kab/kota: Kwitang

  • Kembali Memanas, Massa Serang Brimob dari Dua Sisi Jalan dan Pakai Motor

    Kembali Memanas, Massa Serang Brimob dari Dua Sisi Jalan dan Pakai Motor

    GELORA.CO – Massa yang menyerang Markas Komando (Mako) Brimob Kwitang, dilakukan melalui dua sisi Jalan Arief Rachman Hakim dari arah kolong Fly Over Senan, Jakarta Pusat, Sabtu malam, 30 Agustus 2025.

    Pantauan RMOL di lokasi, massa terus melakukan tindakan provokatif kepada barikade Brimob yang bertiga, di depan Mako Brimob.

    Provokasi yang dilakukan dalam bentuk menyampaikan makian tak pantas kepada Polisi, sembari mengarahkan petasan kembang api ke arah barikade.

    Selain itu, juga nampak massa yang berusaha merangsek masuk ke barikade menggunakan kendaraan bermotor roda dua.

    Massa yang menggunakan motor, menyalakan lampu jarak jauh, dan menggeber-geber motornya sehingga suara knalpot menjadi sangat nyariin berbunyi.

    Upaya provokasi itu sempat tak dihiraukan barikade Brimob. Tetapi, ketika massa aksi yang menggunakan motor memaksa terus maju ke arah barikade, akhirnya tembakan gas air mata harus diambil Brimob.

    Meskipun massa sempat ditekuk mundur, tetapi upaya perlawanan terus dilakukan dalam waktu beberapa menit setelah kepulan asap gas air mata mulai menghilang. 

  • Kapolri Sebut Aksi Demo Cenderung Berubah Anarkis, Prabowo Minta TNI/Polri Ambil Langkah Tegas

    Kapolri Sebut Aksi Demo Cenderung Berubah Anarkis, Prabowo Minta TNI/Polri Ambil Langkah Tegas

    Bisnis.com, JAKARTA — Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melihat eskalasi unjuk rasa yang terjadi di berbagai daerah selama dua hari kemarin cenderung mengarah kepada tindakan anarkis.

    Semula, dia menyebut bahwa aksi unjuk rasa yang berlangsung di beberapa wilayah cenderung tidak sesuai dengan aturan yang ada dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 terkait kemerdekaan menyampaikan pendapat di muka umum.

    Dia tak menampik bahwa penyampaian pendapat memang hak setiap warga negara dan itu dilindungi Undang-Undang, tetapi tentu ada syarat-syarat yang perlu diperhatikan seperti memperhatikan kepentingan umum, mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan menjaga persatuan serta kesatuan bangsa.

    “Kalau kita melihat eskalasi yang terjadi dua hari ini kecenderungannya terjadi tindakan anarkis di beberapa wilayah,” katanya dalam konferensi pers di Kopi Koneng, Babakan madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Sabtu (30/8/2025).

    Adapun, penilaiannya ini dia jabarkan dengan terlihatnya pembakaran gedung, fasilitas umum (fasum), penyerangan terhadap markas-markas, dan tindakan lainnya yang menurutnya tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta cenderung mengarah kepada peristiwa pidana.

    “Oleh karena itu, tadi Bapak Presiden memerintahkan kepada saya dan Panglima khusus terkait dengan tindakan yang bersifat anarkis, kami Panglima dan Kapolri, TNI dan Polri diminta untuk mengambil langkah tegas sesuai dengan ketentuan dan undang-undang yang berlaku,” tegas dia.

    Listyo berharap bahwa masyarakat bisa menjadi lebih tenang dan tidak gelisah ataupun ketakutan karena TNI dan Polri berjanji akan segera mengambil langkah di lapangan untuk segera memulihkan situasi keamanan.

    “Tentunya kita berharap kami juga mendapatkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat, tokoh-tokoh nasional, elemen bangsa semuanya untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan di tengah situasi yang ada,” pungkasnya.

