kapal wisata Labuan Bajo yang mengalami kebakaran. Kejadian ini dinilai cukup mencoreng dunia pariwisata Indonesia.

    Untuk itu dia menekankan pentingnya para pemilik kapal mengetahui fire safety protection. Salah satunya penting bagi setiap kapal memiliki Apar semiotomatis flame accurate termination yang dikembangkan Famindo Alfa Spektrum Teknologi (Fast).

    “Hari sial tidak pernah ada di kalender tetapi alangkah baiknya kita meningkatkan kewaspadaan dalam situasi dan kondisi apa pun di mana pun. Semoga dengan hadirnya solusi ini,  tingkat musibah kebakaran kapal wisata di Labuan Bajo dapat diredam dan pariwisata Labuan Bajo kembali berjaya,” pungkasnya.

  • Penerbangan Singapura-Labuan Bajo picu peningkatan investasi

    Penerbangan Singapura-Labuan Bajo picu peningkatan investasi

    Direktur Destinasi Pariwisata Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Konstant M Nandus. (ANTARA/Gecio Viana)

    BPOLBF: Penerbangan Singapura-Labuan Bajo picu peningkatan investasi
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Selasa, 11 Februari 2025 – 07:42 WIB

    Elshinta.com – Direktur Destinasi Pariwisata Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Konstant M Nandus mengatakan penambahan penerbangan internasional rute Singapura-Labuan Bajo semakin memicu peningkatan investasi di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. 

    “Kalau misalnya wisatawan asing masuk bisa dipastikan arus investasi ke depan akan berkembang dan ini juga menjadi perhatian pusat untuk infrastruktur, suprastruktur dan lainnya di sini,” kata Konstant saat dihubungi di Labuan Bajo, Senin. 

    Bandar Udara (Bandara) Internasional Komodo Labuan Bajo kembali menambah rute internasional yang dilayani maskapai penerbangan Jetstar Airways dengan rute Singapura-Labuan Bajo-Singapura. Penerbangan langsung ini akan dilakukan pada 20 Maret 2025 mendatang. 

    Konstant mengatakan penambahan rute penerbangan internasional itu juga akan meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara ke destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) Labuan Bajo dan sekitarnya. 

    Selain itu, peningkatan kunjungan akan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) bagi pemerintah daerah maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP). 

    “Ini pasti berkah, bahwa segmen wisata di sini adalah pasar asing, bisa saja ketika di musim low session, bisa jadi di sini tidak terlalu kosong, karena ada wisatawan lokal dan asing,” katanya. 

    Ia menilai kesiapan destinasi wisata di Labuan Bajo sudah cukup baik, terlebih Balai Taman Nasional Komodo (TNK) yang telah memperkenalkan aplikasi Siora yang mempermudah wisatawan. 

    “Sekarang TNK sudah menggunakan aplikasi Siora, kedepan kita tidak bisa elak lagi kemajuan teknologi mengharuskan kita menggunakan teknologi itu karena memberikan kemudahan kepada wisatawan, orang bisa saja pesan tiket masuk begitu masuk ke Labuan Bajo begitu mau terbang dari Singapura atau Amerika dia sudah bisa pesan tiket, kemudahan ini yang dicari,” katanya. 

    Ia juga meminta masyarakat di daerah itu untuk menjaga lingkungan sekaligus menjaga kebersihan guna meningkatkan kualitas destinasi maupun Labuan Bajo sebagai daerah wisata. Kesadaran akan pentingnya kebersihan perlu ditingkatkan kepada seluruh lapisan masyarakat dan ditanamkan sejak dini kepada masyarakat di daerah itu. 

    “Kalau kita bicara tidak hanya sampah pada hilir, tapi jarang kita bicara di hulu, di titik hulu yang dimaksudkan ini bagaimana memberikan kesadaran kepada orang bahwa sampah tidak bagus, maka sebetulnya diperlukan gerakan besar yang melibatkan sekian banyak orang dan stakeholder untuk melakukan gerakan kesadaran mulai dari TK hingga SMA,” katanya. 

    Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat mencatat jumlah kunjungan wisatawan sepanjang tahun 2024 mencapai 411.349 orang. Jumlah wisatawan ini terdiri atas wisatawan nusantara sebanyak 181.586 orang dan wisatawan mancanegara sebanyak 229.763 orang. 