    Sebelumnya, aksi unjuk rasa selama dua hari yang dimaksud Listyo adalah pada Kamis (28/8/2025) dan Jumat (29/8/2025). Adapun, pada Jumat kemarin merupakan aksi lanjutan dari demonstrasi pembatalan kenaikan tunjangan DPR hingga mengecam aksi kekerasan polisi yang memakan korban jiwa.

    Aksi demonstrasi pada Kamis (28/8/2025) memakan korban jiwa yaitu driver ojek online (ojol) Affan Kurniawan yang dilindas mobil rantis Barakuda milik Brimob di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

    Gugurnya Affan memantik emosi masyarakat luas. Aksi demonstrasi pun berlangsung di sejumlah titik di Jakarta dan berbagai daerah lain di Indonesia seperti Bandung, Solo, hingga Surabaya. Di Jakarta sendiri, demonstrasi berlangsung di sejumlah titik. Mulai dari Brimob Kwitang, Polda Metro Jaya, dan Gedung DPR/MPR.

  • Media Asing Soroti Kerusuhan Demo Gaji DPR, Teringat Tragedi 1998

    Media Asing Soroti Kerusuhan Demo Gaji DPR, Teringat Tragedi 1998

    Bisnis.com, JAKARTA – Media asing menyoroti aksi unjuk rasa pada Jumat (29/8/2025) yang memicu kerusuhan di berbagai titik di Jakarta, serta sejumlah daerah lain di Indonesia.

    Aksi ini dipicu insiden tragis sehari sebelumnya yang menewaskan seorang pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan, setelah terlindas kendaraan taktis (Rantis) Barakuda milik Brimob.

    Media asing asal New York misalnya, menyebut bahwa kerusuhan tersebut ibaratkan tragedi kerusuhan yang terjadi pada 1998 silam. Media asing menuliskan bahwa para pengunjuk rasa berbaris menuju markas Brigade Mobil (Brimob) Polri di Kwitang, pada Jumat (29/8) dan beberapa di antaranya mencoba menyerbu kompleks tersebut. 

    Di sisi lain, media asal Paman Sam itu menyoroti demonstran lainnya merusak rambu-rambu lalu lintas dan infrastruktur lainnya, menyebabkan lalu lintas di area tersebut macet total. Demonstran juga menyerang truk polisi dan mobil patroli, serta merusak beberapa kantor pemerintah dalam kerusuhan yang kemudian memicu penjarahan dan pembakaran kendaraan oleh massa.

    “Toko-toko dan mal di dekat lokasi protes dan Pecinan Glodok di Jakarta tutup lebih awal karena masalah keamanan karena penduduk masih dihantui oleh kerusuhan Mei 1998 ketika kekerasan rasial terhadap orang Indonesia Tionghoa pecah di Indonesia selama protes keras yang menyebabkan jatuhnya Soeharto,” demikian tulis laporan media asing asal New York, Sabtu (30/8/2025).

    Tak hanya itu, bentrokan antara pengunjuk rasa dan polisi antihuru-hara juga terjadi di kota-kota lain di Tanah Air, termasuk Surabaya, Solo, Yogyakarta, Medan, Makassar, Manado, Bandung, dan Manokwari di wilayah paling timur Papua.

    Media asing lainnya, Bloomberg, juga menyoroti respons Presiden RI Prabowo Subianto menyikapi aksi demonstrasi tersebut. Prabowo mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan percaya terhadap pemerintahan yang dia pimpin.

    Bloomberg menyebut, ini merupakan ujian terbesar bagi kepresidenan Prabowo Subianto dan telah meresahkan investor. Nilai tukar rupiah dan saham Indonesia melemah pada perdagangan Jumat (29/8). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ambles 1,53% ke level 7.830, sedangkan rupiah melemah 0,90% ke Rp16.499,5 per dolar AS. 

    “Masa jabatan presiden diwarnai oleh periode-periode kerusuhan sejak dia menjabat pada bulan Oktober 2024, karena Prabowo kesulitan memenuhi janji-janji besarnya untuk memperbaiki kehidupan rakyat Indonesia,” tulis laporan Bloomberg.

  • Perintah Presiden, Kapolri: Polisi Siap Tindak Tegas Massa Demo Anarkis

    Perintah Presiden, Kapolri: Polisi Siap Tindak Tegas Massa Demo Anarkis

    Bisnis.com, JAKARTA — Kapolri Listyo Sigit Prabowo menegaskan pihaknya siap menindak tegas para demonstran yang bertindak anarkis.

    Hal itu diungkapkannya ketika ditanya mengenai aksi demonstrasi yang meluas hingga ke Mako Brimob Kelapa Dua, Kota Depok, Jawa Barat pada Sabtu (30/8/2025) pagi, dan juga peluang berlanjutnya aksi massa dalam beberapa hari ke depan.

    Kapolri mengatakan, pihaknya bakal mengambil langkah tegas jika massa berlaku anarkis. Hal ini sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto dan mengacu pada Undang-Undang yang berlaku.

    Listyo menjelaskan, pihaknya akan mengambil langkah sesuai dengan ketentuan dan aturan Undang-Undang yang berlaku. Menurutnya, Polri melakukan pemulihan, mulai dari pengamanan Mako, sampai juga mengambil langkah-langkah terhadap tindakan-tindakan anarkis di lapangan.

    “Yang tentunya ini berdampak terhadap masyarakat umum, terganggunya kepentingan masyarakat, dan juga menimbulkan kecemasan dan ketakutan,” ucap Listyo dalam konferensi pers di Kabupaten Bogor, Sabtu (30/8/2025).

    Dia pun menegaskan bahwa Prabowo memerintahkan Panglima TNI dan Kapolri segera mengambil langkah di lapangan. 

    Seperti diketahui, massa mulai mendatangi Mako Brimob Kelapa Dua, Depok pada Sabtu pagi. Massa datang secara bergelombang dan memenuhi pintu utama Mako Brimob Depok.

    Namun, aparat berhasil menghalau massa tersebut hingga membubarkan diri. Gas air mata pun ditembakkan di kerumunan massa tersebut.

    Aksi tersebut tak lepas dari aksi serupa di Mako Brimob Kwitang, Jakarta, Jumat (29/8/2025) malam. Unjuk rasa di depan Mako Brimob Kwitang disebabkan tewasnya pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan yang dilindas dengan mobil taktis Brimob pada Kamis (28/8/2025) malam.

    Kendaraan tersebut dikejar massa hingga berakhir di Mako Brimob Kwitang. Massa telah berdemo sejak Kamis dini hari hingga saat ini.

  • Puan dan Pramono Melayat ke Rumah Duka Affan Kurnianwan

    Puan dan Pramono Melayat ke Rumah Duka Affan Kurnianwan

    Jakarta

    Ketua DPR RI, Puan Maharani dan Gubernur Jakarta, Pramono Anung melayat ke rumah duka Affan Kurniawan. Affan adalah pengemudi ojek online (ojol) yang tewas dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob.

    Pantauan detikcom di lokasi Sabtu (30/8/2025) Pramono dan Pramono tiba di rumah duka Affan berada di kawasan Dukuh Atas, Jakarta pukul 14.20 WIB.

    Keduannya terlihat mengenakan pakaian bernuansa hitam lengkap. Mereka berjalan di gang kecil menuju ke rumah keluarga Affan.

    Puan dan Pram tak mengatakan apapun saat tiba. Mereka hanya melempar senyum kepada awak media dan warga sekitar.

    Rombongan Puan dan Pramono diterima langsung oleh keluarga Affan. Di dalam rumah mereka bertemu dengan ibu, ayah, adik dan kakak dari mendiang Affan.