    Sebelumnya, Bandar Udara (Bandara) Internasional Komodo Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali menambah rute internasional yang dilayani maskapai penerbangan Jetstar Airways dengan rute Singapura-Labuan Bajo-Singapura.

    “Penerbangan langsung pada 20 Maret 2025,” kata kata Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo Labuan Bajo Ceppy Triono dihubungi di Labuan Bajo. 

    Bandara Internasional Komodo Labuan Bajo pada tahun 2024 lalu telah melayani rute internasional dengan Rute Kuala Lumpur-Labuan Bajo-Kuala Lumpur oleh maskapai penerbangan AirAsia.

    Ia menjelaskan maskapai Jetstar Asia Airways itu melakukan penerbangan internasional sebanyak dua kali dalam seminggu.

    “Rencananya rute Singapura-Labuan Bajo-Singapura, dua kali dalam seminggu yakni di hari Kamis dan Minggu,” ujarnya.

    Sumber : Antara

  • Mulai 9 Februari Ini, KSOP Izinkan Kapal Wisata Berlayar ke Pulau Padar dan Komodo

    Mulai 9 Februari Ini, KSOP Izinkan Kapal Wisata Berlayar ke Pulau Padar dan Komodo

    LABUAN BAJO – Kapal wisata telah diizinkan untuk berlayar ke Pink Beach Pulau Padar dan Pulau Komodo di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini disampaikan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo.

    “Tanggal 9 Februari 2025 kapal wisata dapat melakukan pelayaran kembali,” kata Kepala KSOP Kelas III Labuan Bajo Stephanus Risdiyanto dihubungi di Labuan Bajo, dilansir dari ANTARA, Sabtu, 8 Februari.

    Ia menambahkan kapal wisata diizinkan berlayar karena adanya penurunan potensi siklon tropis di sisi laut selatan berdasarkan pembaharuan prakiraan cuaca BMKG melalui https://peta-maritim.bmka.go.id/ofs/.

    Sebelumnya, pembatasan pelayaran ke destinasi wisata itu diberlakukan selama delapan hari sejak 1-8 Februari 2025 karena cuaca buruk.

    Namun demikian, ia menegaskan para pemilik kapal dan nakhoda kapal untuk tetap menghindari rute pelayaran melalui perairan bagian selatan Pulau Komodo dan bagian selatan Pulau Padar. Penegasan ini telah disampaikan dalam Notice to Mariners /NtM atau pemberitahuan kepada nakhoda kapal pada 7 Februari 2025.

    “Ini harus diperhatikan,” ujarnya.

    Ia juga mengimbau pemilik kapal dan para nakhoda agar meningkatkan kewaspadaan saat angin kencang dan gelombang tinggi.

    Lebih lanjut, ia mengingatkan nakhoda kapal untuk memastikan kelaikan kapal dan berlindung apabila cuaca buruk, baru melanjutkan pelayaran kembali setelah cuaca normal.

    “Berkoordinasi dengan KSOP dan Basarnas jika terjadi keadaan kedaruratan,” ujarnya.

    Ia juga menjelaskan pihaknya akan menerbitkan surat persetujuan berlayar (SPB) kembali apabila cuaca semakin membaik atau melakukan penundaan keberangkatan kapal (SPB) jika cuaca semakin memburuk.

  • Berapa Biaya Ubah Girik ke SHM dan Berapa Lama Prosesnya?

    Berapa Biaya Ubah Girik ke SHM dan Berapa Lama Prosesnya?

    PIKIRAN RAKYAT – Mengubah status tanah dari girik menjadi Sertifikat Hak Milik (SHM) adalah langkah yang sangat penting untuk memberikan kepastian hukum atas kepemilikan tanah Anda.

    Namun, banyak yang bertanya-tanya, berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk proses ini?

    Biaya Mengubah Girik Menjadi SHM

    Biaya yang dibutuhkan untuk mengubah girik menjadi SHM tidak bersifat tetap dan dapat bervariasi tergantung pada beberapa faktor, seperti:

    – Semakin luas tanah, maka biaya yang diperlukan juga semakin besar.

    – Lokasi tanah juga mempengaruhi besaran biaya, terutama untuk tanah yang berada di daerah perkotaan.

    – Jika terdapat masalah atau sengketa terkait tanah tersebut, maka biaya yang dibutuhkan akan lebih tinggi.