    Foto: Pramono Anung melayat ke rumah duka Affan Kurniawan (Rumondang Naibaho/detikcom)

    Tak lama, Puan dan Pramono hanya lima menit di dalam rumah Affan. Selepas itu mereka langsung keluar dan berganti dengan pelayat lainnya.

    Saat keluar mata Puan terlihat merah seperti baru menangis. Dia juga tampak mengusapkan air matanya sambil berjalan meninggalkan rumah Affan.

    Sebelum Puan dan Pramono, Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno dan politisi PDIP lainnya Adian Napitupulu dan Once Mekel telah tiba lebih awal melayat ke rumah Affan.

    Diketahui, sebelumnya Pramono telah melayat ke rumah duka Affan pada (29/8/2025) kemarin. Pramono tiba sekitar pukul 06.55 WIB dan langsung menyalami ayah Affan yang sedang membaca doa di samping jenazah almarhum.

    Pramono tampak menguatkan keluarga Affan yang ditinggalkan. Tak lama Pramono juga menitikan air mata saat nenek almarhum tiba.

    Sebagai informasi, Affan tewas usai dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, pada Kamis (28/8) malam. Rantis Brimob itu awalnya menabrak Affan.

    Mobil sempat berhenti sejenak, lalu melaju lagi sambil melindas Affan yang sudah tergeletak di jalan. Massa dari pengemudi ojol dan warga langsung mendatangi Mako Brimob Kwitang, Jakarta Pusat (Jakpus).

    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun menyampaikan permohonan maaf ke keluarga korban dan berjanji mengusut kasus secara transparan. Ada tujuh anggota Brimob yang diamankan buntut peristiwa tersebut.

    Presiden Prabowo Subianto juga menyatakan kecewa terhadap tindakan personel Brimob yang menyebabkan Affan tewas. Dia meminta kasus ini diusut tuntas dan pelaku diberi hukuman sekeras-kerasnya.

    Terbaru, Propam Polri menyatakan tujuh Brimob yang ada di dalam rantis saat melindas Affan terbukti melanggar kode etik. Mereka ditahan atau ditempatkan khusus (dipatsus).

    Halaman 2 dari 3

    (ond/isa)

  • 16 halte Transjakarta alami kerusakan dan vandalisme pascademo

    16 halte Transjakarta alami kerusakan dan vandalisme pascademo

    Jakarta (ANTARA) – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mengatakan terdapat 16 halte yang dirusak dan mengalami vandalisme selama berlangsungnya demonstrasi di Jakarta pada Jumat (29/8).

    “Terdapat 16 halte yang dirusak dan mengalami vandalisme,” kata Kepala Departemen Humas dan CSR Transjakarta Ayu Wardhani kepada wartawan di Jakarta, Sabtu.

    Dia merinci 16 halte tersebut, yakni Halte Bendungan Hilir, Halte Kwitang, Halte Kampung Melayu, Halte Kramat Sentiong, Halte Bidara Cina, Halte Cililitan, Halte Semanggi, Halte Petamburan, dan Halte Widya Candra Telkomsel.

    Lalu, Halte Jatinegara, Halte Kejaksaan Agung, Halte Matraman Baru, Halte Pemuda Pramuka, Halte Masjid Agung, Halte Non BRT Gelora Bung Karno 1, dan Halte Non BRT Polda Metro Jaya 1.

    Selain itu, Transjakarta juga mencatat enam halte yang dibakar oknum tak bertanggung jawab saat aksi unjuk rasa di Jakarta.

    Keenam halte itu, yakni Halte Polda Metro Jaya, Halte Senen Toyota Rangga, Halte Sentral Senen, Halte Senayan Bank DKI, Halte Gerbang Pemuda, dan Halte Bundaran Senayan.

    Dengan demikian, seluruh informasi layanan Transjakarta akan diperbaharui di aplikasi TJ: Transjakarta dan sosial media Transjakarta.

    Pihaknya pun mengajak masyarakat untuk bersama-sama saling menjaga fasilitas publik sehingga manfaatnya bisa terus dirasakan oleh banyak orang.

    Sementara itu, Transjakarta melaporkan saat ini Koridor 11 Pulo Gebang-Kampung Melayu dan Mikrotrans sudah kembali beroperasi pascademonstrasi yang terjadi pada Jumat (29/8).

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pasukan TNI duduk di jalan sambil dengar aspirasi demonstran Kwitang

    Pasukan TNI duduk di jalan sambil dengar aspirasi demonstran Kwitang

    Jakarta (ANTARA) – Pasukan TNI dari tiga matra yakni Marinir TNI AL, Korpasgat TNI AU dan Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad) duduk bersama dengan demonstran sambil mendengarkan aspirasi massa di Jalan Kramat Kwitang, Jakarta Pusat, Sabtu.

    Dari pantauan Antara di lokasi, terlihat perwakilan dari Marinir dan Korpasgat berdialog dengan salah satu perwakilan massa.

    Dalam dialog tersebut, massa meminta beberapa temannya yang sudah ditahan di dalam Mako Brimob Kwitang untuk dibebaskan.

    Prajurit yang mewakili Korps Marinir dan Korpasgat pun mendengarkan aspirasi salah satu demonstran itu dengan seksama.

    Tidak hanya adegan saling duduk bersama dan mendengarkan aspirasi, beberapa kali TNI dan para demonstran juga sempat saling bergurau dan bertegur sapa.

    Hingga saat ini proses dialog antara demonstran dan personel TNI masing berlangsung.

    Sebelumnya, Pangkostrad Letjen TNI Mohammad Fadjar sempat mendatangi lokasi untuk mendengarkan tuntutan massa.

    Hal tersebut dilakukan Fadjar di sela sela kunjungannya ke Mako Brimob untuk memeriksa kondisi keamanan usai jadi sasaran aksi masa dua hari berturut-turut.

    “Mereka cuma minta kawannya dibebaskan, tapi sudah kita bebaskan,” kata Fadjar kepada awak media di depan Mako Brimob Kwitang.

    Fadjar pun tidak menjelaskan secara rinci berapa orang dari massa itu yang ditahan, berapa yang dibebaskan dan di mana para demonstran itu sebelumnya ditahan.

    Untuk diketahui, aksi demonstrasi ini buntut dari tewasnya seorang pengemudi ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan karena ditabrak kendaraan taktis (rantis) milik Brimob.

    Peristiwa ini terjadi saat massa sedang melakukan aksi di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat, Kamis (28/8).

    Affan yang diketahui berada di kerumunan massa ditabrak mobil Brimob yang ingin melarikan diri dari kerumunan demonstran.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Lalu lintas tersendat di depan gerbang utama DPR RI

    Lalu lintas tersendat di depan gerbang utama DPR RI

    Jakarta (ANTARA) – Arus lalu lintas tersendat di Jalan Gatot Subroto atau depan gerbang utama DPR RI pada Sabtu siang.

    Pewarta di lapangan melaporkan, arus lalu lintas tersendat sejak pukul 12.35 WIB karena sejumlah warga memarkirkan kendaraannya untuk mengabadikan suasana setelah unjuk rasa di DPR RI pada Jumat (29/8).

    Walaupun demikian, para pengendara menggunakan lajur khusus TransJakarta yang masih belum tampak melintas sehingga arus lalu lintas menjadi padat merayap.

    Sebelumnya, terjadi sejumlah aksi unjuk rasa di Jakarta, termasuk di depan gerbang utama DPR RI.

    Namun pada Kamis (28/8) malam, Affan Kurniawan (21), seorang pengemudi ojek daring, meninggal dunia akibat dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob Polri di tengah kericuhan antara demonstran dan petugas kepolisian di Jalan Pejompongan, Jakarta Pusat,.