    Namun secara umum, biaya mengubah status tanah girik menjadi SHM adalah Rp50.000 per bidang tanah. Biaya ini berlaku untuk mengubah status HGB menjadi SHM.

    Biaya ini sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah 128 Tahun 2015 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak di Kementerian ATR/BPN.

    Komponen Biaya

    Secara umum, biaya yang harus dikeluarkan meliputi:

    1. Biaya Pendaftaran: Biaya ini sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah dan relatif tetap.

    2. Tarif Ukur: Biaya untuk pengukuran tanah oleh petugas BPN.

    3. Tarif Panitia Penilai: Biaya untuk penilaian harga tanah.

    4. Biaya Transportasi, Konsumsi, dan Akomodasi (TKA): Biaya yang dikeluarkan petugas untuk melakukan pengukuran dan penilaian tanah.

    5. Biaya Sertifikasi: Biaya untuk pembuatan sertifikat.

    Ilustrasi sertifikat hak milik. Labuan Bajo Terkini/Marianus Susanto Edison

    Faktor yang Mempengaruhi Biaya

    Selain faktor-faktor di atas, beberapa hal lain yang dapat mempengaruhi besaran biaya adalah:

    – Setiap kantor pertanahan memiliki tarif yang berbeda-beda.

    – Jika Anda menggunakan jasa notaris, maka akan ada biaya tambahan untuk pembuatan akta.

    Tips Menghemat Biaya

    – Bandingkan tarif yang ditawarkan oleh beberapa kantor pertanahan sebelum memutuskan.

    – Beberapa pemerintah daerah menawarkan program bantuan biaya untuk pendaftaran tanah.

    – Jika Anda memiliki waktu dan pengetahuan yang cukup, Anda bisa mengurus proses pendaftaran tanah sendiri tanpa menggunakan jasa notaris.

    Proses Ubah Girik ke SHM

    Proses mengubah status tanah girik menjadi Sertifikat Hak Milik (SHM) biasanya memakan waktu sekitar 6 bulan. Proses ini dimulai dari pengajuan permohonan hingga sertifikat ditandatangani oleh pihak berwenang.

    Berikut ini adalah beberapa tahapan dalam proses mengubah status tanah girik menjadi SHM:

    – Mengumumkan data yuridis permohonan hak tanah di kantor kelurahan dan BPN selama 60 hari.

    – Menunggu jika ada pihak yang menyatakan keberatan terhadap permohonan hak tanah.

    – Jika tidak ada keberatan, Kepala Kantor Pertanahan menerbitkan Surat Keputusan (SK) tentang pemberian hak atas tanah.

    – Membayar Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

    – Mendaftarkan SK Hak atas Penerbitan Sertifikat.

    – Mengambil sertifikat di kantor BPN.

    Proses mengubah status tanah girik menjadi SHM harus dilakukan agar posisi pemilik tanah jelas dan kuat di mata hukum.

    Penting untuk diingat, sebaiknya konsultasikan dengan notaris atau konsultan properti untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat.

    Jangan mudah percaya pada calo yang menawarkan jasa pengurusan sertifikat tanah dengan biaya yang tidak wajar.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • 5 Kegiatan Seru di Desa Wisata Liang Ndara

    5 Kegiatan Seru di Desa Wisata Liang Ndara

    Liputan6.com, NTT – Desa Wisata Liang Ndara berada di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Tak hanya menawarkan wisata alam, desa wisata ini juga menjadi destinasi wisata budaya karena letaknya yang cukup strategis.

    Saat berkunjung ke sini, wisatawan dapat melihat indahnya pesona Labuan Bajo dan kawasan Taman Nasional Komodo. Adapun wisata budaya yang wajib dikulik berupa tarian caci, tarian tetek alu, tarian ndundundake, serta tarian budaya manggarai lainnya.

    Mengutip dari indonesia.travel, berikut lima kegiatan seru yang bisa dilakukan di Desa Wisata Liang Ndara:

    1. Disambut tetua adat

    Sebelum merasakan berbagai keseruan di Desa Wisata Liang Ndara, wisatawan yang baru sampai di sini akan disambut oleh tetua adat atau para sesepuh desa. Ini merupakan tradisi yang bertujuan agar wisatawan merasa nyaman saat berlibur ke Liang Ndara.