    Kericuhan di Pejompongan tersebut terjadi setelah berbagai elemen masyarakat yang menggelar unjuk rasa di sekitar kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, dipukul mundur oleh polisi.

    Kadiv Propam Polri Irjen Pol Abdul Karim pada Jumat (29/8) dini hari mengungkapkan bahwa ada tujuh anggota Brimob yang diduga terlibat dan berada di dalam rantis tersebut, dan mereka kini masih dalam proses pemeriksaan.

    Insiden yang menewaskan Affan tersebut memicu unjuk rasa susulan yang melibatkan ratusan anggota masyarakat dan sejawat pengemudi ojek daring di depan Mako Brimob di Kwitang, Jakarta Pusat.

    Sementara Kapolda Metro Jaya Irjen Pol. Asep Edi Suheri di Jakarta, Jumat (29/8) mengungkapkan tujuh nama anggota Brimob yang diduga berada dalam rantis yang melindas Affan Kurniawan hingga meninggal dunia, yakni Aipda M Rohyani, Briptu Danang, Bripda Mardin, Baraka Jana Edi, Baraka Yohanes David, Bripka Rohmat, dan Kompol Cosmas Kaju.

    Pewarta: Rio Feisal
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Video: Demo Ricuh 29 Agustus Jakarta-Surabaya, Halte – Gedung Terbakar

    Video: Demo Ricuh 29 Agustus Jakarta-Surabaya, Halte – Gedung Terbakar

    Jakarta, CNBC Indonesia– Demonstrasi yang terjadi pada Jum’at 29 Agustus 2025 setelah kematian pengemudi ojek online Affan Kurniawan akibat dilindas Kendaraan taktis Brimob yang terjadi di Jakarta dan sejumlah kota besar di Indonesia berakhir ricuh.

    Massa dari berbagai elemen masyarakat ini berkumpul di sejumlah titik. Di Jakarta, pendemo berkumpul di Mako Brimob Kwitang, Polda Metro Jaya hingga depan gedung DPR RI.

    Demontrasi massa di Jakarta yang terjadi hingga malam hari ini menyebabkan sejumlah fasilitas umum terbakar termasuk 7 halter Transjakarta

    Di Bandung, Massa berunjuk rasa di DPRD Provinsi Jawa Barat yang berujung pada terbakarnya sejumlah sepeda motor aparat hingga gedung aset MPR RI

    Sementara di Surabaya, sejumlah sepeda motor yang terpakir di Gedung Negara Grahadi Surabaya terbakar bahkan diinfokan kantor Mapolsek Tegalsari yang berada di Jalan Basuki Rahmat, Surabaya, Jawa Timur dirusak sejumlah orang.

    Aksi Ribuan massa yang berakhir bentrok dengan aparat keamanan ini dimulai pada Kamis, 28 Agustus 2025 sebagai bentuk protes publik atas tunjangan fantastasi anggota DPR RI, termasuk tunjangan perumahan Rp 50 Juta per bulan.

  • Asa anak Ibu Pertiwi yang berduka di bulan merdeka

    Asa anak Ibu Pertiwi yang berduka di bulan merdeka

    Jangan sampai luka-luka yang ada di hati malah membawa kerugian bagi rakyat itu sendiri

    Jakarta (ANTARA) – Baru saja, tanah air merayakan kemerdekaan ke-80 tahun. Ornamen-ornamen serba merah dan putih juga masih berkibar gagah di setiap sudut jalan.

    Tulisan “Bersatu, Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju” yang merupakan tema HUT RI kali ini juga masih terpajang di gedung, pasar dan gapura warga. Namun, betapa ironisnya kenyataan hari ini ketika di bulan kemerdekaan justru sejarah pahit baru tercipta.