    Sambutan ini juga memberikan kedekatan secara emosional antara wisatawan dengan warga lokal. Biasanya, prosesi sambutan ini berupa iringan tari dan musik daerah. Wisatawan juga akan disuguhi dengan minuman tradisional khas Desa Wisata Liang Ndara yang bernama pau tua sebagai simbol kekeluargaan. 

    2. Melihat ikon atraksi tari caci

    Terkait wisata budayanya, salah satu ikon atraksi yang wajib dilihat adalah tari caci. Tarian unik dan autentik ini merupakan tarian budaya khas Manggarai Barat.

    Tari caci masuk dalam kategori tari perang. Penarinya adalah sepasang laki-laki dengan aksesori berupa cambuk dan perisai yang terbuat dari kulit kerbau. Tak hanya sebagai hiburan, tarian ini juga menjadi cerminan sikap ksatria yang dipegang teguh masyarakat setempat.  

    3. Mencoba permainan daerah rungkuk alu

    Masyarakat di Liang Ndara memiliki permainan daerah yang unik, yakni rungkuk alu. Permainan ini dimainkan dengan hanya bermodalkan bambu panjang yang diketuk sesuai irama.

    Umumnya, rungkuk alu dimainkan oleh enam orang. Selain sebagai hiburan, permainan ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. 

     

  • Misteri Jasad Perempuan Tanpa Busana di Pulau Komodo

    Misteri Jasad Perempuan Tanpa Busana di Pulau Komodo

    Liputan6.com, Jakarta – Jasad seorang perempuan tanpa identitas ditemukan di tepi Pantai Long Pink Beach Pulau Padar, Kawasan Taman Nasional Komodo, Kamis (6/2/2025).

    Jasad perempuan yang belum teridentifikasi ini ditemukan tak berbusana alias tanpa pakaian. Jasad itu hanya mengenakan bra berwarna merah, dengan posisi menghadap ke langit, serta kaki dan tangan terlentang.

    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere Fatur Rahman mengatakan, setelah menerima laporan pihaknya bersama tim gabungan langsung ke lokasi.

    Menggunakan RIB Pos SAR Manggarai Barat, tim gabungan kemudian mengevakuasi jasad perempuan tanpa identitas itu ke rumah sakit Siloam Labuan Bajo, untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

    “Sudah dievakuasi ke rumah sakit,” ujarnya.

    Kapolres Manggarai Barat, AKBP Christian Kadang menjelaskan, hingga saat ini pihaknya belum menemukan petunjuk terkait indentitas korban, dan masih menyelidiki penyebab kematiannya.

    “Penyebab kematian masih kami selidiki. Kami juga belum menerima laporan orang hilang. Oleh karena itu, kami mengimbau masyarakat, termasuk pihak hotel agar segera melapor jika ada tamu atau kerabat yang hilang,” tandasnya.

     

    Viral Aksi Maling Telanjang Bulat Nyolong Ayam Terekam Kamera CCTV

  • Cara Polisi Ungkap Identitas Mayat Perempuan Korban Banjir di Bima yang Terapung di Perairan Labuan Bajo
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Februari 2025

    Cara Polisi Ungkap Identitas Mayat Perempuan Korban Banjir di Bima yang Terapung di Perairan Labuan Bajo Regional 6 Februari 2025