    Berita menyayat hati datang bertubi-tubi dalam beberapa hari belakangan. Mulai dari sikap para wakil rakyat yang mengutamakan kepentingan sendiri, komentar para pejabat yang menyakiti hati masyarakat hingga aksi-aksi massa yang menelan korban jiwa.

    Rakyat kemudian menuntut DPR dibubarkan. Namun, rakyat justru dicibir dengan pernyataan mantan Wakil Ketua Komisi III DPR RI yang mengatakan bahwa mereka yang mengusulkan hal itu adalah orang bodoh.

    Belum selesai sampai di sana, ketika rakyat sedang memperjuangkan asa menuntut keadilan, luka hati mereka seolah disiram air garam dengan menyaksikan seorang pengemudi ojek online meninggal dunia terlindas kendaraan kendaraan taktis (rantis) milik aparat di tengah aksi unjuk rasa.

    Iring-iringan pengemudi ojek online (ojol) mengantarkan jenazah Affan Kurniawan yang meninggal karena terlindas kendaraan taktis (rantis) Brimob saat aksi unjuk rasa di Jakarta (28/8), TPU Karet Bivak, Jakarta Pusat, Jumat (29/8/2025). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz/aa.

    Rentetan kejadian ini pun menimbulkan tanya tentang arti tema HUT RI tahun ini. Alih-alih bersatu, rakyat dan penguasa malah terpecah.

    Alih-alih berdaulat, wakil rakyat justru sibuk menambah tunjangan. Alih-alih rakyat sejahtera, seorang pengemudi ojek online—anak Ibu Pertiwi yang setiap hari bekerja keras demi sesuap nasi— terlindas rantis yang semestinya digunakan untuk melindungi.

    Patahnya hati rakyat

    Di jalanan, di gedung perwakilan rakyat, di fasilitas umum milik masyarakat, ada asap yang masih tersisa. Masih ada teriakan rakyat yang belum reda, juga sisa gas air mata juga masih beredar di udara.

    Amarah mereka bukanlah amarah biasa—ini adalah jeritan panjang yang lahir dari menumpuknya sakit hati.

    Salah satunya Nadhira (24) yang merupakan seorang guru bimbingan konseling (BK). Setiap hari ia berhadapan dengan anak-anak penerus bangsa yang katanya kelak akan mewujudkan Indonesia Emas 2045.

    Jadi, menurutnya sudah seharusnya guru mendapat apresiasi dan dukungan yang layak, baik secara finansial maupun melalui kebijakan yang benar-benar mendorong peningkatan kualitas pendidikan.

    “Hal ini buat pertanyaan besar, negara paham enggak sih siapa yang menjadi penopang masa depan?…..guru jadi fondasi negara. Kalau enggak ada guru, mungkin tak akan ada pejabat yang bisa berdiri di posisinya sekarang,” kata Nadhira.

    Selain Nadhira, ada juga Giga (26) yang merupakan seorang karyawan swasta tak kalah geram dengan kondisi Ibu Pertiwi hari ini. Ia menyayangkan sikap-sikap para anggota dewan yang jauh dari kata profesional.

    Baginya, perwakilan rakyat sejatinya perlu mendengarkan aspirasi rakyat dan mengupayakan aspirasi tersebut terlaksana.

    “Joget-joget di ruang rapat, merasa besar kepala sehingga dirinya tidak boleh disamakan dengan rakyat jelata, membalas tuntutan rakyat dengan kata “tolol” merupakan cerminan betapa melencengnya tindakan DPR dari tujuan mereka “Mewakili Rakyat”,” tegas Giga.

    Giga bahkan ingat, ketika rakyat ingin bersuara lewat dialog dan mendatangi kantor, “silahkan masuk” terucap dari mulut ketua DPR. Tapi nyatanya tidak ada dialog dua arah antara rakyat dan orang-orang yang dulunya meminta suara rakyat itu.