    Cara Polisi Ungkap Identitas Mayat Perempuan Korban Banjir di Bima yang Terapung di Perairan Labuan Bajo
    Tim Redaksi
    LABUAN BAJO, KOMPAS.com
    – Polres Manggarai Barat berhasil mengidentifikasi
    mayat perempuan
    yang ditemukan mengapung di Perairan
    Pulau Padar
    , Labuan Bajo, NTT pada Kamis (6/2/2025) pagi.
    Korban diketahui bernama Juliani (32), yang berasal dari Sangia, Kelurahan Sangia, Kecamatan Sape, Bima, NTB.
    “Kurang dari 24 jam, kami berhasil mengungkap identitas jenazah yang ditemukan nelayan di Perairan Long Beach, Pulau Padar, Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK).”
    “Jenazah tersebut diketahui bernama Juliani (32),” ujar Kasat Reskrim Polres Manggarai Barat, AKP Lufthi Darmawan Aditya, dalam keterangan yang diberikan. 
    Proses identifikasi dilakukan Tim Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) Satreskrim Polres Manggarai Barat.
    Tim melakukan pemotretan jasad dari empat arah berbeda dan close up, serta perekaman sidik jari.
    “Hasilnya, identitas jasad terapung itu dapat diungkap,” tambah Lufthi.
    Ia menyebutkan bahwa proses pengungkapan identitas terbilang sulit karena kondisi jenazah yang sudah mulai membusuk.
    “Namun, setelah dilakukan pencocokan hasil pencarian sidik jari dengan menggunakan metode asam cuka, akhirnya terungkap identitas dari jasad tersebut,” ujarnya.
    Metode asam cuka digunakan untuk mengembalikan garis papiler pada jari yang kulit luarnya sudah terkelupas akibat pembusukan.
    “Dari sepuluh jari tangan bagian kiri dan kanan, hanya jempol tangan kiri saja yang timbul garis papiler, sedangkan jari tangan lainnya tidak timbul garis tersebut,” tambahnya.
    Pengungkapan identitas juga dilakukan dengan mencocokkan semua data identitas, termasuk sidik jari pada e-KTP, yang dinyatakan identik dengan Juliani (32).
    “Kami juga mencocokkan data sidik jari yang ada di kepolisian dan e-KTP untuk memastikan identitas dari jenazah tersebut,” kata Lufthi.
    Pihak keluarga dari jenazah telah dihubungi untuk memastikan identitas dan melakukan pengecekan fisik.
    “Keluarga korban sudah memastikan bahwa jenazah tersebut merupakan kerabatnya,” bebernya.
    Berdasarkan informasi dari pihak keluarga, Juliani diduga hanyut akibat
    banjir bandang
    yang melanda Kecamatan Wera dan Kecamatan Ambalawi, Bima, NTB pada Minggu (2/2).
    “Jenazah ini diduga salah satu korban dari bencana banjir bandang di Bima yang hanyut sampai ke Perairan Manggarai Barat,” ungkapnya.
    Saat ini, jasad Juliani (32) masih dititipkan di RSUD Pratama Komodo, Labuan Bajo.
    Rencananya, jasad tersebut akan dibawa menuju Bima, NTB, untuk dimakamkan.
    “Besok pagi, jenazah akan dibawa menuju kampung halamannya menggunakan speed boat dan didampingi oleh pihak keluarga,” imbuh AKP Lufthi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BPOLBF: Daya tarik Desa Warloka Pesisir potensial dukung Labuan Bajo

    BPOLBF: Daya tarik Desa Warloka Pesisir potensial dukung Labuan Bajo

    selain menikmati keindahan alam Desa Warloka Pesisir juga memiliki pasar barter, dimana pengunjung dapat menyaksikan tradisi lokal masyarakat setempat di pasar tradisional yang menerapkan sistem barter atau kegiatan menukar barang dengan barang sebag

    Labuan Bajo (ANTARA) – Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Frans Teguh mengatakan daya tarik wisata di Desa Warloka Pesisir dinilai sangat potensial menopang dan mendukung pertumbuhan pariwisata di destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) Labuan Bajo.

    “Keberadaan Desa Warloka ini melengkapi daya tarik wisata Labuan Bajo yang ada di darat, sehingga selain berkunjung ke Taman Nasional Komodo dan menjelajahi pulau, wisatawan jadi punya alternatif destinasi yang bisa dikunjungi di darat,” katanya dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Rabu malam.

    Ia menambahkan wilayah pesisir Labuan Bajo merupakan salah salah satu daya tarik yang dapat dinikmati wisatawan, terutama aktivitas masyarakat pesisir dengan budaya kesehariannya. Salah satunya adalah Desa Warloka Pesisir. Desa ini terletak di pesisir Teluk Warloka, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

    Ia menjelaskan destinasi wisata di Desa Warloka Pesisir juga berpotensi meningkatkan ekonomi lokal melalui peluang usaha bagi masyarakat yang ada di Desa Warloka dan memperkuat pertumbuhan pariwisata Labuan Bajo yang berkelanjutan.

    Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Warloka Pesisir Irfan Bin Sulaiman mengatakan terdapat berbagai aktivitas yang bisa dilakukan para pengunjung saat bertandang ke itu seperti menikmati pesona alamnya hingga melakukan aktivitas seperti berkemah.

    Para pengunjung dapat menjelajahi hutan mangrove dan menikmati keindahan Bukit Kenangan, yang menyajikan panorama laut biru dengan hamparan pulau-pulau kecil dan dari Bukit Kenangan, pengunjung juga dapat melakukan camping dengan pemandangan sunset dan sunrise yang menakjubkan.

    “Selain itu, tersedia anjungan bagi wisatawan untuk menikmati keindahan Selat Molo serta lanskap Warloka Pesisir dan dari Bukit Warloka, pengunjung juga dapat melihat pemandangan Pulau Rinca yang terkenal sebagai habitat Komodo,” katanya.

    Lebih lanjut, Irfan menjelaskan bahwa selain menikmati keindahan alam Desa Warloka Pesisir juga memiliki pasar barter, dimana pengunjung dapat menyaksikan tradisi lokal masyarakat setempat di pasar tradisional yang menerapkan sistem barter atau kegiatan menukar barang dengan barang sebagai sistem transaksinya.

    Pasar barter itu, kata dia, dibuka setiap hari Selasa pukul 06.00 Wita hingga pukul 08.00 Wita. Desa Warloka Pesisir juga memiliki hasil UMKM dari warga berupa sambal khas yang dipadukan dengan olahan hasil tangkapan nelayan lokal, seperti sambal ikan asap, abon ikan buaya atau ikan gabus, serta cumi asap.

    “Selain itu, terdapat pula budidaya kepiting di Desa Warloka Pesisir,” ujarnya.

    Daya tarik lainnya di Desa Warloka Pesisir adalah adalah Situs Batu Meja yang merupakan peninggalan megalitik yang dipercaya sebagai pintu masuk nenek moyang orang Manggarai ke daratan Flores, serta menjadi bagian penting dari warisan budaya setempat.

    Berdasarkan catatan Pokdarwis Desa Warloka Pesisir, sejak Desember 2024 hingga Januari 2025, tercatat sebanyak 2.000 orang yang mengunjungi Desa Warloka Pesisir. Beberapa spot yang dikunjungi seperti Bukit Kenangan, Hutan Manggrove, dan Anjungan Selfie.

    Pewarta: Gecio Viana
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pemkab Mabar NTT dorong desa wisata jadi alternatif wisata Labuan Bajo

    Pemkab Mabar NTT dorong desa wisata jadi alternatif wisata Labuan Bajo

    Labuan Bajo (ANTARA) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT) mendorong sejumlah desa wisata menjadi alternatif wisata bagi wisatawan mancanegara dan domestik yang berkunjung ke destinasi super prioritas (DSP) Labuan Bajo.

    “Wisata di Labuan Bajo tidak hanya atraksi alam di kawasan Taman Nasional Komodo (TNK), tapi ada desa wisata yang tidak kalah atraktif dengan keindahan alam, budaya dan kulinernya,” kata Kepala Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan (Disparekrafbud) Manggarai Barat Stefanus Jemsifori di Labuan Bajo, Rabu.

    Ia menambahkan beberapa desa wisata di Labuan Bajo telah siap menerima kunjungan wisatawan seperti Desa Wisata Wae Lolos yang dikenal sebagai desa seribu air terjun, serta Desa Wisata Siru memiliki agrowisata Ngalor Kalo, yaitu pariwisata berbasis pertanian.

    Kemudian daerah tujuan wisata (DTW) Pantai Mberenang di Desa Watu Tiri, Kecamatan Lembor Selatan yang telah diluncurkan Pemkab Manggarai Barat pada akhir bulan Januari 2025.

    “Yang lebih dekat bisa menikmati atraksi budaya di Kaper Desa Golo Bilas atau Desa Wisata Liang Ndara di Kecamatan Mbeliling,” ujarnya.

    Selama ini, lanjut dia, wisatawan yang berkunjung ke Labuan Bajo menikmati destinasi wisata di beberapa desa seperti destinasi wisata Gua Rangko dan wisata kayak di Desa Wisata Tanjung Boleng, Air Terjun Cunca Wulang di Desa Cunca Wulang dan Bukit Porong di Desa Coal.

    Sementara itu, destinasi wisata di luar kawasan TNK yang dikelola Disparekrafbud Manggarai Barat di Labuan Bajo, lokasi yang dapat dikunjungi wisatawan santara lain Gua Batu Cermin, Pulau Kelor, Puncak Waringin, Cunca Wulang, Gua Rangko dan Ekowisata Ngalor Kalo.

    “Kami harapkan desa wisata ini semakin dikenal sehingga berdampak pada perekonomian masyarakat desa,” katanya.

    Pewarta: Gecio Viana
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025