    Sebaliknya, yang terjadi rapat dipercepat karena mereka takut tak bisa pulang. Keesokan harinya, mereka menerapkan kerja dari rumah atau work from home (WFH).

    “Mengemis suara rakyat jangan hanya lima tahun sekali. Malu-lah ketika duduk di kursi DPR namun tidak membawa aspirasi rakyat biasa, melainkan aspirasi pejabat partai dan pengusaha untuk memperkaya diri dan sanak saudara,” kata Giga.

    Di sisi lain, Ananda (28) yang merupakan seorang social media specialist menyoroti soal kemampuan bicara di depan publik atau public speaking orang-orang yang menyebut dirinya anggota perwakilan rakyat.

    “Harusnya semua jajaran pejabat pemerintahan punya kelas public speaking, lulusan terbaik dengan IPK di level tertentu. Biar omongannya bisa dijaga dan bikin kebijakan enggak ngasal. Masa orang sipil lebih terdidik dan berotak daripada pejabatnya,” kata Ananda.

    Pengunjuk rasa berada di samping halte Transjakarta yang dibakar saat aksi menuntut pengusutan kasus penabrakan pengemudi ojek daring oleh mobil rantis Brimob di depan Markas Komando Brimob Polda Metro Jaya, Kwitang, Jakarta, Jumat (29/8/2025). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)

    Harapan

    Meski suasana kian kacau, namun hal ini tak memutus asa cita anak-anak Ibu pertiwi. Kemarahan ini lahir bukan karena benci, melainkan karena cinta dan kasih.

    Cinta pada Tanah Air, cinta pada Ibu Pertiwi. Anak-anaknya boleh menangis, boleh terinjak, boleh dikhianati, tetapi mereka tetap berteriak karena masih ada harapan Indonesia bisa lebih adil.

    Humaira (28) yang merupakan pedagang di Pasar Tanah Abang berharap agar pemerintah terutama presiden bisa segera menyelesaikan semua polemik ini. Ia sungguh berharap, kejadian ini dimaknai sebagai upaya bersama untuk memajukan Indonesia, Tanah Air kita.

    Ia juga berharap agar ke depannya, para penyelenggara negara bisa lebih transparan dalam mengelola keuangan negara. Lebih adil juga dalam penggunaan anggaran yang berorientasi untuk kemajuan bangsa.

    ”Tolong rangkul kami, rakyat kalian. Kita bukan musuh,” ujar Humaira.

    Di sisi lain, Putri (28) seorang wartawan berharap agar suara-suara anak Ibu Pertiwi bisa mendobrak hati nurani pejabat. Bukannya dibungkam, atau justru dianggap sebagai ancaman.

    Sebagai penyambung lidah antara rakyat dan pejabat, Putri berharap posisinya dapat dihargai dan dilindungi. Keberadaan pers bukan untuk memanaskan suasana, tapi untuk wadah diskusi antara rakyat dan pejabatnya.

    “Semoga Indonesia bisa benar-benar Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju seperti slogannya,” kata Putri.

    Sementara bagi Mawa (28), jangan sampai momen ini justru lebih menghancurkan Ibu Pertiwi. Ia berharap, anak-anak muda bangsa bisa bersatu bukan untuk merusak, bukan untuk rakyat melawan rakyat, tetapi harus melawan ketidakadilan.

    Ia tak setuju apabila unjuk rasa dilakukan sambil membakar dan menghancurkan fasilitas umum. Padahal, fasilitas itu milik rakyat dan sehari-hari digunakan oleh rakyat.

    Menurut Mawa, para pejabat bahkan tak pernah menginjakkan kaki di fasilitas umum sehingga, unjuk rasa ini dinilainya sudah melenceng dari tujuan awal.

    “Jangan sampai luka-luka yang ada di hati malah membawa kerugian bagi rakyat itu sendiri. Jangan sampai bisik setan menyeret kita pada penyesalan,” kata Mawa.

    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.